156
Buku Guru Kelas IV SD
D. Petunjuk Kegiatan Pembelajaran
Mencermati indikator pencapaian kompetensi dan tujuan pembelajaran pada bab ini, yaitu peserta didik dapat menyebutkan, bercerita, menganalisis, dan
membuat gambar, kegiatan pembelajaran yang dapat dilakukan untuk membantu peserta didik mencapai tujuan tersebut adalah:
a. Ajaklah peserta didik untuk menyimak materi pembelajaran dengan cara membaca baik oleh guru maupun oleh peserta didik dengan cara sendiri-sendiri
atau bergiliran, maupun bersama-sama. b. Agar anak mampu bercerita, bimbinglah peserta didik menganalisis materi
pembelajaran dengan cara mencari kata-kata atau kalimat penting dalam cerita itu.
c. Ajaklah peserta didik untuk mengungkapkan pemahamannya dengan memberi kesempatan kepada mereka untuk mencoba bercerita di depan teman-temannya.
Bimbinglah mereka hingga mampu bercerita dengan benar. d. Agar peserta didik mampu bermain peran bimbinglah peserta didik tentang sikap
dan karakter tokoh cerita agar dilakukan dengan benar.
F. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, peserta didik diharapkan dapat: • Menunjukkan tempat perayaan Waisak di candi-candi Buddha
• Menjelaskan cara melestarikan candi-candi Buddha • Mengenal lebih dekat Candi Borobudur
• Membuat cerita tentang peristiwa perayaan Waisak di Candi Borobudur
Sebelum memulai pelajaran, guru mengajak peserta didiknya untuk hening atau melakukan meditasi.
157
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti
G. Materi Pembelajaran 9
A. Perayaan Waisak di Candi-Candi Buddha
Berdasarkan fungsi candi sebagai tempat sembahyang, terdapatbeberapa candi yang digunakan dalam rangkaian upacara Waisak. Untuk pertama kalinya, umat
Buddha merayakan Hari Raya Waisak secara Nasional di pada tahun 1959 yang diadakan di pelataran Candi Borobudur.
Perayaan Waisak ini biasanya dimulai dengan melakukan kebaktian menjelang detik-detik Waisak atau malam sebelum perayaan yang diadakan di Candi Mendut.
Keesokan harinya, umat Buddha akan melakukan prosesi puja dengan membawa persembahan amisa puja diawali dari Candi Mendut, melewati Candi Pawon
kemudian menyambut detik-detik Waisak di Candi Borobudur. Umat Buddha merayakan Waisak secara nasional di pelataran Candi Borobudur
dengan membuat altar bersama maupun altar berdasarkan mazhabaliran agama Buddha yang ada di Indonesia. Perayaan ini dihadiri oleh umat Buddha yang berada
di sekitar Candi Borobudur atau umat Buddha di Jawa Tengah dan umat Buddha yang berada di seluruh Indonesia.
Dewasa ini, candi-candi Buddha selain Candi Borobudur telah difungsikan sebagai tempat kebaktian dalam rangka merayakan hari besar Buddha, terutama
Hari Raya Waisak. Candi-candi tersebut di antaranya Candi Sewu dan Candi Muaro Jambi.
Sumber: lifestyle.kompasiana.com
158
Buku Guru Kelas IV SD
Menggunakan candi-candi sebagai tempat kebaktian merupakan salah satu usaha
melestarikan dan menghargai keberadaan candi-candi Buddha. Umat Buddha pada
khususnya dan masyarakat luas pada umumnya berkewajiban menjaga dan
melestarikan candi-candi sebagai warisan nenek moyang. Melestarikan candi dapat dilakukan dengan mempelajari sejarah candi, mengunjungi, merawat, menjaga dari
kerusakan dan tangan jahil yang akan merusak candi, serta bersikap sopan ketika berada di candi-candi tersebut.
B. Pelestarian Candi-Candi Buddha