Partisipasi Perempuan Dalam Meningkatkan Usaha Ekonomi Masyarakat di Desa Sambirejo Timur Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perempuan merupakan suatu potensi, dimana saat ini dalam
persaingan global yang semakin menguat dan ketat, maka partisipasi
perempuan menjadi sangat penting dalam menjawab berbagai tantangan
sekaligus memanfaatkan peluang dimasa yang akan datang. Posisi perempuan
yang selama ini cenderung diletakkan
menyebabkan

kemampuan

lebih rendah daripada laki-laki,

perempuan

untuk

berkontribusi

dan


mengembangkan potensi tidak maksimal.
Dalam hal inilah keterlibatan dan partisipasi perempuan dalam
kegiatan ekonomi merupakan fenomena penting pada era globalisasi ini.
Perempuan Indonesia pedesaan terutama kalangan menengah ke bawah
hampir seluruhnya terlibat dalam kegiatan ekonomi. Mereka berupaya
memperbaiki ekonomi keluarga dengan bekerja di desa dan tidak jarang pula
meninggalkan desa. Kemampuan perempuan dalam memberikan kontribusi
secara ekonomi terhadap pendapatan keluarga/rumah tangganya, akan
meningkatkan

status

sosial

keluarganya

dalam

masyarakat,


namun

keterbatasan keterampilan dan kemampuan dalam menguasai teknologi
menjadi penghambat dalam mencari pekerjaan.
Disini membuat kaum perempuan rela menjadi buruh kerja dengan
pendapatan yang rendah dalam memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.
Kebutuhan yang tidak pernah habis dan perkembangan zaman pula membuat
kebutuhan bervariasi untuk mendapatkan nilai imarjinal bagi pemenuhan
kebutuhan keluarga. Seharusnya para lelaki yang bertugas mencari nafkah,
1

Universitas Sumatera Utara

namun tidak cukup memenuhi kebutuhan sehingga membuat kaum
perempuan yang mulanya harus mengurus rumah tangga, sekarang harus ikut
terlibat untuk mencari nafkah dalam memenuhi kebutuhan keluarga. Dengan
adanya partisipasi perempuan dalam memenuhi kebutuhan yang awalnya
hanya memenuhi kebutuhan subsitensi, ternyata juga dapat menyokong
ekonomi daerahnya. Sehingga membuat kemajuan dalam pembangunan

ekonomi daerahnya. Inilah yang membuat sosok perempuan perlu
berpartisipasi dalam pembangunan daerah, salah satunya dalam pembangunan
ekonomi masyarakat di Desa Sambirejo Timur Kecamatan Percut Sei Tuan
Kabupaten Deli Serdang. Di Desa Sambirejo Timur ini partisipasi perempuan
juga nampak dalam bidang perekonomiannya, dimana para perempuan tidak
hanya bekerja sebagai ibu rumah tangga saja, namun juga bekerja dalam
satuan organisasi yang dapat menghasilkan berbagai macam kain panjang
dengan motif batik. Hasil produksi inilah yang nantinya dapat dibuat menjadi
usaha sehingga menciptakan multi pekerjaan dikalangan perempuan di
Sambirejo Timur dalam upaya memenuhi kebutuhan hidup untuk keluarganya
serta meningkatkan pembangunan ekonomi masyarakatnya di Desa tersebut.
Selain itu juga kegiatan jahit bordir, dimana kegiatan ini dapat meningkatkan
pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat dan memanjukan sumber daya
manusia di Desa sambirejo tersebut.
Perempuan juga harus berperan penting didalam keluarga. Yaitu
bagaimana ia mendidik anaknya dengan baik dengan memberikan ajaranajaran positif yang dapat meningkatkan prestasi dan pola fikir anak tersebut.
Tak lain juga bagaimana sebagai seorang istri harus mampu dan berhasil
dalam membina keluarganya dengan baik, sehingga dapat menciptakan

2


Universitas Sumatera Utara

sebuah keluarga yang mapan dan tidak kekurangan dalam memenuhi
kebutuhan keluarganya.
Keadaan peran dan status perempuan dewasa ini lebih dipengaruhi
oleh masa lampau, kultur, ideologi, dan praktek hidup sehari-hari. Inilah yang
menjadi kunci mengapa partisipasi perempuan dalam kehidupan ekonomi
masyarakat mengalami kelemahan. Rendahnya keterwakilan perempuan
secara kuantitatif dibidang ekonomi dalam kehidupan masyarakat inilah yang
kemudian mendorong dan melatarbelakangi lahirnya berbagai macam
tuntutan agar perempuan lebih diberi ruang dalam partisipasi dan
meningkatkan perannya di dalam pembangunannya.
Peran serta perempuan dalam proses pembangunan ekonomi
masyarakat desa bukanlah berarti hanya sebagai suatu tindakan yang
dipandang dari sisi humanisme belaka, namun peran yang dilakukan oleh
perempuan tersebut dalam kesertaannya dibidang ekonomi merupakan
tindakan yang dapat mengangkat harkat dan kualitas dari diri perempuan itu
sendiri. Sehingga pembangunan ekonomi yang utuh dan menyeluruh dari
suatu negara dalam bermasyarakat menuntut peranan penuh dari kaum

perempuan dalam segala bidang, salah satunya dalam bidang ekonomi, yang
mampu meningkatkan kesejahteraan di dalam kehidupan bermasyarakat itu
sendiri.
Partisipasi perempuan dalam pembangunan ekonomi masyarakat di
desa masihlah sangat rendah. Rendahnya partisipasi tersebut disebabkan oleh
beberapa hal seperti rendahnya akses perempuan terhadap informasi,
perempuan dipersepsikan memiliki kawajiban dalam pekerjaan rumah tangga
saja. Dapat didominasi partisipasi dari kaum elit (pemerintah desa),

3

Universitas Sumatera Utara

ketimpangan hak perempuan dalam akses pendidikan dan masih kuatnya
budaya patriarki. Tujuan penulisan ini yaitu untuk mengetahui bagaimana
partisipasi perempuan dalam pembangunan ekonomi masyarakat di Desa
Sambirejo Timur Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka yang
menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Partisipasi

Perempuan dalam Meningkatkan Usaha Ekonomi Masyarakat di Desa
Sambirejo Timur Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang?”
1.3 Tujuan Penelitian
Setiap penelitian yang dilakukan mempunyai sasaran yang hendak
dicapai atau apa yang menjadi tujuan. Suatu riset khusus dalam ilmu
pengetahuan

empiris

pada

umumnya

bertujuan

untuk

menemukan,

mengembangkan, dan menguji kebenaran ilmu penegetahuan itu sendiri.

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk
menganalisis partisipasi perempuan dalam meningkatkan usaha ekonomi
masyarakat di Desa Sambirejo Timur Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten
Deli Serdang.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Secara subjektif
Penelitian ini

diharapkan dapat

bermanfaat

untuk melatih dan

mengembangkan kemampuan berfikir secara sistematis dan teoritis dalam

4


Universitas Sumatera Utara

memecahkan suatu permasalahan secara objektif dan kritis melalui suatu
karya ilmiah sehingga diperoleh suatu kesimpulan yang bersifat teruji dan
berguna berdasarkan kajian teori dari Ilmu Administrasi Negara.
2. Secara praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan informasi tambahan
mengenai partisipasi perempuan dalam peningkatan usaha ekonomi
masyarakat di Desa Sambirejo Timur Kecamatan Percut Sei Tuan
Kabupaten Deli Serdang, serta untuk memperbaiki, melaksanakan dan
meningkatkan dorongan serta motivasi sehingga partisipasi dari
perempuan tersebut dapat terlaksana dan berjalan dengan baik, juga
mampu membantu dalam meningkatkan usaha ekonomi masyarakat yang
ada di Desa Sambirejo Timur tersebut.
3. Secara Akademis
Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah kemampuan berfikir
secara ilmiah dan memberikan kontribusi baik secara langsung maupun
tidak langsung bagi kepustakaan Departemen Ilmu Administrasi Negara.
1.5 Kerangka Teori
Kerngka teoritis adalah dukungan dasar teoritis sebagai dasar

pemikiran dalam rangka pemecahan masalah yang dihadapi peneliti.
Kerangka teoritis adalah bagian dari penelitian, tempat peneliti memberikan
penjelasan tentang hal-hal yang berhubungan dengan variabel pokok, sub
variabel, atau pokok masalah yang ada dalam penelitiannya (Sugiyono, 2010:
57).
Kerangka teori dari sebuah penelitian didapat dari melihat kata kunci
dari penelitian dan mencari beberapa teori yang mengandung konsep yang
5

Universitas Sumatera Utara

hampir sama dengan judul penelitian yaitu “Partisipasi perempuan dalam
pembangunan ekonomi masyarakat di Desa Sambirejo Timur Kecamatan
Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang”.
Dari penelitian yang dilakukan maka dapat diperoleh beberapa teori
yang mengandung konsep Partisipasi Perempuan, Pembangunan Ekonomi dan
Partisipasi Perempuan dalam Pembangunan Ekonomi Masyarakat. Teori-teori
tersebut didapat dari hasil pemahaman pembacaan buku-buku yang relevan
bagi penelitian atau kajian pustaka dari beberapa hasil tulisan.


1.5.1 Partisipasi Perempuan
1.5.1.1 Pengertian Partisipasi
Banyak definisi yang dikemukakan para ahli tentang partisipasi.
Namun secara harfiah, partisipasi berarti “turut berperan serta dalam suatu
kegiatan”, “keikutsertaan atau peran serta dalam suatu kegiatan”, “peran
serta aktif atau proaktif dalam suatu kegiatan”. Partisipasi dapat
didefinisikan secara luas sebagai bentuk keterlibatan dan keikutsertaan
masyarakat secara aktif dan sukarela, baik karena alasan-alasan dari dalam
dirinya (interinsik) maupun dari luar dirinya (ekstrinsik) dalam
keseluruhan proses kegiatan yang bersangkutan.
Menurut Simatupang (dalam Suwono, 2001: 124) memberikan
rincian tentang partisipasi sebagai berikut :

6

Universitas Sumatera Utara

1. Partisipasi berarti apa yang kita jalakan adalah bagian dari usaha bersama yang
dijalankan bahu-membahu dengan saudara kita sebangsa dan setanah air untuk
membangun masa depan bersama.

2. Partisipasi berarti pula sebagai kerja untuk mencapai tujuan bersama diantara
semua warga negara yang mempunyai latar belakang kepercayaan yang beraneka
ragam dalam negara pancasila kita, atau dasar hak dan kewajiban yang sama
untuk memberikan sumbangan demi terbinanya masa depan yang baru dari bangsa
kita.
3. Partisipasi tidak hanya berarti mengambil bagian dalam pelaksanaan-pelaksanaan,
perencanaan pembangunan. Partisipasi berarti memberikan sumbangan agar dalam
pengertian kita mengenai pembangunan kita nilai-nilai kemanusiaan dan cita-cita
mengenai keadilan sosial tetap dijunjung tinggi.
4. Partisipasi dalam pembangunan berarti mendorong kearah pembangunan yang
serasi dengan martabat manusia. Keadilan sosial dan keadilan Nasional dan yang
memelihara alam sebagai lingkungan hidup manusia juga untuk generasi yang
akan datang.
Hetifah (dalam Handayani 2006: 39) berpendapat bahwa
partisipasi sebagai keterlibatan orang secara sukarela tanpa tekanan
dan jauh dari pemerintah kepentingan eksternal.
Menurut Histiraludin (dalam Handayani 2006: 39-40) berpendapat
bahwa partisipasi lebih pada alat sehingga dimaknai partisipasi sebagai
keterlibatan masyarakat secara aktif dalam keseluruhan kegiatan, sebagai
media penumbuhan kohesivitas antar masyarakat, masyarakat dengan
pemerintah juga menggalang tumbuhnya rasa memiliki dan tanggung
jawab pada program yang dilakukan. Istilah partisipasi sekarang ini

7

Universitas Sumatera Utara

menjadi kata kunci dalam setiap program dalam setiap program
masyarakat, seolah-olah menjadi “model baru” yang harus melekat pada
setiap rumusan kebijakan dan proposal proyek. Dalam pengembangannya
sering kali diucapkan dan ditulis berulang-ulang tetapi kurang
dipraktekkan, sehingga cenderung kehilangan makna. Partisipasi sepadan
dengan arti peran serta, ikut serta, keterlibatan atau proses bersama saling
memahami, merencanakan, menganalisis dan melakukan tindakan oleh
sejumlah anggota masyarakat.
Selain itu menurut Davis (dalam Tangkilisan 2005: 321)
memberikan pengertian partisipasi sebagai berikut: “Participation is
defined as an individual as mental and emotional involvement in a group
situasiton that encourages him to contribute to group goals and to share
responsibility for them.” Dari pengertian tersebut, maka pendapat Davis
ini mengandung 3 (tiga) unsur pokok, yaitu:
1. Adanya keterlibatan mental dan emosi individu dalam melakukan aktivitas
kelompok;
2. adanya motivasi individu untuk memberikan kontribusi tergerak yang dapat
berwujud barang, jasa, buah pikiran, tenaga dan keterampilan;
3. Timbulnya rasa tanggung jawab dalam diri individu terhadap aktivitas kelompok
dalam usaha pencapaian tujuan.
Berdasarkan yang telah dipaparkan mengenai definisi partisipasi
menurut Davis disimpulkan bahwa partisipasi memiliki tiga gagasan
penting yakni keterlibatan mental dan emosi, kontribusi tergerak, dan
tanggung jawab.

8

Universitas Sumatera Utara

Pertama yang paling penting dalam partisipasi yaitu keterlibatan
mental dan emosional daripada hanya berupa aktivitas fisik. Dari inisiatif
orang itu sendiri yang terlibat bukan hanya keterampilannya. Keterlibatan
ini bersifat psikologi daripada fisik. Seseorang berpartisipasi berarti
terlibat egonya daripada hanya terlibat tugas.
Kedua yang penting dalam partisipasi adalah memotivasi orangorang yang memberikan kontribusi. Mereka diberi kesempatan untuk
menyalurkan sumber inisiatif dan kreativitasnya untuk mencapai tujuan
kelompok, dengan demikian partisipasi berbeda dengan “kesepakatan”.
Partisipasi lebih dari sekedar upaya untuk memperoleh kesepakatan atas
sesuatu yang telah diputuskan. Partisipasi sangat bernilai karena dapat
meningkatkan motivasi dan membantu masyarakat untuk memahami dan
menjelaskan mereka mencapai tujuan.
Ketiga adalah partisipasi mendorong orang-orang untuk menerima
tanggung jawab dalam aktivitas kelompok. Ini juga proses sosial yang
melaluinya orang-orang menjadi terlibat sendiri dalam pembangunan dan
mau mewujudkan keberhasilannya.
Menurut Wazir (1999: 29) pertisipasi bisa diartikan sebagai
keterlibatan seseorang secara sadar kedalam interaksi sosial dalam situasi
tertentu. Dengan pengertian itu, seseorang bisa berpartisipasi bila ia
menemukan dirinya dengan atau dalam kelompok, melalui berbagai
proses berbagi dengan orang lain dalam hal nilai, tradisi, perasaan,
kesetiaan, kepatuhan dan tanggung jawab bersama.
Menurut Isbandi (2007: 27) partisipasi adalah keikutsertaan
masyarakat dalam proses pengidentifikasian masalah dan potensi yang ada

9

Universitas Sumatera Utara

dimasyarakat, pemilihan dan pengambilan keputusan tentang alternatif
solusi untuk menangani masalah, pelaksanaan upaya mengatasi masalah,
dan keterlibatan masyarakat dalam proses mengevaluasi perubahan yang
terjadi.
Partisipasi menurut Anhsari (dalam Sjafari dan Sumaryono 2007:
144), meresumekan pengertian atau makna partisipasi atas enam point:
1. Keterlibatan dalam pengambilan keputusan;
2. Keterlibatan dalam pengawasan;
3. Keterlibatan dimana masyarakat mendapatkan manfaat dan penghargaan;
4. Partisipasi sebagai proses pemberdayaan (empoverment);
5. Partisipasi bermakna kerja kemitraan (partnership);
6. Partisipasi sebagai akibat dari pengaruh stakeholder menyangkut pengambilan
keputusan, pengawasan dan penggunaan resource yang bermanfaat bagi mereka.
Sedangkan partisipasi menurut Suparjan dan Hempri Suyatno
(2003: 57), partisipasi sebagai keterlibatan mental dan emosional
seseorang dalam situasi kelompok yang mendorong mereka untuk ikut
serta menyumbangkan kemampuan dalam mencapai tujuan kelompok dan
ikut bertanggung jawab atas tujuan kelompok tersebut. Partisipasi yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah keterlibatan perempuan dalam
meningkatkan usaha pembangunan ekonomi masyarakat di Desa
Sambirejo timur Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.
1.5.1.2 Bentuk-bentuk Partisipasi
Menurut Cohen dan Uphoff (dalam Supriatna, 2000: 61-63) yaitu :
1. Partisipasi dalam pengambilan keputusan

10

Universitas Sumatera Utara

Setiap penyelenggaraan, terutama dalam kehidupan bersama
masyarakat pasti melewati tahap penentuan kebijaksanaan.
Semakin besar kemampuan untuk menentukan nasib sendiri,
semakin besar partisipasi masyarakat dalam pembangunan.
Pengambilan

keputusan

dilaksanakan

keterlibatan

program

pembangunan

masyarakat

dalam

harus

pengambilan

keputusan sangat penting oleh Korten (dalam Supriatna, 2000: 61)
bahwa walaupun dalam tahap pertama usaha pembangunan denagn
titik berat pada pengerahan dana dan daya orang kebanyakan
bersedian menerima pengambilan keputusan yang terpusat pada
satu titik ia menghendaki diikusertakan dalam pengambilan
keputusan

yang

mempengaruhi

perikehidupannya

dan

perikehidupan anggota keluarga setempat.
2. Partisipasi dalam pelaksanaan
Partisipasi ini merupakan tindak lanjut dari tahap pertama.
Partisipasi dalam pembangunan ini dapat dilakukan melalui
keikutsertaan masyarakat dalam memberikan kontribusi guna
menunjang pelaksanaan pembangunan yang berwujud tenaga,
uang, barang, material, ataupun informasi yang berguna bagi
pelaksanaan pembangunan.
3. Partisipasi dalam memanfaatkan hasil
Setiap usaha bersama manusia dalam pembangunan misalnya
bagaimanapun ditunjukkan untuk kepentingan dan kesejahteraan
bersama anggota masyarakatnya. Oleh sebab itu, anggota
masyarakat berhak untuk menikmati setiap usaha bersama yang

11

Universitas Sumatera Utara

ada. Partisipasi dalam menikmati hasil dapat dilihat dari tiga segi
yaitu dari aspek manfaatmaterialnya, manfaat sosialnya dan
manfaat pribadi.
4. Partisipasi dalam evaluasi
Secara umum diketahui bahwa setiap penyelenggaraan apapun
dalam kehidupan bersama, hanya dapat dilihat berhasil apabila
dapat memberikan manfaat bagi masyarakat. Untuk mengetahui
hal ini sudah sepantasnya masyarakat diberi kesempatan menilai
hasil yang telah dicapai.
1.5.1.3 Tujuan Partisipasi
Menurut Schiller dan Antlov (dalam Hetifah, 2003: 152) tujuan
partisipasi adalah :
1. Menciptakan visi bersama
Merumuskan visi dan mandate serta nilai-nilai yang dianut atau
menjadi dasar suatu organisasi serta visi itu kedepan. Tujuannya
adalah menyajikan kebenaran yang dfinit, tapi lebih untuk
menstimulasikan debat dan bagaimana mempengaruhi ke masa
depan.
2. Membangun rencana
Setelah melakukan perumusan visi bersama dalam rangka
menentukan tujuan spesifik yang ingin dicapai. Maka dengan
bekal itu dapat segera dibuat suatu proses lanjutan untuk
membangun rencana.
3. Mengumpulkan gagasan

12

Universitas Sumatera Utara

Dilakukan dengan cara lisan maupun tertulis, dengan maksud
mengumpulkansebanyak mungkin gagasan dari semua orang yang
mejadi peserta proses partisipasi.
4. Menentukan prioritas/membuat pilihan
Bertujuan untuk mengorganisir berbagai ide yang muncul dalam
proses partisipasi dengan memanfaatkan kualitatif.
5. Menjaring aspirasi/masukan
Bertujuan untuk pertukaran informasi, gagasan dan kepedulian
tetang suatu isu atau rencana antara pemerintah, perencana dengan
masyarakat.

Melalui

kesempatan

untuk

memberikan

proses

ini

masyarakat

mempengaruhi

alternatif

desain,

prumusan

pilihan

memperoleh
kebijakan

investasi

,

beserta

pengelolaannya.
6. Mengumpulakan informasi/analisis situasi
Bertujuan untuk mengidentifikasi kekuatan dan peluang serta
bagaimana

mengoptimalkannya,

selain

mengidentifikasi

kelemahan dan ancaman untuk mempermudah merumuskan
langkah-langkah untuk mengatasinya.
Pada hakekatnya tujuan partisipasi sesungguhnya adalah untuk
memberdayakan masyarakat truama pada kaum perempuan daerah
setempat untuk dapat ikut serta dalam proses pembangunan, baik dalam
kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pengevaluasian serta
turut serta menikmati hasil dari pembangunan tersebut.
1.5.1.4 Manfaat Partisipasi

13

Universitas Sumatera Utara

Menurut Pariatra Westra (dalam Astuti, 2008: 14) manfaat
partisipasi adalah :
1. Lebih mengemukakan diperolehnya keputusan yang benar.
2. Dapat digunakan kemapuan berfikir kreatif dari para anggotanya.
3. Dapat mengendalikan nilai-nilai martabat manusia, motivasi serta membangun
kepentingan bersama.
4. Lebih mendorong orang untuk bertanggunga jawab.
5. Lebih memungkinkan untuk mengikuti perubahan
Pendapat lain dikemukakan oleh Burt. K Schalan dan Roger
(dalam Astuti, 2008: 14) bahwa manfaat partisipasi adalah :
1. Lebih banyak komunikasi dua arah.
2. Lebih banyak bawahan mempegaruhi keputusan.
3. Manajer dan partisipasi kurang ersikap agresif.
4. Potensi untuk memberikan sumbangan yang berarti dan positif, diakui dalam
derajat lebih tinggi.
Dari pendapat-pendapat diatas tentang manfaat partisipasi, dapat
disimpulkan bahwa partisipasi akan memberikan manfaat yang penting
bagi keberhasilan organisasi yaitu :
1. Lebih memungkinkan diperolehnya keputusan yang benar karena banyaknya
sumbangan yang berarti dan positif.
2. Mengedepankan komunikasi dua arah sehingga baik bawahan maupun atasan
memiliki kesempatan yang sama dalam mengaju pemikiran.
3. Mendorong kemampuan berfikir kreatif demi kepentingan bersama.
4. Melatih untuk bertanggung jawab serta mendorong untuk membangun
kepentingan bersama.
14

Universitas Sumatera Utara

5. Memungkinkan untuk mengikuti setiap perubahan yang terjadi.
1.5.1.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi
Pada dasarnya banyak faktor yang mempengaruhi derajat
partisipasi seseorang yang tercermin dalam perilaku dan aktivitasnya
dalam suatu kegiatan. Faktor yang mempengaruhi derajat partisipasi
antara lain pendidikan, penghasilan dan pekerjaan anggota masyarakat.
Tingkat pendidikan mempunyai hubungan yang positif terhadap
partisipasinya dalam pembangunan ekonomi masyarakat. Menurut
Soemanto R. B .dkk (dalam Khikmawati, 1997: 28) mengatakan bahwa
mereka yang memiliki pendidikan yang lebih tinggi akan lebih tinggi
derajat partispasinya dalam pembangunan, hal mana karena dibawa oleh
semakin kesadarannya terhadap pembangunan. Hal ini berarti semakin
tinggi derajat partisipasi terhadap pembangunan ekonomi masyarakat
desa.
Faktor pendidikan juga berpengaruh pada perilaku seseorang
dalam menerima dan menolak suatu perubahan yang dirasakan baru.
Masyarakat yang berpendidikan ada kecenderungan lebih mudah
menerima inovasi jika ditinjau dari segi kemudahan (eccesbility) atau
dalam mendapatkan informasi yang mempengaruhi sikapnya. Seseorang
yang mempunyai derajat pendidikan mempunyai kesempatan yang lebih
besar dalam menjangkau sumber informasi.
Oleh karena itu, orang yang mempunyai pendidikan kuat akan
tertanam rasa ingin tahu sehingga akan selalu berusaha untuk tahu tentang
inovasi baru dari pengalaman-pengalaman belajar selama hidup.

15

Universitas Sumatera Utara

Faktor

penghasilan

merupakan

indikator

status

ekonomi

seseorang, faktor ini mempunyai kecenderungan bahwa seseorang dengan
status ekonomi tinggi pada umumnya status sosialnya tinggi pula. Dengan
kondisi semacam ini mempunyai peranan besar yang dimainkan dalam
masyarakat dan ada kecenderungan untuk terlibat dalam berbagai kegiatan
terutama gejala ini dominan di masyarakat pedesaan. Pengaruh ekonomi
jika diukur dalam besarnya kontribusi dalam kegiatan pembangunan ada
kecenderungan lebih besar kontribusi berupa tenaga.
Faktor lain yang disampaikan oleh Angell (dalam Ross, 1967: 130)
mengatakan partisipasi yang tumbuh dalam masyarakat terutama kaum
perempuan

dipengaruhi

oleh

banyak

faktor.

Faktor-faktor

yang

mempengaruhi kecenderungan seseorang dalam berpartisipasi, yaitu :
usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan dan penghasilan, lamanya
tinggal.
1. Usia
Faktor ini merupakan faktor yang mempengaruhi sikap
seseorang terhadap kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang ada.
Mereka dari kelompok usia menengah keatas dengan keterikatan
moral kepada nilai dan norma masyarakat yang lebih mantap,
cenderung lebih banyak yang berpartisipasi daripada mereka yang
dari kelompok usia lainnya.
2. Jenis kelamin
Nilai yang cukup lama dominan dalam kultur berbagai
bangsa mengatakan bahwa pada dasarnya tempat perempuan
adalah “di dapur” yang berarti bahwa dalam banyak masyarakat

16

Universitas Sumatera Utara

peranan perempuan yang terutama adalah mengurus rumah tangga,
akan tetapi semakin lama nilai peran perempuan terseut telah
bergeser dengan adanya gerakan emansipasi dan pendidikan
perempuan yang semakin baik.
3. Pendidikan
Pendidikan dikatakan sebagai salah satu syarat mutlak
untuk berpartisipasi. Pendidikan dianggap dapt mempengaruhi
sikap hidup seseorang terhadap ligkungannya, suatu sikap yang
diperlukan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.
4. Pekerjaan dan penghasilan
Hal ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena
pekerjaan seseorang akan menentukan berapa penghasilan yang
akan diperolehnya. Pekerjaan dan penghasilan yang baik dan
mencukupi kebutuhan sehari-hari dapat mendorong seseorang
untuk

berpartisipasi

dalam

kegiatan-kegiatan

masyarakat.

Pengertiannya bahwa untuk berpartisipasi dalam suatu kegiatan,
harus didukung oleh suasana yang mapan perekonomian.
5. Lamanya tinggal
Lamanya seseorang tinggal dalam lingkungan tertentu dan
pengalamannya berinteraksi dengan lingkungannya tersebut akan
berpengaruh pada partisipasi seseorang. Semakin lama ia tinggal
dalam lingkungan tertentu, maka rasa memiliki terhadap
lingkungan cenderung lebih terlihat dari partisipasinya yang besar
dari setiap kegiatan lingkungan tersebut.
1.5.1.6 Pengertian Perempuan

17

Universitas Sumatera Utara

Dalam Fitria (2008: 34) perbedaan makna kata wanita dan
perempuan dalam konteks kebahasaan sehari-hari memang belum jelas,
apalagi bagi kaum awam. Untuk mendudukan posisi tiap kata, kapan
orang seharusnya menggunakan kata wanita dan kapan seharusnya orang
menggunakan kata perempuan, perlu penelaahan secara mendalam.
Dalam

pandangan

masyarakat

Indonesia,

kata

perempuan

mengalami degradasi semantik, atau peyorasi, yakni penurunan nilai
makna kata, dimana makna kata sekarang lebih rendah daripada makna
kata yang dahulu.
Pengertian khusus tentang perempuan identik dengan pembedaan
jenis kelamin secara biologis. Nugroho (2008: 2) menyatakan bahwa:
“Perempuan merupakan manusia yang memiliki alat reproduksi, seperti
rahim, dan saluran untuk melahirkan, mempunyai sel telur, memiliki
vagina, dan mempunyai alat untuk menyusui, yang semuanya secara
permanen tidak berubah dan mempunyai ketentuan biologis atau sering
dikatakan sebagai kodrat (ketentuan Tuhan).”
Hal serupa dikemukakan oleh Sulaeman dan Homzah dalam sudut
pandang biologis, perempuan seringkali diidentikan dengan bejana yang
mudah pecah seperti, halus, lemah dan tidak berdaya. Secara kultural
berdasarkan Nugroho, perempuan itu dikenal lemah lembut, cantik,
emosional dan keibuan. Sedangkan dalam tinjauan etimologis berdasarkan
Sudarwati dan Jupriono kata perempuan bernilai cukup tinggi, tidak
dibawah tetapi sejajar, bahkan lebih tinggi daripada kata lelaki. Hal ini
bisa dilihat dari uraian singkat di bawah ini:

18

Universitas Sumatera Utara

1. Secara etimologis, kata perempuan berasal dari kata empu yang berarti tuan,
orang yang mahir/berkuasa, atau pun kepala, hulu, atau yang paling besar.
2. Kata perempuan juga berhubungan dengan kata ampu sokong, memerintah,
penyangga, penjaga keselamatan, bahkan wali; kata mengampu artinya
menahan agar tidak jatuh atau menyokong agar tidak runtuh; kata
mengampukan berarti memerintah (negeri); ada lagi pengampu yakni penahan,
penyangga, penyelamat.
3. Kata perempuan juga berakar erat dari kata empuan; kata ini mengalami
pemendekan menjadi puan yang artinya sapaan hormat pada perempuan,
sebagai pasangan kata tuan yang merupakan sapaan pada lelaki.
Dari

pemaparan

teori-teori

di

atas maka

peneliti

dapat

menyimpulkan bahwa kata perempuan dapat diartikan sebagai sosok yang
tangguh, mandiri, aktif, berperan dan berdaya, sehingga peneliti menilai
kata perempuan pantas disandingkan dengan kata pembangunan yang juga
perlu peran aktif dari seluruh masyarakat.
Tokoh pergerakan kemerdekaan Indonesia R. A. Kartini dalam
buku yang berjudul “Habis Gelap Terbitlah Terang” secara umum
menghendaki peningkatan harkat dan martabat perempuan dengan
menuntut hak-hak perempuan yang memang menjadi haknya. Sebenarnya
perempuan bisa berbuat apa saja seperti apa yang bisa dilakukan oleh lakilaki, tetapi harus disesuaikan dengan kodrat, harkat dan martabat
perempuan itu sendiri.
M. Amin Rais (2003: 103) mengatakan “Kiprah perempuan dalam
berbagai sektor termasuk dalam pemerintahan patut dipertimbangkan
merupakan kenyataan bahwa dalam berbagai isu sosiokultural kaum
19

Universitas Sumatera Utara

perempuan nyaris selalu dalam posisi terpinggirkan. Sebagian besar
korban kekerasan domestik adalah perempuan. Berbagai persoalan yang
diakibatkan ketimpangan dan kemiskinan di daerah perkotaan lebih
banyak memakan korban kaum buruh migran perempuan sampai
banyaknya insiden pelecehan seksual kepada kaum perempuan. Bahkan
ketimpangan sosial pada umumnya menempatkan perempuan sebagai
pihak yang lemah dan terpinggirkan”.
1.5.1.7 Partisipasi Perempuan
Partisipasi perempuan merupakan hak asasi manusia dijamin
dalam UUD 1945 pasal 28d ayat (3) yang berbunyi : “Setiap warga
negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan”,
dan pasal 28i ayat (2) yang berbunyi : “setiap orang bebas dari perlakuan
yang bersifat diskriminatif atas dasar apapun dan berhak mendapatkan
perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif itu”.
Dalam hal ini dapat dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan
partisipasi perempuan adalah suatu bentuk keterlibatan perempuan secara
mental dan emosional dalam suatu kelompok yang mendorongnya untuk
memberikan sumbangan baik dalam bentuk tenaga, fikiran maupun
materiil guna tercapainya suatu tujuan tertentu yang akan dicapai.
1.5.1.8 Partisipasi Perempuan di Desa
Partisipasi peranan perempuan di pedesaan secara umum dapat
dikelompokkan dalam dua peranan besar yaitu peran tradisi dan peran
transisi. Peranan tradisi atau peran domestik mencakup peran perempuan
sebagai istri, ibu pengola rumah tangga. Sementara itu peran transisi
meliputi pengertian perempuan sebagai tenaga kerja, anggota masyarakat
20

Universitas Sumatera Utara

dan manusia pembangunan. Dalam perkembangannya sekarang ternyata
tugas atau peranan perempuan dalam kehidupan keluarga semakin
berkembang lebih luas lagi. Perempuan saat ini tidak saja berkegiatan di
dalam lingkup keluarga, tetapi banyak di antara bidang-bidang kehidupan
di masyarakat membutuhkan sentuhan kehadiran perempuan dalam
penanganannya.
Partisipasi perempuan dalam peningkatan sosial ekonomi keluarga
tidak kalah penting dibandingkan dengan laki-laki. Perempuan mampu
melakukan banyak hal baik bersifat reproduksi yang tidak menghasilkan
materi maupun bekerja mencari nafkah yang langsung menghasilkan
(income earning work) guna kelangsungan ekonomi dan kesejahteraan
rumah tangga. Perempuan atau isteri terlibat dalam pekerjaan adalah
didorong oleh pendapatan suami yang rendah, sehingga mereka bekerja
sebagai petani, pedagang kecil, pembantu rumah tangga, buruh, karyawan
dan lain sebagainya. Dari uraian tersebut tersirat bahwa kondisi ekonomi
suami yang rendah mendorong isteri untuk berpartisipasi mencari
penghasilan dengan merubah perannya dari sektor domestik (dalam rumah
tangga) ke sektor publik (diluar rumah tangga) (Munandar, 1985: 47).
Perempuan pedesaan memegang peranan penting dalam pertanian
yang juga sebagai bentuk kegiatan ekonomi keluarga pedesaan. Kondisi
perempuan pedesaan saat ini umumnya masih berpendidikan rendah,
kesehatan reproduksi buruk dan tingkat perekonomian minim. Saat ini pun
kesempatan perempuan pedesaan dalam keluarga dan masyarakat
pedesaan masih sangat minim. Partisipasi perempuan pedesaan dalam
usaha pertanian sebagai kegiatan ekonomi keluarga dan pedesaan tidak

21

Universitas Sumatera Utara

dapat dianggap remeh, mulai dari produksi hingga pasca panen, serta
pengelolaan konsumsi pangan keluarga. Memang tenaga lelaki lebih
banyak tercurah pada kegiatan pertanian, tetapi sebenarnya curahan waktu
perempuanlah yang menyita banyak waktu, ditambah dengan kerja
domestik rumah tangga. Perempuan dari segi peranan dan curahan waktu
kerja lebih banyak dibandingkan laki-laki dalam bidang usaha pertanian
dan pengelolaan konsumsi pangan keluarga, tapi saat pengambilan
keputusan usaha produksi, pengelolaan modal ekonomi dan konsumsi
pangan keluarga ternyata lebih banyak diambil pihak laki-laki.
Pada masyarakat semakin banyak perempuan yang bekerja atau
berperan aktif di bidang ekonomi, berarti partisipasi orang di bidang
ekonomi juga meningkat. Dengan demikian diharapkan hasil yang akan
diperoleh semakin meningkat.
Beberapa tingkat jenis kerja yang harus dilakukan oleh seorang
perempuan dipedesaan yaitu :
1. Perempuan bekerja hanya menyelesaikan urusan rumah tangga, memasak,
mencuci, mencari air, membenahi papan, mengasuh anak, kepasar menjual
hasil kebun/pekarangan dan berbelanja. Biasanya dari keluarga petani yang
cukup mempunyai persediaan.
2. Perempuan bekerja menyelesaikan urusan rumah tangga, mengasuh anak dan
harus mencari upaya untuk keperluan makan sehari-hari, karena tanah yang
sempit/tidak mempunyai sawah, dengan biaya hidup tak tentu yang didapat
oleh suami dari kerja buruh tani atau berdagang. Beban lebih berat karena
suami bekerja ditempat lain (bukan petani), sehingga harus mencari air,

22

Universitas Sumatera Utara

mencari kayu bakar dan kadang-kadang harus menangani kerja besar yang
biasanya dikerjakan pria.
3. Perempuan bekerja dilingkungan rumah tangga, ditambah pekerjaan
membantu mengurus bidang pertanian disebabkan tenaga pria di bidang
pertanian kurang, ataupun tenaga prianya meninggalkan desa atau mencari
penghasilan yang lebih baik.
4. Perempuan bekerja dilingkungan rumah tangganya, serta bekerja di luar
pertanian, di kota, bertanggung jawab atas bidang pertanian, karena mampu
membayar tenaga tambahan, dapat berusaha di bidang perdagangan, termasuk
kerajinan.
5. Perempuan bekerja di luar rumah tangga, menjadi buruh diluar desanya, dalam
arti jam kerja lebih panjang (berangkat pagi pulang sore), biasanya dikerjakan
gadis-gadis yang masih belum kawin, janda atau perempuan berumah tangga
yang terpaksa menitipkan anaknya kepada tetangga atau nenek.
1.5.1.9 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Perempuan
Faktor-faktor yang diteliti berkenan dengan partisipasi perempuan
dalam meningkatkan usaha ekonomi masyarakat di Desa Sambirejo Timur
Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang yaitu motivasi,
pengalaman dan pendidikan, lebih jelasnya di uraikan sebagai berikut:
1. Motivasi
Motivasi adalah keadaan kejiwaan dan sikap mental manusia
yang memberikan energi, mendorong kegiatan atau gerakan dan
mengarah atau menyalurkan perilaku ke arah mencapai kebutuhan
yang memberikan kepuasan atau mengurangi ketidak seimbangan.
Kebutuhan-kebutuhan tersebut timbul dari akibat antar manusia yang
23

Universitas Sumatera Utara

dalam hal ini lebih ditekankan pada hubungan yang terjadi pada proses
produksi.
Motivasi dapat timbul karena dua faktor, yaitu dorongan yang
berasal dari dalam manusia (faktor individu atau internal) dan
dorongan yang berasal dari luar individu (faktor eksternal). Faktor
individual yang biasanya mendorong seseorang untuk melakukan
sesuatu :
a. Minat
Seseorang akan merasa terdorong untuk melakukan suatu
kegiatan kalau kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang
sesuai dengan minatnya.
b. Sikap positif
Seseorang yang mempunyai sifat positif terhadap suatu
kegiatan dengan rela ikut kegiatan tersebut, dan akan berusaha
sebisa mungkin menyelesaikan kegiatan yang bersangkutan
dengan sebaik-baiknya.
c. Kebutuhan
Setiap orang mempunyai kebutuhan tetentu dan akan berusaha
melakukan kegiatan apapun asal kegiatan tersebut bisa
memenuhi kebutuhannya.
Jenis-jenis motivasi dapat dikategorikan :
1. Motivasi sebagai dorongan internal
Motiv atau dorongan sebagai kata kunci suatu motivasi
dapat muncul sebagai akibat dari keinginan pemenuhan
kebutuhan yang tidak terpuaskan dimana kebutuhan ini muncul
24

Universitas Sumatera Utara

sebagai dorongan internal atau dorongan alamiah (naluri)
seperti makan, minum, tidur, berprestasi, berinteraksi dengan
orang lain, mencari kesenangan berkuasa dan lain-lain yang
cenderung bersifat internal yang berarti kebutuhan ini muncul
dengan menggerakkan prilaku semata-mata karena tuntunan
fisik dan psikologis yag muncul melalui mekanisme sistem
biologis manusia.
2. Motivasi sebagai dorongan eksternal
Kebutuhan juga dapat berkembang sebagai akibat dari
interaksi individu dengan lingkungannya, misalnya kebutuhan
untuk berprestasi yang tinggi sebagai dorongan biologis dapat
merubah ketika dia berinteraksi dengan lingkungan kerja
dimana disana terdapat suatu norma kelompok yang tidak
menghendaki prestasi individual.
Faktor yang mempengaruhi perempuan bekerja di luar
rumah tangga meliputi (Munandar, 1983: 47) : 1). Untuk
menambah penghasilan keluarga; 2). Untuk ekonomi, tidak
tergantung kepada suami; 3). Untuk menghindari rasa
kebosanan dan mengisi waktu kosong.; 4). Karena mempunyai
minat dan keahlian tertentu yang ingin dimanfaatkan; 5).
Untuk memperoleh status dan 6). Untuk mengembangkan diri.
2. Pengalaman
Lamanya pengalamannya seseorang dalam berinteraksi dengan
lingkungan kegiatan akan berpengaruh pada partisipasi seseorang.
Semakin lama ia tinggal dalam lingkungan tertentu atau semakin

25

Universitas Sumatera Utara

mereka berpengalaman, maka rasa memiliki terhadap lingkungan
cenderung terlihat dalam partisipasinya yang besar dalam setiap
kegiatan tersebut (Ross, 1967: 130).
Semakin lama pengalaman seseorang maka keterampilan yang
dimiliki akan lebih tinggi dan berkualitas. Pengalaman merupakan
faktor yang penting bagi seseorang dalam mempertimbangkan dan
mengambil keputusan.
Pengalaman kerja adalah senioritas atau masa kerja merupakan
lamanya seorang menyumbangkan tenaganya. Pengalaman Kerja
adalah masa kerja seorang pekerja bilamana diterapkan pada
hubungan kerja maka senioritas adalah masa kerja seorang pekerja
pada perusahaan tertentu.
Menurut Ahmad 1994 (dalam Pajar 2008), faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi pengalaman kerja seseorang adalah waktu,
frekuensi, jenis tugas, penerapan, dan hasil. Dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a. Waktu
Semakin

lama

seseorang

melaksanakan

tugas

akan

memperoleh pengalaman kerja yang lebih banyak.
b. Frekuensi
Semakin sering melaksanakan tugas sejenis umumnya orang
tersebut akan memperoleh pengalaman kerja yang lebih baik.
c. Jenis tugas

26

Universitas Sumatera Utara

Semakin banyak jenis tugas yang dilaksanakan oleh seseorang
maka umumnya orang tersebut akan memperoleh pengalaman
kerja yang lebih banyak.
d. Penerapan
Semakin banyak penerapan pengetahuan, keterampilan, dan
sikap seseorang dalam melaksanakan tugas tentunya akan
dapat meningkatkan pengalaman kerja orang tersebut.
e. Hasil
Seseorang yang memiliki pengalaman kerja lebih banyak akan
dapat memperoleh hasil pelaksanaan tugas yang lebih baik.

3. Pendidikan
Dikatakan

sebagai

salah

satu

syarat

mutlak

untuk

berpartisipasi. Pendidikan dianggap dapat mempengaruhi sikap hidup
seseorang terhadap lingkungannya, suatu sikap yang diperlukan bagi
peningkatan kesejahteraan seluruh masyarakat (Ross, 1967: 130).
Semakin tinggi tingkat pendidikan semakin banyak waktu
yang disediakan untuk bekerja. Terutama bagi para perempuan,
semakin tinggi pendidikan kecenderungan untuk bekerja semakin
besar dengan kata lain tingkat partisipasi kerja semakin besar.
Tingkat pendidikan perempuan mempunyai hubungan yang
positif terhadap partisipasi perempuan dalam dalam proses kerja
artinya makin tinggi pendidikan seseorang makin banyak waktu yang
disediakan untuk bekerja, terutama bagi perempuan. Sehingga dengan
makin tinggi tingkat pendidikan kecenderungan untuk bekerja makin

27

Universitas Sumatera Utara

tinggi (Simanjuntak, 1985: 37). Kemudian Boserup dalam Bukit
(1985: 58) menyatakan bahwa pendidikan akan memperbaiki
kemampuan dan keahlian seorang perempuan. Ini tentunya menambah
kemampuan bersaing dan meningkatkan permintaan terhadap jasa
mereka di pasar kerja.
1.5.2 Pembangunaan Ekonomi
1.5.2.1 Pengertian Pembangunan
Pembangunaan adalah suatu rangkaian gerak perubahan menuju
arah kemajuan, perubahan tersebut direncanakan berdasarkan normanorma tertentu. Pembangunan juga diartikan sebagai rangkaian usaha dan
kegiatan yang dimaksudkan untuk mencapai keadaan lepas landas, atau
mungkin keadaan yang penuh dengan dorongan kearah kematangan.
(Sadono Sukirno: 2006; 53)
Pembangunan

merupakan

usaha

atau

rangkaian

usaha

pertumbuhan dan perubahan yang berencana yang dilakukan secara sadar
oleh suatu Bangsa, Negara dan Pemerintah menuju modernitas dalam
pembinaan bangsa.
Pembangunan adalah suatu orientasi dan kegiatan usaha yang
tanpa akhir. Beberapa pengertian pokok mengenai pembangunan, yaitu :
a. Pembangunan merupakan proses atau perubahan yang berkesinambungan atau
dengan istilah dengan tahapan.
b. Dalan rangka pencapaian tujuan-tujuan pembangunan maka awalnya dimulai
pengembangan sektor ekonomi tanpa melalui sektor lain.
c. Diperlunya partisipasi masyarakat dalam pelaksanaanya.

28

Universitas Sumatera Utara

d. Untuk pelaksanaan sebaiknya instansi-instansi kemasyarakatan seperti gotong
royong, permufakatan, permusyawaratan dan lain-lain perlu diperiksa dengan
seksama, akhirnya nilai-nilai positif dari hal-hal tersebut dapat dikembangkan
untuk pembangunan
Pengertian pembangunan dari pendapat tersebut dapat disimpulkan
bahwa pembangunan adalah suatu usaha perubahan yang berencana yang
tanpa akhir dengan melalui tahapan-tahapan dalam rangka pembinaan
bangsa. Pembangunan juga dilakukan dengan mengikutsertakan seluruh
masyarakat dalam suatu Negara. Hingga saat ini pemahaman tentang
definisi pembangunan ekonomi belum ada satupun defenisi pembangunan
ekonomi yang sama sekali tepat dan memuaskan, meskipun definisi yang
sudah ada masih dapat difahami dan diterima secara umum. Akan tetapi
bukan berarti teori-teori yang telah di kemukakan oleh para ahli ekonomi
itu tidak bermanfaat, melainkan teori-teori tersebut masih berguna dalam
menentukan kebijaksanaan pembangunan suatu Negara pada masa-masa
yang akan datang.
Pembangunan adalah suatu aktivitas yang sengaja direncanakan
dan dilaksanakan, berarti pembangunan merupakan suatu kegiatan yang
terus menerus dilakukan oleh setiap negara, baik itu negara yang telah
maju maupun negara-negara yang masih atau sedang berkembang. Bagi
negara-negara yang tergolong sudah maju, pembangunan ekonomi
dilakukan dan digunakan untuk tujuan-tujuan yang bersifat ekonomis,
politis, dan kebudayaan. Bersifat ekonomi artinya adalah bagaimana
mempertahakan dan meningkatkan taraf hidup masyarakat kearah yang
lebih baik. Bersifat politis berarti bagaimana menyebarkan faham yang

29

Universitas Sumatera Utara

mereka anut kepada

Negara lain, sehingga menjadi rekan yang baik

dalam mencegah masuknya pengaruh dari Negara lain. Sedangkan bersifat
kebudayaan adalah berusaha menyebarkan kebudayaan mereka terhadap
Negara lain.
1.5.2.2 Pembangunan Ekonomi
Pemahaman pembangunan ekonomi bagi negara yang tergolong
miskin, pembangunan ekonomi itu adalah bagaimana memacu pendapatan
nasional untuk meningkatkan taraf hidup mereka agar dapat hidup layak
dan bebas dari ketergantungan Negara lain. (Firdaus, 1987: 2)
Pembangunan

ekonomi

meliputi

usaha

suatu

masyarakat

untuk

mengembangkan kegiatan ekonomi dan mempertinggi tingkat pendapatan
masyarakat, sedangkan keseluruhan usaha-usaha pembangunan juga
meliputi usaha pembangunan sosial, politik, dan budaya. H.F. Williamson
menyatakan bahwa pembangunan ekonomi sebagai suatu proses, dimana
suatu Negara dapat menggunakan sumber daya produksi sedemikian rupa,
sehingga dapat memperbesar produk per kapita negara tersebut.
Pembangunan ekonomi juga dapat di defenisikan sebagai suatu usaha
untuk memperbesar pendapatan per kapita dan meningkatnya keahlian.
Karena suatu kemajuan tidak hanya diukur dengan pendapatan per kapita
melainkan juga produktivitasnya.
Pengertian pembangunan ekonomi pada umunya merupakan suatu
proses yang menyebabkan pendapatan per kapita penduduk suatu
masyarakat meningkat dalam jangka panjang. Jelas dapat dilihat dan
didefenisikan bahwa pembangunan ekonomi mempunyai tiga sifat
penting. Pembangunan ekonomi merupakan :

30

Universitas Sumatera Utara

a. Suatu proses, yang berarti merupakan perubahan yang terjadi secara terus
menerus.
b. Usaha untuk meningkatkan pendapatan per kapita. Kenaikan pendapatan per
kapita itu harus terus berlangsung dalam jangka panjang
Dalam analisa, pembangunan ekonomi perlu dipandang sebagai
suatu proses agar saling berkaitan dan hubungan saling mempengarui
antar faktor-faktor yang menghasilkan pembangunan ekonomi dapat
dilihat. Cara analisis ini dapat diketahui deret peristiwa yang timbul
sehingga akan mewujudkan peningkatan dalam kegiatan ekonomi dan
taraf kesejahteraan masyarakat dari satu tahap pembangunan ketahap
berikutnya.
Salanjutnya pembangunan ekonomi perlu dipandang sebagai
kenaikan dalam pendapatan per kapita, karena kenaikan ini merupakan
suatu pencerminan dari timbulnya perbaikan dalam kesejahteraan
ekonomi masyarakat.
Demikian pula seperti yang terdapat di Desa Sambirejo Timur
Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang, perempuan baik
yang berpendidikan maupun yang tidak berpendidikan telah berpartisipasi
dalam meningkatkan usaha ekonomi masyarakat. Dimana mereka
membentuk satuan organisasi yang memproduksi kerajinan kain panjang
yang bermotif batik. Hasil produksi inilah yang nantinya dapat dijual,
sehingga dapat menghasilkan pemasukan, baik untuk anggota satuan
ataupun organisasi itu sendiri. Selain itu juga mampu meningkatkan
ekonomi Desa, dimana dengan adanya hasil produksi kain panjang

31

Universitas Sumatera Utara

bermotif batik ini, Desa menjadi dapat dikenal oleh masyarakat lain dan
desa-desa lainnya pula.
Tak kalah juga dengan perempuan yang memanfaatkan lahan
pertaniannya. Dengan mengelola lahan pertanian tersebut, hasil yang
diperoleh sangat mampu meningkatkan pembangunan ekonomi rumah
tangga dari keluarga maupun pembangunan ekonomi desa itu sendiri.
1.5.3 Partisipasi Perempuan dalam Pembangunan Ekonomi Masyarakat
Ukuran partisipasi perempuan dalam pembangunan dapat dilihat
dari:
a. Pelaku/ pelaksana
Perempuan tidak lagi sebagai obyek tetapi subyek pembangunan.
Misalnya perempuan merupakan pelaku/pelaksana pembangunan.
b. Pengendali
Perempuan terlibat langsung terhadap pengendalian dari pelaksanaan
kegiatan pembangunan
c. Pengambil keputusan
Dalam proses pembangunan, partisipasi perempuan langsung terlibat
dalam pengambilan keputusan suatu kegiatan pembangunan. Misalnya
: sebagai ketua pelaksana kegiatan pembangunan
d. Penasehat
Partisipasi perempuan dalam pembangunan tidak hanya terbatas pada
pelaku, pengendali dan pengambilan keputusan saja tetapi lebih tinggi
lagi sebagai penasehat dalam proses pembangunan.

32

Universitas Sumatera Utara

e. Penerima manfaat pembangunan
Hasil pembangunan juga harus bisa dinikmati oleh perempuan, hal ini
memberi indikasi bahwa pembangunan yang direncanakan sudah
mempertimbangkan

perempuan

sebagai

penerima

manfaat

pembangunan.

Dalam usaha memahami peran perempuan dalam proses pembangunan dan
mencari jalan keluar serta menghilangkan diskriminasi yang sering terjadi, misalnya
pengucilan perempuan pada bidang-bidang pekerjaan yang dipandang rendah dan
tidak terampil atau pengucilan perempuan di luar bidang-bidang tertentu, maka
dibutuhkan pemahaman yang lebih luas dari pada sekedar pemahaman tentang
pengambilan keputusan ditingkat individu atau rumah tangga.

Adanya proses marjinalisasi tidak bisa dihilangkan begitu saja tetapi harus
melalui pemahaman yang lebih dalam karena setiap usaha dalam perumusan
kebijakan apalagi penerapannya, selalu akan menghadapi berbagai kepentingan
kelompok atau golongan tertentu. Perkembangan peran perempuan dan posisi kaum
perempuan sejak masa lampau hingga saat ini telah menempatkan perempuan sebagai
mitra sejajar dengan kaum pria. Perempuan memiliki kesempatan dan mempunyai
tanggung jawab yang sama terhadap kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara demi majunya pembangunan.

Untuk itu kritik terhadap teori-teori perempuan memberi wawasan teoretis
mengenai layak tidaknya berbagai intervensi dalam struktur ekonomi, sosial dan
terkadang juga dalam struktur politik di negara-negara dunia ketiga. Salah satu usaha
yang dilakukan dengan kebijakan pembangunan adalah kebijakan terhadap kelompok
33

Universitas Sumatera Utara

perempuan yang telah dibedakan yaitu istilah perempuan dalam pembangunan
(women in development) atau perempuan dan pembangunan (women and
development) (Saptari, 1998: 152). Meskipun sering kali digunakan secara campur
aduk

namun

yang

dimaksudkan

adalah

seluruh

usaha

praktis

mencoba

mengintegrasikan perempuan dalam pembangunan, sedangkan yang lain mempunyai
pengertian yang lebih luas yang mengandung ulasan kritis terhadap peranan
perempuan dalam pembangunan serta pengaruh kebijakan dan proyek-proyek
pembangunan terhadap pembangunan.

Perkembangan peran perempuan dan posisi kaum perempuan sejak masa
lampau hingga saat ini telah menempatkan perempuan sebagai mitra sejajar dengan
kaum pria. Perempuan memiliki kesempatan dan mempunyai tanggung jawab yang
sama terhadap kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara demi majunya
pembangunan. Penelaan kerja perempuan tidak terlepas dari sosialisasi peran
perempuan yang sangat kompleks. Di samping berperan sebagai isteri, sebagai ibu,
sebagai pengatur rumah tangga, sebagai tenaga kerja perempuan, juga berperan
sebagai anggota masyarakat dan manusia pembangunan.

Salah satu peran perempuan dalam pembangunan ekonomi adalah dengan ikut
berperan dalam menciptakan program-program yang mengarah kepada pemberdayaan
perempuan. Dengan melihat peran tersebut para perempuan memiliki kemandirian
yang kuat, sesuai pernyataan (Nasir, 2007: 2), bahwa ciri-ciri perempuan yang
mandiri memiliki:

a. Kompetensi diri
b. Konsistensi
c. Kreativitas
34

Universitas Sumatera Utara

d. Komitmen
e. Adanya kendali diri.

Jadi, dengan kualitas pribadi yang baik maka perempuan akan lebih menyadari
dan memahami dirinya, mampu mengarahkan dirinya, tanpa kehilangan kodratnya
dalam perannya terhadap pembangunan.

Kemudian di dalam GBHN menekankan bahwa pembinaan peran perempuan
sebagai mitra sejajar pria tetap harus memperhatikan kodrat, harkat serta martabat
perempuan itu sendiri. Perempuan harus berjuang dan berupaya untuk meningkatkan
kualitas dirinya. Adapun sosok perempuan yang diharapkan saat ini adalah yang
mampu membuat dan menciptkan keluarga progresif dan militant dalam arti penuh
daya juang melalui:

a. Memperkokoh kehidupan beragama dan beriman terutama lewat pendidikan.
b. Meningkatkan profesionalisme dengan jalan terus menerus belajar, menambah
pengatahun, pengalaman, dan kemahiran teknis dan manajamen sosial.
c. Menyusun