baik untuk meningkatkan kualitas pembelajaran meliputi: ruang kelas yang memadai atau representatif, lengkap dan memadainya media pembelajaran, serta ketersediaan
sumber-sumber belajar yang mendukung. Sarana pembelajaran secara umum dimaknai sebagai segala sesuatu yang mendukung kegiatan proses pembelajaran.
4. Suasana Pembelajaran
Suasana pembelajaran merupakan salah satu indikator penting yang berpengaruh terhadap kualitas pembelajaran, di samping faktor-faktor pendukung
lainnya. Dikatakan Hyman dalam Hadiyanto Subiyanto 2003: 8 dijelaskan bahwa iklim pembelajaran yang kondusif antara lain dapat mendukung: 1 interaksi yang
bermanfaat di antara peserta didik, 2 memperjelas pengalaman-pengalaman guru dan peserta didik, 3 menumbuhkan semangat yang memungkinkan kegiatan-
kegiatan di kelas berlangsung dengan baik, dan 4 mendukung saling pengertian antara guru dan peserta didik. Dijelaskan lebih lanjut oleh Moos dalam Hadiyanto
Subiyanto 2003: 8 bahwa iklim sosial dapat berpengaruh terhadap kepuasan peserta didik dalam belajar, dan dapat menumbuhkembangan pribadi. Berdasarkan pendapat
tersebut jelas bahwa suasana pembelajaran sangat berpengaruh terhadap kualitas pembelajaran, dan pada gilirannya berarti berpengaruh juga terhadap hasil
pembelajaran. Kemudian Edmonds dalam Morrison, Mokashi, Cotter, 2006: 6 dalam
penelitiannya menyampaikan tesis bahwa “An orderly classroom conducive to learning is strongly correlated with student achievement”. Suasana pembelajaran
yang tertib dan kondusif untuk belajar mempunyai hubungan yang kuat dengan prestasi belajar siswa. Fraser dalam Hadiyanto Subiyanto 2003: 9
mendokumentasikan lebih dari 45 penelitian yang membuktikan adanya hubungan yang positif antara suasana pembelajaran dengan prestasi belajar peserta didik. Penelitian-
penelitian itu menggunakan berbagai macam alat ukur suasana pembelajaran seperti Learning Environment Inventory LEI, Classroom Environment Scales CES,
Individualized Classroom Environment Questionnaire ICEQ, dan instrumen-instrumen lain yang digunakan di beberapa negara maju maupun berkembang.
Guru yang mengajar dengan penuh kehangatan, bersikap komunikatif dan
familiar dengan siswa, menghargai setiap pertanyaan dan perbedaan karakteristik siswa, akan menumbuhkan kepercayaan diri siswa, pelajaran menjadi lebih menarik
dan siswa merasa menikmati enjoy dengan kegiatan pembelajaran yang bersangkutan, pada akhirnya akan meningkatkan prestasi belajar siswa ke level yang
lebih tinggi Ormrod, 2003: 482. Hasil penelitian Mangindaan, Sembiring, Livingstone dalam Wahyudi. 2003: 1 menjelaskan bahwa terdapat korelasi yang
positif dan sifnifikan antara prestasi siswa di suatu kelas dengan suasana batin atau lingkungan psikososial yang tercipta di kelas tersebut. Demikian juga Berliner dalam
Hadiyanto Subiyanto 2003: 8 mengatakan bahwa suasana pembelajaran yang ditandai dengan kehangatan, demokrasi, dan keramahtamahan dapat digunakan
sebagai alat untuk memprediksi prestasi belajar peserta didik. Lebih lanjut menurut Moos dalam Hadiyanto Subiyanto 2003: 3,
dijelaskan bahwa suasana pembelajaran memiliki tiga dimensi umum yang dapat digunakan untuk mengukur lingkungan psikis dan sosial. Ketiga dimensi tersebut
merupakan dimensi hubungan relationship, dimensi pertumbuhan dan perkembangan pribadi personal growthdevelopment dan dimensi perubahan dan
perbaikan sistem system maintenance and change. Dimensi hubungan mengukur sejauh mana keterlibatan peserta didik di dalam kelas, sejauh mana peserta didik
saling mendukung dan membantu, dan sejauh mana mereka dapat mengekspresikan kemampuan mereka secara bebas dan terbuka. Dimensi ini mencakup aspek afektif
dari interaksi antar siswa dan antara siswa dengan guru. Skala-skala scales suasana pembelajaran yang termasuk dalam dimensi ini di antaranya adalah kekompakan
cohesiveness, kepuasan satisfaction, dan keterlibatan involvement. Kekompakan cohesiveness mengukur sejauh mana siswa mengenal, membantu, dan saling
mendukung satu sama lain. Kepuasan satiscfaction mengukur sejauh mana siswa merasa senang, puas dan merasa menikmati enjoy selama mengikuti proses
pembelajaran. Keterlibatan involvement mengukur sejauh mana para siswa peduli dan tertarik pada kegiatan-kegiatan dan berpartisipasi dalam diskusi-diskusi di kelas.
Di samping ketiga dimensi tersebut dukungan guru teacher support merupakan salah satu dimensi yang perlu diukur dalam iklim pembelajaran suasana
pembelajaran. Dimensi ini mengukur sejauh mana guru membantu, bersahabat,
percaya, dan menaruh perhatian terhadap siswa Wahyudi, 2003: 7. Kemudian dimensi pertumbuhan atau perkembangan pribadi yang disebut
juga dimensi yang berorientasi pada tujuan menjelaskan tujuan utama kelas dalam mendukung pertumbuhan atau perkembangan pribadi dan motivasi diri. Skala-skala
yang terkait dalam dimensi ini di antaranya adalah kesulitan difficulty, kecepatan speed, kemandirian independence, kompetisi competition. Skala kecepatan,
misalnya, mengukur bagaimana tempo cepat atau lambatnya pembelajaran berlangsung. Sedangkan dimensi perubahan dan perbaikan sistem menjelaskan sejauh
mana suasana pembelajaran mendukung harapan, memperbaiki kontrol dan merespon perubahan. Skala-skala yang termasuk dalam dimensi ini di antaranya adalah formalitas
formality, demokrasi democracy, kejelasan aturan rule clarity, inovasi innovation. Skala formalitas, misalnya, mengukur sejauh mana tingkah laku siswa di
kelas berdasarkan aturan-aturan yang diterapkan dalam kelas. Mengacu pada beberapa penjelasan di atas dapat dijelaskan bahwa suasana
pembelajaran yang kondusif dan mendukung untuk kegiatan belajar mengajar, akan menjadikan siswa merasa senang dalam proses pembelajaran dan mampu dapat
meningkatkan motivasi belajar, sehingga pada gilirannya akan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. Dalam penelitian ini, suasana pembelajaran yang dimaksud
menyangkut segala keadaan yang muncul akibat hubungan antara guru dan siswa atau antar siswa berpengaruh pada proses belajar mengajar. Berdasarkan beberapa
pendapat dan teori di atas, indikator suasana pembelajaran dalam penelitian ini meliputi kekompakan siswa student cohesiveness dalam kelas, keterlibatan siswa
dalam proses belajar mengajar student involvement, kepuasan siswa selama kegiatan pembelajaran student satisfaction, dan dukungan guru teacher support dalam
proses pembelajaran di kelas.
5. Kinerja Guru