MANAJEMEN SISTEM TATA UDARA PADA GEDUNG REKTORAT UNIVERSITAS LAMPUNG

(1)

ABSTRACT

HVAC (HEATING, VENTILATION, AND AIR CONDITIONING) SYSTEMS MANAGEMENT ON RECTORATE BUILDING AT THE UNIVERSITY

OF LAMPUNG By

Andrie Dwi Setyawan

HVAC (Heating, Ventilation, and Air Conditioning) system is air conditioning system to adjust the comfort level of both the ambient temperature and air humidity. HVAC system in the Rectorate Building of Universitas Lampung (UNILA) still not good, because the use of AC (Air Conditioner) are less wise and not in accordance with standard usage and placement operations AC (Air Conditioner) is not standard, that causing energy consumption in the Rectorate Building of UNILA increase every month. Because that, research was need at Rectorate Building of UNILA through management of the HVAC system, to calculate electrical energy consumption that consumed for air conditioning system.

Energy Consumption Intensity (IKE) values obtained of 3.13 kWh/m² per month, this result is a highly efficient results according to Permen ESDM no.13 in 2012 is less than 8.5 kWh/m² per month. In addition to the comfort level of the results obtained average of 68.18% for humidity and 27.4ºC for room temperature, this value has not reached the standards set by SNI 6390-2011 is 55% to 65 % for humidity and 24 oC to 27 oC for tempereture. Cooling load is calculated using the method Total Equivalent Temperature Difference (TETD/TA) and the results obtained maximum load occurs at 16.00 or at 4 pm with a total load of sensible and latent is 1087062.53 btu/h. AC energy consumption in the Rectorate Building of UNILA is 761.4 kWh per day with a ratio of total building energy consumption by 1006.62 kWh per day. Overall, AC (Air Conditioner) Energy consumption accounted for 75.63% of total energy consumption in the Rectorate Building of UNILA.

Keywords : Cooling load, Rectorate Building of UNILA, Energy Consumption Intensity, HVAC systems


(2)

ABSTRAK

MANAJEMEN SISTEM TATA UDARA PADA GEDUNG REKTORAT UNIVERSITAS LAMPUNG

Oleh

Andrie Dwi Setyawan

Sistem tata udara merupakan sistem pengkondisian udara yang berfungsi untuk mengatur tingkat kenyamanan baik suhu maupun kelembaban udaranya. Sistem tata udara pada Gedung Rektorat Universitas Lampung (UNILA) masih terbilang kurang baik, dikarenakan pemakaian AC (Air Conditioner) yang kurang bijak dan tidak sesuai dengan standar operasi pemakaian serta penempatan AC (Air Conditioner) yang salah, sehingga menyebabkan konsumsi energi listrik di Gedung Rektorat UNILA mengalami peningkatan setiap bulannya. Karenanya perlu dilakukan penelitian di Gedung Rektorat UNILA melalui manajemen sistem tata udara, untuk mengetahui besarnya energi listrik yang dikonsumsi untuk sistem tata udara.

Nilai Intensitas Konsumsi Energi (IKE) diperoleh sebesar 3.13 kWh/m² per bulan, hasil ini merupakan hasil yang sangat efisien menurut standar Per Men ESDM no.13 tahun 2012 yaitu kurang dari 8.5 kWh/m² per bulan. Selain itu untuk tingkat kenyamanan didapatkan hasil rata-rata 68.18% untuk kelembaban dan 27.4ºC untuk suhu ruangan, nilai ini belum mencapai standar yang ditetapkan oleh SNI 6390-2011 yaitu 55 % hingga 65 % untuk kelembaban dan 24 oC hingga 27 oC untuk suhu. Beban pendinginan dihitung menggunakan metoda Perbedaan Temperatur Ekuivalen Total (TETD/TA) dan didapatkan hasil beban maksimum terjadi pada pukul 16.00 atau pada pukul 4 sore dengan total beban sensibel dan laten sebesar 1087062.53 btu/h. Pemakaian energi AC pada Gedung Rektorat UNILA sebesar 761.4 kWh per hari dengan perbandingan total pemakaian energi gedung sebesar 1006.62 kWh per hari. Secara keseluruhan, AC (Air Conditioner) menyumbang pemakaian energi sebesar 75.63% dari total pemakaian energi pada Gedung Rektorat UNILA.

Kata kunci : Beban pendinginan, Gedung Rektorat UNILA, Intensitas Konsumsi Energi, sistem tata udara


(3)

MANAJEMEN SISTEM TATA UDARA PADA GEDUNG REKTORAT UNIVERSITAS LAMPUNG

Oleh

ANDRIE DWI SETYAWAN

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar

SARJANA TEKNIK

Pada

Jurusan Teknik Elektro

Fakultas Teknik Universitas Lampung

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2014


(4)

(5)

(6)

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Muara Enim pada tanggal 25 Februari 1989, sebagai anak kedua dari dua bersaudara, dari Bapak Oman Jaya (alm) dan Ibu Charnahati. Pendidikan di Sekolah Dasar di SDN 4 Labuhan Ratu diselesaikan pada tahun 2001, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di SLTPN 19 Bandarlampung diselesaikan pada tahun 2004, dan Sekolah Menengah Atas di SMAN 9 Bandarlampung diselesaikan pada tahun 2007.

Pada tahun 2008, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Lampung melalui jalur SNMPTN 2008. Pada semester 5 penulis memilih Konsentrasi Sistem Energi Elektrik sebagai fokus dalam perkuliahan dan penelitian.

Pada Tahun 2012 penulis melaksanakan Kerja Praktik (KP) pada tanggal 1 Februari – 29 Februari di Divisi Perawatan Dinas Transmisi dan Distribusi di PT. Krakatau Daya Listrik, Cilegon, Banten dan pada laporan kerja praktik membahas mengenai “Pengubah Rasio Tegangan Untuk Stabilitas Penyaluran Tegangan Pada Transformator 80 MVA (On Load Tap Changer / OLTC) Di PT. Krakatau


(8)

“Bersyukurlah Untuk Setiap

Tantangan…Karena Itu Akan Membangun

Kekuatan Dan Karaktermu”

“Bersyukurlah Untuk

Keterbatasanmu…Karena Itu

Memberimu Kesempatan Untuk

Berkembang”

“Melajulah Hanya Untuk

Dirimu….Tunggulah Hanya Untuk

Teman-Temanmu….Kembalilah Hanya Untuk

Keluargamu”


(9)

Kupersembahkan Karya Kecil dan Sederhana Ini Untuk

Ayah Dan Ibuku Tercinta ;

Oman Jaya (Alm)

&

Charnahati

atas ketulusan, kasih sayang, doa dan semua pemberian

yang tiada henti...

Tak lupa untuk saudaraku tersayang ;

Yudhi Tri Setyadi


(10)

SANWACANA

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT, Karena berkat rahmat dan hidayah-NYA penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi dengan judul “Manajemen Sistem Tata Udara Pada Gedung Rektorat Universitas Lampung” merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Lampung. Penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran yang bersifat membangun bila terdapat kekurangan dalam skripsi ini.

Selama melaksanakan penelitian, penulis banyak mendapatkan pengalaman yang sangat berharga. Penulis juga telah mendapat bantuan baik moril, materi, bimbingan, petunjuk serta saran dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Suharno, M.Sc selaku Dekan Fakultas Teknik; 2. Bapak Agus Trisanto, Ph. D. selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro; 3. Ibu Herlinawati, S.T, M.T. selaku Sekretaris Jurusan Teknik Elektro;

4. Ibu Dr. Eng. Endah Komalasari selaku Pembimbing Utama atas kesediaannya meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, saran dan kritik dalam proses penyelesaian tugas akhir ini;


(11)

5. Ibu Dr. Eng. Dikpride Despa selaku Pembimbing Kedua atas kesediaannya untuk memberikan bimbingan, saran dan kritik dalam proses penyelesaian tugas akhir ini;

6. Ibu Nining Purwasih, S.T., M.T. selaku Penguji Utama tugas akhir. Terima Kasih untuk masukan dan saran-sarannya dalam tugas akhir ini;

7. Bapak Herri Gusmedi, S.T., M.T. selaku Pembimbing Akademik atas kesediaannya membimbing penulis;

8. Seluruh Dosen Jurusan Teknik Elektro Universitas Lampung atas pengajaran dan bimbingannya yang diberikan selama ini kepada penulis;

9. Mbak Ning beserta seluruh jajarannya atas semua bantuannya menyelesaikan urusan administrasi di Teknik Elektro Universitas Lampung selama ini;

10.Kedua orang tua penulis, Almarhum Ayahanda dan Ibunda tercinta yang senantiasa memberikan dukungan, cinta dan kasih sayang sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas akhir ini;

11.Adik penulis, Yudhi tri Setyadi serta seluruh keluarga besarku yang tidak dapat disebut satu persatu, atas segala kasih sayang, perhatian, dukungan dan pengorbanannya selama penulis menyelesaikan kuliah;

12.Saudara-saudara seperjuangan, Felix Manahan A.N., Herdiawan Yudistira, Jeni Achmat Rinaldi, M. Cahyadi, dan Riady Amartha atas segala dukungan, motivasi dan selalu menemani penulis dalam suka maupun duka;

13.Teman Seperjuangan Adi Saputra dan Dedi Kurniawan atas semua bantuan dan motivasi kepada penulis;

14.Seluruh punggawa Teknik Elektro 2008 “Terimakasih” atas kebersamaan dan dukungannya, kalian adalah sahabat-sahabat ELEKTRO yang luar biasa;


(12)

15.Seluruh Keluarga Besar Kostan Belimbing yang telah bersama-sama sebagai penghuni kostan dengan segala keriangannya;

16.Semua pihak yang telah membantu serta mendukung penulis dari awal kuliah hingga terselesaikannya tugas akhir ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu;

17.Almamater tercinta, atas kisah hidup yang penulis dapatkan semasa kuliah.

Semoga kebaikan, kemurahan hati dan bantuan yang telah diberikan semua pihak mendapat balasan yang setimpal dari ALLAH SWT dan semoga hari-hari kita selalu indah dan menjadi lebih baik lagi.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak terlepas dari kesalahan dan jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu masukan serta saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan dimasa yang akan datang. Akhirnya, semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, 14 September 2014 Penulis,


(13)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vi

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan Penelitian ... 2

C. Manfaat Penelitian ... 2

D. Batasan Masalah ... 3

E. Rumusan Masalah ... 3

F. Hipotesis ... 3

G. Sistematika Penulisan ... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 6

A. Sistem Tata Udara ... 6

B. Manajemen Sistem Tata Udara ... 7

C. Komponen Utama dan Cara Kerja Sistem Tata Udara ... 9


(14)

ii

C.2. Cara Kerja Sistem AC ... 10

D. Pahami Situasi Pemakaian Energi Tata Udara ... 12

E. Pengujian Efisiensi Sistem Tata Udara ... 16

F. Intensitas Konsumsi Energi (IKE) ... 16

III. METODE PENELITIAN ... 18

A. Metode Penelitian ... 18

B. Tempat Penelitian ... 21

C. Alat dan Bahan ... 21

D. Diagram Alir Penelitian ... 23

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... 24

A. Intensitas Konsumsi Energi (IKE) ... 24

A.1. Denah dan Luas Bangunan Gedung ... 24

A.2. Hasil Pengukuran Daya Terpasang Pada Gedung ... 25

A.3. Menghitung IKE (Intensitas Konsumsi Energi) ... 26

B. Hasil Pengukuran Kelembaban Udara dan Suhu Ruangan ... 27

C. Hasil Pengukuran Konsumsi Daya AC ... 59

D. Kualitas Daya … ... 60

E. Beban Pendinginan ... 65

E.1. Pehitungan Beban Dari Luar (External Heat Gain) ... 65

E.1.1. Perhitungan Beban Melewati Atap ... 65

E.1.2. Perhitungan Beban Melewati Jendela ... 66


(15)

iii

E.2.1. Perhitungan Beban Dari Manusia ... 67

E.2.2. Penerangan ... 69

E.2.3. Peralatan ... 70

F. Rekomendasi Perbaikan Sistem Tata Udara. ... 72

V. SIMPULAN ... 73

A. Simpulan ... 73

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(16)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1. Beban pendinginan berdasarkan fungsi bangunan………….. 15 2.2. Permen ESDM no.13 tahun 2012... 17 4.1. Luas Bangunan Gedung Rektorat Universitas Lampung ... 25 4.2. Data Konsumsi Energi Listrik tahun 2011 dan 2012 ... 26 4.3. Data Pengukuran Kelembaban Udara Dan Suhu Ruangan

dibandingkan dengan SNI Pada Gedung Rektorat Universitas Lampung Lantai 1 ... . 28 4.4. PK Sistem Tata Udara Pada Lantai 1 ... 31 4.5. Data Pengukuran Kelembaban Udara Dan Suhu Ruangan

dibandingkan dengan SNI Pada Gedung Rektorat Universitas Lampung Lantai 2 ... 35 4.6. PK Sistem Tata Udara Pada Lantai 2 ... 39 4.7. Data Pengukuran Kelembaban Udara Dan Suhu Ruangan

dibandingkan dengan SNI Pada Gedung Rektorat Universitas Lampung Lantai 3 ... 43 4.8. PK Sistem Tata Udara Pada Lantai 3 ... 47 4.9. Data Pengukuran Kelembaban Udara Dan Suhu Ruangan

dibandingkan dengan SNI Pada Gedung Rektorat Universitas Lampung Lantai 4 ... 49 4.10. PK Sistem Tata Udara Pada Lantai 4 ... 51 4.11. Data Pengukuran Kelembaban Udara Dan Suhu Ruangan


(17)

v

Lampung Lantai 5 ... 54

4.12. PK Sistem Tata Udara Pada Lantai 5 ... 56

4.13. Total Pemakaian Daya AC ... 59

4.14. Heat Gain yang melewati atap ... 65

4.15. Heat Gain yang melewati jendela selatan ... 66

4.16. Heat Gain yang melewati jendela utara ... 66

4.17. Heat Gain yang melewati jendela timur ... 67

4.18. Heat Gain yang melewati jendela barat ... 67

4.19. Total Pemakaian Daya Peralatan ... 70

4.20. Total beban pendinginan maksimum ... 70


(18)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Sistem AC ... 10

2.2. Setting suhu yang benar ... 14

2.3. Setiing suhu mempengaruhi konsumsi energi ... 14

3.1. Diagram alir penelitian ... 22

4.1. Grafik Nilai IKE 2011-2012 ... 26

4.2. Keadaan Suhu Lantai 1 ... 32

4.3. Keadaan Kelembaban Lantai 1 ... 32

4.4. Ruang Subag Sarana Pendidikan Pada Lantai 1 ... 34

4.5. Penempatan AC Yang Seharusnya... 34

4.6. Keadaan Suhu Lantai 2 ... 40

4.7. Keadaan Kelembaban Lantai 2 ... 41

4.8. Ruang Tim Kerja PR I dan PR II Pada Lantai 2 ... 42

4.9. Penempatan AC Yang Seharusnya... 42

4.10. Keadaan Suhu Lantai 3 ... 48

4.11. Keadaan Kelembaban Lantai 3 ... 48

4.12. Keadaan Suhu Lantai 4 ... 52


(19)

vii

4.14. Ruang Sidang Pada Lantai 4 ... 53

4.15. Penempatan AC Yang Seharusnya... 53

4.16. Keadaan Suhu Lantai 5 ... 57

4.17. Keadaan Kelembaban Lantai 5 ... 58

4.18. Grafik daya aktif per fasa ... 60

4.19. Grafik daya aktif rata-rata ... 61

4.20 Grafik daya reaktif per fasa. ... 61

4.21. Grafik daya reaktif rata-rata ... 62

4.22. Grafik daya semu per fasa. ... . 62


(20)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem tata udara merupakan sistem pengkondisian udara yang berfungsi untuk mengatur tingkat kenyamanan baik dari keadaan suhu maupun kelembaban udaranya. Sistem tata udara pada Gedung Rektorat Universitas Lampung masih terbilang kurang baik, dikarenakan pemakaian AC (Air Conditioner) yang kurang bijak dan tidak sesuai dengan standar operasi pemakaian serta penempatan AC (Air Conditioner) yang salah, sehingga menyebabkan konsumsi energi listrik di Gedung Rektorat Universitas Lampung mengalami peningkatan setiap bulannya. Untuk itu konsumsi energi listrik perlu dilakukan perhitungan ulang guna mengetahui apakah konsumsi energi listriknya masih hemat dan efisien atau tidak. Kunci penghematan energi pada gedung-gedung tinggi adalah dengan penggunaan listrik untuk AC (Air Conditioner) dan penerangan yang dapat ditekan serendah mungkin. [4]

Melihat dari keadaan sistem tata udara pada Gedung Rektorat Universitas Lampung yang kurang baik, perlu diadakan manajemen sistem tata udara pada gedung tersebut. Manajemen sistem tata udara merupakan suatu kegiatan yang dimaksud untuk mengidentifikasi penggunaan sistem tata udara secara efektif demi mencapai sasaran pemakaian yang optimal, dimana dan berapa energi yang


(21)

2

digunakan serta berapa potensi penghematan yang mungkin diperoleh dalam suatu fasilitas pengguna energi. Untuk maksud inilah perlu dilaksanakan kegiatan penelitian di Gedung Rektorat Universitas Lampung melalui manajemen sistem tata udara. Manajemen sistem tata udara ini meliputi perhitungan intensitas konsumsi energi listrik dan perhitungan beban pendinginan, setelah itu alternatif peluang untuk penghematannya dapat dicari.

B. Tujuan Penelitian

Tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah :

1. Mengetahui besarnya IKE (Intensitas Konsumsi Energi) pada Gedung Rektorat Universitas Lampung.

2. Memberi rekomendasi penghematan energi listrik untuk sistem tata udara pada Gedung Rektorat Universitas Lampung.

C. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Didapatkan nilai Intensitas Konsumsi Energi ( IKE ) listrik pada Gedung Rektorat Universitas Lampung.

2. Didapatkan rekomendasi perbaikan yang dapat dilakukan pada gedung Rektorat Universitas Lampung untuk sistem tata udaranya.


(22)

3

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah :

1. Bagaimana mengukur nilai IKE ( Intensitas Konsumsi Energi ) pada sistem tata udara di Gedung Rektorat Universitas Lampung.

2. Rekomendasi apa yang bisa diberikan untuk meningkatkan efisiensi pemakaian energi listrik pada sistem tata udara di Gedung Rektorat Universitas Lampung.

E. Batasan Masalah

Batasan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Penelitian hanya dilaksanakan di Gedung Rektorat Universitas Lampung. 2. Variabel yang dihitung adalah Intensitas Konsumsi Energi (IKE) dan

beban pendinginan.

3. Sistem tata udara yang dibahas hanya mencakup AC (Air Conditioner).

F. Hipotesis

Dengan adanya manajemen sistem tata udara ini dapat diketahui profil penggunaan energi listrik untuk sistem tata udara pada Gedung Rektorat Universitas Lampung, sehingga diharapkan dapat mengetahui besar pemborosan konsumsi energi pada peralatan listrik dan dapat direkomendasikan cara efektif dalam menghemat biaya energi listrik dengan mengetahui secara terinci energi yang digunakan.


(23)

4

G. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan Tugas Akhir ini sistematika penulisan yang dibuat mengacu pada aturan penulisan skripsi Jurusan teknik Elektro yaitu sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjabarkan aspek latar belakang yang relevan dengan tujuan tugas akhir yang terdiri atas: latar belakang, tujuan penelitian, manfaat penelitian, rumusan masalah, batasan masalah, dan sistematika penulisan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Menjabarkan tentang teori pendukung penelitian, yang diperoleh dari jurnal, makalah ilmiah ataupun buku-buku pelajaran. Teori pendukung yang ditulis terkait dengan audit energi.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan metode yang dilakukan dalam penelitian, waktu dan tempat pelaksanaan penelitian, jadwal kegiatan penelitian, alat dan bahan yang digunakan, tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini berisi tentang pembahasan dan hasil penelitian audit energi awal, dan audit energi rinci, serta pencarian peluang penghematan energi.


(24)

5

BAB V SIMPULAN

Menjabarkan tentang kesimpulan dari hasil pembahasan dan analisis masalah. Kesimpulan diikuti oleh saran yang berguna untuk pengembangan penelitian lanjutan.

Daftar Pustaka Lampiran


(25)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A.Sistem Tata Udara

Hampir semua aktifitas dalam gedung seperti kantor, hotel, rumah sakit, apartemen, dan pusat belanja memerlukan listrik misalnya untuk keperluan lampu penerangan, pendingin ruangan, lift, dan eskalator. Di Indonesia yang beriklim tropis, sebagian besar energi listrik digunakan untuk mendinginkan ruangan dengan menggunakan sistem tata udara atau dikenal dengan Air Conditioner

(AC). Bangunan gedung modern menggunakan berbagai sarana untuk memberi kenyamanan bagi penghuni dan tamunya. Sarana yang memberikan kenyamanan ini disebut dengan utilitas bangunan dengan distribusi pemakaian listrik dan sistem tata udara adalah konsumen pemakai listrik terbesar.

Pada dasarnya sistem tata udara terbagi menjadi 2, yaitu : - Sistem tata udara langsung (Direct Cooling).

Pada sistem ini udara diturunkan suhunya oleh refrigran freon dan disalurkan ke dalam ruangan tanpa saluran udara (ducting). Jenis yang digunakan adalah AC Window berkapasitas 0,5 – 2 pk, AC split berkapasitas 0,5 – 3 pk dan AC package berkapasitas sampai 10 pk.


(26)

7

Refrigran yang digunakan bukan freon tetapi air es (chilled water) dengan suhu sekitar 50C. Air es dihasilkan dalam chiller (mesin pembuat es yang menggunakan refrigran sebagai zat pendingin). Sistem ini dikenal dengan sistem tata udara terpusat (Central Air Conditioning System). [6]

Bagi negara berkembang seperti Indonesia, menghemat energi berarti mengurangi biaya produksi dan menambah keuntungan atau suatu kesempatan untuk program pengembangan produktivitas/daya saing usaha. Dalam menghemat energi pada bangunan gedung paska konstruksi, ada lima hal pokok yang perlu dilakukan yaitu : komitmen manajemen, identifikasi masalah, penunjukan petugas energi, implementasi dan evaluasi pelaksanaan. Hasil-hasil penelitaian tentang lingkungan kerja menunjukkan bahwa di dalam ruang berudara segar civitas/karyawan dapat bekerja lebih baik dan jumlah kesalahan dapat dikurangi sehingga efisiensi kerja dapat ditingkatkan.[9]

B.Manajemen Sistem Tata Udara

Instalasi pendinginan pertama kali dibuat dan dipatenkan oleh seorang berkebangsaan Amerika, yaitu Joseph Mc.Creaty, dalam tahun 1897. Pada waktu itu, instalasi tersebut dinamai mesin pencuci udara (air washer), yaitu suatu sistem pendinginan yang menggunakan percikan air. Sedangkan Dr. Willis Haviland Carrier (Amerika Serikat, 1906) dapat dianggap sebagai orang pertama yang berhasil membuat alat pengatur temperatur dan kelembaban udara, ia berhasil menyegarkan udara dari sebuah percetakan dengan menggunakan sistem pencuci udara. Dalam hal tersebut ia mendinginkan dan menjenuhkan udara sampai mencapai titik embunnya. Teori Termodinamika yang dihasilkannya itu


(27)

8

dikemukakan pada suatu pertemuan The American Society of Mechanical Engineers tahun 1911. Sampai beberapa tahun setelah perang dunia kedua, instalasi penyegaran udara hanya dipergunakan untuk keperluan industri. Namun, setelah itu penggunaannya diperluas untuk memenuhi kebutuhan akan kenyamanan dan kesegaran udara di hotel, kantor, gedung bioskop, di rumah, dan sebagainya.

Penelitian tentang manajemen sistem tata udara telah banyak dilakukan, manajemen tata udara disini berarti penggunaan sistem tata udara secara efektif untuk mencapai sasaran optimal pemakaian. Achmad Marzuki dan Rusman (2012) melakukan penelitian tentang audit energi pada bangunan gedung direksi PT. Perkebunan Nusantara XIII. Hasil penelitian menunjukkan bahwa AC menyumbang cukup besar dari segi beban yaitu sekitar 57,36%. Namun dilihat dari nilai target IKE yang digunakan untuk klasifikasi perkantoran (komersil) yaitu sebesar 240 kWh/m2 per tahun, nilai Intensitas Konsumsi Energi (IKE) listrik per satuan luas total gedung yang dikondisikan (ber-AC) pada gedung direksi PT. Perkebunan Nusantara XIII yaitu sebesar 194.17 kWh/m2 per tahun nilai ini masih relatif lebih rendah dari standar target yang ditentukan.[5]

Berdasarkan dari beberapa hasil penelitian ternyata AC memberikan beban yang cukup besar, dan apabila tidak dilakukan suatu manajemen pada sistem tata udaranya maka tingkat konsumsi listrik pada bangunan tersebut menjadi tidak efisien dan bisa berujung pada pemborosan.

Sebelum diuraikan lebih lanjut tentang sistem tata udara bangunan gedung ada baiknya dipahami terlebih dahulu tentang satuan energi, prinsip konservasi energi dan cara kerja sistem tata udara.


(28)

9

Satuan Energi

Satuan energi yang biasa digunakan adalah :

 Energi listrik dengan satuan kWh (kilo Watt hour)

 Ukuran kapasitas pendingin AC dengan satuan Ton Refrigrasi (Ton Ref). 1 Ton Ref = 3.032 kkal per jam

= 12.000 btu per jam (satuan Britania) = 3,517 kW

C.Komponen Utama dan Cara Kerja Sistem Tata Udara

C.1. Komponen Sistem Tata Udara

Sistem tata udara / AC (Air Conditioner) dalam operasinya didukung oleh beberapa komponen yang masing-masing mempunyai karakteristik. Komponen dasar dan cara kerja sistem AC dapat dijelaskan sebagai berikut :

Compressor

Compressor berfungsi mensirkulasikan dan menekan refrigeran (misalnya freon) dalam sistem mesin pendingin. Akibat pendinginan pada condensor, refrigran bertekanan mencair dan secara bertahap melalui pipa kapiler atau katup ekspansi mengalir ke evaporator karena adanya perbedaan tekanan yang dihasilkan compressor

pada area condensor dan evaporator.

Evaporator

Refrigran cair dengan suhu hampir sama dengan udara luar ini mengalir ke pipa


(29)

10

Proses "trottling" terjadi pada katup ekspansi mengakibatkan refrigran berubah fase dari cair menjadi uap di evaporator. Proses penguapan ini membutuhkan panas dari sekitar yang menyebabkan daerah di sekitar evaporator menjadi dingin. Dengan kata lain perpindahan panas berlangsung dari udara sekitar evaporator ke refrigran di dalam evaporator, proses perpindahan panas ini dipercepat dengan mensirkulasikan udara di dalam ruangan dengan sebuah fan sirkulasi sehingga suhu udara di dalam ruangan menjadi turun. Hal inilah yang menyebabkan rasa dingin di dalam ruangan ber AC.

Condensor

Refrigran cair dialirkan ke condensor yang letaknya di luar ruangan didinginkan dengan udara melalui sebuah kipas angin agar pendinginan berlangsung lebih cepat dan elektif sehingga pada ujung akhir pipa condensor suhu refrigran cair sudah mendekati suhu udara luar, dengan demikian di condensor terjadi pelepasan panas dari refrigran ke udara luar.

C.2. Cara Kerja Sistem AC

Cara kerja sistem AC diperlihatkan pada gambar 2.1 dibawah ini.

Gambar 2.1 : Sistem AC [4]

Gambar 2.1 merupakan cara kerja sistem AC yang dimulai dari gas refrigran yang terbentuk pada evaporator karena penyerapan panas mengalir ke compressor


(30)

11

dengan menggunakan daya isap dari compressor untuk selanjutnya ditekan mengikuti siklus. Untuk mengatur suhu di dalam ruangan agar tidak terlalu dingin. maka sistem pengatur suhu diletakkan pada bagian evaporator. Bila suhu ruangan sudah mencapai rasa nyaman yang dikehendaki, maka alat pengatur suhu ini bekerja unituk memutuskan hubungan aliran listrik dari sumbernya (jaringan PLN) ke motor penggerak compressor. Akibatnya motor penggerak berbenti bekerja dan aliran refrigran berhenti pula mengalir, ini berarti proses pendinginan juga berhenti. Selanjutnya bila suhu di dalam ruangan naik kembali, saklar otomatis pengatur suhu akan secara otomatis tersambung kembali sehingga aliran listrik ke motor penggerak compressor dan kipas pendingin tersambung. Dengan demikian proses pendinginan dimulai kembali. Untuk menghindari menempelnya debu pada pipa pendingin evaporator, yang dapat menghambat proses perpindahan panas, maka biasanya dipasang saringan udara pada kipas angin evaporator. Saringan ini secara periodik perlu dibersihkan.

Pengoperasian

Efisiensi penggunaan energi sistem tata udara bangunan gedung sangat ditentukan oleh pola pengoperasian dan pemeliharaan sistem tata udara yang dilakukan, baik oleh pemakai, pengelola maupun pemilik bangunan. Perlunya petunjuk pengoperasian dan pemeliharaan sistem tata udara adalah untuk mencapai efisiensi dan optimalisasi penggunaan energi sistem tata udara. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan sistem tata udara yang berkaitan dengan efisiensi pemakaian energi sebagaimana diuraikan berikut ini.


(31)

12

Pengoperasian/Penggunaan komponen bangunan

 Pintu dan jendela ruangan yang dikondisikan harus dijaga selalu dalam keadaan tertutup dan sebaiknya menggunakan penutup otomatis;

 Dinding kaca harus diusahakan tidak meneruskan sinar matahari langsung kedalam ruangan dengan cara memberi peneduh atau tirai;

 Ruangan yang dikondisikan harus dijaga agar tidak terjadi kebocoran udara luar atau infiltrasi;

 Dihindarkan bangunan peralatan-peralatan yang menghasilkan panas;

Finishing dinding, plafon dan lain-lain diusahakan sesuai dengan

perencanaan;

 Pemanfaatan ruangan sesuai dengan perencanaan.

D.Pahami Situasi Pemakaian Energi Tata Udara

Selain melakukan pemeriksaan pada utilitas tata udara bangunan gedung, memahami situasi pemakaian energi sistem tata udara yang berkaitan dengan kinerja penggunaan energi secara keseluruhan sangat penting dengan cara:

– Mencatat, mengukur, dan menghitung pemakaian energi

– Identifikasi/observasi langsung untuk mengetahui situasi operasi aktual

– Diskusi langsung dengan operator yang mengetahui kondisi operasi sehari hari dan untuk mengetahui ide- ide yang berharga dari mereka.

Hemat energi pada gedung diartikan sebagai pemanfaatan energi secara efisien dan rasional tanpa mengurangi penggunaan energi yang benar-benar untuk mempertahankan kenyamanan dan fungsi bangunan gedung. Penghematan energi pada sistem tata udara bangunan jadi ( Existing Building), dapat dilakukan dengan


(32)

13

beberapa metoda antara lain: metoda pengendalian operasi, metoda pemeliharaan dan pengelolaan serta metoda dengan modifikasi. Dua metoda pertama lebih disenangi, karena tidak membutuhkan banyak perubahan pada peralatan yang ada.[8]

Parameter kenyamanan gedung ditentukan oleh :

 Temperatur : Tidak terlalu panas dan dingin untuk beraktivitas

Humidy : Untuk memberi rasa segar dalam beraktivitas

 Sirkulasi udara : Untuk memenuhi kebutuhan udara segar

 Kwalitas udara : Yang berkaitan dengan kesehatan penghuni gedung

Acoustic : Yang berkaitan dengan udara

Lighting : Yang berkaitan dengan level cahaya

Untuk memenuhi rasa nyaman tersebut diperlukan pengkondisian udara. Mengondisikan udara adalah perlakuan terhadap udara untuk mengatur suhu, kelembaban, kebersihan dan pendistribusiannya secara simultan guna mencapai kondisi nyaman yang dibutuhkan oleh penghuni yang ada didalamnya.[10] Berbagai fasilitas dan peralatan energi antara lain AC, lampu, fan dan lain-lain diperlukan dalam pengkondisian udara. Dalam operasinya peralatan ini membutuhkan energi listrik yang harus dibiayai oleh pemilik/pengelola gedung. Agar biaya energi dapat ditekan, maka perlu diterapkan prinsip-prinsip hemat energi pada peralatan energi yang ada serta mengoperasikanya dengan cara yang rasional. Prinsip-prinsip konservasi energi yang perlu diperhatikan dalam pengoperasian sistem tata udara bangunan gedung adalah sebagai berikut :


(33)

14

 Tinjau kembali setting temperatur ruangan gedung ber AC. Misalnya dengan menaikan suhu ruangan dari 24 oC menjadi 26 oC seperti terlihat pada gambar 2.2. Sedangkan pada gambar 2.3, dimana setting suhu chilled water naik dari 7

o

C menjadi 10 oC dan ini akan memberikan perbaikan performace AC yang cukup signifikan.

Gambar 2.2 : Setting suhu yang benar [4]

Gambar 2.3 : Setting suhu mempengaruhi konsumsi energi [4]

Peralatan kontrol

Kinerja sistem tata udara sangat berpengaruh oleh faktor beban ruangan, Oleh karena itu penyesuaian sistem tata udara terhadap perubahan beban adalah sangat penting. Hal ini dapat dilaksanakan jika sistem tata udara dilengkapi


(34)

15

dengan peralatan kontrol yang responsif dan akurat. Perubahan yang perlu diperhatikan antara lain :

 Beban sensibel, variabel yang menentukan beban sensibel adalah beda temperatur luar dan dalam ruangan. Penyesuaian diri sistem tata udara terhadap perubahan beban sensibel dilakukan dengan mengendalikan jumlah distribusi udara.

 Beban laten, variabel yang menentukan beban laten adalah perubahan kelembaban udara di dalam ruangan. Penyesuaian diri sistem tata udara terhadap perubahan beban laten dilakukan dengan mengendalikan temperatur coil pendingin.

Untuk beban pendinginan berdasarkan fungsi bangunan dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut :

Tabel 2.1. Beban pendinginan berdasarkan fungsi bangunan[11]

Fungsi Bangunan Beban per 100 m3 ruangan (TR)

Apartemen 0,5 – 1,0

Hotel 1,0 – 1,5

Kampus 1,5 – 2,0

Kantor 1,5 – 2,0

Rumah Sakit 1,0 – 1,5

Dengan memperhatikan faktor perubahan beban pengendalian sistem tata udara dilakukan oleh peralatan kontrol sebagai berikut :

 Thermostat berfungsi mengendalikan temperatur dengan cara memberikan sinyal kepada "modulating damper" atau pengatur kecepatan fan.


(35)

16

 Humidistat berfungsi mengendalikan kelembaban dengan cara memberikan sinyal kepada pompa atau keran/katup regulasi.

E.Pengujian Efisiensi Sistem Tata Udara

Cara terbaik mengevaluasi efisiensi penggunaan energi pada sistem tata udara bangunan gedung adalah dengan menggunakan suatu indikator kinerja. Indikator tersebut merupakan rasio antara konsumsi energi terhadap output dari setiap aktivitas sistem tata udara yang dilakukan dalam suatu periode tertentu. Indikator kinerja penggunaan energi merupakan tolak ukur keberhasilan dalam pemanfaatan setiap satu satuan energi pada sistem tataudara bangunan gedung.

Makna dari indikator ini hampir sama dengan efisiensi pemakaian energi yaitu perbandingan antara output dengan input. Perbedaannya adalah bahwa efisiensi energi menggunakan satuan output dan input yang sama. Oleh karena itu hasil akhir dari efisiensi tanpa satuan, tetapi dinyatakan dalam persen (%). Sedangkan kinerja pemakaian energi, satuan input dan output tidak sama, sehingga satuan kinerja ini mengikuti satuan dasar input-output nya.

F. Intensitas Konsumsi Energi (IKE)

Intensitas Konsumsi Energi (IKE) listrik merupakan istilah yang digunakan untuk mengetahui besarnya pemakaian energi pada suatu sistem (bangunan). Namun energi yang dimaksudkan dalam hal ini adalah energi listrik. Pada hakekatnya Intensitas Konsumsi Energi ini adalah hasil bagi antara konsumsi energi total selama periode tertentu (satu tahun) dengan luasan bangunan. Satuan IKE adalah kWH/m2 per tahun.


(36)

17

Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh ASEAN-USAID pada tahun 1987 yang laporannya baru dikeluarkan 1992, target besarnya Intensitas Konsumsi Energi (IKE) listrik untuk Indonesia adalah sebagai berikut : (Direktorat Pengembangan Energi)

a. IKE untuk perkantoran (komersil) : 240 kWH/m2 per tahun b. IKE untuk pusat belanja : 330 kWH/m2 per tahun

c. IKE untuk hotel / apartemen : 300 kWH/m2 per tahun d. IKE untuk rumah sakit : 380 kWH/m2 per tahun

Standar IKE (Intensitas Konsumsi Energi) yang ditetapkan Permen ESDM no.13 tahun 2012 tentang kriteria penggunaan energi di gedung perkatoran ber-AC, dinyatakan dalam table 2.2 :

Tabel 2.2. Permen ESDM no.13 tahun 2012

Kriteria Konsumsi Energi Spesifik (kWH/m2/bulan

Sangat Efisien x < 8.5

Efisien 8.5 ≤ x < 14

Cukup Efisien 14 ≤ x <18.5

Boros x ≥ 18.5

Rumus Perhitungan IKE (Intensitas Konsumsi Energi) :


(37)

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Agar efisiensi operasi AC maximum, masing-masing komponen AC harus beroperasi pada tingkat efisiensi optimalnya. Untuk mempertahankan agar kinerja operasi selalu dalam tingkat optimum, maka perlu melakukan pemeriksaan pada semua komponen dan peralatan pendukung sistem tata udara, serta menganalisis data yang dikumpulkan. Sebagai gambaran tentang bagaimana proses penelitian dilakukan dapat dilihat pada tahapan kegiatan berikut :

 Pengumpulan Data

Data yang perlu dikumpulkan meliputi : - Denah seluruh lantai.

- Rekening listrik (konsumsi energi, biaya penggunaan energi dengan basis bulanan).

- Parameter operasi AC seperti setting suhu ruangan, tingkat kelembaban ruangan, dan beban pendinginan.

- Tingkat hunian bangunan (occupancy rate).

 Analisis Data


(38)

19

- Tabulasi data operasi berdasarkan area pemanfaatan, meliputi :

• Rincian luas bangunan dan luas total bangunan (m2).

• Daya listrik total yang dibutuhkan

• Daya listrik terpasang per m2 luas lantai untuk keseluruhan bangunan.

• Intesitas Konsumsi Energi bangunan

• Biaya pemakaian energi bangunan - Neraca energi

- Perhitungan beban pendinginan dengan Metoda Perbedaan Temperatur Ekuivalen Total (TETD/TA) :

1. Atap (roofs)

q = A x U x TETD………...………3.1

dimana,

q = heat flow, Btu per hr A = Area, ft2

U = Over-all heat transfer coefficient

TETD = Total equivalent temperature difference

2. Kaca

q = {A} x {[direct radiation] x [shade factor] + [convection] x [type

factor]}………..3.2

dimana, A =Area, ft2 3. Manusia (people)

qs = n x sensible heat gain………..3.3


(39)

20

dimana, qs = q sensible

ql = q latent

n = Number of people in space

4. Penerangan

q = Watt x 3.4 x Allowance factor.……….3.5

5. Ventilasi dan infiltrasi

qs = 1.08 x Q x (to - ti)………3.6

ql = 0.7 x Q x (HRo - HRi)…..………3.7

dimana,

Q = Air flow rate, cfm to = Outside air temperatur

ti = Room air temperatur

HRo = Humadity ratio of outside air HRi = Humadity ratio of room air 6. Daya peralatan

- Standar atau acuan pemakaian energi - Potensi penghematan energi

 Evaluasi Potensi Penghematan Energi

Saat peluang penghematan energi sudah diidentifikasi maka evaluasi kelayakan ekonomis perlu dilakukan khususnya tentang :


(40)

21

Pengukuran Kelembaban dan Suhu Ruangan

Prosedur umum untuk melakukan pengukuran kelembaban dan suhu ruangan dilakukan pada siang hari pukul 10.00 WIB, pengukuruan dilakukan dengan cara meletakan alat ukur yang digunakan, setelah itu sensor suhu akan membaca berapa derajat suhu pada ruangan tersebut. Data hasil pengukuran yang didapatkan akan dibandingkan dengan SNI 03-6390-2011, untuk melihat apakah keadaan dalam ruangan tingkat kenyaman sudah sesuai dengan standar.

B. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan dari bulan Juni sampai September 2013 di Gedung Rektorat Universitas Lampung. Proses penelitian dilakukan dengan penyiapan alat dan bahan penelitian, pengumpulan data energi bangunan, hingga menyusun dan menganalisis data.

C. Alat dan Bahan Alat

Alat dan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Satu unit alat ukur multi-function environment meter, terdapat 2 macam pengukuran pada alat ini yaitu :

Temperature meter : untuk mengukur suhu

Humidity meter : untuk mengukur tingkat kelembaban

2. Satu buah kamera digital


(41)

22

Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. As built drawing atau denah Gedung Rektorat untuk melihat luas tiap-tiap gedung.

2. Pembayaran rekening listrik bulanan bangunan gedung selama satu tahun terakhir.

D. Diagram Alir Penelitian


(42)

23

Gambar 3.1 merupakan diagram alir penelitian, pada diagram alir tersebut hal yang pertama kali dilakukan pada penelitian ini adalah pengumpulan dan penyusunan data yang berupa data historis gedung, diantaranya adalah denah gedung dan rekening pembayaran listrik satu tahun terakhir. Setelah mendapatkan data, selanjutnya menghitung beban pendinginan dan nilai IKE (Intensitas Konsumsi Energi) gedung. Nilai IKE ini kemudian dibandingkan dengan Per Men ESDM no.13 tahun 2012 apakah telah sesuai dengan target, jika belum sesuai dengan target maka dilakukan pengukuran dan perhitungan ulang. Apabila nilai IKE telah sesuai target, penelitian dilanjutkan dengan mencari sistem pengkondisian udara yang baik dan melakukan pengukuran konsumsi energi pada gedung. Setelah semua data terkumpul, selanjutnya adalah analisa data dan mencari kemungkinan untuk penghematan energi barulah rekomendasi dalam penghematan dan perbaikan sistem tata udara dapat diberikan.


(43)

V. SIMPULAN

A. Simpulan

Setelah mendapatkan hasil pengukuran pada sistem tata udara meliputi kondisi kelembaban udara dan suhu ruangan dan menganalisis data yang telah dituangkan dalam bentuk tabel, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai IKE (Intensitas Konsumsi Energi) 3,13 kWh/m² per bulan. Merujuk standar Per Men ESDM no.13 tahun 2012 tentang kriteria penggunaan energi di gedung perkatoran ber-AC, maka nilai tersebut sangat efisien. Tingkat kenyamanan saat dilakukan pengukuran terhadap kelembaban udara rata-rata 68.18%, dan suhu ruangan 27.4ºC, nilai ini belum mencapai standar yang ditetapkan oleh SNI 6390-2011, yaitu 55 % hingga 65 % untuk kelembaban dan 24 oC hingga 27 oC untuk suhu.

2. Rekomendasi yang diberikan terkait perbaikan kualitas sistem tata udara adalah sebagai berikut :

a. Sebaiknya di Gedung Rektorat Universitas Lampung menggunakan AC hemat energi, serta melakukan perawatan AC secara berkala.


(44)

74

b. Sebaiknya di Gedung Rektorat Universitas Lampung dilakukan penyesuaian antara kapasitas AC yang terpasang dengan luas ruangannya ≤ 50 w/m2.

c. Menanam vegetasi di sekitar gedung dapat memberikan kontribusi pengurangan kinerja AC yang berlebih serta kenyamanan.

d. Untuk mengurangi kinerja AC yang berlebih, sebaiknya untuk ruangan tempat pekerja sering lalu-lalang menggunakan pintu tipe door-closer

untuk mengurangi infiltrasiudara luar.

e. Pemakaian AC yang wajar dapat memberikan kontribusi besar dalam penghematan, sebaiknya gunakan AC seperlunya.

3. Secara keseluruhan, AC menyumbang pemakaian energi sebesar 75.63% dari total pemakaian energi pada Gedung Rektorat.


(45)

DAFTAR PUSTAKA

[1] ASHRAE Standard 62.1-2007, Ventilation for Acceptable Indoor Air Quality.

[2] Badan Standarisasi Nasional. 2005. Prosedur Audit Energi Pada Bangunan Gedung, Konservasi Energi Sistem Tata Udara pada Bangunan Gedung, Dan Konservasi Energi Sistem Pencahayaan Pada Bangunan Gedung.

Jakarta.

[3] Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. 2006. Buku Pedoman Pelaksanaan Konservasi Energi Dan Pengawasan Di Lingkungan Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

[4] Marpaung, P.2006. Tata Udara Bangunan Gedung. Direktorat Jendral Listrik dan Pemanfaatan Energi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, Jakarta.

[5] Marzuki, A. & Rusman. “Audit Energi pada Bangunan Gedung Direksi PT. Perkebunan Nusantara XII (Persero)”, Teknik Elektro Politeknik Negeri Pontianak, Pontianak, 2012.

[6] Mc. Guenness, W.J & Stein, B. 1971. Mechanical and Electrical Equipment for Building. Fifth Edition. New York, London, Sydney, Toronto, John Wiley and Sons, Inc.


(46)

[7] Mulyadi, Y., Rizki, A., Sumarto. “ANALISIS AUDIT ENERGI UNTUK PENCAPAIAN EFISIENSI PENGGUNAAN ENERGI DI GEDUNG FPMIPA JICA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA”, Teknik Elektro FPTK UPI, Bandung,

2013.

[8] Nugroho,W. ”Studi Sistem Tata Udara Ruang Bersih Dalam kaitannya

Dengan Pemakaian Energi”, Teknik Fisika ITB,Bandung, 1990.

[9] Saito, H.& Arismunandar, W. 1981. Penyegaran Udara. Cetakan ke-2. Jakarta : Penerbit PT Pradnya Paramita.

[10] Stocher, WF, Jones. Jerold. W, Refrigerasi dan Pengkondisian Udara, Erlangga, Jakarta, 1989.

[11] Tanggoro, D. 2000. Utilitas Bangunan. Cetakan Pertama. Jakarta : Penerbit UI-Press


(1)

Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. As built drawing atau denah Gedung Rektorat untuk melihat luas tiap-tiap gedung.

2. Pembayaran rekening listrik bulanan bangunan gedung selama satu tahun terakhir.

D. Diagram Alir Penelitian


(2)

23

Gambar 3.1 merupakan diagram alir penelitian, pada diagram alir tersebut hal yang pertama kali dilakukan pada penelitian ini adalah pengumpulan dan penyusunan data yang berupa data historis gedung, diantaranya adalah denah gedung dan rekening pembayaran listrik satu tahun terakhir. Setelah mendapatkan data, selanjutnya menghitung beban pendinginan dan nilai IKE (Intensitas Konsumsi Energi) gedung. Nilai IKE ini kemudian dibandingkan dengan Per Men ESDM no.13 tahun 2012 apakah telah sesuai dengan target, jika belum sesuai dengan target maka dilakukan pengukuran dan perhitungan ulang. Apabila nilai IKE telah sesuai target, penelitian dilanjutkan dengan mencari sistem pengkondisian udara yang baik dan melakukan pengukuran konsumsi energi pada gedung. Setelah semua data terkumpul, selanjutnya adalah analisa data dan mencari kemungkinan untuk penghematan energi barulah rekomendasi dalam penghematan dan perbaikan sistem tata udara dapat diberikan.


(3)

V. SIMPULAN

A. Simpulan

Setelah mendapatkan hasil pengukuran pada sistem tata udara meliputi kondisi kelembaban udara dan suhu ruangan dan menganalisis data yang telah dituangkan dalam bentuk tabel, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai IKE (Intensitas Konsumsi Energi) 3,13 kWh/m² per bulan. Merujuk standar Per Men ESDM no.13 tahun 2012 tentang kriteria penggunaan energi di gedung perkatoran ber-AC, maka nilai tersebut sangat efisien. Tingkat kenyamanan saat dilakukan pengukuran terhadap kelembaban udara rata-rata 68.18%, dan suhu ruangan 27.4ºC, nilai ini belum mencapai standar yang ditetapkan oleh SNI 6390-2011, yaitu 55 % hingga 65 % untuk kelembaban dan 24 oC hingga 27 oC untuk suhu.

2. Rekomendasi yang diberikan terkait perbaikan kualitas sistem tata udara adalah sebagai berikut :

a. Sebaiknya di Gedung Rektorat Universitas Lampung menggunakan AC hemat energi, serta melakukan perawatan AC secara berkala.


(4)

74

b. Sebaiknya di Gedung Rektorat Universitas Lampung dilakukan penyesuaian antara kapasitas AC yang terpasang dengan luas ruangannya ≤ 50 w/m2.

c. Menanam vegetasi di sekitar gedung dapat memberikan kontribusi pengurangan kinerja AC yang berlebih serta kenyamanan.

d. Untuk mengurangi kinerja AC yang berlebih, sebaiknya untuk ruangan tempat pekerja sering lalu-lalang menggunakan pintu tipe door-closer untuk mengurangi infiltrasiudara luar.

e. Pemakaian AC yang wajar dapat memberikan kontribusi besar dalam penghematan, sebaiknya gunakan AC seperlunya.

3. Secara keseluruhan, AC menyumbang pemakaian energi sebesar 75.63% dari total pemakaian energi pada Gedung Rektorat.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

[1] ASHRAE Standard 62.1-2007, Ventilation for Acceptable Indoor Air Quality.

[2] Badan Standarisasi Nasional. 2005. Prosedur Audit Energi Pada Bangunan Gedung, Konservasi Energi Sistem Tata Udara pada Bangunan Gedung, Dan Konservasi Energi Sistem Pencahayaan Pada Bangunan Gedung. Jakarta.

[3] Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. 2006. Buku Pedoman Pelaksanaan Konservasi Energi Dan Pengawasan Di Lingkungan Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

[4] Marpaung, P.2006. Tata Udara Bangunan Gedung. Direktorat Jendral Listrik dan Pemanfaatan Energi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, Jakarta.

[5] Marzuki, A. & Rusman. “Audit Energi pada Bangunan Gedung Direksi PT. Perkebunan Nusantara XII (Persero)”, Teknik Elektro Politeknik Negeri Pontianak, Pontianak, 2012.

[6] Mc. Guenness, W.J & Stein, B. 1971. Mechanical and Electrical Equipment for Building. Fifth Edition. New York, London, Sydney, Toronto, John Wiley and Sons, Inc.


(6)

[7] Mulyadi, Y., Rizki, A., Sumarto. “ANALISIS AUDIT ENERGI UNTUK PENCAPAIAN EFISIENSI PENGGUNAAN ENERGI DI GEDUNG FPMIPA JICA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA”, Teknik Elektro FPTK UPI, Bandung,

2013.

[8] Nugroho,W. ”Studi Sistem Tata Udara Ruang Bersih Dalam kaitannya

Dengan Pemakaian Energi”, Teknik Fisika ITB,Bandung, 1990.

[9] Saito, H.& Arismunandar, W. 1981. Penyegaran Udara. Cetakan ke-2. Jakarta : Penerbit PT Pradnya Paramita.

[10] Stocher, WF, Jones. Jerold. W, Refrigerasi dan Pengkondisian Udara, Erlangga, Jakarta, 1989.

[11] Tanggoro, D. 2000. Utilitas Bangunan. Cetakan Pertama. Jakarta : Penerbit UI-Press