digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby. ac.id digilib.uinsby.ac.id
8. Kitab al-Athar al-Mauqufah.
9. Kitab al-Shama’il al-Muh}ammadiyah.
D. Kitab Sunan al-Tirmidhi
Abad ke-3 H merupakan puncak kemajuan ilmu pengetahuan dalam islam, para ulama berlomba-lomba dalam menemukan dan mengembangkan berbagai
disiplin ilmu pengetahuan seperti hadis, fiqh, filsafat, teologi dan lain sebagainya. Diantara sekian banyak kitab hadis yang muncul pada abad ke-3 H salah satunya
adalah kitab Jami‘ al-Tirmidhi. Jika dilihat seksama dan mendalam, maka kitab
ini bukan hanya sekedar kitab yang memuat ribuan hadis. Disamping itu, kitab ini juga memuat beberapa hukum fikih, kritik sanad dan matan, dan keterangan
seputar ‘illah al-hadith cacat yang ada dalam sebuah hadis.
15
Adanya kitab ini tidak terlepas dari golongan teman sejawat yang berupa permintaan mereka kepada Imam Tirmidhi untuk mengarang sebuah kitab yang
memuat segala sesuatu yang tersisi dari hadis dan athar, disertai keterangan
secukupnya tentang ‘ilal hadis, pendapat ulama fikih dan pandangan para
kritikus.
16
Imam Tirmidhi tidak langsung mengiyakan permintaan mereka, dan ditangguhkan beberapa lama. Barangkali keengganan beliau, didasari oleh
parasaan tawad}u‘ rendah diri atau karena menganggap dirinya saat itu kurang
menguasai permasalahan yang dimaksud. Setelah beberapa tahun kemudian, ia baru memenuhi permintaan mereka dengan mengarang sebuah kitab yang berisi
15
Abd. Nasir, “Konsep Hadis, 34
16
Ibid., 34-35.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby. ac.id digilib.uinsby.ac.id
dalil-dalil seperti hadis dan athar yang bisa dijadikan pegangan oleh para ahli
fikih. Kemudian ia memberikan komentar terhadap hadis atau athar yang
ditakhrijnya sembari menerangkan statusnya. Buku ini supaya membawa barakah dan manfaat serta mendapat pahala dari Allah swt.
17
Kitab yang dikarangnya tersebut dapat diselesaikan pada akhir-akhir hayatnya, yaitu pada hari raya „Id al-Ad}ha 270 H. Beliau dilahirkan pada tahun
209 H atau 210 H. Artinya ketika beliau menyelesaikan kitabnya, beliau dalam usia 61 tahun. Dalam usia seperti ini, tentunya kepribadian seseorang sudah
terbentuk dan pikirannya sudah dewasa san matang.
18
Kitab Sunan menurut perspektif ahli hadis adalah kitab hadis yang disusun berdasarkan bab-bab fikih yang hanya memuat hadis-hadis
marfu’ dengan tujuan agar kitab ini dijadikan sumber bagi para fuqaha dalam mengambil kesimpulan
hukum, atau tipe penyusunan kitab berdasarkan bab-bab fikih yang di dalamnya tercantum antar hadis
shah}ih}, h}asan, dan d}aif dengan memberikan penjelasan tentang kualitas hadis yang bersangkutan. Dalam kitabnya yang berjudul
al- Risalah al-Must}afa al-Kattani menyatakan bahwasanya kitab-kitab sunan yaitu
kitab hadis yang disusun menurut bab-bab fikih yang dimulai dari bab taharah, salat, zakat, dan sebagainya.
19
17
Abu „Isa Muh}ammad ibn Isa ibn Sawrah, al-Ja
mi‘ al-S
{
ah
}
i h
}
wa huwa Sunan al- Tirmidhi
, edit Ibrahim „Atwah, Vol 5 Mesir: Mus}tafa al-Babi al-Halabi, 1975, 738. „Abd. Rahman bin Ahmad bin Rajab al-Hanbali,
Sharh ‘Ilal al-Tirmidhi , editor, Nur al-
Din „Itr, Vol 1 Dimashqa: Dar Mallahh, 1978, 35. Al-Tirmidhi, al-Ja
mi‘ al-Kabi r, Vol
1, editor Bashshar „Awwad Ma„ruf Beirut: Dar al-Gharb al-Islami, 1996, 8.
18
Abd. Nasir, “Konsep Hadis, 35.
19
Idri, Studi Hadis, Cet I Jakarta: Kencana, 2010, 118.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby. ac.id digilib.uinsby.ac.id
Sebagian ulama hadis biasa menyebut karya tulis Imam Tirmidhi yang berkaitan dengan pembahasan hadis ini dengan beberapa sebutan. Misalnya
penyebutan dengan nama Sunan al-Tirmidhi, ada juga yang menyebutkan dengan
nama Jami‘ al-Tirmidhi, bahkan ada yang menambahkan sisipan al-S}ah}ih setelah
kata al-Jami‘ sehingga menjadi al-Jami‘ al-S}ah}ih} seperti yang dikemukakan oleh
al-Khatib al-Baghdadi. Hal yang sama juga dikemukakan oleh al-Hakim. Namun nama yang paling terkenal adalah dengan sebutan
sunan al-Tirmidhi.
20
Tidak salah jika ada pendapat yang menyebut nama kitab itu dengan sebutan
al-Jami‘, karena secara terminologi diketahui dalam kitab tersebut memuat delapan pokok
kandungan hadis yang meliputi hadis tentang siyar hukum Internasional, adab
perilaku, tafsir tafsir al-Qur‟an, ‘aqidah keyakinankeimanan, fitan, ahkam,
hukum dengan berbagai jenisnya, al-asyrrat wa al-manaqib biografi Nabi dan
para sahabat tertentu, al-fad}ail keutamaan-keutamaan.
21
. Justru yang menjadi masalah adalah penambahan lafadz
al-S}ah}ih} setelah al-Jami‘ karena kitab ini tidak hanya memuat hadis-hadis
S}ah}ih saja, tetapi juga memuat hadis h}asan dan hadis
d}‘if.
22
Dari ketiga penyebutan terhadap kitab al-Tirmidhi di atas menurut beberapa ulama penyebutan dengan nama
sunan yang lebih cocok, karena istilah tersebut oleh para ulama hadis diartikan dengan kitab hadis yang penulisan hadis-hadisnya
diurutkan secara bab demi bab, misalnya bab-bab fikih,
23
sehingga hal itu tidak
20
Jamal Abd. Nasir, “Konsep Hadis Hasan dalam Kitab Sunan al-Tirmidhi” Tesis—
IAIN Sunan Ampel, Surabaya, 2012, 36.
21
Idri, Studi, 250.
22
Abd. Nasir, “Konsep Hadis, 36
23
Totok Jumantoro, Kamus Ilmu Hadis Jakarta: Bumi Aksara, 1997, 232.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby. ac.id digilib.uinsby.ac.id
menjamin bahwa keseluruhan hadis yang ada dalam kitab tersebut menduduki tingkat
s}ah}ih}. Sedangkan penyebutan al-Jami‘ al-S}ah}ih} atau al-S}ah}ih masih
terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama hadis. Perbedaan itu muncul karena menurut sebagian ulama penyebutan
al-Jami‘ al-S}ah}ih} itu terlalu berlebihan, sebab penyebutan tersebut biasanya khusus digunakan untuk
menyebut kitab-kitab hadis yang hanya memuat hadis S}ah}ih}, sementara dalam
kandungan kitab hadis Imam Tirmidhi pada kenyataannya juga memuat beberapa hadis yang
mauquf, maqtu‘, d}a‘if, mu‘allal, bahkan munkar.
24
Dari beberapa kitab karya Imam Tirmidhi yang telah disebutkan sebelumnya, ada satu karya beliau yang paling besar dan terkenal yakni kitab
al-Jami‘ al-S{ah}ih} atau kitab
Sunan al-Tirmidhi. Dalam kitab al-Jami‘ al-S{ah}ih} atau lebih dikenal dengan nama kitab
Sunan al-Tirmidhi ini beliau tidak memuat hadis kecuali hadis yang telah diamalkan oleh fuqaha yakni hadis yang sudah dipakai berhujjah oleh
yang berhujjah dan telah diamalkan oleh orang yang mengamalkan.
25
Sebagaimana pernyataan Imam Tirmidhi dalam kitabnya yang menyatakan bahwasanya isi dalam
al-Jami‘ telah diamalkan ulama Hijaz, Irak, Khurasan, dan daerah lain kecuali dua hadis, yang pertama adalah hadis mengenai Nabi
Muhammad saw yang menjamak salat dhuhur dan ashar, maghrib dan isya‟ tanpa
ada sebab. Hadis yang dimaksud adalah:
26
24
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam, Cet IV Jakarta: Ichtiar Baru
Van Hoeve, 2003, 105. Ajjaj al-Khatib, Us
}
u l al-Hadi
th ‘Ulumuhu wa Mus
}
t
}
aluhu Beirut: Dar al-Fikr: 1986, 323.
25
al-Khatib, Us
}
u l al-Hadi
th, 323.
26
Al-Tirmidhi, al-Ja
mi‘ al-S
{
ah
}
i h
}
, Jld I Mashr: al-Halabi , 1388 H 1968 M, 354.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby. ac.id digilib.uinsby.ac.id
وُبَأ اََ ثَدَح ،ٌداََ اََ ثَدَح ،ٍَْْ بُج ِنْب ِديِعَس ْنَع ، ٍتِباَث َِِأ ِنْب ِبيِبَح ْنَع ،ِشَمْعَْلا ْنَع ،َةَيِواَعُم
َِللا ُلوُسَر َعََم : َلاَق ،ٍساَبَع ِنْبا ْنَع مّلس و يلع ها ىلص
ِبِرْغَمْلا ََْْ بَو ،ِرْصَعْلاَو ِرْهظلا ََْْ ب َِْْغ ْنِم ِةَيِدَمْلاِب ِءاَشِعْلاَو
ٍرَطَم َاَو ٍفْوَخ .
“telah menyampaikan kepada kami Hannad, telah menyampaikan kepada kami Mu„awiyah, dari al-A„mash, dari H{abib ibn Abi thabit, dari sa„id ibn Jubayr, dari Ibn
„Abbas, berkata: Rasulullah saw telah menjamak, mengumpulkan antara salat dhuhur dan ashar, maghrib dan is
ya‟ di Madinah bukan karena ketakutan atau karena hujan.”
Kemudian hadis yang kedua adalah hadis mengenai peminum khamr, bagi yang mengulangi perbuatan ini hingga empat kali, maka dihukum dengan
hukuman mati, redaksi hadisnya adalah:
ْنَع ، ٍحِلاَص َِِأ ْنَع ، َةَلَدْهَ ب ِنْب ِمِصاَع ْنَع ، ٍشاَيَع ُنْب ِرْكَب وُبَأ اََ ثَدَح ، ٍبْيَرُك وُبَأ اََ ثَدَح َِللا ُلوُسَر َلاَق : َلاَق ، َةَيِواَعُم
مّلس و يلع ها ىلص َرْمَْْا َبِرَش ْنَم :
ِِ َداَع ْنِإَف ،ُوُدِلْجاَف . ُوُلُ تْ قاَف ِةَعِباَرلا
“Telah menceritakan kepada kami Abu Kurayb, telah menceritakan kepada kami Abu Bakr ibn „Iyyash, dari „As}im ibn Bahdalah, dari Abi S{alih}, dari Mu„awiyah, berkata:
Rasulullah saw bersabda: barang siapa minum khamr, maka pukullah ia, apabila ia mengulang yang keempat, maka bunuhlah ia.”
Mengenai dua hadis di atas, ulama memperselisihkannya baik dari segi sanad maupun dari segi matan, sehingga terdapat dua pendapat yang berbeda, yakni
sebagian ulama ada yang menerima dan sebagian yang lain menolak dengan alasan-alasan yang berdasarkan
‘aql dan naql.
27
Untuk hadis yang pertama menurut pendapat imam Ah}mad dan Ish}aq, ulama tabi
‟in membolehkan mengumpulkan dua salat bagi orang yang sedang sakit, menurut pendapat al-
Shafi„i, Ahmad , dan Ish}aq, sebagian ulama membolehkan menjamak salat karena hujan, imam Shafi„i tidak sependapat dengan Ahmad dan Ish}aq mengenai
27
Abd. Rahman ibn Rajab al-Hanbali, Sharh ‘ilal al-Tirmidhi
, Vol 1, editor tk: Dar al- Falah, 1978, 4. Al-Dhahabi,
Siyar A‘la m al-Nubala,Vol 13, 174. Ahmad Muhammad
Shakir, al-Ja
mi‘ al-S
{
ah
}
i h, Vol 1, 88.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby. ac.id digilib.uinsby.ac.id
menjamak salat karena sakit. Sementara Imam Abu H{anifah tidak menerima pendapat mereka bertiga. Abu H{anifah hanya membolehkan ketika wukuf di
„Arafah dan ketika mabit di Muzdalifah. Sebagaimana yang dikatakan Ibn Mas„ud dari Shaikhani
28
yang artinya “Rasulullah saw tidak salat begitu saja karena waktunya, kecuali dua salat yang dikumpulkan yakni antara salat dhuhur dan
ashar di „Arafah, maghrib dan isya ‟ di Muzdalifah”.
Imam Tirmidhi menyusun materi hadis dalam kitabnya dengan model juz, kitab, bab dan sub bab berdasarkan urutan bab fikih.
29
Dengan mencantumkan judul di setiap awal bab, kemudian menuliskan satu atau dua hadis sebagai
representasi dari judul itu. Setelah itu, ia mengemukakan opini pribadi tentang kualitas hadis tersebut apakah
s}ahih, h}asan atau d}aif. Beliau juga mencantumkan opini-opini para hakim terdahulu dan Imam yang berkaitan dengan berbagai
masalah. Beliau juga mejelaskan ketika masih ada hadis-hadis yang diriwayatkan oleh para sahabat lainnya yang berkenaan dengam masalah yang sama.
30
Judul dari kitab Imam Tirmidhi adalah al-Jami‘ al-Mukhtas}ar min al-Sunan
‘an Rasulullah S}allallah ‘Alayh wa Sallam wa Ma‘rifat al-S{ah}ih} wa al-Ma‘lul wa ma ‘Alayh al-‘Amal.
31
Adapun kandungan hadis dari kitab ini secara keseluruhan
28
Wahbah al-Zuhayli, al-Fiqh al-Isla
mi wa Adilatuhu, Jld II Dimasq: Dar al-Fikr, 1405
H 1985 M, 350.
29
Ensiklopedi Mini, Sejarah dan Kebudayaan Islam Jakarta: Logos, 1998, 252.
30
Mustafa Azami, Metodologi Kritik, 158.
31
Abi „Isa Muh}ammad ibn „Isa ibn Sawrah, Sunan al-Tirmidhi
wa huwa al-Ja mi‘ al-
Mukhtas
}
ar min al-Sunan ‘an Rasu lulla
h S
}
allallah ‘alayh wa sallam, Vol II Beirut: Dar al-Fikr, 2005,
cover.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby. ac.id digilib.uinsby.ac.id
ada lima juz yang terbagi menjadi 2376 bab yang terdiri dari 3956 hadis dengan rincian sebagai berikut:
32
1. Juz I terdiri dari dua kitab yakni kitab T{aharah yang di dalamnya terdapat 122
bab dan 148 hadis dan kitab S{alah yang di dalamnya terdapat 62 bab dan 89
hadis.
33
Jumlah dari keseluruhan isi dua kitab tersebut adalah 184 bab dan 237 hadis.
2. Juz II terdiri dari kitab Witr 22 bab dan 35 hadis, Jumu‘ah 29 bab dan 41
hadis, ‘Idayn 9 bab dan 12 hadis, dan Safar 44 bab dan 72 hadis. Jumlah
keseluruhannya adalah 260 bab yang di dalamnya meliputi 355 hadis. 3.
Juz III terdiri dari kitab Zakat 38 bab dan 73 hadis, S{iyam 83 bab dan 126 hadis,
H}ajj 116 bab dan 155 hadis, Janazah 76 bab dan 144 hadis, Nikah} 43 bab dan 65 hadis,
Rada’ 19 bab dan 26 hadis, T{alaq dan Li‘an 23 bab dan 30 hadis,
Buyu‘ 76 bab dan 104 hadis dan al-Ah}kam 42 bab dan 58 hadis. Jumlah keseluruhannya adalah 516 bab dan terdiri dari 781 hadis.
4. Juz IV terdiri dari kitab al-Diyat 23 bab dan 36 hadis, al-H{udud 30 bab dan
40 hadis, al-Sa‘id 7 bab dan 7 hadis, al-Dhabaih} 1 bab dan 1 hadis, al-
Ah}kam dan al-Wa‘id 6 bab dan 10 hadis, al-Dahi 24 bab dan 30 hadis, al- Siyar 48 bab dan 70 hadis, Fad}ilah al-Jihad 26 bab 50 hadis, al-Jihad 39
bab dan 49 hadis, al-Libas 45 bab dan 67 hadis, al-At}’imah 48 bab dan 72
hadis, al-Ashribah 21 bab dan 34 hadis, Birr wa al-S{ilah} 87 bab dan 138
32
Sutarmadi, al-Ima
m, 160. Data yang ditemukan dalam buku karya Ahmad Sutamardi ini berbeda dengan data yang dituangkan dalam tesis karya Jamal Abd Nasir dan juga
berbeda dengan pembagian bab dalam kitab Sunan al-Tirmidhi
wa huwa al-Ja mi‘ al-
Mukhtas
}
ar min al-Sunan ‘an Rasu l Alla
h s
}
allalla h ‘alayh wa sallam wa ma‘rifat al-S
{
ah
}
i h
}
al-ma‘lu l wa ma
‘alayh al-‘Amal terbitan tahun 2005.
33
Ibid., 218.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby. ac.id digilib.uinsby.ac.id
hadis, al-T{ibb 35 bab dan 33 hadis, al-Fara’id 23 bab dan 25 hadis, al-
Was}aya 7 bab dan 8 hadis, al-Wali wa al-Hibbah 7 bab dan 7 hadis, al- Fitan 79 bab dan 111 hadis, al-Ru’ya 10 bab dan 16 hadis, al-Shaha dah 4
bab dan 7 hadis, al-Zuhd 64 bab dan 10 hadis, S}ifah al-Qiyamah, al-Raqa’iq,
dan al-Wara’ 60 bab dan 110 hadis, S{ifah al-Jannah 27 bab dan 45 hadis,
dan S{ifah Jahannam 13 bab dan 21 hadis. Keseluruhan jumlah isi dari juz IV
ini adalah meliputi 734 bab dan 997 hadis. 5.
Juz V terdiri dari 10 pembahasan yakni tentang al-Iman 18 bab dan 31 hadis, al-‘Ilm 19 bab dan 31 hadis, Isti’dhan 34 bab dan 43 hadis, al-Adab 75
bab dan 118 hadis, al-Nisa’ 7 bab dan 11 hadis, Fad}ail al-Qur’an 25 bab
dan 41 hadis, kitab al-Qira’at 13 bab dan 18 hadis, kitab Tafsir al-Qur’an
95 bab dan 158 hadis, kitab al-Da‘awat 133 bab dan 189 hadis, dan kitab
al-Manaqib 75 bab dan 133 hadis. Jumlah isi keseluruhannya adalah 474 bab dan 773 hadis. Dalam bab terakhir ini ada tambahan satu pembahasan yakni
tentang al-‘Ilal yang dijelaskan penjang lebar dalam beberapa bab.
Dari pembagian juz dalam kitab Sunan al-Tirmidhi beserta rinciannya yang
telah dipaparkan sebelumnya, maka dapat dikatakan bahwasanya kitab ini terlihat mudah dan sistematis, yang mana juga dapat dikatakan terhindar dari pengulangan
hadis. Ajjaj al-Khatib menjadikan kitab ini sebagai salah satu kitab hadis yang memenuhi standar penulisan kitab ilmiah. Penilaian terhadap kitab ini tidak hanya
berkaitan pada sistem penulisannya saja, akan tetapi juga pada penjelasan- penjelasan yang terdapat di dalam kitab tersebut. Penilaiannya didasarkan pada
adanya pembahasan tuntas yang berkaitan dengan tema-tema yang termasuk
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby. ac.id digilib.uinsby.ac.id
dalam kategori ilmu hadis, misalnya yang berkaitan dengan istilah h}asan, d}a‘if,
serta penjelasan mengenai cacatnya suatu hadis yang terdapat dalam kitab tersebut.
34
Oleh karena itu, kitab ini dianggap mudah untuk dipelajari jika dibandingkan dengan kitab hadis lainnya.
Dalam meriwayatkan hadis, Imam Tirmidhi menggunakan metode yang berbeda dengan Ulama-Ulama lain, di antaranya:
35
1. Mentahkrij hadis yang menjadi amalan fuqaha. Dalam kitabnya, beliau tidak
meriwayatkan hadis, kecuali hadis yang diamalkan oleh fuqaha, kecuali hanya dua hadis, hadis riwayat Abdullah ibn Abbas tentang shalat jam
a‟ tanpa alasan perang atau berpergian dan hadis tentang perintah membunuh peminum khamr
yang melakukan sampai empat kali pelanggaran sebagaimana yang telah di ungkapkan sebelumnya
. 2.
Memberi penjelasan tentang kualitas dan keadaan hadis. Menurut al-Hafidz Abu Fadil ibn Tabir al-Maqdisi w. 507 H ada empat syarat yang ditetapkan
oleh Imam Tirmidhi sebagai standarisasi periwayatan hadis, yaitu: a
Hadis-hadis yang sudah disepakati ke-s}ah}ih}-annya oleh al-Bukhari dan al- Muslim.
b Hadis-hadis yang s}ah}ih} menurut standar ke-s}ahih-an Abu Dawud dan al-
Nasa ‟i, hadis-hadis yang para Ulama tidak sepakat untuk meninggalkannya
dengan ketentuan hadis itu bersambung sanadnya dan tidak mursal. c
Hadis-hadis yang tidak dipastikan ke-s}ah}ih}-annya dengan menjelaskan sebab-sebab kelemahannya.
34
Ajjaj al-Khatib, Us
}
u l al-H
{
adi th ‘Ulu
muhu wa Mus
}
t
}
alahu Beirut: Dar al-Fikr, 1989,
35
Ensiklopedi Mini, Sejarah, 250.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby. ac.id digilib.uinsby.ac.id
d Hadis-hadis yang dijadikan h}ujjah oleh fuqaha, baik hadis tersebut s}ah}ih}
atau tidak. Tentu saja untuk hadis yang tidak s}ah}ih}, ketidak s}ahih-annya
tidak sampai pada tingkat d}a‘if matruk.
3. Dalam mengumpulkan riwayat hadis sebenarnya imam al-Tirmidhi mengikuti
pola pikir gurunya, Imam Muslim ibn H}ajjaj. Di samping itu beliau juga mempunyai rumusan tersendiri dalam mengumpulkan riwayat hadis, yakni
sebagai berikut:
36
a Mengumpulkan beberapa isnad dalam satu hadis. Dalam hal ini beliau
menambahkan beberapa isnad dengan huruf mencantumkan
و,
seperti contoh:
ٌداََ اََ ثَدَح َو
ىَسيِع ُنْب ُفُسوُي ٌعيِكَو اََ ثَدَح : َااَق ،
ٍل ََِ َِِأ ْنَع ِنْب َةَداَوَس ْنَع
َظَْح َةَل
ٍبَدُْج ِنْب َةَرََُ ْنَع يَِْْشُقْلا َوُ َِللا ُلوُسَر َلاَق : َلاَق ،
مّلس و يلع ها ىلص ْمُكََعَ ََْ َا :
. ِقُفُْلا ِِ ُِْطَتْسُمْلا ُرْجَفْلا ْنِكَلَو ،ُليِطَتْسُمْلا ُرْجَفْلا َاَو ٍل ََِب ُناَذَأ ْمُكِروُحُس ْنِم
37
Kemudian ada juga bentuk pengumpulan riwayat oleh beliau yang mengubah antara dua isnad dengan menambahkan huruf
ح
seperti contoh:
ْب ُديِزَي اََ ثَدَح يِلَع ُنْب ُرْصَن اََ ثَدَح يِرْيَرُْجا اََ ثَدَح ٍعْيَرُز ُن
ح .
ٍعيِكَو ُنْب ُناَيْفُس اََ ثَدَحو :َلاَق َعَم ُرِفاَسُن اَُك : َلاَق ، ٍديِعَس َِِأ ْنَع ، َةَرْضَن َِِأ ْنَع ِيِرْيَرُْجا ْنَع ىَلْعَْلا ُدْبَع اََ ثَدَح
َِللا ِلوُسَر مّلس و يلع ها ىلص
لا اَِمَف َاَو ،ِمِئاَصلا ىَلَع ُرِطْفُمْلا ُدََِ َََف ُرِطْفُمْلا اَِمَو ُمِئاَص
َطْفَأَف اًفْعَض َدَجَو ْنَمَو ،ٌنَسَحَف َماَصَف ًةَوُ ق َدَجَو ْنَم َُنَأ َنْوَرَ ي اوُناَكَف ،ِرِطْفُمْلا ىَلَع ُمِئاَصلا َر
ٌنَسَحَف .
38
36
Sutarmadi, al-Ima
m, 110
37
„Isa ibn Sawrah, Sunan, Vol 2, 166. Dalam bab ma
ja ’a fi
Baya n al-Fajr.
38
Ibid., 169. Dalam bab ma
ja ’a fi
al-Rukhs
}
ah fi al-S
{
awm fi al-Safar.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby. ac.id digilib.uinsby.ac.id
Dua isnad dari dua hadis itu yang dihubungkan dengan “h}” bertemu pada al- Jurayriy.
b Menambahkan isnad lain dengan menyebutkan matan dari isnad pertama
dengan kata
لًم
apabila sama dalam segi lafadznya, dan dengan kata
وَ
apabila sama dalam segi maknanya, seperti contoh:
َدَح ،ٍزَلِِْ َِِأ ْنَع ِديِهَشلا ِنْب ِبيِبَح ْنَع ُناَيْفُس اََ ثَدَح ُةَصيِبَق اََ ثَدَح َن ََْيَغ ُنْب ُدوُمَُْ اََ ث
َلاَق َيِواَعُم َجَرَخ :
ُة َقَ ف ،
َما َِْْ بزلا ُنْب َِللا ُدْبَع
َص ُنْباَو َلاَقَ ف ،ُْوَأَر َِْح َناَوْف
ُتْعََِ اَسِلْجا : َِللا َلوُسَر
و يلع ها ىلص مّلس
ُلوُقَ ي :
َ بَتَيْلَ ف اًماَيِق ُلاَجِرلا َُل َلًََمَتَ ي ْنَأ َُرَس ْنَم َنِم َُدَعْقَم ْأَو
ِراَلا ، ِباَبْلا َِِو
ٌنَسَح ٌثيِدَح اَذَ : ىَسيِع وُبَأ َلاَق ،َةَماَمُأ َِِأ ْنَع اََ ثَدَح ٌداََ اََ ثَدَح ،
َةَيِواَعُم ْنَع ٍزَلِِْ َِِأ ْنَع ِديِهَشلا ِنْب ِبيِبَح ْنَع َةَماَسُأ وُبَأ َِِِلا ِنَع
مّلس و يلع ها ىلص َُلْ ًِم
.
39
Dalam hadis di atas, Imam Tirmidhi dengan singkat mengatakan
لًم
tanpa
menyebutkan matan hadisnya lagi. Itu menandakan bahwa hadis tersebut diriwayatkan juga oleh H{annad dengan lafadz yang sama. Kemudian beliau
cukup dengan mengatakan
وَ
pada hadis yang sama dalam segi maknanya,
seperti contoh:
َدَح ٍعيِكَو ُنْب ُناَيْفُس اََ ث
ِلاَمِشلا َِِأ ْنَع ٍلوُحْكَم ْنَع ِجاَجَْْا ْنَع ٍثاَيِغ ُنْب ُصْفَح اََ ثَدَح ْنَع
َلاَق ،َبويَأ َِِأ َِللا ُلوُسَر َلاَق :
مّلس و يلع ها ىلص :
:َِْلَسْرُمْلا ِنَُس ْنِم ٌعَبْرَأ طَعَ تلاَو ،ُءاَيَْْا
ُحاَكِلاَو ،ُكاَوِسلاَو ،ُر .
َناَمًُْع ْنَع ،باَبْلا َِِو :َلاَق َ ثَو
ٍدوُعْسَم ِنْباَو َناَبْو َللا ِدْبَعَو َةَشِئاَعَو
ٍرِباَجَو ٍحيََِ َِِأَو وٍرْمَع ِنْب ِ َبويَأ َِِأ ُثيِدَح : ىَسيِع وُبَأ َلاَق. ٍفاَكَعَو
ُدوُمَُْ اََ ثَدَح. ٌبيِرَغ ٌنَسَح ٌثيِدَح يِداَدْغَ بْلا ٍشاَدِخ ُنْب
ْب ُداَبَع اََ ثَدَح ِجاَجَْْا ْنَع ِماَوَعْلا ُن
39
„Isa ibn Sawrah, Sunan, Vol 2, 169. Dalam bab ma
ja ’a fi
al-Rukhs
}
ah fi al-S
{
awm fi al-
Safar.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby. ac.id digilib.uinsby.ac.id
ِشلا َِِأ ْنَع ٍلوُحْكَم ْنَع َبويَأ َِِأ ْنَع ِلاَم
َِِِلا ِنَع ، و يلع ها ىلص
مّلس َوََْ
ِثيِدَح ٍصْفَح
40
.
c Menyebutkan masing-masing isnad dengan matannya, kemudian
mengulangi kembali matan itu dengan tambahan lafadz atau perbedaan periwayatan, atau juga terkadang menjelaskan
‘illah pada hadis itu, seperti contoh pada hadis yang mendapat tambahan lafadz atau perbedaan
periwayatan:
َةَمَلْسَم َِِأ َديِزَي ِنْب ِديِعَس ْنَع ِلَضَفُمْلا ُنْب ُرْشِب اََ ثَدَح يِمَضْهَْجا يِلَع ُنْب ُرْصَن اََ ثَدَح ْنَع
ُك :َلاَق ِيِرْدُْْا ٍديِعَس َِِأ ْنَع َةَرْضَن َِِأ َِللا ِلوُسَر َعَم ُرِفاَسُن اَ
مّلس و يلع ها ىلص ِِ
اَذَ : ىَسيِع وُبَأ َلاَق. َُراَطْفِإ ِرِطْفُمْلا ىَلَع َاَو َُمْوَص ِمِئاَصلا ىَلَع ُبيِعَي اَمَف ،َناَضَمَر
ٌحيِحَص ٌنَسَح ٌثيِدَح .
41
ُنْب ُناَيْفُس اََ ثَدَحو : َلاَق.ح يِرْيَرُْجا اََ ثَدَح ٍعْيَرُز ُنْب ُديِزَي اََ ثَدَح يِلَع ُنْب ُرْصَن اََ ثَدَح ٍعيِكَو
: َلاَق ،ٍديِعَس َِِأ ْنَع َةَرْضَن َِِأ ْنَع ِيِرْيَرُْجا ْنَع ىَلْعَْلا ُدْبَع اََ ثَدَح ِلوُسَر َعَم ُرِفاَسُن اَُك
َِللا مّلس و يلع ها ىلص
َاَو ،ِمِئاَصلا ىَلَع ُرِطْفُمْلا ُدََِ َََف ُرِطْفُمْلا اَِمَو ُمِئاَصلا اَِمَف َجَو ْنَمَو ،ٌنَسَحَف َماَصَف ًةَوُ ق َدَجَو ْنَم َُنَأ َنْوَرَ ي اوُناَكَف ،ِرِطْفُمْلا ىَلَع ُمِئاَصلا
َرَطْفَأَف اًفْعَض َد ىَسيِع وُبَأ َلاَق. ٌنَسَحَف
ٌحيِحَص ٌنَسَح ٌثيِدَح اَذَ : .
42
Pengulangan oleh Imam Tirmidhi pada hadis tersebut dikarenakan ada dua kepentingan, yakni untuk lebih menguatkan hadis itu dengan mengulangi
sanad dan menambahkan matan pada matan yang kedua dengan redaksi atau lafadz
ٌنَسَحَف َرَطْفَأَف اًفْعَض َدَجَو ْنَمَو ،ٌنَسَحَف َماَصَف ًةَوُ ق َدَجَو ْنَم َُنَأ َنْوَرَ ي اوُناَكَف.
40
„Isa ibn Sawrah, Sunan, Vol 2, 342. Dalam bab ma
ja ’a fi
fad
}
l al-tazwi j wa al-h
}
ath ‘alayh.
41
Ibid., 169. Dalam bab ma
ja ’a fi
al-Rukhs
}
ah fi al-S
{
awm fi al-Safar.
42
Ibid.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby. ac.id digilib.uinsby.ac.id
d Menunjuk isnad karena sudah terkenal dan telah dimaklumi oleh para
ulama. Menarjihkan hadis dengan isnadnya, kemudian dihubungkan dengan
sanad lain dengan menyebutkan shahid dari sanad lain itu, dari mutabi‘
yang mengikutinya. Seperti contoh:
َمَُُ ُنْب ُدََْْأَو ُراَزَ بْلا ِحاَبَصلا ُنْب ُنَسَْْاَو ٍعيَِم ُنْب ُدََْْأ اََ ثَدَح ََْعَمْلا ، ىَسوُم ِنْب ِد
ِنْب َةَمَقْلَع ْنَع ، ِيِرْوَ ًلا َناَيْفُس ْنَع ، ُقَرْزَْلا َفُسوُي ُنْب قاَحْسِإ اََ ثَدَح : اوُلاَق ،ٌدِحاَو ََِِلا ىَتَأ : َلاَق ، ِيِبَأ ْنَع ، َةَدْيَرُ ب ِنْب َناَمْيَلُس ْنَع ، ٍدَثْرَم
مّلس و يلع ها ىلص َر
ٌلُج ِثْيِدَْْا َرَكَذَف .ِة َََصلا ِتيِقاَوَم ْنَع َُلَأَسَف
.اًضْيَأ ٍدَثْرَم ِنْب َةَمَقْلَع ْنَع َةَبْعُش ُاَوَر ْدَقَو :َلاَق َُُ ، ََْ َو ،اَذَكَ ًةَقَلَعُم يِرْوَ ًلا َناَيْفُسِل َةَبْعُش َةَعَ باَتُم َرَكَذَف
.َُلُك َداَْسِْْا ُرُكْذَي
43
Menarjihkan hadis dengan isnadnya dan menunjuk kepada sumber dari sanad lain dengan kalimat
ُُوََْ ٍْجَو ْنِم َيِوُر ْدَقَو
sesungguhnya telah
diriwayatkan dari beberapa jalur sanad yang serupa, seperti contoh:
َع ، ِبَلَهُمْلا َِِأ ْنَع ، َةَب ََِق َِِأ ْنَع ، َبويَأ ْنَع ، ٍدْيَز ُنْب ُداََْ اََ ثَدَح ، ُةَبْيَ تُ ق اََ ثَدَح ْن
َأ ِراَصْنَْلا َنِم ًَُجَر َنَأ ، ٍَْْصُح ِنْب َناَرْمِع ، َثْيِدَْْا َرَكَذَف ،ِِتْوَم َدِْع َُل ٍدُبْعَأ َةَتِس َقَتْع
: َلاَق َُُ ْدَقَو
ٍ ْجَو ْنِم ٍَْْصُح ِنْب َناَرْمِع ْنَع
.
44
Dari paparan di atas dapat diketahui bahwasanya dalam menyusun kitab sunan al-Tirmidhi ini, sistematika yang digunakan oleh al-Tirmidhi adalah dengan
mencantumkan judul pada setiap bab, kemudian mencantumkan satu atau dua hadis yang dapat mencerminkan dan mencakup isi judulnya. Setelah itu, beliau
mengemukakan opini pribadi tentang kualitas hadis tersebut. Selain opini pribadi, beliau juga sering mencantumkan pendapat-pendapat para ahli hukum terdahulu,
43
„Isa ibn Sawrah, Sunan, Vol 2, 169. Dalam bab ma
ja ’a fi
al-Rukhs
}
ah fi al-S
{
awm fi al-
Safar.
44
Ibid.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby. ac.id digilib.uinsby.ac.id
para imam madzhab yang berkaitan dengan berbagai macam masalah hukum islam fikih.
Setiap pengarang kitab hadis ketika mereka ingin menghasilkan sebuah karya, sudah tentu mereka mempunyai maksud dan tujuan tersendiri, begitu pula dengan
Imam Tirmidhi. Untuk menghasilkan sebuah karya yang cukup istimewa, beliau membubuhi karya tersebut dengan beberapa perbedaan di dalamnya yang mana
perbedaan tersebut tidak terdapat dalam kitab-kitab yang lain. Sebagaimana kitab beliau yang berjudul
Sunan al-Tirmidhi, kitab ini memiliki keunikan dan keistimewaan yang belum pernah dibahas dalam kitab-kitab hadis sebelumnya.
Selain mengumpulkan hadis-hadis dengan berbagai taraf dan kedudukannya, dalam kitab tersebut beliau juga menjelaskan pendapat-pendapat dari beberapa
ulama mujtahid yang ada pada saat itu. Salah satu tujuan kitab beliau ini muncul adalah sebagai salah satu sumber
rujukan dan kitab penyelidikan terpenting bagi umat islam. Keistimewaan dan kelebihan yang ada di dalam kitab karya imam Tirmidhi ini lebih menonjol ketika
beliau menarafkan setiap hadis yang dikemukakannya. Bukan sekedar itu saja, bahkan ketika suatu hadis itu tidak
s}ah}ih}, maka imam Tirmidhi menerangkan pula alasan hadis tersebut dikatakan tidak
s}ah}ih}. Misalnya beliau melabelkan suatu hadis dengan sebutan hadis
gharib karena di dalam sanad hadis itu terdapat seorang perawi yang dianggap
d}a‘if oleh beliau. Dari itu dapat dipahami bahwasanya kaidah yang digunakan oleh beliau ini secara tidak langsung melatih
dan membiasakan seseorang yang mempelajarinya dengan mengenal akan taraf
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby. ac.id digilib.uinsby.ac.id
dan kedudukan seorang perawi terlebih dahulu. Itulah yang mungkin dapat mempermudah pemahaman bagi orang yang mempelajarinya.
E. Pandangan Ulama terhadap Kitab Sunan al-Tirmidhi