1
BAB I GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN
Dalam bab ini akan dijelaskan dan dijabarkan mengenai latar belakang keluarga dampingan dari keluarga I Wayan Madia, meliputi profil keluarga, serta pendapatan dan
pengeluaran keluarga dampingan. Latar belakang keluarga dampingan merupakan salah satu informasi penting dalam pendataan keluarga dampingan. Keluarga yang dipilih oleh
mahasiswa KKN Desa Selanbawak sebagai keluarga dampingan bersumber dari data rumah tangga miskin RTM yang ada di Desa Selanbawak serta mahasiswa berkoordinasi
dengan Kepala Desa Selanbawak guna menentukan keluarga dampingan mahasiswa. Desa Selanbawak terdiri dari 5 banjar dinas yaitu : Banjar Pekilen, Banjar Kekeran, Banjar
Manik Gunung, Banjar Selanbawak Kelod, dan Banjar Selanbawak Kaja. Keluarga dampingan yang penulis damping berasal dari Banjar Kekeran dan merupakan keluarga
yang terdaftar sebagai rumah tangga miskin RTM atau keluarga pra sejahtera. Pendekatan dilakukan dengan cara yang komunikatif, beretika, dan memperhatikan pula
kesibukan dari keluarga dampingan.
1.1 Profil Keluarga Dampingan
Profil keluarga dampingan I Wayan Madia yang tinggal di Banjar Kekeran Desa Selanbawak adalah sebagai berikut dalam tabel 1.1.
Tabel 1.1 Profil Keluarga I Wayan Madia
No. Nama
Status Umur
Pendidikan Pekerjaan
Ket
1. I Wayan Madia
Kawin 41 tahun
SMA Buruh
Kepala Keluarga
2. Ketut Sumartini
Kawin 40 tahun
SD IRTPetani
Istri 3.
Wayan Ajus Angga Putra
Belum Kawin
19 tahun SMA
Sekolah Anak
4. I Made Meilani
Sanistya Dewi Belum
Kawin 13 tahun
SMP Sekolah
Anak
2 Keluarga I Wayan Madia adalah salah satu keluarga yang terdaftar dalam rumah
tangga miskin RTM yang beralamat di Banjar Kekeran Desa Selanbawak. Pernikahan I Wayan Madia dan Ketut Sumartini yang telah berlangsung selama 20 tahun dikaruniai dua
orang anak yang bernama Wayan Ajus Angga Putra dan I Made Meilani Sanistya Dewi. Anak pertama dari keluarga I Wayan Madia baru saja menamatkan pendidikannya dari
sekolah menengah atas SMA dan sekarang sedang melamar pekerjaan. Anak kedua yang bernama I Made Meilani Sanistya Dewi saat ini sedang menempuh pendidikan di sekolah
menengah pertama. Keluarga I Wayan Madia bertempat tinggal di rumah berukuran 4x6 meter dengan
status kepemilikan bangunan milik pribadi dan tinggal di tanah milik keluarga besar Made Mantru yaitu tanah milik bapak dari beliau. Terdapat sebanyak 5 keluarga yang tinggal di
tanah milik Made Mantru yang merupakan saudara-saudari dari Bapak I Wayan Madia. Rumah I Wayan Madia terdiri dari 2 kamar tidur, satu dapur, dan satu kamar mandi.
Sumber air rumah Bapak I Wayan Madia berasal dari PAM Desa Selanbawak yang dibayar kontinyu setiap bulannya.
Keseharian Bapak I Wayan Madia bekerja sebagai buruh bangunan yang dimana pendapatan dari hasil bekerja sebagai buruh bangunan tidak banyak. Ini dikarenakan
pekerjaan sebagai buruh bangunan tidak dapat beliau jalani sepanjang waktu atau waktu bekerja yang tidak tetap karena bergantung pada permintaan tukang pada proyek tertentu.
Bapak I Wayan Madia bekerja sebagai buruh dimulai dari pukul 08.00 pagi hingga pukul 17.00 sore. Namun di siang hari biasanya beliau makan siang dan istirahat dirumah,
kemudian melanjutkan bekerja. Namun penghasilan beliau sebagai buruh bangunan belum cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, sehingga beliau dibantu oleh penghasilan
istri beliau Ketut Sumartini yang bekerja di sawah sebagai buruh tani. Istri dari Bapak I Wayan Madia kesehariannya bekerja sebagai buruh tani. Beliau
bekerja sebagai buruh tani untuk membantu memenuhi kebutuhan keluarga sehari-sehari dimana hasil beliau bekerja sebagai buruh tani tidak menentu. Ini karena beliau bekerja
sebagai buruh tani disaat musim tanam padi. Selain menjadi buruh tani Ketut Sumartini bekerja sebagai pedagang bunga di desa. Bunga yang beliau dapat berasal dari hasil
menanam bunga di sawah milik saudara dan bunga yang beliau petik beliau jual pada masyarakat di Banjar Kekeran sebagai sarana upakara.
Kedua anak beliau kesehariannya bersekolah dan sepulang sekolah membantu menyelesaikan pekerjaan rumah, seperti : menyapu, mengepel, sembahyang, dan mencuci
3 pakaian. Sesusainya menyelesaikan pekerjaan rumah biasanya anak beliau akan membantu
ibu memetik bunga di sawah untuk dijual ke masyarakat sekitar. Keluarga Bapak I Wayan Madia tidak memiliki lahan serta tegalan untuk digarap
sehingga beliau tidak memiliki pilihan lain selain bekerja sebagai buruh dan istri beliau bekerja sebagai buruh tani dan tukang petik bunga.
1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan