Analisis Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Rasio Rentabilitas Dan Likuiditas Pada Bank BJB Cabang Utama Bandung Periode 2007-2010

(1)

Financial Performance Analysis Using Profitability and Liquidity

Ratios On BJB Main Branch Bandung

Period 2007-2010

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Sidang Guna Memperoleh Gelar Diploma

Jenjang D3 Program Studi Keuangan Dan Perbankan Oleh :

Winda Widia Pangestika 21508003

PROGRAM STUDI KEUANGAN DAN PERBANKAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

ii

“AnalisisKinerjaKeuanganDenganMenggunakanRasioRentabilitas Dan

LikuiditasPada Bank BJB CabangUtama BandungPeriode 2007-2010” dibawah bimbingan Ibu Linna Ismawati,SE.,Msi.

Penelitian ini dilakukan pada Bank BJB CabangUtama Bandung. Fenomena yang terjadi adalah peningkatandanpenurunan yang terjadipadarasiorentabilitasdanlikuiditas.

PenurunanpadarasiorentabilitasdapatdilihatdariIndikator ROA yang cenderungmenurundandisebabkanadanyapenurunanpadagiropada Bank Indonesia yang adapada total aktiva.Sedangkanpadarasiolikuiditasdapatdilihatpadaindikator

cash ratio yang

cenderungmenurundandisebabkanolehadanyapenurunanpadagiropada Bank Indonesia yang adapadaaktivalikuid.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

kualitatif. Objek penelitian adalah

analisiskinerjakeuangandenganmenggunakanrasiorentabilitasdanlikuiditaspada Bank BJB CabangUtama Bandung. Dalam penelitian ini penulis menjadikanlaporankeuangansebagaipenelitian. Ruang lingkup penelitian

mencakup bagaimana analisis

kinerjakeuangandenganmenggunakanrasiorentabilitasdanlikuiditaspada Bank BJB CabangUtama Bandung.

Hasil penelitian menunjukan bahwa

penurunanrasiorentabilitaspadaindikator ROA dikarenakantidakmampunya bank

dalammengendalikan asset yang

adasedangkanpenurunanrasiolikuiditaspadaindikator cash ratio yang

semakinmeningkatdanmempengaruhi profitability.

Dapatditarikkesimpulanbahwapenurunan yang terjaditidakmempengaruhikinerja bank dan bank dapatberjalandenganlancardanbaik.


(3)

i

thedeclineinprofitabilityandliquidityratios. The

declineinprofitabilityratiosROAcan be seenfrom theindicatorsthat tendto declineandcauseda decreaseindemand depositsat BankIndonesiathat exist intotalassets.Whiletheratio could beseen on thecashratioindicatorsthat tendto declineand is causedbya decreaseindemand depositsat BankIndonesiathat exist inliquidassets.

The method usedin this study isa qualitativedescriptivemethod. Object of

researchis theanalysisof

financialperformanceusingprofitabilityandliquidityratiosatBJBBankMainBranchB andung. Inthis study the authorsmadeastudyof financial statement.The scope

ofresearchinclude how theanalysisof

financialperformanceusingprofitabilityandliquidityratiosatBJBBankMainBranchB andung.

The results showed that the decline in profitability ratios ROA indicators are not due to inability of bank in controlling existing assets while decreasing the ratio of cash liquidity ratio indicator is increasing and affects profitability. Can be concluded that the decline did not affect the performance of the bank and the bank can run smoothly and well.


(4)

iii Bismillahirrahmanirrahim,

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Illahi Rabbi yang selalu memberikan limpahan rahmat setiap saat, karena atas ridho dan izin-Nya

penulis dapat menyelsaikan TugasAkhir yang berjudul

”AnalisisKinerjaKeuanganDenganMenggunakanRasioRentabilitas Dan LikuiditasPada Bank BJB CabangUtama BandungPeriode 2007-2010”. Adapun tujuan penulisan tugasakhir ini adalahuntuk memenuhi salah satu syarat program perkuliahan D3 pada Program Studi Keuangan Dan Perbankan, Fakultas Ekonomi, Universitas Komputer Indonesia.

Dalam penyelesaian tugas ini diperlukan data dan informasi disamping petunjuk dan pengarahan, yang tentu saja dalam pelaksanaannya tidak terlepas dari hambatandankesulitan. Namun penulis sangat bersyukur karena banyak pihak yang membantu dan memberikan semangat atau dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan laporan ini.

Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan ini. Yang pertama penulis ingin mengucapkanterimakasihsetinggi-tingginya kepada kedua orangtua yang selalu memberikan do’arestu dan dukungan baik secara moril maupun materil. Penulis juga ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada:


(5)

iv

Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

3. Ibu LinnaIsmawati.,SE.,MSi,selaku Ketua Program Studi Keuangan Dan Perbankan Universitas Komputer Indonesia dan selaku Dosen Pembimbing dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.

4. IbuWindi Novianti,SE.,MM,selakuDosen Wali Program Studi Keuangan Dan Perbankan.

5. Kepada Dosen dan seluruh Staff Program Studi Manajemen.

6. Bapak Arif, Selaku Pembimbing dalam pelaksanaan penelitian di Bank BJB CabangUtama Bandung.

7. Pengurus dan segenap karyawan Bank BJB CabangUtama Bandung, terutamaIbu Hani yang telah mengizinkan penulis melaksanakan kerja praktek di Bank BJB CabangUtama Bandung.

8. Kepada kedua orang tua saya yang telah mendukung dan mendoakan agar diberi kemudahan dalam menyelesaikan laporan ini

9. Untuk sahabat-sahabat serta teman-teman seperjuangan “Mahasiswa -mahasiswi KP-08” terima kasih atas bantuannya selama ini.

10.Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu yang secara langsung ataupun tidak langsung telah membantu menyelesaikan laporan ini.


(6)

v

Wassalamua’laikum Wr. Wb.

Bandung,Juli 2011

Penulis

WindaWidiaPangestika


(7)

1

1.1 LatarBelakangPenelitian

Dalamperekonomian modern laporankeuangansudahmerupakan media yang pentingdalam proses pengambilankeputusanekonomi. Laporankeuanganbank

diterbitkansecaraperiodikbaiktahunan, bulanan,

bahkanharian.Laporankeuanganinisudahmenjadikebutuhanparapengusaha,

investor, manajemen, pemerintahpelakupasar modal, dan bank.Dalam era globalisasisekaranginiperanan bank sangatpentingbagimasyarakat Indonesia, karenapadadasarnyaperbankanbertujuanuntukmemajukanpembangunannasionalda lamrangkameningkatkankesejahteraanrakyat.

Adapundefinisidarilaporankeuanganmenurutsundjaja (2003;130) mengatakanbahwa:

“Laporankeuanganadalahsuatulaporan yang menggambarkanhasildari proses

akuntansi yang digunakansebagaialatkomunikasiantara data

keuangandenganpihak-pihak yang berkepentingandengan data tersebut.”

Berkenaandengankondisiperekonomian Indonesia sekarangini yang

sedangkrisissebagaiakibatdariinflasisecaranasional yang

berdampakterhadaplaporankeuangan, makasetiap bank

diharapkandapatmenjagalikuiditas bank

salahsatunyayaitudenganpenempatansimpananpada bank lain.


(8)

merangkumsemuaaktivitas

bank.Informasitersebutsangatbergunabagisiapasajauntukpengambilankeputusante ntangkondisi bank/perusahaan yang dilaporkansaatitujuga, sehinggabanyak bank yang terguncangataubahkanterancamdilikuidasi.

MenurutHadiwidjaja (2000;51) definisidarilikuiditassebagaiberikut: “Likuiditassuatu bank itumempunyaiarti yang samapadabadanusaha lain yaituukurankemampuandalammenghadapikewajibanjangkapendeknya.”

SedangkanmenurutSofyanSyafitriHarahap (2007;301)

mendefinisikananalisisrasiolikuiditassebagaiberikut:

“Rasiolikuiditasadalahrasioanalisatentangkemampuanperusahaanatau bank untukmenyediakankewajibanhutangjangkapendeknya.”

Olehkarenaitusetiap bankharusberusahamenjagakemampuanlikuiditasnya, danberusahauntukmengelolasertamengembangkandananya.

Selainlikuiditas, padaumumnyamasalahrentabilitasjugatidakkalahpenting,

karenalaba yang besarsajabelumlahmerupakanukuranapakah

bankitutelahdapatbekerjadenganefisien, dengandemikianmaka yang

harusdiperhatikanoleh bank

ialahtidakhanyabagaimanausahauntukmemperlancarlaba, tetapi yang lebihpentingialahusahauntukmempertinggirentabilitas.

“Rentabilitasadalahkemampuansuatuperusahaanuntukmenghasilkanlabausahadeng


(9)

dipergunakanuntukmemperolehlabatersebutdandinyatakanpersentase.”(Riyanto;35 )

Analisisrasiorentabilitasbank

adalahalatuntukmenganalisisataumengukurtingkatefisiensiusahadanprofitabilitas yang dicapaioleh bank yang bersangkutan.

Bank BJB adalah bank pembangunan Daerah Jawa Barat

MilikPemerintahPropinsiJawa Barat, yang

sekarangsemakinberkembangdanmempunyaicabang yang tersebarluas di

daerahJawa, dan Bank BJB adalahsalahsatu bank yang

mampumenjagatingkatlikuiditasdanrentabilitasnya.Rasiolikuiditas Bank BJB mengalamifluktuasidanjikadilihatdari cash rationyacenderungmenurun. Penurunaninidisebabkanadanyapenurunanpadapassivalikuid.Selainiturentabilitasj

ugamengalamipenurunandilihatdariindiKator ROA yang

cenderungmenurunkarenaadanyapenurunanpada total aktiva.

Tabel 1.1

AnalisisRasioRentabilitasdanLikuiditas

Tahun Rentabilitas (ROA) Likuiditas (Cash Ratio)

2007 2,48% 36,77%

2008 3.14% 29,29%

2009 3,04% 23,61%


(10)

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk membahas mengenai kinerja keuangan dengan menggunakan rasio rentabilitas dan likuiditas yang dilakukan oleh Bank BJB Cabang Utama Bandung yang tertuang dalam

Tugas Akhirdengan judul “AnalisisKinerjaKeuangan Bank

DenganMenggunakanRasioRentabilitas Dan LikuiditasPada Bank BJB CabangUtama BandungPeriode 2007-2010”.

1.2 IdentifikasidanRumusanMasalah 1.2.1 IdentifikasiMasalah

Penulismengidentifikasipermasalahan yang

akandibahasdalampenelitianiniadalahbagaimanakinerjakeuanganperbankan yang

adapada Bank BJB CabangUtama Bandung

denganmenggunakanrasiorentabilitasdanlikuiditas. Pada Bank BJB beberapaperiodemengalamipenurunanRentabilitasdanLikuiditas.Halinidapatmeng hambatkemajuan Bank BJB CabangUtama Bandung.

1.2.2 RumusanMasalah

Berdasarkanpadaapa yang telahdiuraiakan di atasakanpentingnyasuatu system analisisrasiorentabilitasdanlikuiditasuntukkegiatan proses bank

dalammeningkatkankinerjakeuangansuatu bank,

penulistertarikuntukmengadakanpenelitianmengenai:

1. Bagaimanaperkembanganrasiorentabilitasperiode (2007-2010) pada Bank BJB CabangUtama Bandung.


(11)

2. Bagaimanaperkembanganrasiolikuiditasperiode (2007-2010) padaBank BJB CabangUtama Bandung.

3. Bagaimanaanalisiskinerjakeuangandenganmenggunakanrasiorentabilitasda nlikuiditaspada Bank BJB CabangUtama Bandung.

1.3 Maksud Dan TujuanPenelitian

1.3.1 MaksudPenelitian

Maksuddaripenelitianiniadalahuntukmemperolehinformasidanmengungka pkanlaporankeuangandalamrangkauntukmengetahuibagaimanarasiorentabilitasdan likuiditas yang dijalankanolehBank BJB CabangUtama Bandung.

1.3.2 TujuanPenelitian

Berkaitandenganpokokbahasanpermasalahan,

adapuntujuanpenulisdalammelakukanpenelitianiniadalahsebagaiberikut:

1. Untukmengetahuiperkembanganrasiorentabilitaspadaperiode (2007-2010) padaBank BJB CabangUtama Bandung.

2. Untukmengetahuiperkembanganrasiolikuiditaspadaperiode (2007-2010) pada Bank BJB CabangUtama Bandung.


(12)

3. Untukmenganalisiskinerjakeuangan yang adapada Bank BJB CabangUtama Bandung.

1.4 KegunaanPenelitian

1.4.1 KegunaanPraktis

a) Bagi Perusahaan

Diharapkandapatdijadikansuatubahanmasukandalammenilaidanmenge

valuasi system yang

sedangberjalandalamrangkapenyempurnaanuntukmenciptakanSumberDay

aManusia yang

barudanberbakat.Penelitianinidiharapkandapatmenjadibahanmsukandanper timbangan yang bermanfaatbagiBank BJB CabangUtama Bandung.

b) BagiPihakTerkait

Denganpenelitianinidiharapakandapatmemberikantambahaninformasi yang diperlukanmengenairasiorentabilitasdanlikuiditaspadaBank BJB CabangUtama Bandung.


(13)

a) BagiPenulis

Penulismengharapkanagar

usahapenelitianinidapatdijadikansebagaibahanmasukandanreferensigunam

enambahinformasidanmengolahkemampuanmahasiswa agar

lebihmandiri.Penelitianinidilakukanuntukmemenuhi program studi yang telahditentukan di UniversitasKomputer Indonesia.

b) BagiPeneliti Lain

Penelitianinidiharapkandapatmembantudandapatdijadikansebagaitamb ahaninformasidalammengkajidanmenganalisarasiorentabilitasdanlikuiditas padalaporankeuangan di Bank BJB CabangUtama Bandung.

1.5 Lokasi Dan Waktupenelitian

1.5.1 LokasiPenelitian

Lokasi pelaksanaan penelitian untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penyusunan usulanpenelitian ini adalah Bank BJB CabangUtama Jl. Braga No. 12 Bandung.

1.5.2 WaktuPenelitian

Adapunwaktupenelitianpadabank bjbCabangUtama Bandung yang dilaksanakan pada bulan Maret 2011 sampai dengan Juni 2011.

Tabel 1.3 JadwalPenelitian


(14)

No Kegiatan

Maret April Mei Juni

Minggu Minggu Minggu Minggu

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 PraSurvei

2 UsulanPenelitian

3 Pengambilan Data

4 Analisis Data


(15)

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Pengertian Bank

Umumnya masyarakat mengenal bank sebagai tempat untuk menyimpan uang. Hal tersebut merupakan fungsi bank sebagai penghimpun dana dan penyaluran dana masyarakat. Terdapat pula produk-produk dan jasa-jasa lain yang diberikan bank kepada masyarakat.

Bank sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan seperti giro, tabungan, deposito, dan simpanan lainnya. Disamping itu juga, bank dikenal sebagai tempat untuk menukarkan uang, memindahkan uang, atau menerima segala macam bentuk pembayaran seperti air, listrik dan telepon.

Untuk lebih menjelaskan pengertian bank, penulis mengutip beberapa pengertian bank, seperti:

Menurut kamus perbankan yang disusun olehtim penyusun kamus perbankan Indonesia.

“Bank adalah suatu badan usaha dibidang keuangan yang menarik uang dari dan menyalurkan ke dalam masyarakat, terutama dengan memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang.”


(16)

Menurut undang-undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 november 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank

“Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat.”

Adapun pengertian bank menurut kasmir, SE.,MM.(23:2002)

“Bank adalah merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan yang artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan.”

2.1.2 Fungsi Bank dan Tujuan Bank

Fungsi utama bank adalah sebagai penghimpun dana dan penyalur dana dari masyarakat. Secara spesifik, fungsi bank sebagai:

1. Agent Of Trust

Kegiatan perbankan berdasarkan kepercayaan dari nasabah kepada bank yang merupakan dasar utamanya, baik dalam menghimpun dana maupun penyalur dana.


(17)

2. Agent Of Development

Tugas bank sebagai penghimpun dana dan penyaluran dana sangat diperlukan untuk kelancaran kegiatan produksi, distribusi dan konsumsi dalam meningkatkan pembangunan perekonomian masyarakat.

3. Agent Of Services

Disamping melakukan kegiatan penghimpun dana dan penyaluran dana, bank juga memberikan penawaran jasa-jasa perbankan lainnya kepada masyarakat.

Adapun tujuan dari perbankan yaitu untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan cara menghimpun dana dan menyalurkan dana dari masyarakat yang kelebihan dana kepada masyarakat yang membutuhkan dana.

2.1.3 Jenis-jenis Bank

Adapun jenis-jenis bank yang sesuai dengan Undang-Undang No. 10 tahun 1998 adalah sebagai berikut:

a. Bank Umum

Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.


(18)

b. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

2.1.4 Kegiatan Usaha Bank

Kegiatan usaha yang dapat dilakukan oleh bank umum sesuai dengan ketentuan Undang-undang perbankan No. 10 tahun 1998 pasal 13 meliputi :

1. Menerima simpanan dalam bentuk giro, deposito, tabungan, dan atau bentuk lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu

2. Memberikan kredit

3. Menerbitkan surat pengakuan utang

4. Memberikan atau menjual atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk kepentingan perintah nasabahnya

5. Melakukan kegiatan jual beli valas dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh BI.

2.1.5 Tinjauan Umum Analisis Laporan Keuangan 2.1.5.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan terdiri dari 2 kata yaitu analisis dan laporan keuangan. Analisis adalah memecahkan atau menguraikan suatu unit menjadi berbagai unit terkecil. Sedangkan laporan keuangan adalah mengenai neraca, laba-rugi, dan arus kas (dana).


(19)

Pengertian analisis laporan keuangan menurut sofyan syafri harahap (2001 :189) yaitu :

Analisis laporan keuangan adalah menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara yang satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat.

2.1.5.2 Tujuan Analisis Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan yang dilakukan untuk menambah informasi yang ada dalam suatu laporan keuangan.Tujuan analisis laporan keuangan adalah sebagai berikut :

a. Screening

Analisis yang dilakukan dengan melihat secara analisis laporan keuangan dengan tujuan untuk memilih kemungkinan investasi atau merger.

b. Forcasting

Analisis yang digunakan untuk meramalkan kondisi keuangan perusahaan di masa yang akan datang.

c. Diagnosis

Analisis yang dimaksudkan untuk melihat kemungkinan adanya masalah-masalah yang terjadi baik dalam manajemen, operasi, keuangan atau masalah lainnya.


(20)

d. Evalution

Analisis yang dilakukan untuk menilai prestasi manajemen, operasional, efisiensi, dan lain-lain.

2.1.5.3 Metode Dan Teknik Analisis Laporan Keuangan

Metode dan teknik identifikasi (alat-alat analisis) digunakan untuk menentukan dan mengukur hubungan antara pos-pos yang ada dalam laporan, sehingga diketahui perubahan-perubahan pos tersebut dipertimbangkan dengan laporan dari beberapa periode untuk satu perusahaan.

Tujuan dari metode dan teknik analisis laporan keuangan ini adalah untuk mengolah data dan menyerderhanakan data sehingga dapat lebih dimengerti dan dipahami.

Teknik analisis laporan keuangan dapat digunakandengan berbagai metode diantaranya:

1. Metode Komparatif

Melakukan perbandingan antar satu pos denagn pos yang lainnya yang relevan dan bermakna untuk mengetahui perbedaan, besaran, maupun hubungannya.

a. Intra perusahaan b. Inter perusahaan c. Industrial norm d. Budget


(21)

2. Trend Analysis-horizontal

Rasio adalah gambaran situasi perusahaan pada suatu waktu tertentu dan dari gambaran ini sebenarnya dapat kita bayangkan kecendrungan (trend) situasi perusahaan dimasa yang akan datang melalui gerakan yang terjadi pada masa lalu sampai masa kini, melalui:

a. Indeks b. Number

3. Common Size Financial Statement (laporan bentuk awan)

Membuat laporan keuangan dalam bentuk common size financial statement, atau bentuk sederhana (awan).Biasanya dibuat secara vertical.Metode ini merupakan metode analisis yang menyajikan laporan keuangan dalam bentuk persentasi.Persentasi itu biasanya dikaitkan dengan suatu jumlah yang dinilai penting misalnya asset untuk neraca, penjualan untuk laba/rugi.

4. Metode Index Time Series

Dalam metode ini dihitung indeks dan digunakan untuk mengkonversikan angka-angka laporan keuangan.

5. Analisis Rasio

Rasio laporan keuangan adalah perbandingan antara pos-pos tertentu dengan pos lain yang memiliki hubungan signifikan (berarti). Adapun rasio keuangan yang popular adalah:

a. Likuiditas

b. Rentabilitas/profitabilitas c. Solvabilitas


(22)

d. Leverage e. Aktivitas

f. Market based ratio

6. Teknik Analisis Lain, seperti:

a. Analisis sumner dan penggunaan dana b. Analisis break even

c. Analisis gross profit d. Dupont analysis 7. Model Analisis

Dalam akuntansi para peneliti sering melakukan penelitian dengan tujuan untuk memprediksi suatu keadaan dengan menggunakan data historis dalam laporan keuangan. Beberapa model prediksi yang dikenal adalah:

a. Bond Rating

Ini digunakan untuk menghitung peringkat obligasi yang dipasarkan dipasar modal.

b. Bankruptcy Model

Model ini memberikan rumus untuk menilai kapan perusahaan akan bangkrut. Dengan menggunakan rumus yang diisi dengan rasio keuangan maka akan diketahui angka tertentu yang akan menjadi bahanuntuk memprediksi kapan kemungkinan suatu perusahaan akan bangkrut.


(23)

c. Net cash flow prediction model

Model ini didesain untuk mengetahui berapa besar arus kas masuk bersih perusahaan tahun depan.

d. Take off prediction model e. Take over model

Model ini dimaksudkan untuk mengetahui kapan kemungkinan perusahaan ini akan diambil alih oleh perusahaan lainnya.

2.1.5.4 Pentingnya Analisis Laporan Keuangan

Bagi mereka yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan waktu perusahaan atau lembaga sangatlah perlu untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan atau lembaga laporan yang mempunyai arti penting bagi pihak-pihak tertentu baik pihak intern maupun pihak ekstern. Menurut Munawir (1995:12).

Menyatakan bahwa laporan keuangan mempunyai arti penting bagi pihak-pihak yang terkait, seperti:

a. Pemerintah

Laporan keuangan dalam perusahaan sangat penting karena untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan tersebut. Selain itu juga, diperlukan oleh biro pusat statistik, dinas perindustrian, perdagangan dan tenaga kerja untuk dasar perencanaan pemerintah.

b. Investor

Para investor (penanam modal jangka panjang), banker maupun para kreditur lainnya sangat berkepentingan terhadap laporan keuangan perusahaan


(24)

atau lembaga dimana mereka menanamkan modalnya untuk kepentingan terhadap prospek keuntungan dimasa yang akan datang, perkembangan perusahaan dan untuk mengetahui jaminan investasinya dan kondisi kerja tersebut. Para investor, bank, para kreditur akan dapat menentukan langkah-langkah yang harus ditempuh. c. Pemilik perusahaan

Sangat berkepentingan terhadap laporan keuangan perusahaan terutama untuk menilai hasil yang telah dicapai dan untuk menilai kemungkinan hasil-hasil yang akan dicapai dimasa yang akan datang.

d. Manajer atau pimpinan perusahaan

Untuk memiliki perkembangan posisi keuangan pada periode yang lalu agar disusun rencana yang lebih baik.Bagi perbaikan sistem, pengaman dan dapat menentukan kebijakan-kebijakan yang lebih tepat.Selain itu, laporan keuangan juga dapat memberikan informasi mengenai kesehatan perusahaan juga perkembangan perusahaan dari tahun ke tahun.Tetapi yang terpenting dalam manajemen adalah bahwa laporan keuangan tersebut merupakan alat untuk mempertanggung jawabkan kepada pemilik perusahaan atau kepercayaan yang diberikan kepadanya.

e. Kreditur dan bank

Berkepentingan dalam mengambil keputusan atau permintaan kredit, para kreditur jangka panjang untuk mengenai kelayakan jaminan yang diajukan perusahaan, sedangkan kredit jangka pendek berkepentingan untuk mengetahui kewajiban keuangan yang harus segera terpenuhi.


(25)

2.1.5.5 Objek-objek Analisis Laporan Keuangan

a. Analisis Laba/Rugi

Merupakan media untuk mengetahui keberhasilan suatu perusahaan, keadaan usaha, nasabah, kemampuan operasional perusahaan dalam menghasilkan laba dan memberikan informasi mengenai hasil usaha perusahaan pada periode tertentu. Diantaranya meliputi:

- Trend Penjualan

- HPP (Harga Pokok Penjualan). - Biaya Overhead

- Margin/laba yang diperoleh. b. Analisa Neraca

Memberikan informasi tentang harta, uang, dan modal pada tanggal tertentu.

c. Analisa Arus Kas

Analisa yang mencoba untuk mengetahui darimana sumber kas serta bagaimana tau kemana kas tersebut digunakan, sumber kas di dapat dari beberapa sumber yaitu dari operasionalnya, pembiayaan dan investasi.Arus kas ini dapat menggambarkan sumber arus kas dan penggunaan kas pada periode tertentu.

d. Analisa Laporan Perubahan Arus Kas

Laporan ini akan menunjukkan perubahan ekuitas yang menggambarkan peningkatan aktiva bersih antara kekayaan selama periode tertentu.


(26)

2.1.5.6 Sifat-sifat Analisis Laporan Keuangan

Sifat dari analisis laporan keuangan yang terkadang dalam akuntansi keuangan seperti berikut ini:

1. Laporan Historis

Laporan keuangan pada hakikatnya mencatat informasi yang sudah terjadi. Tidak mencatat transaksi yang akan terjadi.

2. Classification

Informasi melalui laporan keuangan diklasifikasikan sesuai dengan kepentingan pemilik, kreditur dan pemakai lainnya.

3. Summarization

Transaksi dan kejadian-kejadian yang sama dalam perusahaan dikelompokkan dan diikhtisarkan menurut metode tertentu sesuai pola yang sudah mapan dalam akuntansi.

4. Measurement Basis

Dasar pengukuran yang digunakan dalam akuntansi ada bermacam-macam seperti cost, market, locom (Lower Of cost in Market) dan lain-lain.

5. Verifiability

Setiap informasi dalam laporan keuangan harus dapat dibuktikan melalui bukti-bukti yang sah.Disebut juga objectivity.

6. Conservatism

Perusahaan biasanya memiliki kejadian-kejadian yang tidak pasti (incertainty) atau yang belum terjadi dalam keadaan seperti ini laporan keuangan memilih angka yang kurang menguntungkan.Laporan keuangan


(27)

memilih dan menilai asset yang paling minimal, misalnya rugi yang belum direalisasikan tapi sudah ada dasarnya dapat dicatat sedangkan laba yang belum direalisasikan walau sudah ada indikasi laba belum dapat dicatat sebagai laba.

7. Technical Terminology

Banyak istilah yang digunakan dalam laporan keuangan merupakan istilah teknis akuntansi yang dimilikinya dan punya pengertian di bidangnya yang berlaku khusus untuk akuntansi berbeda dengan umum yang harus dipahami oleh pembaca.

8. Audience

Pemakai laporan keuangan sebagai dunia bisnis, dan mereka yang sudah dianggap tau istilah akuntansi dan bisnis.

2.1.5.7 Manfaat Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio perusahaan merupakan langkah awal dalam analisis laporan keuangan, karena sebagaimana fungsinya rasio keuangan yang dirancang dapat digunakan untuk memberi gambaran hubungan-hubungan perkiraan laporan keuangan.

Manfaat dari analisis rasio dapat ditinjau dari dua sudut yaitu:

1. Pihak Intern (Manajemen)

Dalam sudut pandang pihak intern perusahaan atau manajemen analisis laporan keuangan berguna berbagai cara untuk :


(28)

b. Sebagai titik tolak bagi tindakan perencanaan yang akan mempengaruhi jalannya kejadian di masa mendatang.

2. Pihak ekstern (Investor)

Dalam sudut pandang pihak ekstern manfaat dari analisis rasio keuangan yaitu untuk meramalkan masa depan perusahaan, atau dengan kata lain manfaat dari analisis rasio keuangan yaitu untuk menentukan prediksi apakah perusahaan tersebut bisa berkembang dalam arti dapat melakukan kegiatan operasionalnya kembali atau malah perusahaan tersebut gulung tikar, sehingga akan mempengaruhi keberadaan pihak ekstern di dalam perusahaan tersebut.

2.1.6 Tinjauan Umum Rentabilitas 2.1.6.1 Pengertian Rentabilitas

Rentabilitas suatu perusahaan menunjukan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Rentabilitas menggambarkan kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya.

Menurut Bambang Riyanto (2000 :35), ”rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.”

Bagi suatu perusahaan pada umumnya masalah rentabilitas adalah lebih penting daripada masalah laba, karena laba yang besar saja belumlah merupakan ukuran apakah perusahaan itu telah dapat bekerja dengan efisien, dengan demikian maka yang harus diperhatikan oleh perusahaan ialah tidak hanya


(29)

bagaimana usaha untuk memperlancar laba, tetapi yang lebih penting ialah usaha untuk mempertinggi rentabilitas.

Efisiensi usaha untuk perusahaan baru dapat diketahui dengan membandingkan laba yang diperoleh dengan kekayaan atau modal yang menghasilkan laba tersebut atau dengan kata lain ialah menghitung rentabilitasnya yang pada umumnya dirumuskan :

Dimana :

L = Jumlah laba yang diperoleh selama periode tertentu

M = Modal atau aktiva yang dipergunakan untuk menghasilkan laba Tersebut

2.1.6.2 Tujuan dan Kegunaan Analisis Rentabilitas

Sebagian besar perusahaan di dalam operasionalnya adalah untuk memperoleh laba yang maksimal. Namun laba yang maksimal tersebut belum dapat menggambarkan tingkat rentabilitas karena belum menghitung berapa asset yang digunakan untuk memperoleh laba tersebut, oleh karena itu setiap bank lebih penting mengukur rentabilitas karena dalam mengukur rentabilitas akan mengukur

L x 100% M


(30)

asset yang telah digunakan untuk operasional hingga mendapatkan laba sehingga dengan mengukur asset yang digunakan tersebut akan diketahui efektifitasnya.

Sebagaimana yang telah dijelaskan diatas bahwa kemampuan bank dalam hal ini bank untuk memperoleh laba dengan menggunakan modal atau asset yang akan menggambarkan tingkat efisiensi yang telah dicapai oleh manajemen dengan demikian yang harus diperhatikan oleh bank ialah usahanya untuk memperoleh laba tetapi yang penting adalah usaha untuk mempertinggi rentabilitas.

Analisis rentabilitas pada dasarnya tidak hanya berguna bagikepentingan perusahaan, melainkan juga bagi pihak luar. Dalam hal ini adalah calon investor dan kreditur yang akan menanamkan modal dengan cara membeli saham perusahaan yang telah go public. Tujuan dari analisis rasio adalah membantu manajer financial memahami apa yang perlu dilakukan oleh perusahaan berdasarkan informasi yang tersedia yang sifatnya terbatas berasal dari financial statement (laporan keuangan).

Menurut Syariefudin Alwi (1997 : 108), secara garis besar ada dua kegunaan dari perhitungan rasio yang dilakukan oleh perusahaan yaitu :

a. Bagi intern perusahaan

analisis rentabilitas berguna bagi perusahaan terutama manajer financial mengenai informasi tentang kekuatan dan kelemahan yang dihadapi oleh perusahaan dan sebagai alat bantu dalam pengambilan keputusan.


(31)

b. Bagi investor

bahwa pertimbangan untuk ikut serta menanamkan dananya dalam perusahaan tersebut.

2.1.6.3 Jenis-Jenis Rasio Rentabilitas

Secara garis besar terdapat dua jenis rentabilitas yaitu dikemukakan oleh Bambang Riyanto (2000 : 45) bahwa rentabilitas dibagi menjadi :

1. Rentabilitas Ekonomi

“ Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut, dan dinyatakan dalam persentase ”

Oleh karena itu pengertian rentabilitas sering dipergunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan modal di dalam suatu perusahaan, maka rentabilitas ekonomi sering pula dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh modal yang bekerja didalamnya untuk menghasilkan laba.

Salah satu faktor yang menentukan tinggi rendahnya rentabilitas ekonomi adalah profit margin. Menurut Bambang Riyanto (2000 : 37)

“ Profit margin adalah perbandingan antara net operating income (laba operasi) dengan net sales (penjualan bersih) dimana perbandingan dinyatakan dalam persentase ”.

Profit margin = Net Operating Income x100% Net Sales


(32)

Dengan kata lain dapatlah dikatakan bahwa profit margin adalah selisih antara net sales (penjualan bersih) dengan operating expense (biaya operasi) dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa profit margin dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat kepada kecilnya laba usaha dalam hubungannya dengan sales.

2. Rentabilitas Modal Sendiri

Rentabilitas modal sendiri atau sering pula dinamakan rentabilitas usaha, modal asing tidak diperhitungkan sebagaimana yang dikemukakan oleh Bambang Riyanto (2000 : 44) adalah :

Rentabilitas modal sendiri adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal sendiri disatu pihak dengan jumlah sendiri yang menghasilkan laba tersebut dilain pihak atau dengan kata lain dapatlah dikatakan bahwa rentabilitas modal sendiri adalah kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri dengan bekerja didalamnya untuk menghasilkan keuntungan.

Laba yang diperhitungkan untuk menghitung rentabilitas modal sendiri adalah laba usaha setelah dikurangi dengan modal asing dan pajak perseroan atau income tax (EAT = Earning after Tax / laba setelah pajak) sedangkan modal yang diperhitungkan hanyalah modal sendiri yang bekerja di dalam perusahaan.

Sedangkan Analisis rasio rentabilitas bank adalah alat untuk menganalisis atau mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan. Selain itu, rasio-rasio dalam kategori ini dapat pula digunakan untuk mengukur tingkat kesehatan bank. Dalam perhitungan rasio-rasio rentabilitas ini biasanya dicari hubungan timbal balik antar pos yang terdapat pada laporan laba rugi bank dengan pos-pos pada neraca bank guna memperoleh


(33)

berbagai indikasi yang bermanfaat dalam mengukur tingkat efisiensi dan profitabilitas bank yang bersangkutan.

Berikut adalah jenis-jenis rasio rentabilitas yang dianalisis :

1. Net Profit Margin (NPM)

Adalah rasio yang menggambarkan tingkat keuntungan (laba) yang diperoleh bank dibandingkan dengan pendapatan yang diterima dan kegiatan operasionalnya. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

Sebagaimana halnya dengan perhitungan rasio sebelumnya rasio NPM pun mengacu kepada pendapatan operasional bank yang terutama berasal dari kegiatan pemberian kredit yang dalam prakteknya memiliki berbagai risiko seperti risiko kredit (kredit bermasalah dan kredit macet) bunga (negative spread) kurs valas (jika kredit diberikan dalam bentuk valas).

2. Return on Assets (ROA)

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan.Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh bank tersebut dan semakin baik pula kondisi bank tersebut dari segi penggunaan asset. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

NPM = Laba bersih setelah pajak(EAT)x 100% Pendapatan operasional


(34)

3. Return on Equity (ROE)

Adalah Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba bersih bank dari modal sendiri yang digunakan oleh perusahaan tersebut.

Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

4. Net Interest Margin (NIM)

Rasio ini menunjukkan kemampuan earning asset dalam menghasilkan bunga bersih.

NIM=Pendapatan bersih (pendapatan bunga-beban bunga) Aktiva Produktif

5. Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Bunga (BOPO)

Rasio ini adalah perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional dalam mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Dalam hal ini perlu diketahui bahwa usaha utama

ROA = Laba Sebelum pajak(EBIT)x 100% Total Aktiva

ROE = Laba Bersih setelah pajak(EAT) x100% Modal Sendiri


(35)

bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan selanjutnya menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit, sehingga beban bunga dan hasil bunga merupakan porsi besar bagi bank. Rasio ini dirumuskan dengan:

BOPO = Biaya (beban) operasional Pendapatan operasional

6. Fee Base Income Ratio

Pendapatan operasional di luar bunga.

Fee Base Income Ratio = Pendapatan operasional lagi Pendapatan operasional

7. Gross Profit Margin

Rasio ini menunjukkan berapa besar presentase laba kotor yang diperoleh dari penjualan.

Gross Profit Margin = Penjualan netto – Harga Pokok Penjualan Penjualan netto

8. Operating Income Ratio

Rasio ini menggambarkan persentasi keuntungan sebelum pajak yang diperoleh dari total penjualan.


(36)

Operating Income Ratio = Penjualan netto – HPP – Biaya administrasi umum Penjualan Netto

9. Operating Ratio

Rasio ini menunjukkan berapa persen biaya operasi yang dikeluarkan perusahaan dari penjualan netto.Semakin kecil rasio ini berarti semakin baik efisien.

Operating Ratio = Penjualan netto + HPP + Biaya administrasi umum Penjualan netto

10. Earning Per Share (EPS)

Dipakai untuk mengukur pertumbuhan laba dan potensi laba perusahaan.Laba per lembar saham merupakan ratio yang dipublikasikan secara luas, karena ratio ini mengkonversikan nilai absolute rupiah laba bersih ke jumlah per lembar saham.

EPS = Laba bersih – kebutuhan deviden saham preferen

2.1.6.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi rentabilitas

Rentabilitas dapat diketahui dengan membandingkan antara satu komponen dengan komponen yang lain, oleh karena itu tentunya rentabilitas ekonomi tidak berdiri sendiri tetapi dipentgaruhi oleh faktor-faktor yang


(37)

mendukungnya. Adapun faktor-faktor pendukung yang mempengaruhi tersebut adalah :

1. Laba yang dihasilkan dari sejumlah aktiva yang dioperasikan 2. Bunga yang ditanggung perusahaan

3. Pajak yang ditanggung perusahaan

4. Perputaran aktiva dari perusahaan tersebut 5. Modal sendiri yang ada pada perusahaan

2.1.6.5 Analisis Rasio Rentabilitas atas Laporan Keuangan

Untuk mengukur kondisi keuangan suatu perusahaan haruslah diadakan analisis dari berbagai pos dalam suatu laporan keuangan, karena itu merupakan dasar dari kegiatan perusahaan tersebut. Dengan menggunakan analisis yang telah ditentukan, penulis menghitung tentang keuntungan perusahaan yang telah dilakukan dapat memberikan bukti atau informasi yang sesuai dengan penulis inginkan.

Dengan menggunakan rasio rentabilitas ini penulis dapat mengetahui keadaan perusahaan apakah mengalami keuntungan atau sebaliknya perusahaan akan mengalami kerugian. Sehingga penulis dapat menyimpulkan tentang kondisi kesehatan perusahaan tersebut baik atau buruknya, rasio rentabilitas juga dapat digunakan sebagai alat perhitungan yang cepat dan tepat, dan bermanfaat dalam mengevakuasi kegiatan perusahaan.

Untuk mengukur tingkat rasio rentabilitas perusahaan diperlukan perbandingan tentang neraca keuangan perusahaan yang dianalisis dari 5 tahun


(38)

sebelumnya. Analisis rasio rentabilitas dilakukan untuk mengukur efesiensi aktivitas perusahaan dalam memperoleh keuntungan dan juga untuk mengukur kemampuan rentabilitas perusahaan tersebut.Selain itu, untuk mengetahui apakah perusahaan mengalami penaikan dan penurunan dalam periode tersebut. Dan untuk mengetahui masalah-masalah yang mengakibatkan terjadinya rentabilitas.

Maka penulis akan menganalisis rasio rentabilitas. Antara lain :

a. Net Profit Margin(NPM)

b. Return On Asset(ROA)

c. Return On Equity(ROE)

2.1.7 Tinjauan Umum Rasio Likuiditas

2.1.7.1 Rasio Likuiditas

Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban jangka pendek pada saat jatuh tempo.Jika perusahaan mampu melakukan pembayaran artinya keadaan perusahaan dalam keadaan likuid, tetapi jika perusahaan tidak mampu membayar, maka perusahaan dikatakan dalam keadaan illikuid.

Hal ini diungkapkan oleh Susan Irawati (2006:27) likuiditas dibagi menjadi dua macam, yaitu :


(39)

1. likuiditas badan usaha

Merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya pada pihak perusahaan, jika pihak luar menagih pada perusahaan tersebut. 2. likuiditas perusahaan

Merupakan kemampuan perusahaan untuk menyelenggarakan preses produksi perusahaan.

2.1.7.2 Pengertian Rasio Likuiditas

Menurut Susan irawati (2006:25) yang mendefinisikan rasio likuiditas sebagai berikut :

Rasio Likuiditas (Liquidity ratios) merupakan rasio yang digunakan sebagai alat ukur kemampuan perusahaan dalam membayar pinjaman jangka pendeknya pada saat jatuh tempo atau dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya (financial yang harus segera dipenuhi).

Sedangkan menurut Syafri Harahap (2007:301)

Rasio likuiditas adalah rasio analisa tentang kemampuan perusahaan/bank untuk menyelesaikan kewajiban hutang jangka pendeknya.Rasio-rasio ini dapat dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan utang lancar.

Menurut Rimsky K. Judisseno (2005:137) adalah sebagai berikut :

“Likuiditas bank merupakan kemampuan bank untuk membayar kembali seluruh kewajiban lancarnya dilakukan dengan cara menghitung rasio-rasio likuiditas bank”.

Dari ketiga definisi diatas dapat disimpulkan bahwa rasio likuiditas adalah kemampuan perusahaan/bank dalam menyelesaikan kewajiban atau hutang jangka pendeknya yang sudah jatuh tempo dan harus segera dibayar.Pada umumnya


(40)

rasio-rasio likuiditas membandingkan antara harta lancar dan utang/kewajiban lancarnya. Kewajiban lancar bank terhadap nasabahnya yang segera harus dibayar memiliki keanekaragaman seperti : giro, tabungan, simpanan berjangka, rekening Koran bank-bank lain, wesel yang dapat dibayar, pasiva valas, dan lain-lainnya. Demikian juga posisi harta lancar bank-bank terdiri dari berbagai pos seperti : uang kas, saldo/giro pada Bank Indonesia, saldo/giro pada bank lain, wesel yang dapat ditagih, surat-surat berharga, simpanan berjangka pada bank lain, pinjaman-pinjaman yang diberikan dalam bentuk kredit, aktiva valas likuid, dan lain-lainnya.

2.1.7.3 Penilaian Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas digunakan untuk memastikan dilaksanakannya manajemen aset dan kewajiban dalam menentukan dan menyediakan likuiditas yang cukup. Menurut Veithzal Rivai, Andria Permata Veithzal, dan Ferry N. (2007:722-725) Untuk melakukan penilaian rasio likuiditas terhadap perusahaan/bank dapat dihitung dengan cara sebagai berikut :

a. Cash Ratio (CR)

Rasio ini untuk mengukur perbandingan alat likuid terhadap dana pihak ketiga yang dihimpun bank yang harus segera dibayar. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam membayar kembali simpanan nasabah atau deposan pada saat ditarik dengan menggunakan alat likuid yang dimilikinya. Cash ratio dapat dirumuskan dengan:


(41)

Keterangan:

 Aktiva likuid dan passiva likuid < 1 bulan dihitung berdasarkan bulan penilaian.

 Aktiva likuid < 1 bulan diperoleh dengan menjumlahkan neraca dari sisi aktiva pada butir 1 (kas), butir 2a (giro BI), butir 2b (SBI) dan butir 3 (giro pada bank lain, antara bank aktiva: giro, deposit on call, call money)  Simpanan masyarakat (dana pihak ketiga) yang segera harus dibayar dan

diperoleh dengan menjumlahkan neraca pasiva pos 1 (giro), pos 3 (tabungan), pos 4 (sertifikat deposito), dan 6 (simpanan dari bank lain).  Rasio dihitung perposisi.

Kesimpulan:

Semakin tinggi rasio ini, maka semakin tinggi pula sisi likuiditas bank tersebut, namun akan berpengaruh dalam meningkatkan profitability bank.

b. Reserve Requirement (RR)

Rasio ini disebut pula likuiditas wajib minimum, yaitu suatu simpanan minimum yang wajib dipelihara dalam bentuk giro pada semua bank.

Besarnya RR dapat diukur dengan rumus :

Passiva Likuid

X 100 % Aktiva Likuid


(42)

Keterangan:

 Giro wajib minimum diperoleh dari neraca aktiva pos 2a (giro pada Bank Indonesia).

 Jumlah dana/simpanan pihak ketiga diperoleh dengan menjumlahkan neraca pasiva pos 1 (giro), 2 (tabungan), 3 (deposito berjangka), 4 (sertifikat deposito).

Kesimpulan :

Besarnya RR minimal yang ditetapkan oleh bank Indonesia akan berubah-ubah, sesuai kondisi moneter dan perbankan ketika itu, dan semakin tinggi rasio tersebut, maka bank tersebut semakin aman dari sisi likuiditas, yang saat ini ditetapkan sebesar 5%.

c. Loan to Deposit Ratio (LDR)

Rasio ini adalah rasio yang mengukur perbandingan jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank, yang menggambarkan kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana oleh deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Oleh karena itu, semakin tinggi rasionya memberikan indikasi rendahnya kemampuan likuiditas bank tersebut, hal ini sebagai akibat jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar, dengan rumusan sebagai berikut :

Jumlah DP III

X 100 % Giro Wajib Minimum


(43)

Keterangan :

 Kredit merupakan total kredit yang diberikan kepada pihak ketiga (tidak termasuk kredit kepada bank lain).

 Dana pihak ketiga mencakup giro, tabungan, deposito (tidak termasuk antara bank).

 Cara menghitung nilai kredit:

- Untuk rasio LDR sebesar 110%, atau lebih nilai kredit = 0 - Untuk rasio LDR di bawah 110%, nilai kredit = 100 Kesimpulan :

Bank Indonesia menetapkan rasio LDR sebesar 110%, atau bila melebihi diberi nilai kredit 0 yang artinya likuiditas bank tersebut dinilai tidak sehat, dan untuk rasio LDR di bawah 110% diberi nilai kredit 100 yang artinya likuiditas bank tersebut dinilai sehat.

d. Loan to Asset Ratio (LAR)

Rasio ini untuk mengukur tingkat likuiditas bank yang menunjukan kemampuan bank untuk memenuhi permintaan kredit dengan menggunakan total asset yang dimiliki bank. LAR merupakan perbandingan antara besarnya kredit yang diberikan bank dengan besarnya total asset yang dimiliki bank. Loan to Asset ratio dirumuskan dengan:

Jumlah DP III

X 100 % Jumlah Kredit yang Diberikan


(44)

Keterangan:

 LAR Bank Dual Permata sebesar berapa%, semakin tinggi rasio, maka tingkat likuiditas bank tersebut semakin kecil, karena jumlah asset yang digunakan untuk membiayai kredit semakin besar.

Kesimpulan:

 Jumlah kredit yang diberikan diperoleh dari aktiva nerava pos 10 (kredit yang diberikan) tapi PPAP tidak turut dihitung.

 Jumlah asset yang diperoleh dari neraca aktiva yaitu total aktivanya.  Emakin tinggi rasio ini menunjukan semakin kecil tingkat likuiditasnya

keran jumlah asset yang diperlukan untuk membiayai kreditnya menjadi semakin besar.

e. Ratio Net Call Money to Current Asset (NCM to CA)

Rasio ini menunjukan besarnya kewajiban bersih call money terhadap aktiva lancar atau aktiva yang paling likuid dari bank, RasioKewajiban Bersih Call money yang dirumuskan sebagai berikut:

Keterangan :

Aktiva Lancar

Kewajiban Bersih Call Money

Rasio Kewajiban bersih Call Money = X 100 %

Jumlah Aset

Jumlah Kredit yang Diberikan


(45)

Call money pada posisi Passiva – Call Money pada sisi aktiva dibagi dengan butir 1, 2, 3, 4 dan 5 pada sisi aktiva neraca.

 Cara menghitung nilai kredit :

- Untuk rasio 100% atau lebih nilai kredit = 0

- Untuk setiap penurunan 1% nilai kredit ditambah 1 dengan maksimum 100.

-Kesimpulan :

Semakin kecil rasio, likuiditas bank yang bersangkutan dapat dikatakan baik karena bank dapat segera menutup kewajiban dalam kegiatan pasar uang antar bank dengan alat likuid yang dimilikinya.

2.1.7.4 Analisis Rasio Likuiditas Pada Laporan Keuangan

Bank adalah suatu badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat. Bank juga merupakan suatu lembaga keuangan yang harus dapat memenuhi kewajiban hutang jangka pendeknya apabila sudah jatuh tempo.Oleh karena itu likuiditas bagi bank adalah persoalan yang amat penting dan berkaitan erat dengan masyarakat, nasabah, dan pemerintah.Bahkan begitu pentingnya persoalan likuiditas ini, bank harus selalu mengamati, mengikuti, dan terjun dalam usaha-usaha perbankan secara langsung dan juga mengadakan analisis terhadap laporan keuangan agar posisi likuiditas ini terjaga setiap hari.

Analisis rasio likuiditas pada laporan keuangan adalah salah satu cara untuk mengetahui perkembangan perusahaan/bank dengan dilakukan suatu analisis


(46)

rasio, adapun rasio yang digunakan yaitu rasio likuiditas, karena rasio ini adalah rasio yang tepat untuk menilai dan menghitung penelitian yang dilakukan seperti pada penjelasan dan judul diatas. Ada beberapa cara perhitungan atau penilaian

yang digunakan untuk menganalisa tingkat likuiditas yaitu Cash Ratio (CR), Reserve Requiremen(RR), Loan to Deposit Ratio (LDR), Loan to Asset Ratio

(LAR), Rasio Kewajiban Bersih Call money. Likuiditas ini adalah suatu analisis rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas suatu perusahaan/bank dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya yang selanjutnya digunakan perusahaan sebagai tolak ukur dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya.Perusahaan yang likuid adalah perusahaan yang dapat membayar kewajiban jangka pendeknya pada saat di tagih.

Keteledoran bank dalam menjaga posisi likuiditas atau kesengajaan membedakan posisi likuiditas berada di bawah ketentuan minimum, akan menyulitkan bank itu sendiri, oleh karena itu penegndalian likuiditas bank dilakukan setiap hari berupa penjagaan alat-alat likuid yang dapat dikuasai oleh bank seperti: (uang tunai, kas, giro pada bank sentral) dapat digunakan untuk memenuhi tagihan dari nasabah atau masyarakat yang datang setiap saat atau sewaktu-waktu. Kewajiban yang muncul sewaktu-waktu itu adalah dana simpanan pemegang giro pinjaman dari bank lain yang sudah jatuh tempo.

Posisi likuiditas bank harus memperhatikan dua sisi yaitu sisi yuridis dan sisi ekonomis. Yuridis artinya pemimpin bank tidak boleh menggunakan batas likuiditas minimal yang telah ditetapkan oleh pemerintah Bank


(47)

memanfaatkan/memproduksikan secara optimal dana-dana yang dimilikinya tanpa melanggar optimasi tingkat presentase likuiditas minimal bank. Jika likuiditas bank ini dilanggar, maka bank yang bersangkutan akan mendapat teguran, sanksi bunga, diskors dari kliring, bahkan ijinnya dicabut atau di likuidasi.

2.2 Kerangka Pemikiran

Sebagai lembaga keuangan, bank memiliki usaha pokok berupa menghimpun dana yang (sementara) tidak dipergunakan untuk kemudian menyalurkan kembali dana tersebut ke dalam masyarakat untuk jangka waktu tertentu.

Untuk mengetahui baik atau buruknya perkembangan suatu bank dan untuk membandingkan kinerja suatu bank dengan bank lain dibutuhkan anlisis laporan keuangan yang dibuat secara periodik, yaitu dengan analisis rasio. Salah satu analisis rasio yang digunakan oleh bank adalah rasio rentabilitas dan likuiditas.

Adapun definisi dari laporan keuangan menurut sundjaja (2003:130) mengatakan bahwa.

“Laporan keuangan adalah suatu laporan yang menggambarkan hasil dari proses akuntansi yang digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data tersebut.”

Mengenai Rentabilitas menurut riyanto:

“Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba usaha dengan membandingkan modal sendiri dengan modal asing yang dipergunakan untuk memperoleh laba tersebut dan dinyatakan dalam presentase.”(Riyanto:35)


(48)

Rasio Rentabilitas menurut (Bambang Riyanto:37-44) ada beberapa indikator yang dianalisa penulis:

a. Net Profit Margin (NPM)

Rasio yang menggambarkan tingkat keuntungan (laba) yang diperoleh bank dibandingkan dengan pandapatan yang diterima dan kegiatan operasionalnya.

b. Return On Asset (ROA)

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan.

c. Return On Equity

Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba bersih bank dari modal sendiri yang digunakan oleh perusahaan tersebut.

Dari keseluruhan rasio , penilitian ini menggunakan rasio NPM, ROA, dan ROE sebagai alat untuk mengukur rentabilitas bank. Ketiga rasio tersebut merupakan rasio yang terpenting diantara rasio rentabilitas yang ada.Karena menurut Bambang Riyanto (2000), ketiga rasio tersebut dapat merefleksikan seberapa banyak bank telah memperoleh hasil atas keseluruhan sumberdaya keuangan yang ditanamkan pada bank. Rasio NPM, ROA, ROE sering digunakan oleh top manajemen untuk mengevaluasi unit-unit usaha dalam perusahaan multidivisisonal.


(49)

Menurut Hadiwidjaja (2000:51) definisi dari likuiditas sebagai berikut: “Likuiditas suatu bank itu mempunyai arti yang sama pada badan usaha lain yaitu ukuran kemampuan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.”

Rasio Likuiditas ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancarnya.

Rasio Likuiditas menurut (Veithzal Rivai, Andria Permata Veithzal, dan Ferry N :723-725) ada beberapa indikator yang dianalisa penulis:

a. Cash Ratio (CR)

Rasio ini untuk mengukur perbandingan alat likuid terhadap dana pihak ketiga yang dihimpun bank yang harus segera dibayar.

b. Reserve Requirement (RR)

Rasio ini disebut pula likuiditas wajib minimum, yaitu suatu simpanan minimum yang wajib dipelihara dalam bentuk giro pada Bank Indonesia bagi semua bank.

c. Loan to Deposit Ratio (LDR)

Rasio ini adalah rasio yang mengukur perbandingan jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank, yang menggambarkan kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana oleh deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya.


(50)

d. Loan to Asset Ratio (LAR)

Rasio ini untuk mengukur tingkat likuiditas bank yang menunjukkan kemampuan bank untuk memenuhi permintaan kredit dengan menggunakan total asset yang dimiliki bank.

e. Rasio Net Call Money to Current Assets

Rasio ini menunjukkan besarnya kewajiban bersih call money terhadap aktiva lancar atau aktiva yang paling likuid dari bank.

Penilaian yang digunakan untuk menganalisa tingkat likuiditas ini yaitu Cash Ratio (CR), Reserve Requiremen(RR), Loan to Deposit Ratio (LDR), Loan to Asset Ratio (LAR), Rasio Kewajiban Bersih Call money.Karena rasio-rasio tersebut digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas suatu perusahaan/bank dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya yang selanjutnya digunakan perusahaan sebagai tolak ukur dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya.Perusahaan yang likuid adalah perusahaan yang dapat membayar kewajiban jangka pendeknya pada saat di tagih.Kewajiban yang muncul sewaktu-waktu itu adalah dana simpanan pemegang giro pinjaman dari bank lain yang sudah jatuh tempo.


(51)

Gambar 2.1

Skema Kerangka Pemikiran

Analisis Rasio Keuangan

Rasio Rentabilitas a. Net Profit Margin b. Return On Asset

c. Return On Equity

(Ryanto (2000:37))

Rasio Likuiditas a. Cash Ratio

b. Reserve Requirement

c. Loan to Deposit Ratio

d. Loan to Asset Ratio

e. Ratio Net Call Money to Current Asset

(Veithzal Rivai, Andria Permata Veithzal, dan Ferry N (2007:722-725)) Pengukuran Kinerja Perusahaan


(52)

45

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 ObjekPenelitian

Objekpenelitian yang

diambilolehpenulisdalampenyusunantugasakhiriniadalahanalisiskinerjakeuangand enganmenggunakanrasiorentabilitasdanlikuiditas bankpadabank bjbyang dilaksanakan di bank bjbcabangutama Bandung.

Penulismenjadikanlaporankeuangansebagaipenelitiankarenalaporankeuang ansangatpenting.Olehkarenaitupenulissangattertarikuntukmengetahuilebihlanjutla gimengenailaporankeuanganini.

3.2 MetodePenelitian

Metode yang

digunakandalammelakukanpenelitianiniadalahmetodedeskriptifkuantitatif. MenurutIqbalHasan (2002:22) metodedeskriptif :

Metodedeskriptifyaitusuatupenelitian yang melukiskanvariabel demi variabel, satu demi satumengumpulkaninformasiaktualsecararinci yang

melukiskangejala yang ada,

mengidentifikasimasalahataumemeriksakondisidanpraktek-praktek yang berlaku, membuatperbandinganatauevaluasi, menentukanapa yang

dilakukan orang lain dalammenghadapimasalah yang

samadanbelajardaripengalamanmerekauntukmenetapkanrencanadankeputu sanpadawaktu yang akandatang.

3.2.1 DesainPenelitian

Dalammelakukansuatupenelitiansangatdiperlukanperencanaandanperancan


(53)

dilakukandapatberjalandenganbaikdansistematis.Olehkarenaitudalampenelitiandip erlukandesainpenelitian.

Desainpenelitianmerupakanlangkah-langkah yang

dilakukanolehpenulisuntukmenuntundalam proses

penelitiansecarabenardantepatsesuaidengantujuan yang telahditetapkan.

Dalampenelitianinipenulismenerapkandesainpenelitian yang mecangkup proses-proses sebagaiberikut:

1. Penelitiandimulaidenganadanyamasalah.

2. Menetapkanmasalah-masalah yang akandianalisisdalamsuatuperusahaan. Dalampenelitianini yang menjadiidentifikasimasalahadalahsebagaiberikut:

a. Bagaimanaanalisiskinerjakeuangandenganmenggunakanrasiorentab ilitasdanlikuiditaspada PT. Bank BJB CabangUtama Bandung. b. Bagaimanaperkembanganrasiorentabilitasperiode (2007-2010)

pada PT. Bank BJB CabangUtama Bandung.

c. Bagaimanaperkembanganrasiolikuiditasperiode (2007-2010) pada PT. Bank BJB CabangUtama Bandung.

d. Bagaimanamengatasipenurunanlikuiditasdanrentabilitaspada PT. Bank BJB CabangUtama Bandung.

3. Menentukan judul penelitian 4. Memilihteknikpengumpulan data

5. Pelaporanhasilpenelitiantermasuk proses penelitiandaninterprestasikan data.


(54)

3.2.2 OperasionalisasiVariabel

Sebelummengadakanpenelitiandiperlukanoperasionalvariabeluntukmenent

ukanjenis, indikator yang

terkaitdalampenelitiansehinggapenelitiandapatdilakukansecarabenar.

Sesuaidenganjudulpenelitian yang dipilihyaitu

“AnalisisKinerjaKeuanganDenganMenggunakanRasioRentabilitas Dan

RasioLikuiditas BankPada PT Bank BJB CabangUtama

Bandung”.Makaterdapatduavariabelbebas yang diteliti.

PengertianvariabelbebasmenurutSugiyono(2009:39) menyatakanbahwa: “Variabelbebasadalahmerupakanvariabel yang mempengaruhiatau yang menjadisebabperubahannyaatautimbulnyavariabeldependen (terikat).” Berdasarkanpengertiandiatasbahwavariabelbebasmerupakanvariabel yang

tidakterikat.Sehingga yang

menjadivariabelbebasdalampenelitianiniadalahrasiorentabilitasdanrasiolikuiditas.


(55)

OperasionalisasiVariabel

Variabel KonsepVariabel Indikator Skala Ukuran

RasioRentab ilitas (X1) Rentabilitasadalahke mampuansuatuperusa haanuntukmenghasilk anlabausahadenganm embandingkan modal sendiridengan modal asing yang dipergunakanuntukm emperolehlabatersebu tdandinyatakandalam persentase.(riyanto:3 5)

1.NPM =LabaSetelahPajak x 100% Pendapatanoperasional

2.ROA = LabaSebelumPajak x 100% Total Aktiva

3.ROE = LabaSetelahPajak x 100% Modal Sendiri

Rasio %

%

%

RasioLikuid itas (X2)

Ratio Likuiditas (Liquidity ratios) merupakanrasio yang digunakansebagaialat ukurkemampuanperu sahaandalammembay arpinjamanjangkapen deknyapadasaatjatuh tempo ataudalammemenuhi kewajibanjangkapend eknya (financial yang harussegeradipenuhi). (Susan irawati (2006:25))

1. Cash Ratio = AktivaLikuid x 100% PassivaLikuid

2. RR = GiroWajib Minimum x 100% Jumlah DP III

3. LDR = JumlahKredit yang diberikan x 100% Jumlah DP III

4. LAR = JumlahKredit yang diberikan x 100% Jumlah Asset

5. NCM to CA = KewajibanBersihCall Money x 100% AktivaLancar

Rasio %

%

%

%

%

3.2.3 SumberdanTeknikPengumpulan Data 3.2.3.1 Sumber Data


(56)

Sumber yang diperolehpenelitiuntukmendapatkan data mengenaiobjek yang akanditeliti didapatdariPT Bank BJBCabangUtama Bandung.

Untukmenunjanghasilpenelitian, makapenulismelakukanpengelompokan data yang diperlukankedalamduagolongan, yaitu :

1. Data Primer

Data primer yaitu data atausegalainformasi yang

diperolehdandidapatolehpenulislangsungdarisumberpertamabaikindividuat ausekelompok,bagiandariobjekpenelitian,

sepertihasilwawancaradanobservasilangsungpadaobjek yang diteliti. 2. Data Sekunder

Data sekunderyaitu data primer yang

telahdiolahlebihlanjutdandisajikanbaikolehpengumpul data primer ataupihak lain.

3.2.3.2 TeknikPengumpulan Data

Adapunteknikpengumpulan data sertainformasi yang

dilakukanolehpenulisdalampenyusunantugasakhiriniyaitudengancarasebagaiberik ut:

1. Penelitianlapangan (Field Research).

Yaitudenganmelakukanpeninjauansecaralangsungkeperusahaan agar memperoleh data yang diperlukan, melaluiwawancaradanobservasi, denganpihak-pihak yang berhubungandenganmasalah yang dibahasuntukmendapatkan data-data daninformasi yang diperlukan.Teknik yang dilakukanyaitu:


(57)

a. Wawancara

Denganmelakukankegiatantanyajawabdenganpihakpetugas bank. Hal inidilakukanuntukmemperolehinformasimengenai data laporankeuanganpada PT Bank BJB CabangUtama Bandung. b. Observasi

Denganmelakukanpenelitiandenganmelihatbeberapakegiatan yang dilakukanpadaPT Bank BJB CabangUtama Bandung.

c. Dokumentasi

Pengumpulan data yang

dilakukandengancaramengumpulkandokumen yang

berkaitandenganmasalah yang dibahas. 2. PenelitianKepustakaan (Library Research)

Yaitudilakukandenganmempelajaridariliteratur, catatan-catatankuliah, bahantulisanlainnya yang adakaitannyadenganmasalah yang dibahasyaituperbankan,undang-undangperbankan,

metodologipenelitian.Tujuandaripenelitiankepustakaaniniadalahuntukmen dapatkanlandasanteoridanberbagaipengertianmengenaimasalah yang dibahas.

3.2.4 RancanganAnalisis

DalammenyusunTugasAkhirini, penulis menggunakan analisis deskriftif, yaitu data tersebut diperoleh dan dianalisis dengan dasar teori yang ada sehingga memberikan suatu gambaran yang cukup jelas, selanjutnya diteliti kemudian


(58)

diambil suatu kesimpulan dari hasil analisis tersebut dan atas kesimpulan tersebut dapat menjadi bahan dan pertimbangan bagi perusahaan.

Peneliti melakukan analisa terhadap data yang telah diuraikan dengan menggunakan metode kualitatif .

1. Analisis Kualitatif

Metodekualitatifyaitumetodeyang diharapkanmampumenghasilkanuraian yang mendalamtentangucapan, tulisan, danatauperilaku yang

dapatdiamatidarisuatuindividu, kelompok, masyarakat,

danorganisasidalamsuatukontekstertentu.

Adapunrumus-rumus yang

akandigunakandalammetodeiniuntukmengetahuirasiorentabilitas, likuiditasdanperkembangannyasebagaiberikut:

 RasioRentabilitas

NPM = Lababersihsetelahpajak (EAT) x 100% PendapatanOperasional

ROA = Labasebelumpajak (EBIT) x 100%

Total aktiva

ROE = Lababersihsetelahpajak (EAT) x 100% Modal sendiri

 RasioLikuiditas

Cash Ratio = Aktivalikuid x 100%

Passivalikuid

Reserve Requirement =Girowajib minimum x 100%


(59)

Loan to Deposit Ratio = Jumlahkredit yang diberikan x 100%

Jumlah DP III

Loan to Asset Ratio = Jumlahkredit yang diberikan x 100%

Jumlah asset

NCM to CA = KewajibanbersihCall Money x 100%

Aktivalancar

 RumusPerkembangan


(60)

53

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Sejarah Perusahaan

Sejarah Pendirian – 1961

Pendirian Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat 53ilator belakangi oleh Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 33 tahun 1960 tentang penentuan perusahaan di Indonesia milik Belanda yang dinasionalisasi. Salah satu perusahaan milik Belanda yang berkedudukan di Bandung yang dinasionalisasi yaitu NV Denis (De Erste Nederlansche Indische Shareholding) yang sebelumnya perusahaan tersebut bergerak di bidang bank hipotek. Sebagai tindak lanjut dari Peraturan Pemerintah nomor 33 tahun 1960 Pemerintah Propinsi Jawa Barat dengan Akta Notaris Noezar nomor 152 tanggal 21 Maret 1961 dan nomor 184 tanggal 13 Mei 1961 dan dikukuhkan dengan Surat Keputusan Gubernur Propinsi Jawa Barat nomor 7/GKDH/BPD/61 tanggal 20 Mei 1961, mendirikan PD Bank Karya Pembangunan dengan modal dasar untuk pertama kali berasal dari Kas Daerah sebesar Rp. 2.500.000,00.

Perubahan Badan usaha – 1978

Untuk menyempurnakan kedudukan hukum Bank Karya Pembangunan Daerah Jawa Barat, dikeluarkan Peraturan Daerah Propinsi Jawa Barat nomor 11/PD-DPRD/72 tanggal 27 Juni 1972 tentang kedudukan hukum Bank Karya


(61)

Pembangunan Daerah Jawa Barat sebagai perusahaan daerah yang berusaha di bidang perbankan. Selanjutnya melalui Peraturan Daerah Propinsi Jawa Barat nomor 1/DP-040/PD/1978 tanggal 27 Juni 1978, nama PD. Bank Karya Pembangunan Daerah Jawa Barat diubah menjadi Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat.

Peningkatan Aktivitas - 1992

Pada tahun 1992 aktivitas Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat ditingkatkan menjadi Bank Umum Devisa berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 25/84/KEP/DIR tanggal 2 November 1992 serta berdasarkan Perda Nomor 11 Tahun 1995 mempunyai sebutan "Bank Jabar" dengan logo baru.

Perubahan Bentuk Hukum - 1998

Dalam rangka mengikuti perkembangan perekonomian dan perbankan, maka berdasarkan Perda Nomor 22 Tahun 1998 dan Akta Pendirian Nomor 4 Tanggal 8 April 1999 berikut Akta Perbaikan Nomor 8 Tanggal 15 April 1999 yang telah disahkan oleh Menteri Kehakiman RI tanggal 16 April 1999, bentuk hukum Bank Jabar diubah dari Perusahaan Daerah (PD) menjadi Perseroan Terbatas (PT).

Perluasan Bentuk Usaha - Dual Banking System 2000

Dalam rangka memenuhi permintaan masyarakat akan jasa layanan perbankan yang berlandaskan Syariah, maka sesuai dengan izin Bank Indonesia No. 2/


(62)

18/DpG/DPIP tanggal 12 April 2000, sejak tanggal 15 April 2000 Bank Jabar menjadi Bank Pembangunan Daerah pertama di Indonesia yang menjalankan dual banking system, yaitu memberikan layanan perbankan dengan sistem konvensional dan dengan sistem syariah.

Perubahan Nama dan Call Name Perseroan - 2007

Berdasarkan Hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat tanggal 3 Juli 2007 di Bogor, sesuai dengan Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia No. 9/63/KEP.GBI/2007 tanggal 26 November 2007 tentang Perubahan Izin Usaha Atas Nama PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat menjadi Izin Usaha Atas Nama PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten serta SK Direksi Nomor 1065/SK/DIR-PPN/2007 tanggal 29 November 2007 maka nama perseroan berubah menjadi PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten dengan sebutan (call name) Bank Jabar Banten.

Perubahan Logo & Call Name Perseroan - 2010

Berdasarkan Hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS- LB) PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat & Banten Nomor 26 tanggal 21 April 2010, sesuai dengan Surat Bank Indonesia No.12/78/APBU/Bd tanggal 30 Juni 2010 perihal Rencana Perubahan Logo serta Surat Keputusan Direksi Nomor 1337/SK/DIR-PPN/2010 tanggal 5 Juli 2010, maka perseroan telah resmi berubah menjadi bank bjb.


(63)

Budaya perusahaan

"Mitra Usaha Menuju Sejahtera"

Sebagai pernyataan dari budaya perusahaan yang tercantum diatas, kami memiliki Pilar-pilar Budaya Perusahaan yang merupakan penjabaran atas Pilar Utama diatas sebagai acuan pokok bagaimana perilaku seluruh jajaran bank bjb dalam melakukan pengelolaan bisnisnya.

"Pilar-pilar Budaya Perusahaan bank bjb" sebagai berikut:

 Orientasi kepada pasar.

 Pengelolaan dan pengembangan kualitas Sumber Daya Manusia.  Pemenuhan kepentingan semua pihak ( stake holder ).

 Peningkatan kualitas kinerja.

Intisari Butir-Butir Perilaku Budaya Perusahaan :

 Bekerja keras dengan penuh tanggung jawab, jujur dan berdisiplin sebagai

wujud dari keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.  Menguasai sistem dan prosedur, pengetahuan produk/jasa Bank dan

menguasai keterampilan menjual serta berperan sebagai Pemasar.  Bekerja sebagai wirausahawan, inovatif, kreatif, dinamis dan proaktif.  Memelihara semangat kerja tim.


(64)

 Selalu berusaha memperluas wawasan, pengetahuan dan kete-rampilan

kerja sebagai kontribusi terbaik demi kemajuan Bank.

 Peduli terhadap masalah yang muncul dan menyelesaikannya secara tepat

dan cepat.

 Terbuka terhadap perubahan dengan tetap menjaga pengen-dalian diri.  Bersikap tertib, selalu tampil rapi, tepat waktu, tepat janji dan menjunjung

tinggi etika pergaulan.

 Bekerja secara profesional sesuai sistem dan prosedur.

 Bersikap terbuka, memiliki rasa kebersamaan, toleran, dan menjaga

keharmonisan antar sesama pegawai.

 Memahami dan menguasai ketentuan-ketentuan yang mengatur tentang

rahasia Bank, rahasia perusahaan dan rahasia jabatan.

Nilai-nilai perusahaan

Etika Perusahaan bank bjb

Dalam rangka mendukung pencapaian visi dan misi bank bjb menjadi 10 bank terbesar dan berkinerja baik di Indonesia, bank bjb telah melakukan beberapa perubahan, salah satunya perubahan budaya perusahaan. Budaya perusahaan tersebut mencerminkan semangat bank bjb dalam menghadapi persaingan perbankan yang semakin ketat dan dinamis. Nilai-nilai budaya perusahaan (corporate values) yang telah dirumuskan yaitu GO SPIRIT yang merupakan perwujudan dari Service Excellence, Professionalism, Integrity, Respect, Intelligence, Trust yang dijabarkan dalam 14 perilaku utama.


(65)

Tabel 4.1

Perilaku Utama Nilai-nilai Budaya Perusahaan

Sumber : Bank BJB Cabang Utama Bandung

Adapun panduan untuk pelaksanaan budaya perusahaan ini telah tersusun dalam Pedoman Budaya Perusahaan bank bjb.

Bank bjbtelah melakukan beberapa langkah sebagai upaya sosialisasi corporate values yang berada di bawah koordinasi Divisi Change Management Office. Proses sosialisasi tersebut dibantu pula oleh Change Leaders dan Change Agents yang telah ditunjuk di seluruh unit kerja untuk dapat mensosialisasikan

No Corporate Values Perilaku Utama

1 Services Exelence

a. Ramah, tulus dan kekeluargaan. b.Selalu memberikan pelayanan prima c. Cepat, tepat, akurat

2 Profesionalism

a. Kompeten dan tanggung jawab.

b.Memahami dan melaksanakan ketentuan perusahaan.

c. Konsisten, disiplin, dan penuh semangat.

3 Integrity

a. Menjaga citra bank melalui prilaku terpuji dan menjunjung tinggi etika.

4 Respect

a. Fokus pada nasabah. b.Peduli pada lingkungan.

c. Selalu memberikan solusi yang terbaik.

5 Intelligence

a. Berkeinginan kuat untuk mengembangkan diri. b.Menyukai perubahan yang positif.

c. Menumbuhkan transparansi, kebersamaan, dan kerjasama yang sehat.


(66)

perubahan budaya kepada unit kerjanya masing-masing. Program-program yang telah dilaksanakan oleh Divisi Change Management Office antara lain:

 Pembentukan tim internalisasi budaya yang terdiri dari change sponsors, change leaders, change agents, dan change targets, serta Divisi Change Management Office sebagai divisi yang bertanggung jawab dalam proses internalisasi budaya secara keseluruhan.

 Training dan sosialisasi kepada Change Leaders & Change Agents (Batch I,II, dan III),

 Pencetakan media sosialisasi berupa X banner, sign wall, buku saku, buku pedoman, PIN, dan Kartu Hologram.

 Program pembahasan ketentuan perusahaan (termasuk tentang budaya

perusahaan) di seluruh unit kerja secara periodic (minimal 1 bulan sekali).  Survey budaya perusahaan untuk mengetahui dan mengevaluasi tingkat

pengetahuan, pemahaman, persepsi kepentingan, dan keyakinan para pegawai terhadap proses transformasi organisasi dan budaya perusahaan.

Agar corporate values tersebut dapat diimplementasikan oleh seluruh jajaran organisasi bank bjb dalam setiap aktivitas sehari-hari, maka akan dilakukan upaya internalisasi nilai-nilai budaya melalui program-program budaya antara lain:

 Training lanjutan bagi change agents dan change leaders

 Workshop Cristalizing Concept reformulasi strategi transformasi bank bjb

 Mendorong setiap unit kerja untuk memiliki program budaya  Mengintegrasikan nilai-nilai budaya dalam HR system


(67)

Proses perubahan budaya bukanlah suatu hal yang mudah, namun dengan adanya komitmen yang kuat dari seluruh jajaran organisasi bank bjbterutama top management, maka bank bjboptimis dapat melakukan transformasi dan mencapai visi dan misinya.

4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan

Didalam suatu perusahaan diperlukan suatu struktur organisasi yang digunakan untuk pembagian tugas diantara para pegawai, sehingga pengawasan intern dapat dilakukan dengan baik. Dengan struktur organisasi dapat dilihat bagaimana fungsi hubungan kerja, tanggung jawab, serta wewenang dari setiap jabatan dalam perusahaan tersebut, sehingga dalam pelaksanaan kegiatan tidak terjadi penyimpangan dan kesalahpahaman antara satu bidang dengan bidang lain. Struktur organisasi merupakan susunan jabatan yang dimiliki oleh orang-orang yang berbeda dalam ruang lingkup organisasi.

Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit kerja) dalam organisasi.Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan menunjukkan bagian fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda tersebut diintegrasikan.Struktur organisasi juga menunjukkan spesialisasi-spesialisasi pekerjaan.


(68)

Sumber : Bank BJB Cabang Utama Bandung Gambar 2.2

Struktur Organisasi Bank Bjb Cabang Utama Bandung

Dari struktur organisasi di atas dapat diketahui job description dari setiap divisi pada Bank Bjb Cabang Utama Bandung. Semua tugas, wewenang dan tanggungjawab berfungsi untuk mendukung kelancaran dan kemajuan Bank BJb Cabang Utama Bandung. Tugas, wewenang dan tanggung jawab dari struktur organisasi di atas adalah sebagai berikut:


(69)

4.1.3 Job Description 1. Pemimpin Cabang

Tugas-tugas pemimpin cabang dalam mendukung kemajuan Bank Bjb Cabang Utama Bandung, yaitu:

a. Melaksanakan misi kantor cabang keseluruhan, yaitu untuk membantu direksi memperoleh laba yang wajar melalui penyediaan produk dan jasa perbankan yang dibutuhkan masyarakat di daerah kerja Cabang, mendorong pemberdayaan ekonomi serta berfungsi sebagai pengelola uang daerah, dalam rangka mewujudkan Bank yang berkembang secara sehat, dinamis, mandiri dan terpercaya, dan memberikan kontribusi yang nyata terhadap pendapatan asli daerah.

b. Mengelola pelaksanaan sistem dan prosedur.

c. Merencanakan, mengembangkan, melaksanakan serta mengelola bisnis di wilayah kerja cabang.

d. Merencanakan, mengembangkan, melaksanakan serta mengelola layanan unggul kepada masyarakat.

e. Mengelola uang daerah.

f. Memberikan konstribusi laba yang nyata terhadap upaya pencapaian laba bank secara keseluruhan.

g. Memberikan konstribusi yang nyata untuk mendorong pemberdayaan ekonomi.

h. Melaksanakan kepatuhan terhadap system dan prosedur, peraturan Bank Indonesia serta perundang-undangan lainnya yang berlaku.


(70)

i. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok, fungsi serta kegiatannya.

2. Wakil Pemimpin Cabang

Memberikan dukungan kepada Pemimpin Cabang dalam mendorong kemajuan Bank Bjb Cabang Utama Bandung..

a. Mengelola pelaksanaan sistem dan prosedur bidang pelayanan dan operasional.

b. Mengelola pelaksanaan produk dan jasa Bank.

c. Mengelola pelayanan transaksi tunai, pemindahbukuan dan kliring. d. Melayanai permohonan ATM, Kartu Debet, dan Kartu Kredit. e. Mengelola kas ATM.

f. Mengelola uang daerah

g. Mengelola pendayagunaan kas alat likuid secara optimal. h. Mengelola Sumber Daya Manusia.

i. Mengelola Administrasi Kredit serta Laporan Perkreditan.

j. Mengelola Administrasi Keuangan dan Laporan Keuangan Cabang. k. Mengelola Logistik, Kerumahtanggan, Kearsipan dan Administrasi

Umum lainnya.

l. Mengelola Teknologi dan Informasi.

m. Melaksanakan kepatuhan terhadap sistem dan prosedur, peraturan Bank Indonesia serta perundang-undangan lainnya yang berlaku. n. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok, fungsi serta


(1)

78

Tabel 4.5 Analisis Likuiditas

Tahun

Likuiditas Cash Ratio

(%) RR (%) LDR (%) LAR (%)

NCM to CA (%)

2007 36,77 14,17 84,66 54,32 90,56

2008 29,29 6,91 100,31 59,78 90,47

2009 23,61 6,38 87,59 57,11 90,46

2010 17,08 9,52 75,25 49,47 85,85

Berdasarkan tabel diatas, terjadi penurunan dan kenaikan.Penurunan ini dapat dilihat dari indikator cash ratio, karena adanya penurunan pada simpanan giro pada Bank Indonesia yang ada pada aktiva likuid.Dalam hal ini bank harus meningkatkan simpanan giro pada Bank Indonesia.Selain itu juga, aktiva likuid merupakan alat pembayaran berupa harta lancar lebih besar dibandingkan dengan seluruh kewajibannya.Bank juga perlu memenuhi kewajiban jangka pendeknya dan menjaga alat pembayaran berupa harta lancar.


(2)

78

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Setelah penulis membahas penelitian dan menganalisis yang berhubungan dengan Analisis Kinerja Keuangan dengan manggunakan Rasio Rentabilitas dan Likuiditas Bank pada Bank bjb Cabang Utama Bandung Periode (2007-2010).” dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Setelah mengetahui perkembangan, penulis menganalisis rasio rentabilitas yang dialami oleh Bank bjb Cabang Utama Bandung periode (2007-2010), maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kenaikan dan penurunan rasio rentabilitas seperti :

Penurunan NPM dikarenakan, kurangnya strategi pemasaran dalam mengatasi persaingan sehingga pendapatan operasional yang diperoleh bank tidak terlalu banyak. Sedangkan penurunan ROA dikarenakan, tidak mampunya perusahaan mengendalikan asset yang ada. Dan apabila semakin besar ROA yang diperoleh perusahaan, maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai. Penurunan ROE terjadi karena kurangnya efesien bank dalam mengelola modal sendiri sehingga mengakibatkan perolehan laba bersih setelah pajak (EAT) yang diterima oleh pemilik perusahaan sedikit.

2. Analisis perkembangan rasio likuiditas yang dilaksanakan oleh Bank bjb Cabang Utama Bandung telah banyak membantu perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya/ kewajiban yang sudah


(3)

79

jatuh tempo. Sehingga Bank bjb Cabang Utama Bandung tidak dapat dikatakan bank tidak likuid, karena bank dapat beroperasi dengan baik. Maka Bank bjb Cabang Utama Bandung dapat dikatakan sebagai bank yang likuid “sehat”.

3. Analisis rasio rentabilitas yang dilaksanakan pada bank bjb cabang utama Bandung terjadi penurunan rasio rentabilitas dilihat dari indikator ROA yang disebabkan oleh adanya penurunan pada simpanan giro pada Bank Indonesia yang ada pada total aktiva. Dalam hal ini, bank harus meningkatkan simpanan giro pada bank Indonesia. Selain itu untuk mengatasi penurunan ini, bank juga perlu menjaga atau mengendalikan asset yang ada. Namun, Penurunan ini dapat dilihat dari indikator cash ratio, karena adanya penurunan pada simpanan giro pada Bank Indonesia yang ada pada aktiva likuid. Dalam hal ini bank harus meningkatkan simpanan giro pada Bank Indonesia. Selain itu juga, aktiva likuid merupakan alat pembayaran berupa harta lancar lebih besar dibandingkan dengan seluruh kewajibannya. Bank juga perlu memenuhi kewajiban jangka pendeknya dan menjaga alat pembayaran berupa harta lancar. Tetapi penurunan dari kedua rasio tidak mempengaruhi bank. Bank dapat berjalan dengan baik.

5.2 Saran

Sebagai masukkan penulis mengemukakan beberapa saran yang kiranya dapat bermanfaat dan berguna bagi Bank bjb Cabang Utama Bandung.


(4)

80

1. Bank bjb Cabang Utama Bandung sebaiknya meningkatkan strategi pemasaran, mengendalikan asset yang ada, dan efisiensi dalam mengelola modal sendiri guna mengatasi penurunan rasio rentabilitas.

2. Sebaiknya Bank bjb Cabang Utama Bandung lebih menjaga likuidtas banknya agar dapat beroperasi dengan maksimal dan semakin meningkatkan jumlah nasabahnya, agar bank selalu dalam keadaan aman/sehat dan dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

3. Bank bjb Cabang Utama Bandung diharapkan dapat mengendalikan asset yang ada dan menjaga harta lancar sebagai alat pembayaran.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

APB, Statement No. 4. 2007. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Edisi 1 – 6. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Bambang,Riyanto. 2000. Dasar – dasar Pembelanjaan Perusahaan. Jogjakarta: Bpfe.

Hanafi. 2004. Manajemen Keuangan. Yogyakarta : Bpfe.

Iqbal,Hasan. 2002. Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Kasmir. 2004. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta : PT Raja Grafindo. Rimsky K. Judisseno. 2005. Sistem Moneter dan Perbankan di Indonesia, edisi 2.

Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Rivai Veitzal,Veitzal Permata Andria. 2007. Bank and Financial Instutiation Management Conventional and Sharia System. Terjemahan : Idroes N Ferry. Jakarta : PT Raja Grafindo

Sofyan Safri,Harahap.2007. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan,edisi 1. Jakarta :PT Raja Grafindo


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama : Winda Widia Pangestika

NIM : 21508003

Tempat Tanggal Lahir : Tangerang, 11 Oktober 1989

Agama : Islam

Alamat : Jl. Gagak Sadang Serang No.1

Telp/Hp : 083829898033

Email : winda.widya@yahoo.com

DATA PENDIDIKAN

1. SD Negeri 1 Kademangan 1997-2002 Berijazah

2. SMP PGRI 35 Serpong 2002-2005 Berijazah

3. SMA Taruna Mandiri Pamulang 2005-2008 Berijazah