Normalisasi Pembuatan aplikasi penyebaran informasi berbasis Short Message Service (SMS) di lingkungan program studi TI

Penjualan = Jumlah penjualan selama satu tahun Dalam ribuan rupiah Pajak rate = Satuan pajak yang berlaku ditentukan oleh pemerintah dalam Jumlah Pajak = Jumlah pajak yang harus dibayar hasil perkalian dari sales pajak rate dalam ribuan rupiah Notasi “ Alias “ Contoh : Client = Alias untuk customer.

2.17 Normalisasi

Normalisasi adalah suatu teknik untuk mengorganisasi data ke dalam Gambar- Gambar untuk memenuhi kebutuhan pemakai di dalam suatu organisasi Lajmudin, 2005 : 168.

2.17.1 Tujuan dari Normalisasi

a. Untuk menghilangkan kerangkapan data b. Untuk mengurangi kompleksitas c. Untuk mempermudah pemodifikasian data

2.17.2 Proses Normalisasi

A. Data diuraikan dalam bentuk Gambar, selanjutnya dianalisis berdasarkan persyaratan tertentu ke beberapa tingkat. B. Apabila Gambar yang diuji belum memenuhi persyaratan tertentu,maka Gambar tersebut perlu dipecah menjadi beberapa Gambar yang lebih sederhana sampai memenuhi bentuk yang optimal.

2.17.3 Tahapan Normalisasi

Bentuk Tidak Normal Menghilangkan perulangan group Bentuk Normal Pertama 1NF Menghilangkan ketergantungan sebagian Bentuk Normal Kedua 2NF Menghilangkan ketergantungan transitif Bentuk Normal Ketiga 3NF Menghilangkan anomali-anomali hasil dari ketergantungan fungsional Bentuk Normal Boyce-Codd BCNF Menghilangkan Ketergantungan Multivalue Bentuk Normal Keempat 4NF Menghilangkan anomali-anomali yang tersisa Bentuk Normal Kelima Gambar 2.5 : Tahapan Normalisasi Sumber : Primashanti, 2007: 2

2.17.3.1 Ketergantungan Fungsional

Atribut Y pada relasi R dikatakan tergantung fungsional pada atribut X R.X --- R.Y, jika dan hanya jika setiap nilai X pada relasi R mempunyai tepat satu nilai Y pada R. Misal, terdapat skema database Pemasok-barang : Pemasok No-pem, Na-pem Gambar PEMASOK-BARANG Tabel 2.3 : Pemasok Barang Sumber : Primashanti, 2007 : 3 Ketergantungan fungsional dari Gambar PEMASOK-BARANG adalah : No-pem --- Na-pem

2.17.3.2 Ketergantungan Fungsional Penuh

Atribut Y pada relasi R dikatakan tergantung fungsional penuh pada atribut X pada relasi R, jika Y tidak tergantung pada subset dari X bila X adalah key gabungan Contoh : KIRIM-BARANG No-pem, Na-pem, No-bar, Jumlah Tabel 2.4 : Kirim Barang Sumber : Primashanti, 2007: 4 No-pem -- Na-pem No-bar, No-pem -- Jumlah Tergantung penuh thd keynya

2.17.3.3 Ketergantungan Transitif

Atribut Z pada relasi R dikatakan tergantung transitif pada atribut X , jika atribut Y tergantung pada atribut X pada relasi R dan atribut Z tergantung pada atribut Y pada relasi R. X Y, Y Z maka X Z Contoh : Tabel 2.5 : Gambar contoh ketergantungan transitif Sumber : Primashanti, 2007: 5

2.17.3.4 Ketergantungan transitif :

No-pem Kode-kota Kode-kota Kota , maka No-pem Kota Bentuk Normal kesatu 1NF Suatu relasi dikatakan sudah memenuhi Bentuk Normal Kesatu bila setiap data bersifat atomik yaitu setiap irisan baris dan kolom hanya mempunyai satu nilai data Primashanti, 2007 : 6. Gambar KIRIM-1 Unnormal Tabel 2.6 : KIRIM-1 Unnormal Sumber : Primashanti, 2007 : 6 Gambar Kirim 2 1NF Tabel 2.7 : Kirim-2 INF Sumber : Primashanti, 2007: 6 Diagram Ketergantungan Fungsional Gambar 2.6 : Diagram Ketergantungan Fungsional 1 Sumber : Primashanti, 2007: 7 Bentuk Normal kedua2NF Suatu relasi dikatakan sudah memenuhi Bentuk Normal Kedua bila relasi tersebut sudah memenuhi bentuk Normal kesatu, dan atribut yang bukan key sudah tergantung penuh terhadap keynya Primashanti, 2007: 7. Tabel 2.8 : Pemasok-1 2NF Sumber : Primashanti, 2007 : 7 Bentuk Normal Ketiga 3NF Suatu relasi dikatakan sudah memenuhi Bentuk Normal ketiga bila relasi tersebut sudah memenuhi bentuk Normal kedua dan atribut yang bukan key tidak tergantung transitif terhadap keynya Primashanti, 2007: 8. Tabel 2.9 : Kirim-3 3NF Sumber : Primashanti, 2007: 8 Tabel 2.10 : Pemasok-2 3NF Sumber : Primashanti, 2007: 8 Tabel 2.11 : Pemasok-3 3NF Sumber : Primashanti, 2007: 8 Asumsi : a. Seorang mahasiswa dapat mengambil beberapa mata kuliah b. Satu mata kuliah dapat diambil oleh lebih dari satu mahasiswa c. Satu mata kuliah hanya diajarkan oleh satu dosen d. Satu dosen dapat mengajar beberapa mata kuliah e. Seorang mahasiswa pada mata kuliah tertentu hanya mempunyai satu nilai Tabel 2.12 : Mahasiswa-1 Unnormal Sumber : Primashanti, 2007: 9 Tabel 2.13 : Mahasiswa-2 1NF Sumber : Primashanti, 2007: 9 Diagram Ketergantungan Fungsional Gambar 2.7 : Diagram Ketergantungan Fungsional 2 Sumber : Primashanti, 2007: 10 Tabel 2.14 : Mahasiswa-3 3NF Sumber : Primashanti, 2007 : 10 Tabel 2.15 : Nilai 3NF Sumber : Primashanti, 2007: 11 Tabel 2.16 : MataKuliah 3NF Sumber : Primashanti, 2007: 11 Tabel 2.17 : Dosen 3NF Sumber : Primashanti, 2007: 11

2.18 Metode Penelitian RAD