Simpulan Peran Sistem Informasi Akuntansi terhadap Pengendalian Intern Aktivitas Pembelian Bahan Baku Guna Mencapai Penyerahan Bahan baku yang Tepat Waktu (Studi Kasus pada Perusahaan "X" Bandung).

Universitas Kristen Maranatha 81 BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan yang diperoleh dari PT. X, selama mengadakan penelitian serta pembahasan yang telah dilakukan dengan dilandasi teori-teori yang relevan dengan masalah yang dibahas, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Bahwa secara umum, PT. X telah memiliki struktur organisasi yang cukup baik, dimana dalam struktur organisasi tersebut, telah digambarkan secara jelas hubungan antara tiap bagian, tanggung jawab tiap bagian, wewenang dari tiap bagian, dan pelaporan yang dilakukan oleh setiap bagian dalam menyelesaikan tugasnya masing-masing di perusahaan. 2. Adanya sistem informasi akuntansi pembelian yang memadai, yang mendukung efektivitas dan efisiensi pembelian bahan baku, hal ini dapat dilihat dari: a. Adanya suatu kebijakan-kebijakan mengenai pembelian bahan baku yang telah diatur sedemikian rupa, sehingga jelas wewenang dari setiap bagiannya, yang mana hal ini akan mempermudah dalam pelaksanaan pengendalian terhadap pembelian bahan baku yang dilakukan oleh perusahaan. b. Terdapat suatu prosedur pembelian yang cukup baik dan telah tersusun dengan rapi, hal ini akan menunjang efektivitas dan efisiensi dalam Universitas Kristen Maranatha 82 pembelian bahan baku yang dilakukan perusahaan sehingga penyerahaan bahan baku akan tepat waktu dan tidak menghambat waktu produksi. c. Adanya pemisahan tugas yang memadai antara fungsi pembelian dengan fungsi penerimaan barang dan fungsi pembelian dengan fungsi akuntansi. d. Penggunaan dokumen dan catatan akuntansi dalam usaha membantu pelaksanaan prosedur pembelian yang telah ditetapkan perusahaan. e. Adanya otorisasi atas transaksi dan aktivitas pembelian bahan baku. 3. Peranan sistem informasi akuntansi sangat berperan penting dalam pengendalian pembelian bahan baku, dimana PT. X memiliki prosedur-prosedur yang memadai seperti yang telah dibahas diatas. Dengan adanya sistem akuntansi dalam pengendalian pembelian bahan baku, jadwal produksi tidak terlambat dan selalu tepat waktu, karena penyerahan bahan baku yang tepat pada waktunya. Selain point-point diatas, penulis juga menyimpulkan adanya beberapa kelemahan yaitu sebagai berikut: 1. PT. X tidak membuat laporan kinerja pemasok yang dapat diandalkan untuk mengevaluasi kinerja pemasok secara berkala. 2. Penggunaan dokumen memo internal sebagai pengganti rangkapan purchase order yang diberikan oleh bagian pembelian pada bagian penerimaan barang. Penggunaan dokumen ini dimaksudkan untuk mengurangi penggunaan dokumen, tetapi dalam penerapannya dapat memperbesar risiko terjadinya kesalahan pencatatan jumlah bahan baku yang seharusnya diterima. Universitas Kristen Maranatha 83 3. Tidak adanya dokumen packing slip dari bagian penerimaan barang ke gudang, sehingga bagian gudang tidak dapat memeriksa kembali jumlah barang yang masuk. 4. Tidak adanya bagian khusus keuangan yang benar-benar menangani masalah keuangan. PT. X merangkapkan fungsi akuntansi sebagai fungsi keuangan juga.

5.2 Saran