Sekresi Hormon oleh Hipotalamus Nama Ahm

Sekresi Hormon oleh Hipotalamus

Nama : Ahmad Wildanul Akhyar
NIM : 1113012000072
Kelas : B

Program Studi Farmasi
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
November 2013

Sekresi Hormon oleh Hipotalamus
Transport Aktif adalah perpindahan zat melalui membrane selektif permiabel
dari tempat yang konsentrasi zatnya rendah ke tempat yang konsentrasi zatnya tinggi
menggunakan energi (ATP) dan enzim pengangkut (protein carier).
Senyawa yang berupa karbohidrat agar dapat diserap dan harus dipecah atau
disederhanakan dahulu menjadi monosakarida, seperti fruktosa, glukosa dan
galaktosa. Senyawa-senyawa tersebut masih bersifat pasif sehingga sukar diserap oleh
sel. Untuk itu harus diaktifkan lebih dahulu dengan menggunakan energi yang
tersimpan di dalam sel berupa energi kimia yang disebut ATP (Adenosin Tri Phospat).
Untuk membebaskan energi ATP diperlukan enzim tertentu sehingga terbatas

energinya berupa 1 mol phospat sehingga sisanya berupa ADP (Adenosin Diphospat).
Contoh-contoh transport aktif diantaranya adalah endositosis dan eksositosis.
Seperti dari namanya kalau endositosis berarti masuknya suatu zat melaui membran
sel dan eksositosis berarti mengeluarkan suatu zat melalui membran sel. Dari
penjelasan diatas saya akan mengambil contoh dari eksositosis, pengertian merinci
dari eksositosis adalah proses pengeluaran zat yang tidak diperlukan di dalam sel
melalui membran pada peristiwa sekresi ( proses keluarnya zat cair melalui kelenjar ).
Caranya zat akan di masukkan ke dalam vakuola lalu berjalan menuju tepi sel. Setelah
berada di tepi membran itu akan membuka dan zat zat tersebut akan keluar dari sel.
Hal semacam ini seperti yang dilalukan oleh system endokrin dalam mengekresikan
hormon-hormonnya ke tubuh. Ada beberapa macam dari system endokrin ini, namun
yang paling dalam fungsi dan kerjanya adalah kelenjar hipotalamus.
Hipotalamus adalah pemimpin umum sistem hormon, ia memiliki tugas
penting memastikan kemantapan dalam tubuh manusia. Setiap saat, hipotalamus
mengkaji pesan-pesan yang datang dari otak dan dari dalam tubuh. Setelah itu,
hipotalamus menjalankan beberapa fungsi, seperti menjaga kemantapan suhu tubuh,
mengendalikan tekanan darah, memastikan keseimbangan cairan, dan bahkan pola
tidur yang tepat.
Hipotalamus melepaskan sejumlah hormon yang merangsang hipofisa,
beberapa diantaranya memicu pelepasan hormon hipofisa dan yang lainnya menekan

pelepasan hormon hipofisa (pituitary).
Kelenjar hipofisis mengkoordinasi berbagai fungsi dari kelenjar endokrin
lainnya. Beberapa hormon hipofisa memiliki efek langsung pada kelenjar endokrin,
dan beberapa lainnya secara sederhana mengendalikan kecepatan pelepasan hormon
oleh organ lainnya. Hipofisa mengendalikan kecepatan pelepasan hormonnya sendiri
melalui mekanisme umpan balik, dimana kadar hormon-hormon endokrin di dalam
darah memberikan sinyal kepada hipofisa untuk memperlambat atau mempercepat
pelepasan hormonnya.

Hormon-hormon yang dihasilkan oleh hipotalamus untuk mengatur kelenjar
pituitari antara lain:
 Hormon pelepas hormon pertumbuhan
 Hormon pelepas tirotropin
 Hormon pelepas kortikotropin
 Hormon pelepas gonadotropin
Tidak semua kelenjar endokrin berada dibawah kendali hipofisa; beberapa diantaranya
memberikan respon, baik langsung maupun tidak langsung, terhadap konsentrasi zatzat di dalam darah, seperti
 Sel-sel penghasil insulin pada pankreas memberikan respon terhadap gula dan
asam lemak
 Sel-sel paratiroid memberikan respon terhadap kalsium dan fosfat

 Medulla adrenal (bagian dari kelenjar adrenal) memberikan respon terhadap
perangsangan langsung dari sistem saraf parasimpatis.
Dalam melaksanakan sekresi(eksositosis) ini membutuhkan energi, dengan
adanya peningkatan Ca2+ sitosol memicu fusi vesikel sekretorik dengan membran
plasma, vesikel membuka keluar dan membebaskan isinya keluar sel, kemudian
sekresi(eksositosis) dipicu oleh rangsangan saraf atau hormone spesifik ; kontrol lain
yang berperan dalam lalu lintas transelular dan daur ulang membran belum diketahui.
Proses eksositosis pada sekresi hormon ini dikemas oleh vesikel sekretorik
untuk dikeluarkan, sel-sel sekretorik khusus mencakup sel endokrin, yang
mengeluarkan hormon protein, dan sel kelenjar pencernaan, yang mengeluarkan
enzim pencernaan. Di sel sekretorik banyak vesikel sekretorik besar, yang
mengandung protein yang akan dikeluarkan, terlepas dari tumpukan golgi. Proteinprotein sekretorik tetap tersimpan di dalam vesikel sekretorik sampai sel dirangsang
oleh sinyal spesifik yang menunjukkan kebutuhan pengeluaran produk sekretorik
spesifik tersebut. Pada rangsangan yang sesuai, vesikel bergerak ke bagian perifer sel.
Isi vesikel cepat dibebaskan ke ekterior sel sewaktu vesikel menyatu dengan
membrane plasma, membuka, dan menuangkan isinya ke luar sel.
Jadi, dalam siklus sekresi hormon itu, tidak jauh dibantu oleh kompleks golgi,
yang fungsinya untuk mengarahkan produk akhir ke tujuan yang sesuai.

Daftar Pustaka

Sherwood Lauralee , 2007 , Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem , Jakarta , Penerbit
Buku Kedokteran.
-medicastore.com
Yahya Harun , 2003 , Keajaiban Hormon , Goodwork Books 2003