HUBUNGAN DISFUNGSI SEKSUAL DENGAN KUALITAS HIDUP PADA PASIEN BPH (BENIGNA PROSTAT HYPERPLASIA ) di POLI BEDAH RSUD ‟KANJURUHAN‟ KEPANJEN KAB. MALANG

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Prostat adalah suatu kelenjar saluran reproduksi terletak diantara buli-buli
dan uretra mengelilingi lumen uretra. Organ ini membuntu uretra pars prostatika
dan menyebabkan terhambatnya aliran urine keluar dari buli-buli. Bentuk kelenjar
prostat sebesar buah kenari dengan berat normal pada orang dewasa ± 20 gram
(Purnomo, 2000). Prostat mempunyai fungsi memproduksi cairan yang ikut
bercampur pada semen (air mani). Meskipun kelenjar prostat normal hanya
sebesar biji buah salak, tetapi sepanjang hidup pria prostat dapat menimbulkan
gangguan sampai penyebab kematian. Prostat sendiri mulai umur 40 tahun akan
bertambah besar, dan pembesaran ini dikenal sebagai BPH (Benigna Prostat
Hyperplasi). Pada usia yang lebih tua, prostat dapat berubah menjadi ganas yang
dikenal sebagai kanker atau karsinoma prostat (Ca. Prostat). Semua keluhan yang
berasal dari prostat biasanya disebut sebagai symtom saluran kemih bagian bawah
( lower urinary tract symptoms = LUTS) (Soebadi , 2011).
LUTS terkait dengan BPH yang sering ditandai dengan disfungsi seksual,
termasuk disfungsi ereksi (ED) dan masalah ejakulasi. Pria dengan LUTS yang
lebih parah memiliki libido rendah secara signifikan, kesulitan mempertahankan

ereksi dan menurunkan kadar kepuasan seksual. Menurut survei disfungsi seksual
pada BPH dari 1.275 urolog dan dokter perawatan primer (PCPs), responden
menunjukkan bahwa mereka percaya bahwa sekitar 25% dari pasien mengalami

1

2

disfungsi seksual, sementara MSAM-7 sebuah studi epidemiologi utama hampir
14.000 pada tahun 2003 menempatkan kejadian pada 50% dua kali lebih tinggi
dari persepsi dokter (Men’s Health News, 2004).
BPH merupakan kondisi yang sangat berkaitan dengan usia, walaupun
sifatnya tidak mengancam jiwa, manifestasi klinis yang timbul sebagai gejala
saluran kemih bawah atau LUTS dapat mengurangi kualitas hidup seseorang
(Putri, 2012). Kebanyakan pria mencari pengobatan BPH karena ada hal-hal yang
mengganggu dalam kehidupan dan banyak mempengaruhi kualitas hidup. Salah
satunya adalah gangguan fungsi seksual meliputi disfungsi ereksi, gangguan
ejakulasi, gangguan dorongan seksual, dan penurunan libido atau Hypoactive Sexual
Desire.
Gangguan fungsi seksual atau bisa disebut dengan disfungsi seksual

merupakan gangguan yang lebih sering menyertai pasien pria dengan BPH.
Disfungsi seksual termasuk faktor resiko independen disfungsi seksual.
Penyebabnya dapat bersifat organik atau psikogenik. Penyebab organik meliputi
defisiensi testosteron, penyakit kronis, penggunaan obat-obatan tertentu yang
bekerja sentral, dan gangguan psikiatrik. Penyebab psikogenik meliputi stimulus
yang secara psikologis bersifat represif seperti rasa cemas, marah, persepsi
terhadap pasangan atau pengalaman negatif dalam berhubungan seksual.
Penelitian di Amerika Serikat, kejadian pembesaran prostat jinak
meningkat dengan bertambahnya usia. Hasil otopsi menyatakan bahwa 20%
terjadi pada pria berusia 40-45 tahun, sementara 50% terjadi pada pria berusia 5160 tahun dan 90% dari usia 80 tahun atau lebih (Amalia, 2011 dalam Sari, 2012).

3

Pria diatas usia 60 kemungkinan 80% mengalami gejala tidak berkembang dan
tidak diobati, sehingga menimbulkan masalah kesehatan yang serius termasuk
infeksi saluran kemih, kandung kemih, kerusakan ginjal, batu kandung kemih,
inkontinensia dan retensi urin akut. Gejala saluran kemih bagian bawah atau
LUTS yang berhubungan dengan pembesaran prostat sangat berkorelasi dengan
masalah seksual, termasuk disfungsi ereksi (ED) dan disfungsi ejakulasi (EjD).
Bahkan, gejala saluran kemih bawah adalah faktor resiko disfungsi ereksi terlepas

dari kondisi lain yang terkait disfungsi ereksi seperti diabetes, hipertensi, penyakit
jantung dan hiperlipidemia.
Prevalensi LUTS sangat bervariasi di beberapa negara di Asia, di
Singapura bekisar antara 14% dan hingga 59% di Filipina. Dilaporkan bahwa
LUTS sedang hingga berat dialami oleh 36% pada pria berusia 70-79 tahun. Hasil
penelitian Nugroho Budi Utomo, dkk di RS Cipto Mangunkusumo yang
dilakukan pada 100 subjek pasien BPH/LUTS didapatkan 8% tidak memiliki
libido, 17% tidak bersenggama, 45% sulit mencapai ereksi, 55% sulit
mempertahankan ereksi, 33% tidak mencapai orgasme, 26% tidak mengalami
ejakulasi, dan 41% menyatakan tidak puas dalam berhubungan seksual ( Fitriana,
2014 ). Indonesia menjadi urutan kedua penyakit pembesaran prostat jinak
setelah penyakit batu saluran kemih, dan diperkirakan hampir 50 persen pria
Indonesia yang berusia di atas 50 tahun menderita BPH.
Penyakit BPH ini juga mempengaruhi kualitas hidup penderita misalnya
hubungan sosial, fisik, psikis dan lingkungan secara keseluruhan yang akan
membatasi aktifitas penderita BPH sehingga menyebabkan penurunan kualitas

4

hidupnya atau quality of life (QOL). Kualitas hidup merupakan indikator kesehatan

yang penting bagi lansia (Healthplus,2011). Kualitas hidup merupakan suatu
keadaan sejahtera yang dirasakan oleh para usia lanjut dan bentuk respon
emosional terhadap kepuasan hidup (Borrot & Bush, 2008). WHO menjelaskan
kualitas hidup sebagai persepsi individu di kehidupan mereka dalam konteks
kebudayaan dan norma kehidupan dan hubungannya dengan tujuan, harapan,
standar, dan perhatian ( Khairani, 2007 ).
Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh Fitriana (2014) di Klinik
Urologi RS. Dr. Kariadi Semarang pada bulan Desember 2013 – Januari 2014
didapatkan bahwa usia responden antara 44-88 tahun dengan usia rata-rata 64, 60
tahun. Berdasarkan kelompok usia pasien BPH terbanyak pada usia 60-69 tahun
yaitu sebanyak 23 responden. Hasil penelitian tersebut bahwa pasien BPH
terbanyak mengalami derajat berat yaitu 32 responden atau 53,3%. Pasien BPH
terbanyak yang mengalami disfungsi seksual sebanyak 24 responden (40%).
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilaksanakan oleh peneliti di
poli bedah RSUD ‘’Kanjuruhan’’ Kepanjen Kabupaten Malang didapatkan data
rekam medik bulan Agustus 2014 terdapat 66 pasien BPH yang menjalani
perawatan ( pre op terpasang DC, post op, BPH Ca recti, pre op) dan 17 pasien
diantaranya mengalami disfungsi seksual yang meliputi GDS (Gangguan
Dorongan Seksual), Disfungsi ereksi, Gangguan ejakulasi dan Gangguan
orgasme. Masalah seksual tidak selalu dapat diketahui secara nyata dan objektif,

masalah lain dapat diketahui secara lebih nyata dan objektif.

5

Berdasarkan penelitian diatas, maka perlu diteliti apakah ada hubungan
antara disfungsi seksual dengan kualitas hidup pada pasien BPH (Benigna Prostat
Hyperplasia) di poli bedah RSUD ‘’Kanjuruhan’’ Kepanjen Kab. Malang.

1.2

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah pada
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Apakah ada hubungan disfungsi seksual dengan kualitas hidup pada
pasien BPH (Benigna Prostat Hyperplasia) di poli bedah RSUD
‘’Kanjuruhan’’ Kepanjen Kab. Malang?

1.3

Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah:
1.3.1

Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan disfungsi seksual dengan kualitas hidup

pada pasien BPH (Benigna Prostat Hyperplasia) di poli bedah RSUD ‘’Kanjuruhan’’
Kepanjen Kab. Malang.

1.3.2

Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi disfungsi seksual pada penderita BPH (Benigna
Prostat Hyperplasia) di poli bedah RSUD ‘’Kanjuruhan’’ Kepanjen
Kab. Malang?

6

2. Mengidentifikasi kualitas hidup pada pasien BPH (Benigna Prostat
Hyperplasia) di poli bedah


RSUD ‘’Kanjuruhan’’ Kepanjen Kab.

Malang ?
3. Menganalisis hubungan antara Disfungsi seksual dengan kualitas
hidup pada pasien BPH (Benigna Prostat Hyperplasia) di poli bedah
RSUD ‘’Kanjuruhan’’ Kepanjen Kab. Malang ?
1.4

Manfaat penelitian
1.4.1

Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan
Memberikan informasi ilmiah mengenai hubungan disfungsi
seksual dengan kualitas hidup pada pasien BPH (Benigna Prostat
Hyperplasia) sehingga dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk
penelitian selanjutnya maupun menambah ilmu pengetahuan.

1.4.2


Bagi Responden
Hasil penelitian akan menjadi wacana atau informasi tambahan
bagi responden untuk lebih menjaga dan peduli terhadap kesehatannya.

1.4.3

Bagi Peneliti
Sumber informasi berkaitan dengan kualitas hidup yang
mempengaruhi terjadinya BPH (Benigna Prostat Hyperplasia), sehingga
dapat dimanfaatkan sebagai bahan kepustakaan.

1.4.4

Bagi Pelayanan Kesehatan
Sebagai evaluasi awal ada tidaknya gangguan seks pada pasien
BPH

(Benigna

Prostat


Hyperplasia)

penatalaksanaan sesegera mungkin.

sehingga

dapat

dilakukan

7

1.5

Keaslian Penelitian
1.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Adi Nugroho (2002)


tentang Pengaruh Faktor Usia, Status Gizi Dan Pendidikan Terhadap
International Prostate Symptom Score (IPSS) Pada Penderita Prostate Hiperplasia
didapatkan hasil hubungan yang bermakna antara umur, WHR dan
obesitas dengan nilai IPSS, tetapi pendidikan tidak berhubungan. Adi
Nugroho menerapkan faktor usia, satatus gizi dan pendidikan sebagai
aspek yang diteliti sedangkan peneliti menerapakan disfungsi seksual dan
kualitas hidup sebagai aspek yang diteliti. Sampel yang digunakan juga
berbeda, Adi Nugroho menggunakan 52 laki-laki tanpa keluhan usia lebih
dari 40 tahun di Semarang, sedangkan penelitian yang saya lakukan
menggunakan sampel pasien BPH di poli bedah RSUD ‘’Kanjuruhan’’
Kepanjen Malang.
2.

Menurut penelitian Usul M Sinaga, dkk (2006) tentang Perubahan

Kualitas Hidup Penderita Pembesaran Prostat Jinak Pasca-prostatektomi Terbuka
didapatkan hasil bahwa skor IPSS dan ICS-QOL dapat memberikan
informasi perubahan kualitas hidup penderita yang menjalani operasi
prostatektomi terbuka. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Usul
M. Sinaga adalah penelitian ini membahas perbaikan kualitas hidup,

pembesaran kelenjar prostat jinak dan operasi prostatektomi terbuka.
Sedangkan penelitaian ini dilakukan membahas disfungsi seksual, kualitas
hidup dan pembesaran prostat jinak.

8

3.

Menurut penelitian Nadya Fitriana (2014) tentang Hubungan

Benign Prostate Hypertrophy Dengan Disfungsi Ereksi Di RSUD Arifin Achmad
Provinsi Riau didapatkan hasil tingkat kualitas hidup pasien BPH merasa
tidak puas dan terdapat korelasi antara derajat BPH dengan derajat
disfungsi ereksi. Perbedaan dengan penelitian yang saya lakukan adalah
dengan variabel yang digunakan, tempat dan waktu penelitian. Variabel
penelitian ini adalah hubungan disfungsi seksual sebagai variabel
independen dan kualitas hidup sebagai variabel dependen.

HUBUNGAN DISFUNGSI SEKSUAL DENGAN KUALITAS
HIDUP PADA PASIEN BPH (BENIGNA PROSTAT
HYPERPLASIA) di POLI BEDAH
RSUD „‟KANJURUHAN‟‟ KEPANJEN
KAB. MALANG

SKRIPSI

Oleh :

ROFI‟UL HAMIM
NIM. 201010420311205

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2015

HUBUNGAN DISFUNGSI SEKSUAL DENGAN KUALITAS
HIDUP PADA PASIEN BPH (BENIGNA PROSTAT
HYPERPLASIA) di POLI BEDAH
RSUD „‟KANJURUHAN‟‟ KEPANJEN
KAB. MALANG

SKRIPSI
Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Mencapai Derajat Serjana Keperawatan (S. Kep)
Pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang

Oleh :

ROFI‟UL HAMIM
NIM. 201010420311205

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2015

i

ii

iii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama

: ROFI’UL HAMIM

NIM

: 201010420311205

Program Studi : Ilmu Keperawatan FIKES UMM
Judul Skripsi

:

KUALITAS

HUBUNGAN DISFUNGSI SEKSUAL DENGAN
HIDUP PADA PASIEN BPH (BENIGNA

PROSTAT

HYPERPLASIA) DI POLI BEDAH

RSUD “KANJURUHAN”

KEPANJEN

KAB.

MALANG
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benarbenar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilan tulisan atau pikiran
orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil
jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Malang, 01 Mei 2015
Yang Membuat Pernyataan

Rofi’ul Hamim
Nim. 201010420311205

iv

KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim
Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
bimbingan-Nya saya dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan Disfungsi
Seksual Dengan Kualitas Hidup Pada Pasien BPH (Benigna Prostat Hyperplasia) di Poli
Bedah RSUD “Kanjuruhan” Kepanjen Kab. Malang“. Skripsi ini merupakan salah
satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana keperawatan (S.kep) pada Program Studi
Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis tidak terlepas dari peranan pembimbing dan
bantuan dari seluruh pihak.
Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis ingin mengucapkan
banyak terima kasih kepada :
1. ALLAH SWT, Tuhan semesta alam yang telah memberikan rahmat, nikmat,
dan hidayah kepada makhluk-Nya, serta Rasulullah Muhammad SAW
sebagai Uswatun Khasanah yang telah menuntun kita menuju jalan yang
lurus.
2. Bapak Yoyok Bekti Prasetyo, S.Kep., M.Kep., Sp.Kom., selaku Dekan
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang yang telah
memberikan kesempatan penulis belajar di Fakultas Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Malang.
3. Prof. DR. Ir. Sujono, M.Kes selaku Dosen pembimbing 1, disela kesibukan
Prof masih bisa meluangkan waktu untuk membimbing dan memberi
pengarahan dan dorongan moril sampai terselesaikannya skripsi ini.

v

4. Ibu Erma Wahyu M., S.Kep, Ns M.Si selaku Dosen pembimbing II yang
telah sabar dan tulus ikhlas mengarahkan, serta memberikan motivasi penulis
hingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
5. Ibu Ririn Harini S.Kep., Ns, M. Kep dan Ibu Henik Tri Rahayu, S.Kep, Ns,
M.S. selaku Dosen Penguji I dan II, yang telah banyak memberikan saran
dan masukan demi kesempurnaan skripsi ini.
6. Ibu Nurul Aini, S.Kep. Ns M.Kep selaku Ketua Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang
yang telah memberi motivasi dan kesempatan penulis belajar di Program
Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang.
7. Direktur RSUD “Kanjuruhan” Kepanjen Kab. Malang beserta jajarannya
yang telah memberikan kesempatan pada penulis untuk melakukan
penelitian di RSUD “Kanjuruhan” Kepanjen Kab. Malang.
8. Staf pegawai Diklit, Sub. Bag Rekam Medik dan Perawat di poli bedah RSUD
“Kanjuruhan” Kepanjen Kab. Malang yang banyak membantu dalam proses
pengambilan data skripsi.
9. Ibu Juwitasari S.Kep. Ns selaku Dosen wali. Terimakasih banyak atas arahan,
nasehat, dan bimbingannya selama ini.
10. Untuk semua Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas
Muhammadiyah Malang yang sudah memberikan waktunya untuk
mengajarkan ilmu-ilmunya yang sangat berguna.
11. Untuk semua anggota tata usaha Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Muhammadiyah Malang, yang telah banyak membantu untuk
kebutuhan administrasi kelengkapan skripsi.

vi

12. Kedua orang tuaku tercinta, Ayahanda Misranto dan Ibunda Pariyah yang
tiada hentinya memberikan kemudahan dan motivasi dalam segala hal,
dengan sabar dan keikhlasan mendoakan untuk kebaikan dan kesuksesan
anaknya. Terimakasih Ibu, skripsi ini ku dedikasikan untuk Ibu.
13. Adikku Ratnani Choirunisa dan seluruh keluarga besar di Yogyakarta, yang
selalu memberikan nasehat serta semangat kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan pendidikan Sarjana Keperawatan.
14. Sahabatku tercinta Karyna Alviyah Malinda, Trie Rahmatullah, Ika Yunita
Utami atas semangat, kebersamaan, bantuan dan kebahagiaan yang penulis
dapat selama menjalani pendidikan di Malang.
15. Teman-teman PSIK E 2010 terimakasih atas kebersamaan, kekompakan dan
kenangan indah maupun buruk selama ini, terimakasih atas pelajaran hidup
yang diberikan selama 4 tahun menjalani pendidikan Keperawatan.
16. Seluruh angkatan PSIK UMM 2010 atas kebersamaan, dukungan dan
semangatnya selama menjalani pendidikan Keperawatan.
17. Teman-teman KKN 35 Ngajum atas pengalaman, keceriaan dan semangat
kalian sebagai teman baru penulis selama 1 bulan. Semoga silaturahmi kita
tetap terjalin.
18. Untuk semua pihak yang belum disebutkan namanya, penulis mohon maaf
dan terima kasih yang sebesar-besarnya. Semua keberhasilan ini tak luput
dari bantuan, do’a dan motivasi yang telah kalian semua berikan.
Penulis hanya mampu berdoa semoga amal kebaikannya mendapat imbalan dan
diterima sebagai ibadah oleh ALLAH SWT. Penulis menyadari bahwa penyusunan
skripsi ini masih banyak kekurangan yang disebabkan oleh keterbatasan kemampuan
dan pengetahuan yang penulis miliki, oleh karena itu ktritik dan saran bersifat

vii

membangun
memudahkan

sangat
setiap

penulis

harapkan.

langkah-langkah

Semoga
kita

ALLAH

menuju

SWT

kebaikan

senantiasa
dan

menganugerahkan kasih saying-Nya untuk kita semua.

Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh

Malang, 30 April 2015

Rofi’ul Hamim

viii

selalu

ABSTRACT
Hubungan Disfungsi Seksual Dengan Kualitas Hidup Pada Pasien BPH

(Benigna Prostat Hyperplasia) di Poli Bedah RSUD “Kanjuruhan” Kepanjen
Kab. Malang
Rofi’ul Hamim1, Sujono2, Erma Wahyu Masfufa3

LatarBelakang : Prostat pada pria mulai umur 40 tahun akan bertambah besar dan
hal ini dikenal sebagai BPH (Benigna Prostat Hyperplasi). BPH merupakan kondisi yang
sangat berkaitan dengan usia, manifestasi klinis yang timbul sebagai gejala saluran
kemih bawah dapat mengurangi kualitas hidup seseorang. Disfungsi seksual
merupakan gangguan yang lebih sering menyertai pasien pria dengan BPH. Disfungsi
seksual termasuk faktor resiko independen disfungsi seksual.
MetodePenelitian: Desain penelitian yang digunakan adalah descriptive analytic dengan
pendekatan Cross Sectional. Teknik sampling menggunakan purposive sampling dengan
sampel penelitian 40 pasien di Poli Bedah RSUD “Kanjuruhan” Kepanjen Kab.
Malang. Analisa data menggunakan uji Chi Square dengan taraf kesalahan (α) 5%.
Hasil : Hasil perhitungan statistik disfungsi seksual didapatkan nilai rata-rata 51.15
dan memiliki nilai presentase 60 % atau 24 orang mengalami disfungsi seksual
sedang. Kualitas hidup memiliki presentase 57.5 % atau 23 orang memiliki kualitas
hidup sedang. Hasil analisis data menunjukan bahwa uji Chi Square X² hitung adalah
4,365 dan X² table adalah 3,84, sehingga X² hitung > X² tabel untuk taraf kesalahan
(α) 5%, dengan demikian Hı diterima yaitu disfungsi seksual berhubungan dengan
kualitas hidup pada pasien BPH (BenignaProstat Hyperplasia) di Poli Bedah RSUD
“Kanjuruhan” Kepanjen Kab. Malang.
Kesimpulan : Ada hubungan antara disfungsi seksual dengan kualitas hidup pada
pasien BPH (Benigna Prostat Hyperplasia) di Poli Bedah RSUD “Kanjuruhan”
Kepanjen Kab. Malang.
Kata Kunci : Disfungsi Seksual, Kualitas Hidup, BPH (Benigna Prostat
Hyperplasia)
1. Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas
Muhammadiyah Malang
2. Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas
Muhammadiyah Malang
3. Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas
Muhammadiyah Malang

ix

ABSTRACT
Relation of Sexual Dysfunction with Life Quality on BPH (Benigna Prostat
Hyperplasia) Patient in Surgery Field RSUD “Kanjuruhan” Kepanjen
Malang Regency
Rofi’ul Hamim1, Sujono2, Erma Wahyu Masfufa3
Background: Men prostate starting from 40 years old will grow bigger, and this
enlargement is known as BPH (Benigna Prostat Hyperplasi). BPH is the
condition related to the age, clinical manifestation appeared as symptom of below
urine gutter can reduce life quality of someone. Sexual dysfunction is a
disturbance affiliating with men suffering from BPH more. Sexual dysfunction is
including independent risk factor of sexual dysfunction. The cause can be organic
or psychogenic.
Research Method: Research design used is descriptive analytic with Cross
Sectional approach. Sample technique uses purposive sampling with 40 patients
research sample in surgery field RSUD “Kanjuruhan” Kepanjen Malang Regency.
Data analysis uses uji Chi Square with error rate (α) 5%.
Result: Statistical calculation result of sexual dysfunction is gotten the average
score 51.15 and it has percentage score 60% or 24 people suffering from medium
sexual dysfunction. Life quality has percentage 57.5% or 23 people owning
medium life quality. Data analysis result indicates that uji Chi Square X² count is
4,365 and X² table is 3,84, so that X² count > X² table error rate (α) 5%, thus Hı
accepted namely sexual dysfunction is related to life quality of BPH (Benigna
Prostate Hyperplasia) patient in surgery field RSUD “Kanjuruhan” Kepanjen
Malang regency.
Conclusion: There is relation between sexual dysfunction with life quality of
BPH (Benigna Prostat Hyperplasia) patient in surgery field RSUD “Kanjuruhan”
Kepanjen Malang regency.

Keywords: Sexual
ProstateHyperplasia)
1

2

3

Dysfunction,

Quality

of

Life,

BPH(Benign

Student in School of Nursing, Health Sciences Faculty , University of
Muhammadiyah Malang
Lecture in School of Nursing, Health Sciences Faculty, University of
Muhammadiyah Malang
Lecture in School of Nursing, Health Sciences Faculty, University of
Muhammadiyah Malang

x

DAFTAR ISI
Halaman Judul………………………………………………………………………i
Lembar Persetujuan ………………………………………………………………..ii
Lembar Pengesahan…………………………………………………………...…....iii
Lembar Pernyataan Keaslian ................................................................................................iv
Kata pengantar…………………………………………………………………..…v
Abstract ...................................................................................................................................ix
Daftar isi………………………………………………………………..……….....xi
Daftar tabel……………………………………………………………...………..xiv
Daftar Gambar .....................................................................................................................xv
Daftar Lampiran………………………………………………………………......xvi
BAB I

PENDAHULUAN
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5

BAB II

Latar Belakang……………………………………………...1
Rumusan Masalah…………………………………………..5
Tujuan Penelitian…………………………………………...5
1.3.1 Tujuan umum………………………...........................5
1.3.2 Tujuan Khusus……………………………………..5
Manfaat Penelitian………………………………………….6
Keaslian Penelitian…………………………………………7

TINJAUAN PUSTAKA
2.1
2.2

2.3

2.4

Pengertian Prostat
2.1.1 Anatomi Prostat…………… …………......................9
Benigna Prostatic Hyperplasia (BPH)
2.2.1 Pengertian Benigna Prostatic Hyperplasia
(BPH)........…………………………..………….…11
2.2.2 Etiologi Benigna Prostatic Hyperplasia
(BPH)...............................................………………......11
2.2.3 Patofisiologi Benigna Prostatic Hyperplasia
(BPH)……………………………………………..13
2.2.4 Manifestasi Klinis Benigna Prostatic Hyperplasia
(BPH).......………………………………………....14
2.2.5 Faktor Resiko Benigna Prostatic Hyperplasia
(BPH)................................................................................15
Disfungsi Seksual .........................................................................18
2.3.1 Definisi Disfungsi Seksual ............................................18
2.3.2 Klasifikasi Disfungsi Seksual Pria ................................18
2.3.2.1 Pengelompokkan Disfungsi Seksual .............18
a. Gangguan Dorongan Seksual (GDS) .......19
b. Disfungsi Ereksi ...........................................19
c. Gangguan Ejakulasi .....................................19
d. Gangguan Orgasme .....................................19
Konsep Kualitas Hidup ..............................................................20

xi

2.4.1
2.4.2

BAB III
BAB IV

BAB V

Definisi Kualitas Hidup ..............................................................20
Kualitas Hidup Pasien Benigna Prostatic Hyperplasia
(BPH)..............................................................................................21
2.4.3 Ruang Lingkup Kualitas Hidup .................................................22
2.4.3.1 Kesehatan Fisik ..............................................................22
2.4.3.2 Kondisi Psikologi ...........................................................22
2.4.3.3 Hubungan Sosial ............................................................22
2.4.3.4 Kondisi Lingkungan ......................................................22
2.4.4 Hubungan Antara Disfungsi Seksual Dengan Kualitas
Hidup..............................................................................................23
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
3.1
Skema Kerangka Konsep ...........................................................25
3.2
Hipotesis Penelitian……………………………………….26
METODOLOGI PENELITIAN
4.1
Desain Penelitian…………………………………....…….27
4.2
Kerangka Penetian.......................................................................28
4.3
Populasi, Tehnik Sampling, dan Sampel penelitian
4.3.1 Populasi Penetian…………………………………28
4.3.2 Teknik Sampling ……………………………….....29
4.3.3 Sampel Penelitian………………………..................29
4.4
Variabel penelitian………..........................................................30
4.4.1 Variabel Dependen.........................................................30
4.4.2 Variabel Independen......................................................30
4.5
Definisi Operasional……….......................................................31
4.6
Tempat dan Waktu Penelitian....................................................32
4.7
Instrumen Penelitian....................................................................32
4.8
Uji Validitas dan Reabilitas ........................................................33
4.9
Prosedur Penelitian .....................................................................34
4.9.1 Tahap Persiapan..............................................................34
4.9.2 Tahap Pelaksanaan..........................................................35
4.9.3 Tahap Pengumpulan Data ............................................35
4.9.4 Tahap Pengelolaan Data................................................35
4.10 Pengolahan Data...........................................................................35
4.10.1 Teknik Pengolahan Data ..............................................35
4.10.2 Analisa Data ...................................................................36
4.11 Etika Penelitian.............................................................................39
4.11.1 Lembar peesetujuan ......................................................40
4.11.2 Tanpa Nama (Anonimity)........... ...................................40
4.11.3 Kerahasiaan (Confidentitialy)...........................................40
HASIL DAN ANALISIS DATA PENELITIAN
5.1
Karakteristik Sampel ...................................................................41
5.2
Gambaran Disfungsi Seksual pada Pasien BPH
(Benigna Prostat Hyperplasia) .........................................................42
5.3
Gambaran Kualitas Hidup Pasien BPH
(Benigna Prostat Hyperplasia) ........................................................43
5.4
Analisa Data .................................................................................43
5.4.1 Hubungan Disfungsi Seksual Dengan Kualitas
Hidup Pasien BPH (Benigna Prostat Hyperplasia) .......43

xii

BAB VI

PEMBAHASAN
6.1
Karakteristik Responden..........................................................46
6.2
Gambaran Disfungsi Seksual Pasien (Benigna Prostat
Hyperplasia) .................................................................................48
6.3
Gambaran Kualitas Hidup Pasien BPH (Benigna Prostat
Hyperplasia) ................................................................................51
6.4
Hubungan Disfungsi Seksual dengan Kualitas Hidup
Pasien BPH (Benigna Prostat Hyperplasia) ...............................56
6.5
Keterbatasan Penelitian ..........................................................59
6.6
Implikasi Keperawatan ...........................................................60
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1
Kesimpulan ................................................................................61
7.2
Saran ..........................................................................................61
7.2.1 Bagi Pelayanan Kesehatan .........................................62
7.2.2 Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan .................62
7.2.3 Bagi Peneliti Selanjutnya ............................................62
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................63
LAMPIRAN .....................................................................................................................66

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1

Definisi Operasional Penelitian…………………………………....31

Tabel 4.2

Pembagian Domain Kualitas Hidup ......................................................33

Tabel 5.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ..........................................41

Tabel 5.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan..................................42

Tabel 5.3

Kategori Rentang Disfungsi Seksual pada Pasien BPH ......................42

Tabel 5.4

Kategori Rentang Nilai Kualitas Hidup pasien BPH
(Benigna Prostat Hyperplasia) ......................................................................43

Tabel 5.5

Tabulasi silang hubungan disfungsi seksual dengan kualitas hidup
pasien BPH (Benigna Prostat Hyperplasia) ................................................44

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1

Letak Anatomis Kelenjar Prostat .............................................................9

Gambar 2.2

Perubahan Testosteron menjadi Dihidrotestosteron ...........................12

Gambar 2.3

Skala Pengukuran WHOQOL-BREEF .................................................23

Gambar 3.1

Skema Kerangka Konseptual....................................................................25

Gambar 4.2

Kerangka Penelitian...................................................................................28

xv

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Permohonan Studi Pendahuluan dan Penelitian Kepada Bankes
Bangpol Kota Malang ..................................................................................66
Lampiran 2. Surat Keterangan Ijin Penelitian dari Bankes Bangpol Kota Malang ....67
Lampiran 3. Surat Permohonan Studi Pendahuluan dan Penelitian Kepada RSUD
“Kanjuruhan” Kepanjen Kab. Malang ........................................................68
Lampiran 4. Surat Keterangan Ijin Penelitian dari RSUD “Kanjuruhan “ Kepanjen
Kab. Malang ...................................................................................................69
Lampiran 5. Nota Dinas Penghadapan Peserta Studi Pendahuluan dan Penelitian ke
poli bedah ......................................................................................................70
Lampiran 6. Nota Dinas Penghadapan Peserta Studi Pendahuluan dan Penelitian
kepada Sub. Bag. Rekam Medik & EVAPOR ........................................71
Lampiran 7. Surat Keterangan Selesai Melakukan Penelitian ......................................72
Lampiran 8. Lembar Permohonan Izin Menjadi Responden ......................................73
Lampiran 9. Lembar Persetujuan Menjadi Responden ................................................74
Lampiran 10. Lembar Penilaian Kualitas Hidup ...........................................................75
Lampiran 11. Lembar Kuisioner Gangguan Fungsi Seksual .......................................78
Lampiran 12. Uji Validitas dan Realibilitas Kuisioner Gangguan Fungsi Seksual ...83
Lampiran 13. Data Hasil Kuisioner Disfungsi Seksual dan Kualitas Hidup pada
Pasien BPH (Benigna Prostat Hyperplasia) di poli Bedah RSUD
Kanjuruhan “Kepanjen” Kab.Malang ..................................................85
Lampiran 14. Hasil Analisa Data ......................................................................................89
Lampiran 15. Tabel Gambaran Disfungsi Seksual pada Pasien BPH (Benigna
Prostat Hyperplasia) .....................................................................................90
Lampiran 16. Tabel Gambaran Kualitas Hidup pada Pasien BPH (Benigna
Prostat Hyperplasia) .....................................................................................92
Lampiran 17. Lembar Konsultasi Bimbingan Skripsi ...................................................94
Lampiran 18. Dokumentasi Kegiatan ..............................................................................98
Lampiran 19. Curriculum Vitae ........................................................................................99

xvi

DAFTAR PUSTAKA

As’ari, Musa, dkk. 2009. Hubungan Antara Derajat Intravesical Prostattic Protrussion Dengan
Q max, Volume Prostat, Dan International Prostate Symtom Score Pada Pasien PPJ
Dengan Luts Tanpa Komplikasi. http://urologi.or.ir/pdf/musa.pdf diakses
pada tanggal 22/10/2014
Amalia, R. 2010. Faktor-faktor Resiko Terjadinya Pembesaran Prostat Jinak (Studi kasus di
RS Dr. Kariadi, RSI Sultan Agung, Rs Roemani Semarang). Artikel Publikasi
UNDIP: Semarang.
Aziz. Alimul. 2003. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta : Salemba
Medika.
Azwar, Saifuddin. 2014. Penyusunan Skala Psikologi Edisi 2. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.
Borrot, N. & Buush, R. 2008. Measuring Quality Of Life Among Those With Type 2
Diabetes
In
Primary
Care,
http://www.uq.edu.au/health/healthycomm/docs/QoL.pdf, diakses pada
tanggal 21/10/2014
Calman K.C. 1993. Quality of Life in Cncer Patients-an Hypothesis. Journal of Medical
Ethics. University of Glasgow.
Fitriana, Nadya. 2014. Hubungan Benign Prostate Hyperplasia dengan Disfungsi Ereksi Di
RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau : Universitas Riau.
Furqan, 2003. Evaluasi Biakan Urin Pada Penderita PPJ Setelah Pemasangan Kateter
Menetap:
Pertama
Kali
Dan
Berulang.
http://library.usu.ac.id/download/fk/bedah-furqan.pdf ( Diakses pada
tanggal 17/10/2014), chairunniasa 2010
Gradi K.J, 2007, Post-Operative Day Surgery Patient’s Preferences,
Nursing, University of Toronto

British Journal of

Hapsari, C.P. 2010. Hubungan Antara Pembesaran Prostat Jinak dengan Gambaran Endapan
Urin di Kandung Kemih pada Pemeriksaan Ultrasonografi. Skripsi Universitas
Sebelas Maret : Surakarta. (Diakses pada tanggal 17/10/2010).
Hidayat, Alimul Aziz. 2003. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta:
Salemba Medika.
http://www.news-medical.net/news/2004/05/11/1450.aspx diakses pada tanggal
04/11/2014 pukul 08.35

xvii

http://www.healthline.com/health-slideshow/what-sexual-dysfunction#promoSlide
diakses pada tanggal 31/10/2014 pukul 04.55
Khairani, R. 2007. Prevalensi Diabetes Mellitus dan Hubungannya dengan Kualitas Hidup
Lanjut Usia di Masyarakat. Jakarta : Universitas Trisakti.
Lee, Mary., 2008. Management of Benign Prostatic Hyperplasia, In : Dipro, J. T., et al
(Eds). Pharmacotherapy, A Pathophysiologic Approach, Seventh Edition,
New York: McGraw-Hill Medical Publishing Division, pp. 13387-1397
Masters WH, Johnson VE, Kolodny RC. Heterosexuality 3rd ed. New York :
Gramency Books ; 1998 : p 72-3,82-02,342.
McVary, Kevin T. MD., Claus G. Roehrborn, MD., 2010. American Urological
Association Guideline: Management of Benign Prostatic Hiperplasia (BPH).
Nugroho, Adi. 2002. Pengaruh Faktor Usia, Status Gizi Dan Pendidikan Terhadap
International Prostate Symptom Score (IPSS) Pada Penderita Prostate Hiperplasia.
Semarang : Universitas Diponegoro.
Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika
________. 2011. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika
Pakasi, Ruland DN., Total Prostate Specific Antigen, Prostate Specific Antigen
Density and Histophatologic Analysis on Benign Enlargement of Prostate.
The Indonesian Journal of Medical Science. 1 (5):263-274
Pangkahila, Wimpie. 2014. Seks dan Kualitas Hidup. Jakarta : Buku Kompas
Phanjoo, A.L. 2000. Sexual Dysfunction in Old Age. The Royal College of
Psychiatrists. http://apt.rcpsych.org.
Polonsky, W.H. 2000. Understanding and Asseing Diabetes-Specific Quality Of Life Diabeties
Spectrum, 13, 1-36.
Purnomo, B.P, 2000. Dasar-Dasar Urologi, Jakarta: Salemba Medika CV. Sagung Seto,
pp. 69-85.
.2008. Dasar-Dasar Urologi. Jakarta : Salemba Medika CV. Sagung
Seto.
Putra, S.R. 2012. Panduan Riset Keperawatan dan Penulisan Ilmiah. D-Medika.
Yogyakarta.

xviii

Putri, D.A. 2012. Hiperplasia Prostat Jinak (Benign Prostate Hyperplasia, BPH). Jakarta.
Universitas Indonesia.
Prajapati, Akhiles., Gupta, Sharad., et al. 2013. Stem Cells in the Development of
Benign Prostate Hyperlasia and Prostate Cancer: Emerging Role an
Concepts. Biomed Research International. Gujarat.
Rachmadi, Agus. 2008. Kadar Gula Darah Dan Kadar Hormon Testosteron Pada Pria
Penderita Diabetes Melitus Hubungannya Dengan Disfungsi Seksual Dan
Perbedaannya Dengan Yang Tidak Mengalami Disfungsi Seksual. Semarang :
Universitas Diponegoro.
Roehrborn, Claus G, MD., 2012. Benign Prostatic Hyperplasia: Etiology,
Pathophysiology, Epidemiology, and Natural History. CAMPBELLWALSH UROLOGY TENTH EDITION. Philadelpia : Saunders, an
imprint of Elsevier Inc, pp. 2570-2610
Sari, D.W. 2012. Asuhan Keperawatan Pada Tn. W Dengan Post Operasi Benign Prostatic
Hyperplasia Di Ruang Matahari RSI PKU Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan.
Pekalongan : Stikes Muhammadiyah Pekajangan.
Silitonga, Robert. 2007. Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Kualita Hidup Penderita
Penyakit Parkinson. Semarang : Universitas Diponegoro
Sinaga, U.M., B. Harry, dkk. 2006. Perubahan Kualitas Hidup Penderita Pembesaran Prostat
Jinak Pasca-prostatektomi Terbuka. Sumatra Utara. Universitas Sumatra Utara.
Skevington, Suzanne. 2004. WHO Centre For Study of Life. Switzerland: Geneva.
Soebadi,

Doddy M. 2011. Masalah Prostat Dan Kesehatan Pria.
http://www.mitrakeluarga.com/surabaya/masalah-prostat-dan-kesehatanpria/ diakses pada tanggal 31/10/2014 pukul 04.55

Syamsuhidajat, R., Wim de Jong.2005. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta : ECG,
p. 735-784
Wahyuni, Tri. 2010. Hubungan Antara Harga Diri Dengan Kualitas Hidup Pasien Diabetes
Mellitus tipe 2 di RSUD Kanjuruhan Kepanjen Kab. Malang. Malang : Universitas
Muhammadiyah Malang.
WHO. 2006. The World Health Organization Quality Of Life (WHOQOL)-BREEF.
http://www.who.int/entity/substance_abuse/research_tools/en/indonesia
n_whoqol.pdf. Diakses pada tanggal 21/10/2014
World Health Organisation Quality of Life Group. 2010. Study protocol for the
World Health Organisation project to develop a Quality of Life
assessment instrument (WHOQOL). Qual Life Res. 1993.

xix