Analisis Hubungan Faktor Internal Mahasiswa Profesi Ners dengan Kemampuan Menjalin Hubungan Profesional dengan Dokter

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Fenomena transisi dari seorang mahasiswa menjadi perawat dideskripsian

sebagai rasa trauma, kebingungan dan mengagetkan. Berdasarkan hasil dari beberapa
penelitian yang dirangkum dalam Chandler (2012) dilaporkan bahwa perasaan stres
dan kesusahan yang sering ditemui pada perawat fresh graduate dalam praktek tahun
pertama mereka. Perawat baru dideskripsikan sebagai proses transisi dimana perawat
merasa dirinya kurang mampu, memiliki tanggung jawab yang tidak dapat
terselesaikan, merasa takut kepada dokter serta mengalami kesulitan dalam
mengorganisir, memprioritaskan dan mendelegasikan. Pengalaman transisi praktek
seringkali menimbulkan perasaan traumatik selama tahun pertama, ketika lulusan
baru merasakan dunia nyata dari perawatan kesehatan. (Ducshler & Cowin, 2004,
dalam Sherman, 2009)
Survey yang dilakukan di Kanada menunjukkan bahwa 30 % perawat fresh
graduate yang lulus dalam 5 tahun terakhir meninggalkan posisi mereka sebagai
perawat. (Bowles & Candela, 2005, dalam Chandler, 2012). Casey (2004, dalam
Chandler 2012) melaporkan bahwa terdapat perasaan tidak puas terhadap lingkungan

kerja, masalah beban kerja dan perasaan tidak berharga yang dialami oleh perawat
fresh graduate. Menurut studi kualitatif yang dilakukan oleh Purwandi dan Mulyono
(2011) pada 5 orang mahasiswa Program Ners FKIK Unsoed melaporkan bahwa
hubungan profesional dengan disiplin ilmu lainnya dirasakan sebagai tekanan
tersendiri oleh mahasiswa, adanya perasaaan tidak nyaman terhadap penyedia asuhan

1

2

kesehatan lainnya, serta persepsi bahwa penyedia asuhan kesehatan lainnya berlaku
tidak ramah pada mereka.
Penempatan perawat fresh graduate atau mahasiswa program profesi ners dalam
lingkungan praktik klinis menghadapkan mereka pada tanggung jawab profesional.
(Sherman, 2009). Hidayat (2002) menjelaskan bahwa pemberian asuhan keperawatan
secara profesional dapat bersifat saling berhubungan dan saling bergantung dengan
sistem pemberian pelayanan profesional lainnya. Sifat saling tergantung mempunyai
arti bahhwa sistem pemberian pelayanan saling memerlukan dan saling melengkapi
satu dengan yang lain. Perawat sebagai bagian dari organisasi dalam ruang lingkup
rumah sakit, dalam setiap harinya menjalin hubungan profesional dengan penyedia

asuhan kesehatan lainnya, termasuk dokter. Setiap perawat baik perawat senior
maupun perawat junior serta mahasiswa praktik/mahasiswa program pendidikan
profesi ners dituntut untuk dapat menjalin hubungan professional dengan dokter.
Chandler (2012) menjelaskan bahwa, bekerja dalam sebuah tim dengan beberapa
disiplin ilmu di dalamnya berarti akan memunculkan berbagai perspektif dari
pandangan ilmu masing-masing. Perawat yang berpartisipasi dalam sebuah tim perlu
mengungkapkan mengenai kejelasan peran untuk semua praktisi, tidak hanya dokter
baik dalam perumusan diagnosa, penatalaksanaan dan pemberian obat-obatan
berdasarkan perspektif setiap disiplin ilmu. Pernyataan ini dianggap mampu menjadi
sarana untuk mahasiswa profesi ners untuk menunjukkan kemampuannya dalam
menangani masalah kesehatan pasien.
Kallas selaku Vice President of Nursing Services juga mengemukakan bahwa
kerjasama dalam tim merupakan salah satu elemen yang termasuk dalam nursing profile
dimana perawat memiliki kesempatan untuk

berpartisipasi dalam perawatan

3

kolaboratif dan juga dalam pengambilan keputusan. Perawat memiliki andil dalam

pemberian perawatan untuk pasien dan bekerja sesuai dengan protokol dan profil
profesinya yang berlandaskan perpesktif keperawatan
Menjalin hubungan profesional dengan penyedia asuhan kesehatan lainnya
dapat menjadi hal yang menantang, tetapi akan menjadi hal yang menghambat apabila
mahasiswa tidak yakin dengan kemampuannya dalam menjalin hubungan profesional
tersebut. Etheridge (2007, dalam Chandler, 2012) melaporkan bahwa kurangnya rasa
percaya diri dengan pengetahuan dan pengalaman yang dialami oleh mahasiswa
praktik ataupun perawat baru menimbulkan perasaan khawatir bahwa mereka tidak
akan memahami masalah kesehatan pasien, bagaimana bertindak secara independen
dan kapan waktu yang tepat untuk menghubungi dokter.
Program profesi Ners sejatinya merupakan proses metamorfosis mahasiswa
keperawatan untuk menjadi seorang perawat profesional. Nursalam dan Effendy
(2008) mengemukakan bahwa program profesi ners ditujukan untuk mengolah
kemampuan
melakakun

akademik, profesionalitas, mengembangkan kemampuan dalam
pelayanan

asuhan


keperawatan

serta

sosialisasi

dengan

peran

profesionalnya. Mahasiswa profesi ners dituntut untuk dapat menumbuhkan dan
membina sikap, tingkah laku, dan kemampuan profesional keperawatan untuk
melakukan praktik keperawatan ilmiah. Masa pertumbuhan dan pembinaan landasan
profesi keperawatan ini disebut sebagai sosialisasi profesional (professional socialization)
atau adaptasi profesional (proffesional adaption), yaitu masa seorang peserta didik
menjadi perawat profesional. Dalam adaptasi ini, terdapat komuitas profesional
kesehatan yang memiliki peran penting sebagai role model bagi mahasiswa profesi.

4


Proses adaptasi yang baru saja dimulai memungkinkan mahasiswa profesi
mengeluarkan berbagai macam respon dalam menanggapi hal-hal yang baru saja
dihadapi. Connerly (1977, dalam Ester, 2000) menggunakan istilah “kejutan praktik”
sebagai penggambaran frustasi dan ketidaksenangan para mahasiswa profesi pada saat
mulai bekerja ataupun berhubungan bersama disiplin/profesi lain. Perasaan inilah
yang dapat menghambat terjalinnya hubungan profesional yang pada akhirnya dapat
pula memberikan dampak pada kualitas pelayanan kesehatan.
Pelatihan pendekatan dengan setiap disiplin ilmu lain seharusnya sudah mulai
diberikan selama mahasiswa masih berkosentrasi pada bidang akademik karena pada
masa itulah dimulai peran sosialisasi. Hubungan yang positif dan sikap saling
menghargai masing-masing peran antara satu dengan yang lain dapat berkembang
sejak masih berkonsentrasi di bidang akademik. Pew Health Professions Commission
(Shugars, O’Neil & Bader, 1991a) dalam laporannya : Healthy America : Practitioners for
2005: An Agenda for Action for U.S Health Proffessional Schools menyatakan perlunya
latihan kerja kelompok yang lebih terintegrasi. Laporan lanjutan mereka: Health
Professions Education for the Future : Schools in Service to the Nation (O’Neil, 1993)
mengulang kembali anjuran untuk meningkatkan jumlah latihan antar-disiplin profesi.
Laporan tesebut menjelaskan bahwa adanya partisipasi yang besar dari setiap profesi
merupakan satu-satunya jalur yang sesuai untuk mengatasi masalah-masalah yang

kompleks. Dengan strategi tersebut, sarana yang ada dapat dimanfaatkan secara lebih
efektif dan tanggapan mengenai masalah akan lebih kreatif.
Synder (1981, dalam Ester, 2000) menemukan bahwa hubungan mahasiswa
profesi dengan tenaga kesehatan lainnya di area klinis sangatlah minim. Pada contoh
yang daimbilnya jumlah peserta didik yang menyatakan pernah mengamati suatu

5

kelompok kerja sama perawatan kesehatan ternyata cukup rendah, 50% pada tingkat
asosiasi dan 16% pada tingkat sarjana muda. Penelitian ini menyimpulkan bahwa
meskipun kurikulum menenkankan bahwa setiap mahasiswa profesi harus memiliki
kemampuan efektif bekerja secara berkelompok, tetapi para mahasiswa mungkin
belum mampu untuk menjalin hubungan profesional secara efektif karena mereka
kurang medapatkan pengalaman praktek partisipasi secara kelompok. Adanya
pelajaran khusus mengenai kelompok perawatan kesehatan serta konsep kelompok
perawatan kesehatan yang diajarkan melalui mata kuliah atau kombinasi antara kuliah
dan presentasi klinis dapat memberi sedikit gambaran serta persiapan yang
bermanfaat untuk bekerja sebagai kelompok perawatan kesehatan. Beberapa hal yang
dapat menghambat mahasiswa dalam menjalin hubungan profesional antar profesi
antara lain kurangnya kehalian berinteraksi dalam kelompok yang dikaitkan dengan

rasa kurang harga diri, keraguan atas kemampuan sendiri serta perasaan malu dan
kurang tegas.
Sebagai seorang tenaga kesehatan yang aktif berhubungan dengan disiplin
ilmu lain, perawat akan terus berkomunikasi sehingga dapat mencapai atau memenuhi
sasaran serta tugas secara efektif dan efisien. Seperti semua hubungan baik lainnya,
hubungan profesional dengan disiplin ilmu lain yang ada di tempat kerja bergantung
pada perilaku dan keterampilan komunikasi. (Sheldon, 2009). Hubungan profesional
menuntut mahasiswa untuk mengolah kemampuan dalam berkomunikasi, karena
komunikasi merupakan dasar suatu aktivitas dalam organisasi. Perbedaan
kemampuan dalam mengkomunikasikan hal-hal tertentu dianggap juga menjadi
masalah yang berujung pada kesulitan terjalinnya hubungan perawat-dokter sebagai
mitra atau rekan kerja. Pengalaman praktik mahasiswa profesi yang baru saja
memasuki lahan praktik juga merupakan sesuatu yang dirasakan sebagai penyebab

6

kesenjangan, adanya perbedaan respon dari setiap praktisi ketika melihat kemampuan
mahasiswa berinteraksi dengan pasien.
Universitas Muhammadiyah Malang sebagai salah satu institusi pendidikan
yang turut mengembangkan program pendidikan profesi Ners dengan tujuan

mencetak tenaga keperawatan yang berkompeten tentunya terus memerlukan
perkembangan dan pembenahan dari berbagai sektor. Dari hasil studi pendahuluan
yang dilakukan pada responden mahasiswa program profesi ners gelombang 8 dan
gelombang 9, menunjukkan bahwa proses transisi dari mahasiswa ke perawat yang
terjun langsung ke dunia praktik klinis dianggap sebagai perubahan yang besar
dimana terdapat perbedaan antara lingkungan akademik degan lingkungan praktik
klinis. Sebanyak 8 dari 11 orang mahasiswa mengaku masih merasa kurang akan
kemampuan dalam bidang skill (tindakan yang harus dilakukan pada pasien), hal
inilah yang membuat mahasiswa cenderung merasa kurang percaya diri. Hubungan
profesional dengan disiplin ilmu lainnya termasuk dokter juga dirasakan kurang ideal,
hal ini nampak dari pengakuan 4 orang mahasiswa yang mengaatakan bahwa dokter
bersikap sombong dan membuat mahasiswa merasa selalu salah, sehingga mahasiswa
profesi ners cenderung memilih-milih lawan interaksi mereka.
Pemikiran dan pemaparan di atas, mengantarkan peneliti untuk meneliti
mengenai berbagai faktor yang mempengaruhi kemampuan mahasiswa profesi ners
dalam menjalin hubungan profesional dengan dokter, sehingga judul penelitian ini
adalah “Analisis hubungan faktor internal mahaiswa profesi ners dengan kemampuan
menjalin hubungan profesional dengan dokter”

7


1.2

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dikemukakan, maka dpat

disusun rumusan permasalahan sebagai berikut:
Faktor internal mahasiswa profesi ners apakah yang paling dominan (yang
paling berhubungan) dengan kemampuan menjalin hubungan profesional
dengan dokter?

1.3

Tujuan Penelitian

1.3.1

Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan faktor-faktor


internal mahasiswa profesi ners dengan terjalinnya hubungan profesional perawatdokter

1.3.2

Tujuan Khusus
1. Menganalisis

hubungan

sosialisasi/

keahlian

berinteraksi

dengan

hubungan profesional perawat-dokter
2. Menganalisis hubungan pengalaman praktis dengan hubungan profesional
perawat-dokter

3. Menganalisis hubungan kepercayaan diri dengan hubungan profesional
perawat-dokter
4. Menganalisis hubungan komunikasi interpersonal dengan hubungan
profesional perawat-dokter
5. Menganalisis hubungan konsep diri dengan hubungan profesional
perawat-dokter

8

6. Menganalisis faktor internal yang paling dominan atau yang paling kuat
hubungannya dengan kemampuan menjalin hubungan profesional dengan
dokter

1.4

Manfaat Penelitian

1.4.1

Manfaat Teoritis
1. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan,
pengalaman dan wawasan, serta bahan dalam penerapan ilmu metode
penelitian, khususnya gambaran kemampuan mahasiswa profesi ners
dalam menjalin hubungan profesional dengan dokter
2. Dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan untuk penelitian selanjutnya.

1.4.2

Manfaat Praktis
1. Bagi Peneliti
Hasil studi penelitian diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
memperluas wawasan tentang metode penelitian khususnya tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan mahasiswa profesi ners
dalam menjalin hubungan profesional dengan dokter, serta meingkatkan
wawasan peneliti dalam menyelesaikan masalah secara ilmiah.
2. Bagi Mahasiswa Profesi Ners
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memotivasi serta memberi
gambaran mengenai bagaimana proses interaksi khusunya interaksi dalam
hubungan profesional

yang seharusnya dilakukan ketika mahasiswa

profesi berada dalam ruang lingkup praktik.

9

3. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi institusi
pendidikan sebagai referensi mengenai pembekalan mahasiswa profesi
ners dalam penyelesaian tindakan berkelompok ketika berada di
lingkungan praktik.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai

bahan kajian untuk

melakukan penelitian lebih lanjut yang relevan dengan penelitian ini

1.5

Keaslian Penelitian
1. Menurut hasil penelitian Agus Tri Paryanto yang berjudul “Analisis
pengaruh faktor kolaborasi perawat terhadap kepuasan kerja dokter
spesialis di rawat inap

paviliun garuda RS. DR. Kariadi Semarang”.

Penelitian ini menggunakan metode cross sectional denga populasi 100
orang dokter dan 60 orang perawat. Hasil dari penelitian ini menemukan
faktor yang berkontribusi terhadap kepuasan kerja dokter spesialis adalah
persepsi tentang kecakapan dan keterampilan perawat, persepsi tentang
perawat mampu melaksanakan tugas delegasi dokter, persepsi tentang
kemampuan perawat dalam menjalankan tugas rutin klinis, persepsi
tentang keramahan perawat dan keberadaannya dalam visite bersama
serta persepsi tentang komunikasi perawat dokter.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian diatas adalah variabel
penelitiannya, pada penelitian ini meneliti faktor kolaborasi perawat dan
yang menjadi populasi adalah perawat yang pernah merawat pasien rawat
inap di paviliun garuda minimal tiga kali, sedangkan penelitian diatas

10

meneliti tentang kemampuan menjalin hubungan profesional dan yang
menjadi objek penelitian adalah mahasiswa program pendidikan profesi
ners.

2. Menurut hasil penelitian Wahidah, La Ode Jumadi Gafar dan Adijani alAlabij yanng berjudul

“Sikap profesional perawat sebagai pelaksana

asuhan keperawatan (care giver) di rumah sakit umum daerah H.
Damanhuri Barabai” penelitian ini menggunakan metode cross sectional
dengan kriteria pengukuran profesionalisme terdiri dari beberapa
indikator antara lain tingkat keterlibatan yang baik terhadap asuhan
keperawatan, tingkat respek yang baik terhadap asuhan keperawatan, dan
tingkat kesungguhan perawat terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan.
Perbedaaan dengan penelitian ini adalah variabelnya, penelitian ini
mengukur sikap profesional dalam memberikan asuhan keperawatan
sedangkan penelitian diatas meneliti tentang sikap mahasiswa profesi
ners dalam membangun profesional dengan disiplin ilmu lain, khusunya
dokter.

3. Menurut penelitian Yanik Rahmawati dan Okti Sri Purwanti yang
berjudul “Hubungan komunikasi perawat dokter dengan stress kerja
perawat diinstalasi rawat inap (irna) penyakit dalam rumah sakit umum
daerah Sragen”. Penelitian bersifat kuantitatif non eksperimental dengan
rancangan cross sectional . Hasil penelitian ini mengemukakan bahwa ada
hubungan yang signifikan antara tingkat kepercayaan perawat dokter,
dukungan, empati, sikap terbuka terhadap lingkungan, beban kerja

11

perawat, dan hubungan interpersonal yang dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan yang signifikan antara komunikasi

perawat-dokter dengan

stres kerja perawat. Perbedaan dengan penelitian ini adalah penelitian ini
hanya meneliti komunikasi antara perawat dokter sebagai stresor perawat.
Sedangkan penelitian diatas mengkategorikan komunikasi sebagai salah
satu faktor yang berhubungan dengan kemampuan mahasiswa profesi
ners dalam menjalin hubungan profesionalisme dengan dokter, masih
terdapat faktor-faktor lainnya seperti sosialisasi/ keahlian berinteraksi,
pengalaman praktis, analisis kemampuan diri, institusi/Universitas, role
model/clinical instructor, dan persepsi diri.

ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL MAHASISWA
PROFESI NERS DENGAN KEMAMPUAN MENJALIN
HUBUNGAN PROFESIONAL DENGAN DOKTER

SKRIPSI
Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Keperawatan (S.Kep)
Pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang

Oleh:
FERAWATI MACHMUD
NIM. 201110420311021

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2015
i

ii

iii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama

: FERAWATI MACHMUD

NIM

: 201110420311021

Program Studi : Ilmu Keperawatan
Judul Skripsi

: Analisis Hubungan Faktor Internal Mahasiswa Profesi Ners dengan
Kemampuan Menjalin Hubungan Profesional dengan Dokter

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-benar hasil
karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau pikiran orang lain yang
saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil jiplakan, maka
saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Malang, 20 April 2015
Yang Membuat Pernyataan

Ferawati Machmud
NIM. 201110420311021

iv

Motto :

Life isn’t meant to be easy
It’s meant to be
LIVED

v

Lembar Persembahan
Alhamdulillah,
Terimakasih kepada Allah SWT yang mengizinkan saya sampai pada tahap
ini, degan segala pelajaran dan pengalaman baru yang mungkin tak ternilai
harganya.
Terimakasih yang tak terhingga untuk kedua orang tua saya, Drs.Simon dan
Dra. Hartati Arsyad untuk semua dukungan yang tak akan pernah ternilai harganya,
semoga selesainya skripsi ini bisa menjadi salah satu pencetus kebahagian bagi
kedua orang tua saya. Semoga kebahagiaan-kebahagiaan lainnya lekas menyusul.
Yuliyana Mahmud, terimakasih sudah selalu menguatkan dan tak pernah
meninggalkan. Terimakasih sudah selalu meyakinkan bahwa semua akan baik-baik
saja You’re the best sister ever.
Teman-teman seperjuangan PSIK A 2011. Jan, seperjuangan dari jama judul
sampai seminar hasil, Haris Rafiansyah terima kasih buat bantuan responden untuk
uji validitas, Nanang, Nia, Wirda, Farah, Mas Miko, Tiza, Rian, Yana, Ninda, Vina, Dila,
Kanjeng dan semua anak PSIK A yang tidak bisa disebutkan satu –persatu,

terimakasih buat semua bantuan, jalan-jalan, nongkrong dan segala sesuatunya di
tengah penatnya proses penyelesain skripsi. See you on top guys.

Mbak Farah, mbak Qorina, mbak Widya dan semua mbak-mas, kakak-kakak
mahasiswa profesi ners gelombang 8 dan 9, terimakasih banyak sudah dengan
senang hati bersedia menjadi responden untuk penelitian saya.
Mbak Lutfi Rahma Diana makasih banyak buat bantuan abstraknya, semoga
selalu jadi mbak cantik nan baik hati ke aku ya mbak.

vi

Mbak Nur, makasih bantuannya untuk studi pendahuluan yang entah jadi
apa kalua gak ada mbak. Mbak Asty (Astoen) makasih sudah jadi teman baru, teman
menunggu di depan ruang dosen.
Untuk semuanya yang berperan dalam penyelesaian skripsi ini, terima kasih
banyak. I love you to the moon and back.

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
bimbingannya saya dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Hubungan
Faktor Internal Mahasiswa Profesi Ners dengan Kemampuan Menjalin
Hubungan Profesional dengan Dokter”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat
untuk memperoleh gelar sarjana keperawatan (S.Kep) pada Program Studi

Ilmu

Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

Bersama ini perkenankanlah saya mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya dengan
hati yang tulus kepada:
1. Yoyok Bekti Prasetyo, S.Kep, M.Kep., Sp.Kom selaku Dekan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang
2.

Nurul Aini, S.Kep. Ns M.kep selaku Ketua Program Studi Ilmu keperawatan
Fakultas Ilmu kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang dan dosen
pembimbing II

yang telah

memberikan dorongan, motivasi, serta bimbingan

dalam proses penyusunan proposal skripsi ini
3. Sunardi, S.Kep, Ns, M.Kep selaku pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan, masukan, serta dorongan dalam penyusunan proposal skripsi ini.
4. Aini Alifatin, S.Kp, M.Kep dan Tutu April Ariani, S.Kp, M.Kes sebagai penguji I
dan penguji II yang telah memberikan masukan dan saran untuk melengkapi tugas
akhir ini.

viii

5. Kedua orang tua dan seluruh keluarga saya yang selalu meberikan doa,support dan
motivasi selama ini, serta memberikan dukungan moril dan materi.
6. Seluruh Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan yang telah memberikan ilmunya.
7. Mahasiswa Program Profesi Ners yang telah bersedia menjadi responden dan telah
banyak membantu dalam penelitian ini.
8. Teman-teman PSIK A 2011 serta semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan
namanya satu persatu yang turut membantu dalam menyelesaikan l skripsi ini.

Penulis hanya mampu berdoa semoga amal kebaikannya mendapat imbalan dan
diterima sebagai ibadah oleh ALLAH SWT. Penulis menyadari bahwa penyusunan
skripsi ini masih banyak kekurangan yang disebabkan oleh keterbatasan kemampuan
dan pengetahuan yang penulis miliki, oleh karena itu ktritik dan saran bersifat
membangun sangat penulis harapkan. Semoga ALLAH SWT senantiasa memudahkan
setiap langkah-langkah kita menuju kebaikan dan selalu menganugerahkan kasih
sayang-Nya untuk kita semua

Malang, April 2015

Penulis

ix

ABSTRAK
Analisis Hubungan Faktor Internal Mahasiswa Profesi Ners dengan Kemampuan
Menjalin Hubungan Profesional dengan Dokter
Ferawati Machmud.1, Sunardi, S.Kep,. Ns,. M.Kep2, Nurul Aini, S.Kep,. Ns,. M.Kep3
Latar Belakang: Transisi dari dunia akademik ke lingkungan praktik sebagian diangap
sebagai proses yang mengejutkan yang diikuti dengan perasaan traumatik, kurang mampu
dan merasa memiliki beban yang tidak dapat terselesaikan serta perasaan takut kepada
profesi lain yang ada lingkungan rumah sakit, salah satunya dokter. Hubungan profesional
dengan disiplin ilmu lainnya juga disebut sebagai salah satu tekanan serta perasaan tidak
nyaman. Berdasarkan latar belakang, maka tujuan penelitian ini yaitu menganalisis hubungan
faktor internal mahasiswa profesi ners dengan kemampuan menjalin hubungan profesional
dengan dokter
Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Penelitian dilakukan pada
tanggal 20–26 Januari 2015 di lingkungan kampus 2 Universitas Muhammadiyah Malang.
Subjek penelitian adalah mahasiswa program profesi ners UMM dengan populasi sebanyak
86 mahasiswa yang diambil dengan metode proporsionate stratified random sampling. Analisis
data dilakukan menggunakan uji regresi logistik ganda.
Hasil: Didapatkan 80% atau 57 orang mahasiswa yang memiliki hubungan yang positif
dengan dokter dan 20% atau 14 orang yang memiliki hubungan yang negatif dengan dokter.
Hasil analisis menunjukkan faktor kemampuan interaksi sosial 0,006 < 0,05, faktor
pengalaman praktik 0,008 < 0,05, faktor kepercayaan diri 0,003 < 0,05, dan faktor
kemampuan komunikasi interpersonal 0,000 < 0,05 sehingga dapat diartikan Ho ditolak dan
Hi diterima. Sedangkan nilai (sig) dari dari faktor konsep diri 0,303 > 0,05, maka dapat
diartikan Hi ditolak dan Ho diterima. Berdasarkan hasil uji regresi logistik ganda faktor yang
paling dominan adalah faktor pengalaman praktik dengan nilai odds ratio sebesar 32,046
Kesimpulan: Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor kemampuan interaksi sosial,
faktor pengalaman praktik, faktor kepercayaan diri, dan faktor kemampuan komunikasi
interpersonal memiliki hubungan dengan hubungan perawat-dokter sedangkan faktor
konsep diri tidak memiliki hubungan dengan hubungan perawat-dokter, dan yang paling
dominan mempengaruhi hubungan perawat-dokter adalah faktor pengalaman praktik.
Kata Kunci: Faktor internal mahasiswa profesi ners terhadap kemampuan menjalin
hubungan profesional dengan dokter, hubungan perawat-dokter, mahasiswa profesi ners
1.
2.
3.

Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas
Muhammadiyah Malang
Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas
Muhammadiyah Malang
Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas
Muhammadiyah Malang

x

ABSTRACT
Analysis Relationship of Internal Factors Nurse Student with Ability to Establish
Proffesional Interaction with Physician
Ferawati Machmud.1, Sunardi, S.Kep,. Ns,. M.Kep2, Nurul Aini, S.Kep,. Ns,. M.Kep3
Background : The transition from the academic to the practice environment is regarding as
surprising processes that describe as traumatic feeling, less able feeling and feeling has burden that
can not be resolve and feeling afraid to other professions are in hospital, including physician.
Professional relationship with other disciplines are also one of the pressure and discomfort feeling.
Based on the background, the purpose of this study is to analyze the relationship between internal
factors of nurse student with the ability to establish professional interaction with physician.
Methods : Design off this study is cross-sectional design. This study was conducted on January 20 th
to 26th of 2015 in the Campus 2 University of Muhammadiyah Malang. The subjects were nurse
students of UMM with population 86 students were taken with proporsionate stratified random
sampling method. Data analysis was performed by using multiple logistic regression.
Results : There were 80% or 57 students who have a positive relationship with the physicians and
20% or 14 people who had a negative relationship with the physician. The analysis showed the
capability of social interaction factor 0.006