Hubungan Motivasi Berprestasi dan Gaya Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

(1)

HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI DAN GAYA BELAJAR

DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA

PROGRAM PROFESI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

SKRIPSI

Oleh

Ridha Amalia Nst 061101047

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

Judul Penelitian : Hubungan Motivasi Berprestasi dan Gaya Belajar Mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Nama Mahasiswa : Ridha Amalia Nst NIM : 061101047

Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep) Tahun : 2006

============================================================= Tanggal Lulus:

Pembimbing Penguji I

(Rika Endah Nurhidayah, S.Kp. M.Pd) (Salbiah, S.Kp, M.Kep) NIP.1976 0120 2000 12.2.001 NIP. 1975 1013 2001 12 2 002

Penguji II

(M. Sukri Tanjung, S.Kep, Ns)

Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara telah Menyetujui Skripsi ini sebagai bagian dari persyaratan kelulusan Sarjana Keperawatan (S.Kep).

Medan, Juni 2010 Pembantu Dekan I,

( Erniyati, S.Kp. MNS ) NIP.1967 1208 1999 03.2.001


(3)

Prakata

Bismillaahirrahmaanirrahiim, puji syukur kehadirat Allah atas segala nikmat, kasih dan pertolongan dariNya yang tiada henti kepada peneliti, sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan Motivasi Berprestasi dan Gaya Belajar Mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara., umtuk memenuhi salah satu persyaratan menjadi gelar kesarjanaan pada Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Selama proses penelitian dan penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapat dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua ku, Ibu yang telah meninggalkanku sekian lama (Almh.Yusna Lubis) dan yang selalu aku rindukan dan akan terkenang selalu di dalam hati, semoga Allah memberikan tempat terindah di sisi-Nya. Terkhusus untuk Ayah yang sangat dan selalu aku sayangi Ayah Parlaungan yang menjadi penyemangat dikala aku sudah merasa lelah dan untuk beliau skripsi ini aku dedikasikan. Dan aku ucapkan terima kasih juga buat Ibu ku Suriana yang selalu mendoakan dan menyayangiku. Semoga Allah SWT memberikan Ayah dan Ibu yang terbaik disepanjang usia yang telah dan akan dilalui, terima kasih untuk cinta yang terus mengalir darimu Ayah dan Ibu. Terima kasih juga ku ucapkan untuk ketiga adikku yang tersayang, aulia, maulana dan si kecil fadhlan yang selalu menjadi pembelaku, kalianlah motivator dalam hidup ku (aku berharap dapat membuat kalian bangga padaku), buat ocik, wak ani, wak amat wak ilham dan bou yang selalu mendoakan dan pengertian padaku.


(4)

Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada :

1. Ibu Rika Endah Nurhidayah S.Kp, M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah memberikan pengetahuan, bimbingan, dorongan secara moral, masukan dan arahan yang sangat membantu sehingga penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan.

2. Bapak dr. Dedi Ardinata M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan Ibu Erniyati S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Mahnum Lailan S.Kep Ns dan Pak Dudut Tanjung selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan selama saya menyelesaikan akademik di Fakultas Keperawatan USU.

4. Ibu Salbiah S.Kp, MKep dan Pak Sukri Tanjung S.Kep, Ns selaku dosen penguji. Terima kasih atas masukan yang telah diberikan demi perbaikan skripsi ini.

5. Seluruh dosen dan staf pengajar serta civitas akademika Fakultas Keperawatan USU yang telah memberikan bimbingan selama masa perkuliahan. Semoga Allah membalas ilmu yang telah kalian berikan dengan keberkahan.

6. Terkhusus buat sahabat-sahabatku tersayang Devi (selalu menjadi penyemangatku), nanda (selalu bawel menyuruhku untuk cepat menyelesaikan skripsi), kakak ku Juliana (selalu menemani ku cari data), elis (makasi Regresi gandanya), zuli (Spearman yang tak terlupakan), Ainil dan Ema (teman konsul yang buat aku menjadi lebih semangat mengerjakan skripsi), firda, anggi, tika dan teman-teman tersayang Fakultas keperawatan 06 yang turut membantu dalam proses perkuliahan dan skripsi ku, teima kasih telah mengisi hari-hari perkuliahan menjadi lebih indah.


(5)

7. Terima kasih juga buat kakak-kakak senior yang telah membantu, kak Sundari dan kak asri (yang selalu membantu dan mengajari tentang skripsi), kak dwi (atas bantuan mendapatkan responden), kak Juli (slide-slide kuliah dan buku nya) serta semua kakak dan abang yang telah mambantu selama proses pendidikan di kampus.

8. Seluruh mahasiswa Program Profesi Ners kelas reguler dan ekstensi yang bersedia menjadi responden.

Akhir kata penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan di bidang keperawatan dan pihak-pihak yang membutuhkan dan penulis sangat mengharapkan adanya saran yang bersifat membangun untuk perbaikan yang lebih baik di masa yang akan datang.

Medan, Juni 2010

Penulis


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Pengesahan ... i

Prakata ... ii

Daftar Isi ... v

Daftar Tabel ... viii

Daftar Skema ... ix

Daftar Gambar ... x

Abstrak ... xi

BAB 1 Pendahuluan 1. Latar Belakang ... 1

2. Tujuan Penelitian ... 4

3. Pertanyaan Penelitian ... 5

4. Manfaat Penelitian ... 5

BAB 2 Tinjauan Pustaka 1. Belajar ... 7

1.1 Definisi Belajar ... 7

1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi belajar ... 8

1.2.1 Faktor Eksternal ... 8

1.2.2 Faktor Internal ... 9

2. Motivasi ... ... 11

2.1 Definisi Motivasi Berprestasi ... 11

2.2 Jenis-Jenis Motivasi ... 13

2.2.1 Motivasi Instrinsik ... 13

2.2.2 Motivasi Ekstrinsik ... 13

2.3 Teori Motivasi Berprestasi ... 14

3. Gaya Belajar ... 14

3.1Definisi Gaya Belajar ... 14

3.2Jenis-Jenis Gaya Belajar ... 15

3.2.1Gaya Belajar Visual ... 15

3.2.2Gaya Belajar Auditori ... 16

3.2.3Gaya Belajar Kinestetik ... 17

3.3Strategi untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sesuai dengan Gaya belajar ... 18

4. Prestasi Belajar ... 19

4.1 Definisi Prestasi Belajar ... 19

4.2 Penggolongan Prestasi Belajar ... 20

BAB 3 Kerangka Penelitian 1. Kerangka Konseptual ... 21

2. Definisi Konseptual ... 22

2.1Motivasi Berprestasi ... 22

2.2Gaya Belajar ... 22

2.3Prestasi Relajar ... 22


(7)

1. Desain Penelitian ... 27

2. Populasi dan Sampel ... 27

2.1Populasi ... 27

2.2Sampel ... 27

3. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 29

4. Pertimbangan Etik Penelitian ... 29

5. Instrumen Penelitian ... 30

5.1Kuesioner Penelitian ... 30

5.2Uji Validitas dan Realibilitas ... 32

6. Pengumpulan Data ... 33

7. Analisa Data ... 33

7.1 Analisis Univariat ... 34

7.2 Analisis Bivariat ... 34

7.3 Analisis Multivariat ... 35

BAB 5 Hasil dan Pembahasan 1. Hasil Penelitian ... 37

1.1 Deskripsi Karakteristik Responden ... 37

1.2 Deskripsi Motivasi Berprestasi Mahasiswa ... 38

1.3 Deskripsi Gaya Belajar Mahasiswa ... 38

1.4 Deskripsi Prestasi Belajar Mahasiswa ... 39

2. Analisis Motivasi Berprestasi dan Gaya Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan USU... 40

2.1 Motivasi Berprestasi dengan Prestasi Belajar ... 40

2.2 Gaya Belajar dengan Prestasi Belajar ... 41

3. Pengujian Statistik... 43

3.1 Uji Normalitas ... 43

3.2 Analisis Regresi Linear Berganda ... 45

3.3 Uji Hipotesis ... 46

3.4 Uji Simultan ... 47

3.5 Uji Parsial ... 47

3.6 Koefisien Determinasi ... 48

3.7 Koefisien Determinasi Parsial ... 49

4. Analisis Hubungan Motivasi Berprestasi dan Gaya Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan USU... 49

5. Pembahasan ... 50

5.1 Motivasi Berprestasi Mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan USU ... 50

5.2Gaya Belajar Mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan USU ... 51

5.3Prestasi Belajar Mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan USU ... 53

5.4Hubungan Motivasi Berprestasi dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan USU ... 54

5.5Hubungan Gaya Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan USU ... 56


(8)

5.6Hubungan Motivasi Berprestasi dan Gaya Belajar Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Program Profesi

Ners Fakultas Keperawatan USU ... 58

BAB 6. Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan ... 60

2. Saran ... 61

2.1 Bagi Mahasiswa Keperawatan ... 61

2.2 Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan ... 61

2.3 Bagi Penelitian Selanjutnya ... 62

Daftar Pustaka ... 63 Lampiran-Lampiran

1. Lembar Persetujuan Menjadi Responden 2. Kuesioner Penelitian

3. Jadwal Penelitian 4. Taksasi Dana 5. Riwayat Hidup


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Defenisi Operasional ... 22

Tabel 4.1 Kriteria Penafsiran Korelasi ... 35

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi dan Persentase Karakteristik Responden ... 38

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Motivasi Berprestasi ... 38

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Gaya Belajar ... 39

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi dan Persentase Prestasi Belajar ... 39

Tabel 5.5 Uji Regresi Linear Sederhana terhadap Hubungan Motivasi Berprestasi dengan Prestasi Belajar Mahasiswa ... 40

Tabel 5.6 Koefisien Hubungan Motivasi Berprestasi dengan Prestasi Belajar ... 40

Tabel 5.7 Uji Regresi Linear Sederhana terhadap Hubungan Gaya Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa ... 42

Tabel 5.8 Koefisien Hubungan Gaya Belajar dengan Prestasi Belajar ... 42

Tabel 5.9 Model Summary ... 45

Tabel 5.10 Anova ... 45

Tabel 5.11 Koefisien Hubungan Motivasi Berprestasi dan Gaya Belajar dengan Prestasi Belajar ... 46


(10)

DAFTAR GAMBAR


(11)

DAFTAR SKEMA

Skema 3.1 Kerangka Konseptual Hubungan Motivasi Berprestasi dan Gaya Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Program


(12)

Judul : Hubungan Motivasi Berprestasi dan Gaya Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Peneliti : Ridha Amalia Nst NIM : 061101047

Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep) Tahun Akademik : 2010

============================================================= Abstrak

Prestasi belajar merupakan tolak ukur keberhasilan dalam suatu proses belajar mengajar. Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar seseorang. Dalam penelitian ini hanya ditekankan pada faktor motivasi berprestasi dan gaya belajar mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan motivasi berprestasi dan gaya belajar secara bersama-sama dengan prestasi belajar. Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa program profesi ners Fakultas Keperawatan USU yang berjumlah 85 orang. Sedangkan sample penelitian diambil dengan quota sampling yaitu sebesar 62 orang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian korelasi. Instrumen penelitian berbentuk angket dengan skala Likert. Data penelitian dianalisa dengan korelasi dan regresi. Hasil penelitian menunjukkan (1) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi berprestasi dan prestasi belajar melalui persamaan garis regresi Y= 2,508+0,008X1, dengan konstribusi sebesar

14,2%; (2) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara gaya belajar dan prestasi belajar melalui persamaan garis regresi Y= 2,544+0,031X2, dengan

konstribusi sebesar 10,7%; (3) terdapat hubungan yang positif dan signifikan secara bersama-sama antara motivasi berprestasi, gaya belajar, dan prestasi belajar, melalui persamaan garis regresi Y=2,178+ 0,007 + 0,024 dengan Freg

Kata kunci: Motivasi Berprestasi, Gaya Belajar, Prestasi Belajar

= 10,728 dan konstribusi sebesar 26,7%; Berdasarkan hasil penelitian prestasi belajar dapat dioptimalkan melalui upaya peningkatan motivasi berprestasi dan pengenalan gaya belajar serta dilakukan pelatihan strategi belajar mengajar untuk para dosen agar dapat membantu meningkatkan motivasi mahasiswa dan menyesuaikan cara mengajar dengan gaya belajar mahasiswa.


(13)

Judul : Hubungan Motivasi Berprestasi dan Gaya Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Peneliti : Ridha Amalia Nst NIM : 061101047

Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep) Tahun Akademik : 2010

============================================================= Abstrak

Prestasi belajar merupakan tolak ukur keberhasilan dalam suatu proses belajar mengajar. Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar seseorang. Dalam penelitian ini hanya ditekankan pada faktor motivasi berprestasi dan gaya belajar mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan motivasi berprestasi dan gaya belajar secara bersama-sama dengan prestasi belajar. Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa program profesi ners Fakultas Keperawatan USU yang berjumlah 85 orang. Sedangkan sample penelitian diambil dengan quota sampling yaitu sebesar 62 orang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian korelasi. Instrumen penelitian berbentuk angket dengan skala Likert. Data penelitian dianalisa dengan korelasi dan regresi. Hasil penelitian menunjukkan (1) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi berprestasi dan prestasi belajar melalui persamaan garis regresi Y= 2,508+0,008X1, dengan konstribusi sebesar

14,2%; (2) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara gaya belajar dan prestasi belajar melalui persamaan garis regresi Y= 2,544+0,031X2, dengan

konstribusi sebesar 10,7%; (3) terdapat hubungan yang positif dan signifikan secara bersama-sama antara motivasi berprestasi, gaya belajar, dan prestasi belajar, melalui persamaan garis regresi Y=2,178+ 0,007 + 0,024 dengan Freg

Kata kunci: Motivasi Berprestasi, Gaya Belajar, Prestasi Belajar

= 10,728 dan konstribusi sebesar 26,7%; Berdasarkan hasil penelitian prestasi belajar dapat dioptimalkan melalui upaya peningkatan motivasi berprestasi dan pengenalan gaya belajar serta dilakukan pelatihan strategi belajar mengajar untuk para dosen agar dapat membantu meningkatkan motivasi mahasiswa dan menyesuaikan cara mengajar dengan gaya belajar mahasiswa.


(14)

BAB 1 PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami peserta didik baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri (Syah, 2003). Belajar merupakan suatu proses biasanya mencakup tiga komponen yaitu input, proses dan output. Input sebagai masukan biasanya terdiri dari mahasiswa, materi perkuliahan, sarana dan fasilitas perkuliahan, dosen, kurikulum, dan manajemen yang berlaku di Perguruan Tinggi tersebut. Sedangkan proses terdiri dari strategi perkuliahan, media instruksional, cara mengajar dosen, dan cara belajar mahasiswa. Output merupakan hasil dari proses belajar yaitu prestasi (Nurhidayah, 2009).

Prestasi belajar merupakan penilaian aktivitas belajar siswa yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai peserta didik dalam periode tertentu, Tirtonegoro (1999) dalam (Tarmidi, 2005). Dalam hal ini prestasi belajar mahasiswa dalam jangka waktu tertentu dapat dilihat melalui Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Untuk mencapai prestasi belajar mahasiswa sebagaimana yang diharapkan maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain: faktor internal dan faktor eksternal.


(15)

berhasil, persepsi tentang nilai tugas, dan kebutuhan untuk sukses menurut Mc Clelland (1985) dalam (Nursalam & Efendi, 2008). Motivasi berprestasi adalah motif yang dipelajari, sehingga motif itu dapat diperbaiki dan dikembangkan melalui proses belajar. Seseorang yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi dicirikan dengan keinginan tinggi untuk menyelesaikan tugas dan meningkatkan penampilan mereka, menyukai tantangan, dimana hasil kerja mereka akan dibandingkan dengan prestasi orang lain (Nursalam & Efendi, 2008). Penyelesaian tugas semacam itu bukanlah karena dorongan dari luar, melainkan upaya pribadi (Uno, 2007).

Motivasi berprestasi menempati kedudukan yang sangat penting, karena motivasi akan mampu mendorong perilaku mahasiswa (students behaviour) untuk bergairah, bersemangat dan rasa senang dalam belajar, sehingga pada akhirnya akan mampu memperoleh prestasi belajar yang lebih baik. Hal ini dinyatakan oleh beberapa hasil penelitian psikolog pendidikan dalam Wayan (2008) seperti Wolberg et.al. (1983), menyimpulkan bahwa motivasi mempunyai kontribusi antara 11 sampai 20% terhadap prestasi belajar. Kemudian Mc Clelland (1985) menjelaskan bahwa motivasi berprestasi mempunyai kontribusi sampai 64% terhadap prestasi belajar. Sedangkan studi yang dilakukan Fyans dan Maerh (1987) bahwa diantara tiga faktor yaitu motivasi, latar belakang keluarga dan kondisi sekolah, maka faktor motivasi lebih dominan mempengaruhi prestasi belajar. Wayan (2008) mengatakan bahwa motivasi berprestasi berpengaruh terhadap prestasi belajar.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Nadziruddin (2007) terhadap 182 mahasiswa Program A FIK Unpad yang menunjukkan bahwa prestasi belajar berdasarkan motivasi berprestasi mahasiswa menunjukkan bahwa prestasi belajar memuaskan memiliki kecenderungan pada motivasi berprestasi tinggi. Hal ini dapat diketahui berdasarkan data yang diperoleh yang menunjukkan bahwa mahasiswa


(16)

dengan motivasi berprestasi tinggi memiliki prestasi memuaskan (60,8%). Mahasiswa dengan motivasi berprestasi rendah memiliki prestasi memuaskan (39,2%). Penulis lain menginformasikan bahwa prestasi belajar yang baik belum tentu memiliki kecenderungan locus of control internal akan tetapi locus of control internal (termasuk motivasi) cenderung memiliki prestasi belajar yang baik (Lubis, 2009).

Berdasarkan studi pendahuluan peneliti terhadap mahasiswa Program A FKEP USU menunjukkan bahwa mahasiswa stambuk 2009 sebesar 60,8% memiliki motivasi instrinsik yaitu masuk keperawatan karena kemauan sendiri dan merupakan cita-cita, begitu juga dengan mahasiswa stambuk 2007 yaitu 66,7% dan mahasiswa stambuk 2006 sebesar 52,8% masuk keperawatan karena motivasi instrinsik (kemauan sendiri dan cita-cita) sedangkan mahasiswa stambuk 2008 sebesar 50,2% memiliki motivasi ekstrinsik yaitu masuk keperawatan karena keinginan orang tua.

Faktor lainnya yang juga menentukan dalam prestasi belajar adalah gaya belajar. Gaya belajar adalah kunci untuk mengembang kinerja dalam pekerjaan, di sekolah, dan dalam situasi-situasi antar pribadi. Gaya belajar seseorang adalah kombinasi dari bagaimana ia menyerap, dan kemudian mengatur serta mengolah informasi (DePorter & Henarcki, 2003). Gaya belajar merupakan salah satu faktor penting dalam meningkatkan prestasi belajar serta kualitas pendidikan. Apabila gaya belajar siswa diketahui maka guru bisa menentukan strategi mengajar yang sesuai dengan gaya belajar yang dimilikinya. Menurut DePorter & Henarcki (2003) gaya belajar terbagi tiga yaitu gaya belajar visual melalui apa yang mereka lihat, gaya belajar auditorial melalui apa yang mereka dengar, gaya belajar kinestetik melalui gerak dan sentuhan. Tetapi dalam kenyataannya, setiap orang memiliki ketiga gaya belajar tersebut, namun kebanyakan orang memiliki satu gaya yang lebih


(17)

mendominasi dirinya sehingga bisa dijadikan suatu kelebihan untuk dikembangkan dalam meraih prestasi belajar.

Berdasarkan hasil penelitian Panggabean (2009) terhadap prestasi belajar berdasarkan tipe belajar mahasiswa menunjukkan bahwa prestasi belajar sangat memuaskan memiliki kecenderungan pada tipe belajar visual (72,5%), auditori (65,7%), kinestetik (50%), sedangkan visual-auditori (60%). Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti yang diperoleh dari buku sidang wisuda 2002 sampai tahun 2009, hanya ada 11 orang mahasiswa yang lulus dengan predikat cum laude yaitu lima orang dari dari jalur A dan enam orang dari jalur B. Adapun rata-rata studi mahasiswa FIK jalur A adalah 4,4 tahun dan jalur B 1,9 tahun.

Berdasarkan studi literatur dan hasil penelitian di atas, peneliti melihat bahwa mahasiswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi cenderung memperoleh prestasi yang lebih tinggi dan mahasiswa yang mengenali gaya belajar cenderung memiliki prestasi belajar yang lebih optimal. Tetapi ada juga mahasiswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi tetapi tidak mengenali gaya belajarnya sehingga hasil prestasinya kurang memuaskan. Begitu juga sebaliknya ada juga mahasiswa yang mengenali gaya belajarnya tetapi tidak memiliki motivasi berprestasi maka hasilnya juga kurang optimal. Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk mengetahui apakah ada hubungan motivasi berprestasi dan gaya belajar mahasiswa Fakultas Keperawatan dengan prestasi belajar.


(18)

2. Tujuan Penelitian

2.1 Mengetahui motivasi berprestasi mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2.2 Mengetahui gaya belajar mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2.3 Mengetahui prestasi belajar mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2.4 Mengetahui hubungan motivasi berprestasi dengan prestasi belajar mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2.5 Mengetahui hubungan gaya belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. 2.6 Mengetahui hubungan motivasi berprestasi dan gaya belajar dengan prestasi

belajar mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Pertanyaan Penelitian

3.1 Bagaimana motivasi berprestasi mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara?

3.2 Bagaimana gaya belajar mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara?

3.3 Bagaimana prestasi belajar mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara?


(19)

3.4 Bagaimana hubungan motivasi berprestasi dengan prestasi belajar mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. 3.5 Bagaimana hubungan gaya belajar dengan prestasi belajar mahasiswa

Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. 3.6 Bagaimana hubungan motivasi berprestasi dan gaya belajar dengan prestasi

belajar mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

4. Manfaat Penelitian

4.1 Mahasiswa Keperawatan

Hasil penelitian ini memberikan informasi kepada mahasiswa tentang hubungan motivasi berprestasi dan gaya belajar dengan prestasi belajar mahasiswa sehingga mahasiswa dapat meningkatkan motivasi berprestasi, mengenal dan memahami gaya belajar yang dominan pada dirinya sehingga mahasiswa dapat mengoptimalkan prestasi belajarnya.

4.2 Pendidikan Keperawatan

Untuk memberikan informasi mengenai motivasi berprestasi dan gaya belajar kepada mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara sehingga mahasiswa keperawatan dapat meningkatkan motivasi berprestasi dan memilih gaya belajar yang lebih baik dan sebagai masukan bagi institusi Pendidikan Keperawatan bahwa motivasi berprestasi dan gaya belajar penting dalam meningkatkan prestasi belajar mahasiswa


(20)

4.3 Penelitian Keperawatan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan informasi baru bagi penelitian lanjutan dimasa yang akan datang tentang hubungan motivasi berprestasi dan gaya belajar dengan prestasi belajar mahasiswa dalam proses belajar mengajar di Perguruan Tinggi khususnya Ilmu Keperawatan.


(21)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

1. Belajar

1.1. Definisi Belajar

Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003). Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Menurut Hamalik (2009) belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan.

Belajar merupakan proses dasar dari perkembangan hidup manusia. Dengan belajar, manusia melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu sehingga tingkah lakunya berkembang. Semua aktivitas dan prestasi hidup manusia tidak lain hasil dari belajar. Belajar itu bukan sekadar pengalaman. Belajar adalah suatu proses, dan bukan suatu hasil. Karena itu belajar berlangsung secara aktif dan integratif dengan menggunakan berbagai bentuk perbuatan untuk mencapai suatu tujuan (Soemanto, 2006).

Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar


(22)

yang dialami peserta didik baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri (Syah, 2003).

1.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. 1.2.1. Faktor Eksternal

Adalah faktor yang berada di luar individu yaitu meliputi faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan non sosial.

a. Lingkungan sosial

Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. Selanjutnya yang termasuk lingkungan sosial siswa adalah masyarakat dan tetangga dan juga teman-teman sepermainan disekitar perkampungan siswa tersebut. Namun, lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar ialah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri. Sifat-sifat orang tua, praktik pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga, dan demografi keluarga (letak rumah), semuanya dapat memberi dampak baik ataupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa.

b. Lingkungan non sosial

Faktor lingkungan non sosial meliputi gedung sekolah dan letaknya, rumah

tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca, dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-faktor ini dipandang turut


(23)

1.2.2. Faktor Internal

Menurut Slameto (2003) faktor internal adalah faktor yang ada di dalam diri individu sendiri meliputi tiga aspek yaitu:

a. Faktor jasmaniah

Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya. Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu, selain itu juga akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, ngantuk jika badannya lemah, kurang darah ataupun ada gangguan-gangguan/kelainan-kelainan fungsi alat inderanya serta tubuhnya. Agar seseorang dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan kesehatan badannya tetap terjamin dengan cara selalu mengindahkan ketentuan-ketentuan tentang bekerja, belajar, istirahat, tidur, makan, olahraga, rekreasi dan ibadah. Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar. Siswa yang cacat belajarnya juga terganggu.

b. Faktor psikologis

Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan belajar siswa. Namun yang dipandang lebih penting adalah faktor-faktor berikut ini :

1) Inteligensi

Menurut J.P. Chaplin inteligensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui/menggunakan konsep-konsep abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat. Inteligensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Siswa yang mempunyai tingkat inteligensi yang normal dapat berhasil dengan baik dalam belajar, jika ia belajar dengan baik, artinya belajar dengan menerapkan metode belajar efisien dan faktor-faktor yang


(24)

mempengaruhi belajar (faktor jasmaniah, psikologi, keluarga, sekolah, masyarakat) memberi pengaruh positif.

2) Perhatian

Perhatian menurut Gazali adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu pun semata-mata tertuju kepada suatu objek (benda/hal) atau sekumpulan objek. Untuk dapat menjamin hasil belajar baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka timbullah kebosanan, sehingga ia tidak suka lagi belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik usahakanlah bahan pelajaran selalu menarik perhatian dengan cara mengusahakan pelajaran itu sesuai dengan hobi dan bakatnya.

3) Minat

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Ia segan-segan untuk belajar, ia tidak memperoleh kepuasan dari pelajaran itu. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa, lebih mudah dipelajari dan disimpan karena minat menambah kegiatan belajar.

4) Bakat

Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar dan berlatih. Bakat akan dapat mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar bidang-bidang studi tertentu. Pemaksaan kehendak terhadap seorang siswa, dan juga ketidaksadaran siswa terhadap bakatnya sendiri sehingga ia memilih jurusan keahlian tertentu yang sebenarnya


(25)

bukan bakatnya, akan berpengaruh terhadap kinerja akademik (academic performance) atau prestasi belajarnya.

5) Motivasi

Motivasi adalah keadaan internal organisme baik manusia ataupun hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Dalam proses belajar haruslah diperhatikan apa yang dapat mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik dan mempunyai motif untuk memusatkan perhatian, merencanakan dan melaksanakan kegiatan yang dapat menunjang belajarnya.

6) Kematangan

Kematangan adalah suatu tingkat/fase dalam pertumbuhan seseorang, dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. Belajar akan lebih berhasil jika anak sudah siap (matang). Jadi kemajuan baru untuk memiliki kecakapan itu tergantung dari kematangan dan belajar.

7) Kesiapan

Kesiapan atau readiness adalah kesediaan untuk memberi respons atau bereaksi. Kesediaan itu timbul dari dalam diri seseorang dan juga berhubungan dengan kematangan, karena kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakan kecakapan. Kesiapan itu perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa belajar dan pada dirinya sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan lebih baik.

2. Motivasi

2.1. Definisi Motivasi Berprestasi

Motivasi berasal dari kata motif adalah yang dapat diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas


(26)

tertentu demi mencapai suatu tujuan. Motif tidak dapat diamati secara langsung, tetapi dapat diinterpretasikan dalam tingkah laku tertentu (Uno, 2007). Motif atau motive adalah dorongan yang terarah kepada pemenuhan kebutuhan psikis atau rokhaniah (Sukmadinata N.S., 2005). Berawal dari kata “motif” itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah aktif. Motif dapat menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan/mendesak (Sardiman, A.M., 2007).

Motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya. Motivasi adalah kekuatan, baik dari dalam maupun dari luar yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Motivasi terjadi apabila seseorang mempunyai keinginan dan kemauan untuk melakukan suatu kegiatan atau tindakan dalam rangka mencapai tujuan tertentu (Uno, 2007).

Menurut McDonald (1985) dalam (Soemanto, 2006) motivasi sebagai suatu perubahan tenaga di dalam diri/pribadi seseorang yang ditandai oleh dorongan afektif dan reaksi-reaksi dalam usaha mencapai tujuan. Motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan (Hamalik, 2009).

Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.


(27)

motif yang mendorong individu untuk mencapai sukses dan bertujuan untuk berhasil dalam kompetisi dengan beberapa ukuran keunggulan (standar of excellence). Menurut McClelland (1985) dalam (Nursalam & Efendi, 2008) motivasi berprestasi merupakan fungsi dari tiga variabel yaitu (1) harapan untuk melakukan tugas dengan berhasil, (2) persepsi tentang nilai tugas, dan (3) kebutuhan untuk sukses.

2.2. Jenis - Jenis Motivasi 2.2.1. Motivasi Instrinsik

Motivasi instrinsik adalah motivasi yang tercakup di dalam situasi belajar dan memenuhi kebutuhan dan tujuan–tujuan murid. Motivasi ini sering juga disebut motivasi murni. Motivasi yang sebenarnya yang timbul dalam diri siswa sendiri, misalnya keinginan untuk mendapat keterampilan tertentu, memperoleh informasi dan pengertian, mengembangkan sikap untuk berhasil, menyenangi kehidupan, menyadari sumbangannya terhadap usaha kelompok, keinginan diterima oleh orang lain, dan lain-lain. Jadi, motivasi ini timbul tanpa pengaruh dari luar. Motivasi instrinsik adalah motivasi yang hidup dalam diri siswa dan berguna dalam situasi belajar yang fungsional.

2.2.2. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar situasi belajar, seperti angka kredit, ijazah, tingkatan hadiah, medali, dan persaingan yang bersifat negatif ialah sarcasm, ridicule, dan hukuman. Motivasi ektrinsik juga meliputi lingkungan belajar yang kondusif dan kegiatan belajar yang menarik, hal ini tetap diperlukan di sekolah sebab pengajaran disekolah tidak semuanya menarik minat siswa atau sesuai dengan kebutuhan siswa.


(28)

2.3. Teori Motivasi Berprestasi (n-ach dalam McClelland (1985))

Seseorang mempunyai motivasi untuk bekerja karena adanya kebutuhan untuk berprestasi. Kebutuhan berprestasi ini bersifat instrinsik dan relatif stabil. Orang dengan n-ach yang tinggi dicirikan dengan keinginan tinggi untuk menyelesaikan tugas dan meningkatkan penampilan mereka, menyukai tantangan, dimana hasil kerja mereka akan dibandingkan dengan prestasi orang lain.

Orang dengan n-ach yang tinggi menyukai tantangan yang sedang, realistis, dan tidak berspekulasi. Mereka tidak menyukai pekerjaan yang mudah dan yang mereka yakini sangat sulit untuk diselesaikan dengan baik. Keberhasilan mengerjakan tugas menjadi aspirasi mereka untuk mengerjakan tantangan yang lebih sulit. Hal ini bertolak belakang pada orang yang n-ach yang rendah. Tugas yang sangat mudah akan mereka kerjakan, karena sangat yakin tugas tersebut dapat diselesaikan dengan baik. Sebaliknya, tugas yang sangat sulit justru gagal dikerjakan, tidak membawa arti apapun, karena sejak semula sudah diketahui bahwa tugas tersebut akan gagal dikerjakan.

3. Gaya Belajar

3.1. Definisi Gaya Belajar

Gaya belajar adalah kunci untuk mengembang kinerja dalam pekerjaan, di sekolah, dan dalam situasi-situasi antar pribadi. Gaya belajar seseorang adalah kombinasi dari bagaimana ia menyerap, dan kemudian mengatur serta mengolah informasi (DePorter & Henarchi, 2003). Gaya belajar adalah cara yang cenderung dipilih seseorang untuk menerima informasi dari lingkungan dan memproses informasi tersebut.


(29)

3.2. Jenis-Jenis Gaya Belajar 3.2.1. Gaya Belajar Visual

Gaya belajar visual merupakan gaya belajar melalui apa yang dilihat. Modalitas dan gaya belajar ini mengakses citra visual, yang diciptakan maupun diingat. Warna, hubungan, ruang, potret mental, dan gambar menonjol dalam modalitas ini. Ciri-ciri orang yang menggunakan gaya belajar visual adalah:

a. Rapi, teratur, memperhatikan segala sesuatu dan menjaga penampilan b. Berbicara dengan cepat

c. Perencana dan pengatur jangka panjang yang baik

d. Pengeja yang baik dan dapat melihat kata-kata yang sebenarnya dalam pikiran mereka

e. Lebih mengingat apa yang dilihat daripada yang didengar f. Mengingat dengan asosiasi visual

g. Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis dan sering meminta orang lain untuk mengulangi ucapannya

h. Lebih suka membaca daripada dibacakan dan pembaca yang cepat i. Mencoret-coret tanpa arti selama berbicara di telepon atau dalam rapat j. Lebih suka melakukan demonstrasi daripada berpidato

k. Lebih menyukai seni daripada musik

l. Sering menjawab pertanyaan dengan jawaban yang singkat ya atau tidak m. Mengetahui apa yang harus dikatakan, tetapi tidak pandai memilih kata-kata

yang tepat


(30)

3.2.2. Gaya Belajar Auditori

Gaya belajar auditori merupakan gaya belajar melalui apa yang didengar. Gaya belajar yang mengandalkan pendengaran untuk bisa memahami dan mengingatnya. Modalitas ini mengakses segala bunyi dan kata. Musik, nada, irama, rima, dialog internal, dan suara menonjol disini. Ciri-ciri orang yang menggunakan gaya belajar auditorial adalah:

a. Suka berbicara kepada diri sendiri saat bekerja

b. Perhatiannya mudah terpecah dan mudah terganggu oleh keributan

c. Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca

d. Senang membaca dengan keras dan mendengarkan

e. Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, perubahan dan warna suara f. Merasa kesulitan untuk menulis dan lebih suka mengucapkan secara lisan g. Berbicara dalam irama yang terpola

h. Lebih suka musik daripada seni

i. Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan daripada yang dilihat

j. Suka berbicara, suka berdiskusi dan menjelaskan sesuatu dengan panjang lebar k. Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik

l. Mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan visualisasi, seperti memotong bagian-bagian hingga sesuai satu sama lain

m. Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya n. Biasanya pembicara yang fasih


(31)

3.2.3 Gaya Belajar Kinestetik

Gaya belajar kinestetik merupakan gaya belajar lewat gerak dan sentuhan. Modalitas ini mengakses segala jenis gerak dan emosi. Gerakan, koordinasi, irama, tanggapan emosional, dan kenyamanan fisik menonjol disini Ciri-ciri orang yang menggunakan gaya belajar kinestetik adalah:

a. Berbicara dengan perlahan

b. Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka saat berbicara c. Berdiri berdekatan saat berbicara dengan orang

d. Selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak e. Belajar melalui memanipulasi dan praktik

f. Menghafal dengan cara berjalan dan melihat

g. Menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca h. Banyak menggunakan isyarat tubuh

i. Tidak dapat diam untuk waktu yang lama

j. Tidak dapat mengingat geografis, kecuali jika mereka memang telah pernah berada di tempat itu.

k. Menyukai permainan yang menyibukkan

l. Mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca, suka mengetuk-ngetuk pena, jari, atau kaki saat mendengarkan

m. Ingin melakukan segala sesuatu n. Kemungkinan tulisannya jelek

Selain ketiga gaya belajar tersebut, DePorter juga mengatakan bahwa ada gaya campuran dari tiga gaya belajar diatas, misalnya Auditori-visual atau Visual-kinestetik atau bisa ketiga-tiganya tapi biasanya satu gaya belajar lebih mendominasi.


(32)

3.3. Strategi untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sesuai dengan Gaya Belajar Menurut DePorter (2004) strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar yang disesuaikan dengan gaya belajar siswa, adalah :

1. Visual

a. Dorong pelajar visual untuk membuat banyak simbol dan gambar dalam catatan mereka.

b. Menggunakan kertas tulis dengan tulisan berwarna.

c. Mendorong siswa untuk menggambarkan informasi yang diterimanya menggunakan peta pikiran, tabel, grafik dan diagram untuk memperdalam pemahaman mereka tentang informasi tersebut.

d. Memberikan gambaran umum/garis-garis besar setiap materi pelajaran yang disampaikan dengan memberikan ruang yang kosong untuk menambahkan catatan.

e. Menggunakan bahasa yang dapat menciptakan visualisasi pada diri anak. Misalnya: bayangkanlah bola dunia yang sedang berputar mengelilingi matahari (jika kita sedang mempelajari tentang revolusi bumi) dan sebaginya.

2. Auditori

a. Menggunakan variasi vokal (ritme, volume suara, intonasi) yang digunakan pada saat menyampaikan materi pelajaran.

b. Menggunakan pengulangan dengan cara meminta siswa mengulang kembali konsep-konsep kunci yang telah dipelajari.

c. Mendorong setiap siswa untuk membuat ‘jembatan keledai’ untuk menghafal konsep kunci, Misalnya: warna pelangi adalah MEJIKUHIBINIU (Merah,


(33)

d. Membuat materi lebih mudah untuk diingat dengan mengubahnya menjadi lagu atau melodi yang sudah dikenal baik dan pelajar auditori akan lebih suka belajar sambil mendengarkan musik.

e. Mendorong siswa terutama untuk pelajar audiotori untuk merekam informasi-informasi penting untuk kemudian didengarkan secara berulang-ulang karena pelajar audiotori tidak terlalu senang mencatat.

3. Kinestetik

a. Menggunakan alat bantu pada saat mengajar untuk menimbulkan rasa ingin tahu dan menekankan konsep-konsep kunci.

b. Menggunakan simulasi konsep agar setiap siswa dapat mengalaminya sendiri. c. Memperagakan setiap konsep yang diajarkan dan memberikan kesempatan

kepada setiap siswa untuk mencoba mempelajarinya secara bertahap.

d. Melakukan lakon/simulasi pendek dapat membantu siswa untuk memahami materi yang dipelajarinya.

4. Prestasi Belajar

4.1. Definisi Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan penilaian aktivitas belajar siswa yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai peserta didik dalam periode tertentu Tirtonegoro (1999) dalam (Tarmidi, 2005).

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) prestasi belajar merupakan penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan dalam mata pelajaran, lazimnya ditujukan dengan nilai tes yang diberikan oleh guru. Bukti keberhasilan


(34)

yang disebut prestasi belajar siswa pada umumnya bersifat dokumentatif berupa buku laporan kemajuan siswa atau rapor.

4.2. Penggolongan Prestasi Belajar

Penggolongan prestasi belajar mehasiswa digunakan sesuai dengan yang terdapat dalam buku panduan pendidikan akademik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

1. Berdasarkan penggolongan prestasi keberhasilan a. Sangat baik: 4,00

b. Baik : 3,00-3,50 c. Cukup : 2,00-2,50 d. Kurang : 1,00 e. Gagal : 0,00

2. Berdasarkan peraturan akademik Program Sarjana (S1) Universitas Sumatera Utara pada pasal 8 tentang yudisium yaitu:

a. Memuaskan : 2,00-2,75

b. Sangat memuaskan : 2,76-3,50 c. Cumlaude: ≥ 3,51


(35)

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN

1. Kerangka Konseptual

Kerangka penelitian ini menjelaskan dugaan adanya hubungan motivasi berprestasi dan gaya belajar dengan prestasi belajar mahasiswa. Dimana motivasi berprestasi meliputi tanggung jawab, prestasi, pengembangan diri, dan kemandirian. Sedangkan gaya belajar terdiri dari visual, auditori, dan kinestetik. Prestasi belajar merupakan penilaian aktivitas belajar siswa yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai peserta didik dalam periode tertentu Tirtonegoro (1999) dalam (Tarmidi, 2005). Penggolongan prestasi keberhasilan belajar dapat dilihat dari yaitu Indeks Prestasi Kumulatif berdasarkan Peraturan Akademik Program Sarjana Universitas Sumatera Utara (2007) pada pasal 8 tentang yudisium terbagi tiga yaitu, memuaskan, sangat memuaskan, dan cumlaude. Berdasarkan tujuan penelitian dan tinjauan kepustakaan maka kerangka penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:


(36)

Skema 3.1 Kerangka Konseptual Hubungan Motivasi Berprestasi dan Gaya belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan USU

2. Definisi Konseptual 2.1 Motivasi Berprestasi

Motif atau motive adalah dorongan yang terarah kepada pemenuhan kebutuhan psikis atau rokhaniah (Sukmadinata, 2005). Motivasi berprestasi yaitu dorongan untuk berhasil dalam melakukan sesuatu tugas atau pekerjaan, dorongan untuk memperoleh kesempurnaan (Uno, 2007).

2.2 Gaya Belajar

Gaya belajar adalah kunci untuk mengembang kinerja dalam pekerjaan, di sekolah, dan dalam situasi-situasi antar pribadi. Gaya belajar seseorang adalah kombinasi dari bagaimana ia menyerap, dan kemudian mengatur serta mengolah informasi (DePorter & Henarcki, 2003).

Prestasi Belajar meliputi:

 Memuaskan

 Sangat memuaskan  Cumlaude

Motivasi berprestasi meliputi:

 Tanggung jawab  Prestasi

 Pengembangan diri  Kemandirian

Gaya belajar meliputi:

 Visual  Auditori  Kinestetik


(37)

2.3 Prestasi Belajar

Menurut Tirtonegoro (1999, dalam Tarmidi, 2005) menyatakan bahwa prestasi belajar merupakan penilaian aktivitas belajar siswa yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai peserta didik dalam periode tertentu.

3. Definisi Operasional

No Variabel Defenisi Operasional

Alat ukur Hasil ukur Skala

1 Motivasi berprestasi meliputi a.tanggung jawab b. prestasi c.pengembang- an diri d. kemandirian Motivasi berprestasi dapat dipahami sebagai motif yang mendorong

mahasiswa Program Profesi Ners yaitu jalur A dan B untuk mencapai sukses dan bertujuan untuk berhasil dalam kompetisi dengan beberapa ukuran keunggulan (standar of excellence).

a. tanggung jawab: suatu tindakan yang dilakukan oleh mahasiswa

program profesi ners dengan kerja

Kuisioner dengan 26 pertanyaan dengan 5 pilihan jawaban yaitu: 0= Tidak pernah 1= Kurang 2=Kadang- kadang 3=Sangat sering 4=Sering Dinilai berdasarkan skor tertinggi dari masing-masing

jawaban yaitu:

Motivasi berprestasi rendah dengan skor 0-52 dan motivasi berprestasi tinggi 53-104.


(38)

keras dan menyatu dengan tugas untuk pencapaian suatu tujuan.

b. Prestasi adalah dorongan/keinginan untuk sukses dan unggul yang ada pada mahasiswa program profesi ners serta adanya keinginan umpan balik atas hasil yang telah dicapai.

c. Pengembangan diri adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh mahasiswa program profesi ners untuk peningkatan

keterampilan yang disertai dengan dorongan untuk maju.

d. Kemandirian adalah suatu hal atau keadaan dapat berdiri sendiri tanpa bergantung dengan orang lain dalam bekerja dan suka


(39)

2 Tipe belajar

a. Visual

b. Auditori

c. Kinestetik

Belajar melalui apa yang mahasiswa Program Profesi Ners yaitu jalur A dan B lihat.

Belajar yang dilakukan

mahasiswa Program Profesi Ners yaitu jalur A dan B dengan cara mendengar

Belajar yang dilakukan

mahasiswa Program Profesi Ners yaitu jalur A dan B dengan gerak, bekerja dan menyentuh

Kuisioner dengan 12 pertanyaan yaitu nomor 1-12 dengan 3 pilihan jawaban yaitu: 0 = Tidak pernah 1=Kadang-kadang 2 = Sering

Kuisioner dengan 12 pertanyaan yaitu nomor 13 – 24 dengan 3 pilihan jawaban, yaitu :

0 = Tidak pernah

1=Kadang-kadang 2 = Sering

Kuisioner dengan 12 pertanyaan yaitu nomor 25 – 36 dengan 3 pilihan jawaban, yaitu :

0 = tidak pernah

1=Kadang-kadang 2 = Sering

Dinilai berdasarkan skor tertinggi dari masing-masing

jawaban yaitu : tidak pernah dilakukan, kadang-kadang

dilakukan dan sering dilakukan

Dinilai berdasarkan skor tertinggi dari masing-masing

jawaban yaitu : tidak pernah dilakukan, kadang-kadang

dilakukan dan sering dilakukan

Dinilai berdasarkan skor tertinggi dari masing-masing

jawaban yaitu : tidak pernah dilakukan, kadang-kadang

dilakukan dan sering dilakukan

Nominal

Nominal

Nominal

3 Prestasi Belajar Prestasi belajar adalah hasil penilaian dosen Fakultas

keperawatan

terhadap proses dan

hasil belajar mahasiswa program

profesi ners yang menggambarkan

Transkip nilai / Indeks Prestasi Kumulatif yang merupakan data sekunder Dinilai berdasarkan kriteria penilaian yang dimodifikasi dari predikat yudisium program

sarjana (S1) USU, yaitu :

Cumlaude = ≥ 3,51 Sangat memuaskan = 2,76-3,50

Memuaskan = 2,00-2,75


(40)

penguasaan

mahasiswa program profesi ners atas materi pelajaran sebagai akibat adanya proses belajar yang dialami oleh mahasiswa program profesi ners dalam jangka waktu tertentu yang dilihat melalui Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa dalam beberapa semester

4. Hipotesa Penelitian

Adapun hipotesa kerja dalam penelitian ini adalah :

1. Terdapat hubungan motivasi berprestasi dengan prestasi belajar mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan USU.

2. Terdapat hubungan gaya belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan USU.

3. Terdapat hubungan motivasi berprestasi dan gaya belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan USU.


(41)

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

1. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain korelasi yaitu desain penelitian atau penelaahan hubungan antara dua variabel atau lebih pada situasi kelompok sampel (Notoadmodjo, 2002). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah ada hubungan antara variabel motivasi berprestasi dan gaya belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Populasi dan Sampel 2.1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan dari objek penelitian yang akan diteliti. Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Keperawatan yang sedang menjalani Program Profesi Ners. Pemilihan populasi didasarkan karena pada kelompok telah diketahui IPK akademik yang menjadi ukuran dalam prestasi belajar dan telah melalui berbagai mata kuliah mulai dari mata kuliah dasar hingga mata kuliah khusus keperawatan yang memiliki tingkat kesulitan yang berbeda-beda. Jumlah mahasiswa Program Profesi Ners yaitu jalur A adalah sebanyak 49 orang dan mahasiswa Program Profesi Ners jalur B adalah sebanyak 36 orang (Bagian Pendidikan PSIK FK USU, 2007). Maka jumlah populasi yaitu sebanyak 85 orang.

2.2. Sampel Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan “sampling” tertentu


(42)

menggunakan teknik Quota sampling, yaitu suatu teknik pengambilan sampel sesuai dengan jumlah yang ditentukan sebelumnya, dan jika jumlah sampel tersebut sudah dicapai maka si pengumpul data berhenti. Dalam menerapkan teknik ini, peneliti pertama-tama harus memutuskan strata mana yang sesuai dengan penelitiannya, selanjutnya peneliti menetapkan kuota untuk setiap stratumnya yang proporsinya mewakili seluruh populasi (Zuriah, 2006). Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang aktif kuliah (tidak sambil bekerja), belum menikah dan bersedia berpartisipasi menjadi responden, serta dari hasil penyebaran kuesioner didapati hanya memiliki salah satu gaya belajar yang dominan sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu 62 orang.

A B Jumlah Semester I 13 31 44 Semester II 36 5 41 Jumlah 49 36 85

Penentuan besarnya jumlah sampel dari populasi yang telah diketahui dapat ditentukan dengan menggunakan rumus (Notoatmodjo, 2005) yaitu :

Keterangan : n = besar sampel N = besar populasi

d = tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan = 0,05 N

n =


(43)

Sehingga jumlah sampel yang akan diambil adalah : 85

n = = 70 orang 1+85 (0,05)

x 100 % dari jumlah mahasiswa setiap semester = 82 % , yaitu : 85

Jumlah sampel penelitian yang diambil dari tiap semester

2

Dan setiap jalur dapat diwakili dengan menggunakan rumus :

70

A B Jumlah

Semester I 11 13 100 82 =

x 31 25

100 82 = x 36 Semester II 30 36 100 82 =

x 5 4

100 82

=

x 34

Jumlah 41 29 70

3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dengan pertimbangan bahwa jumlah sampel yang memadai, efisien waktu dan biaya penelitian. Penelitian ini dilakukan selama dua bulan, dimulai awal bulan Januari 2010 hingga awal bulan Maret 2010.

4. Pertimbangan Etik

Penelitian ini dilakukan setelah mendapat izin dari Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Sebelum melakukan penelitian ini terlebih dahulu peneliti meminta kesediaan responden untuk membaca informed consent dan menginformasikan makna dan tujuan dilakukannya penelitian ini. Penelitian dapat


(44)

dimulai bila responden bersedia menandatangani informed consent yang telah disediakan atau bersedia secara lisan, namun jika responden tidak bersedia maka peneliti tidak akan memaksa dan menghormati keputusannya. Untuk menjaga kerahasiaan maka nama responden tidak akan dicantumkan pada lembar kuesioner yang diisi oleh responden dan hanya diberi kode tertentu. Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh responden dijamin oleh peneliti dan hanya dipergunakan untuk kepentingan penelitian (Nursalam, 2003).

5. Instrumen Penelitian 5.1. Kuesioner Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini dibuat dalam bentuk kuisioner. Yang disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan tinjauan pustaka. Instrumen terdiri dari 4 bagian yaitu data demografi, motivasi berprestasi, gaya belajar, dan Indeks Prestasi Kumulatif.

Bagian pertama yaitu kuesioner demografi yang bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik responden yang meliputi jalur program studi, semester, usia, dan jenis kelamin.

Bagian kedua yaitu kuesioner motivasi berprestasi bertujuan untuk mengetahui kecenderungan motivasi berprestasi mahasiswa. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner motivasi berprestasi yang dimodifikasi dari buku Uno (2007) dengan pemilihan beberapa pertanyaan dengan alasan ada beberapa pertanyaan yang tidak sesuai dengan motivasi berprestasi. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup, sehingga responden hanya perlu memberikan jawaban berupa tanda check list ( √ ) pada jawaban yang tersedia. Kuesioner motivasi beprestasi terdiri dari 26


(45)

Model skala motivasi berprestasi menggunakan skala likert. Pernyataan 5 pilihan yaitu tidak pernah, kurang, kadang-kadang, sering, dan sangat sering. Jawaban kuisioner disusun dengan pembobotan (skoring). Bobot penilaian sebagai berikut: tidak pernah diberi skor 0, kurang diberi skor 1, kadang-kadang diberi skor 2, sering diberi skor 3, sangat sering diberi skor 4. Berdasarkan rumus statistika p = rentang/banyak kelas menurut Sudjana (1992) dimana p merupakan panjang kelas, rentang merupakan pengurangan nilai tertinggi dengan nilai terendah. Nilai terendah yang mungkin diperoleh oleh setiap responden adalah 0 dan nilai tertinggi 104. Rentang kelas sebesar 104 (104-0) dan banyak kelas yang diinginkan adalah 2 yaitu motivasi berprestasi rendah 0-52 dan motivasi berprestasi tinggi 53-104.

Bagian ketiga yaitu kuesioner gaya belajar mahasiswa yang diadopsi dari DePorter & Henrcki (2003). Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup, sehingga responden hanya perlu memberikan jawaban berupa tanda check list ( √ ) pada jawaban yang tersedia. Jumlah pertanyaan sebanyak 36 pertanyaan yaitu 1-12 untuk gaya belajar visual, 13-24 untuk gaya belajar auditori, 25-36 untuk gaya belajar kinestetik. Model skala gaya belajar menggunakan skala likert dengan alternatif jawaban yang tersedia pada kuesioner yaitu tidak pernah, kadang-kadang, sering. Jawaban kuesioner disusun dengan pembobotan (skoring). Bobot penilaian sebagai berikut: tidak pernah diberi skor 0, kadang-kadang diberi skor 1, sering diberi skor 2. Jumlah skor yang paling tinggi pada tiap bagian maka akan menentukan gaya belajar yang paling menonjol pada mahasiswa, jika terdapat skor yang sama artinya terdapat lebih dari satu gaya belajar yang dominan pada mahasiswa sehingga responden tidak dimasukkan kedalam sampel penelitian. Dalam hal ini hanya satu gaya belajar yang diambil yaitu yang paling tinggi jumlah skornya.


(46)

Bagian keempat berisi data Indeks Prestasi Kumulatif yang bertujuan untuk menilai hasil pembelajaran dari responden selama kuliah di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, dengan kriteria penilaian berdasarkan peraturan akademik Program Sarjana (S1) Universitas Sumatera Utara pada pasal 8 tentang yudisium yaitu memuaskan (2,00-2,75), sangat memuaskan (2,76-3,50) dan cumlaude (≥ 3,51) (Buku panduan akademik Fakultas Keperawatan USU).

5.2. Uji validitas dan Reliabilitas

Uji validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan sesuatu instrumen dan bertujuan untuk menggambarkan sejauh mana instrumen mampu mengukur apa yang akan diukur (Arikunto , 2006).

Uji realibilitas dilakukan untuk menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama (Notoatmodjo, 2005).

Pada penelitian ini uji validitas kuesioner motivasi berprestasi dilakukan oleh salah satu dosen keperawatan Universitas Sumatera Utara yaitu Liberta Lumbantoruan S.Kp, MKep dan Siti Zahara Nst S.Kep, MKep bentuk uji validitas yang dilakukan adalah validitas isi. Uji reabilitas dilakukan terhadap 30 orang responden yaitu mahasiswa Program Profesi Ners STIKES Medistra Lubuk Pakam dan mahasiswa

Program Profesi Ners STIKES Deli Husada yang memenuhi kriteria sampel (Dempsey, 2002). Teknik analisa yang digunakan adalah rumus Cronbach Alpha.

Hasil uji reabilitas terhadap kuesioner motivasi berprestasi adalah 0,872. Berdasarkan Pollit & Hungler (1999) yang menyatakan bahwa suatu instrumen dikatakan reliabel apabila hasil uji lebih besar dari 0,70. Sehingga kuesioner motivasi berprestasi ini dikatakan reliabel.


(47)

Uji validitas dan reabilitas pada kuesioner gaya belajar telah dilakukan oleh salah satu dosen keperawatan Universitas Sumatera Utara yaitu Ibu Rika Endah Nurhidayah S.Kp. MPd. Bentuk uji validitas yang dilakukan adalah validitas isi. Uji reliabilitas dilakukan terhadap 30 orang responden yaitu mahasiswa Jalur A Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang memenuhi kriteria sampel (Dempsey, 2002). Teknik analisa yang digunakan adalah rumus Cronbach Alpha. Hasil uji reliabilitas terhadap kuesioner gaya belajar mahasiswa adalah 0,73. Berdasarkan Pollit & Hungler (1999) yang menyatakan bahwa suatu instrumen dikatakan reliabel apabila hasil uji lebih besar dari 0,70. Sehingga kuesioner gaya belajar ini dikatakan reliabel. 6. Pengumpulan Data

Pada tahap awal permohonan izin pelaksanaan peneliti diajukan pada institusi pendidikan Fakultas Keperawatan USU. Setelah mendapat izin pelaksanaan penelitian dari Dekan FKep USU, peneliti melaksanakan pengumpulan data penelitian.

Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada setiap responden sesuai dengan kriteria dan telah bersedia menjadi responden dengan mengisi lembar persetujuan. Kepada responden dijelaskan tentang topik, manfaat, serta tujuan peneliti kemudian responden diminta untuk mengisi kuesioner yang sudah diberikan oleh peneliti, namun agar tidak terjadi kesalahan interpretasi pada responden, peneliti perlu untuk bersama responden selama pengisian kuesioner sehingga jika ada yang tidak dimengerti oleh responden dapat segera ditanyakan kepada peneliti. Setelah responden selesai mengisi kuesioner, maka seluruh data dikumpulkan untuk dianalisa.


(48)

7. Analisa Data

Analisa data dilakukan setelah semua data berupa semua kuesioner dikumpulkan oleh peneliti dan diperiksa satu persatu. Setiap data dan pernyataan dalam kuesioner diberi kode untuk mempermudah proses analisa data. Kemudian memasukkan data dari lembar kuesioner ke dalam program komputer dengan menggunakan komputerisasi. Selanjutnya mengecek kembali data yang telah dimasukkan untuk mengetahui ada kesalahan atau tidak.

7.1. Analisis Univariat a. Deskripsi Data Demografi

Data demografi mahasiswa program profesi ners adalah data bentuk nominal, menggunakan skala pengukuran katagorikal berupa skala nominal (Sastroasmoro, 2002). Data akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentase. b. Deskripsi Data Motivasi Berprestasi

Data motivasi berprestasi adalah data bentuk ordinal, menggunakan skala pengukuran katagorikal berupa skala ordinal (Sastroasmoro, 2002) yaitu tinggi dan rendah. Data akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentase. c. Deskripsi Data Gaya Belajar

Data gaya belajar adalah data bentuk nominal, menggunakan skala pengukuran katagorikal berupa skala nominal (Sastroasmoro, 2002) yaitu visual, audiotori dan kinestetik. Data akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekue nsi dan persentase.

d. Deskripsi Data Prestasi Belajar


(49)

memuaskan, sangat memuaskan, dan cum laude. Data akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentase.

7.2. Analisis Bivariat

Hubungan motivasi berprestasi dengan prestasi belajar dan gaya belajar dengan prestasi belajar akan dianalisa dengan menguji hipotesis penelitian. Untuk pengujian hipotesa pertama dan kedua dilakukan dengan teknik korelasi sederhana dan regresi sederhana. Teknik korelasi digunakan untuk mengetahui hubungan variabel motivasi berprestasi dengan prestasi belajar dan gaya belajar dengan prestasi belajar yang dilakukan dengan menggunakan uji korelasi Pearson, dimana total skore dari ketiga variabel dinumerikan yaitu motivasi, gaya belajar dan prestasi belajar menggunakan data interval. Kemudian variabel independen (motivasi berprestasi dan gaya belajar) langsung dikorelasikan dengan variabel dependen (prestasi belajar). Analisis dilakukan secara komputerisasi menggunakan program SPSS versi 17,0 untuk mengkorelasikan antara keduanya. Uji Pearson digunakan dalam penelitian ini karena variabel independen (motivasi berprestasi, gaya belajar) berskala numerik interval dan variabel dependen (prestasi belajar) berskala numerik interval (Dahlan, 2008).

Berdasarkan uji korelasi yang dilakukan, maka nilai r menginterpretasikan 4 hal yaitu arah korelasi, ada tidaknya korelasi, tinggi rendahnya korelasi dan signifikan tidaknya harga r (Helmi dkk, 2008). Dalam Hartono (2008), dijelaskan bahwa SPSS akan memberikan tabel berupa Corelations dimana pada tabel tersebut terlihat harga koefisien korelasi yang dihasilkan dari korelasi peringkat Pearson. Jika

ρ

value lebih kecil dari nilai

α

yang telah ditentukan sebelumnya yaitu 0,05, maka Ho ditolak yang berarti ada hubungan. Namun jika sebaliknya harga

ρ

value lebih besar dari nilai

α

,


(50)

berarti Ho gagal ditolak yang berarti tidak ada hubungan diantara variabel yang diteliti. Tabel berikut merupakan tabel panduan interprestasi hasil uji hipotesis berdasarkan kekuatan korelasi, nilai p, dan arah korelasi.

Kemudian regresi sederhana digunakan untuk mengetahui persamaan regresi variabel motivasi berprestasi dengan prestasi belajar dan gaya belajar dengan prestasi belajar.

Tabel 4.1. Kriteria Penafsiran Korelasi

No Parameter Nilai Interpretasi 1 Kekuatan korelasi (r) 0,00-0,199

0,20-0,399 0,40-0,599 0,60-0,799 0,80-1,000 Sangat lemah Lemah Sedang Kuat Sangat kuat 2 Nilai p p<0,05

p>0,05

Terdapat korelasi yang bermakna antar dua variabel yang diuji.

Tidak terdapat korelasi yang bermakna antara dua variabel yang diuji. 3 Arah korelasi + (positif)

- (negatif)

Searah, semakin besar nilai satu variabel, semakin besar pula nilai variabel yang lainnya. Semakin besar nilai satu variabel, semakin kecil nilai variabel yang lainnya.

7.3. Analisis Multivariat

Untuk mengetahui hubungan motivasi berprestasi dan gaya belajar terhadap prestasi belajar dilakukan teknik korelasi ganda dan regresi linear berganda. Teknik korelasi ganda (R) digunakan untuk mengetahui hubungan dan kontribusi dari kedua


(51)

yang biasa disebut X1,X2,X3 dan seterusnya dengan variabel terikat yang disebut Y

(Helmi dkk, 2008). Tujuan menggunakan analisis regresi linear berganda adalah untuk mencari pengaruh dua atau lebih variabel prediktor (bebas) atau untuk mencari hubungan dua variabel prediktor (bebas) atau lebih terhadap variabel kliteriumnya (terikat), atau untuk meramalkan dua variabel – variabel prediktor (bebas) atau lebih terhadap variabel kriteriumnya (terikat) (Hartono, 2008).

Dalam pemodelan ini semua variabel prediktor dicobakan secara bersama-sama. Model yang diasumsikan dari regresi linear berganda adalah:

Y=a + b1X1 +b2X2 +b3X3 ... bnXn

Variabel dengan nilai p-value < 0,05 artinya kesimpulan constant dari model regresi linear berganda ini signifikan. Analisis bertujuan untuk mengetahui hubungan beberapa variabel bebas dengan variabel terikat secara bersama-sama.


(52)

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini diuraikan tentang hasil penelitian dan pembahasan antara lain tentang: deskripsi karakteristik responden, deskripsi motivasi berprestasi, deskripsi gaya belajar mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan USU, deskripsi prestasi belajar mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan USU, analisa hubungan antara motivasi berprestasi dengan prestasi belajar mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan USU, analisa hubungan gaya belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan USU serta analisa motivasi berprestasi dan gaya belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan USU.

1. Hasil Penelitian

1.1. Deskripsi Karakteristik Responden

Analisis univariat pada penelitian ini melihat distribusi frekuensi dan persentase karakteristik responden usia dan jenis kelamin.

Berdasarkan tendensi sentral dapat diketahui bahwa usia responden dalam penelitian ini memiliki modus pada usia pada kelompok usia 21-23 tahun (n=3, 51,6%). Sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan (n=54, 87,1%). Tabel 5.1 berikut disajikan karakteristik demografi responden mahasiswa.


(53)

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi dan persentase karakteristik responden

Variabel Frekuensi Persen (%)

Usia Max = 29 Min = 21 Mode = 23

2 6 15

3,23 9,7 24,2

Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan

8 54

12,9 87,1

1.2. Deskripsi Motivasi Berprestasi Mahasiswa

Hasil penelitian terhadap motivasi berprestasi mahasiswa dapat dilihat pada tabel 5.2 yang menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa memiliki motivasi berprestasi yang tinggi (n=56, 90,3%).

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi dan persentase motivasi berprestasi responden Motivasi Berprestasi Frekuensi Persen (%)

Tinggi Rendah

56 6

90,3 9,7

Total 62 100.0

1.3. Deskripsi Gaya Belajar Mahasiswa

Hasil penelitian terhadap gaya belajar mahasiswa dapat dilihat pada tabel 5.3 yang menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa memiliki gaya belajar visual (n=41, 66,1%). Dari data tersebut dapat diketahui bahwa pelajar visual cenderung lebih banyak bila dibandingkan dengan pelajar auditori maupun kinestetik.


(54)

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi dan persentase gaya belajar responden

Gaya Belajar Frekuensi Persen (%)

Visual Auditori Kinestetik

41 14 7

66,1 22,6 11,3

Total 62 100.0

1.4. Deskripsi Prestasi Belajar Mahasiswa

Prestasi belajar menjadi indikator untuk menilai tingkat keberhasilan mahasiswa dalam proses belajar. Winkel (1996) mengatakan bahwa prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya. Hasil penelitian terhadap prestasi belajar mahasiswa dapat dilihat pada tabel 5.4 yang menunjukkan bahwa mahasiswa dengan prestasi belajar sangat memuaskan (IPK 2,76-3,50) lebih banyak dibandingkan dengan prestasi belajar memuaskan (IPK 2,00-2,75) dan prestasi belajar cumlaude (3,51-4,00).

Tabel 5.4 Distribusi frekuensi dan persentase prestasi belajar responden

Prestasi Belajar Frekuensi Persen (%)

Cumlaude(3,51-4,00)

Sangat Memuaskan (2,76-3,50) Memuaskan (2,00-2,75)

Total

3 52

7

62

4,8 83,9 11,3


(55)

2. Pengujian Statistik

Pengujian statistik berisi uji asumsi klasik seperti uji normalitas, dan pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi linier sederhana.

2.1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Menurut Helmi (2008), untuk uji normalitas data dengan melihat histogram (bentuk loncang) jika data tersebut tidak menceng ke kiri atau ke kanan maka data berdistribusi normal. Hasil uji normalitas dengan menggunakan, disajikan sebagaimana gambar dibawah ini:


(56)

Berdasarkan output dari pengolahan data dengan menggunakan SPSS 17.0, dengan melihat pada grafik normal histogram dari variabel motivasi berprestasi, gaya belajar dan prestasi belajar tampak bahwa data-datanya tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan maka data dari ketiga variabel tersebut dapat dikatakan berdistribusi normal.


(57)

2. Analisis Motivasi Berprestasi dan Gaya Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan USU

Analisis bivariat pada penelitian ini melihat hubungan masing-masing variabel independen (motivasi berprestasi, gaya belajar) dengan variabel dependen (prestasi belajar).

2.1. Hubungan Motivasi Berprestasi dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Prestasi belajar dapat dipengaruhi oleh motivasi berprestasi yang ada pada diri seseorang. Dimana semakin tinggi motivasi berprestasi seseorang maka prestasi yang dihasilkan semakin optimal. Berdasarkan penelitian diperoleh hasil bahwa 83,9% mahasiswa dikategorikan memiliki prestasi belajar sangat memuaskan dan sebagian besar mahasiswa memiliki motivasi berprestasi yang tinggi (n=56, 90,3%).

Uji korelasi Pearson dilakukan secara komputerisasi dan memberikan nilai kekuatan korelasi (r) yaitu 0,423 yang artinya kekuatan korelasi sedang dan sig. (1-tailed) sebesar 0,001. Angka ini lebih kecil dari nilai α = 0,05 sehingga hal ini diinterpretasikan bahwa Ho ditolak, yang artinya terdapat hubungan antara motivasi berprestasi dengan prestasi belajar mahasiswa program profesi ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Hasil uji korelasi Pearson yang telah dilakukan disajikan pada tabel 5.5 berikut.


(58)

Tabel 5.5. Hubungan Motivasi Berprestasi dengan prestasi belajar mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan USU

Dari hasil uji regresi linear sederhana, pada tabel 5.6 didapatkan persamaan linear dari hubungan motivasi berprestasi (X1) dengan prestasi belajar (Y) yang

dilihat dari korelasi koefisien yaitu: Y = 2,508 + 0,008X1

Sesuai dengan persamaan diatas dapat dideskripsikan secara ringkas yaitu apabila terjadi kenaikan 1 unit variabel motivasi berprestasi akan meningkatkan prestasi belajar sebesar 0,008. Secara umum menunjukkan bahwa perubahan motivasi berprestasi pada mahasiswa program profesi ners fakultas keperawatan USU sebesar 0,008 ke arah positif akan diikuti dengan peningkatan prestasi belajar sebesar 2,508.

Tabel 5.6 Koefisien Hubungan Motivasi Berprestasi dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan USU

Model Koefisien Sig. (Constant) 2.508 .000 Motivasi .008 .001

2.2. Hubungan Gaya Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Prestasi belajar yang baik dapat mencerminkan tipe belajar yang baik karena Variabel Motivasi Berprestasi IPK Sig

Motivasi Berprestasi 1 r = 0,423 ** 0,001 IPK r = 0,423** 1 0,001


(59)

membantu mahasiswa dalam belajar sehingga prestasi yang dihasilkan akan maksimal. Berdasarkan penelitian diperoleh hasil bahwa 83,9% responden dikategorikan memiliki prestasi belajar sangat memuaskan memiliki kecenderungan pada tipe belajar visual (n=41, 66,1%) dibandingkan dengan pelajar auditori (n=14, 22,6%) maupun kinestetik (n=7, 11,3%).

Uji korelasi Pearson dilakukan secara komputerisasi dan memberikan nilai kekuatan korelasi (r) yaitu 0,381 yang artinya kekuatan korelasi sedang dan sig. (1-tailed) sebesar 0,001. Angka ini lebih kecil dari nilai α = 0,05 sehingga hal ini diinterpretasikan bahwa Ho ditolak, yang artinya terdapat hubungan antara gaya belajar dengan prestasi belajar mahasiswa program profesi ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Hasil uji korelasi Pearson yang telah dilakukan disajikan pada tabel 5.7 berikut.

Tabel 5.7 Hubungan Gaya Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan USU

Dari hasil uji regresi sederhana, pada tabel 5.8 didapatkan persamaan linear dari hubungan gaya belajar (X2) dengan prestasi belajar (Y) yang dilihat dari

koefisien korelasi yaitu: Y = 2,544+0,031X

Sesuai dengan persamaan diatas dapat dideskripsikan secara ringkas yaitu apabila terjadi kenaikan 1 unit variabel gaya belajar akan meningkatkan prestasi

2

Variabel Gaya Belajar IPK Sig Gaya Belajar 1 r = 0,381 0,001 IPK r = 0,381 1 0,001


(60)

belajar sebesar 0,031. Secara umum menunjukkan bahwa perubahan gaya belajar sebesar 0,031 mahasiwa program profesi ners fakultas keperawatan USU ke arah positif akan diikuti dengan peningkatan prestasi belajar sebesar 2,544.

Tabel 5.8 Koefisien Hubungan Gaya Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan USU

Model Koefisien Sig. (Constant) 2.544 .000 Gaya belajar .031 .002

3. Analisis Regresi Linier Berganda

Pengujian hipotesis secara simultan dimaksudkan untuk menguji keberartian hubungan variabel bebas yaitu motivasi berprestasi (X

1), gaya belajar (X2) dengan

prestasi belajar (Y).

Uji keberartian koefisien regresi dilakukan dengan uji F secara komputerisasi dan diperoleh Fhitung sebesar 10.728 dengan signifikansi = 0,000 < 0,05, dimana harga

F

(5%, 2:59) sebesar 3,68, karena harga Fhitung lebih besar dari 3,68 maka disimpulkan

bahwa koefisien korelasi gandanya signifikan artinya ada hubungan yang signifikan antara motivasi berprestasi an gaya belajar dengan prestasi belajar. Hal ini berarti ini berarti bahwa hipotesis kerja (Ha) diterima. Dinyatakan ada hubungan motivasi berprestasi (X

1) dan gaya belajar (X2) dengan prestasi belajar (Y). Hasil uji


(61)

Tabel 5.9 Hasil Uji Keberartian Koefisien Regresi

Dalam tabel 5.10 harga koefisien korelasi hubungan motivasi berprestasi dan gaya belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara diperoleh R= 0,516 berarti hubungan motivasi berprestasi, gaya belajar dengan prestasi belajar sebesar 51,6% , dimana hubungannya sedang.

Tabel 5.10 Harga Koefisien Korelasi Hubungan Motivasi Berprestasi dan Gaya Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan USU

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate 1 0.516a 0.267 0.242 .19986

3.1. Uji Hipotesis

Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 5.11 diperoleh model regresi hubungan motivasi berprestasi (X

1), dan gaya belajar (X2) dengan prestasi belajar (Y) untuk

mahasiswa program profesi ners. Y = 2,178 + 0,007X

1+0,024X

Model regresi tersebut mengandung arti bahwa setiap terjadi kenaikan 1 unit variabel motivasi berprestasi akan meningkatkan prestasi belajar sebesar 0,007. Setiap

2

Model Df F Sig. Regression 2 10.728 .000a Residual 59


(1)

Utara dengan nilai r=0516, dan memiliki persamanan regresi Y=2,178+0,007X1+0,024X2 dan memiliki konstribusi sebesar 26,7%.

2. Saran

2.1. Bagi Mahasiswa Keperawatan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, hendaknya mahasiswa lebih meningkatkan motivasi berprestasi dalam dirinya, dan juga hendaknya mahasiswa bisa mengenali gaya belajar yang sesuai dengan dirinya sendiri, sehingga jika metode/ strategi pada saat proses belajar mengajar di kelas tidak sesuai dengan gaya belajarnya, mahasiswa mampu menentukan sendiri cara yang paling mudah baginya untuk menyerap pelajaran yang diberikan baik itu pada saat belajar di kelas maupun ketika belajar di rumah sehingga dapat mengoptimalkan prestasi belajar mahasiswa.

2.2. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi dan masukan bagi Fakultas Keperawatan USU yaitu :

1. Perlu dilakukan pengkajian/identifikasi terhadap motivasi berprestasi dan gaya belajar yang ada pada mahasiswa program profesi ners. Karena dengan hal tersebut, diharapkan dosen dapat membantu dalam meningkatkan motivasi berprestasi mahasiswa dan dapat meneyesuaikan gaya/strategi mengajar dengan gaya belajar mahasiswa sehingga tercapai hasil belajar yang lebih optimal.

2. Memberikan kesempatan bagi dosen untuk mengikuti pelatihan-pelatihan yang berhubungan dengan pengembangan metode dan strategi mengajar.

3. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa program profesi ners Fakultas Keperawatan USU adalah pelajar visual. Oleh karena itu, perlu


(2)

menambah penggunaan media/strategi visual dalam pengajaran, akan tetapi lebih baik jika strategi dan media yang digunakan dikombinasikan untuk ketiga gaya belajar, karena mahasiswa program profesi ners Fakultas Keperawatan USU terdiri dari mahasiswa dengan gaya belajar visual, auditori dan kinestetik dan semakin banyak modalitas belajar yang dilibatkan dalam proses belajar mengajar akan meningkatkan minat dan derajat pemahaman mahasiswa terhadap pelajaran

2.3. Bagi Penelitian Selanjutnya

Ada banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa. Oleh karena itu agar memperoleh hasil yang lebih representative maka peneliti menyarankan kepada peneliti berikutnya untuk melakukan penelitian yang berhubungan dengan faktor-faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan informasi bagi penelitian lanjutan yang berhubungan dengan prestasi belajar mahasiswa.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Admin. (2008). Kenalilah Tipe Gaya Belajar Kita (Learning Style) . Diambil tanggal

2 Oktober 2009 dari

Anni (2006). Motivasi dan Motivasi Berprestasi. Diambil tanggal 13 Mei 2010 dari

Arifuddin (2009). Hubungan Motivasi Antara Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Geografi Di Kelas XI IPS SMA Negeri 2 Singaraja. Diambil tanggal 13 Mei 2010 dari

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi 6. Jakarta: Rineka Cipta.

Astuti, F.Y. (2009). Pengaruh Interaksi Sosial, Daya Kreativitas, dan Gaya Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 5 Malang.Diambil

tanggal 25 Maret 2010 dari

Binakreatif .(2008). Hubungan Gaya Belajar Auditorial (Auditorial Learning Style) Dengan Prestasi Belajar Peserta Didik. Diambil tanggal 27 April 2010 dari

Dahlan, M. S. (2008). Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.

Departemen Ilmu Keperawatan FK USU. (2007). Buku Panduan Program Pendidikan Akademik Program Studi Ilmu Keperawatan. Medan: USU Press. DePorter, B, dkk. 2004. Quantum Teaching:Mempraktikkan Quantum Learning di

Ruang-ruang Kelas. Bandung: Kaifa

DePorter, B & Hernacki, M (2003). Quantum Learning:Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: PT Mizan Pustaka.

Dimyati & Mudjono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Hamalik, O. (2009). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Hartono. (2008). SPSS 16.0 Analisis Data Statistik dan Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.


(4)

Hidayana, H. (2009). Pengaruh Gaya Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas

X SMK Negeri 2 Balikpapan. Diambil tanggal 13 Mei 2010 dari

Helmi, S, dkk. (2008). Analisis Data Penelitian (Menggunakan program SPSS). Medan: USU Press.

Husain, D. 2000. Learning and Personality Styles in Second Language Acquisition : Gaya Belajar dan Gaya Kepribadian dalam Perolehan Bahasa Kedua.

Diambil tanggal 6 April 2010 dari

Lubis, R. (2009). Gambaran Perbandingan Prestasi Belajar Mahasiswa Program Profesi Ners Kelas Reguler dan Kelas Ekstensi Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara ditinjau dari Locus of Control. Medan : Tidak untuk dipublikasikan

Maulida, Dina. 2008. Pengaruh Gaya Belajar (Visual, Auditorial,& Kinestetik)Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas I Penjualan SMK Muhammadiyah 2 Malang Pada Mata Pelajaran Kewirausahaan Tahun

Ajaran 2007/2008. Diambil tanggal 4 April 2010 dari

Nadziruddin, U., dkk. (2009). Faktor Internal yang Berkontribusi Terhadap Pencapaian Indeks Prestasi Kumulatif Pada Mahasiswa Program A FIK UNPAD. Diambil tanggal 1 Oktober 2009 dari

Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.

Notoatmodjo. (2002). Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Nurhidayah, R. E. (2009). Pendidikan Keperawatan. Medan: USU Press.

Nursalam. (2003). Konsep Dan Penerapan Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam & Efendi. (2008). Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Panggabean, A.S.P. (2009).Gambaran Prestasi Belajar Mahasiswa PSIK FK USU Program Regular Berdasarkan Tipe Belajar Mahasiswa. Medan: Tidak untuk diplubikasikan

Polit, D.F & Hungler, B.P. (1995). Nursing Research Principles and Method. Philadelpia: Lippincott. Company


(5)

Pranata, M. 2009. Menyoal Kecocoktidakan Gaya Pembelajaran Desain. Diambil

tanggal 12 September 2009 dari :

Purwanto, N. (2006). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sanjaya, W. (2009). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana.

Santoso, T.(2008). Keefektifan guru dalam mengajar dan motivasi berprestasi siswa denagn prestasi belajar siswa jurusan akuntansi SMK PGRI 06 Malang.

Diambil tanggal 13 Mei 2010 dari

Sardiman, A.M. (2007). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Sastroasmoro, S. (2002). Dasar - Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi ke-2. Jakarta. Sagung Seto

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Soemanto, Wasty. (2006). Psikologi Pendidikan Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana. (1992). Metode Statistik. Edisi 5. Bandung: Tarsito.

Sukmadinata, S. N. (2005). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sundari. (2009). Hubungan Tipe Belajar Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Program Ekstensi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Medan : Tidak untuk dipublikasikan.

Syah, Muhibbin. (2003). Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Tarmidi. (2005). Prestasi Belajar ditinjau dari Persepsi Siswa Terhadap Iklim Kelas pada Siswa yang mengikuti Program Percepatan Belajar. Diambil dari PSIKOLOGIA.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. (1994). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi 2. Jakarta: Balai Pustaka.

Uno, H.B. (2007). Teori Motivasi & Pengukurannya. Jakarta: PT Bumi Aksara. Uno, H.B. (2008). Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi

Aksara.


(6)

Wayan, I.D. (Januari, 2008). Hubungan Antara Konsep Diri, Motivasi Beprestasi dan Perhatian Orang Tua dengan Hasil Belajar Sosiologi Pada Siswa Kelas II Sekolah Menengah Atas Unggulan di Kota Amlapura. Jurnal pendidikan dan pengajaran, 40 (1), 96-109.

Winkel .(1996). Psikologi Pengajaran. Jakarta : Grasindo

Zaini, H. 2002. Desain Pembelajaran di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Center for Teaching Staff Development (CTSD)

Zuriah, N. 2006. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan : Teori-Aplikasi. Jakarta: Bumi Akasara