Analisis pengendalian persediaan buah segar pada Hipermarket Giant Poins Labak Bulus

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BUAH
SEGAR PADA HIPERMARKET GIANT POINS
LEBAK BULUS

Desi Mulyanti

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
M/
H

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BUAH
SEGAR PADA HIPERMARKET GIANT POINS
LEBAK BULUS

Desi Mulyanti

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pertanian pada Program Studi Agribisnis

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
M/
H

PENGESAHAN PENGUJI
Skripsi yang berjudul “Analisis Pengendalian Persediaan Buah Segar pada
Hipermarket Giant Poins Lebak Bulus”, yang ditulis oleh Desi Mulyanti NIM
. Telah diuji dan dinyatakan lulus dalam Sidang Munaqosyah
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta pada hari selasa tanggal maret
. Skripsi ini telah diterima sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Program Studi
Agribisnis.

Menyetujui,
Penguji I

Penguji II

Dr. Elpawati, MP

Masrul Huda, M.Si

Pembimbing I

Pembimbing II

Dr. Edmon Daris, MS

Rizki Adi Puspita Sari, MM

Mengetahui,
Dekan
Fakultas Sains dan Teknologi


Ketua
Program Studi Agribisnis

Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis
NIP.

Drs. Acep Muhib, MMA
NIP.

LEMBAR PENGESAHAN

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BUAH SEGAR PADA
HIPERMARKET GIANT POINS LEBAK BULUS

Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian
pada Program Studi Agribisnis Fakultas Sains dan Teknologi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


Oleh:
Desi Mulyanti

Menyetujui,
Dosen Pembimbing I

Dosen Pembimbing II

Dr.Ir. Edmon Daris, MS

Rizki Adi Puspita Sari, SP, MM

Mengetahui,
Ketua Program Studi
Agribisnis

Ir. Lilis imamah ichdayati, M.Si
NIP.

PERNYATAAN


DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR
HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI
ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA
MANAPUN.

Jakarta,

Maret

Desi Mulyanti

Daftar Riwayat Hidup

Data Diri
Nama Lengkap

: Desi Mulyanti

Alamat


: Jati Negara Baru Jl.Gunung Salak CA
Penggilingan Buaran Jakarta Timur

Telepon

:

Tempat Tanggal Lahir : Aceh,

Rt.

Rw.

Kel.

Desember

Agama


: Islam

Email

: derez @yahoo.com

Riwayat Pendidikan
-

TK Abba Tanah Jambo Aye, Aceh Utara

-

SDN

-

SLTPN Tanah Jambo Aye, Aceh Utara

-


SMAN

-

Agribisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tanah Jambo Aye, Aceh Utara

Tanah Jambo Aye, Aceh Utara

Riwayat Organisasi
-

Wakil Ketua Bidang Seni dan Budaya IMAPA (Ikatan Mahasiswa
Pemuda Aceh)

-

Staf CIC (Campus Interpreuner Comunity)

Staf Bidang Pendidikan IMAPA (Ikatan Mahasiswa Pemuda Aceh)

Kegiatan Pelatihan
International Workshop on Ecologically Energy Diversification for
Developing Countries
Pelatihan Kewirausahaan Campus Interpreuner Community
Training Organization Platform Badan eksekutif mahasiswa
agribisnis
Training Kepemimpinan IMAPA
Aceh)

(Ikatan Mahasiswa Pemuda

Training Jurnalistik IMAPA (Ikatan Mahasiswa Pemuda Aceh)
Panel Forum Workshop Education for Peace Nanggroe Aceh
Nurussalam (NAD)
Training Kepemimpinan IMAPA
Aceh)

(Ikatan Mahasiswa Pemuda


Seminar Sosialisasi Multi Drug Resisten pada Pasien TB

Riwayat Pekerjaan
Waiters Pizza Hut Gintung
Praktek Kerja Lapang Bidang Manajemen Persediaan Buah Segar
di Giant Poins Lebak Bulus
Konsultan Oriflame

v

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahim
Assalamu’alaikum. Wr. Wb
Penulis awali penyusunan skripsi ini dengan maksud dan harapan segala
sesuatu yang tertuang di dalam skripsi ini atas izin dan ridha Allah SWT. Puji dan
syukur kehadirat Allah SWT penulis telah dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN PADA HIPERMARKET
GIANT POINS LEBAK BULUS, yang merupakan salah satu syarat untuk

mendapatkan gelar Sarjana Pertanian.
Dukungan adalah salah satu wujud kebersamaan secara moril maupun
spiritual dan tak satupun insan dapat berdiri sendiri dalam menyonsong suatu
keberhasilan, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang
setinggi-tingginya kepada:
. Ibunda, Ayahanda, Adik-adikku, seluruh keluarga dan Abi Reza yang
telah memberikan kasih sayang, doa dan dukungan.
. Bapak Dr. Syopiansyah Jaya Putra,M.Sis selaku Dekan Fakultas Sains
dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
. Bapak Drs. Acep Muhib, MMA selaku Ketua Program Studi Agribisnis
. Bapak Dr. Edmon Daris, MS dan Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA
selaku dosen pembimbing
. Ibu Dr. Elpawati, MP dan Bapak Masrul Huda, M.Si selaku penguji
skripsi
. Bapak Yusuf, Bapak Kosim, Bapak Agustin dan seluruh staf Giant Poins
. Kawan-kawan agribisnis angkatan
. Sahabat-sahabatku
. Keluarga besar IMAPA (Ikatan Mahasiswa Pemuda Aceh)
. Seluruh pihak yang telah membantu serta mendukung penulis sehingga
terselesaikan skripsi ini.

Akhir kata, atas semua bantuan dan bimbingan penulis hanya dapat
menyerahkan kepada Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
untuk memberikan balasan dan limpahan karunia, Amin. Penulis menyadari
bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih memiliki kekurangan dan masih jauh
dari kesempurnaan, karena tiada yang maha sempurna selain Allah SWT. Semoga
skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca umumnya.
Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.

Jakarta, Maret

Penulis

vii

RINGKASAN
DESI MULYANTI, Analisis Pengendalian Persediaan Buah Segar pada Hipermarket
Giant Poins Lebak Bulus. (Di bawah bimbingan EDMON DARIS dan RIZKI ADI
PUSPITA SARI).
Iklim tropis telah menjadikan Indonesia sebagai sumber bagi ketersediaan
berbagai jenis produk hortikultura terutama buah segar. Buah segar dapat dijadikan bahan
makanan bergizi serta dapat menunjang kesehatan. Buah segar sebagai kelengkapan
makanan memiliki manfaat yang sangat besar, baik sebagai sumber gizi maupun
penambah selera makan. Hipermarket Giant Poins merupakan salah satu hipermarket
yang menjual produk segar seperti buah-buahan impor dan lokal. Pemasaran produk buah
segar membutuhkan manajemen persediaan yang cukup baik. Hal tersebut bertujuan agar
dapat memenuhi kebutuhan konsumen dengan tetap menjaga kualitas produk sehingga
akan menghasilkan keuntungan dan loyalitas konsumen. Perusahaan ritel seperti
hipermarket Giant Poins, persediaan buah merupakan persediaan barang jadi karena
produk buah segar langsung dipasarkan tanpa diolah terlebih dahulu. Manajemen
persediaan hipermarket Giant Poins sangat perlu menentukan kuantitas pemesanan dan
waktu yang tepat untuk melakukan pemesanan kembali terhadap produk buah segar demi
menjaga kontinuitas persediaan. Tingkat waktu tunggu dan pemesanan yang tepat juga
menjamin ketersediaan produk sehingga mencukupi untuk memenuhi permintaan
konsumen.
Tujuan penelitian ini adalah: ) Mendeskripsikan model persediaan buah segar
yang diterapkan oleh hipermarket Giant Poins. ) Menentukan alternatif model
pengendalian persediaan yang sebaiknya diterapkan oleh hipermarket Giant Poins.
Penelitian dilakukan di hipermarket Giant Poins yang berlokasi di jalan Raya
Kartini Poins Square Lebak Bulus Jakarta Selatan. Pemilihan tempat penelitian dilakukan
secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa hipermarket Giant Poins adalah
salah satu perusahaan ritel yang juga memasarkan produk-produk segar seperti buahbuahan impor dan buah-buahan lokal. Jenis data meliputi data primer dan data sekunder.
Berdasarkan data penjualan buah segar pada tahun
maka akan dianalisis
menggunakan analisis ABC untuk memilih sampel buah berdasarkan tingkat kuantitas
penjualan tertinggi yaitu sepuluh macam buah yang termasuk ke dalam kelas A. Biayabiaya yang timbul pada proses persediaan, kemudian data diolah dengan menggunakan
model persediaan probabilistik dan model persediaan non probabilistik. Model persediaan
probabilistik adalah buah dengan pola permintaan fluktuatif yang akan dianalisis
menggunakan metode periode tunggal dan periodic review system. Model persediaan non
probabilistik adalah buah dengan pola permintaan konstan akan dianalisis menggunakan
metode EOQ.

Buah segar memiliki pola permintaan/penjualan yang fluktuatif dan relatif
konstan. Sampel buah yang termasuk ke dalam buah yang pola permintaannya fluktuatif
adalah buah semangka merah non biji, apel fuji RRC, pisang cavendish, durian
monthong, pear ya lie RRC dan salak pondoh sleman. Buah tersebut akan dianalisis
mengunakan metode periode tunggal dan periodic review system. Sampel buah yang
termasuk kedalam buah yang pola permintaannya relatif konstan adalah buah jeruk
lokam, lengkeng bangkok, mangga harum manis dan jeruk mandarin shantang. Buah
tersebut akan dianalisis menggunakan metode EOQ.
Metode persediaan yang digunakan oleh hipermarket Giant Poins adalah metode
Min-Max (minimum-maksimum). Metode Min-Max merupakan metode persediaan
dimana kuantitas pemesanan hanya dapat dilakukan diantara kuantitas minimum dan
maksimum dari rata-rata penjualan. Rata-rata penjualan diperoleh data penjualan tahun
lalu. Sistem komputerisasi tersebut merupakan aplikasi dengan nama GBOS (Giant Book
Office System) yang digunakan seluruh manajemen hipermarket Giant yang ada di
Indonesia. Metode perusahaan memberikan total persediaan paling kecil pada durian
monthong sebesar Rp
. Hasil dari total biaya persediaan periode tunggal
terendah yaitu pada buah pisang cavendish dan durian monthong senilai Rp ,
.
Hasil perhitungan Periodic review system periode hari, biaya persediaan yang paling
rendah dihasilkan pada buah pisang cavendish dan durian monthong yaitu sebesar Rp
. Hasil perhitungan Periodic review system periode hari, biaya persediaan
yang paling rendah dihasilkan pada buah pisang cavendish dan durian monthong yaitu
sebesar Rp
. Hasil perhitungan EOQ, total biaya persediaan terendah dimiliki
oleh buah jeruk mandarin shantang yaitu sebesar Rp
.
Rekomendasi Alternatif metode pengendalian persediaan buah segar yang dapat
diterapkan oleh hipermarket Giant Poins atas dasar perbandingan total biaya antar metode
adalah ) Jeruk lokam menggunakan model EOQ dengan selisih biaya persediaan sebesar
Rp
. ) Semangka merah non biji menggunakan model periodic review system
hari dengan selisih biaya persediaan sebesar Rp
. ) Apel fuji RRC
menggunakan model periodic review system
hari dengan selisih biaya persediaan
sebesar Rp
. ) Lengkeng bangkok menggunakan model EOQ dengan selisih
biaya persediaan sebesar Rp
. ) Mangga harum manis menggunakan model
EOQ dengan selisih biaya persediaan sebesar Rp
. ) Pisang cavendish
menggunakan model periodic review system
hari dengan selisih biaya persediaan
sebesar Rp
. ) Jeruk mandarin shantang menggunakan model EOQ dengan
selisih biaya persediaan sebesar Rp
. ) Pear ya lie RRC menggunakan model
periodic review system hari dengan selisih biaya persediaan sebesar Rp
. )
Salak pondoh sleman menggunakan model periodic review system hari dengan selisih
biaya persediaan sebesar Rp
.
ix

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................

vi

DAFTAR ISI ......................................................................................................

x

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN ............................................................................
Latar Belakang ...........................................................................
Perumusan Masalah ...................................................................
Tujuan .......................................................................................
Manfaat .....................................................................................
Ruang Lingkup Penelitian ..........................................................

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................
Pengertian Bisnis Ritel ...............................................................
Sekilas Tentang Buah Segar .......................................................
. . Karakteristik Buah Segar ................................................
. . Penggolongan Buah Segar ..............................................
Penanganan Buah Segar Lepas Panen ............................
Manajemen Operasi ..................................................................
Manajemen Persediaan .............................................................
Fungsi-Fungsi Persediaan ..............................................
Tujuan Persediaan ..........................................................
Biaya-Biaya Persediaan ..................................................
Model Analisis ABC ......................................................
Model Persediaan Probabilistik ......................................
Metode Periode Tunggal ..................................
Model Periodic Review System ........................
Model Persediaan Non Probabilistik (Metode Economic
Order Quantity)..............................................................
Penelitian Terdahulu ...................................................................
Kerangka Pemikiran....................................................................

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN.......................................................

xv

Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................
Jenis dan Sumber Data ...............................................................
Metode Pengumpulan Data ........................................................
Metode Analisis Data .................................................................
Analisis Kualitatif ..........................................................
Analisis Kuantitatif ........................................................
. Pengambilan Sampel Model Analisis ABC ................................
. Model Persediaan Probabilistik ..................................................
. . Metode Periode Tunggal ................................................
. Metode Periodic Review System .....................................
. Model Persediaan Non Probabilistik (Metode Economic Order
Quantity) ...................................................................................
. Definisi Operasional ..................................................................
BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ...........................................
. Profil Hipermarket Giant Poins ..................................................
. Sejarah Berdiri ...............................................................
. . . Prinsip Organisasi ..........................................................
. . Struktur Organisasi Hipermarket Giant Poins.................
. . Divisi Fresh and Frozen ............................................................
. . Struktur Organisasi ........................................................
. . Ketenagakerjaan ............................................................
. . . Karakteristik Tenaga Kerja ..............................
. . . Sistem Kompensasi ..........................................
. Status Pegawai ...............................................
. Pelatihan dan Pengembangan Karyawan ........
. Standar Kebersihan Karyawan .........................
. . Jenis Produk Departemen Fruit and Vegetable ...........................

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN .........................................................
. Analisis Persediaan Buah Segar pada hipermarket Giant Poins .
. Perencanaan dan Pengadaan Produk ..............................
. Prosedur Pembelian, Proses Pemesanan dan Penerimaan
Produk dari Suplier.........................................................
. Prosedur Pembelian ...........................................
. . Proses Pemesanan ..............................................
. . Proses Penerimaan ............................................
. Penyimpanan, Penanganan Mutu dan Pengawasan
Mutu Buah Segar............................................................
xi

. Penyimpanan Produk Buah Segar ......................
. Penanganan Mutu Produk Buah Segar ...............
. Pengawasan Mutu Produk ..................................
. Model Analisis ABC ..................................................................
. Analisis Pola Permintaan/Penjualan Buah Segar ........................
. Analisis Pengendalian Persediaan Buah Segar............................
. Analisis Persediaan Periode Tunggal ..............................
. Analisis Persediaan Periodic Review System...................
. Analisis Persediaan EOQ................................................
. Analisis Biaya Persediaan Buah Segar .......................................
. Biaya Pemesanan Buah Segar.........................................
. Biaya Penyimpanan Buah Segar .....................................
. Analisis Biaya Persediaan Berdasarkan Metode
Persediaan Hipermarket Giant Poins ..............................
. Analisis Biaya Persediaan Periode Tunggal ....................
. Analisis Biaya Persediaan Periodic Review System.........
. Analisis Biaya Persediaan EOQ ......................................
. Analisis Perbandingan Biaya Persediaan ........................
. Alternatif Metode Pengendalian Persediaan Buah Segar untuk
Hipermarket Giant Poins ............................................................
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN .........................................................
. Kesimpulan ................................................................................
. Saran .........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xii

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Iklim tropis telah menjadikan Indonesia sebagai sumber bagi ketersediaan
berbagai jenis produk hortikultura terutama buah segar. Buah segar dapat
dijadikan bahan makanan bergizi serta dapat menunjang kesehatan. Buah segar
sebagai kelengkapan makanan memiliki manfaat yang sangat besar, baik sebagai
sumber gizi maupun penambah selera makan. Buah segar mutlak dibutuhkan oleh
setiap orang. Pola hidup sehat yang memanfaatkan bahan-bahan segar alami
mendorong konsumen untuk meningkatkan konsumsi buah segar. Buah segar
adalah salah satu jenis makanan yang sangat baik untuk dikonsumsi setiap hari,
jika dibandingkan dengan suplemen obat-obatan kimia. Buah segar jauh lebih
aman tanpa efek samping yang berbahaya dan umumnya memiliki harga jauh
lebih murah dibanding suplemen yang memiliki fungsi yang sama.
Direktorat Jenderal Hortikultura (

) menjelaskan bahwa kebutuhan

konsumsi per kapita buah segar dipengaruhi oleh jumlah konsumen, perubahan
preferensi konsumsi, tingkat harga, dan tingkat pendapatan masyarakat.
Permintaan produk impor umumnya untuk memenuhi pasar-pasar modern seperti
pasar swalayan, supermarket, hypermarket serta hotel.
Pemasaran buah segar selain tersedia di pasar tradisional juga tersedia di
perusahaan ritel modern. Ritel modern yang terus berkembang diseluruh
Indonesia, membuat konsumen menjadikan pilihan utama sebagai tempat
berbelanja. Keunggulan utama ritel modern seperti hypermarket adalah tempatnya

yang luas, nyaman dan beragam barang yang diperdagangkan, mulai dari barang
kebutuhan sehari-hari hingga barang elektronik dan barang kebutuhan rumah
tangga lainnya. Hypermarket seringkali memberikan harga yang lebih murah dari
pada toko atau pasar tradisional. Lokasi yang strategis, fasilitas dagang yang
ditawarkan hypermarket relatif teratur, bersih dan menarik melalui sentuhan
manajemen modern dalam pengelolaan. Buah segar merupakan salah satu jenis
produk segar yang dapat ditemui dan dibeli di hypermarket.
Permintaan konsumen terhadap buah segar dipengaruhi oleh tekstur, rasa,
bau, warna yang khas serta aman, bermutu tinggi dan bergizi. Beberapa usaha
guna menjaga kualitas dan persediaan yang tepat adalah menjaga tekstur, rasa,
bau, warna yang khas serta aman, bermutu tinggi dan bergizi. Usaha lain yang
harus dilakukan dalam pengendalian kualitas dan pengendalian persediaan adalah
menjaga kesegaran dengan meminimalkan kesalahan penyimpanan. Menjaga
kualitas buah tetap segar walaupun menempuh perjalanan jauh, meningkatkan
umur kesegaran buah selama proses penyimpanan dan sistem pengemasan yang
inovatif untuk mengurangi kerusakan fisik juga harus diperhatikan (Ahmad,
: ).
Manajemen persediaan merupakan hal yang mendasar dalam penetapan
keunggulan kompetitif jangka panjang. Mutu, rekayasa produk, harga, lembur,
kapasitas berlebih, kemampuan merespon pelanggan akibat kinerja kurang baik,
waktu tenggang (lead time) dan profitabilitas keseluruhan adalah hal-hal yang
mempengaruhi tingkat persediaan. Perusahaan dengan tingkat persediaan yang

lebih tinggi daripada pesaing cenderung berada dalam posisi kompetitif yang
lemah. Kebijaksanaan manajemen persediaan telah menjadi sebuah senjata untuk
memenangkan kompetitif (Erlina,

).

Pengendalian persediaan merupakan fungsi manajerial yang sangat
penting, karena persediaan fisik banyak perusahaan melibatkan investasi rupiah
terbesar dalam pos aktiva lancar. Perusahaan yang menanamkan terlalu banyak
dananya dalam persediaan, menyebabkan biaya penyimpanan yang berlebihan,
dan mungkin mempunyai “opportunity cost” (dana dapat ditanamkan dalam
investasi yang lebih menguntungkan). Perusahaan yang tidak mempunyai
persediaan yang mencukupi, dapat mengakibatkan biaya-biaya dari terjadinya
kekurangan barang (Handoko,

:

).

Hipermarket Giant Poins merupakan salah satu hipermarket yang menjual
produk segar seperti buah-buahan impor dan lokal. Pemasaran produk buah segar
membutuhkan manajemen persediaan yang cukup baik. Hal tersebut bertujuan
agar dapat memenuhi kebutuhan konsumen dengan tetap menjaga kualitas produk
sehingga akan menghasilkan keuntungan dan loyalitas konsumen. Perusahaan ritel
seperti hipermarket Giant Poins, persediaan buah merupakan persediaan barang
jadi karena produk buah segar langsung dipasarkan tanpa diolah terlebih dahulu.
Manajemen persediaan buah segar bertujuan agar tingkat persediaan cukup, tidak
terlalu banyak tetapi tidak terlalu sedikit. Biaya yang dikeluarkan pun ekonomis
sehingga perusahaan tidak kehilangan kesempatan untuk melayani penjualan.
Penanganan persediaan produk buah segar oleh manajemen pengelolaan

persediaan (divisi fruit and vegetable) di hipermarket Giant Poins, tak lepas dari
berbagai permasalahan. Kualitas produk adalah yang utama, mengingat produk
buah segar sangat rentan terhadap kerusakan sehingga perlu penanganan yang
tepat.
Permasalahan yang dihadapi departemen fruit and vegetable dalam hal
penanganan persediaan produk buah segar di hipermarket Giant Poins adalah
broken stock yang sering kali berlebihan atau terlalu besar sehingga menimbulkan
kerugian. Salah satu penyebab terjadinya broken stock adalah handling product
yang kurang baik dari barang datang sampai tahap pemajangan (display) sehingga
buah-buahan menjadi cepat rusak. Broken stock bisa terjadi akibat persediaan
yang berlebih karena permintaan yang berfluktuasi sehingga persediaan berlebih.
Langkah-langkah yang selama ini dilakukan oleh pihak manajemen
hipermarket Giant Poins dalam mengurangi broken stock antara lain sistem
penyimpanan buah segar harus diperhatikan agar buah tidak cepat rusak seperti
dengan penyajian buah segar yang benar dalam display dan melakukan estimasi
sesuai dengan daya jual. Manajemen hipermarket Giant Poins sangat perlu
menentukan kuantitas pemesanan dan waktu yang tepat untuk melakukan
pemesanan kembali terhadap produk buah segar demi menjaga kontinuitas
persediaan. Tingkat waktu tunggu dan pemesanan yang tepat juga menjamin
ketersediaan produk sehingga mencukupi untuk memenuhi permintaan konsumen.
Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan penelitian yang berjudul: ANALISIS

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BUAH SEGAR PADA HIPERMARKET
GIANT POINS LEBAK BULUS.
Perumusan Masalah
Permasalahan yang dihadapi hipermarket Giant Poins dalam persediaan
produk buah segar, adalah sebagai berikut:
. Bagaimana metode persediaan buah segar yang diterapkan oleh
hipermarket Giant Poins?
. Alternatif metode pengendalian persediaan apa yang sebaiknya diterapkan
oleh hipermarket Giant Poins?
Tujuan
Berdasarkan perumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka tujuan
dilakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:
. Mendeskripsikan model persediaan buah segar yang diterapkan oleh
hipermarket Giant Poins.
. Menentukan alternatif model pengendalian persediaan yang sebaiknya
diterapkan oleh hipermarket Giant Poins.
Manfaat
. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
pertimbangan dan masukan dalam menetapkan kebijakan dan strategi
dibidang persediaan untuk mengembangkan bisnis mereka.

. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan
penelitian selanjutnya yang berhubungan pengendalian persediaan produk
buah segar pada perusahaan ritel seperti hypermarket.
. Bagi penulis, penelitian ini sebagai suatu media untuk memperkaya dan
memperdalam wawasan serta ilmu pengetahuan mengenai analisis
pengendalian persediaan buah segar pada hypermarket.
Ruang Lingkup Penelitian
Jumlah persediaan yang tepat akan dapat meminimalkan biaya pengadaan
persediaan sehingga akan menguntungkan perusahaan dan kepuasan bagi
konsumen. Persediaan produk buah segar di hipermarket Giant Poins menjadi
perhatian utama karena sifat buah segar dipengaruhi oleh musim dan sangat
mudah rusak.
Berdasarkan perumusan masalah yang dihadapi oleh hipermarket Giant
Poins dalam kaitannya dengan sistem persediaan produk, maka penulis akan
membatasi permasalahannya sebagai berikut:
. Jenis buah yang menjadi objek penelitian adalah seluruh jenis buah yang
dijual oleh pihak hipermarket Giant Poins baik impor dan lokal sepanjang
tahun

.

. Identifikasi biaya penyimpanan akan ditentukan berdasarkan sifat buah
yang disimpan atau langsung dipajang. Hal ini terkait pada biaya yang
dikeluarkan untuk buah yang disimpan berbeda dengan buah yang
langsung dipajang di area penjualan.

. Peneliti akan menganalisa besarnya biaya persediaan yang dikeluarkan.
Hasil yang didapat akan dibandingkan dengan hasil dari penerapan
beberapa metode. Biaya yang paling rendah akan dijadikan sebagai
alternatif pengendalian persediaan guna menekan biaya persediaan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
. Pengertian Bisnis Ritel
Penjualan eceran dalam bahasa Inggris disebut dengan istilah retailing.
Retailing berarti memotong kembali menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.
Perdagangan eceran bisa didefinisikan sebagai suatu kegiatan menjual barang dan
jasa kepada konsumen akhir. Bisnis retail merupakan suatu bisnis menjual barang
dan jasa pelayanan yang telah diberi nilai tambah untuk memenuhi kebutuhan
pribadi, keluarga, atau pengguna akhir lainnya. Aktivitas nilai tambah yang ada
dalam bisnis retail diantaranya meliputi assortment, breaking bulk, holding
inventory, dan providing service (Sopiah dan Syihabudhin,
Tipe-tipe pedagang eceran adalah sebagai berikut (Kotler,
. Store retailer (pedagang eceran bertoko)
a. Toko khusus
b. Toko serba ada
c. Toko swalayan
d. Toko super, toko gabungan dan hypermarket
e. Toko pemberi potongan harga
f. Toko gudang
g. Toko pamer katalog
. Non store retailer (pedagang eceran bukan toko)
a. Penjualan langsung
b. Pemasaran langsung

).
):

c. Mesin penjaja otomatis
d. Pelayanan pembeli
. Retailer organization (organisasi pedagang eceran)
a. Mata rantai perusahaan
b. Rantai suka rela dan koperasi pedagang eceran
c. Koperasi konsumen
d. Organisasi franchise
e. Konglomerat dagang.
. Sekilas Tentang Buah Segar
Novary dalam Rasyid (

: ), menyatakan bahwa istilah hortikultura

sendiri berasal dari kata hortus yang berarti kebun dan colare yang berarti
membudidayakan. Hortikultura secara harfiah berarti ilmu yang mempelajari
pembudidayaan tanaman kebun dan istilah hortikultura telah di kenal di Eropa
sejak abad

. Buah dan termasuk salah satu tanaman hortikultura di samping

sayuran, tanaman hias dan tanaman obat-obatan. Buah segar merupakan salah satu
bahan makanan penting serta relatif murah dan cukup tersedia di Indonesia yang
memiliki kondisi agroklimat sesuai untuk tumbuh dan berproduksi dengan baik.
Astawan (

: ) menambahkan bahwa buah segar terdapat kandungan

mineral, kalsium, vitamin dan antioksidan. Buah segar pada umumnya kaya akan
berbagai jenis mineral, diantaranya kalium (K), kalsium (Ca), Natrium (Na), dan
zat besi (Fe). Buah segar yang kaya kalsium adalah buah salak, sawo, jeruk nipis,
arbei, nangka, pala dan srikaya.

. Karakteristik Buah Segar
Ahmad (

: -

) menyatakan bahwa karakteristik buah segar dapat

terlihat dari penampilan, tekstur, flavour, kandungan gizi, dan keamanan.
Karakteristik buah segar tersebut adalah sebagai berikut:
. Penampilan adalah sesuatu yang bisa dilihat langsung dengan mata atau
dengan bantuan alat ukur seperti indeks warna, tabel warna dan
colorometer.
. Tekstur dapat dirasakan oleh jari tangan atau bantuan alat ukur, dapat
dirasakan oleh mulut ketika dimakan (crispiness, juiceness dan mealiness)
dan dapat juga ditentukan melalui uji rasa atau pemeriksaan secara kimia.
. Flavour merupakan perpaduan unik dari rasa dan aroma yang
mempengaruhi tingkat kesukaan konsumen, dapat diukur melalui analisis
kimia (gula, asam, tanin, oksalat dan zat volatil) atau melalui uji
organoleptik.
. Kandungan gizi dapat diketahui melalui analisis kimia terhadap
kandungan vitamin, karbohidrat, protein, mineral dan lemak.
. Keamanan berkaitan dengan kandungan zat anti gizi seperti asam sianida
dan oksalat, kandungan racun yang mungkin terbentuk seperti alfatoxin,
mikroba yang bersifat patogen seperti E. Coli yang banyak menyebabkan
keracunan makanan dan sisa-sisa pestisida yang masih menempel.
Ahmad (

:

) menyatakan bahwa karakteristik buah segar biasanya

dibedakan berdasarkan struktur dinding buah. Klasifikasi berdasarkan dinding
buah ini penting bila dikaitkan dengan penanganan pascapanen secara umum,

karena buah dengan karakteristik dinding buah yang mirip akan mempunyai
respon yang mirip terhadap perubahan lingkungan. Pada dasarnya, dinding buah
terdiri dari tiga komponen yaitu lapisan luar (exocarp atau epicarp), lapisan
tengah (mesocarp), dan lapisan dalam (endocarp).
Gunawan (

: ) menyatakan bahwa buah (fructus) merupakan suatu

organ yang berasal dari bunga yang menyelubungi biji. Berdasarkan susunan dan
asal bagian-bagian yang membentuk buah, maka buah dibedakan menjadi:
. Buah sungguh (buah sejati), buah ini terbentuk dari bakal buah saja. Buah
biasanya tidak diselubungi oleh bagian lain yang disebut buah tenjang
(fructus nudus).
. Buah semu (fructus spurius), selain bakal buah ikut pula bagian-bagian
lain dari bunga mengambil bagian dalam pembentukan buah, bahkan
akhirnya dapat merupakan bagian yang utama dari buah tadi. Buah ini
diselubungi oleh sesuatu organ, maka disebut dengan buah tertutup
(fructus clausus).
. Penggolongan Buah Segar
Ahmad (

: - ) menyatakan bahwa berdasarkan iklim buah

digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu: buah klimaterik dan buah nonklimaterik. Penggolongan buah tersebut antara lain:
. Buah klimakterik merupakan buah yang mengalami pematangan terjadi
setelah laju respirasi mencapai puncaknya, contoh; markisa, alpukat,
pepaya, pisang, nangka, melon, jambu biji, dan apel. Buah klimakterik

biasanya dipanen tua, lalu proses pematangan akan terjadi dengan
sendirinya.
. Buah non-klimakterik merupakan buah yang mengalami laju respirasi
terus menurun dan tidak mempunyai puncak, contoh; jeruk, nanas,
anggur, stroberi, salak dan ketimun. Buah non-klimakterik biasanya
dipanen setelah terjadi proses pematangan pada pohon.
Buah digolongkan menjadi beberapa jenis berdasarkan sifat alami dari
dindingnya. Penggolongannya buah segar berdasarkan sifat alami dari dindingnya
antara lain sebagai berikut:
. Berry
Lapisan luar tipis sedangkan lapisan tengah dan lapisan dalamnya
menyatu. Kebanyakan buah masuk ke dalam golongan ini.
. Hespiridium
Lapisan luar tebal dan mengandung zat warna, lapisan tengahnya banyak
mengandung ruang antar sel, dan lapisan dalamnya terdiri dari jaringan
dengan kantong-kantong jus. Buah yang termasuk ke dalam golongan ini
adalah buah jeruk, yang mempunyai sel-sel mengandung minyak di
bawah kulit. Minyak akan keluar bila kulit mendapat tekanan dan
menimbulkan warna coklat pada kulit setelah kering. Hespiribium
merupakan jenis berry yang termodifikasi.

. Drupe
Lapisan luar akan terlihat jelas setelah buah matang,

lapisan tengah

merupakan daging buah, dan lapisan dalam merupakan pelindung yang
keras bagi biji. Buah mangga masuk ke dalam golongan ini.
. Pome
Lapisan luar tipis, lapisan tengah merupakan daging buah, dan lapisan
dalam seperti kertas yang berfungsi untuk melindungi biji. Buah yang
termasuk ke dalam jenis ini adalah apel.
. Pepo
Lapisan luar tebal dan keras, lapisan tengah dan lapisan dalam menyatu
membentuk daging buah. Pepo juga merupakan berry termodifikasi,
contohnya adalah buah melon. Golongan polong, capsule (durian), achene
(stroberi), dan nut (biji mete), komponen dinding buahnya sukar untuk
dibedakan.
. Penanganan Buah Segar Lepas Panen
Zulkarnain

(

-

)

menyatakan

bahwa

guna

menunggu

pemasarannya dan agar kualitasnya dapat dipertahankan tetap tinggi sebelum
dipasarkan dan dikonsumsi, maka buah segar disimpan untuk sementara waktu
dengan berbagai tindakan perlakuan pascapanen. Penyimpanan hendaknya
dilakukan sesingkat mungkin untuk mengurangi resiko yang mungkin timbul pada
periode pascapanen, seperti pembusukan dan kontaminasi jasad renik. Sebaiknya
dibuat perencanaan waktu pemanenan yang matang guna memperpendek masa

simpan sebelum buah segar tersebut dipasarkan atau dikonsumsi. Perencanaan dan
langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:
. Penentuan Kelas Produk (Grading)
Produk buah segar adalah komoditas yang sensitif dan mudah rusak
dengan resiko kerusakan yang tinggi, terutama sebagai akibat serangan
jamur dan bakteri. Penanganan khusus dan cepat sangat diperlukan
terhadap produk buah segar yang sudah dipanen agar kualitasnya tetap
tinggi. Pengawasan mutu dalam setiap tahapan penanganan pascapanen
(seperti pengkelasan, pengemasan, pengankutan dan penyimpanan) juga
perlu dilakukan dengan ketat.
. Pengemasan
Pengemasan bermanfaat untuk memberikan perlindungan terhadap produk
yang

akan dipasarkan,

mempermudah penanganan (tidak repot),

menambah nilai ekonomi, dan meningkatkan daya tarik. Wadah kemasan
hendaknya tidak terlalu berat, tidak banyak ruang terbuang, namun kekar/
kuat (tidak menimbulkan lecetan-lecetan pada produk buah segar
didalamnya bila kemasan tersebut ditumpuk). Bahan yang digunakan
sebagai kemasan memiliki sifat keporian (poreus) yang baik untuk
mendukung pertukaran udara yang lancar. Peningkatan suhu dan
kelembaban akibat respirasi produk didalam kemasan dapat ditekan, agar
memperkecil timbulnya penyakit, terutama yang disebabkan oleh
cendawan.

. Pengangkutan
Pemasaran produk buah segar sangat tergantung pada kelancaran
angkutan, karena tempat di mana produk dihasilkan dan tempat di mana
produk dipasarkan biasanya tidak berdekatan, sedangkan produk tersebut
harus sampai ke tangan konsumen dalam keadaan segar.
. Penyimpanan
Metode penyimpanan yang digunakan sangat bergantung pada jenis
produk, kegunaan dan waktu. Patokannya adalah produk tersebut harus
masih dapat diterima oleh konsumen (dalam pengertian mutu, kondisi, dan
penampakan yang memenuhi selera) sesudah penyimpanan selama periode
waktu tertentu.
. Perlakuan-Perlakuan Pascapanen untuk Mempertahankan Mutu
Kerusakan produk buah segar sebagai akibat proses pematangan yang
cepat merupakan salah satu permasalahan lepas panen yang perlu
mendapat perhatian serius. Dua metode di bawah ini adalah perlakuan
pascapanen produk buah segar yang diberikan untuk mempertahankan
mutu.
a. Penyimpanan suhu rendah
Produk buah segar disimpan di dalam kotak yang terbuat dari kayu,
kardus

atau

steoroform

(tergantung

pada

jenis

produknya).

Penyimpanan suhu rendah pada produk-produk seperti jeruk dan apel
dapat bertahan

-

bulan dari saat pemetikan. Hal tersebut

mengakibatkan buah segar seperti apel dan jeruk dapat tersedia di

pasaran sepanjang tahun, seakan-akan buah segar ini tidak mengenal
musim.
b. Pelapisan lilin
Kehilangan air dan substrat akibat transpirasi tidak dapat diganti
dengan cara apapun juga. Laju transpirasi dapat ditekan bila pori-pori
pada permukaan produk ditutup menggunakan lilin, sehingga produk
tersebut tidak cepat keriput akibat terlalu banyak kehilangan air.
Pelapisan dengan emulsi lilin dapat dibarengi dengan perlakuan
bakterisida ataupun fungisida untuk mencegah serangan bakteri dan
cendawan. Beberapa jenis lilin yang dapat digunakan, diantaranya
adalah lilin lebah dan lilin carnauba. Pengaruh lilin tersebut harus
mampu menahen laju transpirasi dan mempertahankan keadaan produk
agar tetap dalam kondisi puncak sehingga dapat diterima oleh
konsumen.
. Manajemen Operasi
Manajemen operasi berkaitan dengan produksi barang dan jasa.
Manajemen juga dapat diartikan sebagai pengawasan barang dan jasa atau
pengelolaan sistem transformasi yang mengubah masukan menjadi barang dan
jasa (Ishak,

: ).

Tampubolon (

) menyatakan bahwa manajemen operasi adalah

perencanaan persediaan. Fungsi manajemen operasi tersebut adalah dengan
kreativitas yang tinggi dapat menciptakan pertambahan nilai (value added) pada
output yang diberikan kepada konsumen melalui pemanfaatan bagian-bagian dari

input, serta melakukan inspeksi yang akurat pada proses konversi (quality
assurance).
. Manajemen Persediaan
Achun (
dimiliki

) menyatakan bahwa persediaan adalah barang yang

untuk dijual atau untuk diproses selanjutnya dijual. Berdasarkan

pengertian di atas maka perusahaan jasa tidak memiliki persediaan, perusahaan
dagang hanya memiliki persediaan barang dagang sedang perusahaan industri
memiliki jenis persediaan yaitu persediaan bahan baku, persediaan barang dalam
proses dan persediaan barang jadi (siap untuk dijual).
Indrajit

dan

Djokopranoto

(

: - )

mendefinisikan manajemen

persediaan (inventory management) atau pengendalian tingkat persediaan adalah
kegiatan yang berhubungan dengan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan
penentuan kebutuhan produk, sehingga kebutuhan produk dapat dipenuhi pada
waktunya dan di lain pihak investasi persediaan produk dapat ditekan secara
optimal. Pengendalian tingkat persediaan bertujuan mencapai efisiensi dan
efektivitas optimal dalam penyediaan produk. Usaha yang perlu dilakukan dalam
manajemen persediaan secara garis besar dapat diperinci adalah sebagai berikut:
. Menjamin terpenuhinya kebutuhan produk;
. Membatasi nilai seluruh investasi;
. Membatasi jenis dan jumlah produk;
. Memanfaatkan seoptimal mungkin produk yang ada.
Penanganan persediaan barang haruslah dianut prinsip pengelolaan
persediaan, yakni penentuan jumlah dan jenis barang yang disimpan dalam

persediaan haruslah sedemikian rupa sehingga operasi perusahaan tidak
terganggu. Biaya investasi yang timbul harus dijaga agar penyediaan barang yang
keluarkan menjadi seminimal mungkin. Prinsip tersebut memang selaras dengan
prinsip ekonomi, yakni menghasilkan keluaran tertentu dengan biaya seminimal
mungkin, atau dengan biaya tertentu menghasilkan keluaran semaksimal
mungkin.
Zulfikarijah (

: ) mendefinisikan persediaan sebagai stock bahan baku

yang digunakan untuk memfasilitasi operasi atau untuk memuaskan permintaan
konsumen. Jenis persediaan meliputi; bahan baku, barang dalam proses dan
barang jadi. Definisi tersebut mengacu pada proses transformasi operasi, sehingga
dapat dijelaskan proses aliran bahan dengan persediaan bahan menunggu
memasuki proses produksi. Persediaan dalam proses merupakan tahap menengah
pada transformasi dan persediaan barang jadi siap melengkapi tranformasi dalam
sistem produksi.
Persediaan juga dapat diartikan sebagai suatu aktiva yang meliputi barangbarang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual suatu periode usaha yang
normal, atau persediaan barang yang masih dalam pengerjaan, proses produksi
dan persediaan barang baku yang menunggu penggunaannya dalam suatu proses
produksi (Assauri,

:

-

). Istilah (terminologi) persediaan dapat

digunakan dalam beberapa perbedaan seperti:
. Persediaan bahan baku di tangan (stock on hand)
. Daftar persediaan secara fisik
. Jumlah item di tangan

. Nilai persediaan barang.
Zulfikarijah

(

),

Sistem

persediaan

adalah

serangkaian

kebijaksanaan dan pengendalian yang memonitor tingkat persediaan dan
menentukan tingkat persediaan yang harus dijaga, kapan persediaan harus diisi,
dan berapa besar pesanan yang harus dilakukan. Sistem ini bertujuan menetapkan
dan menjamin tersedianya sumber daya tepat, dalam kuantitas yang tepat dan pada
waktu yang tepat.
Sistem dan model persediaan bertujuan meminimalkan biaya total melalui
penentuan apa, berapa dan kapan pesanan dilakukan secara optimal. Handoko
(

-

), menguraikan jenis-jenis persediaan dibedakan atas :

. Persediaan bahan mentah (raw materials) yaitu persediaan barang-barang
yang berwujud seperti baja, kayu dan komponen lainnya yang digunakan
dalam proses produksi. Bahan mentah dapat diperoleh dari sumber-sumber
alam atau dibeli dari para supplier atau dibuat sendiri oleh perusahaan
untuk digunakan dalam proses produksi selanjutnya. Contoh persediaan
bahan mentah antara lain benang diolah menjadi kain atau kaos, kertas
untuk percetakan atau kertas dijual sendiri berupa kertas dan lain-lain.
. Persediaan komponen-komponen rakitan (purchased parts/component)
yaitu persediaan barang yang terdiri dari komponen-komponen yang
diperoleh dari perusahaan lain di mana secara langsung dapat dirakit
menjadi suatu produk. Contoh persediaan komponen rakitan pabrik mobil,
dalam hal ini bagian-bagian (parts) dari mobil tersebut tidak diproduksi

pabrik mobil tetapi diproduksi oleh perusahaan lain kemudian oleh pabrik
mobil dirakit menjadi mobil.
. Persediaan bahan pembantu atau penolong (supplies) yaitu persediaan
barang-barang yang diperlukan dalam proses produksi tetapi bukan
merupakan komponen jadi. Contoh persediaan bahan pembantu; minyak
solar dan minyak pelumas hanya merupakan bahan pembantu.
. Persediaan barang dalam proses (work in process) yaitu persediaan
barang-barang yang merupakan keluaran dari tiap-tiap bagian dalam
proses produksi atau yang telah diolah menjadi suatu bentuk tetapi masih
perlu diproses lebih lanjut menjadi barang jadi.
. Persediaan barang jadi (finished goods) yaitu persediaan barang-barang
yang telah selesai diproses atau diolah dalam pabrik dan siap untuk dijual.
Zulfikarijah (

) menyatakan bahwa usaha yang perlu dilakukan

untuk pengendalian persediaan dalam perusahaan jasa adalah:
. Kebijakan persediaan swalayan. Swalayan harus memiliki bagian yang
bertugas mengidentifikasi item persediaan, perusahaan pemasok dan biaya
setiap item.
. Perusahaan jasa berhubungan dengan beberapa distributor atau merupakan
perusahaan waralaba. Perusahaan akan menyediakan berbagai jenis barang
yang dibutuhkan oleh konsumen agar semua pelanggan dapat dilayani.
Perusahaan menggunakan komputer yang akan memberikan identifikasi
jenis, ukuran, dan dan kemanfaatan untuk memudahkan menghitung
jumlah persediaan yang tersedia.

. . Fungsi-Fungsi Persediaan
Handoko (

:

) menyatakan bahwa efensiensi operasional suatu

organisasi dapat ditingkatkan karena berbagai fungsi penting persediaan. Pertama,
harus diingat bahwa persediaan adalah sekumpulan produk phisikal pada berbagai
tahap proses transformasi dari bahan mentah ke barang dalam proses, dan
kemudian barang jadi. Persediaan ini mungkin tetap tinggal di ruang
penyimpanan, gudang, pabrik, atau toko-toko pengecer. Fungsi-fungsi persediaan
tersebut adalah sebagai berikut:
. Fungsi “Decoupling”
Fungsi

penting

persediaan

adalah

memungkinkan

operasi-operasi

perusahaan internal dan eksternal mempunyai “kebebasan” (independence).
Persediaan “decouples” ini memungkinkan perusahaan dapat memenuhi
permintaan langganan tanpa tergantung pada supplier.
Persediaan bahan mentah diadakan agar perusahaan tidak akan
sepenuhnya tergantung pada pengadaannya dalam hal kuantitas dan waktu
pengiriman. Persediaan barang dalam proses diadakan agar departemendepartemen dan proses-proses individual perusahaan terjaga “kebebasan”nya.
Persediaan barang jadi diperlukan untuk memenuhi permintaan produk yang tidak
pasti dari para langganan. Persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi
permintaan konsumen yang tidak dapat diperkirakan atau diramalkan disebut
fluctuation stock.

. Fungsi “Economic Lot Sizing”
Melalui penyimpanan persediaan, perusahaan dapat memproduksi dan
membeli sumber daya-sumber daya dalam kuantitas yang dapat mengurangi
biaya-biaya per unit. Persediaan “lot size” ini perlu mempertimbangkan
“penghematan-penghematan” (potongan pembelian, biaya pengangkutan per unit
lebih murah dan sebagainya) karena perusahaan melakukan pembelian dalam
kuantitas yang lebih besar, dibandingkan dengan biaya-biaya yang timbul karena
besarnya persediaan (biaya sewa gudang, investasi, resiko, dan sebagainya).
. Fungsi Antisipasi
Perusahaan sering

menghadapi fluktuasi permintaan

yang dapat

diperkirakan dan diramalkan berdasar pengalaman atau data-data masa lalu, yaitu
permintaan musiman. Hal ini perusahaan dapat mengadakan persediaan musiman
(seasonal inventories).
Perusahaan juga sering menghadapi ketidakpastian jangka waktu
pengiriman dan permintaan akan barang-barang selama periode persamaan
kembali, sehingga memerlukan kuantitas persediaan ekstra yang sering disebut
persediaan pengaman (safety inventories). Persediaan pengaman merupakan
pelengkap fungsi “decoupling” yang telah diuraikan diatas. Persediaan antisipasi
ini penting agar kelancaran proses produksi tidak terganggu.
. . Tujuan Persediaan
Tujuan manajemen persediaan adalah untuk menyediakan jumlah
persediaan yang tepat, lead time yang tepat dan biaya rendah. Biaya persediaan
merupakan keseluruhan biaya operasi dan sistem persediaan. Perusahaan perlu

mengadakan analisis untuk menentukan tingkat persediaan yang dapat
meminimumkan biaya atau paling ekonomis (Yamit,

).

Tujuan dari manajemen persediaan adalah memiliki persediaan dalam
jumlah yang tepat, pada waktu yang tepat dan dengan biaya yang rendah. Divisi
yang berbeda akan memiliki tujuan pengendalian persediaan yang berbeda (Ishak,
). Tujuannya dari pengendalian tersebut adalah sebagai berikut:
. Pemasaran ingin melayani konsumen secepat mungkin sehingga
menginginkan persediaan dalam jumlah yang banyak.
. Produksi ingin beroperasi secara efisien. Hal ini mengimplikasikan order
produksi yang tinggi akan menghasilkan persediaan yang besar (untuk
mengurangi set up mesin). Produk juga menginginkan persediaan bahan
baku, setengah jadi atau komponen yang cukup sehingga proses produksi
tidak tertanggu karena kekurangan bahan.
. Pembelian (purchasing), dalam rangka efisiensi, juga menginginkan
persamaan produksi yang besar dalam jumlah sedikit dari pesanan yang
kecil dalam jumlah yang banyak. Pembelian juga ingin ada persediaan
sebagai pembatas kenaikan harga dan kekurangan produk.
. Keuangan (finance) menginginkan minimisasi semua bentuk investasi
persediaan karena biaya investasi dan efek negatif yang terjadi pada
perhitungan pengembalian aset (return of asset) perusahaan.
. Personalia (personel and industrial relationship) menginginkan adanya
persediaan untuk mengantisipasi fluktuasi kebutuhan tenaga kerja dan
PHK tidak perlu dilakukan.

. Rekayasa

(engineering)

menginginkan

persediaan

minimal

untuk

mengantisipasi jika terjadi perubahan rekayasa/engineering.
. . Biaya-Biaya Persediaan
Kebanyakan model-model persediaan menjadikan biaya sebagai parameter
dalam mengambil keputusan. Biaya-biaya persediaan secara umum dapat
diklasifikasikan sebagai berikut (Ishak,

-

):

. Biaya pembelian (Purchasing cost = c)
Biaya pembelian (purchasing cost) dari suatu item adalah harga pembelian
setiap unit item jika item tersebut berasal dari sumber-sumber eksternal,
atau biaya produksi per unit bila item tersebut berasal dari internal atau
diproduksi sendiri oleh perusahaan.
. Biaya pengadaan (Procurement cost)
Biaya pengadaan dibedakan atas dua jenis sesuai asal-usul barang, yaitu
biaya pemesanan (ordering cost) bila barang yang diperlukan diperoleh
dari pihak luar (supplier) dan biaya pembuatan (set up cost) bila barang
diperoleh dengan memproduksi sendiri.
a. Biaya pemesanan (ordering cost = k)
Biaya pemesanan adalah semua pengeluaran yang timbul untuk
mendatangkan barang dari luar. Biaya ini pada umumnya meliputi,
antara lain:
) Pemrosesan pesanan
) Biaya ekspedisi
) Biaya telepon dan keperluan komunikasi lainnya

) Pengeluaran surat menyurat,

foto kopi dan perlengkapan

administrasi lainnya
) Biaya pengepakan dan penimbangan
) Biaya pemeriksaan (inspeksi) penerimaan
) Biaya pengiriman ke gudang, dan seterusnya.
Biaya per pesanan tidak naik bila kuantitas pesanan berubah, tetapi
bila semakin banyak item yang dipesan setiap kali pemesanan, maka
jumlah pemesanan per periode akan turun. Hal tersebut mengakibatkan
biaya pemesanan total akan turun.
b. Biaya pembuatan (Set up cost = k)
Ongkos pembuatan adalah semua pengeluaran yang ditimbulkan untuk
persiapan memproduksi barang. Ongkos ini biasanya timbul di dalam
pabrik, yang meliputi ongkos menyetel mesin, ongkos mempersiapkan
gambar benda kerja, dan sebagainya.
. Biaya penyimpanan (holding cost = h)
Biaya penyimpanan (holding cost) merupakan biaya yang timbul akibat
disimpannya suatu item. Biaya penyimpanan terdiri atas biaya-biaya yang
bervariasi

secara

langsung

dengan

kuantitas

persediaan.

Biaya

penyimpanan per periode akan semakin besar apabila kuantitas bahan yang
dipesan semakin banyak, atau rata-rata persediaan semakin tinggi. Biayabiaya yang temasuk sebagai bagian biaya p