Pembinaan keagamaan dalam mengembangkan nilainilai kecerdasan spiritual anak jalanan di sanggar kreatif anak bangsa Ciputat–Tangerang Selatan

ABSTRAK

Abdul Rasyid AS. (108052000019)
Pembinaan Keagamaan Dalam Mengembangkan Nilai–Nilai Kecerdasan
Spiritual Di Sanggar Kreatif Anak Bangsa Ciputat-Tanggerang Selatan
Anak jalanan adalah anak yang menghabiskan sebagian waktunya mencari
nafkah di jalanan dan di tempat-tempat umum lainnya. Umumnya anak jalanan
memiliki latar belakang keluarga yang komplek, dengan tingkat kesulitan yang tentu
saja berbeda. Melihat kondisi tersebut, jika tidak didukung kondisi lingkungan yang
baik dan kepribadian yang baik, maka menjadi pemicu timbulnya berbagai perilaku
penyimpangan dan perbuatan-perbuatan yang negatif. yang dapat melanggar aturan
dan norma-norma yang ada dalam suatu masyarakat di wilayah tertentu.
Adapun tujuan dari penelitian ini member pembinaan terhadap anak jalanan
yang jauh dari pembinaan keagamaan dan untuk mengetahui pembinaan keagamaan
dalam mengembangkan nilai-nilai Kecerdasan Spiritual di sanggar kreatif anak
bangsa, dan mengetahui faktor mengembangkan nilai – nilai kecerdasan spiritual bagi
pembinaan keagamaan dalam mengembangkan nilai–nilai kecerdasan spiritual
terhadap anak jalanan (peserta didik).
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini pendekatan kualitatif,
dengan desain deskriptif yaitu penelitian yang menggunakan teknik analisa datanya
berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Semua data tersebut menjadi kunci

terhadap apa yang sudah diteliti.
Subjek dalam penelitian ini adalah Pimpinan Yayasan SKAB, Pembina
Agama dan tiga anak jalanan sedangkan objek dalam penelitian ini adalah kegiatan
pembinaan keagamaan dalam mengembangkan nilai-nilai kecerdasan spiritual bagi
anak jalanan. Dalam pengambilan informan peneliti menggunakan teknik deskriftif.
Adapun teknik analisa data yang digunakan reduksi, penyajian data dan penarikan
kesimpulan.
Pembinaan keagamaan dalam penelitian ini penulis mengarahkan anak jalanan
agar mengenal dari pelajaran-pelajaran yang disampaikan oleh para pengajar dan
diterapkan kedalam pengembangan nilai-nilai kecerdasan spiritual agar anak jalanan
tersebut bukan pengajaran biasa tapi membekas dalam sehari-hari.
Hasil dari penelitian ini adalah pembinaan keagamaan dalam mengembangkan
nilai-nilai kecerdasan spiritual anak jalanan di Sanggar Kreatif Anak Bangsa berperan
sebagai Fasilitator, sebagai penyedia informasi, sebagai motivator dengan materi
keagamaan meliputi Aqidah, Syariah dan Akhlak. Sedangkan faktor pendukung
Pembina agama memberi pengaruh di lembaga dan kepercyaan anak sanggar yang
antusias serta fasilitas yang mendukung yang meliputi sarana dan prasarana yang
cukup memadai serta para donator atas bantuan terhadap sanggar tersebut.

i


KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur penulis sampaikan ke hadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam.
Shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW,
beserta keluarga, para sahabat, dan pengikutnya yang setia.
Alhamdulillah wa syukurillah berkat rahmat dan anugerah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul “Pembinaan
Keagamaan Dalam Mengembangkan Nilai-Nilai Kecerdasan Spiritual Di
Sanggar Kreatif Anak Bangsa”.
Selanjutnya, ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada kedua orang tua
penulis, Ayahanda H.Nimar dan Ibunda Hj. Muhanih (Almarhumah) yang selama ini
telah memberikan penulis dukungan baik dari segi moril maupun materil, yang
senantiasa ridho dengan langkah penulis, yang tak letih berdoa di setiap penghujung
malam, dan tak habis membagi cinta dan kasih sayangnya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang
telah membantu dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini, baik moril maupun
materil, khususnya kepada:

1. Bapak Dr. H. Arief Subhan, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi, Bapak Dr. Suparto, M. Ed selaku Wadek I, Bapak Drs.
Jumroni, M.Si selaku Wadek II, dan Bapak DR. H. Sunandar, M.A selaku
Wadek III.
ii

2. Ibu Dra. Rini Laili Prihatini, M.Si selaku Ketua Jurusan Bimbingan dan
Penyuluhan Islam. Terima kasih atas bimbingan dan masukan yang
bermanfaat selama ini. Bapak Drs. Sugiharto, M.A selaku Sekretaris Jurusan
Bimbingan dan Penyuluhan Islam
3. Bapak Drs. H. Mahmud Jalal, M.A selaku Dosen Pembimbing yang selalu
mengajarkan dan memberi motivasi dalam pembuatan skripsi ini. Dan untuk
Bapak Suhaimi M.Si, sekaligus selaku Dosen Penasehat Akademik yang
dengan sabar membimbing dan memberikan pengarahan kepada penulis
sehingga terselesaikannya skripsi ini.
4. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah
memberikan banyak ilmunya kepada penulis.
5. Pimpinan dan karyawan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah
memberikan fasilitas untuk mendapatkan referensi dalam menyelesaikan

penulisan skripsi ini.
6. Keluarga Besar Sanggar Kreatif Anak Bangsa, Yaitu Bapak Diki
Komaruzaman, Bapak Sigit, beserta para tutor lainya yang berjuang demi
sanggar, para anak didik pula dan seluruh yang banyak membantu penulis
dalam penelitian ini hingga dapat berjalan baik dan lancar.
7. Untuk keluarga besar orang tua H. Nimar dan Hj. Muhanih (almarhumah),
kakak tercinta Sumarni, Suryanih, Nurjanah, M.Sofyan Hadi (almarhum),
Ibrahim, Nur Aini, Nur Rohmah, Misbahudin, dan para Saudara dan

iii

keponakan yang penulis sanyangi yang senantiasa mendukung dan
memberikan banyak pelajaran hidup untuk penulis.
8. Teman-teman kosan: M. Boy, Try Prasetyo, Enan Nurzaman, Oki Rahmat,
yang selalu ada dalam perjalan penulis tidak lupa kekasih Elva Ristiawan
yang selalu di hati penulis, dan teman-teman BPI angkatan 2008 lainnya yang
tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu terima kasih buat sharingnya dalam
proses merampungkan skripsi.
9. Sahabat dari adik-adik Jurusan HMJ BPI, DEMAF FIDKOM, HMI
KOMFAKDA Cabang Ciputat serta teman sekitarnya yang selalu mendoakan

hingga sekarang.
Terakhir kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu yang telah ikut berpartisipasi dalam penulisan skripsi ini. Dengan
tidak mengurangi rasa hormat kepada kalian semua, penulis mengucapkan
banyak terimakasih. Semoga Allah SWT memberikan yang terbaik untuk kita
semua.
Akhirnya kepada-Nyalah penulis serahkan segala urusan ini. Penulis
berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan menambah
khazanah pengetahuan walaupun belum sepenuhnya optimal.
Jakarta, 15 April 2014

Abdul Rasyid
NIM : 108052000019

iv

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK .................................................................................................................

i

KATAPENGANTAR..................................................................................... ............

ii

DAFTAR ISI...............................................................................................................

v

BAB I

PENDAHULUAN....................................................................................

1

A. Latar Belakang......................................................................................


1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ...................................................

6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian.............................................................

6

D. Metodologi Penelitian ..........................................................................

7

E. Tinjauan Pustaka ..................................................................................

11

F. Sistematika Penulisan...........................................................................


14

BAB II

LANDASAN TEORI
A. Pembinaan Keagamaan ............................................... ........................

16

1. Pengertian Pembinaan ...................................................................

16

2. Pengertian agama ..........................................................................

17

3. Pengertiaan pembinaan keagamaan ..............................................


21

4. Ruang Lingkup pembinaan keagamaan .......................................

22

v

BAB III

BAB IV

5. Bentuk Metode pembinaan keagamaan ........................................

26

6. Bentuk Pembinaan Keagamaan ....................................................

32


B. Kecerdasan Spiritual ........................................... ................................

36

1. Pengertian kecerdasan spiritual.....................................................

36

2. Kecerdasan Spiritual Menurut Pandangan Islam ..........................

39

3. Nilai-nilai Kecerdasan Spiritual ...................................................

42

C. Anak Jalanan ......................................................................................

44


1. Pengertian Anak Jalanan ...............................................................

44

GAMBARAN UMUM LEMBAGA
A. Sejarah Berdirinya..............................................................................

46

B. Visi, Misi, Tujuan .............................................................................

48

C. Program dan Muatan Kurikulum Mata Pelajaran ..............................

50

D. Struktur Organisasi ...........................................................................

57

E. Kegiatan ............................................................................................

58

TEMUAN DAN ANALISA DATA
A. Identifikasi Informan .........................................................................

61

B. Analisis Hasil Temuan .......................................................................

64

1. Pembinaan wudhu .......................................................................

65

2. Pembinaan Shalat ........................................................................

67

3. Pembinaan Membaca dan menulis Al qur’an .............................

69

4. Pembinaan Keagamaan dalam Nilai Kecerdasan Spiritual..........

71

vi

BAB V

PENUTUP
A. Kesimpulan ..........................................................................................

75

B. Saran.....................................................................................................

76

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................

77

LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Transkip Wawancara
2. Surat Izin Penelitian
3. Surat Keterangan Melakukan Penelitian
4. Dokumentasi

vii

BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang Masalah
Anak Jalanan adalah anak yang menghabiskan sebagian besar
waktunya mencari nafkah dijalanan dan ditempat umum lainnya.
Umumnya anak jalanan memiliki latar belakang keluarga yang komplek
dengan tingkat kesulitan yang tentu saja berbeda. Latar belakang keluarga
mereka di antara lain berasal dari :
1. Keluarga miskin atau ekonomi yang lemah sehingga mereka menjadi
“tulang punggung ekonomi” keluarga bahkan ada yang secara sengaja
dieksploitasi.
2. Keluarga broken home kedua orang tua tidak ada atau tidak berfungsi
selayaknya orang tua atau salah satu dari keduanya tidak berfungsi
selayaknya orang tua.
3. Status hubungan kekelurgaan anak dan orang tua tidak jelas, artinya
anak lahir di lluar nikah.1
Melihat kondisi tersebut jika tidak didukung kondisi lingkungan
yang kondusif dan kepribadian yang kurang baik akan menjadi pemicu
timbulnya berbagai perilaku penyimpangan dan perbuatan-perbuatan yang
negatif yang dapat melanggar aturan dan norma-norma yang ada dalam
suatu masyarakat di wilayah tertentu. Contonya terhadap anak jalanan
1

Soekarso Ekodjatmiko, Pedoman Penyeleggaraan Pendididkan Layanan Khusus Anak
Jalanan, (Bandung : Depdiknas, 2007), h. 5.

1

2

yang sering meresahkan dan mengganggu masyarakat. Untuk itu, pada
anak jalanan dibutuhkan penyesuaian diri bagi mereka.
Banyak penyimpangan yang terjadi pada anak jalanan contohnya
kriminalitas, itu karena kurang perhatian dari orang tua, kurang kesadaran
dari masyarakat sekitar dan pemerintah sehingga mereka bebas tanpa
adanya aturan dan kewajiban. Maka perlu adanya pembinaan keagamaan
yaitu, seseorang memberikan nasehat atau memberi kejelasan-kejelasan
kepada anak jalanan tersebut agar memahami atau mengerti tentang hal
yang dialaminya.
Pembinaan keagamaan ini merupakan proses masukan seperangkat
keyakinan atau keimanan yang dipercayai kebenarannya mengenai segala
sesuatu yang berkaitan dengan ajaran atau paham agama terhadap orang
lain.2 Menurut Kamus Besar Indonesia Pembinaan adalah usaha,
tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara budaya guna untuk
memperoleh hasil yang lebih baik.3 Sedangkan pengertian keagamaan
sendiri ialah, bahwa keagamaan berasal dari kata agama yang kemudian
mendapat awalan ke dan akhiran an . Sehingga membentuk kata baru
yaitu keagamaan . Jadi keagamaan di sini mempunyai arti segenap

2

Djamaluddin anchok dan Fuat Nashori Suroso, Psikologi Islam, (Yogyakarta : Pustaka
Pelajar,2001), Cet. Ke-4, h. 77.
3
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi II
(Jakarta: Balai Pustaka, 1986), h. 117

3

kepercayaan (kepada Tuhan) serta dengan ajaran kebaikan dan
kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan itu 4
Dari pembinaan keagamaan ini dapat mengantarkan anak jalanan
tersebut menambahkan ilmu dan mendorong kepada kecerdasan spiritual
yang di dalamnya mengajarakan pemahaman diri yang lebih baik lagi.
Dari pengertian kecerdasan spiritual ialah mengacu kepada energi batin
yang non jasmani meliputi emosi dan karakter.5 Maka pentingnya bagi
anak jalanan dan lainya membentuk karakter yang baik.
Dari Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam yang penulis buat
dalam bahasa sehari-hari sering digunakan untuk menyebut pada kegiatan
pemberian penerangan kepada masyarakat, baik oleh lembaga pemerintah
maupun oleh lembaga non-pemerintah. Arti ini diambil dari kata dasar
suluh dengan kata lain dengan obor dan berfungsi sebagai penerang.6 dan
adapun itu penyuluhan harus dikaitkan dengan metodenya karena metode
itulah penunjang dalan penyuluhan tersebut. Selain itu juga penyuluahan
berkaitan

dengan

metode-metode

penyampainnya

dalam

bentuk

komunikasi sehingga metode itu penting sekali.

Metode adalah cara yang sistematis untuk mencapai suatu tujuan
yang telah direncakan. Contohnya setiap orang “belajar” lebih banyak

4

Departemen Agama Republik Indonesia, Pola Pembinaan Mahasiswa IAIN, (Jakarta :

1979), h.10
5

Ana Budi Kuswandani, Langkah Meningkatkan Kecerdasan Emosional Spiritual,
(Indonesia : PT Pustaka Delapratosa, 2003) cet. Ke- 1, h. 6
6

Isep Zainal Arifin. Bimbingan dan Penyuluhan Islam Pengembangan Dakwah Melalui
Psikoterapi Islam, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2009), h. 49.

4

melalui cara yang berbeda-beda sesuai dengan kemampuan dalam
menangkap pesan yang diterimanya, ada yang cukup dengan mendengar
saja, atau melihat dan juga ada yang harus mempraktikkan dan kemudian
mendistribusikannya.7

Metode penyuluhan merupakan cara dan prosedur yang dilakukan
penyuluh dalam menyampaikan pesan kepada sasaran agar terjadi
perubahan perilaku sesuai dengan tujuannya. Tujuan pemilihan metode
penyuluhan untuk mendorong terjadinya efek/perubahan perilaku yang
sebanyak-banyaknya dari sasaran, untuk meningkatkan komunikasi dan
mengurangi gangguan komunikasi, untuk meningkatkan daya sasaran serta
untuk mendorong munculnya sifat keterbukaan dan kemandirian sasaran
penyuluh.8

Maka penulis menginginkan perubahan terhadap anak jalanan agar
tidak berkelanjutan terhadap masalah yang dialaminya dan agar anak
jalanan itu mendapatkan layak sepertinya anak-anak lain agar terarah dan
terbimbing. Dan mendapatkan ilmu pembelajaran bagi mereka sehingga
menambahkan motivasi mereka agar menjadi anak yang terbaik dan
menggali kemampuanya lebih baik lagi.

Adapun tempat atau wadah bagi anak jalanan ini sudah ada, tempat
ini memberikan sarana belajar dan kreasi seni dan kreatifitas lainnya agar
7

______,Metode dan Tekhnik Penyuluhan, Artikel diakses pada 28 Juni 2012 dari
http://www.burhand182.wordpress.com/2012/06/28/metode-dan-teknik-penyuluhan/
8
Anur Rahim Fakih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam (Cet, IV; Yogyakarta; UII
Press, 2004), h. 17.

5

para anak jalanan ini memperoleh bekal ilmu dan kreatifitas yang sama
dengan sekolah lainnya. Ini merupakan sanggar kretif anak bangsa yaitu
sekolah alternatif yang memiliki model pendidikan yang berbeda dengan
lembaga pendidikan pada umumnya. Dan lebih menariknya adanya
kerjasama antara Universitas Islam Negeri Jakarta dan Dompet Duafa
dengan tujuan menciptakan anak bangsa yang lebih baik.

Keberadaan sanggar kreatif anak bangsa memberi pengaruh
terhadap anak jalanan yang putus sekolah dan perhatian terhadap tempat
tinggalnya yang mayoritas masyarakatnya didaerah pasar dan terminal hal
ini juga dikatakan oleh pendiri sekaligus ketua Direktur Sanggar Kreatif
Anak Bangsa Bapak Diki Komaruzaman bahwa:

“Sanggar Kreatif Anak Bangsa adalah sekolah alternatif yang memiliki
model pendidikan yang berbeda dengan lembaga pendidikan pada
umumnya. Model pendidikan dibangun dan diperkuat oleh suasana dan
lingkungan belajar yang nyaman, aman, dan menyenangkan bagi anakanak jalanan yang putus sekolah pada usia SD, SMP, dan SMA.
Keberadaan Sanggar Kreatif Anak Bangsa merupakan bagian dari impian
dan harapan masyarakat yang memiliki komitmen kuat untuk menjadikan
pendidikan

sebagai

gerakan

sosial

yang

kreatif,

terarah,

dan

berkelanjutan”.9

9

Hasil wawancara pribadi dengan Diki Komaruzan saat penelitian mengujungi Sanggar
Kreatif Anak Bangsa, tanggal 3 Maret 2013 pukul 13.00.

6

Jadi, dari semua penjelasan diatas penulis mengangkat judul ini
pembinaan keagamaan yang membentuk kecerdasan spiritual agar peserta
didik mendapatkan bekal dan mampu menjalankan dan meningkatkan
lebih sempurna dan sesuai dengan syriat yang ditentukan agama.

Dan itulah beberapa hal yang dapat dijadikan latar belakang atau
landasan, maka penulis mengangkat topik yang diberjudul “Pembinaan
Keagamaan dalam Mengembangkan Nilai-Nilai Kecerdasan Spiritual
di Sanggar Kreatif Anak Bangsa Ciputat.”
B.

Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini, penulis membatasi masalah agar lebih fokus,
terarah dan jelas. Maka batasannya adalah pada Pembinaan keagamaan
pada anak jalanan dalam mengembangkan nilai-nilai kecerdasan
spiritual di Sanggar Kreatif Anak Bangsa Ciputat.
2. Rumusan Masalah
Bagaimana

pembinaan

keagamaan

pada

anak

jalanan

dalam

mengembangkan nilai-nilai kecerdasan spiritual di sanggar kreatif anak
bangsa?
C.

Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pembinaan keagamaan pada anak jalanan dalam
mengembangkan nilai-nilai kecerdasan spiritual di sanggar kreatif anak
bangsa.

7

2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Dengan penelitian ini diharapkan menambah dan memperkaya
teori-teori yang berkaitan dengan pembinaan keagamaan yang
terdapat di Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam khususnya
dan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi pada umumnya.
b. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan, memberikan masukan dan dorongan
dalam pengetahuan anak didik, lalu dijadikan acuan untuk
memberikan partisipasi bagi lembaga dalam pengetahuan agama
dan menambahkan informasi dan pengetahuan tentang pembinaan
keagamaan

bagi

mahasiswa

Fakultas

Dakwah

dan

Ilmu

Komunikasi dan Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam serta dapat
memperkaya kepustakaan bagi akademik UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
D.

Metodologi Penelitian

1. Metode dan Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan jenis kualitatif dengan desain
penelitiannya menggunakan jenis penelitian desain deskriftif. yang
bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui
pengumpulan data.
Dalam buku metode penelitian kualitatif, Bagdan dan Taylor
mendefinisikan, metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

8

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau tulisan dari
orang-orang dan prilaku yang dapat diamati.10 Dalam penelitian ini penulis
memberikan potensi terhadap

peserta didik untuk meningkatkan

pengetahuan agama yang sesuai dengan syariat.
Penelitian deskriptif ialah sebuah penelitian yang bertujuan untuk
menggambarkan gejala sosial, politik, ekonomi, dan budaya. Dalam
penelitian agama, penelitian deskriptif berusaha menggambarkan suatu
gejala keagamaan.11
Dalam pendekatan kualitatif dalam agama sebagai pedoman bagi
kehidupan masyarakat hanya mencakup dan terpusat pada penyajian untuk
pemenuhan kebutuhan adab yang integratif. Karena itu agama berfungsi
sebagai pedoman moral dan etika yang terwujud dalam nilai-nila budaya.
2. Subjek dan Objek Penelitian
a. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah seseorang Pimpinan Lembaga, pengajar
(tutor) dan tiga anak didik yaitu tempat untuk memperoleh informasi
mengenai objek penelitian.12 Adapun teknik pemilihan subjek yang
digunakan peneliti adalah deskriftif yaitu sampel yang diambil betul-betul
sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian. Dan alasan penulis memilih

10

Lexy J. Moeleng, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
1993), h. 3.
11
Msthufu, Metodologi Penelitian Agama (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada2006), h.
29.
12

B. Sandjajaj dan albertus Heriyanto, Panduan Penelitian, (Jakarta : Prestasi Pustaka,
2006), cet ke-1, h.111

9

tiga anak didik karena anak didik tersebut sudah lama menetap dan lebih
dewasa.
b. Objek Penelitian
Objek

penelitian

terhadap

pembinaan

keagamaan

dalam

menggembangkan nilai-nilai kecerdasan spiritual disanggar kreatif anak
bangsa kecamatan ciputat.
3. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada
natural setting (kondisi yang alamiah), sumber data primer, dan
pengumpulan

data

lebih

banyak

pada

observasi

berperan

serta

(participation observation), wawancara mendalam (indepth interview) dan
dokumentasi.13 Berikut ini adalah teknik pengumpulan data yang akan
peneliti lakukan dalam penelitian ini di antaranya:
a. Pengamatan/observasi
Pengamatan dalam istilah sederhana adalah proses di mana peneliti
terlibat langsung dalam objek penelitian. Pengamatan dapat dilakukan
secara bebas dan terstruktur. Alat yang bisa digunakan dalam pengamatan
ini adalah lembar pengamatan, ceklist, catatan kejadian, dan lain-lain.
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan sistematis terhadap
fenomena-fenomena yang diselidiki.14 Yang penulis amati dalam
penelitian ini keberadaan sanggar, bentuk kegiatan sanggar dan para anak
didik di sanggar. Pada penulis mengamati dalam satu minggu dua kali

13

Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metode Penetitian Kualitatif, (Bandung : Alfabeta,
2010), h. 146.
14
Dedy Mulyana, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Rosdakarya, 2002),
h. 181.

10

pertemuan yang setiap hari selasa dan kamis pukul 13.00 sampai 15.00
wib.
b. Wawancara
Wawancara adalah teknik penelitian yang paling sosiologis
sifatnya. Karena bentuknya berasal dari komunikasi verbal antara peneliti
dan responden.15 Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam pada
subjek penelitian dan wawancara juga bertujuan untuk mengkuatkan data
yang sebelumnya diperoleh. Penulis melakukan wawancara dengan
pengurus sanggar yang pertama ketua sanggar bapak Diki Komaruzaman,
kedua pengajar (tutor) bapak Diki dan tiga anak-anak didik sanggar
diantaranya tony, imam dan ari.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan salah satu instrumen pengumpulan data
dan teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan kepada subjek
penelitian.16 Tujuannya untuk mendapatkan informasi yang mendukung
analisis dan interpretasi data. Dokumen bisa berbentuk dokumen publik
atau dokzumen pribadi.
4. Teknik Analisis Data
Analisis data menurut Patton, adalah proses mengatur uraian data.
Mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satu uraian

15

Sanafiah Faisal, Format-format Penelitian Sosial, Dasar-dasar dan Aplikasi (Jakarta:
Rajawali Pers, 1995) h. 39.
16
Irwan Soehartono, metode Penelitian Sosia,(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995),
h. 70.

11

dasar.17 Dalam analisis data yang telah terkumpul dianalisis, peneliti
melakukan

dengan

analisis

deskriptif

interpretatif,

yaitu

dengan

menganalisis setiap data atau fakta yang ditemukan lebih dekat,
mendalam, mengakar dan menyeluruh.
5. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Sanggar Kreatif Anak Bangsa
Kecamatan Ciputat. Dari mulai tanggal 3 maret 2013 yang dilakukan pada
setiap hari selasa dan rabu. Adapun yang dijadikan alasan dan
pertimbangan

penulis

dalam

memilih

lokasi

penelitian

dengan

pertimbangan sebagai berikut:
a. Pihak lembaga menyediakan sarana bagi penulis dan memberikan
data dan informasi sesuai dengan permasalah.
b. Lembaga sendiri terjangkau bagi penulis serta mempermudah bagi
penulis.
Adapun teknik penulisan skripsi penulis berpedoman dan mengacu
kepada buku pedoman penulisan karya ilmiah (skripsi,tesis,disertasi) uin
syarif hidayatullah jakarta “yang diterbitan oleh CeQDA , april, cet,ke-2
tahun 2007
E.

Tinjauan pustaka
Dalam penelitian ini, peneliti mengadakan tinjauan ke perpustakaan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan mencari penelitian yang sebelumnya
khususnya skripsi berikut:

17

Lexy J. Moeleng, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
1993), h. 103

12

1. Mumun

Mulyana,

NIM

102052025653

dengan

judul

‘upaya

pembimbing agama dalam meningkatkan pengetahuan ibadah shalat
siswa di SDN Kunciran 4 pinang kota tanggerang’. Dalam skripsinya
memiliki hasil kesimpulan memberikan materi yang sesuai dengan
tujuan yang ingin diharapkan adapun metode yang digunakan para
pembimbing dengan menggunakan metode tanya jawab, metode
ceramah, dzikir dan bimbingan belajar Al-Qur’an Berisi mengenai
pengetahuan ibadah shalat. Dengan menjadikan ibadah itu sebuah
perbuatan yang mengasikan dan menyenangkan, sehingga peserta
bimbingan

akan

merasa

mudah

dalam

memahami

dan

memepraktekannya. Dalam hal ini pembimbing dituntut untuk
memberikan perhatian yang dalam kepada peserta bimbingnya, yang
membedakan dari skripsi ini lebih menekankan dalam metode
penyampaiannya pada anak didik subjeknya.
2. Ruslan Habibi, NIM 104052001993 dengan judul ‘penerapan metode
bimbingan dalam meningkatkan kemampuan menghafal Al qur’an anak
usia 8-15 tahun dipanti sosial asuhan rabbani Parung-Bogor. Hasil
kesimpulan ini berisi tentang metode bimbinganya dalam menghafal
Al-Qur’an serta mendidik anak dalam meningkatkan kemampuan
membaca Al-Qur’an. Dan dalam penerapannya untuk meningkatkan
kemampuan menghapal Al-Qur’an di panti sosial asuhan Rabbani
mengunakan dua bentuk metode bimbingan, metode bimbingan
kelompok dan individu dengan melalui kegiatan kelompok seperti,
training dakwah, tahfidz dan takrir Al-Qur’an dan belajar kelompok.

13

3. Nonik Murzayanah, NIM 104052001990 dengan judul “metode
bimbingan agama bagi anak usia 7-12 tahun pada keluarga di
perumahan villa indah permai bekasi utara” dalam hasil kesimpulanya,
setiap orang tua mempunyai tujuan yang sama dalam memberikan
bimbingan terhadap anak-anak mereka khususnya di perumahan vila
indah permai bekasi utara yaitu agar anak-anak meraka agar memiliki
bekal hidup mereka kelak tidak hanya sekedar mengetahui tentang
agama tetapi juga mereka memahami dan mampu manjalankandalam
kehidupan sehari-hari.
4. Jamaludin Shidiq, NIM 105052001748 dengan judul “analisis terhadap
materi bimbingan Agama bagi remaja mesjid Innayatullah Cimanggis
Bogor”

dalam temuannya bedasarkan katagori aqidah, ibadah dan

akhlak terdapat 50 frekuensi uraian materi pembimbing, yang terdiri
aqidah 14 uraian materi atau sekitar 28% ibadah 16 uraian atau sekitar
32% dan akhlak 20 uraian materi sekitar 40% jadi dapat dilihat bahwa
dalam analisa yang penulis lakukan dalam materi bimbingan agama
yang paling menonjol yitu mengenai materi akhlak, kemudian disusul
dengan materi ibadah serta materi aqidah.
Berbeda empat peneliti sebelumnya penulis lebih berfokus pada
pembinaan keagamaan dalam mengembangkan nilai-nilai kecerdasan
spiritual, karena peserta didik sendiri kurang mengerti terhadap
pengetahuan agamanya.

14

F.

Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan serta teraturnya skripsi ini dan memberikan
gambaran yang jelas serta lebih terarah mengenai pokok permasalahan
yang ada dalam skripsi ini, maka peneliti mengelompokan lima bab
pembahasan, yaitu sebagai berikut:
BAB I

PENDAHULUAN pada bab ini penulis membahas tentang Latar
Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah,
Tujuan

dan Manfaat

Penelitian,

Tinjauan

Pustaka dan

Sistematika Penulisan.
BAB II

LANDASAN TEORI Bab ini meliputi Pengertian Pembinaan,
Pengertian Agama, Pengertian Pembinaan Agama dan Ruang
Lingkup Pembinaan Agama, metode pembinaan keagamaan,
pengertian kecerdasan spiritual, kecerdasan spiritual pandangan
islam dan anak jalanan.

BAB III GAMBARAN UMUM Bab ini menjelaskan tentang Sejara
Berdirinya Sarana Kreatif Anak Bangsa, Visi dan Misi, program
dan muatan kurikulum, Struktur Organisasi, kegiatan Sanggar
Kreatif Anak Bangsa.
BAB IV TEMUAN DATA DAN ANALISA Bab ini Indentifikasi
informan melingkupi pimpinan sanggar, pembimbing atau
pengajar, dan anak didik yang ditelitinya dan Memberikan hasil
dari penelitian dari bentuk Pembinaan Keagamaan dalam
mengembangkan nilai-nilai kecerdasan spiritual.

15

BAB V

PENUTUP Bab ini merupakan penutup dari penelitian yang
berisi kesimpulan dan saran.

BAB II
LANDASAN TEORITIS
A.

Pembinaan Keagamaan
1) Pengertian Pembinaan
t 
  p 
 
 
s 
 u
  ru  r y   
tr  tu  r,
  r y 
. Menurut Masdar Helmy Pembinaan mencakup segala ikhtiar (usaha-

usaha), tindakan dan kegiatan yang ditujukan untuk meningkatkan
kwalitas beragamabaik dalam bidang tauhid, bidang peribadatan,
bidang ahlak dan bidang kemasyarakatan.1
b. Menurut Pola Pembinaan Mahasiswa IAIN Pembinaan adalah suatu
usaha yang dilakukan dengan sabar, berencana, teratur dan terarah serta
bertanggung jawab untuk mengembangkan kepribadian dengan segala
aspek-aspeknya.2
c. Menurut Kamus Besar Indonesia Pembinaan adalah usaha, tindakan dan
kegiatan yang dilakukan secara budaya guna untuk memperoleh hasil
yang lebih baik.3

1

Masdar Helmy, Peranan Dakwah dalam Pembinaan Umat, (Semarang :
DiesNatalies,IAIN Walisongo Semarang), h. 31.
2
Departemen Agama Republik Indonesia, Pola Pembinaan Mahasiswa IAIN, (Jakarta :
1979), h. 2
3
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi II
(Jakarta: Balai Pustaka, 1986), h. 117.

6

17

  tt  r !"  " t

r p
!#t ytur #  #p"syr #t !t 

- 

"  # "syr #t, #!t# # "!"!r !r "
!"! # $w #!"  ! "syr #t  y
"!"# #t  %rt!
r p%&"
'w #!" # t
"syr #t !t !sr  "!$$ %&"

- %"
r  ".
!r  r !!r $

-%&" #!"( r ! 

#t t  , !t p !p y !r  " tu # "!"!r#
" "  ". )" "!# y %&% %&% t u#! -#! y !ru ! %! tp

-tp

vidu.

Semua orang menginginkan harta, pangkat dan bahkan dalam
memenuhi kebutuhan jasmaninya akan makan dan minum. Namun dalam
pemenuhannya agama juga mengajarkan bagaimana cara mendapatkan
semua itu sesuai dengan yang telah diajarkan oleh agama. Singkat kata
pembinaan agama dengan kepribadian anak, agama memberikan
bimbingan hidup dari yang sekecil-kecilnya kepada yang sebesarbesarnya, mulai dari hidup pribadi, masyarakat maupun dengan Tuhan.
2) Pengertian Keagamaan

Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem
yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada

18

Tuhan Yang Maha kuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan
pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya.4
*+,-+.tr/, 0/.r 1+/-/2//,

.tu3+,0..r ./4/56 7/58/

1+/-/2//,

/4/, 1+ dan
7+/r 3/4 0/.r 1//t /-/2/ /y,- 1+290./, 2+,0/:/t/w

akhiran

an . Sehingga membentuk kata baru yaitu keagamaan . Jadi keagamaan
di sini mempunyai arti segenap kepercayaan (kepada Tuhan) serta dengan
ajaran kebaikan dan kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan
kepercayaan itu .5
Kata "agama" berasal dari bahasa Sanskerta, agama yang berarti
"tradisi". Sedangkan kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi
yang berasal dari bahasa Latin religio dan berakar pada kata kerja religare yang berarti "mengikat kembali". Maksudnya dengan berreligi,
seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan.6
Dari segi kebahasaan Islam berasal dari bahasa Arab, yaitu dari
kata salima yang mengandung arti selamat, sentosa, dan damai. Dari kata
salima selanjutnya diubah menjadi bentuk aslama yang berarti berserah
diri masuk dalam kedamaian.
kata aslama yang artinya memelihara dalam keadaan selamat
sentosa dan berarti pula menyerahkan diri, tunduk, patuh, dan taat. Kata
aslama itulah yang menjadi kata Islam yang mengandung arti segala arti
yang terkandung dalam arti pokoknya. Oleh sebab itu, orang yang berserah
diri, patuh, dan taat disebut sebagai orang Muslim. Orang yang demikian
4

Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002)edisi ke.3, h.

24.
5

Departemen Agama Republik Indonesia, Pola Pembinaan Mahasiswa IAIN, (Jakarta :
1979), h.10
6
Abudin Nata, Metodologi Studi Islam (Cet. V; Jakarta: Raja Grafindo, 2000), h. 16-17.

19

berarti telah menyatakan dirinya taat, menyerahkan diri, dan patuh kepada
Allah Swt. Orang tersebut selanjutnya akan dijamin keselamatannya di
dunia dan akhirat.
Dari pengertian kebahasaan ini, kata Islam dekat dengan arti kata
agama yang berarti menguasai, menundukkan, patuh, hutang, balasan, dan
kebiasaan. Pengertian Islam demikian itu, menurut Maulana Muhammad
Ali dapat dihami dari firman Allah yang terdapat pada ayat 202 surat AIBaqarah yang artinya,
         
Artinya: mereka Itulah orang-orang yang mendapat bahagian dari
pada yang mereka usahakan dan Allah sangat cepat perhitungan-Nya.7
(QS. Al Baqarah 202).
Dari uraian di atas, kita sampai pada suatu kesimpulan bahwa kata
Islam dari segi kebahasaan mengandung arti patuh, tunduk, taat, dan
berserah diri kepada Tuhan dalam upaya mencari keselamatan dan kebahagiaan hidup, baik di dunia maupun di akhirat. Hal demikian dilakukan
atas kesadaran dan kemauan diri sendiri, bukan paksaan atau berpura-pura,
melainkan sebagai panggilan dari fitrah dirinya sebagai makhluk yang
sejak dalam kandungan sudah menyatakan patuh dan tunduk kepada
Tuhan.
Dengan demikian, perkataan Islam sudah menggambarkan kodrat
manusia sebagai makhluk yang tunduk dan patuh kepada "I’uhan”.
Keadaan ini membawa pada timbulnya pemahaman terhadap orang yang
7

Departemen Agama R I, Al-Qur’an bayan dan terjemahannya, (Depok: CV Penerbit Al
Qur’an terkemuka 2009), hal. 31.

20

tidak patuh dan tunduk sebagai wujud dari penolakan terhadap fitrah
dirinya sendiri. Demikianlah pengertian Islam dari segi kebahasaan
sepanjang yang dapat kita pahami dari berbagai sumber yang dikemukakan
para ahli.
Adapun pengertian Islam dari segi istilah akan kita dapati rumusan
yang berbeda-beda. Harun Nasution mengatakan bahwa Islam menurut
istilah (Islam sebagai agama), adalah agama yang ajaran-ajarannya
diwahyukan Tuhan kepada masyarakat manusia melalui Nabi Muhammad
Saw. sebagai Rasul. Islam pada hakikatnya membawa ajaran-ajaran yang
bukan hanya mengenal satu segi, tetapi mengenai berbagai segi dari
kehidupan manusia.8
Berdasarkan pada keterangan tersebut, maka kata Islam adalah
mengacu kepada agama yang bersumber pada wahyu yang datang dari
Allah Swt. bukan berasal dari manusia, dan bukan pula berasal dari Nabi
Muhammad Saw. Posisi Nabi dalam agama Islam diakui sebagai yang
ditugasi oleh Allah untuk menyebarkan ajaran Islam tersebut kepada umat
manusia. Dalam proses penyebaran agama Islam, nabi terlibat dalam
memberi keterangan, penjelasan, uraian, dan contoh praktiknya. Namun
keterlibatan ini masih dalam batas-batas yang dibolehkan Tuhan.
Dengan demikian, secara istilah Islam adalah nama bagi suatu
agama yang berasal dari Allah SWT. Nama Islam demikian itu memiliki

8

Dadang Hawari, Al-Qur’an Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa (Cet. XI;
Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Prima Yasa, 2004), h. 112.

21

perbedaan yang luar biasa dengan nama agama lainnya. Kata Islam tidak
mempunyai hubungan dengan orang tertentu atau dari golongan manusia
atau dari suatu negeri. Kata Islam adalah nama yang diberikan oleh Tuhan
sendiri.
Sebagaimana firman Allah:
              
             
Artinya: “Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah
hanyalah Islam. tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab
kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian
(yang ada) di antara mereka. Barang siapa yang kafir terhadap ayat-ayat
Allah Maka Sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya”.9 (Q.S Al Imron
ayat 19).
3) Pengertian Pembinaan Keagamaan

Pembinaan Keagamaan yaitu membimbing, mengarahkan, atau
membangun nilai-nilai yang sangat penting dan beragama bagi manusia
yaitu nilai-nilai keagamaan berupa ajaran-ajaran agama kepada orang lain,
sehingga menjadi pedoman bagi tingkah laku keagamaan bagi orang
tersebut. Pembinaan agama

merupakan proses masukan seperangkat

keyakinan atau keimanan yang dipercayai kebenarannya mengenai segala
sesuatu yang berkaitan dengan ajaran atau paham agama terhadap orang
lain.10

9

Departemen Agama R I, Al-Qur’an Bayan dan terjemahannya, (Depok: CV Penerbit
AlQur’an Terkemuka, 2009).
10

Djamaluddin anchok dan Fuat Nashori Suroso, Psikologi Islam, (Yogyakarta : Pustaka
Pelajar,2001), Cet. Ke-4, h. 77.

22

Pembinaan agama merupakan usaha dari seseorang untuk
memberikan bimbingan dalam bersikap dan berpikir sehingga dapat
diarahkan kejalan yang sesuai menurut ajaran-ajaran yang sudah
ditetapkan oleh Allah SWT. Yang terdapat didalam kitab suci Alqur’an
dan diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.
4) Ruang Lingkup Pembinaan Keagamaan

Dalam pembinaan agama terdapat ruang lingkup yang dilakukan
dalam proses pembelajaran yang diberikan terhadap objeknya diantaranya
hal dalam pengenalan bentuk syriah yaitu mengajarkan anak didik
terhadap pembinaan shalat dan cara membaca dan menulis Al Qur’an.
a) Pembinaan Shalat dilakukan pada yang pertama keutamaan shalat,
rukun shalat, rukun shalat dan prekteknya shalat. Mengenai pengertian
shalat menurut istilah syara’ ialah seperangkat perkataan dan perbuatan
yang dilakukan dengan beberapa syarat tertentu, dimulai dengan takbir
dan diakhiri dengan salam.11
Kedudukan shalat diterangkan oleh Sayyid Sabiq sebagai berikut:
“Shalat dalam isalam menempati kedudukan yang tidak dapat dipandang
sama dengan ibadah yang lainnya. shalat merupakan tiang agama yang
tidak dapat berdiri tanpa shalat. Shalat adalah yang pertama-tama yang
diwajibkan oleh Allah yang disampaikan kewajiban shalat itu secara
langsung kepada rasulnya pada malam Mi’raj tanpa melalui perantara.”12

11

Lahmudin Nasution, Fiqh 1, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu,t.t), h. 55
Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, alih Bahasa Mahyudin syaf, (Bandung: PT.AlMa’arif,1997), Jilid1, Cet.19, h. 78.
12

23

b) Pembelajaran membaca dan meulis Al Qur’an diantaranya memulai dari
lisan membaca salah satu huruf arab atau huruf hijaiyyah pengenalan
ini yang harus dikenalkan pada anak didik baru mulai pada penulisan
huruf arab atau tulisan arab.
Disetiap melakukan tentu mempunyai tujuan yang ingin dicapai.
Untuk itu, tujuan dari pembinaan baca tulis Al-Qur’an adalah dapat
membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar, sesuai makhorijul huruf dan
dengan kaidah-kaidah ilmu tajwid dan dapat menulis huruf Al-Qur’an
dengan benar dan rapi. Hafalan beberapa surat pedek, ayat pilihan dan doa
sehari-sehari, sehingga mampu melakukan bacaan sholat dengan baik dan
terbiasa hidup dalam suasana Islami.13
1). Pembinaan Keagamaan dalam Keluarga
r >A E>F>w G@AHIHID>A Itu E@r=>ABC>D
FIHJGK H>rI EJ>I>A ?G>I

D@ =I>AB =>F>t. L>@r A> G@?EIA>>A H>A

G@AHIHID>A >A>D H>=>? D@=J>B
r > >H>=>F >>w= H>Ir tu JF> JAMDu
?@AHIHID >A>D JAMJD ?@AC>HI ?>AJ >yAB E@>tr qwa, cerdas dan

terampil. Maka hal ini menempati posisi kunci yang sangat penting dan
mendasar serta menjadi fondasi penyangga anak selanjutnya.
Dalam hal ini hubungan diantara sesama anggota keluarga sangat
mempengaruhi jiwa anak. Hubungan yang serasi, penuh perhatian dan
kasih sayang yang akan membawa kepada kepribadian yang tenang,

13

Lahmudin Nasution, Fiqh 1, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu,t.t), h. 57.

24

tNOr PQR SRT UPSRV SWSWSWQ QRNr TR WR UNTSRXRtQNYNUXRRt T PTZPQ Pt UOPV
r NUORT[, 1\
SRT ONQ
Untuk membina keimana dan ke Islaman anak, Abdullah Ulwani
meletakkan tanggung jawab pendidikan anak pada orang tua atau Ibu
Bapaknya yang meliputi hal hal sebagai berikut :
a. Memberi petunjuk, mengajari agar beriman kepada Allah dengan jalan
merenungkan dan memikirkan ciptaan-Nya (bumi, langit atau alam dan
isinya).
b. Menamkan dalam jiwanya roh kekhususan, bertaqwa dan beribadah kepada
Allah, melalui sholat, dan melatih tingkah laku denngan rasa haru dan
menangis disaat mendengar suara Al-Qur an.
c. Mendidik anak untuk dekat kepada Allah di setiap kegiatan dan situasi.
Melatih bahwa Allah selalu mengawasi, melihat dan mengetahui rahasia.
2). Pembinaan Keagamaan di Sekolah
Sekolah adalah sebagai pembantu pendidikan anak, yang dalam
banyak hal melebihi pendidikan dalam keluarga, terutama: dari segi
cakupan ilmu pengetahuan yang diajarkannya. Karena sekolah juga
merupakan pelengkap dari pendidikan dalam keluarga. Sekolah betul betul merupakan dasar pembinaan anak.
Apabila Pembinaan pribadi anak terlaksana dengan baik, maka si
anak akan memasuki masa remaja dengan mudah dan membina masa
remaja itu tidak akan mengalami kesusahan. Akan tetapi jika si anak
kurang bernasib baik, dimana pembinaan pribadi di rumah tidak terlaksana
14

Zakiah Daradjat, dkk, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta Bumi
Aksara, 1995), h. 12.

25

, j^c^ `^ ^c^_ jb_i^f^]^m` j^a^ rbj^n^
]^_ ]` abcde^f cgh^_i jbjk^_lu
r̀k^]`_^y ^c^_ a^_i^t agc^.r Fungsi sekolah
^y_i age`t ]^_ mbjk`_^^_ p
dalam kaitannya dengan pembentukan jiwa keagamaan pada anak, antara
lain sebagai pelanjut pendidikan agama di lingkungan keluarga, atau
membentuk keagamaan pada diri anak agar menerima pendidikan agama
yang diberikan.15
3). Pembinaan Keagamaan dalam Masyarakat
Selain keluarga, masyarakat dan lingkungan sekitarpun turut andil
dalam membina anak. Pembinaan agama yang diberikan oleh keluarga
sebagai dasar utama, sedangkan sekolah menjadi sangat penting untuk
memenuhi

kekurangan

maupun

keluarga

dalam

mendidik

anak.

Kebudayaan hidup yang semakin kompleks, mental anak untuk
mengetahui berbagai macam hal penemuan ilmiah dan agama, maka perlu
kerjasama antar keluarga dan sekolah serta masyarakat untuk mengarahkan
ke hal yang positif. Sehingga mampu mengenal makna kehidupan yang
sebenarnya.16
Masyarkat

merupakan

lapangan

pendidiakan

yang

ketiga,

keserasian antara ketiga lapangan pembinaan ini akan memberi dampak
yang positif bagi perkembangan anak termasuk dalam pembentukan jiwa
keagamaan mereka. Seperti diketahui bahwa dalam keadaan yang ideal,
pertummbuhan seorang menjadai sosok yang memiliki kepribadian yang
terintegrasi dalam berbagai aspek, mencakup fisik, psikis, moral dan

15

Djalaluddin, Psikologi Agama (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002), h. 217
Dr. Zakiah Daradjat, dkk, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta Bumi
Aksara, 1995), h. 59.
16

26

t st.
opqqrr

r w syx{ osx{st
ustsv wst qxq vsssysr yst vzvprxsyq pzx{sr

|zos,r vzxsyx{yr} wst -wst oz|s{sq y~xozyrzxoq qx}zrsyoq oz|s{sq |zqryr}
s) €xsy sysx vzxsp
sy
t sx pzx{stsvsx tsx{orx{ zs zt tsw vzvpzrwsqtysx

(vzx{svsqt) sps syx{ zt ‚rsq pss vsssysr yst.
|ƒ Membina anak-anak itu berasal dari masyarakat dan akan kembali ke

masyarakat.
c) Masyarakat (dapat menjadi sumber) pengetahuan.
5) Bentuk Metode Pembinaan Keagamaan
Pada umumnya, metode yang digunakan dalam penyuluhan
menggunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan secara kelompok (group
guidance) dan pendekatan secara individual( individual counseling).
a. Penyuluhan Kelompok (group guidance)
Metode yang digunakan dalam membantu seseorang atau
sekelompok orang orang memecahkan masalah-masalah dengan melalui
kegiatan kelompok. Beberapa bentuk khusus metode penyuluhan
kelompok, yaitu : karya wisata, diskusi kelompok, kegiatan kelompok dan
organisasi.
b. Penyuluhan Individu (individual counseling)
Dalam metode ini, pemberian bantuan dilakukan face to face
relationship

(hubungan

empat

mata),

yang dilaksanakan dengan

wawancara antara konselor dengan klien. Masalah-masalah yang

27

dipecahkan melalui metode counseling ini ialah masalah-masalah yang
sifatnya pribadi. 17
Dalam metode pembinaan keagamaan memiliki bentuk - bentuk
metode yang disampikan pada suatu kelompok diantaranya yaitu: a)
Metode Ceramah b) Metode Diskusi c) Metode Tanya Jawab d) Metode
Demostrasi dan Eksperimen 18
1. Metode Ceramah
Metode ceramah ini sejak lama oleh orang-orang yunani, hindu dan
cina di pergunakan untuk menyampaikan informasi dan pengetahuan
kepada orang banyak. Di sekolah-sekolah modern sekarang ini sudah
banyak ditinggalkan, karena tugas guru sekarang anak-anak bisa untuk
berfikir, membimbing mereka dalam perkembangannya, membantu
mereka dalam cara belajar dan dalam memecahkan masalah-masalah yang
ada dalam hidup mereka.
Metode ceramah juga disebut metode memberitahukan (lekture
method) karena banyak dipergunakan perguruan tinggi. Sebenarnya bukan
hanya memberitahukan, menyampaikan sejumlah keterangan atau faktafakta, tetapi ceramah dimaksud juga menjelaskan dan menguraikan
mengenai suatu masalah, topik dan pertanyaan.19 Adapun kekurangan dari
metode ceramah ini adalah:

17

Anur Rahim Fakih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, (Cet, IV; Yogyakarta: UII
Press, 2004), h. 37.
18
Rochman Natawidjaja, Pendekatan-pendekatan dalam Penyuluhan Kelompok,
(Bandung : 1987), h. 56.
19

Asmuni Syukur, Dasar – dasar Strategi Dakwah Islam (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), h.

99

28

Dalam pengajaran modern, metode ini sudah diganti kedudukannya
oleh Metode Problem Solving, karena metode ceramah ini ada
kekurangan-kekurangan sebagai berikut:
a. Tujuan metode ini adalah pengisian dan penumpukan pengetahuan
kepada orang lain, yang dianggapnya masih kosong dan pasif.
Pengajaran ini berpusat kepada guru (teacher center). Pendirian modern,
belajar itu aktif dengan semboyan “Learning by doing” yakni belajar
sambil berbuat.
b. Metode ceramah ini tidak memberi kesempatan untuk berbuat dan
berfikir, umtuk memecahkan masalah. Klien dipaksa mengikuti jalan
pikiran penyuluh, mereka diharapkan hanya menerima keterangan atau
penjelasan penceramah.
Metode ini dapat dipergunakan, karena masih ada kebaikan –
kebaikannya. Manfaat penggunaanya bergantung kepada sifat bahan yang
disampaikan, kecakapan penyuluh yang menyampaikan dan taraf
perkembangan

klien

(penerima).

Metode

ceramah

ada

kebaikan

dipergunakan bila:
a. Untuk menyampaikan sesuatu kepada klien, yang sulit disampaikan
dengan cara lain. (umpamanya disekolah yang kurang lengkap alat dan
bahan diperpustakaan).
b. Untuk membangkitkan minat, hasrat, antusiasme, emosi dan apresiasi
pada klien untuk sesuatu hal, akan lebih baik dengan ceramah.

29

2. Metode Diskusi
Seperti juga dengan metode lainya, metode diskusi ini pun dapat
dihubungkan dengan metode-metode lainnya. Setelah ceramah dan
karyawisata dapat diteruskan dengan diskusi. Metode ini merupakan
bagian yang penting dalam metode pemecahan masalah. (problem
solving).20 Adapun manfaat diskusi antara lain:
a) Dalam diskusi anak belajar berfikir tentang suatu masalah.
Mereka mendapat latihan untuk mengemukakan pendapatnya.
b) Mendapat kesempatan untuk berfikir bersama tentang suatu masalah.
Setiap

peserta

dapat

memberikan

sumbangannya

berdasarkan

pengetahuan dan pengalamannya.
c) Dalam diskusi seseorang dapat belajar toleran, terhadap pendirian orang
lain, lebih kritis dan berhati-hati terhadap pendiriannya sendiri. Saling
mengoreksi dan menerima.
d) Hasil belajar dengan diskusi akan lebih baik dari pada hanya dengan
hafalan. Seseorang dapat menggunakan pikirannya dan pengetahuannya
secara aktif dan efektif dalam menghadapi masalah.21
3. Metode Tanya Jawab
Pertanyaan untuk mengevaluasi pengetahuan klien. Pertanyaan
harus pertanyaan ingatan, pertanyaan pikiran. Dan pertanyaan dapat

20

Drs. B. Simanjuntak dan Dra.I.L. Pasaribu, Didaktik dan Metodik, (Bandung :
Tarsito,1986), hlm. 96-98

21

Basyiruddin Ustman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam (Jakarta: Ciputat Pres,
2002), hlm. 34

30

membangkitkan semangat dan minat klien dengan pertanyaan akan
menimbulkan rasa ingin tahu akan jawaban sesuai rasa ingin tahu ini akan
merupakan rangsangan untuk belajar. Pertanyaan yang baik akan
mengandung masalah yang akan merangsang peserta didik untuk
berfikir.22 Dengan pertayaan dapat melatih peserta didik untuk mengingat.
dengan

tanya

jawab

dapat

melatih

peserta

didik

memberikan

jawaban˗ jawaban. Berikut cirri-ciri pertanyaan yang baik:
a. Pertanyaan henda