Perancangan Informasi Situs Bersejarah Karang Kamulyan Melalui Media Sign System

(1)

Laporan Pengantar Tugas Akhir PERANCANGAN INFORMASI

SITUS BERSEJARAH KARANG KAMULYAN MELALUI MEDIA SIGN SYSTEM

DK38315/Tugas Akhir Semester II 2014-2015

Oleh :

Faishal Bashiruddin Ahmad 51911088

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

(3)

(4)

iii KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Perancangan Informasi Situs Bersejarah Karang Kamulyan Melali Media Sign System”. Tugas Akhir ini disusun sebagai persyaratan kelulusan pada Program Studi Desain Komunikasi Visual Fakultas Desain Universitas Komputer Indonesia Bandung.

Dalam penyusunan Tugas Akhir ini penulis banyak mendapat saran, dorongan, bimbingan serta keterangan-keterangan dari berbagai pihak yang merupakan pengalaman yang tidak dapat diukur secara materi, namun dapat membukakan mata penulis bahwa sesungguhnya pengalaman dan pengetahuan tersebut adalah guru yang terbaik bagi penulis. Oleh karena itu dengan segala hormat dan kerendahan hati perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada :

 M Syahril Iskandar Dosen Pembimbing Tugas Akhir.

 Kedua orang tua, kakak dan seluruh keluarga yang selalu memberikan dukungan dan doanya.

 Seluruh teman jurusan Desain KomunikasiVisual yang telah membantu dan memberikan motivasi serta kepada semua orang yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan, dikarenakan keterbatasan ilmu pengetahuan dan wawasan serta pengalaman yang penulis miliki. Untuk itu penulis mohon maaf atas segala kekurangan tersebut dan tidak menutup diri terhadap segala saran dan kritik serta masukan yang dapat membuat penulis jadi lebih baik lagi.

Wassalamu‘alaikum Wr. Wb

Bandung, Juni 2015


(5)

iii Abstrak

PERANCANGAN INFORMASI SITUS BERSEJARAH KARANG

KAMULYAN MELALUI MEDIA SIGN SYSTEM

Oleh:

Faishal Bashiruddin Ahmad 51911088

Program Studi Komunkasi Visual

Situs Bersejarah Karang Kamulyan adalah sebuah situs yang ada di daerah Kabupaten Ciamis. Situs ini merupakan sebuah kerajaan yang memiliki luas sekitar 25 hektar dengan dikelilingi hutan lindung dan berlatar belakang sungai Cimuntur dan Citanduy. Situs ini merupakan peninggalan kerajaan Galuh dan disini memiliki banyak sekali sejarah tentang batu purbakala

Karena areanya cukup luas dan lingkungan yang nyaman serta sejuk cocok untuk rekreasi, situs ini banyak sekali di kunjungi oleh para wisatawan. Sehingga pihak pengelola Karang Kamulyan dituntut untuk terus meningkatkan kualitasnya dengan memaksimalkan fasilitas - fasilitasnya ,karena pada kenyataannya pengunjung masih mengalami kesulitan untuk menemukan situs-situs yang berada di kawasan Karang Kamulyan

Setelah menemukan permasalahan yang ada di Situs Karang Kamulyan, salah satu upaya untuk pengunjung. Informasi ini dapat disampaikan melalui media informasi yang dikemas dengan membuat sistem rambu (Sign System) untuk memudahkan pengunjung dalam mencari lokasi. Diharapkan setelah diinformasikan, pengunjung bisa mendapatkan kenyamanan ketika mengunjungi situs bersejarah Karang Kamulyan

Kata Kunci: Situs bersejarah Karang Kamulyan, Kenyamanan,, Informasi, Sign System


(6)

iii Abstract

DESIGNING OF INFORMATION HISTORICAL SITE KARANG

KAMULYAN THROUGH SIGN SYSTEM MEDIA

By:

Faishal Bashiruddin Ahmad 51911088

Study Programme Visual Communication Design

Historic site Karang kamulyan is a site in the regions kabupaten ciamis .This site is a kingdom that have broad around 25 hectares with surrounded a protected forest and has a background as river cimuntur and citanduy.This site is a relic kingdom galuh and here having inordinate history of ancient stone.

Because the area is quite wide and comfortable environment and airy suitable for recreation , the site is in a lot once visited by tourists. So the Karang kamulyan managers are required to continuously improve their quality maximize their facilities,

because in reality of visitors are still some difficulties to find the sites located in the area of Karang Kamulyan after discovering problems exist in Karang Kamulyan site , can be settled by making information to visitors .This information can be submitted through the media information packed with make Sign System


(7)

v DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

KOSAKATA/GLOSARRY ... x

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah ... 1

I.2 Identifikasi Masalah ... 3

I.3 Fokus Masalah ... 3

1.4 Batasan Masalah... 3

1.5 Tujuan Perangcangan ... 3

BAB II SITUS BERSEJARAH KARANG KAMULYAN II.1 Situs Sejarah ... 4

II.1.1 Definisi Situs Sejarah ... 4

II.2 Benda Cagar Budaya ... 4

II.2.1 Pengertian Benda Cagar Budaya ... 4

II.3 Situs Bersejarah Karang Kamuyan ... 5

II.3.1 Keberadaan Situs Bersejarah karang Kamulyan ... 5

II.3.2 Cerita Sejarah Ciung Wanara ... 9

II.4 Benda-Benda Cagar Budaya Di Situs Karang Kamulyan ... 10

II.4.1 Pangcalikan... 10

II.4.2 Sanghiyang Bedil... 11


(8)

v

II.4.4 Cikahuripan ... 12

II.4.5 Panyandaan ... 13

II.4.6 Pamangkonan ... 14

II.4.7 Makam Adipati Panaekan ... 15

II.4.8 Patimuan ... 15

II.4.9 Panyabungan Hayam ... 16

II.5 Fasilitas Yang Ada Di Situs Bersejarah Karang Kamulyan ... 17

II.6 Studi Lapangan ... 20

II.6.1Studi Indikator ... 21

II.7 Analisis ... 23

II.7.1 Analisis SWOT ... 23

II.7.2 Khalayak Sasaran ... 24

II.7.3 Penyelesaian Masalah ... 25

BAB III STRATEGI PERANCANGAN VISUAL III.1 Strategi Perangcangan ... 26

III.2 Tujuan Komunikasi ... 27

III.3 Pendekatan Komunikasi ... 27

III.4 Materi Pesan ... 28

III.5 Gaya bahasa ... 28

III.6 Khalayak Sasaran Perancangan... 28

III.7 Strategi Kreatif ... 29

III.8 Strategi Media ... 29

III.8.1 Strategi Distribusi... 31

III.9 Konsep Visual ... 31

III.9.1 Format Desain ... 31

III.9.2 Huruf ... 32

III.9.3 Layout ... 34

III.10 Ilustrasi ... 34


(9)

v BAB IV TEKNIS PRODUKSI DAN APLIKASI MEDIA

IV.1 Teknis Media ... 41

IV.1.1 Sign System ... 41

IV.1.2 Produksi ... 45

IV.1.3 Media Utama ... 45

IV.1.4 Media Pendukung ... 48

DAFTAR PUSTAKA ... 51


(10)

1 BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan manusia, peristiwa sejarah merupakan suatu peristiwa yang abadi, unik dan penting, peristiwa tersebut tidak berubah-ubah dan tetap dikenang sepanjang masa, Sejarah suatu bangsa, atau sesuatu kerajaan beserta raja-rajanya yang berkuasa.

Hasil budaya bangsa atau kerajaan yang berkuasa semasa itu, meninggalkan suatu bentuk peninggalan budaya bangsa. Peninggalan tersebut berupa batu-batu, bangunan-bangunan bersejarah dan sebagainya, sehingga peninggalan tersebut dapat dinikmati dan dikenal secara nyata nilai budayanya oleh generasi-generasi masa berikutnya. Di Indonesia banyak sekali sejarah-sejarah peninggalan dari kehidupan terdahulu yang sekarang menjadi obyek wisata contohnya, sejarah kerajaan Sriwijaya, kerajaan Tarumanagara, kerajaan Kutai, dan kerajaan Galuh Karang Kamulyan yang berlokasi di kota Ciamis

Obyek wisata Bojong Galuh Karang Kamulyan adalah sebuah nama situs bersejarah yang ada di Kabupaten Ciamis yang memiliki wisata alam yang banyak, fasilitas – fasilitas wisata dan legenda obyek wisata ini memiliki luas 25Ha. Bagi masyarakat Ciamis nama Bojong Galuh Karang Kamulyan merupakan sebuah kawasan yang berupa hutan lindung yang mengandung berbagai kisah yang berhubungan dengan kerajaan pada zaman dahulu.

Bojong Galuh Karang Kamulya didirikan pertama kali oleh Wretikandanyun pada tahun 670-702 masehi kemudian diteruskan oleh keterunannya yaitu Adimulya Permadikusumah atau disebut juga dengan Bagawat Sajala-jala atau Ajar Sukresi, Prabu Adimulya Permadikusumah memerintah di Galuh selama satu tahun dari tahun 724-725 masehi, ia terkenal dengan sebutan Pandita Ajar Sukresi. Di samping sebagai seorang raja, Permadikusumah juga seorang pertapa yang ulung. Permadikusumah hanya mempunyai seorang anak yang bernama Ciung Wanara atau Sang Manarah (Situs bersejarah Karangkamulyan 2002 : 3)


(11)

2 Sebagai sisa-sisa peninggalan sebuah kerajaan tentunya memiliki tempat-tempat yang difungsikan berbeda satu dengan yang lainnya. Lokasi utama adalah Pangcalikan atau singgasana raja, Sanghyang Bedil, Penyabungan Ayam, Lambang Peribadatan, Cikahuripan, Panyandaan, Pamangkonan, Makam Adipati Panaekan dan yang terakhir Patimuan. Untuk memasuki situs ini pengunjung hanya dikenakan biaya tiket sebesar Rp. 2.500, biaya tersebut belum termasuk biaya guide, untuk jasa guide pihak setempat tidak menetapkan biaya tetap tetapi di dasarkan kesukarelaan pengunjung.

Bila ditinjau dari sudut pandang sejarah, setelah diteliti oleh para ahli dari Arkeologi Nasional (Arkenas) serta Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala banyak ditemukan keramik yang semasa abad ke 9 dan dari bentuk situasi tempat yang dibatasi oleh tanggul kuno serta adanya parit kuno yang membatasi tempat serta melingkari peninggalan yang ada didalamnya yang disebut situs inti, maka situs Karang Kamulyan merupakan tempat suci kerajaan Galuh yang pusat Pemerintahannya diperkirakan di sekitarnya.

Dengan keadaan situs yang cukup luas keberadaanya serta sejarah-sejarahnya sebagian besar pengunjung masih tidak mengetahui sejarah serta lokasi-lokasi situs yang berada di Karang Kamulyan untuk menjelajahi situs ini. Pengunjung kebanyakan besar hanya bertujuan untuk berekreasi ke lokasi situs patimuan tanpa mengetahui cerita-cerita yang ada di situs ini.

Dari data yang diperoleh tentang kondisi pengunjung yang datang ke situs Karang Kamulyan, banyak sekali pengunjung yang tidak mengetahui tentang kisah-kisah dibalik bebatuan purbakala yang terdapat di situs Karang Kamulyan ini, kebanyakan dari pengunjung hanya bertujuan ke kawasan akhir yaitu kawasan Patimuan yang merupakan kawasan rekreasi. Pengunjung seolah tidak peduli terhadap beberapa situs yang dilewatinya.

Dari fenomena tersebutlah alasan kenapa penulis memilih untuk mengangkat tema situs Karang Kamulyan.


(12)

3 I.2 Identifikasi Masalah

 Pengunjung merasa kesulitan untuk menemukan situs-situs yang berada di Karang Kamulyan karena luasnya area di situs Karang Kamulyan seluas 25 ha.

 Penunjuk arah yang tidak memenuhi kriteria yang baik, sehingga kurang memberikan penjelasan kepada pengunjung.

 Pentingnya sejarah situs Karang Kamulyan tidak diikuti dengan penjelasan sehingga sebagian besar pengunjung tidak mengetahui akan sejarah situs Karang Kamulyan itu sendiri

I.3 Fokus Masalah

Berdasarkan identifikasi permasalahan Dalam perancangan Tugas akhir ini penulis lebih memfokuskan, bagaimana memberikan pengetahuan kepada pengunjung situs bersejarah Karang Kamulyan tentang informasi yang ada di situs Karang Kamulyan?

1.4 Batasan Masalah

Untuk menghindari melebarnya perancangan, masalah atau ruang lingkup Sasaran pembuatan infomasi untuk situs Karang Kamulyan hanya difokuskan pada perancangan informasi tentang sembilan situs sejarah yang berada di kawasan Karang Kamulyan.

1.5 Tujuan Perangcangan

Dalam memecahkan permasalahan yang telah dibahas sebelumnya, maka dengan menggunakan media komunikasi visual tujuan yang ingin dicapai melalui perancangan ini adalah :

1. Memberikan penjelasan tentang lokasi situs-situs di Karang Kamulyan beserta dengan cerita yang melatarbelakanginya

2. Mempermudah pengunjung mengetahui lokasi dan fasilitas yang ada di kawasan Karang Kamulyan.


(13)

4 BAB II

SITUS BERSEJARAH KARANG KAMULYAN

II.1 Situs Sejarah

II.1.1 Definisi Situs Sejarah

Istilah situs sering kali didengar, terutama dalam istilah teknologi, khususnya komputer dan internet. Dalam konteks teknologi tersebut kata situs memiliki pengertian website, sebuah alamat yang bisa kita kunjungi dan berisi informasi tertentu tentang pemilik website. Di dalam dunia sejarah juga terdapat istilah situs. Dalam dunia sejarah berhubungan dengan tempat atau area atau wilayah. Menurut William Haviland (dalam Warsito 2012 : 25) mengatakan bahwa “tempat-tempat dimana ditemukan peninggalan peninggalan arkeologi di kediaman makhluk manusia pada zaman dahulu dikenal dengan nama situs. Situs biasanya ditentukan berdasarkan survey suatu daerah”.

Lebih lanjut William Haviland (dalam Warsito 2012 : 25) juga mengatakan bahwa “artefak/artefac adalah sisa-sisa alat bekas suatu kebudayaan zaman prehistori yang digali dari dalam lapisan bumi. Artefak ialah objek yang dibentuk atau diubah oleh manusia”.

Rogers Pakpahan, Amir Khosim, Sriyanto, Sri Wijayanti dalam artikelnya mengatakan “Situs adalah tempat, kedudukan, atau letak suatu objek dalam hubungannya dengan objek lain berdasarkan proses terjadinya.

II.2 Benda Cagar Budaya

II.2.1 Pengertian Benda Cagar Budaya

Menurut Muna Zakiah benda cagar budaya merupakan kekayaan budaya bangsa yang penting, artinya bagi pemahaman dan pengembangan sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan baik di masa kini maupun masa yang akan datang. Benda Cagar Budaya adalah benda alam dan/atau benda buatan manusia, baik bergerak maupun tidak bergerak, berupa kesatuan atau kelompok, atau


(14)

bagian-5 bagiannya, atau sisa-sisanya yang memiliki hubungan erat dengan kebudayaan dan sejarah perkembangan manusia.

Sebagai pusaka budaya, benda cagar budaya telah dilindungi dengan Undang – Undang Republik Nomor 5 Tahun 1992, yang didalamnya telah mendefinisikan dan yang dimaksud benda cagar budaya adalah :

a. Benda buatan manusia, bergerak atau tidak bergerak yang berupa kesatuan atau kelompok, atau bagian-bagiannya atau sisa-sisanya, yang berumur sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) tahun, atau mewakili masa gaya yang khas dan mewakili masa gaya sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) tahun, serta dianggap mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan dan kebudayaan

b. Benda alam yang dianggap mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan.

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa Situs diketahui karena adanya artefak atau peninggalan-peninggalan bersejarah. Ahli arkeologi mempelajari peninggalan-peninggalan yang berupa benda untuk menggambarkan dan menerangkan perilaku manusia. Jadi situs sejarah adalah tempat dimana terdapat informasi tentang peninggalan-peninggalan bersejarah.

Kesimpulan situs bersejarah adalah suatu tempat yang memiliki peninggalan-peninggalan manusia pada jaman dahulu dan di dalam situs itu memiliki benda cagar budaya yang sekurang-kurangnya berumur 50 tahun

II.3 Situs Bersejarah Karang Kamulyan

II.3.1 Keberadaan Situs Bersejarah Karang Kamulyan

Situs Karangkamulyan dipercaya masyarakat Ciamis sebagai peninggalan kerajaan Galuh di zaman Ciung Wanara atau Sang Manarah. Menilik nama Galuh sendiri selain nama kerajaan, artinya adalah Permata, sehingga ada pula istilah ilmu yang disebut ilmu kegaluhan yang berarti permata kehidupan yang berada di


(15)

6 tengah hati. Dalam bahasa Sunda istilahnya adalah Galuh Galeuhna Galih. (Situs bersejarah Karangkamulyan 2002 : 17)

Situs Karangkamulyan sendiri terletak di daerah antara Ciamis dan Banjar. Jaraknya sekitar 17 Km ke arah timur dari ibu kota Kabupaten Ciamis. Luasnya sekitar 25 Ha, tempat yang sejuk dan mudah dicapai. Sehingga menjadi obyek wisata untuk di daerah Ciamis. Di tempat tersebut terdapat peninggalan sejarah berupa batu putih bertingkat berbentuk segi empat yang masuk pada golongan yoni, disebut Pelinggih atau Pengcalikan. Konon batu ini tempat singgasana Raja Galuh yang dijaga tujuh benteng pertahanan. benteng pertama terletak di Desa Karangkamulyan, sedangkan benteng ke tujuh tepat di pintu tempat batu Pangcalikan berada. Benteng ini merupakan tempat pemeriksaaan atas orang yang hendak menghadap raja.

Di kompleks Karangkamulyan ini juga terdapat tempat yang disebut Sang Hyang Bedil berupa dua buah batu menhir, lalu tempat Panyabungan ayam berupa ruang terbuka yang dianggap sebagai tempat Ciung Wanara menyabungkan ayamnya dengan ayam raja saat itu, dan batu Panyandaan berupa menhir dan dolmen dimana menurut cerita adalah tempat Dewi Naganingrum melahirkan Ciung Wanara.

Batu-batu yang ada di dalam struktur bangunan ini memiliki nama dan kisah, begitu pula beberapa lokasi lain yang terdapat di dalamnya yang berada di luar struktur batu. Masing-masing nama tersebut merupakan pemberian dari masyarakat yang dihubungkan dengan kisah atau cerita tentang kerajaan Galuh. Adapun objek yang paling utama adalah peninggalan sejarah dari kerajaan Galuh sendiri yang terbagi kedalam 9 situs yaitu :

 Pangcalikan

 Sanghiyang Bedil

 Lambang peribadatan

 Cikahuripan


(16)

7

 Pamangkonan

 Makam Adi Pati Panaekan

 Patimuan

 Panyabungan hayam

Kerajaan Galuh didirikan oleh Wretikandayun pada tahun 670-702 Masehi. Sebelum memerintah Galuh, Wretikandanyun menjadi Raja yang berkedudukan di Medangjati yang dinobatkan pada tanggal 14 Suklapaksa, bulan Caitra, tahun 534 Caka atau tanggal 23 Maret 612 Masehi. Menurut urutannya, Kerajaan Galuh dipimpin oleh :

1. Kerajaan Galuh pada masa Wretikandayun (612-702 M) 2. Kerajaan Galuh pada masa MandiMinyak (702-709 M) 3. Kerajaan Galuh pada masa Purbasora (716-723 M) 4. Kerajaan Galuh pada masa Sanjaya (725-732 M)

5. Kerajaan Galuh pada masa Adimulya Permanadikusumah (732 M) 6. Kerajaan Galuh pada masa Tamperan (732-739 M)

7. Kerajaan Galuh pada masa Ciung Wanara (739-783 M)

8. Sang Manisri/ Prabu Dharmasakti Wirajayeswara (783-799 M) 9. Sang Tariwulan/ Prabu Kretayasa Dewakusalesywara (799-806 M) 10.Sang Welengan/ Prabhu Brajanagara Jayabhuana (806-813 M) 11.Prabu Linggahbumi (813-852 M)

12.Rakeyan Wuwus/ Prabhu Gajah Kulon (852-891 M


(17)

8 Gambar II.1 Gambar susunan kerajaan galuh

Sumber: Situs Bersejarah Karang Kamulyan – Sukardja (2002)

Gambar II.2 Gambar susunan kerajaan galuh


(18)

9 II.3.2 Cerita Sejarah Ciung Wanara

Banyak versi berupa dongeng tentang Ciung Wanara. Berikut adalah cerita ringkas tanpa tambahan tentang telur ayam yang dierami ular naga bernama Nagawiru dan sebagainya tentang kesaktian atau hal yang ajaib. Sang Manarah atau juga disebut Ciung Wanara, atau Prabu Suratama, atau Prabu Jayaprakasa Mandaleswara Salakabuwana memerintah di Galuh tahun 739 – 783 Masehi. Ia adalah putera Prabu Adimulya Permanadikusuma yang terbunuh oleh utusan Tamperan, Tamperan adalah Patih yang dititipi kerajaan selama pergi Sang Permana pergi bertapa. Ibu Ciung Wanara adalah Dewi Pohaci Naganingrum cucu Balangantrang, dan Naganingrum menjadi istri kedua Tamperan setelah suaminya meninggal. Tamperan sendiri dari istri kedua Sang Permanadikusuma - Dewi Pangrenyep, memperoleh putera bernama Banga, atau Hariang Banga, atau disebut juga Rakeyan Banga.

Masa kecil Ciung Wanara diceritakan dibesarkan oleh kakeknya Balangantrang. Setelah dewasa, Ciung Wanara dijodohkan dengan cicit Demunawan bernama Dewi Kancana Wangi, dan dikaruniai puteri yang bernama Purbasari yang kelak menikah dengan Sang Manistri atau Lutung Kasarung.

Dalam usahanya merebut kerajaan Galuh dari tangan Sang Tamperan, Ciung Wanara dibantu oleh Aki Balangantrang yang mahir dalam urusan peperangan dan kenegaraan bersama pasukan Geger Sunten. Perebutan kerajaan ini diperhitungkan dengan matang yaitu pada saat diselenggarakannya permainan sabung ayam yang sedang menjadi kegemaran di kerajaan tersebut. Sehingga perebutan kekuasaan ini berlangsung dengan mudah, dan Ciung Wanara memperoleh kemenangan gemilang.

Kerajaan sendiri akhirnya dibagi dua menjadi Kerajaan Sunda untuk Hariang Banga, dan Kerajaan Galuh dipimpin oleh Ciung Wanara. Hariang Banga sendiri menikah cucu Resi Demunawan yang lain yaitu dengan adik Kancana Wangi yang bernama Kancana Sari.


(19)

10 Ciung Wanara diriwayatkan memerintah selama 44 tahun, dengan wilayah dari Banyumas sampai dengan Citarum, selanjutnya setalah Sang Manarah melakukan manurajasuniya – mengakhiri hidup dengan bertapa, maka selanjutnya kerajaan dipimpin oleh Sang Manistri atau Lutung Kasarung, menantunya.

II.4 Benda-benda cagar budaya di situs Karang Kamulyan II.4.1 Pangcalikan

Gambar II.3 Pangcalikan

Sumber : Dokumen Pribadi (4 Januari 2015)

Pangcalikan adalah situs pertama yang akan kita kunjungi. Pangcalikan merupakan sebuah batu bertingkat-tingkat berwarna putih serta berbentuk segi empat, termasuk ke dalam golongan / jenis yoni ( tempat pemujaan ) yang letaknya terbalik, digunakan untuk altar. Di bawah Yoni terdapat beberapa buah batu kecil yang seolah-olah sebagai penyangga, sehingga memberi kesan seperti sebuah dolmen (altar batu). Letaknya berada dalam sebuah struktur tembok yang lebarnya 17,5 x 5 meter.

Dilihat dari namanya yaitu pangcalikan yang mempunyai arti tempat duduk maka dapat disimpulkan bahwa pangcalikan adalah sebuah singgasana raja, yang tidak lain dan tidak bukan adalah singgasana raja galuh yang secara otomatis tempat ini dapat disebut sebagai pusat pemerintahan kerajaan galuh.


(20)

11 II.4.2 Sanghiyang Bedil

Gambar II.4 sanghiyang bedil Sumber : dokumen pribadi (4 Januari 2015)

Tempat yang disebut Sanghyang Bedil merupakan suatu ruangan yang dikelilingi tembok berukuran 6.20 x 6 meter. Tinggi tembok kurang lebih 80 cm. Pintu menghadap ke arah utara, di depan pintu masuk terdapat struktur batu yang berfungsi sebagai sekat (schutsel). Di dalam ruangan ini terdapat dua buah menhir yang terletak di atas tanah, masing-masing berukuran 60 x 40 cm dan 20 x 8 cm. Menurut masyarakat sekitar, Sanghyang Bedil dapat dijadikan pertanda datangnya suatu kejadian, terutama apabila di tempat itu berbunyi suatu letusan, namun sekarang pertanda itu sudah tidak ada lagi. tempat ini digunakan sebagai gudang senjata para prajurit kerajaan galuh

II.4.3 Lambang Peribadatan

Gambar II.5 Lambang Peribadatan Sumber : dokumen pribadi (4 Januari 2015)


(21)

12 Batu yang disebut sebagai lambang peribadatan merupakan sebagian dari kemuncak, tetapi ada juga yang menyebutnya sebagai fragmen candi, masyarakat menyebutnya sebagai stupa (Kepala Candi). Bentuknya dihiasi oleh pahatan-pahatan sederhana yang merupakan peninggalan Hindu. Letak batu ini berada di dalam struktur tembok yang berukuran 3 x 3 m, tinggi 60 cm. Batu kemuncak ini ditemukan 50 m ke arah timur dari lokasi sekarang. Di tempat ini terdapat dua unsur budaya yang berlainan yaitu adanya kemuncak dan struktur tembok. Struktur tembok yang tersusun rapi menunjukkan lapisan budaya megalitik, sedangkan kemuncak merupakan peninggalan agama Hindu.

Menurut narasumber, Pada saat ditemukan di atas kemuncak ada sebuah mahkota yang terbuat dari emas. Namun untuk keamanan dari tangan-tangan tidak bertanggung jawab benda ini di simpan di Dinas Purbakala Serang Banten.

II.4.4 Cikahuripan

Gambar II.6 cikahuripan

Sumber: Obendon.com – Olivia bendon(4 Januari 2015)

Di lokasi ini tidak terdapat tanda-tanda adanya peninggalan arkeologis. Tetapi hanya merupakan sebuah sumur yang letaknya dekat dengan pertemuan antara dua sungai, yaitu sungai Citanduy dan sungai Cimuntur. Sumur ini disebut Cikahuripan yang berisi air kehidupan, air merupakan lambang kehidupan, itu


(22)

13 sebabnya disebut sebagai Cikahuripan. Sumur ini merupakan sumur abadi karena airnya tidak pernah kering sepanjang tahun.

II.4.5 Panyandaan

Gambar II.7 Panyandaan

Sumber: wisatabudayasejarahziarah.blogspot.com (4 Januari 2015)

Terdiri atas sebuah menhir dan dolmen, letaknya dikelilingi oleh batu bersusun yang merupakan struktur tembok. Menhir berukuran tinggi 120 cm, lebar 70 cm, sedangkan dolmen berukuran 120 x 32 cm. Menurut cerita, tempat ini merupakan tempat melahirkan Ciung Wanara. Di tempat itulah Ciung Wanara dilahirkan oleh Dewi Naganingrum yang kemudian bayi itu dibuang dan dihanyutkan ke sungai Citanduy. Setelah melahirkan Dewi Naganingrum bersandar di tempat itu selama empat puluh hari dengan maksud untuk memulihkan kesehatannya setelah melahirkan.


(23)

14 II.4.6 Pamangkonan

Gambar II.8 Pamangkonan

Sumber: dokumen pribadi(4 Januari 2015)

Terdiri dari sebuah benda seperti stupa yang hampir mirip di temukan di Lambang peribadatan, stupa ini dilihat dari bentuknya bercorak hindu pada zaman megalitik. Stupa ini berbentuk gada (senjata seperti palu yang besar) yang fungsinya sebagai alat penyeleksian calon prajurit. Seperti nama tempat ini yaitu pamangkonan yang artinya mengangkat atau menggendong caranya penyeleksian prajurit pada waktu itu yaitu dengan cara mengangkat/menggendong batu tersebut, sebab hanya orang yang mempunyai kesaktian yang dapat mengangkat batu itu yang katanya sangat berat apabila di angkat oleh orang awam.

Batu itu konon menurut kepercayaan masyarakat lokal dulu sering berpindah-pindah tempat. Maka batu itu disebut pula Sahiyang indit-inditan yang artinya batu yang sering berpindah-pindah.


(24)

15 II.4.7 Makam Adipati Panaekan

Gambar II.9 Makam Adipati panaekan Sumber: dokumen pribadi (4 Januari 2015)

Di lokasi makam Dipati Panaekan ini merupakan batu yang berbentuk lingkaran bersusun tiga, yakni merupakan susunan batu kali. Dipati Panaekan adalah raja Galuh Gara Tengah yang berpusat di Cineam dan mendapat gelar Adipati dari Sultan Agung Raja Mataram yang dibunuh oleh adik iparnya karena perebutan kekuasaan. Setelah dibunuh jenazahnya di buang ke sungai cimuntur. Setelah ditemukan jenazahnya lalu di makamkan di dekat sungai cimuntur.

Dilihat dari bentuk makamnya yang ditemukan berbatu nisan dan menghadap kiblat (ka’bah) dapat disimpulkan bahwa makam ini bercorak islam. Dan dari lingkaran yang bertingkat tiga yang membentuk punden berundak dapat terlihat budaya megalitik masih kental pada saat itu.

II.4.8 Patimuan

Gambar II.10 Patimuan


(25)

16 Patimuan adalah delta sungai yaitu tempat bertemunya sungai Citanduy yang dangkal, berbatu dan bersih dengan sungai cimuntur yang dalam, tidak berbatu dan lebih keruh dibandingkan sungai Citanduy. Di tempat ini tidak ditemukan peninggalan-peninggalan bersifat arkeologis.

Menurut cerita yang berkembang di masyarakat secara turun temurun, disinilah aki (kakek) Balangantrang menemukan bayi ciung wanara yang dihanyutkan ke sungai oleh ibunya Permaisuri Dewi Naganingrum untuk menyelamatkannya dari Raja Bondan Saragih yang ingin membunuhnya untuk mendapatkan kekuasaan atas galuh pada waktu itu.

II.4.9 Panyabungan Hayam

Gambar II.11 penyabungan ayam

Sumber: http://stat.ks.kidsklik.com/( diakses tanggal 4 Januari 2015)

Tempat ini terletak di sebelah selatan dari lokasi yang disebut Sanghyang Bedil, kira-kira 5 meter jaraknya dari pintu masuk. Situs ini berupa ruang terbuka yang letaknya lebih rendah. Masyarakat menganggap tempat ini merupakan tempat penyabungan antara ayam Ciung Wanara dan ayam raja (Bondan Saragih)


(26)

17 II.5 Fasilitas yang ada di situs bersejarah Karang Kamulyan

A. Mushola

Gambar II.12 Mushola

Sumber: Dokumen pribadi (4 Januari 2015)

Masjid ini merupakan satu-satunya masjid yang berada di kawasan Karang Kamulyan, Masjid ini terletak sebelum pintu masuk ke kawasan situs Karang Kamulyan.

B. Toilet

Gambar II.13 Toilet

Sumber: dokumen pribadi (4 Januari 2015)

Salah satu fasilitas yang berada di kawasan Karang Kamulyan terletak sebelum pintu masuk ke kawasan situs Karang Kamulyan.


(27)

18 C. Tempat istirahat

Gambar II.14 Tempat Istirahat Sumber: Dokumen pribadi (4 Januari 2015)

Ditempat ini lah biasanya para pengunjung Karang Kamulyan beristirahat, rumah makan ini terletak di luar kawasan situs Karang Kamulyan.

D. Tempat parkir

Gambar II.15 Tempat parkir

Sumber: Dokumen pribadi (4 Januari 2015)

Kawasan parkir yang cukup luas ini bisa menampung puluhan mobil pengunjung, kawasan parkir ini di bagi menjadi dua bagian, 70% untuk mobil dan 30% untuk parkir motor.


(28)

19 E. Museum

Gambar II.16 museum

Sumber: Dokumen pribadi (4 Januari 2015)

Museum yang terletak berdekatan dengan Gong perdamaian dunia ini menyimpan berbagai macam benda benda purbakala yang ditemukan di sekitar kawasan situs Karang Kamulyan.

F. Gong perdamaian dunia

Gambar II.17 Gong perdamaian dunia Sumber: Dokumen pribadi (4 Januari 2015)


(29)

20 Gong perdamaian dunia ini menjadi simbol tentang perdamaian di dunia, pada sekeliling permukaan gong ini dihiasi oleh gambar dari berbagai bendera di dunia dan simbol-simbol dari kepercayaan dan agama manusia, gong ini memiliki diameter 3.33 meter yang terbuat dari bahan perunggu dan plat besi.

II.6 Studi lapangan

Dalam studi lapangan ini penulis melakukan riset yang dilakukan dengan cara memberikan lembar pertanyaan berupa kuesioner. Studi lapangan ini dilakukan karena suatu kebutuhan untuk menambahkan data yang lebih akurat untuk penulisan karya agar lebih baik dan benar.

Berdasarkan hasil riset yang dilakukan melalui kuesioner kepada 30 orang responden menyatakan bahwa 18 orang responden mengetahui tentang sejarah Karang Kamulyan, 3 orang sedikit mengetahui dan 9 orang tidak mengetahui sejarah Karang Kamulyan.

Berdasarkan hasil riset yang dilakukan melalui kuesioner kepada 30 orang responden menyatakan bahwa 11 orang mengetahui lokasi situs di kawasan Karang Kamulyan dan sisanya sebanyak 19 orang tidak mengetahui.

Berdasarkan hasil riset yang dilakukan melalui kuesioner kepada 30 orang responden menyatakan bahwa 17 orang tidak mengetahui sejarah tiap situs yang berada di kawasan Karang Kamulyan, 7 orang sedikit mengetahui dan 6 orang mengetahui.

Berdasarkan hasil riset yang dilakukan melalui kuesioner kepada 30 orang responden menyatakan bahwa 9 orang berpendapat Karang Kamulyan berupa situs, 5 orang berpendapat sebagai tempat wisata, dan 16 orang responden berpendapat Karang Kamulyan berupa situs dan tempat wisata


(30)

21 37%

63%

Responden yang mengetahui

lokasi situs di kawasan Karang

Kamulyan

Mengetahui Tidak Mengetahui 60%

10% 30%

Responden yang mengetahui sejarah

Karang Kamulyan

Mengetahui Sedikit

Tidak mengetahui II.6.1 Studi Indikator

 Apakah anda tahu sejarah dari situs bersejarah Karang Kamulyan?

Tabel II.1 diagram pengetahuan tentang sejarah situs Karang Kamulyan

 Apakah anda mengetahui lokasi 9 situs yang ada di kawasan Karang Kamulyan?

Tabel II.2 diagram pengetahuan tentang lokasi Situs-situs Karang Kamulyan


(31)

22

 Apakah anda tahu sejarah tentang tiap situs yang berada di Karang Kamulyan?

Tabel II.3 diagram pengetahuan tentang sejarah tiap situs yang berada di Karang Kamulyan

 Berdasarkan pilihan berikut apa pendapat Anda tentang Karang kamulyan?

Tabel II.4 diagram pendapat responden tentang Karang Kamulyan.

20%

23% 57%

Responden yang mengetahui sejarah

tentang tiap situs yang berada di

Karang Kamulyan

Mengetahui Sedikit

Tidak Mengetahui

30%

17% 53%

Pendapat responden tentang Karang

Kamulyan

Sebagai Situs Sejarah Sebagai Tempat Wisata Kedua-duanya


(32)

23 Berdasarkan hasil kuisioner dapat diketahui bahwa sebagian besar pengunjung situs bersejarah Karang Kamulyan sudah mengetahui tentang sejarah Karang Kamulyan sehingga informasi tentang sejarah Karang Kamulyan ini sudah tidak perlu ditambahkan, namun yang perlu diperhatikan adalah lokasi dan sejarah tiap situs yang berada di kawasan Karang Kamulyan.

Selain melakukan penelitian melalui kuisioner, dilakukan juga penelitian berupa studi perilaku terhadap pengunjung kawasan Karang Kamulyan. Dari penelitian tersebut diketahui bahwa para pengunjung masih mengabaikan himbauan dan larangan yang ada. Seperti masih banyak pengunjung yang mencorat-coret panpan penunjuk dan ada pula yang mengambil batu bersejarah.

II.7 Analisis

II.7.1 Analisis SWOT 1.Kekuatan (Strength)

 Wisata situs bersejarah Karang Kamulyang ini memiliki sembilan situs yang tersebar di kawasannya yaitu : (1) Pangcalikan; (2) Sanghiyang Bedil; (3) Panyabungan Hayam; (4) Lambang peribadatan; (5) Cikahuripan; (6) Panyandaan; (7) Pamangkonan; (8)Makam Adi Pati Panaekan dan (9) Patimuan

 Memiliki iklim yang sejuk hutan lindung yang bersih dan terawat dengan baik serta dijaga keaslian tanaman-tanaman yang berada di kawasan tersebut

 Biaya masuk yang relatif murah yaitu Rp.2.500/orang

 Kawasan patimuan yang menyajikan tempat untuk beristirahat dan rekreasi yang sejuk serta pemandangan pertemuan dua sungai Citanduy dan Cimuntur

2. Kelemahan (Weakness)

 Kondisi lingkungan yang membuat batuan yang berada di situs mulai lapuk

 Wisata situs Karang Kamulyan ini sudah memiliki media informasi, tetapi sebagian besar media informasi ini tidak memiliki pesan yang kuat

3. Peluang (opportunities)


(33)

24

 Dapat menjadi lahan investasi untuk para Usahawan.

 Dapat menjadi suatu komoditas bagi Masyarakat setempat 4. Ancaman (Threat)

 Kondisi pengunjung yang sering membuang sampah di kawasan Karang Kamulyan ini membuat kawasan ini menjadi kotor

 Fungsi kawasan situs yang disalah gunakan untuk tempat berpacaran II.7.2 Khalayak Sasaran

Demografis

Usia: remaja (20-30)

Jenis kelamin: laki-laki dan perempuan Pendidikan: SMA – Perguruan Tinggi

Geografis

Perancangan ini ditujukan untuk audiens yang berasal dari sekitar Ciamis.Masyarakat Ciamis dipilih karena lokasi Karang Kamulyan berada di daerah Kabupaten Ciamis dan kebanyakan pengunjung yang datang ke Karang Kamulyan berasal dari Ciamis, Banjar dan Tasikmalya sehingga penilitian ini cocok ditujukan kepada masyarakat di wilayah tersebut.

Psikografis

Secara psikografis Perancangan ini ditujukan bagi audiens dengan status sosial menengah yang ingin mengembalikan kondisi fisik dan mentalnya dengan berlibur ke tempat yang jauh dari keramaian.

Kejiwaan fase dewasa awal

Menurut Lewis Sherril (2008) masa dewasa awal merupakan masa dimana seseorang mencapai puncak kekuatan, energi, dan kekuatan prima. Sehingga mereka sedang giat melakukan kegiatan seolah-olah tidak mengenal rasa lelah. Akibatnya mereka kadang lupa untuk mengurus dirinya sendiri.


(34)

25 Oleh karena banyak melakukan fisik sehingga daya tangkap pada sesuatu yang bersifat visual lebih cenderung menyenangi sesuatu yang simple dan to the point.

II.7.3 Penyelesaian Masalah

Berdasarkan analisa dari penilitian yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa Karang Kamulyan perlu kejelasan petunjuk arah. Diharapkan hasil dari perancangan ini nantinya bisa diaplikasikan terhadap objek wisata Karang Kamulyan, sehingga Karang Kamulyan dapat menjadi kawasan yang ideal untuk dikunjungi. Solusi yang tepat adalah membuat perancangan media informasi untuk pegunjung wisata alam Karang Kamulyan agar pengunjung lebih mudah untuk mengetahui fasilitas, lokasi tiap situs dan sejarah tiap situs yang terdapat di Karang Kamulyan.


(35)

26 BAB III

STRATEGI PERANCANGAN VISUAL

III.1 Strategi Perancangan

Strategi perancangan merupakan sebuah cara untuk menyampaikan pesan atau informasi kepada target audiens agar khalayak sasaran dapat menangkap isi dari pesan atau informasi. Banyak pengunjung yang mengetahui lokasi tiap situs yang berada di kawasan Karang Kamulyan, karena sumber informasi yang masih sangat sedikit. Maka dibuatlah perancangan dengan pendekatan media informasi yang berisi tentang informasi Karang Kamulyan, mulai dari infotainment map,

Sign System, Infografis dan informasi tentang tiap situs. Pembuatan ini sesuai karena area Karang Kamulyan yang cukup luas.

Media informasi dengan pendekatan budaya ini akan disampaikan secara visual dengan tujuan untuk memberikan informasi kepada pengunjung mengenai berbagai fasilitas yang dimiliki Karang Kamulyan. Jenis media informasi yang akan dipilih adalah media cetak, media informasi dapat disimpulkan sebagai alat untuk mengumpulkan dan menyusun kembali sebuah informasi sehingga menjadi bahan yang bermanfaat bagi penerima informasi. adapun penjelasan menurut Sobur (2006) media informasi adalah “alat-alat grafis, fotografis atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual”.

dan memiliki beberapa kelebihan yaitu:

Repeatable, dapat dibaca berkali-kali dengan menyimpannya

 Analisa lebih tajam, dapat membuat pengunjung mengerti isi berita dengan analisa yang lebih mendalam dan dapat membuat orang berfikir lebih spesifik.

 Dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh pengunjung

 Media visual memungkinkan adanya interaksi antara pengunjung dengan lingkungan sekitarnya.

 Dapat menanamkan konsep yang benar.

 Dapat membangkitkan keinginan dan minat baru.


(36)

27 III.2 Tujuan Komunikasi

Dalam pembuatan perancangan media informasi mengenai situs bersejarah Karang Kamulyan sebagai media yang memberikan informasi, arah, lokasi, sejarah batu-batu peninggalan kerajaan Karang Kamulyan, tujuan komunikasi sangatlah penting agar media informasi yang disampaikan dapat tepat pada target sasaran, adapun tujuan dari komunikasi adalah selain memberikan informasi juga diharapkan dapat mengajak para wisatawan untuk mengetahui dan mengerti terhadap pesan yang disampaikan yang terdapat dalam media informasi ini.

III.3 Pendekatan Komunikasi

Dalam proses penyampaian sebuah informasi dibutuhkan komunikasi yang baik dan mampu menyampaikan informasi atau pesan-pesan yang akan disampaikan dengan mudah dimengerti khususnya target audiens. Komunikasi merupakan penyampaian pesan atau informasi dari komunikator kepada komunikan yang sedang berinteraksi secara langsung maupun lewat media.

Pendekatan komunikasi yang akan digunakan dalam menyampaikan informasi melalui media cetak ini terbagi menjadi 2, yaitu:

1. Pendekatan Visual

Pendekatan visual yang akan digunakan pada perencangan media informasi ini adalah menggunakan pendekatan budaya modern dengan menggunakan gaya visual dua dimensi yang sederhana dan mudah dimengerti. Gaya visual ini dipilih karena target audiens dalam kesehariannya cenderung menyukai sesuatu yang

simple, dan to the point.

menurut Lha Wong (2014) sebuah desain sudah seharusnya simple dan to the point. Di dunia desain ada istilah namanya whitespace dimana tidak ada elemen yang bikin rumit mata. Disini whitespace bisa digunakan mata untuk beristirahat. Karena to the point dan simple tadi maka makna desain langsung ditangkap oleh mata. Sehingga pengunjung tidak merasa kesulitan dalam mengartikan apa dan


(37)

28 maksud informasi tersebut, gaya visual yang akan digunakan dalam perancangan informasi nanti akan berbentuk dua dimensi.

2. Pendekatan Verbal

Pada pendekatan komunkasi verbal dalam strategi perancangan ini menggunakan penyampaian komunikasi menggunakan bahasa Indonesia dikarenakan pengunjung yang datang tidak hanya berasal dari daerah Jawa Barat saja. Khususnya pada masa liburan, banyak pengunjung yang berasal dari luar Jawa Barat. Hal itu ditujukan agar penyampaian komunikasi menjadi dapaat dimengerti oleh semua pengunjung.

III.4 Materi Pesan

Dalam penyampaian, perancangan media informasi ini memerlukan materi yang akan disampaikan sebagai pesan dari kegiatan informasi, ini, materi yang akan disampaikan adalah :

 Memberikan informasi tentang tiap situs yang ada di kawasan Karang Kamulyan.

 Memberikan Informasi tentang lokasi tiap situs yang ada di kawasan Karang Kamulyan.

 Memberikan informasi tentang fasilitas yang ada di kawasan Karang Kamulyan

III.5 Gaya Bahasa

Gaya bahasa yang digunakan adalah gaya bahasa informatif yang singkat dan jelas, bertujuan untuk memberikan pengaruh kepada pengunjung baik dari sikap maupun perilaku setelah mendapatkan informasi dari media cetak yang berada di Karang Kamulyan.Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia.

III.6 Khalayak Sasaran Perancangan


(38)

29 Pengertian Consumer Insight Menurut Amalia E. Maulana (2009) yaitu proses mencari tahu secara lebih mendalam dan holistik, tentang latar belakang perbuatan, pemikiran dan perilaku seorang konsumen yang berhubungan dengan produk dan komunikasi iklan.

Audiens utama media ini adalah masyarakat pada fase dewasa awal di wilayah Ciamis. Namun tidak menutup kemungkinan perancangan ini akan mempengaruhi masyarakat selain dari target audiens utama.

Berikut insight dari audiens:

 Terbiasa dengan budaya instan atau cepat dan mudah.

 Terbuka serta mengikuti perkembangan terhadap teknologi baru.

 Eksistensi menjadi prioritas.

 Fokus terhadap pekerjaan III.7 Strategi Kreatif

Strategi kreatif yang akan dilakukan adalah dengan membuat Sign System yang didalamnya terdapat informasi mengenai tata letak, petunjuk seputar fasilitas, larangan, anjuran dan peta kreatif pada kawasan Karang Kamulyan. Perancangan

Sign System disesuaikan dengan unsur - unsur Karang Kamulyan yaitu batu dan target audiens yang cenderung menyukai hal-hal yang simple dan to the point. Dicantumkan pula aksara Sunda (Ngalagena) sebagai identifikasi cultural, karena situs Karang Kamulyan merupakan situs warisan kerajaan sunda

III.8 Strategi Media

Sign System merupakan media yang digunakan dalam perancangan ini, Sign System digunakan sebagai penujuk arah, letak lokasi, larangan serta anjuran. Pemakaian bentuk Sign System disesuaikan dengan unsur - unsur Karang Kamulyan yaitu batu, agar informasi tersebut tersampaikan dengan baik kepada pengunjung dan mencapai tujuan seperti yang diinginkan. Dalam hal ini digunakan teori media untuk perancangan yang menggunakan media primer dan


(39)

30 sekunder. Media primer adalah media utama sedangkan media sekunder merupakan media yang bersifat melengkapi atau menunjang media utama.

Dalam pemilihan suatu media diharapkan dapat menjadi solusi dan menjawab permasalahan. Media yang digunakan terbagi pada dua jenis yaitu media primer dan media sekunder serta bagaimana mekanisme dan penempatan media tersebut

Media Primer

Sign System

Menurut Piliang, dalam kata pengantarnya pada buku semiotika komunikasi visual (Tinarbuko, 2009) menyatakan bahwa suatu tanda bukan ilmu yang bersifat pasti, melainkan suatu hal yang dibangun oleh “pengetahuan‟ yang lebih terbuka. Yang terpenting dalam sistem tanda pada desain komunikasi visual adalah fungsi dari tanda dalam menyampaikan pesan dari pengirim pesan kepada penerima, berdasarkan kode tertentu, yang dimediasi oleh media tertentu. Sign System dibagi menjadi tiga yaitu :

 Tanda Petunjuk Arah (Direction)

Sign System ini dibutuhkan agar dapat mengarahkan pengunjung yang datang menuju ketempat yang akan dituju.

 Tanda Larangan dan Peringatan (Regulation)

Sign System ini untuk menginformasikan kepada pengunjung apa saja yang dilarang didalam objek wisata tersebut dan menginformasikan bahwa pengunjung juga harus hati - hati.

 Tanda Pengenal (Identification)

Sign System ini sebagai tanda untuk menunjukan suatu identitas, seperti: museum, toilet, rumah makan,mushola, lokasi situs dan lain-lainnya.

Media Sekunder

Untuk menunjang media utama tadi, dibutuhkan beberapa media pendukung, diantaranya


(40)

31

Infographic

III.8.1 Strategi Distribusi

Strategi distribusi merupakan rencana dalam menyebarkan atau menyalurkan produk kepada target sasaran, dalam perancangan ini, poduk tersebut adalah Sign System Karang Kamulyan. Media ini sifatnya permanen dan tidak bisa di bongkar pasang, sehingga tidak ada strategi dan target dalam pemasangannya.

III.9 Konsep Visual

Konsep visual dalam perancangan Sign System Karang Kamulyan yaitu dengan unsur - unsur kawasan tersebut yaitu batu. Diharapkan agar mudah dimengerti serta dibantu dengan penggunaan warna alam sekitar kawasan tersebut untuk mempermudah penyampaian informasi, sehingga informasi yang diberikan dapat diterima dengan baik oleh pengunjung Karang Kamulyan.

III.9.1 Format Desain

Format desain yang digunakan dalam perancangan Sign System petunjuk arah ini menggunakan ciri khas dari Karang Kamulyan yaitu batu yang dianalogikan dengan bentuk tidak beraturan seperti batu sebagai tanda petunjuk arah. dan disesuaikan dengan fungsi masing-masing Sign System Karang Kamulyan.

Gambar III.1 situs di kawasan Karang Kamulyan Sumber: Data pribadi (3 Juli 2015)


(41)

32 Gambar III.2 sketsa frame batu

Sumber: Data pribadi (3 Juli 2015)

Gambar III.3 sketsa frame batu Sumber: Data pribadi (3 Juli 2015) III.9.2 Huruf

Pemilihan huruf untuk media informasi ini mengarah kepada keterbacaan. Selain itu huruf juga menggambarkan karakter dari pesan yang di sampaikan. Desain huruf tertentu dapat menciptakan kesan atau karakteristik sebuah objek dalam suatu desain.

Oleh karena itu, huruf yang baik mengacu pada keterbacaan dan kemenarikan juga kesesuaian dengan tema yang diambil. Huruf tertentu dapat menciptakan kesan atau karakter dari subjek yang ditampilkan . Pemilihan huruf yang digunakan berdasar pada kesan visual yang ingin dicapai, huruf yang digunakan dalam media informasi ini adalah jenis huruf :


(42)

33 Mangal

Huruf digunakan sebagai body text pada perancangan media informasi Karang Kamulyan. Huruf Mangal digunakan karena bentuk hurufnya yang tebal dan memiliki keterbacaan yang jelas, sehingga diharapkan dapat menyampaikan pesan dari media informasi ini kepada Target Audience

Huruf yang digunakan :

Sumber: font bawaan windows (tgl akses 3 Juli 2015) Ngalagena

Huruf ngalagena atau huruf sunda digunakan sebagai headlin dan tagline pada perancangan media informasi Karang Kamulyan. Huruf ngalagena digunakan karena jenis huruf ini merupakan unsur budaya sunda jaman dahulu, oleh karena itu huruf ngalagena ini di pakai karena kerajaan Karang Kamulyan merupakan kerajaan yang ada di daerah Sunda


(43)

34 III.9.3 Layout

Media utama dibuat sedemikian menarik dan memiliki tingkat keterbacaan yang tinggi serta memiliki keunikan tersendiri agar pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh pengunjung. pemilihan bentuk layout yang menyerupai bentuk batu sehingga menimbulkan kesan dan ciri khas dari kawasan Karang Kamulyan. Jarak ikon dan tingginya disesuaikan dengan jarak pandang dari target

audiens dengan Sign System agar dapat dilihat dengan jelas.

Berikut penjelasannya :

Gambar IIGambar III.4 Layout dan ukuran Sumber : Dokument pribadi ( 02 juli 2015)

III.10 Ilustrasi

Proses pembuatan ikon :


(44)

35


(45)

36 Gambar III.5 Ikon identifikasi

Sumber : Dokument pribadi ( 02 juli 2015)


(46)

37


(47)

38

Gambar III.6 element infografis Sumber : Dokument pribadi ( 02 juli 2015)

Gambar III.7 icon larangan


(48)

39 Gambar III.8 icon anjuran

Sumber : Dokument pribadi ( 02 juli 2015)

III.11 Warna

Warna merupakan salah satu unsur desain yang mempengaruhi pesan dan warna merupakan salah satu unsur yang mempengaruhi nilai estetika suatu desain Pemilihan warna dalam konsep ini berdasarkan kepada kesan warna coklat di ambil dari warna kayu dan tanah yang di adaptasi dari kawasan Karang Kamulyan itu sendiri.


(49)

40 Gambar III.9 warna yang di pakai


(50)

41 BAB IV

TEKNIS PRODUKSI MEDIA

IV.1 Teknis Media

Dalam proses produksi media, dilakukan melalui beberapa tahap yaitu:

 Tahap Sketsa Awal

Sketsa awal adalah proses pencarian bentuk visual yang nantinya akan menjadi dasar dari bentuk visual media informasi ini, proses sketsa gambar mengacu kepada objek gambar yang nantinya akan dijadikan untuk mempermudah dalam menemukan konsep visual yang digunakan.

 Tahap Eksekusi Visual

Eksekusi visual adalah tahap di mana dilakukannya proses visual, dalam hal ini konsep visual yang akan dijadikan media informasi berdasarkan objek foto dari kawasan Karang Kamulyan, dalam hal ini objek foto disederhanakan tanpa mengurangi bentuk asli dari objek tersebut, proses penyederhanaan ini menggunakan konsep atau ciri khas dari Karang Kamulyan seperti penggunaan ornamen batu yang menjadi bagian dari kawasan Karang Kamulyan yang telah disederhanakan.

 Tahap Perancangan

Merupakan di mana visual mulai diaplikasikan ke media utama dan pendukung. Dalam tahapan ini ditentukan pewarnaan, tata letak, tipografi, ukuran, teknik dan bahan yang digunakan.

IV.1.1 Sign System

Sign (dalam bahasa Indonesia berarti tanda) adalah bentuk komunikasi yang dapat berbentuk komunikasi verbal dan visual. Sistem tanda berhubungan erat dengan ikon, indeks dan simbol. Ikon adalah bentuk tanda yang menyerupai bentuk dari yang diwakilinya, yang mengambil ciri-ciri yang sama dari bentuk aslinya.


(51)

42 Fungsi Sign System adalah mengarahkan dan menginformasikan benda atau lokasi objek berada. Berikut uraian ukuran, material dan teknis Sign System yang akan dibuat:

Sign Direction

Sign petunjuk arah digunakan untuk memberikan informasi kepada pengunjung mengenai arah dari tempat atau lokasi mengenai fasilitas-fasilitas yang ada di kawasan Karang Kamulyan

Bahan/Media : Acrylic, kayu pinus Ukuran : 35 cm x 90 cm

Ukuran tinggi tiang : 200cm

Teknis Media : Menggunakan Adobe Ilustrator CS6

Program : Ditempatkan di tempat strategis yang mudah di lihat orang banyak Skala : 1 : 10

Sign Identification

Bahan/Media : Acrylic, kayu pinus Ukuran : 40 cm x 60 cm

Ukuran Tinggi Tiang : 200cm

Teknis Media : Menggunakan Adobe Ilustrator CS6

Program : Ditempatkan di tempat strategis yang mudah di lihat orang banyak Skala : 1 : 10

Sign Regulation

Bahan/Media : Acrylic, kayu pinus Ukuran : 40 cm x 60 cm

Ukuran Tinggi Tiang : 200cm

Teknis Media : Menggunakan Adobe Ilustrator CS6

Program : Ditempatkan di tempat strategis yang mudah di lihat orang banyak Skala : 1 : 10


(52)

43 Peta Kreatif (Infotainment Map)

Peta kreatif dibuat untuk menjadi media pendukung, karena untuk memberikan informasi letak lokasi dan arahan kepada pengunjung agar dapat dengan mudah mengakses lokasi-lokasi maupun fasilitas-fasilitas yang ada di kawasan Karang Kamulyan.

Peta kreatif atau Infotainmant Map adalah suatu bentuk informasi visual yang berguna untuk memberi kemudahan memahami sebuah lokasi.

Bahan/Media : Acrylic, kayu pinus Ukuran : 320cm x 160cm

Ukuran Tinggi Tiang : 250cm Skala : 1 : 10

Program : Ditempatkan di tempat strategis yang mudah di lihat orang banyak

Perancangan Visual Infotainmentmap

Gambar IV.1 Sketsa Infotaintmen map Sumber: Data pribadi (24 Juni 2015)


(53)

44 Gambar IV.2 Pembuatan Background dan jalan Infotainmentmap

Sumber: Data pribadi (24 Juni 2015)

Gambar IV.3 Pembuatan ikon pada Infotainment map Sumber: Data pribadi (24 Juni 2015)

Gambar IV.4 Pembuatan ikon pohon dan Legenda Infotainment map Sumber: Data pribadi (24 Juni 2015)


(54)

45 Gambar IV.5 Infotaintmen map

Sumber: Data pribadi (24 Juni 2015)

Gambar IV.6 Infotainmentmap tampak depan, belakang, pinggir dan perspektif Sumber: Data pribadi (24 Juni 2015)

IV.1.2 Produksi

Dalam pembuatan media informasi kawasan Karang Kamulyan melalui beberapa tahap dalam pengerjaannya mulai dari studi visual, sketsa dan proses akhir. Dalam teknis produksi media utama dilakukan beberapa tahap dan menggunakan media-media pendukung untuk mengoptimalkan dalam menginformasikan kawasan Karang Kamulyan, diantaranya:

IV.1.3 Media Utama Sign System

Sign System adalah rangkaian representasi visual dan simbol grafik yang bertujuan sebagai media interaksi manusia dengan ruang publik. Dalam pengertian lainnya,


(55)

46

Sign System juga sebagai petunjuk bagi mereka yang membutuhkannya. Sign System harus mempunyai fungsi yang jelas dan efisien.

Pembuatan Sign System juga memilki kriteria tersendiri. kriteria dari Sign System

yaitu mudah dipahami, mudah di baca, tidak ada ambiguitas, penempatanya benar, bersifat jangka panjang, dll.

Gambar IV.7 Sign Identification Sumber: Data pribadi (24 Juni 2015)

Gambar IV.8 Sign Identification Sumber: Data pribadi (24 Juni 2015)


(56)

47 Gambar IV.9 Sign Direction dan Sign Regulation

Sumber: Data pribadi (24 Juni 2015)

Gambar IV.10 Sign Regulation Sumber: Data pribadi (24 Juni 2015)

Gambar IV.11 Sistem Tanda (Sign System) tampak depan, pinggir, belakang dan perspektif


(57)

48 IV.1.3 Media Pendukung

Infografis

Media infografis diletakan di tiap lokasi situs, media ini berisi pesan berbahasa Indonesia dengan memberikan informasi tentang sejarah dari situs

Ukuran : 90 cm x 60 cm Bahan : Arcylic

Ukuran Tinggi Tiang : 140 cm

Teknis media : Menggunakan Adobe Illustrator CS6

Skala : 1: 10

Gambar IV.12 Infografis Tiap Situs Sumber: Data pribadi (24 Juni 2015)

Gambar IV.13 Tampilan Infografis tiap situs Sumber: Data pribadi (24 Juni 2015)


(58)

49 Peta Kreatif (Infotainmentmap)

Infotainment map digunakan untuk memberikan informasi lokasi situs dan sejarah kepada pengunjung agar tidak kesulitan karena area Karang Kamulyan cukup luas.

Ukuran : 41,7 cm x 21,2 cm Bahan : Art Paper 150 gram

Laminasi Glossy panas Teknik : Digital Printing Skala : 1 : 1

Gambar IV.14 Infotainment map Tampak depan Sumber: Data pribadi (24 Juni 2015)

Gambar IV.15 Peta Kreatif Tampak Belakang Sumber: Data pribadi (24 Juni 2015)


(59)

50 Infographic

Infographic digunakan untuk memberi informasi mengenai sejarah,asal pengunjung, wahana yang paling diminati oleh pengunjung.

Ukuran : 16.5 cm x 23.4 cm Bahan : Albatros

Laminasi Dof Dingin Teknik : Cetak

Skala : 1 : 1

Gambar IV.16 Infographic Sumber: Data pribadi (24 Juni 2015)


(60)

51 DAFTAR PUSTAKA

Buku

Amalia E. Maulana.2009. Consumer Insight via Enthnography. Jakarta. Erlangga Djaja, S. 2003. Situs Karangkamulyan karya. Ciamis. Amipro.

Hurlock, Elizabeth. 2008. Psikologi Perkembangan. Jakarta. Erlangga.

Sam Karyana Nugraha. 2003. Wanoh Aksara Sunda. CV. Ciamis. Tiga Putra. Sumbo Tinarbuko.2009.Semiotika Komunikasi Visual.Jalasutra.Jakarta

Web

Anonym.(22 agustus 2002) definisi situs Tersedia di : http://carapedia.com/pengertian_definisi_situs_info2157.html.

( 24 Januari 2015)

Cahyo hartono(2010). Perancangan media informasi gunung tangkuban perahu

http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/539/jbptunikompp-gdl-akbaradhip-26919-4-babii.pdf (19 Desember 2014)

http://www.disparbud.jabarprov.go.id/wisata/dest-det.php?id=126&lang=id (25 Desember 2014)

http://stat.ks.kidsklik.com/statics/files/2012/08/1345877964581290535.jpg \ (25 Desember 2014)

http://akarpadinews.com/uploads/1359.jpg (5 February 2015)

http://proboyekso.blogspot.com/2009/03/pengelolaan-benda-dan-kawasan-cagar.html. (19 Maret 2015)

Lha Wong, 2014, http://www.jungjawa.com/2014/03/trend-flat-design.html. (tanggal akses 14 juli 2015)

Lilawatyy. 2013. Pelestarian Nilai Budaya.

http://lilawatyy95.blogspot.com/2013/01/pelestarian-nilai-budaya.html . (06 Januari 2015)

Rams Aroza. 2013. Makalah Tentang Hasil Observasi Kesejarahan Stus Cagar

Budaya Karangkamulyan.

http://ramsaroza.blogspot.com/2013/04/makalah-tentang-hasil-observasi.html. (25 April 2015)


(61)

RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama : Faishal Bashiruddin Ahmad

NIM : 51911088

Tempat/Tanggal Lahir : Tasikmalaya, 5 Februari 1993 Jenis Kelamin ` : Laki - Laki

Agama : Islam

Tinggi Badan : 171 cm

Berat Badan : 60 kg

Alamat : Jl.Nagarawangi Belakang no 35 RT 01 RW 06 kelurahan Nagarawangi, Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalya

Hp : 08886369244

Email : Muhammadvay@gmail.com

DATA PENDIDIKAN

1. SDN 1 Kawalu 1999 – 2005

2. SMPN 10 Tasikmalaya 2005 – 2008

3. SMKN 3 Tasikmalaya ( DKV ) 2008 – 2011


(62)

PENGALAMAN KERJA 1. Kerja di CV. Rony Design 2. Kerja di CV. Amyjaya offset


(63)

(1)

49 Peta Kreatif (Infotainmentmap)

Infotainment map digunakan untuk memberikan informasi lokasi situs dan sejarah kepada pengunjung agar tidak kesulitan karena area Karang Kamulyan cukup luas.

Ukuran : 41,7 cm x 21,2 cm Bahan : Art Paper 150 gram

Laminasi Glossy panas Teknik : Digital Printing Skala : 1 : 1

Gambar IV.14 Infotainment map Tampak depan Sumber: Data pribadi (24 Juni 2015)

Gambar IV.15 Peta Kreatif Tampak Belakang Sumber: Data pribadi (24 Juni 2015)


(2)

Infographic

Infographic digunakan untuk memberi informasi mengenai sejarah,asal pengunjung, wahana yang paling diminati oleh pengunjung.

Ukuran : 16.5 cm x 23.4 cm Bahan : Albatros

Laminasi Dof Dingin Teknik : Cetak

Skala : 1 : 1

Gambar IV.16 Infographic Sumber: Data pribadi (24 Juni 2015)


(3)

51 DAFTAR PUSTAKA

Buku

Amalia E. Maulana.2009. Consumer Insight via Enthnography. Jakarta. Erlangga Djaja, S. 2003. Situs Karangkamulyan karya. Ciamis. Amipro.

Hurlock, Elizabeth. 2008. Psikologi Perkembangan. Jakarta. Erlangga.

Sam Karyana Nugraha. 2003. Wanoh Aksara Sunda. CV. Ciamis. Tiga Putra. Sumbo Tinarbuko.2009.Semiotika Komunikasi Visual.Jalasutra.Jakarta

Web

Anonym.(22 agustus 2002) definisi situs Tersedia di : http://carapedia.com/pengertian_definisi_situs_info2157.html.

( 24 Januari 2015)

Cahyo hartono(2010). Perancangan media informasi gunung tangkuban perahu http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/539/jbptunikompp-gdl-akbaradhip-26919-4-babii.pdf (19 Desember 2014)

http://www.disparbud.jabarprov.go.id/wisata/dest-det.php?id=126&lang=id (25 Desember 2014)

http://stat.ks.kidsklik.com/statics/files/2012/08/1345877964581290535.jpg \ (25 Desember 2014)

http://akarpadinews.com/uploads/1359.jpg (5 February 2015)

http://proboyekso.blogspot.com/2009/03/pengelolaan-benda-dan-kawasan-cagar.html. (19 Maret 2015)

Lha Wong, 2014, http://www.jungjawa.com/2014/03/trend-flat-design.html. (tanggal akses 14 juli 2015)

Lilawatyy. 2013. Pelestarian Nilai Budaya.

http://lilawatyy95.blogspot.com/2013/01/pelestarian-nilai-budaya.html . (06 Januari 2015)

Rams Aroza. 2013. Makalah Tentang Hasil Observasi Kesejarahan Stus Cagar

Budaya Karangkamulyan.

http://ramsaroza.blogspot.com/2013/04/makalah-tentang-hasil-observasi.html. (25 April 2015)


(4)

RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama : Faishal Bashiruddin Ahmad

NIM : 51911088

Tempat/Tanggal Lahir : Tasikmalaya, 5 Februari 1993 Jenis Kelamin ` : Laki - Laki

Agama : Islam

Tinggi Badan : 171 cm

Berat Badan : 60 kg

Alamat : Jl.Nagarawangi Belakang no 35 RT 01 RW 06

kelurahan Nagarawangi, Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalya

Hp : 08886369244

Email : Muhammadvay@gmail.com

DATA PENDIDIKAN

1. SDN 1 Kawalu 1999 – 2005

2. SMPN 10 Tasikmalaya 2005 – 2008

3. SMKN 3 Tasikmalaya ( DKV ) 2008 – 2011


(5)

PENGALAMAN KERJA 1. Kerja di CV. Rony Design 2. Kerja di CV. Amyjaya offset


(6)