Peper KONSEP PEMIKIRAN PENDIDIKAN KH AHM

KONSEP PEMIKIRAN PENDIDIKAN KH AHMAD DAHLAN
Ayu Yuliani Hera Rahmadewi
Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta,
Jl. Ahmad Yani, Tromol Pos 1, Pabelan Kartasura, Surakarta 57102
Nim. G000140153, NIRM. 14/X/02.2.1/0156,
Telp. 08979712016, email. [email protected]
ABSTRAK
Apa Konsep Pendidikan KH Ahmad Dahlan? Untuk mengaktualisasikan
gagasan ini, maka KH Ahmad Dahlan memiliki konsep pemikiran tentang
pendidikan, yaitu diantaranya merubah cara mengajar dan belajar dari sistem
sorogan ke sistem klasikal. Bahan pelajaran yang diberikan tidak hanya
pelajaran agama tapi juga pelajaran umum. Beliau memperkenalkan rencana
pembelajaran yang teratur. Pendidikan diluar waktu belajar diselenggarakan di
dalam asrama yang terpimpin secara teratur. Pemikiran KH. Ahmad Dahlan
dalam memajukan pendidikan Islam di Indonesia yaitu dengan mencita-citakan
terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Kata kunci: konsep pemikiran pendidikan
Pendahuluan
Antara konteks sosial dan pemikiran terjadi suatu hubungan timbale balik
dimana satu pihak pemikiran terjadi dan berkembang dalam konteks sosial
tertentu dan di lain pihak konteks sosial terbentuk dan dikembangkan oleh

pemikiran. Dengan berfikir, kita sebagai manusia telah membentuk dan
mengembangkan konteks sosiokultural, dan telah menghumanisasi alam semesta
sehingga bertransformasi menjadi kebudayaan. Berfikir adalah langkah awal
manusia untuk mengaktualkan potensi dirinya. Dengan berfikir manusia dapat
memulai proses tahap awal belajar, yaitu bagaimana harus berperilaku dan
bersikap pada diri sendiri, pada orang lain dan lingkungannya. Berfifkir bagi
manusia adalah dasar dan pintu masuk ke pendidikan kemanusiaan dan
pemeliharaan lingkungan serta sosial.
Pada saat berfikir maka kita menyikapi realitas yang dimaknai pemahaman
realitas oleh dan dari seseorang melalui berfikir, ditujukan untuk dirinya sendiri
juga orang lain, dalam artian tertentu merupakan dasar pendidikan. Oleh sebab itu

memikirkan hal yang berarti dan bermakna untuk perkembangan hidup dengan
artian yang luas termasuk belajar atau proses pendidikan. Maka dari itu tidaklah
dapat disebut pendidikan jika tidak dimulai dengan berfikir. Jadi, berfikir adalah
kunci yang paling utama untuk transformasi hidup manusia secara internal
maupun eksternal.
Islam memandang pendidikan adalah bagian dari tugas kekhilafahan
manusia yang harus dikerjakan dengan rasa tanggung jawab dan pertanggung
jawaban itu baru akan bisa dituntut apabila sudah ada pedoman pelaksanaannya

dan aturan.
Di Indonesia, pemikiran KH Ahmad Dahlan tentang pendidikan sangatlah
dikenal dan menjadi sejarah pendidikan di Indonesia. KH Ahmad Dahlan adalah
Man Of Action, dan sudah sepatutnya apabila beliau mewariskan banyak amal
usaha. Bidang pendidikan adalah bentuk dari usaha beliau dan dengan itu pula
beliau dapat dijuluki atau dikatakan sebagai model dari kebangkitan generasi yang
merupakan titik pusat dari pergerakan yang bangkit untuk memberi jawaban atas
tantangan yang dihadapi umat islam. KH Ahmad Dahlan sepenuhnya
mengabdikan dirinya untuk kepentingan pendidikan, berbeda dengan tokoh-tokoh
lainnya yang memusatkan perhatiannya pada ekonomi dan politik.
Maka dari itu dalam penelitian ini penulis memusatkan atau hanya focus
pada konsep pendidikan menurut KH Ahmad Dahlan, dan oleh sebab itu paper ini
merumuskan APA KONSEP PEMIKIRAN PENDIDIKAN KH AHMAD
DAHLAN.
Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Dalam upaya mengungkapkan permasalahan yang ada maka peneliti
menggunakan metode library research atau studi kepustakaan yaitu suatu
cara mendapatkan data dengan cara mempelajari buku-buku di
perpustakaan dari peneliti terdahulu.


2. Data dan Sumber Data
Data dan sumber data didapatkan dari memperbanyak membaca buku
diperpustakaan atau yang sering disebut dengan library research.
3. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data ini adalah liblery research.
4. Teknik Analisis Data
Data yang telah terkumpul dianalisis dengan cara library research, yaitu
banyak-banyak membaca buku diperpustakaan dan membaca penelitian
terdahulu.
Hasil dan Pembahasan
1. KONSEP PEMIKIRAN PENDIDIKAN KH AHMAD DAHLAN
a. Konsep
Konsep adalah suatu abstraksi dari suatu realitas agar dapat
dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan
keterkaitan antar variable (baik yang diteliti maupun yang tidak
diteliti).1 Konsep adalah penompang teori yang menjelaskan tentang
teori yang dapat diuji melalui penelitian atau observasi.2
Adapun konsep menurut menurut para ahli dapat diuraikan
sebagai berikut:

1) Menurut Wikipedia Indonesia
Wikipedia Indonesia mendefinisikan pengertian konsep adalah
sesuatu yang abstrak, entitas mental yang universal yang merujuk
pada kategori dari entitas, kejadian atau hubungan. Konsep adalah
universal dimana dapat diterapkan di setiap extensi. Konsep dapat
juga diartikan pembawa arti.

1 Nursalam: 2008, Konsep & Metode Keperawatan, edisi ke 2, Jakarta, Salemba Medika,

hal. 55
2 Atik Purwandari: 2008, Konsep Kebidanan Sejarah dan Profrsionalisme, cet. 1, Jakarta,
Buku Kedokteran EGC, hal. 26

2) Menurut Soedjadi (2000:14)
Menurut Soedjadi, pengertian konsep adalah ide abstrak yang
dapat

digunakan

untuk


mengadakan

klasifikasi

atau

penggolongan yang pada umumnya dinyatakan dengan sesuatu
istilah atau rangkaian kata.
3) Menurut Singarimbun dan Efendi (2009)
Pengertian konsep menurut mereka berdua adalah generalisasi
dari kelompok fenomena tertentu, sehingga dapat dipakai untuk
menggambarkan berbagai hal fenomena yang sama.
Dari definisi para ahli diatas dapat disimpulkan pengertian
konsep adalah sekumpulan gagasan atau ide yang sempurna dan
bermakna berupa abstrak, entitas mental yang universal dimana
dapat digunakan secara merata untuk setiap extensi sehingga
konsep membawa suatu arti yang mewakili sejumlah objek yang
memiliki cirri yang sama dan bentuk suatu kesatuan pengertian
tentang suatu hal atau persoalan yang dirumuskan

b. Pemikiran
Menurut Meyer3 (1977) pemikiran adalah suatu perkara yang
melibatkan pengelolaan operasi mental tertentu yang berlaku
memindai atau suatu sistem kognitif untuk menyelesaikan masalah.
Adapun kata kunci definisi pemikiran menurut Mayer adalah
penyelesaian masalah. Definisi pemikiran Mayer ini sama dengan
pendapat Edward De Bono (1976) yang meminta sekumpulan guru
matematika untuk mendefinisikan pemikiran tersebut, dan akhirnya
guru-guru itu menyatakan bahwa pemikiran adalah proses pemikiran,
dan secara amnya pemikiran adalah suatu proses minda yang
bertujuan:
1) Mencari makna pada suatu perkara dan pemahaman pada suatu
perkara.
3 Azizi Yahaya: 2005, Aplikasi Kognitif Dalam Pendidikan, cet. 1, Bukit Tinggi, PTS

Profesional Publising, hal. 210

2) Membuat keputusan dan membuat refleksi
3) Menyelesaikan masalah dan menerka berbagai ide dan alasan.
Pemikiran adalah proses menggunakan minda untuk

mencari makna dan pemahaman atas suatu perkara, menerka idea
tau ciptaan dan membuat suatu pertimbangan yang wajar,
membuat keputusan dan menyelesaikan masalah dan selanjutnya
membuat refleksi dan metakognitif atas hal yang dialami.4
c. Pendidikan
Menurut kamus bahasa Indonesia pendidikan adalah proses
pengubahan sikap dan tata laku atau akhlak seseorang atau
sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui
upaya pengajaran dan pelatihan.5
Pengertian pendidikan menurut Undang-Undang SISDIKNAS
no 20 tahun 2003, yaitu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik dapat
mengembangkan

potensi

diri

secara


aktif

agar

mempunyai

pengendalian, cerdas, terampil dalam bermasyarakat, kekuatan
spiritual, agama, dan akhlak yang mulia.
Pendidikan adalah sesuatu hal yang esensial bagi manusia.
Dengan pendidikan manusia bisa menghadapi alam semesta ini untuk
mempertahankan hidupnya agar tetap survive. Karena pentingnya
pendidikan, Islam menempatkan pendidikan pada kedudukannya yang
penting dan tinggi dalam doktrinnya.6
Muhammad Darwis adalah nama kecilnya KH Ahmad Dahlan
yang merupakan pahlawan Nasional Indonesia. KH Ahmad Dahlan
lahir di kota Yogyakarta 1 Agustus 1868. Dari 7 bersaudara beliau
adalah anak ke: 4 dari KH Abu Bakar dan Siti Aminah. KH Ahmad
4 Mardzelah Makhsin: 2006, Sains Pemikiran Dan Etika, cet. 1, Kuala Lumpur, PTS

Profesional Publising, hal. 11

5 Kamus Bahasa Indonesia.
6 Abuddin Nata: 2012, Sejarah Pendidikan Islam, 3, Jakarta, PT RAJA GRAFINDO
PERSADA, hal. 26

Dahlan wafat pada tanggal 25 Februari 1923. 7 Beliau merupakan
keturunan dari Maulana Malik Ibrahim ke: 12 yang seorang wali
songo terkemuka di Jawa.8 Pada usia 18 tahun KH Ahmad Dahlan
menikah dengan Siti Walidah, beliau inilah yang dikenal dengan Nyai
Ahmad Dahlan yang mendirikan Aisyiyah dan merupakan pahlawan
Nasional juga.9
d. Konsep Pendidikan KH Ahmad Dahlan
Selain sebagai pahlawan Nasional Indonesia, KH Ahmad
Dahlan prihatin dengan rakyat Indonesia yang pada saat itu terjajah
oleh Belanda. Belanda telah menghancurkan kehidupan umat islam
dalam hal perdagangan dan politik. Keadaan umat islam waktu itu
menyimpang dari ajaran islam, diantaranya adalah khurofat, bid’ah,
tahayul, dan yang lebih buruk lagi adalah gencarnya kristenisasi.
Dengan keadaan umat islam yang bodoh, miskin, dan terbelakang,
akibat pemerintahan Belanda, KH Ahmad Dahlan sangat tersentuh.
Selain keadaan yang diatas, pendidikan di Indonesia juga lemah,

sehingga sangat sulit untuk menandingi misi Kristen. Oleh sebab itu
KH Ahmad Dahlan terpanggil untuk memperbaiki sistem islam yang
bebas dari khurofat, tahayul, dan bid’ah, dan tetap berdasarkan alQuran dan hadits, maka oleh karena itu pula KH Ahmad Dahlan focus
untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia.
Pendidikan islam menurut KH Ahmad Dahlan seharusnya
dilaksanakan berdasarkan landasan yang kuat. Pendidikan harusnya
menjadi prioritas yang utama untuk membangun umat.
Upaya untuk mengaktualisasikan gagasan ini, maka KH Ahmad
Dahlan memiliki konsep pemikiran tentang pendidikan, yaitu
diantaranya:
7 H. Syamsul Nizar: 2002, Filsafat Pendidikan Islam, Pendekatan Historis, Teoritis dan

Praktis, 1, Jakarta, Ciputat Pers, hal. 100
8 Adi Nugroho: 2001, KH Ahmad Dahlan: Biografi Singkat 1868-1923, 1, Jogjakarta,
Garasi House Of Book, hal. 19-20
9 Ibid. hal. 20-21

1. Tujuan Pendidikan
Menurut K.H. Ahmad Dahlan, pendidikan Islam hendaknya
diarahkan pada usaha membentuk manusia muslim yang berbudi

pekerti luhur, alim dalam agama, luas pandangan dan paham
masalah ilmu keduniaan, serta bersedia berjuang untuk kemajuan
masyarakatnya.

Tujuan

pendidikan

tersebut

merupakan

pembaharuan dari tujuan pendidikan yang saling bertentangan
pada saat itu yaitu pendidikan pesantren dan pendidikan sekolah
model Belanda. Di satu sisi pendidikan pesantren hanya bertujuan
utnuk menciptakan individu yang salih dan mendalami ilmu
agama.

Sebaliknya,

pendidikan

sekolah

model

Belanda

merupakan pendidikan sekuler yang didalamnya tidak diajarkan
agama sama sekali.10
Melihat ketimpangan tersebut KH. Ahamd Dahlan
berpendapat bahwa tujuan pendidikan yang sempurna adalah
melahirkan individu yang utuh menguasai ilmu agama dan ilmu
umum, material dan spritual serta dunia dan akhirat. Bagi K.H.
Ahmad Dahlan kedua hal tersebut (agama-umum, materialspritual dan dunia-akhirat) merupakan hal yang tidak bisa
dipisahkan satu sama lain. Inilah yang menjadi alasan mengapa
KH. Ahmad Dahlan mengajarkan pelajaran agama dan ilmu
umum sekaligus di Madrasah Muhammadiyah.
2. Materi pendidikan
KH. Ahmad Dahlan berpendapat bahwa kurikulum atau
materi pendidikan hendaknya meliputi:
a) Pendidikan moral, akhlaq yaitu sebagai usaha menanamkan
karakter manusia yang baik berdasarkan Al-Qur’an dan AsSunnah.

10 M. Nasruddin Anshoriy: 2010, Matahari Pembaruan: rekam jejak KH Ahmad Dahlan,

1, Yogyakarta, JB publisher, hal. 82

b) Pendidikan individu, yaitu sebagai usaha untuk menumbuhkan
kesadaran individu yang utuh yang berkesinambungan antara
perkembangan mental dan gagasan, antara keyakinan dan
intelek serta antara dunia dengan akhirat.
c) Pendidikan kemasyarakatan yaitu sebagai usaha untuk
menumbuhkan kesediaan dan keinginan hidup bermasyarakat.
3. Metode Mengajar
Ada dua sistem pendidikan yang berkembang di Indonesia,
yaitu pendidikan pesantren dan pendidikan Barat. Pandangan
Ahmad Dahlan, ada problem mendasar berkaitan dengan lembaga
pendidikan di kalangan umat Islam, khususnya lembaga
pendidikan pesantren. Menurut Syamsul Nizar, dalam bukunya
Filsafat Pendidikan Islam, menerangkan bahwa problem tersebut
berkaitan dengan proses belajar-mengajar, kurikulum, dan materi
pendidikan.
Dari realitas pendidikan tersebut, K.H. Ahmad Dahlan
menawarkan sebuah metode sintesis antara metode pendidikan
modern Barat dengan metode pendidikan pesantren. Dari sini
tampak bahwa lembaga pendidikan yang didirikan K.H. Ahmad
Dahlan berbeda dengan lembaga pendidikan yang dikelola oleh
masyarakat pribumi saat ini. Metode pembelajaran yang
dikembangkan K.H. Ahmad Dahlan bercorak kontekstual melalui
proses dialogis dan penyadaran. Contoh klasik adalah ketika
beliau menjelaskan surat al-Ma’un kepada santri-santrinya secara
berulang-ulang sampai santri itu menyadari bahwa surat itu
menganjurkan supaya kita memperhatikan dan menolong fakirmiskin, dan harus mengamalkan isinya.
Hal ini karena pelajaran agama tidak cukup hanya dihafalkan
atau dipahami secara kognitif, tetapi harus diamalkan sesuai
situasi dan kondisi. Adapun perbedaan model belajar yang

digunakan antara pendidikan di pesantren dengan pendidikan
yang diajarka oleh Ahmad Dahlan adalah sebagai berikut:
a)

Cara belajar-mengajar di pesantren menggunakan sistem
Weton dan Sorogal, madrasah yang dibangun Ahmad Dahlan
menggunakan sistem masihal seperti sekolah Belanda.

b) Bahan pelajaran di pesantren mengambil kitab-kitab agama.
Sedangkan di madrasah yang dibangun Ahmad Dahlan bahan
pelajarannya diambil dari buku-buku umum.
c)

Hubungan antara guru-murid, di pesantren hubungan gurumurid biasanya terkesan otoriter karena para kiai memiliki
otoritas ilmu yang dianggap sakral. Sedangkan madrasah
yang dibangun Ahmad Dahlan mulai mengembangkan
hubungan guru-murid yang akrab.

4. Pendidik
Muhammadiyah menanamkan keyakinan paham tentang
Islam dalam sistem pendidikan dan pengajaran. Penerapan sistem
pendidikan Muhammadiyah ini ternyata membawa hasil yang
tidak tenilai harganya bagi kemajuan, bangsa Indonesia pada
umumnya dan khususnya umat Islam di Indonesia.
Muhammadiyah, berpendirian, bahwa para guru memegang
peranan yang penting di sekolah dalam usaha menghasilkan anakanak didik seperti yang dicita-citakan Muhammadiyah. Yang
penting bagi para guru ialah memahami dan menghayati serta ikut
beramal

dalam

Muhammadiyah.

Dengan

memahami

dan

menghayati serta ikut beramal dalam Muhammadiyah, para guru
dapat menjalankan fungsinya sesuai dengan apa yang dicitacitakan Muhammadiyah.
5. Peserta Didik
Muhammadiyah berusaha mengembalikan ajaran islam pada
sumbernya yaitu Al-Qur’an dan Hadis. Muhammadiyah bertujuan

meluaskan dan mempertinggi pendidikan agama Islam, sehingga
terwujud masyarakat Islam yang sebenarnya. Untuk mencapai
tujuan itu, muhammadiyah mendirikan sekolah-sekolah yang
tersebar di seluruh Indonesia.
Dalam dunia pendidikan dan pengajaran Muhammadiyah
telah mengadakan pembaruan pendidikan agama. Modernisasi
dalam sistem pendidikan dijalankan dengan menukar sistem
pondok pesantren dengan pendidikan modern sesuai dengan
tuntutan dan kehendak zaman.Pengajaran agama Islam diberikan
di

sekolah-sekolah

umum

baik

negeri

maupun

swasta.

Muhammadiyah telah mendirikan sekolah-sekolah baik yang khas
agama maupun yang bersifat umum.
Metode baru yang diterapkan oleh sekolah Muhammadiyah
mendorong pemahaman Al-Qur’an dan Hadis secara bebas oleh
para pelajar sendiri. Tanya jawab dan pembahasan makna dan
ayat tertentu juga dianjurkan dikelas. “Bocah-bocah dimardikaake
pikire (anak-anak diberi kebebasan berpikir)”, suatu pernyataan
yang dikutip dari seorang pembicara kongres Muhammadiyah
tahun

1925,

melukiskan

suasana

baik

sekolah-sekolah

Muhammadiyah pertama kali (Mailrapport No. 467X/25: 13).
Simpulan
Dari bahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa KH Ahmad Dahlan
selain merubah cara mengajar dan belajar dari sistem sorogan ke sistem klasikal,
bahan pelajaran yang diberikan tidak hanya pelajaran agama tapi juga pelajaran
umum, beliau memperkenalkan juga konsep pendidikan yang diantaranya adalah
tujuan pendidikan, materi pendidikan, metode mengajar, pendidik, dan peserta
didik.
Daftar Pustaka
Abuddin Nata: 2012, Sejarah Pendidikan Islam, 3, Jakarta, PT RAJA GRAFINDO
PERSADA.

Adi Nugroho: 2001, KH Ahmad Dahlan: Biografi Singkat 1868-1923, 1,
Jogjakarta, Garasi House Of Book.
Atik Purwandari: 2008, Konsep Kebidanan Sejarah dan Profrsionalisme, cet. 1,
Jakarta, Buku Kedokteran EGC.
Azizi Yahaya: 2005, Aplikasi Kognitif Dalam Pendidikan, cet. 1, Bukit Tinggi,
PTS Profesional Publising.
Mardzelah Makhsin: 2006, Sains Pemikiran Dan Etika, cet. 1, Kuala Lumpur, PTS
Profesional Publising.
M. Nasruddin Anshoriy: 2010, Matahari Pembaruan: rekam jejak KH Ahmad
Dahlan, 1, Yogyakarta, JB publisher.
Nursalam: 2008, Konsep & Metode Keperawatan, edisi ke 2, Jakarta, Salemba
Medika.
H. Syamsul Nizar: 2002, Filsafat Pendidikan Islam, Pendekatan Historis, Teoritis
dan Praktis, 1, Jakarta, Ciputat Pers.
Kamus Bahasa Indonesia.