Perancangan Sign System Setu Babakan

(1)

iv ABSTRAK

PERANCANGAN SIGN SYSTEM WISATA SETU BABAKAN

Oleh: Rita Amalia 51911012

Program Studi Desain Komunikasi Visual

Setu Babakan adalah sebuah kawasan perkampungan yang ditetapkan pemerintah Jakarta sebagai tempat pelestarian dan pengembangan budaya Betawi secara berkesinambungan. Perkampungan yang terletak di selatan kota Jakarta ini merupakan salah satu objek wisata yang menarik bagi wisatawan yang ingin menikmati suasana khas pedesaan atau menyaksikan budaya Betawi asli secara langsung.

Sign System merupakan media informasi yang menggunakan visual image dan biasanya digunakan untuk memberikan informasi atau petunjuk di suatu ruang publik. Perancangan Sign System pada Setu Babakan dilatar belakangi berdasarkan hasil dari penelitian. Keberadaan Sign System di Setu Babakan sangat penting, mengingat Setu Babakan merupakan salah satu objek wisata yang menarik di Jakarta. Oleh karena itu, dibutuhkan Sign System yang dirancang dengan baik dan efektif serta memiliki nilai estetika yang tinggi sehingga dapat menarik perhatian pengunjung. Perancangan Sign System ini bertujuan untuk memudahkan pengunjung dalam mengakses berbagai fasilitas yang terdapat di wisata Setu Babakan.


(2)

v ABSTRACT

DESIGNING SIGN SYSTEM IN SETU BABAKAN

By:

Rita Amalia 51911012

Study Programme Visual Communication Design

Setu Babakan village is an area set by the government as a place of Betawi culture preservation and sustainable development. Village located in the south of the city is one of the interesting attractions for tourists who want to enjoy the unique atmosphere of rural or indigenous Betawi culture witnessed directly. Sign System is a medium that uses a visual image information and is typically used to provide information or instructions in a public space.

Designing Sign System in Setu Babakan background based on the results of the research. Sign Presence System in Setu Babakan very important, considering the Setu Babakan is one of the interesting tourist attraction in Jakarta. Therefore, it takes Sign System is well-designed and effective and has a high aesthetic value so as to attract the attention of visitors. Sign System design aims to allow visitors access to various facilities contained in Setu Babakan.


(3)

1 BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Pada saat ini, sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang penting bagi suatu daerah atau negara.


(4)

2 pengunjung mengetahui atau mengunjungi tempat-tempat yang ada di Setu Babakan.

Perlu adanya solusi untuk pengunjung wisata Setu Babakan agar tidak mengalami kesulitan dalam mencari tempat, atau pengunjung tidak hanya mengunjungi sebagian objek wisata yang diketahui saja. Hal ini dapat menjadi nilai tambahan tersendiri bagi pihak pengelola wisata Setu Babakan. Maka dari itu, penelitian ini penting untuk diangkat.

I.2 Identifikasi Masalah

Dari hal-hal yang telah diuraikan di atas, ada beberapa hal yang dijadikan sebagai identifikasi permasalahan pada penelitian ini, antara lain:


(5)

3 1.5 Batasan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis membatasi masalah pada sign system Setu Babakan, karena permasalahan utama yang muncul di atas adalah mengenai keterbatasan informasi yang diberikan pengelola. Dengan adanya sign system guna memberikan informasi yang terarah dan pengunjung juga dapat berinteraksi dengan berbagai macam objek wisata atau failitas yang tersedia si Setu Babakan, sehingga pengunjung dapat menentukan arah yang akan dituju dengan mudah.

I.6 Tujuan Perancangan


(6)

4 BAB II

WISATA BUDAYA KAMPUNG SETU BABAKAN

II.1 Sign System

Menurut C. S Peirce dalam Sign In Use, (1958: 1) menyatakan bahwa “sign adalah tanda berbentuk symbol yang dapat mengartikan suatu pesan atau istilah, sign dibuat untuk menjadi pembeda atau pembanding dengan tanda-tanda yang lain”.

Menurut Raymon Boudon dalam Sign In Use, (1958: 228) “System adalah suatu cara untuk melaksanakan sebuah perencanaan yang telah ada, system juga dapat diartikan menjadi sebuah siasat atau cara untuk dapat menyampaikan sesuatu dengan baik dan mudah”.

Menurut Sachari, (2013: 45) sign system dapat kita artikan “sebuah system yang mengatur alur informasi tertentu atau pesan tertentu dengan menggunakan media tanda sebagai sebuah pesan”.

Menurut Sihombing, (2001: 22) desain juga harus melewati tahapan-tahapan tertentu untuk mencapai proses kreatif tersebut. Agar mudahnya dipahami oleh target yang menjadi sasaran, pembuatan Sign yang baik harus memenuhi empat kriteria berikut :


(7)

(8)

(9)

7 Sedangkan arti pariwisata menurut H. Oka A.Yoeti (1996) adalah “suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain, dengan maksud bukan untuk berusaha (business) atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna pertamasyaan dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam”.

II.2.1 Jenis Pariwisata

Berdasarkan definisi-definisi di atas, H. Oka. Yoeti mengemukakan pariwisata mempunyai berbagai jenis dan macam salah satu nya adalah pariwisata menurut obyeknya yaitu Cultural tourism, yaitu “jenis pariwisata, di mana motivasi orang-orang untuk melakukan perjalanan disebabkan karena adanya daya tarik dari seni-budaya suatu tempat atau daerah. Jadi obyek kunjungannya adalah warisan nenek moyang benda-benda kuno. Sering perjalana wisata semcam ini dengan kesempatan untuk mengambil bagian dalam suatu kegiatan kebudayaan itu sendiri di tempat yang dikunjunginya”.

II.2.2 Wisata Budaya

Menurut Drs.Sudjatmoko (2006) “Wisata budaya adalah kegiatan wisata dengan tujuan mengenali hasil kebudayaan. Masyarakat dari berbagai daerah terdiri atas berbagai suku bangsa, budaya, adat istiadat, dan kepercayaan. Hasil-hasil kebudayaan yang unik dan beragam dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan. Hasil kebudayaan seperti tarian daerah, lagu daerah, upacara adat, atau keunikan rumah adat sangat menarik untuk diamati dan dipelajari. Masyarakat dapat mengembangkan potensi daerah tersebut agar meningkatkan kesejahteraan”.

II.2 Tinjauan Umum Setu Babakan

Situ atau Setu Babakan merupakan danau buatan dimana airnya berasal dari Sungai Ciliwung dan saat ini digunakan untuk memancing bagi warga sekitarnya.


(10)

8 Danau ini juga merupakan tempat untuk rekreasi air seperti memancing, sepeda air, atau bersepeda mengelilingi tepian setu.

Gambar II.1 Danau Setu Babakan

Sumber : https://setubabakan.files.wordpress.com/2013/05/mancing.jpg (3 Desember 2014)

Setu Babakan adalah sebuah kawasan perkampungan yang ditetapkan pemerintah Jakarta sebagai tempat pelestarian dan pengembangan budaya Betawi. Perkampungan yang terletak di selatan kota Jakarta ini merupakan salah satu objek wisata yang menarik bagi wisatawan yang ingin menikmati suasana khas pedesaan atau menyaksikan budaya Betawi asli secara langsung. Di perkampungan ini, masyarakat Setu Babakan masih mempertahankan budaya dan cara hidup khas Betawi, memancing, bercocok tanam, berdagang, membuat kerajinan tangan, dan membuat makanan khas Betawi.


(11)

9

Gambar II.2 Rumah betawi di Setu Babakan

Sumber : http://theatmojo.com/wp-content/uploads/2014/09/DSC06589.jpg (2 April 2015)

Kawasan hunian Setu Babakan yang memiliki nuansa yang masih kuat dan murni baik dari sisi budaya, seni pertunjukan, jajanan, busana, rutinitas keagamaan, maupun bentuk rumah Betawi. Dari perkampungan yang luasnya 289 Hektar, 65 hektar di antaranya adalah milik pemerintah di mana yang baru dikelola hanya 32 hektar. Perkampungan ini didiami setidaknya 3.000 kepala keluarga. Sebagian besar penduduknya adalah orang asli Betawi yang sudah turun temurun tinggal di daerah tersebut. Sedangkan sebagian kecil lainnya adalah para pedagang, seperti pendatang, dari Jawa barat, Jawa tengah, Kalimantan, dan lainnya.

Setu Babakan yang sebagai sebuah kawasan cagar budaya Betawi, sebenarnya merupakan objek wisata yang terbilang baru. Peresmiannya sebagai kawasan cagar budaya dilakukan pada tahun 2000, yakni bersamaan dengan peringatan HUT DKI Jakarta ke-474. Perkampungan ini dianggap masih mempertahankan dan melestarikan budaya khas Betawi, seperti bangunan, dialek bahasa, seni tari, seni musik, dan seni drama.


(12)

10

Gambar II.3 Salah satu Rumah warga di Setu Babakan

Sumber : Dokumentasi pribadi (21 Maret 2015)

Dalam sejarahnya, penetapan Setu Babakan sebagai kawasan cagar budaya Betawi sebenarnya sudah direncanakan sejak tahun 1996. Sebelum itu, Pemerintah DKI Jakarta juga pernah berencana menetapkan kawasan condet, Jakarta Timur, sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi, namun batal dilakukan karena seiring perjalanan waktu perkampungan tersebut semakin luntur dari nuansa budaya Betawinya. Dari pengalaman ini, Pemerintah DKI Jakarta kemudian merencanakan kawasan baru sebagai pengganti kawasan yang sudah direncanakan tersebut. Melalui SK Gubernur No. 9 tahun 2000, dipilihlah perkampungan Setu Babakan. Sejak tahun penetapan ini, pemerintah dan masyarakat mulai berusaha merintis dan mengembangkan perkampungan tersebut sebagai kawasan cagar budaya yang layak didatangi oleh para wisatawan. Setelah persiapan dirasa cukup, Setu Babakan diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso sebagai kawasan cagar budaya Betawi.

II.3.1 Kawasan Wisata Setu Babakan

Kawasan Setu Babakan berada di Kelurahan Srengseng Sawah Kecamatan Jagakarsa. Menurut Perda No.3 Tahun 2005 Tentang Penetapan Perkampungan Budaya Betawi di Kelurahan Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa, Kotmadya Jakarta Selatan, kawasan perkampungan budaya mempunyai luas ± 32 ha,


(13)

11 meliputi kawasan pemukiman, fasilitas, hutan kota, Setu Babakan, Setu Mangga Bokong dan Mata Air yang merupakan satu kesatuan yang dikelola secara terpadu.

Gambar II.4 Peta kawasan Setu Babakan

Sumber : https://kesetubabakannyok.files.wordpress.com/2013/01/siteplan-mini.jpg (4 April 2015)


(14)

12

Gambar II.5 Pintu masuk I Bang Pitung Sumber : Dokumentasi pribadi (21 Maret 2015)

Begitu memasuki Setu Babakan, mata pengunjung akan disuguhi sebuah gapura besar bertuliskan: ”Pintu Masuk I Bang Pitung” karena warga Betawi di sini ingin memberikan penghormatan kepada Bang Pitung sebagai salah seorang pejuang Betawi.

II.3.2 Fasilitas yang ada di kawasan Setu Babakan

Sebagai sebuah kawasan cagar budaya. Perkampungan budaya betawi Setu Babakan hingga saat ini telah dilengkapi fasilitas- fasilitas umum, seperti :


(15)

13

Gambar II.6 Fasilitas busana adat khas betawi

Sumber : http://media.viva.co.id/thumbs2/2014/12/03/283242_perkampungan-budaya-betawi-setu-babakan_325_183.jpg (2 april 2015)

Pengunjung juga dapat berfoto dengan menggunakan fasilitas busana adat khas betawi dengan lokasi pemotretan yang disesuaikan dengan keinginan pengunjung. Hal yang tidak kalah menarik adalah terhitung mulai maret 2011 telah terbentuk suatu komunitas sepeda di kawasan Setu Babakan dengan nama OSEBA (Onthel Setoe Babakan). Komunitas ini biasa kumpul setiap minggu pagi di halaman utama

II.3.3 Potensi Pariwisata Yang Dimiliki Perkampungan Budaya Betawi

Sebagai kawasan wisata budaya, wisata agro dan wisata air, perkampungan budaya Betawi, memiliki potensi lingkungan alam yang asri dan sangat menarik, yang sulit ditemukan ditengah hiruk pikuknya kota Jakarta. Dua buah Setu alam yakni; Setu Babakan dan Setu Mangga Bolong yang dikelilingi hijau dan rindangnya pohon-pohon buah khas Betawi (kecapi, belimbing, rambutan, sawo, melinjo, pepaya, pisang, jambu, nagka, namnam) yang tumbuh sehat membumi dihalaman depan samping dan diantara rumah - rumah penduduk Betawi menjadikan perkampungan budaya betawi sebagai obyek wisata yang paling lengkap dan menarik, serta menjadi pilihan utama bagi para wisatawan.

Perkampungan Budaya Betawi sebagai pilihan utama para wisatawan memiliki potensi dan daya tarik yang luar biasa, karena hanya diperkampungan budaya


(16)

14 Betawi wisatawan dapat menikmati empat obyek wisata sekaligus yakni : Wisata Budaya, Wisata Air, dan Wisata Kuliner.

Gambar II.7 Pergelaran seni tari

Sumber : http://4.bp.blogspot.com/-SXZgY9iP069.jpg (2 april 2015)

Berikut adalah beberapa jenis kegiatan wisata yang dapat disaksikan di kawasan perkampungan budaya Betawi Setu Babakan :


(17)

15 2. Wisata Air

Gambar II.8 wisata air Setu Babakan Sumber :

http://fc00.deviantart.net/fs71/i/2013/181/c/6/wisata_air_setu_babakan_by_adhikadanan -d6bdyrv.jpg (2 april 2015)

Wisata air adalah upaya meningkatkan daya tarik wisata dari aspek olah raga air yang mampu menarik wisatawan. Kedalaman Setu Babakan sendiri saat ini, yaitu berkisar dua hingga lima meter. Wisata air yang dapat dinikmati di perkampungan budaya Betawi saat ini adalah : Sepeda air, Olah raga kano/dayung dan Pemancingan.

3. Wisata Kuliner

Wisata kuliner di setu babakan juga menyediakan makanan khas betawi seperti bir pletok, jus belimbing, kerak telor, laksa, toge goreng, gado-gado, soto, ikan pecak, sayur asem, nasi uduk, nasi ulam, nasi begane, dodol, geplak, wajik rangi, rengginang, tape uli, lapis talam, onde, dll.

II.3.4 Aktivitas Masyarakat Di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan

Dalam kawasan Setu Babakan dapat dengan mudah dijumpai aktifitas keseharian masyarakat Betawi seperti (Leski Rizkinaswara, 2014: 21-22) :


(18)

16

Gambar II.9 Latihan silat betawi

Sumber : https://kesetubabakannyok.files.wordpress.com/2013/01/silat-beksi-3.jpg?w=800


(19)

17 II.4 Opini Masyarakat / Pengunjung Tentang Setu Babakan

Berdasarkan hasil wawancara dengan pak H. Abdul Rohim Sairin, salah satu masyarakat yang tinggal di kawasan sekitar Setu Babakan berpendapat bahwa pandangan menurut masyarakat sekitar tentang Setu Babakan beraneka ragam salah satunya adalah mereka senang dengan adanya taman wisata karena mereka bisa mengembangkan usahanya seperti berdagang.

Berdasarkan hasil wawancara dan kuesinoer pada pegunjung tentang Setu Babakan adalah mereka datang ke Setu Babakan karena alasan masih asri, aman dan nyaman untuk dikunjungi karena di Jakarta sudah jarang tempat-tempat yang masih asri. Banyak tersedianya aneka macam makanan dan minuman khas betawi yang layak dijjadikan wisata kuliner. Ada hiburan kesenian dan rumah-rumah bergaya khas betawi. Gratis, pengunjung tidak dipungut biaya masuk, hanya biaya masuk parkir motor atau mobil saja.

Adapaun hasil pendapat pengunjung dari wawancara dan kueisioner tentang permasalahan yang ada adalah kurangnya informasi tentang sarana parkir sehingga motor dan mobil kerap mengganggu pejalan kaki, kurangnya informasi resmi yang didapatkan dari pengelola Setu Babakan. Kurangnya informasi tentang objek-objek apa saja yang berada di Setu Babakan.

Berdasarkan wawancara pada hari minggu 22 maret 2015 dengan ibu Irma sebagai salah satu pengelola Setu Babakan di kantor lembaga pengelola Setu Babakan, mengakui karena pembangunan Setu Babakan yang belum selesai 100% membuat fasilitas seperti informasi- informasi pun memang belum memadai.

II.5 Khalayak Masyarakat Pengunjung Setu Babakan

Menurut Dyah dalam tulisannya yang berjudul “Nongkrong di Setu Babakan” pada tanggal 15 April 2015, kawasan wisata Setu Babakan penuh dengan remaja tanggung. Meskipun diperkenalkan Pemerintah sebagai pusat kebudayaan Betawi, Setu Babakan tetap lebih dikenal masyarakat sebagai tempat nongkrong anak muda.


(20)

18 Menurut Adi, petugas Setu Babakan dalam wawancara artikel berita Post Kota mengatakan bahwa kebanyakan anak remaja yang datang ke wisata Setu Babakan.


(21)

19 merupakan salah satu objek wisata yang menarik bagi wisatawan yang ingin menikmati suasana khas pedesaan atau menyaksikan budaya Betawi asli secara langsung.

Setu Babakan sebagai kawasan wisata yang memiliki potensi sebagai wisata budaya, wisata agro, wisata kuliner, wisata air dan memiliki potensi alam yang masih asri. Tetapi Setu Babakan sebagai objek wisata juga masih memilki permasalahan seperti masalah kebersihan, informasi-informasi letak objek wisata yang masih banyak belum diketahui oleh pengunjung, kurangnya informasi petunjuk-petunjuk tentang fasilitas umum yang tersedia. Pengunjung hanya mengetahui sebagian dari objek wisata yang ada. Hal ini dapat dilihat fasilitas sign system yang ada di kawasan wisata yang belum memadai.

Melihat dari uraian di atas maka disimpulkan bahwa permasalahan yang terkait adalah permasalahan informasi yang belum ada di kawasan Setu Babakan.

Solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan yang ada adalah dengan membuat sign system berupa tanda petunjuk arah, tanda pengenal/identitas dan tanda larangan/perintah agar memudahkan pengunjung untuk menikmati berbagai objek wisata atau fasilitas yang ada di Setu Babakan.


(22)

20 BAB III

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

III.1 Strategi Perancangan

Permasalahan yang ditemukan penulis setelah melakukan observasi lokasi adalah mengenai kurangnya perhatian pengelola terhadap media informasi berupa sign system (petunjuk, rambu, tanda) yang ditujukan kepada pengunjung yang berkunjung, sebagai pemecahan masalah tersebut penulis merancang sebuah media informasi sign system untuk pengunjung yang berkunjung pada objek wisata budaya Setu Babakan, dan berguna untuk memudahkan pengunjung untuk menikmati fasilitas yang ada pada objek wisata budaya Setu Babakan.

Strategi pemecahan masalah yang dilakukan penulis tahapannya adalah melakukan pencarian data terlebih dahulu seperti data informasi wisata dan data referensi pembuatan media lalu menyampaikan informasi berbentuk sign system yang didalamnya terdapat berbagai informasi mengenai hal-hal atau fasilitas yang terdapat di wisata seperti: petunjuk, larangan, himbauan pada area wisata. Perancangan sign system dibuat diharapkan mampu mempermudah memahami maksud pesan dari bentuk ikon yang ada sehingga pengunjung dalam menikmati fasilitas yang ada pada objek wisata budaya Setu Babakan.

III.1.1 Tujuan Komunikasi

Menurut Krusrianto (2007) “komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu atau untuk mengubah sikap, pendapat atau perilaku, baik langsung secara lisan maupun tidak langsung memalui media”.

Dalam perancangan media informasi yang berupa sign system, penulis merancang petunjuk-petunjuk mengenai fasilitas yang terdapat di wisata Setu Babakan serta himbauan yang harus dipatuhi para pengunjung wisata Setu Babakan. Penyederhanaan bentuk visual yang disesuaikan dengan konsep budaya


(23)

21 merupakan teknik yang digunakan penulis dalam perancangan media informasi ini.

Adapun tujuan perancangan media informasi sign system ini guna mengatasi pokok permasalahan yang ada pada wisata Setu Babakan antara lain:

1. Memberikan informasi kepada pengunjung mengenai informasi, fasilitas serta tempat-tempat yang berada di objek wisata Setu Babakan.

2. Mempermudah pengunjung wisata Setu Babakan untuk menemukan tempat yang mereka tuju.

3. Menjadikan kawasan wisata Setu Babakan sebagai kawasan wisata budaya yang mempunyai fasilitas sign system yang lengkap.

III.1.2 Pendekatan Komunikasi

Pendekatan komunikasi yang dilakukan penulis ada dua, yaitu pendekatan komunikasi secara visual dan verbal.

1. Pendekatan Komunikasi Visual

Pendekatan visual dilakukan dengan cara menyampaikan informasi kepada pengunjung dengan menggunakan penyederhanaan objek, ilustrasi, dan tipografi yang dibuat menjadi visual yang tidak menghilangkan ciri khas wisata Setu Babakan, yang merupakan sebuah objek wisata budaya betawi. 2. Pendekatan Komunikasi Verbal

Pada pendekatan komunkasi verbal dalam strategi perancangan ini menggunakan penyampaian komunikasi menggunakan bahasa Indonesia. Hal itu ditujukan agar penyampaian komunikasi menjadi dapat dimengerti oleh pengunjung

III.1.3 Materi Pesan

Tujuan perancangan media informasi ini ditujukan pada target sasaran dengan segmentasi yang telah dikelompokkan yaitu pengunjung wisata Setu Babakan. Materi pesan yang akan disampaikan mengenai simbol, petunjuk arah, dan peringatan atau himbauan di area wisata Setu Babakan.


(24)

22 III.1.4 Strategi Kreatif

Agar tujuan perancangan media informasi yang diharapkan dapat tercapai dengan baik, maka yang harus dilakukan dalam penyampaian informasi ini harus memiliki konsep visual yang menarik seperti bentuk-bentuk ikon yang berdasarkan dari objek wisata budaya betawi Setu Babakan yang telah disederhanakan yang nantinya akan membuat tempat wisata memiliki nuansa betawi di wisata Setu Babakan dan tentunya lebih mudah dipahami oleh target audiens, sehingga akan memudahkan audiens untuk mendapatkan pesan informasi yang disampaikan.

Media informasi menurut M. Kesrul (2003) memiliki arti data akurat, tepat waktu, relevan dan lengkap. Sehingga informasi yang akan dibuat harus memenuhi 4 faktor tersebut.

Media yang digunakan oleh penulis adalah media informasi, yang didalamnya terdapat informasi lokasi dan petunjuk arah yang ada di Setu Babakan. Perancangan media informasi pada objek ini disesuaikan dengan ciri khas yang dimiliki Setu Babakan, dengan konsep yang dibuat diharapakan dapat selaras dengan karakter khas yang dimiliki Setu Babakan dan informasi yang akan disampaikan dapat dipahami dengan mudah dan jelas.

III.1.5 Strategi Media

Stategi media yang digunakan disesuaikan dengan fenomena permasalahan yang ada, dalam hal ini perlu adanya media yang dapat memberi informasi tentang fasilitas-fasilitas apa saja yang ada di kawasan Setu Babakan.

Dalam hal ini digunakan teori media untuk perancangan yang menggunakan media primer dan sekunder. Media primer adalah media utama dalam media informasi ini, sedangkan media sekunder adalah media yang bersifat melengkapi atau menunjang media utama.


(25)

23 1. Media Utama

Media utama yang dipakai dalam perancangan media informasi ini disesuaikan dengan kebutuhan utama wisata Setu Babakan yaitu sign system. Dari berbagai jenis sign system yang ada hanya beberapa saja yang dipakai dalam perancangan sign system Setu Babakan ini, yaitu :


(26)

24 Babakan dan tetap mempertimbangkan aturan yang ada dalam sistem identitas dari wisata Setu Babakan. Konsep visual yang ditampilkan dalam media informasi ini memanfaatkan teknik penyampaian dengan teknik perancangan menggunakan sign system yang menggunakan visual simbol dan ciri khas dari wisata budaya betawi Setu Babakan tersebut. Bentuk dan pesan secara visual menggunakan bentuk-bentuk yang diambil dari objek-objek yang terdapat pada wisata Setu Babakan dan disederhanakan ke dalam bentuk sign system yang menarik dan efektif, agar pesan dan informasi sampai kepada target sasaran yang dituju.

III.2.1 Format Desain

Format desain yang akan digunakan dalam media informasi ini dibuat sederhana dengan menggunankan posisi landscape pada sign system direction dan potrait untuk sign system identification dan regulation. Sedangkan, untuk format peta kreatif adaah landscape serta format yang disesuaikan pada setiap media-media yang akan digunakan.

Gambar III.1 Ornamen gigi balang pada rumah khas Betawi

Sumber: http://cintebetawi.com/wp-content/uploads/2013/07/ornamen-betawi-2.jpg (23 mei 2015)

Format desain yang digunakan dalam perancangan sign system petunjuk arah menggunakan sebuah objek yang ada di wisata Setu Babakan yaitu gigi balang. Gigi balang adalah adalah ornamen yang biasanya dijadikan sebagai dekorasi rumah adat Betawi, gigi balang terbuat dari kayu berbentuk ornamen segitiga berjajar menyerupai gigi belalang.


(27)

25

Gambar III.2 Ornamen gigi balang pada rumah khas Betawi

Sumber : https://fadiahnurannisa.files.wordpress.com/2014/01/betawi2.jpg (2 juli 2015)

Gambar III.3 Ornamen gigi balang pada rumah khas Betawi

Sumber : https://ahsinufadli.files.wordpress.com/2014/07/setu-babakan1.jpg?w=415&h=274 (2 juli 2015)

Dalam buku “Rumah etnik betawi” gigi balang memiliki ragam hias yang bentuknya mirip belalang sembah (concorang) ini juga diartikan sebagai bentuk penghormatan pemilik rumah kepada tamu yang berkunjung. Maka dari itu penulis memilih ornamen gigi balang sebagai bentuk dasar sign system petunjuk arah karena akan memberikan kesan sebuah penghormatan kepada wisatawan yang datang ke wisata Setu Babakan.

Secara kesamaan bentuk (similarity), bentuk dasar gigi balang memiliki kemiripan sebagai tanda petunjuk arah.


(28)

26

Gambar III.4 (a) Gigi balang, (b) Bentuk dasar sign system

Sumber : (a) http://cintebetawi.com/wp-content/uploads/2013/07/ornamen-betawi-2.jpg

(23 mei 2015)

(b) Dokumen pribadi

III.2.2 Tata Letak (layout)

Tujuan utama tata letak layout adalah menampilkan elemen visual yaitu gambar dan teks agar menjadi lebih komunikatif sehingga memudahkan pembaca dalam menerima informasi yang disajikan. Dalam setiap media yang disusun selalu mengacu pada konsep awal yaitu penempatan unsur-unsur grafis yang disusun sedemikian rupa untuk mendapat kesan yang menarik dan juga informatif.

Untuk mendapatkan kesan tersebut, maka dibuat variasi yang berupa pemberian bentuk yang mengandung unsur Wisata Setu Babakan yang disederhanakan yang akan diisi dengan simbol dan tulisan pada sign system.

Gambar III.5 Tata letak layout pada sign system petunjuk arah


(29)

27

Gambar III.6 Tata letak layout sign system identitas tempat, himbauan dan peringatan. Sumber : Dokumen pribadi

III.2.3 Huruf

Pemakaian huruf yang baik adalah pemakaian huruf yang memiliki tingkat keterbacaan yang baik dan mudah dipahami oleh target audiens.

Pada perancangan sign system objek wisata budaya Setu Babakan penulis memilih font Assassin’s Creed untuk mempermudah menyampaikan informasi kepada target audiens, alasan penulis memilih jenis Assassin’s Creed sebagai tipografi pada perancangan yang digunakan yaitu karena jenis font ini memiliki keterbacaan yang baik, sesuai dengan perancangan sign system yang dibuat penulis.

Pemilihan tipografi yang benar sangat membantu audience untuk beraktifitas di objek wisata budaya Setu Babakan, selain untuk memperkuat untuk perancangan sign system, huruf juga mampu memberikan kenyamanan serta informasi yang berguna untuk pengunjung yang berkunjung ke obek wisata budaya Setu Babakan.


(30)

28 Budaya Setu Babakan. Pemilihan font ini digunakan untuk teks pada Sign System.

Gambar III.7 Huruf Assassin’s Creed Sumber : Dokumen pribadi


(31)

29 Babakan” pada media pendukung dikarenakan memiliki bentuk yang hampir sama seperti huruf utama tetapi memiliki unsur keterbacaan lebih jelas untuk dibaca.

Gambar III.10 Huruf Adelfy Sumber : Dokumen pribadi

III.2.4 Ilustrasi

Ilustrasi adalah gambar yang dapat berbentuk sketsa atau image atau foto yang kemudian dibuat menjadi bentuk simbol. Perancangan media informasi sign system ini mengambil ilustrasi dari foto-foto lokasi yang ada di objek wisata budaya Setu Babakan dan kemudian disederhanakan menjadi gambar dan simbol yang akan digunakan dalam perancangan sign system ini.

Pada ikon kuliner, penulis mengambil ciri khas dari salah satu kuliner betawi. Salah satu ciri khas nya adalah tempat yang digunakan sebagai wadah kerak telor yang digendong dan anglo.

Gambar III.11 (a) Referensi kuliner betawi, (b) ikon kuliner Sumber : (a)

https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/f/f9/Kerak_Telor_Betawi_Vendor.jpg (11 agustus 2015)


(32)

30 Pada ikon danau, penulis mengambil ciri khas bentuk air. Salah satu ciri khas nya adalah lengkungan seperti gelombang air.

Gambar III.12 (a) Referensi danau, (b) ikon danau Sumber : (a)

http://www.indonesiakaya.com/assets/imagesweb/_images_gallery/1231_Danau_yang_be rada_di_Setu_Babakan_dikelilingi_pepohonan_rimbun_membuat_suasana_menjadi_asri.

jpg (8 agustus 2015) (b) Dokumen pribadi

Pada ikon parkir, penulis mengambil bentuk objek mobil sebagai ikon parkir.

Gambar III.13 (a) Referensi parkir, (b) ikon parkir Sumber : (a)

http://4.bp.blogspot.com/-tuGdS-VgH6s/UacMItEjBDI/AAAAAAAAHdM/EfVXmRAu9wE/s1600/tampak+belakang+all +new+vios+tipe+E.jpg (11 agustus 2015)

(b) Dokumen pribadi

Pada ikon OSEBA atau Onthel Setu Babakan, penulis mengambil ciri khas bentuk sepeda onthel.


(33)

31

Gambar III.14 (a) Referensi sepeda onthel, (b) ikon onthel

Sumber : (a) https://nyepeda.files.wordpress.com/2010/09/gazelle2010_kruisframe.jpeg (11 agustus 2015)

(b) Dokumen pribadi

Pada ikon wisata air, penulis mengambil ciri khas wisata yang paling digemari oleh pengunjung yaitu sepeda air.

Gambar III.15 (a) Referensi ikon wisata air (b) ikon wisata air

Sumber : (a) http://i623.photobucket.com/albums/tt318/capungkecil/24012010005.jpg (11 agustus 2015)

(b) Dokumen pribadi

Pada ikon rumah betawi, penulis mengambil ciri khas rumah betawi yang ada di Setu Babakan.


(34)

32

Gambar III.16 (a) Referensi rumah betawi (b) ikon rumah betawi

Sumber : (a) http://www.tokodagang.com/images/produk/84f081bd6011a49b4201.jpg (11 agustus 2015)

(b) Dokumen pribadi

Pada ikon panggung pertunjukan, penulis mengambil ciri khas dari sebuah panggung teater. Salah satu ciri khas nya adalah gorden jendela yang terbuka.

Gambar III.17 (a) Referensi panggung pertunjukan (b) panggung pertunjukan Sumber : (a)

http://2.bp.blogspot.com/-KioKxcGTiC8/UL4lvxBXaKI/AAAAAAAABSI/9heszui_Jwk/s320/IMG_1079.JPG (8 agustus 20150)

(b) Dokumen pribadi

Pada ikon taman bermain, penulis mengambil bentuk dasar ayunan sebagai ciri khas dari sebuah taman bermain.


(35)

33 Gambar III.18 (a) Referensi taman bermain (b) ikon taman bermain

Sumber : (a)

https://mainanedukatifdantkonline.files.wordpress.com/2014/08/ayunan-2-in-1.jpg?w=700 (11 agustus 2015)

(b) Dokumen pribadi

Pada ikon toko souvenir, penulis mengambil bentuk keranjang ciri khas dalam perbelanjaan.

Gambar III.19 (a) Referensi toko souvenir, (b) ikon toko souvenir Sumber : (a)

http://www.mitragemilang.com/images/Keranjang%20Belanja%20Rak%20Minimarket.jp g (11 agustus 2011)

(b) Dokumen pribadi

Pada ikon himbauan pecah, penulis mengambil sebuah guci ciri khas dari sebuah benda yang mudah pecah dengan ditambahkan bentuk sebuah retakan diatasnya untuk mewakilkan bentuk pecahan.


(36)

34

Gambar III.20 (a) Referensi ikon himbauan awas pecah, (b) ikon himbauan awas pecah Sumber : (a)

http://image1.indotrading.com/co2452/productimages/p32246/e77bd26a-6b0b-4ada-8ad0-0dcaeb5e3b2cw.jpg?404=default (11 agustus 2015) (b) Dokumen pribadi

Pada ikon larangan parkir, penulis mengambarkan resiko yang terjadi jika ada salah satu pengunjung Setu Babakan melakukan parkir sembarangan yaitu mobil yang sedang diderek.

Gambar III.21 (a) Referensi larangan parkir, (b) ikon dilarang parkir Sumber : (a)

http://www.sportku.com/uploads/images/mobil-derek-sedang-mengamankan-mobil-milik-bambang-rus-effendi-20121001160321-9319.JPG (11 agustus 2015)

(b) Dokumen pribadi

Pada ikon himbauan kurangi kecepatan, penulis mengambarkan sebuah speedometer yang sedang berada dalam kecepatan rendah


(37)

35

Gambar III.22 (a) Referensi himbauan kurangi kecepatan, (b) ikon himbauan kurangi kecepatan

Sumber : (a) http://s.hswstatic.com/gif/speedometer-1.jpg (11 agustus 2015) (b) Dokumen pribadi

Pada ikon kantor pengelola, penulis mengambil ondel-ondel yang merupakan ciri khas dari dari ikon betawi sebagai karakter orang di Setu Babakan. Salah satu ciri khas nya adalah ondel-ondel pria.

Gambar III.23 (a) Referensi ikon kantor pengelola, (b) ikon kantor pengelola

Sumber : (a) https://c1.staticflickr.com/7/6134/6011274023_4c2c5363b0_b.jpg (11 agustus 2015)

(b) Dokumen pribadi

Pada ikon toilet pria, penulis mengambil ondel-ondel dengan sarung di pundak yang merupakan ciri khas dari dari ondel-ondel pria.


(38)

36

Gambar III.24 Perancangan ikon toilet pria Sumber : Dokumeni pribadi

Pada ikon toilet wanita, penulis mengambil ondel-ondel dengan sarung di pundak menyelempang yang merupakan ciri khas dari dari ondel-ondel wanita.

Gambar III.25 (a) Referensi ikon toilet wanita (b) ikon toilet wanita Sumber : (a)

http://fc06.deviantart.net/fs70/i/2014/036/b/1/ondel_ondel_wpap_by_rifantaa-d75ad39.jpg (11 agustus 2015)

(b) Dokumen pribadi

Pada ikon larangan mencorat-coret, penulis mengambarkan karakter pengunjung yang sedang mencoret fasilitas.

Gambar III.26 Perancangan ikon larangan mencoret fasilitas Sumber : Dokumen pribadi


(39)

37 Pada ikon himbauan hati-hati melangkah, penulis mengambarkan karakter pengunjung yang sedang jatuh dari tangga.

Gambar III.27 Perancangan ikon himbauan hati-hati melangkah Sumber : Dokumen pribadi

Pada ikon himbauan buang sampah, penulis mengambarkan karakter pengunjung yang sedang membuang sampah dengan benar.

Gambar III.28 Perancangan ikon toilet himbauan buang sampah Sumber : Dokumen pribadi

Pada ikon dilarang buang sampah sembarangan, penulis mengambarkan resiko karakter pengunjung yang sedang jatuh terpeleset akibat membuang sampah sembarangan.

Gambar III.29 Perancangan ikon larangan buang sampah sembarangan Sumber : Dokumen pribadi


(40)

38 Pada ikon masjid, penulis mengambarkan kubah sebagai ciri khas sebuah masjid.

Gambar III.30 Perancangan ikon Masjid

Sumber : Dokumen pribadi

Pada ikon larangan merusak fasilitas, penulis mengambarkan karakter pengunjung yang sedang merusak fasilitas.

Gambar III.31 Perancangan ikon larangan Merusak Fasilitas Sumber : Dokumen pribadi

III.2.5 Warna

Warna merupakan salah satu unsur desain yang mempengaruhi pesan. Warna dalam perancangan media informasi sign system ini berfungsi untuk memberi kesan pada kesan informasi yang disampaikan.

Menurut Dinas Kebudayaan dan Permuseuman Provinsi DKI Jakarta dalam buku Ikhtisar Kesenian Betawi (2003, p126), pada umumnya orang betawi menyenangi warna yang cerah meriah dan kadang-kadang menyolok. Jadi penulis memilih warna-warna dasar yang kontras.


(41)

39

Gambar III.32 Warna pada perancangan latar ikon Sign system

Sumber : Dokumen pribadi

Gambar III.33Warna pada perancangan layout luar ikon Sign system

Sumber :Dokumen pribadi

Gambar III.34 Warna pada ikon Sign system


(42)

40

Gambar III.35 Penempatan warna pada sign system

Sumber : Dokumen pribadi

Sesuai dengan warna rambu lalu lintas yang sudah ditetapkan oleh Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika. Bahwa rambu yang memiliki arti keterangan tempat bewarna, rambu yang memiliki arti sebuah peringatan bewarna kuning dan rambu yang memiliki arti sebuah larangan bewarna merah. Maka dari itu penulis memilih warna tersebut sebagai salah satu perancangan sign system pada identifikasi tempat, peringatan, dan larangan.

Gambar III.36 Contoh warna pada sign system

Sumber : http://aeon-client.rumahosting.com/~dhbdukgo/images/rambu.gif (11 agustus 2015)


(43)

41 Arti pada warna rambu sign, berdasarkan artikel pada situs berita erteerwe.com. Pada tahun 1920, seorang petugas polisi bernama Willliam Potts, di Detroit, Michigan menyempurnakan pembuatan lalu lintas dengan tiga warna yang kemudian dikenal sebagai dasar ditemukannya lampu lalu lintas modern yang ada pada saat ini.

Warna merah artinya larangan atau stop atau bahaya. Warna merah identik dengan warna darah. Sejak jaman dahulu manusia sering berperang, berperang berarti saling membunuh dan menumpahkan darah Seperti yang diketahui bahwa semua manusia memiliki darah yang berwarna merah. Perang itu merugikan, maka kemudian ada kelompok manusia yang anti dengan peperangan, disepakati dan dibuatlah aturan untuk tidak saling berperang, melukai dan saling membunuh sesama manusia. Dengan tahapan aturan tersebut, yaitu awas bisa melukai, awas bahaya, dilarang melukai atau bahaya. Sehingga sampai sekarang warna merah dijadikan simbol untuk hal yang membahayakan atau larangan.

Warna Kuning artinya hati-hati atau waspada. Warna kuning identik dengan warna api, api memiliki sifat antara dua pilihan yaitu api kecil yang bisa di kendalikan, dan api besar yang sulit dikendalikan dan bisa membahayakan. Aturan warna kuning merniliki resiko bisa aman dan bisa juga berbahaya. Jaman dulu di dalam peperangan rnanusia selalu menggunakan api, baik untuk senjata, sinyal komunikasi, simbol dan penerangan. Dalam berperang mereka akan menggunakan api untuk segala sesuatunya, mengamati pergerakan musuhnya dengan melihat api yang digunakan, sehingga bila ada gerakan api atau obor musuhnya mereka akan bersiap-siap dan waspada untuk menghadapi serangan. Sehingga sampai sekarang warna kuning telah disepakati sebagai simbol untuk hati-hati atau waspada.

Adapun warna dalam perancangan layout infotainment map atau media pendukung lainnya ini adalah mayoritas adalah hijau dan kuning.


(44)

42

Gambar III.37 referensi warna pada peta kreatif

Sumber : Buku Rumah Etnik Betawi

Penulis memilih warna ini karena warna hijau dan kuning sangat identik dengan budaya betawi. Dalam buku “Rumah Etnik Betawi” dikatakan rumah betawi masih banyak yang diberi warna hijau dan kuning. Makna filosofi warna hijau adalah kesuburan, sedangkan filosofi warna kuning adalah kesejahteraan.

Gambar III.38 Penempatan warna putih, kuning dan merah pada sign system


(45)

43 BAB IV

TEKNIS PRODUKSI DAN APLIKASI MEDIA

IV.1 Teknis Produksi

Dalam proses produksi media, dilakukan melalui beberapa tahap yaitu:

A. Tahap Sketsa Awal

Sketsa awal adalah proses pencarian bentuk visual yang nantinya akan menjadi dasar dari bentuk visual media informasi ini, proses sketsa gambar mengacu kepada objek gambar yang nantinya akan dijadikan untuk mempermudah dalam menemukan konsep visual yang digunakan.

Gambar IV.1 Sketsa Sumber : Dokumen Pribadi

B. Tahap Eksekusi Visual

Eksekusi visual adalah tahap di mana dilakukannya proses visual, dalam hal ini konsep visual yang akan dijadikan media informasi berdasarkan objek foto dari objek wisata Setu Babakan, dalam hal ini objek foto disederhanakan tanpa


(46)

44 mengurangi bentuk asli dari objek tersebut, proses penyederhanaan ini menggunakan konsep atau ciri khas dari objek wisata Setu Babakan seperti penggunaan ornamen rumah khas betawi yang menjadi bagian dari objek wisata yang telah disederhanakan.

Gambar IV.2 Eksekusi visual bentuk layout sign Sumber : Dokumen Pribadi

Gambar IV.3 Eksekusi visual bentuk ikon toilet Sumber : Dokumen Pribadi

C. Tahap Perancangan

Merupakan di mana visual mulai diaplikasikan ke media utama dan pendukung. Dalam tahapan ini ditentukan pewarnaan, tata letak, tipografi, ukuran, teknik dan bahan yang digunakan.


(47)

45 IV.2 Aplikasi Media

Sign System

Sign (dalam bahasa Indonesia berarti tanda) adalah bentuk komunikasi yang dapat berbentuk komunikasi verbal dan visual. Sistem tanda berhubungan erat dengan ikon, indeks dan simbol. Ikon adalah bentuk tanda yang menyerupai bentuk dari yang diwakilinya, yang mengambil ciri-ciri yang sama dari bentuk aslinya.

Fungsi sign system adalah mengarahkan dan menginformasikan benda atau lokasi objek berada. Berikut uraian ukuran, material dan teknis sign system yang akan dibuat:

Sign Direction

Sign petunjuk arah digunakan untuk memberikan informasi kepada pengunjung mengenai arah dari tempat atau lokasi mengenai fasilitas-fasilitas yang ada di kawasan wisata Setu Babakan.

Gambar IV.4 Sign petunjuk arah Sumber : Dokumen Pribadi

Bahan/Media : Kayu Medium Density Fiberboard (MDF), Sticker Chromo Ukuran : 70 cm x 51 cm


(48)

46 Sign Identification

Sign tempat digunakan untuk memberikan informasi tempat dan fasilitas-fasilitas yang ada di kawasan wisata Setu Babakan.

Gambar IV.5 Sign tempat lokasi Sumber : Dokumen Pribadi

Bahan/Media : Kayu Medium Density Fiberboard (MDF), Sticker Chromo Ukuran : 70 cm x 51 cm

Sign Regulation

Sign larangan dan himbauan digunakan untuk memberikan peringatan atau himbauan kepada pengunjung agar lebih hati-hati.

Gambar IV.6 Sign larangan Sumber : Dokumen Pribadi


(49)

47 Gambar IV.7 Sign himbauan

Sumber : Dokumen Pribadi

Bahan/Media : Kayu Medium Density Fiberboard (MDF), Sticker Chromo Ukuran : 70 cm x 51 cm


(50)

48

Gambar IV.8 Peta kreatif Sumber : Dokumen Pribadi


(51)

49

Gambar IV.9 Brosur Sumber : Dokumen Pribadi


(52)

(53)

51

Gambar IV.12 (a) ilustrasi pin, (b) aplikasi ilustrasi pada pin Sumber : Dokumen Pribadi


(54)

(55)

53 Gambar IV.15 (a) Ilustrasi gantungan kunci, (b) aplikasi gantungan kunci


(56)

54 IV.4 Aplikasi Sign System pada lokasi

Berikut adalah contoh pengaplikasian sign system identification rumah betawi di depan objek wisata rumah betawi yang ada di wisata setu babakan.

Gambar IV.17 Aplikasi sign lokasi

Berikut adalah contoh pengaplikasian sign system direction onthel di pinggir jalan yang bertujuan untuk memberitahu arah menuju objek wisata sepeda onthel.


(57)

55 Berikut adalah contoh pengaplikasian sign system regulation larangan dilarang parkir, sign ini diletakan di tempat yang dipenuhi oleh kendaraan yang parkir sembarangan seperti di pinggir jalan yang ada di kawasan wisata Setu Babakan.

Gambar IV.19 Aplikasi sign larangan

IV.5 Spesifikasi Hardware and Software

Spesifikasi Software

Sistem operasional yang digunakan adalah Windows 7 Ultimate 32-Bit dengan software grafis Adobe ilustrator CS6, Adobe photoshop CS6, dan software pendukung Microsoft Word.


(58)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN SIGN SYSTEM WISATA SETU BABAKAN

DK 38315/Tugas Akhir Semester II 2014-2015

Oleh : Rita Amalia 51911012

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(59)

vi DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ...i

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACK ...v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

I.1 Latar Belakang Masalah ... 1

I.2 Identifikasi Masalah ... 2

I.3 Rumusan Masalah ... 2

I.4 Batasan Masalah ... 3

I.5 Tujuan Perancangan ... 3

BAB II KAJIAN DATA DAN PUSTAKA ... 4

II.1 Sign System ... 4

II.2 Wisata dan Pariwisata... 6

II.3 Tinjauan Umum Setu Babakan... 7

II.4 Opini Masyarakat Tentang Setu Babakan ... 17

II.5 Khalayak Masyarakat Pengunjung Setu Babakan ... 18

II.6 Kesimpulan dan Solusi ... 19

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL ... 20

III.1 Strategi Perancangan ... 20


(60)

vii

BAB IV TEKNIS PRODUKSI DAN APLIKASI MEDIA ... 43

IV.1 Teknis Produksi... 43

IV.2 Aplikasi Media ... 45

IV.3 Media Pendukung ... 47

IV.4 Aplikasi Sign System Pada Lokasi ... 54

IV.5 Spesifikasi Hardware dan Software... 55

DAFTAR PUSTAKA ... 56


(61)

56 DAFTAR PUSTAKA

Sumber dari Buku

Andhika, Anisa., & Phianti Ade. (2009). MMME (Makan Main Minum Mejeng) di Bodetabek, Jakarta: Gagas Media

Mulyani, Ade., & Dwiharti, Wieke. (2011). Jakarta: Panduan Wisata Tanpa Mal, Jakarta: Gramedia

Raharjanti, Rini (2011). Travelisious Jakarta, Jakarta: B-First

Swadarma, Doni,. & Aryanto Yunus. (2013). Rumah Etnik Betawi, Jakarta: Griya Kreasi

Yoeti, Oka A. (1996). Pengantar Ilmu Pariwisata, Bandung: Angkasa Wahab, Salah (1975). Tourism Management, Jakarta: Tourism International

Sumber dari Internet

DISHUBKOMINFO. Deskripsi Lampu Lalu Lintas. Tersedia di:

http://www.dishubkominfo.badungkab.go.id/deskripsi-rambu-lalu-lintas/ [4 Mei 2015]

Info Jakarta. 2013 (26 Desember). Mengenal Kampung Budaya Betawi Setu Babakan. Tersedia di:

http://infojakarta.net/mengenal-kampung-budaya-betawi-setu-babakan/ [4 Mei 2015]

Jakarta Tourism. Kampung Budaya Betawi Setu Babakan. Tersedia di: http://www.jakarta-tourism.go.id/node/483?language=id [8 Mei 2015] Kidnesia. 2014 (17 September). Tips Ke Setu Babakan. Tersedia di:

http://www.kidnesia.com/Kidnesia2014/Indonesiaku/Jalan-Jalan/Tips-Ke-Setu-Babakan [8 Mei 2015]

Post kota News. 2012 (18 Mei). Pengunjung Setu Babakan dan Ragunan Meningkat. Tersedia di:

http://poskotanews.com/2012/05/18/pengunjung-setu-babakan- dan-ragunan- meningkat/# [1 Juni 2014]


(62)

57 Yustafa, Leski Rizkinaswara. (2014). Analisis Pengaruh Kehadiran Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan Terhadap Sektor Pariwisata Serta Kelestarian Budaya Betawi Di Jakarta. [Online]. Tersedia: https://www.scribd.com/doc/231143447/Uas-Seminar-pariwisata. [13 Mei 2015]


(63)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya lah sehingga perancangan tugas akhir yang berjudul “Perancangan Sign System wisata Setu Babakan” ini dapat diselesaikan. Tugas akhir ini dibuat guna sebagai syarat kelulusan bagi mahasiswa/i yang telah menempuh pendidikan pada Program Studi Desain Komunikasi Visual, Fakultas Desain di Universitas Komputer Indonesia.

Pada kesempatan ini, penulis sekaligus ingin mengucapkan terima kasih atas bantuan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat disusun dan dapat diselesaikan dengan tepat waktu, terutama kepada pembimbing Bapak Deni Albar, M.Ds., dosen wali yang selalu memberikan arahan dan nasihatnya Bapak Kankan Kasmana, M.Ds. Dan Kepada kedua orang tua dan kakak penulis yang atas kasih sayangnya selama ini selalu mendorong dan mengingatkan akan pentingnya pendidikan formal maupun non formal, terlebih lagi agama bagi kehidupan anak-anaknya. Tak lupa mengucapkan terimakasih kepada sahabat, dan kerabat penulis, keluarga DKV-1 UNIKOM 2011, dan lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Atas semua dukungan, motivasi dan semangat yang selalu diberikan.

Akhir kata, semoga perancangan ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya bagi para pembaca.

Bandung, Juli 2015


(64)

(65)

(66)

(67)

(68)

(69)

66 DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Rita Amalia

NIM : 51911012

TTL : Jakarta

13 Mei 1994 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Fakultas : Desain dan Seni Program Studi : Desain Komunikasi Visual

Jenjang : S-1

Alamat : Jl. Tubagus Ismail Dalam no 4s, Bandung Telepon : 089623946532

Email : amalia_rita09@yahoo.com Twitter/IG : @itaamalia

ID LINE : itaamalia

Riwayat Pendidikan

Tahun Pendidikan

2011-2015 Universitas Komputer Indonesia

2008-2011 SMA N 3 Jakarta

2005-2008 SMP N 58 Jakarta


(70)

(71)

(1)

(2)

(3)

(4)

66 DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Rita Amalia

NIM : 51911012

TTL : Jakarta

13 Mei 1994

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Fakultas : Desain dan Seni

Program Studi : Desain Komunikasi Visual

Jenjang : S-1

Alamat : Jl. Tubagus Ismail Dalam no 4s, Bandung

Telepon : 089623946532

Email : amalia_rita09@yahoo.com

Twitter/IG : @itaamalia

ID LINE : itaamalia

Riwayat Pendidikan

Tahun Pendidikan

2011-2015 Universitas Komputer Indonesia

2008-2011 SMA N 3 Jakarta

2005-2008 SMP N 58 Jakarta


(5)

(6)