Strategi Komunikasi Corporate Communication PT. BIO Farma (Persero) Melalui Program School Of Vaccine For Journalisat Dalam memotivasi Jurnalis Menulis Artikel Vaksin
iii
ABSTRAK
Strategi Komunikasi Corporate Communication PT. Bio Farma (Persero) Melalui Program School Of Vaccine For Journalist Dalam Memotivasi Jurnalis Menulis
Artikel Vaksin
(Studi Deskriptif Strategi Komunikasi Corporate Communication PT. Bio Farma (Persero) Melalui Program School Of Vaccine For Journalist Dalam Memotivasi
Jurnalis Menulis Artikel Vaksin Di Media Cetak Kota Bandung) Oleh :
Nama : Fitri Juliyanti NIM : 41811071
Skripsi ini dibawah bimbingan : Rismawaty, S.Sos., M.Si.
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengkaji Strategi Komunikasi Corporate Communication PT. Bio Farma (Persero) Melalui Program School Of Vaccine For Journalist Dalam Memotivasi Jurnalis Menulis Artikel Vaksin di media cetak kota Bandung. Untuk menjawab strategi tersebut peneliti menggunakan tiga subfokus yaitu perencanaan komunikasi, kebijakan komunikasi dan aksi komunikasi.
Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif dan menggunakan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data melalui wawancara dan observasi langsung ke lapangan, dokumentasi dan studi pustaka. Teknik sampling dalam pemilihan informan yang digunakan adalah menggunakan teknik purposive sampling melalui pertimbangan yang sesuai dengan tujuan penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perencanaan komunikasi yang dilakukan oleh corporate communication PT. Bio Farma (Persero) Melalui Program School Of Vaccine For Journalist dalam memotivasi jurnalis untuk menulis vaksin adalah dengan membuat program dimana jurnalis diberikan pengertian yang ringan mengenai vaksin dan teknologinya. Kebijakan komunikasi corporate communication Bio Farma untuk memotivasi jurnalis menulis artikel vaksin dengan pemenuhan program kerja prioritas yang menjadi komitmen antara corporate communication Bio Farma dengan perusahaan. Aksi komunikasi corporate communication Bio Farma untuk memotivasi jurnalis menulis artikel vaksin dengan melaksanakan school of vaccine for journalist dua kali dan menggunakan angket sebagai bentuk komunikasi dengan peserta school of vaccine for journalist.
Kesimpulan penelitian ini bahwa Strategi Komunikasi Corporate Communication PT. Bio Farma (Persero) Melalui Program School Of Vaccine For Journalist Dalam Memotivasi Jurnalis Menulis Artikel Vaksin adalah dengan program yang berkonsep seperti membagi pengalaman untuk memberikan edukasi kepada jurnalis mengenai hal-hal dasar mengenai vaksin dan teknologinya yaitu bioteknologi. Dengan menghadirkan narasumber yang kompeten di bidang vaksin dan jurnalistik, jurnalis yang hadir sebagai peserta dapat menulis berita mengenai vaksin sebagai hasil dari mengikuti school of vaccine for journalist.
Saran pada penelitian ini untuk PT. Bio Farma (Persero) adalah program school of vaccine for journalist dapat dilakukan dengan waktu yang lebih efisien agar peserta terhindar dari kejenuhan.
(2)
iv
ABSTRACT
Corporate Communication Of Pt Bio Farma (Persero)’S Communication Strategy Through School Of Vaccine For Journalist Program On Motivating Journalist
To Write Vaccine Article
(Corporate Communication Of Pt Bio Farma (Persero)’S Communication Strategy
Descriptive Study Through School Of Vaccine For Journalist Program On Motivating Journalist To Write Vaccine Article)
By :
Name : Fitri Juliyanti NIM : 41811071 This research under guidance:
Rismawaty , S.Sos., M.Si.
This research aim to examine corporate communication of pt bio farma (persero)’s
communication strategy descriptive study through school of vaccine for journalist program on motivating journalist to write vaccine article at printed media in bandung. To answer this strategy, researcher used 3 sub-focus that is named communication planning, communication principle, and communication action.
Approximation method of this research is quantitative and descriptive method. Data collection technique through interview dan observation to the field, documentation and studying. Sampling technique on informant selection that has been used, is purpose sampling technique
through consideration that matched this research’s purposes.
This research’s result showed that communication planning that corporate
communication of pt bio farma (persero) does through school of vaccine for journalist program on motivating journalist to write vaccine article is to programmed where the journalists bestowed a simple menaing of vaccine and the technology of vaccine. Communication principle of corporate communication of pt bio farma (persero)’s communication strategy descriptive study through school of vaccine for journalist program on motivating journalist to write vaccine article with fullfiling job desk priority that being commitment beetween corporate communication of bio farma
and the company. Communication action of corporate bla bla bla … is to writing vaccine article
through school of vaccinr for journalist twice and using questionnaire as a form of communication with school of vaccine for journalist participant.
This research’s conclusion is that corporate communication of pt bio farma (persero)’s communication strategy descriptive study through school of vaccine for journalist program on motivating journalist to write vaccine article with concepted program as experience sharing, to be giving education to journalist about basic thing about vaccine and technology of vaccine that is called biotechnology. Through represent of compentent expert informant of vaccine and journalism, journalist participant can write a report about vaccine as the result of abreast school of vaccine for journalist.
This research’s advice for pt bio farma persero is that school of vaccine for journalist
programm can be diong through more efficient time to aim that the participants out of tired and saturated.
(3)
PRODUK VAKSIN SANGAT AMAN
Selasa, 12 Agustus 2014 08:33 WIB | 5.206 ViewsPewarta: Syarif Abdullah
ILUSTRASI-Vaksin (ANTARA/Prasetyo Utomo)
“ ... vaksin sudah terbukti efektif mengatasi wabah penyakit berbahaya di dunia... "
Bandung (ANTARA News) - "Produk vaksin yang beredar di dunia kesehatan sangat aman karena diproduksi melalui proses penelitian, pengujian, serta sertifikasi yang dilakukan ketat oleh lembaga independen global yang kompeten," kata Pakar Kedokteran Anak Universitas Padjadjaran, Prof Dr Kusnadi Rusmil, di Bandung, Selasa.
(4)
Rusmil menyatakan itu pada Kursus Vaksin Bagi Jurnalis, di Aula PT Bio Farma (Persero), Kota Bandung. Ia menyebutkan, vaksin yang digunakan untuk program imunisasi merupakan produk paling efektif untuk mengentaskan sejumlah penyakit berbahaya dan sifatnya massal seperti polio, campak, hepatitis, tubercolosis, difteri, pertusis, dan lainnya.
Bahkan, podusen vaksin dunia, termasuk PT Bio Farma (Persero) di dalamnya sudah berhasil menemukan dan menggabungkan sejumlah vaksin dalam satu produk yakni vaksin pentabio sehingga lebih efektif dan mudah.
"Vaksin lebih efektif dan teknologinya tingkat tinggi, Indonesia beruntung karena memiliki PT Bio Farma, salah satu produsen vaksin kelas dunia yang produknya sudah dipakai di ratusan negara di dunia," katanya.
Pada kesempatan itu, Rusmil meluruskan pendapat negatif terkait vaksin yang menurut dia masih dikait-kaitkan dengan massa lalu penggunaan vaksin.
Vaksin mulai dipergunakan sejak 1800-an, dan saat ini teknologinya sudah sangat jauh lebih baik dan modern. Proses produksi vaksin menggunakan teknologi tingkat tinggi, teliti dan ketat.
"Penggunaan vaksin sudah terbukti efektif mengatasi wabah penyakit berbahaya di dunia," kata dia.
Ia menyebutkan, produk vaksin melewati uji klinis yang melibatkan ribuan sampel dan hasilnya terbukti mampu memberikan kekebalan terhadap penyakit tertentu.
(5)
"Tak ada alasan meragukan produk vaksin, dan program imunisasi merupakan upaya massal untuk menangani wabah penyakit yang efektif," katanya.
Ia menyebutkan, jumlah vaksin yang diproduksi di dunia cukup banyak, namun masih banyak penyakit yang belum ada vaksinnya seperti untuk HIV, dengue, ebola, flu burung dan lainnya.
"Kami menyambut baik karena produsen vaksin nasional kita, PT Bio Farma tengah melakukan riset dan hampir final, sehingga vaksin itu insya allah bisa segera diproduksi di dalam negeri," kata Kusnadi menambahkan.
Editor: Ade Marboen
COPYRIGHT © ANTARA 2014
VAKSIN PRODUKSI BIO FARMA DITERIMA DI 130
NEGARA
(6)
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA – Vaksin buatan PT Bio Farma sudah diterima di negara-negara lain, termasuk negara Islam. Komisioner Biofarma, Ihsan Setiadi Latief mengatakan pihaknya harus siap memberikan jawaban dari setiap pertanyaan yang diajukan masyarakat. Terutama, lanjutnya, ihwal kehalalan vaksin yang diproduksi Biofarma.
Diakuinya, banyak pihak yang mempertanyakan kehalalan vaksin. Pertanyaan ini semakin banyak setelah adanya Undang-undang Jaminan Produk Halal (UU JPH) di Indonesia.
“Kita akui pasca adanya UU JPH, Biofarma mengalami kondisi tarik menarik,”
kata dia, Jumat (8/5).
Ihsan bercerita dirinya sempat berkunjung ke salah satu wilayah di Nangroe Aceh Darussalam (NAD). Menurutnya, dia bertemu dengan salah satu ulama yang mempertanyakan kehalalan vaksin. Pada kesempatan itu, katanya, dia pun berusaha untuk memberikan jawaban sebaik mungkin atas pentingnya vaksin untuk masyarakat Indonesia.
“Vaksin kita sudah diterima di 130 negara Islam, masa di Indonesia ditolak?,”
kenang Ihsan.
Menurut Ihsan, vaksin sangat penting untuk digunakan dan dikembangkan pada masyarakat Indonesia. Ia juga menegaskan, vaksin atau imunisasi merupakan salah satu upaya Indonesia terutama pemerintah melalui Biofarma untuk menyelamatkan generas bangsa. intinya, kata dia, ini dilakukan demi kemaslahatan umat di dunia terutama di Indonesia yang sebagian besar beragama Islam.
(7)
Ihsan mengungkapkan, segala upaya telah dilakukan untuk menjelaskan pentingnya imunisasi meski banyak pihak yang terus menerus mempertanyakan kehalalan vaksin. Menurutnya, sampai sejauh ini sudah banyak ulama yang menerima kondisi kehalalan vaksin atau imunisasi ini.
(8)
1
1.1.Latar Belakang Masalah
Munculnya penyakit infeksi baru seperti Ebola dan Mers yang ramai diperbincangkan dan kembalinya penyakit infeksi lama dengan wajah yang baru seperti penyakit HIV, DBD, Flu dan Hepatitis membuat masyarakat harus waspada akan penularan penyakit tersebut dan perlu mengetahui perkembangan informasi mengenai hal tersebut.
Perkembangan dan penyebaran penyakit-penyakit tersebut pada saat ini sangatlah mudah dan cepat. Oleh sebab itu masyarakat perlu mengetahui setiap informasi terbaru dari perkembangan penyakit-penyakit menular tersebut dan masyarakat juga perlu mengetahui bagaimana cara mencegah penyakit menular tersebut masuk kedalam tubuh. Salah satu cara mencegah penyakit tersebut menyerang tubuh adalah dengan cara vaksinasi.
Vaksinasi sebagaimana kita ketahui merupakan sebuah kegiatan preventif yang dilakukan untuk mencegah terjangkitnya penyakit atau virus yang mematikan. Vaksinasi sudah terbukti dan sudah diakui oleh WHO ( World Health Organitation) sebagai salah satu tindakan preventif yang dapat menyelamatkan masyarakat dari penyakit atau virus yang mematikan.
(9)
Pers merupakan wahana komunikasi massa. Komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa baik itu media cetak ataupun elektronik. Oleh karena itu segala kegiatan media massa bergantung dari eksistensi pers.
Selain sebagai wahana komunikasi massa, pers sebagai pelaksana kegiatan jurnalistik, yakni kegiatan mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik, dan segala jenis saluran yang tersedia. Pada posisi seperti ini pers memiliki posisi strategis dalam menggendalikan informasi.
Kurangnya pemberitaan mengenai kemajuan dari bioteknologi sebagai dasar pembuatan vaksin membuat masyarakat menjadi terlambat mengetahui informasi yang berkaitan dengan vaksin. Berita-berita mengenai vaksin seharusnya dapat dengan cepat tersebar ke masyarakat.
Peneliti berpendapat bahwa kurangnya pemberitaan mengenai vaksin ini dapat disebabkan oleh sedikitnya jurnalis yang mengerti mengenai vaksinasi itu sendiri, kurangnya pengetahuan mengenai vaksin dan jarangnya acara khusus yang membahas mengenai vaksin sehingga jurnalis dapat mengerti mengenai vaksin dan teknologinya.
Selain hal tersebut hal yang membuat jurnalis kurang tertarik untuk menulis artikel vaksin dan menjadikannya sebuah berita adalah sulitnya
(10)
teknologi yang dapat memberikan informasi mengenai vaksin dengan tepat dan dapat dengan mudah dimengerti kepada jurnalis, sehingga artikel yang dibuat oleh jurnalis memiliki sumber yang jelas dan dapat di pertanggungjawabkan.
Jurnalis sebagai pelaku utama dari kegiatan pers di Indonesia perlu dorongan agar memiliki ketertarikan dan minat yang besar untuk menulis artikel mengenai vaksin dan menginformasikannya kepada masyarakat dengan benar. Kenyataannya pada saat ini banyak artikel mengenai vaksin yang ditulis dengan kurang baik sehingga membuat masyarakat menjadi cemas dan takut untuk melakukan imunisasi atau vaksinasi.
Banyaknya kesalahan dalam menulis artikel vaksin yang dilakukan oleh jurnalis, membuat pesan mengenai vaksin itu sendiri menjadi kurang baik di mata masyarakat. Masyarakat menjadi salah mengerti mengenai maksud dari pesan yang disampaikan. Karena hal
tersebut corporate communication Bio Farma membuat sebuah program
bernama School of vaccine for journalist untuk memotivasi jurnalis dalam menulis artikel mengenai vaksin.
Dalam melaksanakan program School of vaccine for journalist, Corporate communication Bio Farma mengudang hampir seluruh media massa nasional yang ada di Indonesia seperti Sindo, Kompas, Pikiran Rakyat dan Media Indonesia. Dimana dari setiap media massa tersebut mengirimkan perwakilannya untuk menghadiri pelatihan mengenai seluk beluk dari vaksin.
(11)
Secara jurnalistik artikel adalah salah satu bentuk opini yang terdapat dalam surat kabar atau majalah. Artikel merupakan sebuah tulisan yang lengkap yang dapat dimuat dalam surat kabar atau majalah, lengkap disini berarti tulisan tersebut memiliki judul, pendahuluan, peyajian masalah, pembahasan dan penutup.
PT. Bio Farma (Persero) (selanjutnya akan ditulis Bio Farma) merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang menjadi pemimpin dalam industri vaksin di Indonesia, dengan filosofi mengabdi untuk kualitas hidup yang lebih baik. Sampai saat ini Bio Farma memiliki peran penting dalam memberantas penyakit menular di Indonesia.
Bioteknologi merupakan dasar dalam pembuatan vaksin bagi generasi yang sehat, bukanlah hal yang mudah dipahami oleh masyarakat awam, oleh karena itu Bio Farma menggelar program school of vaccine for journalist pada tanggal 11-12 Agustus 2014 di Gedung Administrasi I Bio Farma Bandung dan tanggal 18-19 2014 Agustus di Gedung Dewan Pers Jakarta yang mengundang para jurnalis dari beberapa media massa untuk hadir mengikuti pelatihan mengenai seluk beluk dunia vaksinasi dan teknologinya. School of vaccine for journalist merupakan program peningkatan kompetisi di bidang vaksin khusus untuk para jurnalis.
Tidak dapat dipungkiri lagi, akibat kurangnya pemberitaan mengenai vaksinasi dan teknologinya tersebut, membuat lemahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya vaksinasi untuk mencegah berbagai penyakit berbahaya. Masih banyak masyarakat yang berpikir
(12)
jika vaksinasi itu penting hanya bagi balita, batita dan bayi saja. Padahal vaksinasi juga sangat diperlukan oleh orang dewasa.
Pada saat ini tidak banyak artikel vaksinasi yang banyak membuat masyarakat menjadi salah mengerti mengenai vaksinasi itu sendiri, akibat dari salah tangkap tersebut masyarakat menjadi takut untuk divaksinasi karena adanya berita yang tidak benar yang beredar di mayarakat.
Tidak sedikit orang tua yang takut ketika anaknya sudah memasuki masa dimana anak tersebut harus divaksinasi. Penyebab ketakutan dari para orang tua ini bukan tanpa alasan. Kebanyakan orang tua takut anaknya untuk divaksin karena efek yang ditimbulkan setelah vaksinasi tersebut dilakukan atau yang dikenal dengan sebutan kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI). KIPI dapat nerupa demam ringan sampai tinggi, bengkak, kemerahan atau anak yang menjadi rewel. Pada umumnya KIPI akan hilang dalam 3-4 hari, walaupun kadang-kadang berlangsung agak lama.
Umumnya orang tua akan merasa panik dan khawatir ketika KIPI terjadi kepada anak mereka yang sudah divaksin, sehingga orang tua berpikiran negatif mengenai vaksinasi itu sendiri. Padahal KIPI dapat ditangani dengan cara mengompres, memakaikan pakaian tipis, memberikan ASI lebih sering atau dapat kembali berkonsultasi dengan dokter.
Saat ini banyak orang dewasa yang merasatidak penting melakukan vaksinasi bagi dirinya sendiri. Anggapan dengan menjalankan pola hidup
(13)
sehat saja sudah cukup bagi kesehatan tubuhnya. Kecilnya kesadaran diri untuk melakukan vaksinasi sebagai tindakan pencegahan masuknya virus yang menjadi penyebab penyakit mematikan kedalam tubuh semakin membuat orang dewasa tidak mementingkan vaksinasi bagi tubuhnya.
Selain hal tersebut, kurangnya informasi mengenai vaksin bagi orang dewasa, manfaat dari vaksin itu sediri, bagaimana cara mendapatkannya dan masih mahalnya harga vaksin membuat masyrakat semakin tidak memprioritaskan vaksin bagi orang dewasa, padahal vaksin untuk orang dewasa tidak kalah penting bagi vaksin untuk bayi, batita dan balita yang berguna sebagai tindakan pencegahan masuknya virus ke dalam tubuh yang dapat dilakukan.
Peneliti memilih objek penelitian di Bio Farma karena Bio Farma merupakan produsen vaksin terbesar yang dimiliki oleh Indonesia, yang produknya telah di impor ke berbagai negara belahan dunia. Bio Farma memiliki kantor pusat yang berada di tengah kota Bandung. Sehingga peneliti ingin mengetahui strategi komunikasi seperti apa yang dilakukan oleh corporate communication Bio Farma dalam memotivasi jurnalis menulis artikel vaksin.
Menurut peneliti kurangnya minat jurnalis dalam menulis artikel vaksinasi ini membuat sedikit sekali artikel tentang vaksinasi yang muncul di media massa, padahal Indonesia memiliki produsen vaksin yang besar dan terkenal. Selain itu adanya anggapan menulis artikel mengenai vaksin ini tidak semenarik menulis berita kriminal dan berita
(14)
politik membuat jarangnya artikel vaksin dipublikasikan. Oleh karena itu Bio Farma menggelar school of vaccine for journalist untuk memotivasi jurnalis dalam menulis artikel vaksin.
Motivasi dapat dikatakan sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan-perasaan tidak suka itu. Motivasi dapat dipengaruhi oleh faktor dari luar tetapi motivasi tumbuh dari dalam diri seseorang.
Fungsi dari komunikasi adalah untuk mendorong manusia untuk berbuat sesuatu, artinya motivasi bisa dijadikan sebagai motor penggerak atau motor yang melepaskan energi. Dalam hal ini motivasi merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang dikerjakan, kemudian menentukan arah tujuan yang hendak dicapai.
Memotivasi jurnalis untuk menulis artikel vaksin merupakan hal
yang cukup menantang bagi corporate communication Bio Farma
sebagai pihak yang melakukan interaksi secara langsung dengan publik eksternal dan publik internal perusahaan. School of vaccine for journalist sebagai strategi komunikasi yang dibuat oleh corporate communication Bio Farma memiliki harapan nantinya para jurnalis akan menyampaikan informasi tentang perkembangan bioteknologi kepada masyarakat awam, sehingga masyarakat mengerti mengenai teknologi vaksin dan perkembangannya.
(15)
Strategi komunikasi bukan hal yang mudah untuk dilakukan oleh siapapun. Beragamnya strategi komunikasi yang dapat dilakukan baik itu secara langsung melalui face to face atau melalui media publikasi yang pada saat ini sudah dengan mudah dapat digunakan dimanapun dan kapanpun, mengharuskan perusahaan menentukan strategi komunikasi yang tepat untuk membuat sebuah komunikasi yang efektif.
Strategi komunikasi dapat diartikan sebagai sebuah perubahan yang diciptakan pada khalayak dengan mudah dan cepat. Perubahan merupakan hasil proses komunikasi yang tidak mungkin dihindarkan. Semua pihak yang yang melakukan komunikasi, mau tidak mau pasti mengalami perubahan, baik itu perubahan yang besar maupun perubahan yang kecil. Perubahan komunikasi ini memerlukan perencanaan dan perumusan strategi yang matang dari perusahaan.
Strategi komunikasi diperlukan untuk mengendalikan media massa yang semakin modern yang kini banyak digunakan dinegara-negara yang sedang berkembang seperti Indonesia. kemudahan yang diperoleh dalam menggunakan media massa pada saat ini memungkinkan timbulnya pengaruh negatif dalam pemanfaatannya.
(16)
1.2.Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka peneliti merumuskan masalah dan membaginya menjadi rumusan masalah makro dan mikro.
1.2.1.Rumusan Masalah Makro
Bagaimana strategi komunikasi divisi corporeate
communication PT. Bio Farma (Persero) dalam memotivasi jurnalis menulis artikel vaksin ?
1.2.2.Rumusan Maslah Mikro
Rumusan masalah mikro dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana Perencanaan Komunikasi corporeate
communication PT. Bio Farma (Persero) melalui program school of vaccine for journalist dalam memotivasi jurnalis menulis artikel vaksin ?
2. Bagaimana Kebijakan Komunikasicorporate communication
PT. Bio Farma (Persero) melalui program school of vaccine for journalist dalam memotivasi jurnals menulis artikel vaksin ?
3. Bagaimana Aksi Komunikasi corporate communication PT.
Bio Farma (Persero) melalui program school of vaccine for journalist dalam memotivasi jurnals menulis artikel vaksin ?
(17)
1.3.Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1.Maksud Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran yang jelas dan mendeskripsikan mengenai strategi komunikasi corporeate communication PT. Bio Farma (Persero)
dalam melalui program school of vaccine for journalist
memotivasi jurnalis menulis artikel vaksin.
1.3.2.Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang diangkat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui Perencanaan Komunikasi corporeate
communication PT. Bio Farma (Persero) melalui program school of vaccine for journalist dalam memotivasi jurnalis menulis artikel vaksin.
2. Untuk mengetahui Kebijakan Komunikasi corporate
communication PT. Bio Farma (Persero) melalui program school of vaccine for journalist dalam memotivasi jurnals menulis artikel vaksin.
3. Untuk mengetahui Aksi Komunikasi corporate
communication PT. Bio Farma (Persero) melalui program school of vaccine for journalist dalam memotivasi jurnals menulis artikel vaksin.
(18)
4. Untuk Mengetahui Strategi Komunikasi corporeate communication PT. Bio Farma (Persero) melalui program school of vaccine for journalist dalam memotivasi jurnalis menulis artikel vaksin.
1.4.Kegunaan Penelitian
1.4.1. Kegunaan Penelitian Teoritis
Hasil penelitian ini digunakan sebagai proses untuk mengetahui strategi Komunikasi yang digunakan oleh corporeate communication PT. Bio Farma (Persero) dalam memotivasi jurnalis menulis artikel vaksin.
1.4.2 Kegunaan penelitian praktis
Selain kegunaan teoritis di atas, dapat dikemukakan pula kegunaan praktis sebagai berikut :
1.4.2.1 Bagi Peneliti
Dijadikan sebagai salah satu pengalaman dan pengetahuan khususnya mengenai strategi komunikasi yag dilakukan oleh corporate communication Bio Farma yang memotivasi para jurnalis untuk menulis artikel vaksin. sehingga peneliti dapat memahami proses dalam melakukan kegiatan strategi komunikasi.
(19)
1.4.2.2 Bagi Akademik
Penelitian ini dapat digunakan oleh para akademisi sebagai referensi dan acuan mengenai strategi komunikasi yang dilakukan oleh sebuah perusahaan, baik itu bagi akademisi di bidang ilmu komunikasi khususnya, atau bagi akademisi disiplin ilmu sosial pada umumnya. Diharapkan penelitin ini dapat memberikan kontribusi nyata bagi Program Studi Ilmu Komunikasi maupun bagi Universitas.
1.4.2.3 Bagi PT. Bio Farma (Persero)
Penelitian ini secara praktis berguna sebagai
referensi, informasi, dan evaluasi bagi corporate
communication Bio Farma mengenai school of vaccine for journalist dimana program tersebut sebagai salah satu strategi komunikasi yang telah dilakukan oleh corporate communication Bio Farma.
1.4.2.4 Bagi Jurnalis
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, diharapkan dapat memberikan wawasan yang lebih luas mengenai vaksin dan teknologinya, sehingga dapat memberikan informasi mengenai vaksin dan teknologinya kepada masyarakat dengan baik dan benar.
(20)
13
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu Yang Relevan
Tinjauan Penelitian terdahulu adalah referensi referensi yang berkaitan dengan informasi penelitian. Penelitian terdahulu ini berupa hasil penelitian yang sudah dilakukan, penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai bahan acuan, antara lain :
Tabel 2.1
Tinjauan Penelitian Terdahulu
Nama Universitas
Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian Perbedaan Dengan Penelitian Skripsi Ini Ardis Tri Sulistia wati UNPAD Bandung Strategi Komunika si Korporat dalam meningkat kan Kualitatif, Deskriptif Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa divisi komunikasi korporat PT Carrefour Penelitian Ardis lebih kepada bagaimana strategi komunikasi interal
(21)
employee engageme nt di PT. Carrefour Indonesia Indonesia terutama internal komunikasi harus menunjukan eksistensinya di dalam perusahaan serta ditambah dengan banyaknya kesimpangsiur an informasi dari manajemen kepada karyawan (associate). Konsep strategi dengan menambah saluran perusahan dapat meningkatka n ikatan antara karyawan menjadi lebih baik, dalam penelitian ini lebih mengarah kepada bagaimana strategi komunikasi dapat memotivasi jurnalis untuk menulis artikel vaksin dengan
(22)
komunikasi internal dan juga strategi more listening dari pihak manajemen kepada karyawan menjadi hal yang akan dilakukan dalam setiap kegiatan. sebuah program. Rizky Dicky Riyand hy UNIKOM Bandung Strategi komunikas i guru SMP Negeri 1 Margaasih Bandung melalui program Ednik Kualitatif, Deskriptif Menunjukkan adanya hubungan antara strategi komunikasi antara Guru SMP Negeri 1Margaasih Bandung dengan Penelitian Rizky ini mengukur bagaimana program edukasi elektronik dapat memotivasi siswanya
(23)
(edukasi elektronik) dalam Menigkatk an motivasi belajar Siswanya peningkatan motivasi siswa belajarnya untuk belajar, sementara penelitian ini mengukur strategi komunikasi dalam memotivasi jurnalis untuk menulis artikel vaksin. Ibnu Mukhli sin UNIKOM Bandung Strategi Komunika si Badan Keluarga Berencana Pemerinta h Kota Bekasi Dalam Kualitatif, Deskriptif Hasil penelitian menunjukkan BKBPP Kota Bekasi memiliki rencana yang telah disusun dengan melihat Penelitian Ibnu ini lebih
memperlihat kan bgaimana rencana yang sudah disusun oleh pemkot
(24)
Mensosiali sasikan Program Keluarga Berencana di Kota Bekasi situasi dan kondisi dilapangan, melalui pesan yang bersifat informatif dan persuasif dan melakukan kegiatan pelayanan khusus dengan kerjasama dengan mitra kerja untuk mencapai tujuan yaitu terwujudnya visi Badan Keluarga Berencana Pemerintah Kota Bekasi melalui dalam mensosialisa sikan KB kepada masyarakat melalui media massa. Sedangkan penelitian ini melihat bagaimana strategi komunikasi dapat meningkatka n motivasi jurnalis untuk menulis artikel vaksin.
(25)
sosialisasi program KB
dengan penggunaan media massa
untuk menyampaikan
informasi tentang program KB kepada sasaran
yang di tuju. Sumber : Data Peneliti, 2015
2.1.2. Tinjauan Mengenai Komunikasi
Menurut Louis Forsdale (1981) “communicaton is the process by which a system is established, maintained and altered by means of
shared signals that operate according to rules”. (Komunikasi adalah suatu proses dimana suatu sistem dibentuk, dipelihara dan diubah dengan tujuan sinyal-sinyal yang dikirimkan dan diterima dilakukan sesuai dengan aturan).
Menurut Carl J. Hovland di dalam buku interpersonal skill yang di tulis oleh Drs. Manap Solihat., M.Si, Melly Maulin P.,Sos., M.Si dan
(26)
Olih Solihin., S.Sos., M.Si komunikasi adalah proses menyampaikan perangsang-perangsang (biasanya lambang-lambang dalam bentuk kata-kata) untuk merubah tingkah laku orang lain.
Komunikasi bukanlah ilmu eksak dan memiliki objek yang abstrak yaitu tindakan manusia dalam konteks sosial dimana proses terjadinya komunkasi dimulai dari pikiran orang yang akan menyampaikan pesan atau nformasi, yang kemudian dikembangkan, baik berupa ucapan atau isyarat, proses selanjutnya dengan melakukan transmisi berupa media dan perantara hingga pesan dapat diterima ole komunikan. Komunikasi akan berhasil apabila kedua belah pihak yakin komunikator dengan komunikan dapat saling memahami pesan yang disampaikan.
2.1.3. Tinjauan Mengenai Strategi Komunikasi
Strategi komunikasi merupakan hal yang dapat dilakukan oleh seseorang atau digunakan oleh lembaga-lembaga dalam berusaha untuk mendapatkan dukungan dari masyarkat seperti pencitraan, penyelesaian krisis.
Kata strategi berasal dari bahasa Yunani klasik yaitu “stratos”
yang artinya tentara dan kata “agein” yang artinya berarti memimpin. Dengan demikian, strategi dimaksudkan adalah memimpin tentara. Sementara itu secara etimologis komunikasi merupakan kata
(27)
terjemahan yang berasal dari bahasa Inggris “Communication” berasal dari bahasa latin “Communis”yang artinya sama.
Dalam menangani masalah komunikasi, stategi komunikasi merupakan satu hal yang membutuhkan penanganan yang sangat
hati-hati. Dalam strategi terdapat prinsip yang harus dicamkan, ykni “tidak
ada sesuatu yang berarti dari segalanya kecuali mengetahui apa yang
akan dikerjakan oleh musuh, sebelum mereka mengerjakannya”.
Rogers (1982) memberikan batasan pengertian strategi komunikasi sebagai suatu rancangan yang dibuat untuk mengubah tingkah laku manusi dalam skal yang lebih besar melalui transfer ide-ide baru. Sementara itu seorang pakar perencanaan komunikasi Middleton (1980)
membuat definisi dengan menyatakan “strategi komunikasi adalah
kombinasi terbaik dari semua elemen komunikasi mulai dari komunikator, pesan, saluran (media), penerima sampai pada pengaruh (efek) yang dirancang untuk mencapai tujuan komunikasi yang
optimal”. (Cangara, 2014 : 65)
Berbicara mengenai strategi komunikasi tidak lepas dari membicarakan rancangan perencanaan yang dapat merubah tingkah laku manusia dalam skala kecil maupun besar. Untuk mencapai tujuan tersebut strategi komunikasi tidak hanya berfungsi sebagai alat penunjuk arah, melainkan harus dapat menunjukkan bagaimana aksi dari operasional yang telah di rencanakan.
(28)
2.1.3.1. Kebijakan Komunikasi
Konsep kebijakan komunikasi baru muncul pada tahun 1970-an setelah para pakar mengeksposnya dan para
pemimpin negara-negara yang edang berkembang
menyerang dominasi negara-negara maju di bidang informasi.
Secara implisit kebijakan komunikasi tumbuh menjadi tatanan, baik dalam bentuk nilai maupun budaya dalam pranata sosial kemasyarakatan, sedangkan secara ekplisit kebijakan komunikasi eksis dalam bentuk undang-undang atau peraturan yang dikeluarkan oleh negara.
Secara eksplisit pula kebijksanaan komunikasi di Indonesia dapat dilihat dengn adanya berbagai macam undang-undang atau peraturan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah untuk ditati bagi setiap warganegaranya.
Sommerlad (1975) dalam buku perencanaan dan strategi komunikasi yang ditulis oleh Prof. H. Hafied Cangara menyebutkan bahwa kebijakan komunikasi sebagai “Kebijakan komunikasi adalah prinsip-prinsip, aturan-aturan, dan pedoman dimana sistem komunikasi
(29)
dibangun secara khusus dalam kerangka yang lebih luas”.
(Cangara, 2014:13)
Sedangkan menurut Allan Hancock (1981) menyebutkan kebijakasanaan komunikasi sebagai berikut :
“ Kebijakan komunikasi adalah perencanaan strategik yang menetapkan alternatif dalam mencapai tujuan jangka panjang, serta menjadi kerangka dasar untuk perencanaan operasional jangka pendek. Perencanan strategik diwujudkan dalam target yang dapat dikuantifikai dengan pendekatan-pendekatan yang sistematis terhadap tujuan yang ingin dicapai dari kebijakan
komunikasi”. (Cangara, 2014:13)
Dari dua definisi diatas terdapat hal yang sama yaitu kebijakan komunikasi digunakan sebagai pedoman bagi sistem komunikasi, sehingga dapat memudahkan dalam menjalankan kegiatan yang telah di rencanakan.
Salah satu tujuan dari kebijakan komunikasi adalah agar informai yang disebarluaskan relevan dengan kehidupan sehari-hari bagi pihak yang memerlukan, serta memberi motivasi kepada masyarakat untuk berperan serta dalam kegiatan kemasyrakatan.
2.1.3.2. Perencanaan Komunikasi
Dalam membicarakan perencanaan komunikai berarti membahas tentang dua konsep yang berbeda yaitu konsep perencanaan dan konsep komunikasi itu sendiri. Meskipun dalam kajiannya terdapat perbedaan, namun kedua konsep ini
(30)
dapat dijadikan suatu kajian khusus dalam studi komunikasi yang pada akhir-akhir ini semakin banyak di aplikasikan
dalam bidang penyebarluasan informasi, penyadaran
masyrakat dan pemasaran.
Perencanaan adalah keselurahan proses pemikiran dan penentuan secara matang dari hal-hal yang akan dikerjakan dimasa yang akan datang dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan. (Cangara, 2014:24)
Para ahli menyepakati bahwa perencanaan pada hakikatnya adalah usaha yang dilakukan secara sadar dan terus-menerus serta dikelola untuk memilih alternatif yang terbaik dari berbagai alternatif yang ada untuk mencapai tujuan tertentu. Oleh karena itu, dalam perencanaan ada dua belas pokok pikiran yang terkandung di dalamnya, yaitu :
a. Perencanaan sebagai usaha yang disengaja, dan
dilakukan secara sadar.
b. Peerencanaan menempatkan manusia sebagai modal
dasar dalam menggerakkan setiap usaha
c. Perencanaan menggunakan hasil riset, data dan informasi d. Ada tujuan yang ingin dicapai, sehingga memerlukan
keputusan dan tindakan yang akan diambil
e. Ada keinginan untuk melakukan perubahan
(31)
g. Pemecahan masalah h. Pemilihan alternatif
i. Pengalokasian sumber daya socio-technical j. Menjadi dasar acuan pelaksanaan
k. Menjadi pengendali dan monitoring pelaksanaan
l. Perencanaan sebagi proses yang berkelanjutan. (Cangara, 2014:25)
Dari dua belas pokok diatas dapat disimpulkan bahwa kapan seseorang membuat perencanaan berarti ia menetapkan apa yang harus dikerjakan, kapan dikerjakan, siapa yang akan mengerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya. Perencanaan merupakan sebuah jembatan antara bagaimana kita berangkat dan kemana kita akan pergi. Dengan kata lain perencanaan dapat dikatakan sebagai pedoman dasar yang akan menuntun kita untuk melakukan suatu hal demi tercapainya tujuan yang dimaksud.
Perencanaan merupakan titik awal untuk bekerjanya suatu organisasi. Karena itu perencanaan dibuat agar dapat berfungi sebagai :
a. Mengidentifikasi dan menetapkan masalah
b. Memberikan arahan (fokus) atau pedoman pada tujuan yang ingin dicapai
(32)
c. Meminimalisasi terjadinya pemborosan sumber daya dalam rangka mencapai tujuan secara efektif
d. Melakukan perkiraan terhadap kendala yang mungkin terjadi dan hasil yang akan diperoleh
e. Melakukan pengendalian agar pelaksanaan senantiasa tetap berada dalam koridor perencanaan yang telah di tetapkan
f. Memberi kesempatan untuk memilih alternatif terbaik guna mendapatkan hasil yang lebih baik
g. Mengatasi hal-hal yang rumit dengan mencari jalan keluar dari masalah yang dihadapi
h. Menetapkan skala prioritas tentang apa yang harus dikerjakan terlebih dahulu
i. Penetapan mekasnisme pemntauan dan instrumen alat ukur untuk keperluan evaluasi. Cangara, 2014:25)
Perencanaan komunikasi adalah suatu usaha yang sistematis dan kontinu dalam mengorganisasi manusia terhadap upaya penggunaan sumber daya komunikasi secara
efisien guna merealisasikan kebijakan komunikasi.
Perencanaan komunikasi dalam kerangka yang sangat sederhanan sudah tentu selalu dikaitkan dengan bagaimana cara menciptakan komunikasi yang efektif. Sedangkan dalam kerangka yang lebih luas perencanaan komunikasi
(33)
sangat diperlukan untuk menyusun strategi agar program dapat berhasil.
Perencanaan komunikasi sebagai cara menciptakan
komunikasi yang efektif, maka komunikasi perlu
ditempatkan pada fungsinya, bukan hanya untuk
membangkitkan kesadaran, memberikan informasi,
mempengaruhi atau mengubah perilaku, melainkan juga berfungsi untuk mendengarkan, mengekplorasi lebih dalam, memahami, memberdayakan, dan membangun konsensus untuk perubahan.
Perencanaan komunikasi diperlukan juga untuk mendukung proses pembangunan bangsa, tetapi di satu sisi negara dan masyarakat juga diperlukan untuk membangun komunikasi itu sendiri.
2.1.3.3. Hubungan antara kebijakan, perencanaan dan strategi komunikasi
Kebijakan, perencanaan dan strategi komunikasi merupakan tiga hal yang berkesinambungan antara satu dan yang lainnya. Menurut Ely D. Gomez (1993) dalam buku yang di tulis oleh Prof. H. Hafied Cangara menyatakan bahwa :
“Membicarakan kebijakan komunikasi bisa saja
(34)
komunikasi, tetapi membicarakan perencanaan
komunikasi tidak mungkin dilakukan tanpa
mengaitkan dengan kebijakan komunikasi. Sebab
kebijakan komunikasi merupakan perencanaan
strategik jangka panjang yang harus dijabarkan kedalam perencanaan operasional”.(cangara, 2014:65) Strategi komunikasi tidaklah sama dengan kebijakan komunikasi, strategi komunikasi adalah kiat atau taktik yang
bisa dilakukan dalam melaksanakan perencanaan
komunikasi.
2.1.4. Tinjauan Mengenai Motivasi
Motivasi berasal dari kata latin yaitu movere yang berarti dorongan atau daya penggerak. Motivasi adalah Dorongan penggerak untuk mencapai tujuan tertentu, baik disadari ataupun tidak disadari. Motivasi dapat timbul dari dalam diri individu atau datang dari lingkungan. Motivasi yang terbaik adalah motivasi yang datang dari dalam diri sendiri (motivasi intrinsik), bukan pengaruh lingkungan (motivasi ekstrinsik. Menurut beberapa ahli psikolog, pada diri seseorang terdapat penentuan tingkah laku, yang bekerja untuk memengaruhi tingkah laku itu. Faktor penentu tersebut adalah motivasi atau daya penggerak tingkah laku manusia. Misalnya, seseorang berkemauan keras atau kuat untuk mecapai tujuan.
Faktor Perangsang dan Penguat motivasi adalah :
1. Memberi hadiah dalam bentuk penghargaan, pujian, piagam, hadiah, promosi pendidikan dan jabatan
(35)
2. Kompetisi atau persaingan sehat
3. Memperjelas tujuan atau menciptakan tujuan antara (pace making)
4. Memberi informasi keberhasilan kegiatan yang telah dilakukan, untuk mendorong lebih berhasil.(Sunaryo, 2004: 7)
Seperti yang dikutip Uno, didalam buku Teori motivasi dan pengukurannya Wahosumidjo mengatakan bahwa :
“Motivasi merupakan dorongan dan kekuatan dalam diri seseorang
untuk melakukan tujuan tertentu yang ingin dicapainya. Pernyataan ahli tersebut, dapat diartikan bahwa yang dimaksud tujuan adalah sesuatu yang berada diluar diri manusia sehingga kegiatan manusia lebih terarah karena seseorang akan lebih bersemangat dan giat
dalam berbuat sesuatu”.(Uno, 2012: 8)
Semua tingkah laku manusia pada hakikatnya memiliki motif tertentu. Pada umumnya kebutuhan dan keinginan manusia berbeda dari waktu kewaktu dan dari tempat ke tempat sehingga, motifpun akan menjadi berbeda-beda.
Beragamnya motif antara orang yang satu dengan orang yang lain maka intenitas tanggapan seseorang terhadap pesan komunikasi pun berbeda-beda sesuai dengan jenis motifnya. Semakin sesuai pesan komunikasi dengan motivasi seseorang, semakin besar pula kemungkinan komunikasi itu dapat di terima dengan baik oleh komunikan. Sebaliknya, jika komunikan akan mengabaikan suatu komunikasi yang tidak sesuai dengan motivasinya.
(36)
2.1.5. Tinjauan Mengenai Jurnalis
Dunia pers tidak akan pernah terlepas dari jurnalistik. Jurnalistik dan media massa merupakan satu rangkaian yang berkaitan dengan profesi jurnalis atau dunia tulis menulis
Secara singkat jurnalistik dapat diartikan sebagai ebuah proses dari mulai pencarian samapai penyebar luasan informasi (berita).yang melakukan proses pecarian berita tersebut adalah seorang jurnalis, oleh karena itu jurnalis di sebut sebagai orang yang pekerjaannya mencari berita.
Istilah jurnalis bermakna orang yang berprofesi sebagai pencari dan pembuat berita. Kata jurnalis lebih popular di bandingkan dengan kata-kata lain yang memiliki makna sama, karena jurnalis bukanlah kata asli dari bahasa Indonesia, melainkan kata serapan dari bahasa Inggris yaitu Journalis.
Jurnalis adalah orang yang hidupnya bekerja sebagai anggota redaksi surat kabar, baik yang duduk dalam redaksi dengan tanggung jawab terhadap isi surat kabar maupun diluar kantor redaksi sebagai koresponden, yang tugasnya mencari berita, menyusunnya, kemudian
mengirimkannya kepada surat kabar yang dibantunya, baik
berhubungan tetap maupun tidak tetap dengan surat kabar yang memberikan nafkahnya.
(37)
2.1.6. Tinjauan Mengenai Artikel
Artikel yang biasa di muat kedalam media massa merupakan sebuah artikel opini. Tidak hanya dapat dimuat di dalam media massa artikel opini dapat pula di muat di dalam media house journal (media korporat atau media perusahaan, seperti surat kabar perusahaan, majalah perusahaan atau buletin perusahaan).
Secara teknik jurnalistik artikel adalah salah satu bentuk opini yang terdapat dalam surat kabar atau majalah. Secara umum artikel adalah tulisan lengkap yang dimuat di dalam surat kabar atau majalah. Lengakp di sini berarti artikel terebut memiliki judul, pendahuluan, penyajian masalah, pembahasan dan penutup dari suatu berita.
Tidak sembarang artikel dapat dimuat di dalam media massa atau house journal. Karena artikel-artikel tersebut sebelum dimuat di dalam media massa atau house journal haruslah melewati seleksi yang dilakukan oleh satu atau dua orang redaktur khusus yang menangani artikel.
2.1.7.Tinjauan Tentang Public Relations
Public Relations yang biasa ditulis dengan singkat PR atau yang juga lazim disebut Purel atau Hubungan Masyarakat, masih merupakan bidang yang cukup dibanyak diminati. Berhubung dengan meningkatnya perhatian terhadap public relations, terutama dari perusahaan-perusahaan besar, timbul kebutuhan akan orang-orang
(38)
yang memiliki pengetahuan khusus dalam bidang tersebut. Istilah Public Relations diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia, istilah itu mengandung arti hubungan dengan publik. Pengertian “Publik” adalah sekelompok orang yang menaruh perhatian pada sesuatu hal yang sama, mempunyai minat dan kepentingan yang sama. Sedangkan istilah “relations” (dengan istilah jamak) penting sekali jika dilihat dalam hubungannya dengan pengertian Public Relations. Istilah “relations” merupakan prinsip dari pada Public Relations. Penggunaan istilah “relations” mengandung arti adanya hubungan yang timbal balik atau two-way-communication.
Dengan pengertian diatas tadi, maka Public Relations pada dasarnya berfungsi untuk menghubungkan publik-publik atau pihak-pihak yang berkepentingan didalam suatu instansi atau perusahaan. Hubungan yang efektif antara pihak-pihak yang berkepentingan itu adalah penting sekali demi tercapainya kepentingan dan kepuasan bersama.
Dapat di uraikan disini beberapa definisi Public Relations yang di kemukakan oleh pakar komunikasi. Public Relations, yang didefinisikan oleh Frank Jefkins adalah :
“Semua bentuk komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam
maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik
yang berlandaskan pada saling pengertian.” (Jefkins, 2003:10)
(39)
Definisi Public Relations menurut J. C., Seidel dalam buku dasar-dasar Public Relations adalah :
Public relations is the continuing process by which management endeavors to obtain goodwill and understanding of its customers, its employees and the public at large, inwardly through self analysis and correction, outwardly through all means
of expression”.(proses yang kontinu dari usaha-usaha management untuk memperoleh goodwill dan pengertian dari para langganannya, pegawainya dan publik umumnya; kedalam dengan mengadakan analisa dan perbaikan-perbaikan terhadap diri sendiri, keluar dengan mengadakan pernyataan-pernyataan.) (Abdurrachman, 2001:24)
Jadi, berdasarkan definisi-definisi tadi terdapatlah didalam public relations itu suatu kegiatan untuk menanamkan dan memperoleh pengertian, good-will, kepercayaan, penghargaan pada dan dari publik sesuatu badan khususnya dan masyarakat umumnya. Dalam public relations terdapat suatu usaha untuk mewujudkan hubungan yang harmonis antara sesuatu badan dengan publiknya, usaha untuk memberikan atau menanamkan kesan yang menyenangkan; sehingga akan timbul opini publik yang menguntungkan bagi kelangsungan hidup badan itu.
Ciri dan fungsi sangat erat kaitannya, fungsi bersumber pada perkataan bahasa latin, “factio” yang berarti penampilan, perbuatan pelaksanaan atau kegiatan. Dalam kaitannya dengan humas dalam suatu instasi berfungsi apabila humas itu menunjukkan kegiatan yang jelas, yang dapat dibebaskan dari kegiatan lainnya.
(40)
Berfungsi tidaknya humas dalam organisasi dapat diketahui dari ada tidaknya yang menunjunkkan ciri-cirinya. Ciri-ciri humas adalah :
a. Humas adalah kegiatan komunikasi dalam suatu organisasi yang berlangsung dua arah secara timbal balik.
b. Humas merupakan penunjang tercapainya tujuan yang ditetapkan oleh manajement suatu organisasi.
c. Public yang menjadi sasaran kegiatan humas adalah Publik eksternal dan Publik Internal. (Effendy, 1993:31).
Operasional humas adalah membina hubungan yang harmonis antara organisasi dengan Publik mencegah terjadinya rintangan psikologi, baik yang timbul dari pihak organisasi maupun dari pihak publik.
Fungsi Public Relations menurut Cutlip & centre and Candflield dalam
Ruslan pada bukunya “Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi (konsepsi dan aplikasi)” fungsi Public Relations yaitu :
a. Menunjang aktivitas utama manajemen dalam mencapai tujuan bersama (fungsi melekat pada manajemen organisasi).
b. Membina hubungan yang harmonis antara organisasi dengan publiknya yang merupakan khalayak sasaran.
c. Mengidentifikasikan segala sesuatu yang berkaitan dengan opini, persepsi dan tanggapan masyarakat terhadap organisasi yang di wakilinya, atau sebaliknya.
(41)
d. Melayani keinginan public dan memberikan sumbang saran kepada pemimpin organisasi demi tujuan dan manfaat bersama.
e. Menciptakan komunikasi dua arah atau timbal balik, dan mengatur arus informasi, publikasi serta pesan dari organisasi ke publiknya atau sebaliknya, demi tercapainya citra positif bagi kedua belah pihak (Ruslan, 2006:19).
Adapun tujuan dari Public Relations menurut Oemi Abdurrachman adalah :
“ Mengembangkan good will dan memperoleh opini publik yang
favorable atau menciptakan kerjasama berdasarkan hubungan yang harmonis dengan berbagai public, kegiatan public Relations harus
dikerahkan kedalam dan keluar.”(Abdurrachman, 2001:34)
2.2 Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran merupakan pemetaan (mind maping) yang
dibuat dalam penelitian untuk menggambarkan alur pikir peneliti. Tentunya kerangka pemikiran memiliki esensi tentang pemaparan hukum atau teori yang relevan dengan masalah yang diteliti dan berdasarkan teknik pengutipan yang benar.
Dengan kerangka pemikiran, memberikan dasar pemikiran bagi peneliti untuk diangkatnya sub fokus penelitian, serta adanya landasan teori sebagai penguat peneliti.
Pada kerangka teoritis ini peneliti mengambil fokus penelitian tentang strategi komunikasi yang diungkapkan oleh Rogers (1982) di
(42)
dalam buku perencanaan dan strategi komunikasi yang ditulis oleh Prof. H. Hafied Cangra, beliau memberi batasan pengertian strategi komunikasi sebagai berikut :
“strategi komuniksi sebagai suatu rancangan yanmg dibuat untuk mengubah tingkah laku manusia dalam skala yang lebih besar melalui transfer ide-ide baru”. (cangara, 2014:64)
Untuk mencapai tujuan tersebut pemilihan strategi komunikasi merupakan langkah yang memerlukan penangan secara berhati-hati dalam perencanaan komunikasi, sebab jika pemilihan strategi salah atau keliru maka hasil yang diperoleh bisa fatal, terutama kerugian dari segi waktu, materi dan tenaga oleh karena itu strategi merupakan rahasia yang haru disembunyikan oleh para perencana.
Strategi dan perencanaan yang telah dibuat secara matang dan berhati-hati, haruslah dapat menunjukkan bagaimana operasionalnya secara taktis dapat dilakukan. Sehingga untuk mencapai tujuan perubahan tingkah laku manusia melalui transfer ide-ide baru menjadi lebih terencana dan mudah untuk dilakukan.
Bertolak dari pendapat Prof. H. Hafied Cangra yang mengatakan bahwa pemilihan strategi komunikasi memerlukan penanganan secara berhati-hati maka peneliti menetapkan subfokus penelitian sebagai berikut :
1. Perencanaan Komunikasi
2. Kebijakan Komunikasi
(43)
Perencanaan komunikasi adalah suatu usaha yang sistematis dan kontinu dalam menorganisasi aktivitas manusia terhadap upaya
penggunaan sumber daya komunikasi secara efisien guna
merealisasikan kebijakan komunikasi (AMIC, 1982)
Perencanan komunikasi merupakan sebuah penuntun terhadap suatu kegiatan komunikasi yang akan dilakukan. Ia menjadi dokumen kerja dan cetak biru yang harus diperbaharui secara periodik sesuai dengan kebutuhan khalayak. Selain itu perencanaan komunikasi juga dapat membantu dalam bagaimana sebuah pesan yang kita bawakan konsisten dengan target sasaran. Perencanaan komunikasi ini dapat menentukan kesuksesan suatu organisasi atau lembaga, oleh karenanya perencanan komunikasi ini menjadi sangat krusial dalam mencapai ebuah tujuan.
Kebijakan komunikasi adalah perencanaan strategik yang
menetapkan alternatif dalam mencapai tujuan jangka panjang, serta menjadi kerangka daasar untuk perencanaan operasional jangka pendek. Sementara itu aksi komunikasi merupakan tahapan untuk menjawab what should do and say it, and when, where and how ?.
Ketiga sub fokus ini saling berkaitan satu dengan yang lainnya dimana untuk mencapai tujuan kita membutuhkan perencanaan jangka panjang dan pendek yang disusun secara sistemastis sehingga kita tahu apa yang harus dan akan dilakukan.
Bertolak dari kerangka pemikiran diatas, strategi komunikasi sebagai suatu rancangan yang dibuat untuk mengubah tingkah laku
(44)
manusia melalui transfer ide-ide baru yang di lakukan oleh corporate communication Bio Farma untuk mencapai tujuan yang ditetapkannya. Strategi komunikasi dalam penelitian ini menunjukan bagaimana
operasional secara praktis yang dilakukan oleh corporate
communication Bio Farma dengan melalui sebuah pendekatan yang sewaktu-waktu bergantung pada situasi dan kondisi.
Seperti halnya dengan strategi komunikasi yang dilakukan oleh divisi corporate communication Bio Farma bahwa jika melakukan strategi komunikasi tentunya dibutuhkan perencanaan (planning) dan strtegi komunikasi yang tepat untuk mencapai suatu tujuan.
Perencanaan Komunikasi adalah pertanyaan tertulis mengenai serangkaian tindakan bagaimana sebuah kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh corporate communication Bio Farma yang harus dilakukan agar mencapai tujuan yaitu mengubah tingkah laku manusia.
Corporate Communication Bio Farma selaku pihak yang berhubungan langsung dengan publik eksternalnya didalam hal ini adalah jurnalis, menggelar sebuah program school of vaccine for journalis untuk memotivasi para jurnalis agar dapat menulis artikel vaksin dengan baik dan benar.
(45)
Peneliti dapat menggambarkan dari definisi strategi komunikasi sebagai fokus penelitian ini, yang mencakup dalam kajian penelitian ini mengenai
memotivasi jurnalis untuk menulis artikel vaksin, dimana corporate
communication Bio Farma melakukan interaksi dengan para jurnalis seperti digambarkan dibawah ini :
Gambar 2.1 Kerangka penelitian
Sumber : peneliti 2015
Corporate Communication PT.
Bio Farma (Persero)
Kebijaksanaan Komunikasi
Perencanaan
Komunikasi Aksi Komunikasi
Jurnalis Motivasi
(1)
Berfungsi tidaknya humas dalam organisasi dapat diketahui dari ada tidaknya yang menunjunkkan ciri-cirinya. Ciri-ciri humas adalah :
a. Humas adalah kegiatan komunikasi dalam suatu organisasi yang berlangsung dua arah secara timbal balik.
b. Humas merupakan penunjang tercapainya tujuan yang ditetapkan oleh manajement suatu organisasi.
c. Public yang menjadi sasaran kegiatan humas adalah Publik eksternal dan Publik Internal. (Effendy, 1993:31).
Operasional humas adalah membina hubungan yang harmonis antara organisasi dengan Publik mencegah terjadinya rintangan psikologi, baik yang timbul dari pihak organisasi maupun dari pihak publik.
Fungsi Public Relations menurut Cutlip & centre and Candflield dalam Ruslan pada bukunya “Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi (konsepsi dan aplikasi)” fungsi Public Relations yaitu :
a. Menunjang aktivitas utama manajemen dalam mencapai tujuan bersama (fungsi melekat pada manajemen organisasi).
b. Membina hubungan yang harmonis antara organisasi dengan publiknya yang merupakan khalayak sasaran.
c. Mengidentifikasikan segala sesuatu yang berkaitan dengan opini, persepsi dan tanggapan masyarakat terhadap organisasi yang di wakilinya, atau sebaliknya.
(2)
d. Melayani keinginan public dan memberikan sumbang saran kepada pemimpin organisasi demi tujuan dan manfaat bersama.
e. Menciptakan komunikasi dua arah atau timbal balik, dan mengatur arus informasi, publikasi serta pesan dari organisasi ke publiknya atau sebaliknya, demi tercapainya citra positif bagi kedua belah pihak (Ruslan, 2006:19).
Adapun tujuan dari Public Relations menurut Oemi Abdurrachman adalah :
“ Mengembangkan good will dan memperoleh opini publik yang favorable atau menciptakan kerjasama berdasarkan hubungan yang harmonis dengan berbagai public, kegiatan public Relations harus dikerahkan kedalam dan keluar.”(Abdurrachman, 2001:34)
2.2 Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran merupakan pemetaan (mind maping) yang dibuat dalam penelitian untuk menggambarkan alur pikir peneliti. Tentunya kerangka pemikiran memiliki esensi tentang pemaparan hukum atau teori yang relevan dengan masalah yang diteliti dan berdasarkan teknik pengutipan yang benar.
Dengan kerangka pemikiran, memberikan dasar pemikiran bagi peneliti untuk diangkatnya sub fokus penelitian, serta adanya landasan teori sebagai penguat peneliti.
Pada kerangka teoritis ini peneliti mengambil fokus penelitian tentang strategi komunikasi yang diungkapkan oleh Rogers (1982) di
(3)
dalam buku perencanaan dan strategi komunikasi yang ditulis oleh Prof. H. Hafied Cangra, beliau memberi batasan pengertian strategi komunikasi sebagai berikut :
“strategi komuniksi sebagai suatu rancangan yanmg dibuat untuk mengubah tingkah laku manusia dalam skala yang lebih besar melalui transfer ide-ide baru”. (cangara, 2014:64)
Untuk mencapai tujuan tersebut pemilihan strategi komunikasi merupakan langkah yang memerlukan penangan secara berhati-hati dalam perencanaan komunikasi, sebab jika pemilihan strategi salah atau keliru maka hasil yang diperoleh bisa fatal, terutama kerugian dari segi waktu, materi dan tenaga oleh karena itu strategi merupakan rahasia yang haru disembunyikan oleh para perencana.
Strategi dan perencanaan yang telah dibuat secara matang dan berhati-hati, haruslah dapat menunjukkan bagaimana operasionalnya secara taktis dapat dilakukan. Sehingga untuk mencapai tujuan perubahan tingkah laku manusia melalui transfer ide-ide baru menjadi lebih terencana dan mudah untuk dilakukan.
Bertolak dari pendapat Prof. H. Hafied Cangra yang mengatakan bahwa pemilihan strategi komunikasi memerlukan penanganan secara berhati-hati maka peneliti menetapkan subfokus penelitian sebagai berikut :
1. Perencanaan Komunikasi 2. Kebijakan Komunikasi 3. Aksi Komunikasi
(4)
Perencanaan komunikasi adalah suatu usaha yang sistematis dan kontinu dalam menorganisasi aktivitas manusia terhadap upaya penggunaan sumber daya komunikasi secara efisien guna merealisasikan kebijakan komunikasi (AMIC, 1982)
Perencanan komunikasi merupakan sebuah penuntun terhadap suatu kegiatan komunikasi yang akan dilakukan. Ia menjadi dokumen kerja dan cetak biru yang harus diperbaharui secara periodik sesuai dengan kebutuhan khalayak. Selain itu perencanaan komunikasi juga dapat membantu dalam bagaimana sebuah pesan yang kita bawakan konsisten dengan target sasaran. Perencanaan komunikasi ini dapat menentukan kesuksesan suatu organisasi atau lembaga, oleh karenanya perencanan komunikasi ini menjadi sangat krusial dalam mencapai ebuah tujuan.
Kebijakan komunikasi adalah perencanaan strategik yang menetapkan alternatif dalam mencapai tujuan jangka panjang, serta menjadi kerangka daasar untuk perencanaan operasional jangka pendek. Sementara itu aksi komunikasi merupakan tahapan untuk menjawab what should do and say it, and when, where and how ?.
Ketiga sub fokus ini saling berkaitan satu dengan yang lainnya dimana untuk mencapai tujuan kita membutuhkan perencanaan jangka panjang dan pendek yang disusun secara sistemastis sehingga kita tahu apa yang harus dan akan dilakukan.
Bertolak dari kerangka pemikiran diatas, strategi komunikasi sebagai suatu rancangan yang dibuat untuk mengubah tingkah laku
(5)
manusia melalui transfer ide-ide baru yang di lakukan oleh corporate communication Bio Farma untuk mencapai tujuan yang ditetapkannya. Strategi komunikasi dalam penelitian ini menunjukan bagaimana operasional secara praktis yang dilakukan oleh corporate communication Bio Farma dengan melalui sebuah pendekatan yang sewaktu-waktu bergantung pada situasi dan kondisi.
Seperti halnya dengan strategi komunikasi yang dilakukan oleh divisi corporate communication Bio Farma bahwa jika melakukan strategi komunikasi tentunya dibutuhkan perencanaan (planning) dan strtegi komunikasi yang tepat untuk mencapai suatu tujuan.
Perencanaan Komunikasi adalah pertanyaan tertulis mengenai serangkaian tindakan bagaimana sebuah kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh corporate communication Bio Farma yang harus dilakukan agar mencapai tujuan yaitu mengubah tingkah laku manusia.
Corporate Communication Bio Farma selaku pihak yang berhubungan langsung dengan publik eksternalnya didalam hal ini adalah jurnalis, menggelar sebuah program school of vaccine for journalis untuk memotivasi para jurnalis agar dapat menulis artikel vaksin dengan baik dan benar.
(6)
Peneliti dapat menggambarkan dari definisi strategi komunikasi sebagai fokus penelitian ini, yang mencakup dalam kajian penelitian ini mengenai memotivasi jurnalis untuk menulis artikel vaksin, dimana corporate communication Bio Farma melakukan interaksi dengan para jurnalis seperti digambarkan dibawah ini :
Gambar 2.1 Kerangka penelitian
Sumber : peneliti 2015 Corporate Communication PT.
Bio Farma (Persero)
Kebijaksanaan Komunikasi
Perencanaan
Komunikasi Aksi Komunikasi
Jurnalis Motivasi