PERTEMUAN VII Sistem Tata Udara KOMPONEN

PERTEMUAN VII (Sistem Tata Udara)

KOMPONEN-KOMPONEN UTAMA
SISTEM TATA UDARA SENTRAL
III.1

Sistem Pemipaan Air
Sistem pemipaan air dari sistem tata udara sentral dapat meliputi sistem pemipaan airdingin (chilled water) antara Evaporator (chiller) dan Fan Coil Unit (FCU) atau Air
Handling Unit, dan sistem pemipaan air pendingin (water cooled) antara Kondenser dan
Menara Pendingin (Cooling Tower). Untuk mensirkulasikan air melalui sistem pemipaan
tersebut dibutuhkan pompa air dan aktup-katup.
Jenis pemipaan yang umum digunakan adalah jenuis sirkulasi dimana air yang telah
digunakan tidak dibuang melainkan disirkulasikan untuk dapat dimanfaatkan kembali.
Pemipaan jenis sirkulasi ada dua sistem, yang pertama adalah sistem pemipaan
tertutup (closed system) dimana air bersikulasi tidak berhubungan dengan udara
atmosfer. Contoh sistem tertutup ini adalah pemipaan antara Evaporator (Chiller) dan
AHU atau FCU. Yang kedua adalah sistem terbuka (open system) dimana air yang
bersikulasi langsung berhubungan dengan udara atmosfer.

III.1.1 Sistem Pemipaan Air-Dingin
Air yang tekah didinginkan didalam evaporator (chiller) disirkulasikan ke AHU-AHU atau

FCU-FCU oleh salah satu atau lebih pompa. Setelah meneyrap kalor dialam AHU/FCU
air dingin tersebut kembali ke chiller untuk menjalani proses pendinginan kembali dan
siklus kembali seperti semula.
Untuk sisem pemipaan tertutup, terdapat dua konfigurasi pemipaannya yaitu sistem
pemipaan kembali langsung (direct return piping) dan sistem pemipaan kembali tak
langsung (reverse retirn piping) atau kombinasi keduanya.
Penerapan pemakaian dari ssitem-sistem tersebt bergantung pada jumlah AHU/FCU
dan jarak diantaranya, aspek ekonomis dan aspek teknis serta besarnya kapasitas dari
sistem.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir. Djuhana, M.Si. SISTEM TATA UDARA

1

Debit air dingin yang bersirkulasi yaitu jumlah air dingin yang mengalir ke dalam Chiller
atau AHU/FCU persatuan waktu (gallon permenit, GPM atau Liter permenit) dapat
dinyatakan dengan persamaan berikut
Q


Vcw = 60 x (to  t )

(3.1)

i

Dimana :

Vcw
Q

`

to,ti

= debit air dingin, liter/menit
= jumlah kalor yang diserap/dilepaskan didalam
Koil pendingin, Kkal/jam
= berturut-turut temperatur air dingin keluar

dan masuk koil pendingin oC

jumlah kalor yang diserap Q adalah jumlah kalor total yang berasal dari ruangan,
kebocoran-kebocoran kalor disepanjang ducting dan pemipaan serta motor-motor.
Didalam Chiller biasanya temperatur air dingin keluar adalah 5-12 oC dan masuk pada
10-17 oC
Seluruh pemipaan air dingin harus diisolasi dengan baik. Bahan isolasi yang umum
dipakai adalah styrofiam dan polyurethane foam dengan tebal sekitar 25-50 mm dan
konduktivitas thermal antara 0,03-0,05 Kkal/m hr oC. Dibagian luar isolasi diberi
pelindung, umumnya dari bahan alumunium voil dan dipasang dengan rapat untuk
mencegah adanya rembesan air atau air embun kedalam lapisan isolasi. Fungsi utama
dari isolasi ini adalah untuk memperkecil kebocoran kalor dan udara luar ke air dingin
yang mengalir didalamnya.

III.1.2 Sistem Pemipaan Air Pendingin
Kondenser berpendingin air melepaskan kalor buangan ke air pendingin yang mengalir
didalamnya sehingga setelah keluar dari kondenser temperaturnya

naik


dan

oleh

pompa dialirkan ke cooling tower untuk didinginkan agar dapat digunakan kembali
sebagai air pendingin. Biasanya air pendingin masuk kondenser yang berasal dari
cooling tower pada temperatur sekitar 28-32 oC dan keluar pada temperatur 34-40 oC.
Debit air pendingin yang dibutuhkan oleh Water Cooled condenser dapat dihitung
dengan persamaan berikut :
Q

Vcw = 60 x (to  t )

(3.2)

i

Dimana :

Vcw


= debit air pendingin, liter/menit

Q

= kapasitas pendingin chiller, Kkal/jam

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir. Djuhana, M.Si. SISTEM TATA UDARA

2

`

to,ti

= berturut-turut temperatur air keluar
dan masuk kondenser oC


Faktor yang sangat berpengaruh pada efek pendinginan mesin refigresi (chiller) adalah
air pendingin kondenser baik kualitas maupun temperaturnya.
Dari persamaan (2.3) dapat dilihat bahwa jika temperatur air pendingin masuk rendah
wqalaupun debit airnya konstan, temperatur air keluar Kondenser akan turun,
perbedaan tempratur rata-rata dari kondenser akan naik sehingga kapasitas kompresor
akan naik dengan demikian kapsitas pendingin total akan naik. Demikain pula walaupun
temperatur air masuk tidak berubah tetapi apabila debit aliran air naik, maka kapasitas
pendinginan unit akan naik.
III.1.3 Kerugian Gesek Didalam Sistem Pemipaan
Air yang mengalir didalam sistem pemipaan mengalami kehilangan energi (energi
tekanan) disepanjang lintasannya.
Penurunan tekanan (presure drop) ini disebabkan oleh adanya kerugian gesekan
karena terjadinya gesekan amtara lapisan air pendingin dengan dinding pipa dan akibat
adanya tahanan total dari belokan-belokan, katu-katup, filter dan komponen sistem
(evaporator, kondenser, cooling tower) dan sebagainya.
Besarnya kerugian tekanan ini sangat tergantung pada kecepatan air yang mengalir
semakin tinggi kecepatannya, semaki besar drop tekanannya dan membutuhkan daya
pompa yang besar pula. Kecepatan aliran yang tinggi akan juga mempercepat
timbulnya erosi pada permukaan dalam pipa.
Laju erosi itu juga dipengaruhi leh kotoran, lumpur, gelembung udara atau pasir dan zat

padat lainnya yang terkandung oleh air. Selain erosi kecepatan yang terlampau tinggi
juga akan menimbulkan bunyi dan getaran.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir. Djuhana, M.Si. SISTEM TATA UDARA

3

III.1.4 Katup-katup
Fungsi katup (valve) didalam sistem pemipaan air adalah untuk mengatur debit aliran air
didalam pipa atau alat untuk menyetop dan mengalirkan air atau mengubah arah alian
air. Terdapat beberapa macam jenis katup, tergantung fungsinya antara lain globe
valve, gate valve, check valve, burtterfly valve, strainer dan sebagainya.
Penyambungan antara katup dan pipa dapat dilakukan dengan ulir atau flens,
tergantung pada diameternya. Bahan rumah katup dari perunggu atau besi tuang.
Pada dasarnya katup memiliki tiga fungsi dasar yaitu untuk mengalirkan dan menyetop
aliran air, mengaturkan debit aliran dan mencegah aliran balik.
(1)


Menyetop dan Menstart Aliran
Yang termasuk jenis ini adalah gate valve dan plug cock valve. Gate valve sangat
cocok untuk fungsi tersebut, karena mempunyai drop tekanan yang minimum
pada waktu katup dibuka penuh.
Demikian pula dengan plug cock valve drop tekanannya kecil pada keadaan
membuka. Tetapi kedua-duanya dapat juga berfungsi sebagai throtting valve atau
balancing valve.

(2)

Mengatur Debit Aliran
Globe valve biasanya sangat sesaui untk fungsi ini, karena mempunyai drop
tekanan yang tinggi pada keadaan membuka, tetapi sangat baik sekali sbagai
katup pengatur, karen apersen aliran sebanding dengan persen bukaannya. Katup
ini juga dapat digunakans ebagai balancing valve, namun bila telah selesai
pengaturannya roda pengaturnya harus dilepas untuk mencegah adanya
pengaturqan-pengaturan lain yang tidak diinginkan.

(3)


Mencegah Aliran Balik
Katup yang berfungsi untuk mencegah aliran balik (back flow) fluida kerja didalam
pipa adalah check valve. Katup pencegah aliran balik ini dipasang didekat
pemipaan kelua rpompa.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir. Djuhana, M.Si. SISTEM TATA UDARA

4

(4)

Strainer
Strainer isap (strainer) berfungsi untuk menyaring kotoran-kotoran yang terbawa
oleh aliran air misalnya tanah, pasir, serbuk besi, dan kotoran lain yang
mengakibatkan terjadinya endapan pada pipa, katup dan perlengakapan lainnya.
Strainer ini sangat dibutuhkan pada pemipaan jenis terbuka, misalnya pemipaan
air pendingin kondenser. Strainer dipasang dibagian pipa keluar Cooling Tower
dan didekat pemipaan masuk pompa.


III.1.5 Tinggi Angkat Pompa
Didalam sistem pemipaan, pompa sangat diperlukan untuk mengalirkan dan
mensirkulasi air dari suatu bagian/unit ke bagian/unit lain melalui jaringan tertutup.
Selama bersirkulasi, air mengalami hambatan-hambatan akibat adanya gesekan
disepanjang pemipaan dan drop tekanan pada katup-katup atau peralatan-peralatan.
Sehingga agar air dapat mengalir dengan debit yang sesuai, pompa harus dapat
mengatasi adanya kerugian tekanan tersebut. Dengan demikian pompa harus dapat
memberikan tinggi (energi) angkat pada air untuk mengatasi tahanan gesek, tahanan
lokal dan tinggi angka statik. Jadi tinggi angkat total yang diperlukan oleh pompa adalah :
Pt = Pf + Pd + Pm + Ps
Dimana
Pt

=

tinggi angkat total, mH2O

Pf


=

kerugian gesek dari pipa lurus, mH2O

Pd

=

drop tekanan lokal, mH2O

Pm

=

drop tekanan peralatan, mH2O

Ps

=

tinggi angka statistik, mH2O

Kerugian gesek dari pipa, seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, tergantung
pada kecepatan air, diameter dalam pipa dan koefesien gesekan pipa, dimana faktor
yang disebut terakhir ini tergantung pada kekasaran bagian dalam pipa.
Kerugian tekanan drop tekanan lokal berasald ari katup-katup, beloka, reducer,
percabangan, stainer, flexible dan sebagainya. Sedangkan kerugian tekanan karena
drop tekanan pealatan berasal dari koil-koil kondenser, evaporator, koil pendinhin dan
lain-lain.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir. Djuhana, M.Si. SISTEM TATA UDARA

5

Dan adanya kerugian tekanan karena tinggi angkat statik hanya berlaku untuk sistem
pemipaan air pendingin kondenser.
III.2

Air handling Unit
Komponen lain yang sangat penting didalam sistem tata udara sentral seluruhnya udara
(all air central conditioning system) adalah Central Air handling Unit (AHU). Komponen
utama dari AHU umumnya dari Koil pendinging (Cooling Coil), Fan, Motor, Motor Fan
dan Filter Udara. Ditinjau dari pengaliran udaranya ada dua tipe AHU yaitu :
(1)

Horizontal Discharge (herizontal type)

(2)

Vertical Discharge (vertical type)

III.2.1 Karakteristik dan Performansi Fan
Fan adalah komponen AHU yang memberikan energi pada udara agar dapat mengalir
dari satu tempat ke tampat lain dan untuk melawan tahanan aliran (gesekan) yang tibul
disepanjang alirannya tersebut.
Hampir semua AHU dari sistem tata udara untuk kenyamanan memakai fan jenis
sentrifugal. Ada dua tipe fan yang sering digunakan yaitu :
(1)

Backward curved

(2)

Forward curved

Fan tipe backward digunakan untuk sistim distribusi udara yang membutuhkan tekanan
statis tinggi (5-9’ WG). Sedangkan tipe forward untuk tekanan rendah dan medium (0-5”
WG). Pada pemakaian sistem tata udara untuk kenyamanan pada umumnya
menggunakan forward centrifugal fan.
Didalam sistem tata udara yang telah dikondisikan didalam AHU dialirkan ke seluruh
ruangan yang dikondisikan melalui sistem cerobong udara (ducting system)
Disepanjang ducting udara mengalami gesekan dari dinding ducting,, damper belokanbelokan (elbow) koil pendingin dan filter udara. Udara yang dicatukan ke tiap-tiap
ruangan harus sesuai dengan beban pendingin ruangan, agar kondisi udaranya dapat
tercapai sesuai dengan yang diinginkan.
Fungsi dari fan adalah untuk mengalirkan udara terkondisi tersebut dan untuk melawan
kerugian tekanan (presure loss) udara disepanjang sistem cerobong agar debit udara

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir. Djuhana, M.Si. SISTEM TATA UDARA

6

catu yang dibutuhkan oleh tiap-tiap ruangan terpenuhi sesuai dengan yang
direncanakan (dibutuhkan).
Suatu jaringan sistem duct memiliki hubungan tekanan dan debit udara tertentu agar
debit udara serta persyaratan-persyaratan lainnya terpenuhi, fan yang digunakan harus
sesuai dengan sistem yang ada.
Perpotongan antara kurva fan dan kurva sistem cerobong (A) pada titik-1 adalah kondisi
yang diharapkan, dimana pada keadaan ini interaksi antara fan dan sistem cerobong
pada keadaan optimum (sesuai dengan desain). Sedangkan pada perpotongan kurva
fan dengan kurva cerobong yang lain diluar dari yang direncanakan.
Sebagai contoh apabila filter udara dan atau koil pendingin AHU kotor sehingga
hambatan udaranya menjadi lebih besar, kurva sistem cerobong menjadi kurva (B)
sehingga titik perpotongannya pada titik-2 dan debit udara yangdialirkan oleh fan
berkurang.
III.2.2 Koil Pendingin
Koil pendingin (cooling coil) dari AHU merupakan, komponen tempat berlangsungnya
proses penyerapan kalor uara. Pada kebanyakan pemaianya, khususnya di negara
tropis koil pendingin ini sekaligus berfungsi sebagai koil dehumidifikasi, sehingga
setelah kontak dengan koil ini, temperatur dan kandungan uap air udara turun.
Koil pendingin terbuat dari bahan tembaga (cooper tube) yang bagian luarnya diberi finfin yang terbuat dari alumunium.
Fin-fin untuk memperbesar luas biang kontak antara udara dan koil, sehingga proses
penyerapan kalor udara menjadi lebih efisien. Pada sistem tata udara untuk
kenyamanan, jumlah baris (row) dari koil pendingin pada umumnya 4, 6 atau row
dengan kerapatan fin berkisar 8-14 fin per inch pipa.
Kecepatan aliran udara maksimum pada bidang permukaan koil (air face velocity)
dibatasi oleh kecenderungan terbawanya tetesan air yang ada disela-sela fin ikut
terbawa oleh aliran udara. Rentang kecepatan aliran udara agar hal tersebut tidak
terjadi adalah berkisar pada 450-550 fpm.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir. Djuhana, M.Si. SISTEM TATA UDARA

7

Dimensi dan jumlah baris dari koil pendingin ditentukan oleh besarnya debit atau catu
dan temperatur titik embun peralatan yang dikehendaki. Sedangkan jumlah debit air
dingin yang mengalir tergantung pada beban pendinginan dan kenaikan temperatur air
dingin masuk dan keluar koil. Rentang temperatur air dingin yang masuk kekoil
pendingin berkisar 40-50oF dengan kenaikan temperatur sekitar 10oF pada rentang
kecepatan aliran air sekitar 3-4 fps.
Udara yang bersirkulasi dialam sistem tata udara sebagian besar dari dalam ruanganruangan yang dikondisikan sebagai udara balik dan sebagian dari udara luar sebagai
udara ventilasi (udara segar) dimana masing-masing membawa partikel-partikel
kotoran.
Didalam air, handling sebelum udara kontak dengan koil pendingin harus disaring
terlebih dahulu oleh filter udara.
Fungsi dari filter ini adalah menyaring partikel-partikel pengotor agar kebersihan dari koil
pendingin ini tetap terjaga dan udara catu yang akan didistribusikan ke dalam ruanganruangan dalam keadaan bersih.
Kebersihan dari koil pendingin harus tetap dijaga karena adanya lapisan kotoran yang
menempel pada fin-fin dan koil akan menyebabkan turunnya kemampuan penyerapan
kalor udara sehingga efisiensi dari koil pendingin turun. Oleh sebab itu peranan filter
udara sangat penting dan harus dibersihkan secara peruodik.
III.2.3 Pengontrolan
Kapasitas pendinginan AHU dapat dikontrol dengan cara :
(1)

Mengatur debit aliran air dingin

(2)

Mengatur debit aliran udara

(3)

Kombinasi antara keduanya

Debit aliran air dingin dapat dikontrol dengan menggunakan three way mixing valve atau
throttling valve. Jika beban pendinginan turun, jumlah kalor yang diserap oleh koil

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir. Djuhana, M.Si. SISTEM TATA UDARA

8

pendingin menjadi lebih kecil sehingga kenaikan temperatur air dingin yang keluar koil
juga turun dan mendekati temperatur air dingin masuk.
Keadaan ini dideteksi oleh sensor dimana sensor ini memberi sinyal ke kontroller dan
kontroller menggerakkan three way valve. Katup pipa bypass membuka dan katup pipa
keluar koil menutup., sehingga air dingin mengalir melalui pipa bypass tanpa terlebih
dahulu melalui koil pendingin.
Demikian pula bila terjadi keadaan sebaliknya, katup pipa by pass menutup dan katup
pipa keluar koil pendingin membuka dan air dingin mengalir ke dalam koil pendingin.
Untuk pengaturan debit aliran udara, dapat menggunakan face dan bypass damper.
Jika beban pendinginan turun, face damper ari koil pendingin menutup dan bypass
damper membuka, sehingga udara tidak melalui koil pendingin.
Pada beberapa pemakain khusus misalnya untuk sistem tata udara dengan sistem vriabel air
volume (VAV) pengontrolan debit aliran udara dilakukan dengan variabel speed fan.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir. Djuhana, M.Si. SISTEM TATA UDARA

9