Sarana dan prasarana Perkembangan Di Bidang Fisik

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Dengan adanya sarana dan prasarana yang telah disediakan oleh pondok pesantren metal moeslim tersebut, diharapkan dapat mempermudah bagi santri-santri untuk memenuhi kebutuhan yang di perlukan selama menimba ilmu di pondok tersebut.

3. Perkembangan Santri dari tahun 1997-2016

Menurut pengertian yang dipakai dalam lingkungan pesantren, seorang alim hanya bisa disebut kyai bilamana memiliki pesantren dan santri yang tinggal dalam pesantren tersebut untuk mempelajari ilmu-ilmu agama. Menurut tradisi pesantren, terdapat 2 kelompok santri : a. Santri mukim, adalah santri yang berasal dari daerang yang jauh kemudian bertempat tinggal di pesantren. Santri mukim yang paling lama menetap dipesantren, maka akan menjadi pengurus atau bertaggung jawab dalam mengurus santri-santri yang ada dipesantren, dan juga mengajar santri- santri baru. b. Santri kalong, adalah santri yang berasal dari desa-desa yang tidak jauh dari pondok pesantren yang tidak bertempat tinggal dipesantren hanya saja mereka ingin mempelajari kitab-kitab membahas islam lebih dalam yang dibina langsung oleh pak kyai, memperoleh pengalaman tersendiri di pesantren seperti keorganisasian atau dibidang pengajaran. 5 5 Zamakhsyari dhofier, Tradisi Pesantren Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai Jakarta: LP3ES, 1982, 51. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Santri yang berada di Pondok Pesantren Metal Moeslim Al-hidayah memiliki perbedaan dengan santri-santri yang berada di pondok pesantren lainnya. Memasuki tahun 1997 KH. Abu bakar Khalil menerima santri yang bermasalah mengidap gangguan jiwa, santri tersebut anak dari anggota porles di Probolinggo. Beliau pun sangat antusias menerimanya. Setelah ditangani langsung oleh pak kyai selama kurang lebih tiga minggu, santri tersebut sembuh total. Dengan adanya kejadian tersebut, pondok pesantren Metal Moeslim Al-hidayah mulai terkenal dan pak kyai pun kebanjiran. 6 Santri-santri yang bermasalah dari orang gila dan wanita hamil pranikah. Karena banyaknya santri yang bermasalah ditampung di Pondok Metal sehingga orang-orang menamakan pondok tersebut dengan sebutan pondoke orang rusak. Data terakhir pada tahun 2012 santri-santriwati pengidap gangguan jiwa di Pondok Metal Moeslim Al-hidayah berjumlah 348 orang. 7 Ada juga yang meninggal di pondok pesantren tersebut namun cara pemakamannya sama dengan layaknya orang normal pada umumnya. Ada berbagai macam terapi khusus untuk mengobati para penyandang cacat mental yang berjumlah ratusan tersebut bahkan ada cara yang diluar akal sehat manusia, semisal kiai abu bakar hanya memberi buah kelapa muda yang dibacakan doa lalu si penyandang cacat mental tersebut di suruh meminumnya dan dilakukan secara rutin sampai kurang lebih 2 minggu atau sampai 6 Muhammad Said, Wawancara, Pasuruan, 28 Februari 2017. 7 Tim Menyansoft, Lintas Pesantren Pondok Pesantren Metal Pasuruan, http:www. Sarkub.compondok-pesantren-metal-Pasuruan11042012. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id mengalami perubahan yang berangsur-angsur membaik yaitu sembuh secara total. Dalam sisi lain kiai abu bakar Khalil sendiri tidak pernah menyebut mereka dengan sebutan orang gila atau penyandang cacat mental beliau selalu menyebut para santri penyandang cacat mental tersebut dengan sebutan wong gundul. Memang agak erotis sebutan tersebut bagi orang awam yang tidak tahu menahu tentang mengapa kiai menyebutnya sedemikian rupa. Menurut sumber terpercaya beliau memanggil mereka dengan sebutan wong gundul karena saat pertama masuk pondok pesantren metal moeslim rambutnya harus di cukur habis atau Gundul. 8 Pada tahun 1998 pondok pesantren tersebut menerima seorang bayi terlantar, karena kondisi orang tuanya yang tidak mampu untuk mengasuh sehingga bayi tersebut ditelantarkan. Menurut KH. Muhammad Said ada wanita yang hamil diluar nikah dari Pasuruan, ingin membuang bayi yang di kandungnya namun ada seorang Pastur yang menginginkan bayi tersebut maka tanpa fikir panjang kiai Abu Bakar Kholil langsung mendatangi wanita tersebut dan membicarakan tentang jalan keluar masalah tersebut, dan pada akhirnya saat kelahiran sang bayi itupun di ambil hak asuhnya oleh kiai Abu Bakar Kholil. 9 8 Muhammad Said, Wawancara, Pasuruan, 28 Februari 2017. 9 Luthfiyah, Wawancara, Pasuruan, 19 Februari 2017. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Seiring berkembangnya tahun ke tahun jumlah tersebut semakin bertambah banyak. Adapun juga kiai abu bakar Khalil menampung para wanita yang hamil diluar nikah yang sebagian besar keluarganya meminta kepada pihak pondok pesantren untuk menampung anak perempuan tersebut karena dari pihak keluarga merasa malu dengan musibah yang telah menimpa anak perempuannya. Masuk pada tahun 1999 KH. Abu Bakar Kholil mulai menerima santri pecandu narkoba. Berawal dari santri pecandu narkoba yang Bernama Maulana. Dia berasal dari Yogyakarta merupakan putra dari abah Shafi. Maulana merupakan seorang pengusaha yang sukses di usia muda, akan tetapi dia terjerat oleh narkoba. Sehingga orang tuanya meminta bantuan kepada kiai abu bakar Khalil untuk mengobati putranya tersebut, di 3 hari pertama memang Maulana sering kambuh penyakitnya tersebut tapi bermodal kesabaran kiai abu bakar Khalil selalu memantaunya. Sampai pada yang terparah kejadiannya Maulana sampai menggigit dan menghisap darahnya sendiri akibat sakaw. Dalam masa penyembuhan maulana memang membutuhkan waktu satu bulan yang secara terus menerus di pantau oleh kiai Abu Bakar sendiri. Dan pada akhirnya sembuh secara total dan di pulangkan pada pihak keluarga. 10 Bermula situ Pondok Pesantren Metal Moeslim Al-Hidayah mulai 10 Muhammad Said, Wawancara, Pasuruan, 28 Februari 2017. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id dikenal di seluruh jawa timur bahkan bisa jadi sepulau jawa. Dari tahun 1999 sampai tahun 2008 kurang lebih banyak santri pecandu narkoba yang keluar masuk Pondok tersebut sekitar 1000 orang. Pada tahun 2009, tempat tinggal anak-anak mulai dipisahkan dengan santri yang sudah dewasa. Mulai umur 1-2 tahun berada didalam rumah pengasuh pondok pesantren metal. Mereka menganggap KH. Abu Bakar Khalil dan Bu Nyai Luthfiyah adalah orang tua mereka sendiri. Beliau tidak pernah merasa kerepotan atau mengeluh dalam mengurus dan merawat para bayi dan balita sebab dibantu oleh para santri yang sudah dewasa dan seorang wanita dari kalangan warga sekitar yang dengan ikhlas menjadi sukarelawan dalam merawat para bayi dan balita tersebut. Pada Tahun 2015 KH. Abu Bakar Khalil wafat, sehingga tidak ada yang bisa mengobati orang-orang yang bermasalah dipondok tersebut. Bu Nyai Luthfiyah meminta kepada para pengurus pondok untuk mengirim mereka ke rumah sakit jiwa yang berada di kota Pasuruan. Akhirnya Pondok Pesantren Metal Moeslim Al-hidayah hanya menerima anak-anak yatim piatu dan anak yang ditelantarkan. Seperti orang tua yang menaruh anaknya dipondok metal karena tidak ingin menanggung malu tetangganya disebabkan hamil di luar nikah, dan ada anaknya orang gila yang ditolong oleh bu nyai Luthfiyah sendiri, kemudian diasuh dan dibesarkan di pondok pesantren tersebut.