Muhammadiyah gerakan dakwah amar makruf nahi munkar

yang tidak sesuai dengan akidah dan syariat Islam. Dakwah ini bersifat dinamis dan progresif, sekaligus responsif terhadap perubahan dan perkembangan zaman. Melalui dakwah ini, Muhammadiyah juga menyeru dan mengkritisi kebijakan pemerintah yang tidak berpihak kepada kepentingan rakyat dan tidak sejalan dengan nilai-nilai Islam. Dakwah amar makruf nahi munkar Muhammadiyah adalah dakwah pembebasan tahririyah, pencerahan tanwiriyyah, pencerdasan tatsqiiyyah, pemberdayaan umat, sekaligus humanisasi kehidupan bermasyarakat dan berbangsa, bukan semata-mata tabligh menyampaikan risalah, ceramah, dan atau penyampaian taushiyah. Jadi, Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah PTMPTA merupakah salah satu sarana atau wasilah media untuk mengembangkan dakwah amar makruf dan nahi munkar dalam arti luas.

2. Muhammadiyah gerakan tajdid

Watak gerakan Muhammadiyah adalah puritan dalam aqidah dan ibadah dan modern dalam muamalah duniawiyah. Inilah sifat gerakan tajdid Muhammadiyah dan pembaruan pemikiran Islam. Muhammadiyah lahir di tengah masyarakat bangsa untuk membawa misi reformasi, menyegarkan pemahaman ajaran Islam yang telah mengalami penyimpangan, meluruskan akidah umat yang terjangkiti penyakit tahayyul, bid’ah, dan khurafat. Dengan gerakan tajdid ini, Muhammadiyah mengkritisi berbagai praktik keagamaan yang dipandang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Dalam melakukan pembaruan pemikiran Islam, terutama di bidang istinbat hukum, Muhammadiyah tidak terikat dengan salah satu aliran teologi, madzhab iqih, dan orientasi tasawuf tertentu. Muhammadiyah bersikap independen dan memandang semua aliran dan madzhab dalam Islam merupakan warisan pemikiran Islam yang perlu dikaji kembali dan dikritisi untuk kemudian ditarjih diambil yang paling kuat argumentasi dan dalilnya. Dengan demikian, Muhammadiyah senantiasa mendorong warga persyarikatan untuk bersikap kritis dan terbuka terhadap STANDAR PENGELOLAAN ASRAMA MAHASISWA Di Perguruan Tinggi Muhammadiyah’Aisyiyah 3 perbedaan pendapat, sekaligus menyerukan untuk tidak bersikap taklid buta. Melalui gerakan tajdid ini, Muhammadiyah