Perancangan Sign System Gang Ciroyom

(1)

Laporan Pengantar Proyek Tugas Akhir

PERANCANGAN

SIGN SYSTEM

GANG CIROYOM

DK 38315/Tugas Akhir Semester II 2010/2011

Oleh: Diky Fajar NIM: 51907117 Program Studi

Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas berkat rahmat dan karunia-Nya. laporan tugas akhir ini disusun untuk melengkapi dan memenuhi syarat untuk mencapai gelar Sarjana Desain pada Fakultas Desain Program Studi Desain Komunikasi Visual Universitas Komputer Indonesia.

Tugas akhir yang berjudul “PERANCANGAN SIGN SYSTEM GANG CIROYOM” merupakan judul yang dipilih karena tugas akhir ini memuat pembahasan tentang hasil penelitian mengenai kebutuhan akan sign system di gang Ciroyom.

Dengan keterbatasan waktu, pengetahuan, pengalaman, serta kesempatan yang ada, disadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna, baik dari segi materi maupun sistematika penulisan dan pembahasannya. Oleh karena itu, segala saran dan kritik demi perbaikan dan penyempurnaannya akan diterima dengan senang hati. Semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan pihak-pihak yang berkepentingan.

Bandung, 19 Juli 2011


(3)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Tanda dikenal sebagai alat inter lingual, seperti rambu lalu lintas dan tanda pengenal bangunan. Dapat dibayangkan betapa sukarnya bila lalu lintas tidak dilengkapi dengan rambu-rambu, dan demikian pula halnya bila semua bangunan tidak mempunyai nama dan alamat. Dengan semakin berkembangnya kota dan semakin berkembangnya penduduk sebuah sign system menjadi penting dan tidak hanya digunakan untuk tanda bangunan saja.

Gang adalah sebuah jalan kecil yang ada di sudut kota atau perkampungan. Ciroyom adalah sebuah nama kelurahan di daerah kecamatan Andir di kota Bandung, disana terdapat gang yang bernama gang Ciroyom I (satu) sampai gang Ciroyom VI (enam). Penduduk disana adalah orang-orang pekerja keras yang bekerja di siang hari bekerja sebagai pegawai, berjualan, ada juga yang mencari penghasilan dengan berjualan di daerah pasar Ciroyom di malam hari sampai pagi. Pasar Ciroyom merupakan pasar yang beroperasi di malam hari.

Daerah tersebut beragam dengan orang-orang yang berdatangan dari luar daerah yang kebanyakan pendatang berasal dari daerah Jawa meski ada juga pendatang yang berasal dari daerah lain. Penggunaan bahasa disana masih banyak yang menggunakan bahasa daerah asal


(4)

(Sunda). Meskipun penduduk yang berasal dari daerah luar Bandung cukup banyak mereka mencoba menyesuaikan dengan kondisi penduduk asli di daerah Ciroyom tersebut. Kebanyakan dari penduduk yang pendatang yang berjualan di daerah Ciroyom memilih tempat tinggal yang bersifat sewaan (kontrakan) untuk tempat tinggal atau mengolah dagangan mereka. Tingkat kebisingan di daerah Ciroyom memiliki kompleksitas tinggi karena di dalam gang tersebut bisa terdapat beberapa industri rumahan yang berbeda-beda. Pengguna kendraan bermotor di dalam gang pun cukup sering, belum lagi banyaknya gerobak baik yang hanya sekedar berjualan lewat atau pun diam menunggu pembeli datang.

Keadaan jalan gang di daerah Ciroyom bisa dikatakan tidak begitu lebar, meskipun ada sebagian gang yang jalannya melebar, sebagian besar gang hanya bisa dilalui oleh satu sepeda motor dan sebuah gerobak dagangan atau becak karena lebar gang ditentukan oleh masyarakat dan bangunan yang dibuat di daerah tersebut. Keadaan jalan di setiap RT tidak sama, di sebagian RT di daerah Ciroyom kondisi jalannya ada yang terawat karena jalan hanya digunakan pejalan kaki saja, tetapi di sebagian lainnya jalan tidak begitu baik karena jalan sering dilalui sepeda motor, gerobak dan becak. Hal itu disebabkan karena gang yang dilalui merupakan jalan yang memiliki akses menuju jalan raya.

Kondisi fisik jalan yang hanya menggunakan semen sebagai bahan jalan menyebabkan jalan menjadi mudah rusak dan kerap kali


(5)

mengalami perbaikan sehingga jalan terpaksa dialihkan karena gang yang diperbaiki harus ditutup secara total mengingat lebar gang yang sempit bila melakukan perbaikan secara dipilah-pilah. Di dalam sebuah gang kerap juga terjadi pembuangan sampah rumah yang seharusnya dibuang ke tempat pembuangan sampah (TPS) yang kemudian dibuang di sebuah sudut gang yang sepi, oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

Pada umumnya di setiap muka gang terdapat sign system nama gang yang tertera jelas. Sekarang kondisi itu sulit ditemui karena kondisi sign system banyak yang rusak, belum lagi sign system yang hilang sehingga gang tidak memiliki sign system yang seharusnya dimiliki setiap gang. Tidak adanya peraturan dan panduan mengenai pembuatan sign system gang menjadikan pembuatannya hanya dilakukan berdasarkan kesadaran masyarakat tanpa adanya standarisasi untuk pembuatannya. Kondisi itu merupakan hal nyata yang ada di setiap gang terutama daerah Ciroyom, dampaknya pendatang baru atau petugas pos yang mengirim surat atau paket merasa kesulitan untuk mencari alamat karena harus bertanya dulu kepada warga sekitar yang kebetulan ada disana.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis mengidentifikasikan beberapa masalah yang ada didalam gang Ciroyom diantaranya:


(6)

 Kurangnya informasi keadaan gang dan himbauan-himbauan atau larangan di setiap gang Ciroyom.

 Tidak adanya panduan yang dijadikan acuan untuk pembuatan sign

system yang sesuai dengan aspek-aspek masyarakat dan

lingkungan di kawasan gang Ciroyom.

 Membutuhkan media dalam menyampaikan informasi mengenai keadaan di dalam sebuah gang baik yang sudah dibuat ataupun yang belum dibuat.

 Kebiasaan warga yang mengunakan kendaraan bermotor/ gerobak di dalam gang yang kurang tertib menjadikan gang lebih membutuhkan sebuah informasi/ untuk mengenai kondisi gang itu sendiri.

 Banyaknya pendatang baru dari luar daerah yang tinggal di daerah Ciroyom.

1.3. Fokus Masalah

Gang Ciroyom yang selama ini kurang dalam memberikan informasi mengenai keadaan gang, membutuhkan sebuah sign system untuk memberikan informasi yang lebih maksimal, baik yang sudah pernah dibuat ataupun yang belum dibuat. Maka permasalahan ini difokuskan pada perancangan sign system mengenai keadaan gang, aturan dan teknis pembuatan sign system yang akan dibuat masyarakat Ciroyom dan digunakan oleh masyarakat sekitar daerah Ciroyom ataupun luar daerah


(7)

1.4. Tujuan Perancangan

Memberikan informasi keadaan gang Ciroyom kepada masyarakat daerah Ciroyom dan luar daerah melalui sign system yang dibuat sehingga memudahkan masyarakat dan mengurangi masalah yang ada di gang Ciroyom.


(8)

BAB II

SIGN SYSTEM GANG CIROYOM

1.1. Sign system

1.1.1. Pengertian Sign system

Dengan berkembangnya sebuah pemukiman dan semakin rumitnya kondisi pemukiman kecil di daearah Ciroyom maka dibutuhkan media informasi berupa tanda (sign) untuk memudahkan masyarakat baik penghuni Ciroyom atau pun di luar daerah Ciroyom.

C. S Peirce dalam Sign In Use, (seperti dikutip Septianto, 2010) menyatakan bahwa sign adalah tanda berbentuk simbol yang dapat mengartikan suatu pesan atau istilah, sign dibuat untuk menjadi pembeda atau pembanding dengan tanda-tanda yang lain.

Raymond Boudon dalam Sign In Use, (seperti dikutip Septianto, 2010) System adalah suatu cara untuk melaksanakan sebuah perencanaan yang telah ada, system juga dapat diartikan menjadi sebuah siasat atau cara untuk dapat menyampaikan sesuatu dengan baik dan mudah.

Pengertian sign system adalah kumpulan dari tanda-tanda individual yang telah didesain untuk mengidentifikasikan atau mengarahkan lalu lintas dan atau sebuah bangunan yang


(9)

kompleks atau berkelompok. Menyangkut tanda sebagai sebuah sistem harus berdasarkan elemen-elemen desain lainya.

2.1.2. Jenis-Jenis Sign System

Dalam sistem komunikasi visual tanda mengalami perkembangan dan terdapat lima macam dasar dari jenis-jenis tanda (sign type) yang mudah diingat, Kelima jenis tersebut adalah:

1. Tanda Petunjuk dan Informasi

Tanda ini berupa tanda yang berguna untuk mengarahkan suatu objek sasaran dengan menginformasikan dimana suatu lokasi atau benda tersebut berada.

2. Tanda Petunjuk Arah (Direction)

Tanda petunjuk arah adalah tanda-tanda yang mencakup arah panah yang mampu mengarahkan objek sasaran menuju suatu tempat, seperti ruangan, jalan ataupun fasilitas lainnya. 3. Tanda Pengenal (Identification)

Tanda pengenal adalah tanda yang digunakan untuk membedakan antara suatu objek dengan objek lainnya, seperti identitas kantor, gedung, perusahaan atau produk. 4. Tanda Larangan dan Peringatan (Regulation)

Tanda ini berujuan untuk menginformasikan mengenai apa yang tidak boleh dikerjakan atau dilarang. Selain itu, tanda ini juga menginformasi agar audiens berhati-hati.


(10)

5. Tanda Pemberitahuan Resmi

Tanda ini menunjukan informasi tentang pemberitahuan resmi dan agar tidak dikacaukan dengan tanda – tanda petunjuk.

Menurut Julianto (2010) dalam pembuatan Sign system yang baik harus memenuhi empat kriteria berikut:

1. Mudah dilihat

Penempatan sign system juga harus dipikirkan secara tepat, dan penempatan sign system yang baik yaitu ditempat yang mudah diakses orang.

2. Mudah Dibaca

Bentuk huruf atau tipografi yang digunakan dalam sign system Sebisa mungkin dapat terbaca baik siang maupun malam.

3. Mudah Dimengerti

Bentuk penulisan yang tertera pada sign system harus mudah untuk dipahami. Oleh semua kalangan dari semua usia, bentuk tulisan juga sebisa mungkin dibuat singkat dan padat.

4. Dapat Dipercaya

Kebenaran informasi yang ada dapat dipercaya tidak menyesatkan.


(11)

2.2. Gang Ciroyom

1.2.1. Perihal Ciroyom

Ciroyom nama sebuah nama daerah yang berada di kota Bandung Kecamatan Andir, sebelumnya dulu disebut dengan nama Ganguan’an dan kemudian diganti menjadi Ciroyom. Nama Ciroyom sendiri diambil karena adanya kali disekitar daerah tersebut. Dulu Ciroyom bukanlah sebuah pemukiman warga seperti sekarang, melainkan sebuah kebun sayur yang luas yang terdiri dari beberapa jenis sayur dedaunan, Masa peralihan kebun sayur menjadi pemukiman terjadi antara tahun 1960 hingga sekarang dan mendapat julukan nama Ciroyom, dan lokasi yang sekarang dijadikan pasar dulunya adalah sebuah tempat peternakan babi yang kemudian dijadikan pasar peraliahan dari daerah Babatan oleh pemerintah masa peralihan Peternakan menjadi sebuah pasar terjadi antara tahun 1970 dimana pedagang di pasar Babatan yang dulu berjualan sebagai pedagang kaki lima dipindahkan ke daerah Ciroyom agar lebih tertib, dan hingga sekarang pedagang yang ada di daerah Ciroyom sendiri semakin bertambah.


(12)

2.2.2. Gang

Dalam wawancara dengan Daddy, Dinas Bina Marga (2010) berpendapat bahwa:

Gang adalah sebuah jalan kecil memiliki lebar kurang dari empat meter, Lebar sebuah gang dalam satu lajur jalan tidak menentu karena sebetulnya sebuah gang hanya diwajibkan memiliki lebar dua meter yang difungsikan minimal kegunaannya dapat digunakan untuk membawa jenazah keluar dari gang.

Kadang keberadaan lebar sebuah gang hanya sebuah hibah dari pemilik rumah yang ada, biasanya masyarakat memberikan hibah tanahnya untuk sebuah jalan umum hanya satu meter saja. Sebuah ruang gang mempunyai banyak kegiatan dan keselarasan, baik kegiatan yang menyangkut hal sosial atau ekonomi. Dalam hal sosial setiap warga di waktu tertentu kerap melakukan kerja bakti sosial untuk kebersihan daerahnya, dan dari segi ekonomi di dalam sebuah gang dapat terjadi kegiatan jual beli diantaranya sebuah warung yang ada di dalam gang atau pedagang yang berkeliling ke setiap jalan dan gang.

Adisasmita (2010) “Pemanfaatan spasial (ruang) yang serasi janganlah hanya dilihat dari keserasian fisik, tetapi juga dari keserasian sosial-ekonomi dalam arti bahwa kegiatan-kegiatan dalam pemanfaatan sepasial (ruang) seharusnya dikaitkan dan dapat dikaitkan dengan kegiatan sosial-ekonomi penduduk didaerah/kawasan yang bersangkutan dan sekitarnya” (h. 38).


(13)

2.2.3. Kondisi Daerah Ciroyom

Luas wilayah daerah Ciroyom adalah 60 hektar, jumlah RW dan RT serta penduduk dan kepala keluarga yang tinggal menurut data sensus penduduk terakhir 2010:

Gang Ciroyom I (satu) sampai dengan VI (enam) berada diantara RW 07, 08 dan RW 09, jumlah RT yang ada di dalam gang tersebut berada sekitar 14 RT, dengan 1282 kepala keluarga dan 4899 jiwa.

No Nama Wilayah

Jumlah Kelompok Jumlah RT Jumlah

KK

Jumlah Jiwa

1 RW 01 9 648 2483

2 RW 02 6 178 571

3 RW 03 10 473 1866

4 RW 04 8 253 951

5 RW 05 9 335 1249

6 RW 06 10 493 1853

7 RW 07 9 414 1694

8 RW 08 9 478 1745

9 RW 09 8 390 1460

10 RW 10 9 507 1804

Jumlah 87 4.169 15.760


(14)

1.2.4. Demografis Masyarakat

Gender : - Laki – laki - Perempuan

Usia : 0 s/d ± 90 tahun

SES : C, B dan AB

Status : - Belum Menikah - Menikah

- Janda / Duda Pekerjaan : - Pelajar

- Ibu Rumah Tangga - Pegawai Swasta - Penjual/Pedagang - Buruh

- Seniman - Guru/Pengajar - Musisi

- Polisi - Pensiunan - Pegawai Negeri


(15)

1.2.5. Peta Gang Ciroyom

Gambar II. 1 Peta Gang


(16)

2.2.5.1. Gang Ciroyom I

Gang Ciroyom I memiliki lebar yang cukup untuk masuk sebuah mobil (kendaraan roda empat), muka jalan tersebut cukup lebar namun penyempitan terjadi di bagian tengah gang. Boleh dibilang jalan yang lebar hanya terdapat di muka saja. Gang itu memiliki gapura namun tidak terdapat sign

system nama gang sebagai mana seharusnya.

Warga di gang Ciroyom I sebagian besar adalah pedagang yang berjualan di pasar Ciroyom, kebanyakan warga di gang ini menggunakan sepeda motor untuk kendaraan sehari-hari. Orang tua disini pun cukup aktif dalam berkegiatan keagamaan di masjid, setiap minggu warga gang Ciroyom selalu melakukan kegiatan Salsih (Salasa bersih) dan Jumsih (Jumat bersih). Kegiatan yang dilakukan masyarakat untuk bersih-bersih di sepanjang gang

Gambar II. 2 Gang Ciroyom I


(17)

Ciroyom. Warga di gang Ciroyom I ramah terhadap pendatang baru dengan pembawaan bahasa Sunda yang digunakan sebagai bahasa sehari-hari. Warga gang ini cukup upaya dalam kebersihan lingkungan terutama ibu-ibu yang kerap menyapu jalanan halaman rumahnya dari sampah yang berserakan.

2.2.5.2. Gang Ciroyom II

Gang ini sempit, keadaan di dalam gang tersebut tidak terlalu ramai karena gang tersebut terhimpit bangunan yang tinggi dan sempit, selain itu juga gang ini tidak memiliki gapura dan sign system nama gang sebagai mana seharusnya.

Warga di gang Ciroyom II sebagian besar adalah pedagang yang berjualan di pasar Ciroyom, kebanyakan warga di gang ini menggunakan sepeda motor untuk

Gambar II. 3 Gang Ciroyom II


(18)

kendaraan sehari-hari. Seperti di gang Ciroyom I aktivitas yang dilakukan masyarakat pun sama. Termasuk kegiatan Salsih dan Jumsih.

2.2.5.3. Gang Ciroyom III

Gang ini sempit, di dalam gang ini terdapat masjid (tempat ibadah umat islam), gang ini memiliki sign system nama di depan gang tetapi di ujung gang belakang tidak terdapat sign system. Selain itu tidak terdapat gapura seperti pada gang lainya, sehingga sign system yang ada ditempel pada papan masjid yang terdapat pada mulut gang.

Warga di gang Ciroyom III menggunakan sepeda motor untuk kendaraan sehari-hari banyak dari mereka berjualan di pasar Ciroyom dan juga membuat usaha sendiri seperti industri rumahan dengan membuat otak-otak dan basreng (baso goreng) atau makanan lainnya yang kemudian dijual di

Gambar II. 4 Gang Ciroyom III


(19)

pasar Ciroyom. Seperti di gang Ciroyom sebelumnya aktivitas yang dilakukan masyarakat pun sama. Termasuk kegiatan Salsih dan Jumsih.

2.2.5.4. Gang Ciroyom IV

Gang ini bisa dibilang gang yang terpanjang di antara gang yang lain. Gang ini juga menjadi gang yang mempunyai akses menuju arah jalan raya yang menghubungkan antara jalan Ciroyom dan Jalan Rajawali Timur. Di dalam gang ini warga banyak yang beraktivitas termasuk anak-anak yang bermain, pergi atau pun pulang sekolah karena gang ini salah satu akses menuju sekolah madrasah yang berada didalam gang. Selain itu juga banyak lalu lalang sepeda motor, gerobak dan becak. Gang ini memiliki sign system nama di depan gang tetapi di ujung gang belakang tidak terdapat sign system, selain itu juga gang ini tidak memiliki gapura baik di depan ataupun di belakang mulut gang sehingga sign system yang ada hanya ditempel pada dinding.


(20)

Warga di gang ini banyak yang berjualan dan bahkan ada juga yang membuat usaha sendiri seperti industri rumahan yang kemudian hasilnya dijual di pasar Ciroyom, serta pedagang yang berjualan di pasar Ciroyom. Kebanyakan warga Ciroyom IV menggunakan sepeda motor untuk kendaraan sehari-hari. ketertiban di gang ini kurang begitu baik karena di gang ini cukup banyak gerobak jualan meraka yang disimpan sehabis berjualan disimpan sembarang dipinggir jalan gang, sehingga menyebabkan penyempitan jalan. Penduduk di gang ini cukup banyak yang datang dari luar daerah dan kecenderungan pendatang berasal dari daerah jawa. Kerap remaja di gang ini berkumpul bersama untuk ngobrol dan berkegiatan di dalam gang. Seperti di gang Ciroyom sebelumnya aktivitas yang dilakukan masyarakat pun sama. Termasuk kegiatan Salsih

dan Jumsih. Penduduk disini pun ramah terhadap pendatang

Gambar II. 5 Gang Ciroyom IV


(21)

baru dengan pembawaan bahasa Sunda yang digunakan sebagai bahasa sehari-hari.

2.2.5.5. Gang Ciroyom V

Gang ini lebar tetapi tidak cukup untuk di lewati mobil (kendaraan roda empat) aktivitas di gang ini banyak lalu lalang sepeda motor, gerobak dan becak. Kondisi gang ini ramai dan banyak anak-anak yang bermain, karena menjadi salah satu akses menuju sekolah madrasah yang berada di dalam gang. Dimuka jalan gang ini terdapat sign system nama tetapi tidak memiliki gapura sehingga sign system yang sudah ada ditempel pada bangunan yang ada.

Warga di gang ini banyak yang berjualan dan mempunyai industri rumahan sendiri. Orang tua dan remaja disini cukup aktif dalam berkegiatan keagamaan di masjid,

Gambar II. 6 Gang Ciroyom V


(22)

dan warga Gang Ciroyom V sendiri relatif ramah terhadap pendatang baru. Kebersihan menjadi salah satu prioritas di gang ini.

2.2.5.6. Gang Ciroyom VI

Gang ini merupakan gang terakhir dari gang Ciroyom, termasuk sempit untuk dilalui gerobak dan becak tetapi sepeda motor masih bisa masuk. Gang ini memiliki sign system nama dan gapura akan tetapi sign system yang ada penempatannya tidak tepat karena ditempatkan di tembok belakang gapura selain itu sign system nama yang ada tidak jelas keterbacaannya karena teknisnya yang tidak begitu bagus.

Gambar II. 7 Gang Ciroyom VI


(23)

Warga di gang Ciroyom VI termasuk aktif dalam berkegiatan keagamaan di masjid, penduduk disini bersikap ramah terhadap pendatang baru. Kebersihan juga menjadi salah satu prioritas.

1.2.6. Kondisi Sign System Ciroyom

Kondisi gang Ciroyom termasuk dalam ketegori rumit dan kekurangan informasi. Melihat kondisi sign system yang ada di dalam gang, menjadikan keadaannya kurang maksimal dalam menyampaikan informasi kepada masyakat baik di daerah Ciroyom atau pun luar deaerah.

Gambar II. 8 Kondisi Sign system nama gang


(24)

Dari 6 (enam) gang yang ada didaerah Ciroyom hanya terdapat 4 (empat) buah sign system nama gang yang masih terpasang dengan penempatan yang bermacam-macam dan beberapa kondisi yang kurang baik.

Bila dilihat dari sign system yang ada pembuatan sign system gang yang ada sekarang masih menggunakan teknik manual, pemilihan huruf sans serif dengan ukuran yang tidak rata dan material yang digunakan seadanya tanpa adanya standar material. Penempatannya yang tidak tepat dan seadanya menjadikan fungsi dari sign system tersebut kurang efektif serta

Gambar II. 9 Kondisi Sign system


(25)

kalimat yang digunakan pada sign system kadang tidak sesuai dengan keadaan masyarakat Ciroyom sehingga komunikasi yang disampaikan terkadang tidak tepat.

Ukuran dan format yang digunakan pun tidak memiliki standar sehingga sign system yang ada kadang terlihat lebih besar atau terlalu kecil serta tidak serasi dengan yang lainya dan untuk sign system yang terlalu kecil menjadi tidak terlihat jelas apabila dilihat dari jarak pandang yang cukup jauh.

Dari sign system yang ada didalam gang Ciroyom terjadi masalah yang harus diinformasikan kepada pengguna gang agar para penggunanya dapat menjaga ketertiban gang dan menjaga lingkungan gang.

2.3. Analisis

2.3.1. Analisis SWOT

Analisis SWOT dilakukan untuk memperjelas kelemahan dan kekurangan agar dapat memaksimalkan potensi-potensi yang ada pada daerah Ciroyom. Freddy Rangkuti (seperti dikutip Suherman, 2008 h.187) analis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (stengths) dan peluang

(opportunities), namun secara bersamaan dapat melemahkan


(26)

a. Strength

 Nama yang sudah dikenal dan mudah diketahui. Nama gang, jalan sampai dengan kelurahan sama yaitu Ciroyom.

 Warganya yang memiliki kepedulian akan lingkungan.

b. Weakness

 Informasi yang ada pada setiap gang belum tersampaikan dengan baik.

 Sikap warga yang membiarkan kondisi peringatan kurang jelas.

 Perilaku sebagian warga yang tidak tertib dalam penggunaan jalan gang

 keberadaan warga pendatang baru yang tinggal di daerah Ciroyom.

c. Opportunity

 Daerah Ciroyom merupakan daerah yang dapat membantu perekonomian masyarakat, terutama dalam memperoleh mata pencaharian hidup. d. Threat

 Tidak adanya campur tangan pemerintah kota yang menangani secara serius masalah keadaan gang.


(27)

Anlisis dengan memanfaatkan peluang warga yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan menjadi kekuatan, dan memanfatkan kelemahan informasi yang ada belum tersampaikan dengan baik sebagai peluang. Ancaman karena tidak adanya campur tangan pemerintah yang menangani masalah gang menjadi kekuatan dalam membuat peraturan yang akan dibuat didalam gang.

Kesimpulan yang dapat diambil dengan menggunakan analisis SWOT adalah berupaya membuat dan menambah media informasi yang sesuai keadaan gang Ciroyom dengan penyampaian pesan yang mudah dimengerti agar masyarakat dapat dengan mudah menerima pesan dan menjalankannya sesuai dengan pesan yang disampaikan.

1.3.2. Target Audiens

1. Demografis :

 Gender : - Laki – laki - Perempuan

 Usia : 16 s/d 60 tahun

 SES : C, B dan AB

 Status : - Belum Menikah - Menikah


(28)

 Pekerjaan : - Pegawai/ Buruh - Wiraswasta - Ibu rumah tangga

- Pelajar (SMA, Mahasiswa) - PNS (Pegawai Negri Sipil)

2. Geografis :

Warga Negara Indonesia daerah kota dan kabupaten Bandung daerah Ciroyom.

3. Psikografis :

 Orang yang peduli akan lingkungan sekitar

 Terpelajar, bergaya hidup sederhana.

 Menggunakan kendaraan roda dua sebagai alat transportasi utama.


(29)

(30)

BAB III

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

SIGN SYSTEM GANG CIROYOM

1.1. Strategi Perancangan

Permasalahan yang di temukan setelah dilakukannya penelitian terhadap gang Ciroyom adalah kurangnya media informasi berupa sign

system di gang Ciroyom. Sebagai pemecahan tersebut maka dibuatlah

sign system untuk media informasi di dalam gang Ciroyom I sampai dengan Ciroyom VI. Menyampaikan informasi melalui sign system, yang didalamnya termuat informasi seperti tanda identifikasi, petunjuk, dan larangan/himbauan.

1.1.1. Pendekatan Komunikasi

Dalam perancangan sign system memberikan penyampaian komunikasi terhadap masyarakat dengan memberikan pesan berupa informasi yang mudah dimengerti dan dapat dipercaya, penggunaan tipografi yang mudah dibaca dan pendekatan komunikasi yang sesuai dengan keadaan gang Ciroyom dengan mengambil latar belakang sejarah gang Ciroyom itu sendiri.


(31)

3.1.2. Tujuan Komunikasi

Tujuan dari pembuatan sign system ini adalah memberikan informasi mengenai keadaan gang, memudahkan masyarakat pengguna gang daerah Ciroyom dan membantu masyarakat luar daerah dalam mencari alamat ataupun menyampaikan informasi mengenai keadaan gang yang bermasalah dengan kondisi sekitarnya dan mencoba mengenalkan kembali nilai-nilai sejarah yang ada di daerah Ciroyom.

1.2. Strategi Kreatif

Strategi kreatif yang dilakukan merupakan pembuatan sign system gang yang memberikan informasi seperti tanda identifikasi, petunjuk, dan larangan/himbauan, dan peta kreatif serta pembuatan alat bantu mal/cetakan huruf untuk pembuatan sign system yang dibutuhkan oleh masyarakat.

1.2.1. Pendekatan Kreatif

Pendekatan kreatif dilakukan dengan melihat dari lingkungan sekitar dan target audiens dimana informasi harus dapat menarik perhatian dan selanjutnya memahami informasi yang disampaikan dan merespon untuk melakukan dengan tindakan.

Dalam perancangan media informasi sign system, fungsi dari informasi menjadi yang diutamakan karena luasnya cakupan target audiens. Disertai dengan penambahan informasi pada


(32)

nama gang mengenai letak daerah gang tersebut. Elemen yang digunakan adalah sesuatu yang menyangkut dengan sejarah Ciroyom dan pemilihan warna yang sesuai dengan rambu jalan raya agar masyarakat tidak kesulitan membaca warna dari sign system yang ada di dalam gang.

1.3. Strategi Media

Strategi media yang digunakan dalam perancangan sign system gang menggunakan media yang sebelumnya pernah ada dan informasi yang ada akan dilengkapi dengan mengacu pada kebutuhan di daerah gang Ciroyom

1.3.1. Pemilihan Media

Pemilihan media informasi disesuaikan dengan kebutuhan keadaan gang dan efektivitas dari media informasi, yang dibuat agar mudah dipahami masyarakat.

1.3.2. Media Utama

Media utama yang dipakai dalam perancangan media informasi ini disesuaikan dengan kebutuhan utama gang Ciroyom.


(33)

1. Tanda pengenal (Identification)

Sign system ini diperlukan agar masyarakat luar yang mencari alamat gang Ciroyom tidak tersesat dan dapat dengan mudah menemukan alamat gang tujuannya. 2. Tanda Larangan dan Peringatan (Regulation)

Sign system ini diperlukan untuk gang yang memiliki keperluan mengenai suatu larangan/himbauan dan keperluan sementara yang membutuhkan peringatan. 3. Tanda Petunjuk Arah (Direction)

Sign system ini diperlukan untuk membantu

masyarakat dalam mencari sebuah tempat.

1.3.3. Media Pendukung

a. Peta kreatif, dibuat untuk memudahkan masyarakat dalam mencari tempat yang dituju.

b. Cetakan/ mal huruf stencil menggunakan huruf Ciroyom Regular yang dibuat stencil, berguna untuk membantu warga dalam membuat sign tambahan.

1.4. Konsep Visual

Dalam perancangan sign system gang Ciroyom konsep visual yang digunakan mengambil dari objek yang memiliki latar belakang sejarah Ciroyom, agar media yang dibuat mempunyai kedekatan dengan masyarakat Ciroyom.


(34)

1.4.1. Format Desain

Format desain yang digunakan dalam perancangan sign

system gang dibuat sederhana dengan menonjolkan isi dari

informasi dari gang dengan tujuan mempertegas isi pesan dari sign system yang dibuat. Dengan format:

1. Format desain landscape 2. Format desain portrait

1.4.2. Tata Letak (Layout)

Media utama dibuat sederhana namun memiliki tingkat keterbacaan yang tinggi. Sehingga dapat dengan mudah dibaca dan dimengerti. Layout tipografi untuk media utama disesuaikan dengan arah baca pada umumnya dari kanan ke kiri dengan letak rata kiri agar pengguna dapat melihat informasi dengan mudah tanpa berusaha lebih lama untuk melihat informasi yang disampaikan.

Gambar III. 10 layout


(35)

3.4.3. Tipografi

Huruf yang digunakan dalam sign system merupakan huruf yang mempunyai tingkat keterbacaan yang tinggi dengan jenis huruf sans serif yang dibuat khusus dengan mengambil latar belakang sejarah Ciroyom agar memiliki kedekatan dengan masyarakat dan sesuai dengan desain ikon yang dibuat. Dasar pembuatan huruf diambil dari beberapa huruf yang memiliki tingkat keterbacaan tinggi sehingga informasi yang disampaikan dapat dengan mudah dibaca dan dan direspon dengan baik. Huruf yang digunakan antara lain:


(36)

Huruf ini tergolong dalam jenis huruf sans serif. Garis hurufnya sama tebal dan tidak memiliki kait atau kaki.

3.4.4. Ilustrasi

Ilustrasi adalah gambar yang dapat berbentuk sketsa, image atau foto yang kemudian dibuat/ disederhanakan untuk melengkapi kebutuhan visual dalam perancangan media informasi sign system.

Gambar III. 11 Huruf


(37)

Daun dipilih menjadi pilihan visual, karena sejarah daerah Ciroyom dahulu merupakan kebun sayuran sejenis dedaunan, salah satunya daun kangkung. Daun yang dijadikan objek dasar pembuatan ikon disederhakan dan kemudian disesuaikan dengan kebutuhan yang akan digunakan pada pembuatan sign system.

a) Proses sketsa

Proses sketsa merupakan proses penyederhanaan dari objek asli menjadi ilustrasi ikon yang kemudian dipilih dan dibuat digital menjadi ikon yang akan dipakai pada sign system.

Gambar III. 12 daun sayuran

(Sumber gambar

:http://suaramerdeka.com/foto_sehat/c71beb3dcb2de272f35fe9 055475e2e2.jpg) 26 juni 2011


(38)

b) Proses pembuatan ikon

Proses pembuatan ikon merupakan tahapan pembuatan ikon yang mengikuti gestur manusia dan kebutuhan yang akan digunakan untuk sebuah sign system. Dasar dari pembuatan ikon itu sendiri mengacu pada gambar referensi yang disesuaikan dengan kebutuhan.

Gambar III. 13 Sketsa


(39)

Gambar III. 14 Regulation

(Regulasi)

Gambar III. 17 Regulation

(Regulasi) (Sumber

:http://romantix.files.wordpress.com/2010/ 10/buang-sampah-sintang.jpg) 5 juli 2011

Gambar III.16 Identification

(Identikfikasi) Gambar III. 15 Regulation

(Regulasi)

(Sumber

:http://blontankpoer.com/wp-content/uploads/2009/11/blog_per

baiki_jalan_1.jpg) 5 juli 2011 (Sumber :http://2.bp.blogspot.com/-KPW8UEeV9GE/Tc9Xf9wOa5I/AAAAAA AAAhg/-py1dnbraYg/s400/masjid.jpeg) 5 juli 2011 (Sumber :http://blog.smartpagerank.com/wp-content/uploads/2010/04/speedomet


(40)

Gambar III.20 Identification

(Identifikasi) (Sumber

http://2.bp.blogspot.com/_jANoHNd24e8/ S_STedaG89I/AAAAAAAAAJ8/FBRyrzR B_l4/s320/pria+wanita.jpg) 5 juli 2011

Gambar III.19 Identification

(Identifikasi) Gambar III.18 Regullation

(Regulasi)

(Sumber

:http://zholieh.files.wordpress.com/20 10/01/jamw.jpg) 5 juli 2011

(Sumber

:http://www.flickr.com/photos/3536 6667@N06/3749477582/sizes/z/in


(41)

3.4.5. Warna

Karakteristik warna yang digunakan sebagai media utama adalah warna yang diambil dari latar belakang sejarah daerah Ciroyom sendiri sebelum menjadi pemukiman seperti sekarang. Warna memegang peran sebagai sarana untuk lebih mempertegas dan memperkuat kesan atau tujuan dari sebuah karya desain. Henry Dreyfuss (seperti dikutip Hartono, 2010)

“warna digunakan dalam simbol-simbol grafis untuk

mempertegas maksud dari simbol tersebut”.

Warna pada sign system nama gang dipilih warna Grass Green yang diambil dari warna dedaunan yang diangkat dari sejarah daerah Ciroyom sebagai daerah perkebunan sayuran. Untuk penggunaan sign system peringatan himbauan dan larangan warna mengacu pada sistem rambu yang digunakan di jalan raya dengan tujuan agar warga lebih cepat paham mengenai larangan atau himbauan dalam sebuah gang.


(42)

a. Warna Grass Green (Hijau Rumput) merupakan warna untuk tanda Identifikasi dan petunjuk arah. Warna ini merupakan warna yang digunakan sebagai warna standar papan rambu lalu lintas. Tujuan penggunaan warna ini agar masyarakat tidak kesulitan dengan tanda warna yang ada karena disesuaikan dengan warna pada rambu yang sudah ada.

b. Warna Deep Yellow (Kuning Gelap) merupakan warna untuk tanda Peringatan. Warna ini merupakan warna yang digunakan sebagai warna standar papan rambu lalu lintas untuk tanda peringatan. Tujuan penggunaan warna ini agar masyarakat tidak kesulitan dengan tanda

Gambar III. 21 Warna sign systemnama gang (Sumber gambar: Dokumen pribadi)


(43)

warna yang ada karena digunakan sesuai dengan warna pada rambu yang sudah ada.

c. Warna Red (Merah) merupakan warna untuk tanda larangan. Warna ini merupakan warna yang digunakan sebagai warna standar papan rambu lalu lintas.Tujuan penggunaan warna ini agar masyarakat tidak kesulitan dengan tanda warna yang ada karena disesuaikan dengan warna pada rambu yang sudah ada.

d. Warna Gray (Abu-abu) merupakan dasar warna untuk papan sign system yang dibuat. Warna ini diambil dari warna jalan Ciroyom yang kebanyakan dilapisi semen yang berwarna abu-abu.

e. Warna Black (Hitam) merupakan warna untuk huruf dan ikon yang digunakan pada sign system tanda larangan dan peringatan.

f. Warna White (Putih) merupakan warna untuk huruf dan ikon yang digunakan pada sign system tanda petunjuk, wajib dan identifikasi.


(44)

BAB IV

TEKNIS MEDIA DAN PRODUKSI

4.1. Teknis Media

Dalam pembuatan sign system yang dibuat terdapat beberapa proses diantaranya yaitu:

a) Sketsa Awal

Sketsa awal adalah proses pencarian bentuk visual yang kemudia menjadi dasar dari bentuk ikon dan huruf, proses sketsa gambar mengacu kepada objek gambar yang nantinya akan dijadikan untuk mempermudah dalam menemukan konsep visual yang akan digunakan.

b) Eksekusi Visual

Eksekusi visual adalah proses dimana pembuatan ikon dan huruf yang mengunakan objek daun dimana daun ini merupakan salah satu yang objek yang ada pada sejarah Ciroyom sebagai kebun sayur. Dalam pambuatan ikon pada sign system ini dibuat dengan menyederhanakan objek daun kangkung yang diambil dari lekukan dan fisik daun tersebut yang terlihat panjang. Untuk pembuatan huruf, objek daun kangkung masih dipakai sebagai objek dasar dari huruf yang


(45)

dibuat dengan memanfaatkan lengkungan daun dan fisik daun tersebut. Penyederhanaan ini dilakukan agar pesan yang disampaikan pada ikon dapat dengan mudah dipahami.

c) Tahap Perancangan

Tahap perancangan, yaitu merancang media-media yang menjadi media utama maupun pendukung media utama. Termasuk dalam ini adalah tahap pembuatan layout media dan memasukkan informasi yang akan disampaikan kepada masyarakat. Memasukkan informasi yang akan disampaikan berupa tulisan dan ikon dalam media sign system.

4.1.1. Sign system

Sign system merupakan media utama dalam perancangan

media informasi ini. Hal ini dilakukan karena Ciroyom mempunyai masalah dalam menyampaikan keadaan gang baik larangan, peringatan, petunjuk arah dan keterangan tempat. Seluruh sign

system yang dibuat merupakan keseluruhan informasi yang


(46)

1. Identification a. Nama Gang

Ukuran : 14 x 50 cm

Huruf : Ciroyom Regular 185pt dan 80pt Media : Cutting Sticker

Plat Alumunium 3 mm Tiang besi kotak

Gambar IV. 22 Sign system nama gang


(47)

b. Bangunan/ Tempat Ukuran : 25X30 cm

Huruf : Ciroyom Regular 96 pt Media : Cutting Sticker

Plat Alumunium 3 mm

Gambar IV. 23 Sign system Tempat


(48)

2. Regulation (Peringatan dan larangan) a. Peringatan

Ukuran : 25 x 50 cm

Huruf : Ciroyom Regular 90 pt Media : Cutting Sticker

Plat Alumunium 3 mm

Gambar IV. 24 Regulation (Regulasi) peringatan kendaraan


(49)

Ukuran : 15 x 30 cm

Huruf : Ciroyom Regular 68 pt Media : Cutting Sticker

Plat Alumunium 3 mm

Gambar IV. 25 Regulation (Regulasi) peringatan tamu


(50)

Ukuran : 75 x 30 cm

Huruf : Ciroyom Regular 68 pt Media : Cat Duco warna

Papan triplek 3 mm Cutting Sticker

Gambar IV. 26 Regulation (Regulasi) Pembatas jalan


(51)

b. Larangan

Ukuran : 25 x 50 cm

Huruf : Ciroyom Regular 90 pt Media : Cutting Sticker

Plat Alumunium 3 mm

Gambar IV. 27 Regulation (Regulasi) Larangan


(52)

3. Direction

Ukuran : 25 x 30 cm Media : Cat Duco warna

Plat Alumunium 3 mm Cutting Sticker

Gambar IV. 28 Direction (Petunjuk Arah)


(53)

4.1.2. Aplikasi Pada Lokasi

a. Identification (Identifikasi)

Untuk penempatan identification Nama gang diletakan di depan muka gang atau di depan gapura mengunakan tiang dengan tinggi 250 cm, atau disesuaikan dengan tinggi gapura.

Gambar IV. 29 Aplikasi Nama gang


(54)

Untuk penempatan identification tempat/bangunan ditempelkan langsung di lokasi yang bersangkutan dengan tinggi yang disesuaikan.

b. Regulation (Peringatan dan larangan)

Penempatan sign system Peringatan Kendaraan Pelan-Pelan, disimpan menghadap ke arah jalan dengan menempelkan sign system ke dinding yang cukup dekat dengan jalan. dengan tinggi penempatan 250 cm.

Gambar IV. 30 Aplikasi tempat


(55)

Penempatan sign system Larangan ditempelkan di lokasi yang dirarang untuk membuang sampah atau didepan kali yang sering dijadikan tempat pembuangan sampah, dengan ketinggian tiang 120 cm.

Gambar IV. 31 Aplikasi Regulation (Regulasi) Kendaraan

(Sumber gambar: Dokumen pribadi)

Gambar IV. 32 Aplikasi Regulation (Regulasi) larangan


(56)

c. Direction (Petunjuk arah)

Penempatan sign system Petunjuk Arah

ditempatkan pada tembok, dan diarahkan langsung pada lokasi yang dituju. Jarak penempatan dari sign system ke lokasi desuaikan dengan kondisi gang dan belokan yang ada. Tinggi penempatan adalah 200 cm.

Gambar IV. 33 Aplikasi Direction (Petunjuk Arah)


(57)

4.1.3. Peta Kreatif

Ukuran : A2/ 42X59.4 cm

: Skala 1:30000

Media : Kertas Luster

Frame kayu

Gambar IV. 34 Peta Kreatif


(58)

4.1.4. Huruf Stencil

Media ini digunakan sebagai alat bantu untuk pembuatan sign system tambahan, yang akan dibuat oleh warga sesuai dengan kepentinganya.

Ukuran : 37.9 X 26.5 cm Media : Akrilik tebal 0.5 cm

Gambar IV. 35 Huruf Stencil


(59)

4.2. Spesifikasi Software Dan Hardware

4.2.1. SpesifikasiHardware

 PC (Personal Computer)

 Intel(R) Core (TM) 2 Duo CPU E7400 @ 2.80GHz 2.79GHz

Installed Memory (RAM); 2.00 GB

4.2.2. Spesifikasi Software

Sistem operasional yang digunanakan adalah Windows 7 Ultimate 32-Bit dengan software grafis Corel Draw X3, Adobe Photoshop CS3, dan software pendukung Microsoft word.


(60)

DAFTAR PUSTAKA Buku:

Adisasmita, Raharjo. (2010). Pembangunan kawasan dan Tata Ruang. Yogyakarta: GRAHA ILMU

Safanayong, Yongky. (2006). Desain Komunikasi Visual Terpadu. Jakarta: ARTE INTERMEDIA

Sihombing, Danton. (2001). Tipografi Dalam Desain Grafis. Jakarta: GRAMEDIA

Sobur , Alex. (2004). Semiotika Komunikasi. Bandung: PT REMAJA ROSDA KARYA

Suherman, Eman. (2008). Business Entrepreneur. Bandung: ALFABETA Tinarbuko, Sumbo. (2009). Semiotika Komunikasi Visual Yogyakarta:

PERCETAKAN JALASUTRA

Tugas Akhir:

Mihar, Julianto (2010) Perancangan Sign System Objek Wana Wisata Curug

Cimahi . Tugas AkhirBandung: UNIKOM

Septianto, Eka (2010) Perancangan Sign System Objek Wisata Sari Ater. Tugas Akhir Bandung: UNIKOM


(61)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Curriculum Vitae

Data Pribadi / Personal Details

Nama / Name : Diky Fajar

Alamat / Address : Jl. Rajawali Timur, Gg. Sastra No. 84/78 RT 03/07. Kec. Andir Kel. Ciroyom, Bandung

Kode Post / Postal Code : 40182

Nomor Telepon / Phone : 022 921 392 18/ 022 6075509

E-mail : cky_imagination@yahoo.com

Jenis Kelamin / Gendre : Laki-laki

Tanggal Lahir/ Date of Birth : 9 Desember 1987 Status Marital/ Marital Status : Lajang

Warga Negara / Nationality : Indonesia


(62)

Riwayat Pendidikan dan Pelatihan Educational and Professional Qualification Jenjang Pendidikan:

Education Information

No Periode Sekolah/ Institusi/ Universitas Jurusan

1 1995 - 2000 SD Negeri Ciroyom I -

2 2000 - 2003 SLTP Negeri 33 Bandung -

3 2003 - 2006 SMA Pasundan 1 Bandung IPS

4 2007- 2011 Universitas Komputer Bandung DKV

Pendidikan Non Formal / Training – Seminar

 FGD expo 2009

Still Loving Youth 2009

Smart And fun With Microsoft 2010

 Mural Budaya 2010


(63)

Riwayat Pengalaman Kerja Summary of Working Experience

Tahun : 2009

Instansi / Perusahaan : Universitas Politeknik NegeriBandung

Posisi : Juri

Penghasilan Terakhir : -

Job Deskripsi : Lomba Mewarnai dan Menggambar

Tahun : 2010

Instansi / Perusahaan : CV. Process Creative

Posisi : Desainer

Penghasilan Terakhir : -


(64)

Kecakapan Berbahasa Language Proficiency

No Bahasa Kemampuan

Membaca Menulis Berbicara Mendengar

1 Indonesia 99 99 99 99

2 Inggris 70 70 70 70

Kesimpulan / Executive Summary

(Penjelasan singkat mengenai kualifikasi, kemampuan dalam pekerjaan, dan data personal lainnya)

Kemampuan Komputer:

No Nama Software Tingkat Kemampuan

1 3DMax Cukup

2 Adobe Flash Mengusai

3 Adobe Illustrator Cukup

4 Adobe Indesign Cukup

5 Adobe Photoshop Menguasai

6 Adobe Premiere Cukup

7 Corel Draw Mahir

8 Microsoft Office Menguasai

Demikian CV ini saya buat dengan sebenarnya.


(1)

56 4.2. Spesifikasi Software Dan Hardware

4.2.1. SpesifikasiHardware

 PC (Personal Computer)

 Intel(R) Core (TM) 2 Duo CPU E7400 @ 2.80GHz 2.79GHz

Installed Memory (RAM); 2.00 GB

4.2.2. Spesifikasi Software

Sistem operasional yang digunanakan adalah Windows 7

Ultimate 32-Bit dengan software grafis Corel Draw X3, Adobe


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Adisasmita, Raharjo. (2010). Pembangunan kawasan dan Tata Ruang.

Yogyakarta: GRAHA ILMU

Safanayong, Yongky. (2006). Desain Komunikasi Visual Terpadu. Jakarta:

ARTE INTERMEDIA

Sihombing, Danton. (2001). Tipografi Dalam Desain Grafis. Jakarta: GRAMEDIA

Sobur , Alex. (2004). Semiotika Komunikasi. Bandung: PT REMAJA ROSDA

KARYA

Suherman, Eman. (2008). Business Entrepreneur. Bandung: ALFABETA

Tinarbuko, Sumbo. (2009). Semiotika Komunikasi Visual Yogyakarta:

PERCETAKAN JALASUTRA

Tugas Akhir:

Mihar, Julianto (2010) Perancangan Sign System Objek Wana Wisata Curug

Cimahi . Tugas AkhirBandung: UNIKOM

Septianto, Eka (2010) Perancangan Sign System Objek Wisata Sari Ater.


(3)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Curriculum Vitae

Data Pribadi / Personal Details

Nama / Name : Diky Fajar

Alamat / Address : Jl. Rajawali Timur, Gg. Sastra No. 84/78

RT 03/07. Kec. Andir Kel. Ciroyom,

Bandung

Kode Post / Postal Code : 40182

Nomor Telepon / Phone : 022 921 392 18/ 022 6075509

E-mail : cky_imagination@yahoo.com

Jenis Kelamin / Gendre : Laki-laki

Tanggal Lahir/ Date of Birth : 9 Desember 1987

Status Marital/ Marital Status : Lajang

Warga Negara / Nationality : Indonesia


(4)

Riwayat Pendidikan dan Pelatihan

Educational and Professional Qualification

Jenjang Pendidikan:

Education Information

No Periode Sekolah/ Institusi/ Universitas Jurusan

1 1995 - 2000 SD Negeri Ciroyom I -

2 2000 - 2003 SLTP Negeri 33 Bandung -

3 2003 - 2006 SMA Pasundan 1 Bandung IPS

4 2007- 2011 Universitas Komputer Bandung DKV

Pendidikan Non Formal / Training – Seminar

 FGD expo 2009

Still Loving Youth 2009

Smart And fun With Microsoft 2010

 Mural Budaya 2010


(5)

Riwayat Pengalaman Kerja

Summary of Working Experience

Tahun : 2009

Instansi / Perusahaan : Universitas Politeknik NegeriBandung

Posisi : Juri

Penghasilan Terakhir : -

Job Deskripsi : Lomba Mewarnai dan Menggambar

Tahun : 2010

Instansi / Perusahaan : CV. Process Creative

Posisi : Desainer

Penghasilan Terakhir : -


(6)

Kecakapan Berbahasa

Language Proficiency

No Bahasa Kemampuan

Membaca Menulis Berbicara Mendengar

1 Indonesia 99 99 99 99

2 Inggris 70 70 70 70

Kesimpulan / Executive Summary

(Penjelasan singkat mengenai kualifikasi, kemampuan dalam pekerjaan,

dan data personal lainnya)

Kemampuan Komputer:

No Nama Software Tingkat Kemampuan

1 3DMax Cukup

2 Adobe Flash Mengusai

3 Adobe Illustrator Cukup

4 Adobe Indesign Cukup

5 Adobe Photoshop Menguasai

6 Adobe Premiere Cukup

7 Corel Draw Mahir

8 Microsoft Office Menguasai