KEBIJAKAN PEMBERDAYAAN PETANI GARAM ( Studi Tentang Program Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat ”Pugar”)

(1)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keberadaan Rumah sakit sejak dulu sangat dibutuhkan oleh masyarakat umum, karena rumah sakit adalah pusat dari pelayanan kesehatan yang di dalamnya terdapat penyelenggara kesahatan yaitu Dokter, Perawat, serta Pasien. Rumah sakit sendiri harus memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu tinggi serta harus mempunyai kualitas yang bagus baik itu Rumah sakit milik Pemerintah maupun milik Swasta.

Di Kota Pasuruan Rumah sakit Umum hanya ada satu yakni dr. R. Soedarsono yang tempatnya juga strategis dekat dari kota maupun kabupaten, sedangkan di Pasuruan Rs Swasta atau yang sering disebut dengan klinik keberadaannya juga sangat dibutuhkan oleh masyarakat Pasuruan, di Pasuruan banyak Rumah sakit Swasta, tetapi disini peneliti ingin meneliti di Klinik Al-Aziz. Klinik tersebut masih kecil atau belum besar seperti Rumah Sakit umum tetapi dalam pelayanannya cukup baik dan memuaskan.

Saat ini pelayanan publik banyak dibicarakan oleh masyarakat dengan lambannya pelayanan yang diberikan oleh penyedia pelayanan, seperti pelayanan yang berbelit-belit, serta dalam pelayanan masyarakat mengeluarkan biaya pelayanan yang mahal sehingga memberatkan masyarakat. Banyak kekecewaan yang dirasakan masyarakat dalam hal penyelenggaraan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah terhadap masyarakat.


(2)

2 Kekecewaan yang dirasakan masyarakat mulai dari lambatnya pelayanan yang diberikan oleh para petugas rumah sakit pemerintah, kurang tanggapnya para petugas terhadap masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan, hingga susahnya prosedur yang harus dilalui oleh masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan melalui rumah sakit milik pemerintah baik pada tingkatan daerah hingga pusat.

Dalam konteks good governance tentu pelayanan publik membutuhkan kesiapan SDM dan Sumber Daya lain untuk mendulang kesiapan pelayanan yang prima. Karena dalam konteks Good governance, pelayanan public harus menempatkan masyarakat sebagai pengguna layanan yang harus dilayani dengan baik dan memuaskan. Oleh sebab itu sasaran birokrasi di tuntut untuk bersifat transparan, akuntabilitas, dan partisipatif. Dalam pemberian pelayanan terhadap masyarakat masih ada berbagai keluhan masyarakat yang disampaiakan baik secara langsung maupun media masa sehingga menimbulkan citra yang kurang baik terhadap aparatur pemerintahan.

Kenyataan-kenyataan melalui buruknya pelayanan publik khususnya dibidang kesehatan, menunjukan bahwa penyelenggara pelayanan publik masih jauh dari apa yang diharapkan dan bertentangan dengan apa yang telah tercantum dalam aturan-aturan. Yang menyebutkan bahwa masyarakat berhak mendapatkan pelayanan yang berkualitas sesuai asas-asas dengan tujuan pelayanan publik serta sesuai standart pelayan publik yang telah ditentukan 1

Kegiatan pelayanan adalah sebuah kegiatan yang menekankan pada upaya memberikan sesuatu yang terbaik bagi orang lain. Dalam menjalankan

1


(3)

3 pelayanan terutama pelayanan kesehatan, harus semangat dalam memberikan pelayanan dan harus memberikan sikap yang baik, sabar, serta harus menghormati orang lain atau orang yang dilayani.

“Pelaksanaan pelayanan publik pada organisasi pemerintahan dan swasta memiliki banyak perbedaan. Pada organisasi swasta pelaksanaan kegiatan cenderung lebih diberikan perhatian dibandingkan pada organisasi pemerintahan membutuhkan penanganan yang lebih serius dari pihak pengambil kebijakan”.2 Yang berarti bahwa swasta dalam melayani memberikan perhatian yang lebih dan tidak terlalu berbelit-belit, dibandingkan dengan pemerintah dalam pelayanan sangat sulit atau lama dan berbelit-belit sehingga menyulitkan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan yang memuaskan.

Banyak kekecewaan yang dirasakan masyarakat dalam hal penyelenggaraan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah terhadap masyarakat.

Praktek pelayanan publik di Indonesia masih penuh dengan ketidak pastian waktu, biaya dan cara pelayanan. Akibatnya adalah masyarakat yang tidak sanggup mengurus pelayanan secara langsung dan wajar serta lebih suka menggunakan biro jasa. Reformasi pelayanan publik tentu akan mendapat sambutan yang hangat dari masyarakat luas.3

Yang pada saat ini diatur dalam Undang-undang No. 36 Tahun 2009 mengatur Tentang Kesehatan pasal 19 disebutkan bahwa pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan segala bentuk upaya kesehatan yang

2

Munawfik Saleh.Akh.2010. Publik Service Communication. Malang, Umm Press. Hal 14

3

Dwiyanto, Agus, 2002. Mewujudkan Good Governance Melalui Pelayanan Publik.


(4)

4 bermutu, aman, efisien, dan terjangkau. Tapi banyak kita jumpai sekaramg ini banyak rumah sakit milik pemerintah kurang lengkapnya alat-alat kesehatan yang menujang, fasilitas-fasilitas yang tidak menjamin kesehatan pasien.4 Rumah sakit sebagai penyedia pelayanan kesehatan maka Rumah sakit tersebut harus menjalankan jasa kesehatan seperti melayani pasien dengan baik, tanggap akan keinginan pasien, serta memeberikan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan pasien. Karena semua pelayan kesehatan berhak diberikan serta di dapatkan oleh pasien Rumah Sakit tersebut.

Pemerintah dalam bantuannya untuk pelayanan kesehatanmasyarakat, pemerintah menberikan bantuan kepada masyarakat yaitu dalam bentuk askes, jamsostek, askin, dan masih banyak yang lainnya. Bantuan yang diberikan pada masyarakat ini askes dipergunakan untuk para pegawai negeri, jamsostek di gunakan untuk pegawai BUMN, PT, Pabrik. Dengan bantuan dari pemerintah itulah Rumah sakit milik pemerintah maupun swasta dalam hal memberika pelayanan kesehatan tetapi pada swasta askes dan askin kebanyakan tidak bisa digunakan dan tidak berlaku.

Rakyat Indonesia berhak atas jaminan sosial. Hak ini dijamin oleh konstitusi dan negara harus memenuhi kewajibannya tersebut sesuai pasal 28 H dan pasal34 ayat 2 UUD 1945. Dalam pasal 34 ayat 2 UUD 1945 disebutkan bahwa “Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan”. Jaminan sosial juga dijamin dalam Deklarasi Perserikatan Bangsa – Bangsa tentang Hak Asasi Manusia tahun

4

Akses internet alamat : http://triwil.wordpress.com/ di akses pada tanggal 26 September 2011 jam 11.11


(5)

5 1948 dan ditegaskan dalam konvensi ILO Nomor 102 tahun 1952 yang menganjurkan semua negara untuk memberikan jaminan sosial kepada warga negaranya.5

Di dalam RSU seorang yang mengunakan jaminan kesehatan terutama yang menggunakan askes, kebanyakan pihak dari rumah sakit tidak begitu memperhatikan pasien yang menggunakan askes, kebalikan di dalam milik swasta, pihak swasta tidak sama skali membedakan antara orang yang nantinya mendapatkan biaya penggantian dari perusahaan atau yang tidak

mendapatka biaya ganti dari perusahaan. Jadi pihak swasta melekukan pelayan dengan sewajarnya tidak memandang bahwa pasien itu menggunakan jaminan kesehatan atau tidak.

Klinik sama-sama menggunakakan jaminan kesehatan yang di sebut sebagai klime perusahan atau menggunakan Jamsostek, yakni jaminan tersebut langsung di ganti oleh perusahaannya, karena hal ini di gunakan oleh klinik karena, cara pengeluaran uangnya lebih cepat dari pada askes.

Meskipun orang tersebut menggunakan jaminan kesehatan baik dari jamsostek,askes,askeskin atau sebagainya, pihak rumah sakit dalam pelayanan harus melayani dengan pelayanan yang optimal , tanpa ada keluhan serta harus dengan sopan dan sabar. Serta harus tanggap dan telaten dalam melayani pasien.

Pelayananan kesehatan yang baik harus mampu menciptakan kepuasan bagi semua pasien yang dilayani. Kepuasan paisen akan di dapatkan apabila dalam suatu pelayanan memberikan pelayanan yang baik serta para

5

Akses internet: http://chansurapaty.wordpress.com/2010/12/04/menyongsong-implementasi-sistem-jaminan-sosial-nasional/ 24 oktokber jam 9.30


(6)

6 pekerja tanggap akan kebutuhan yang dibutuhkan pasien. Untuk memberikan pelayan yang baik juga perlu di tunjang dengan fasilitas-fasilitas yang baik, serta kelengkapan alat-alat yang di miliki rumah sakit untuk memenuhi apa yang diperlukan untuk pasien. Suatu pelayanan yang paling penting adalah Kepuasan pelanggan terutama dalam pelayanan kesehatan. Baik buruknya pelayanan akan dinilai dari tingkat kepuasan pelanggan.

“ Tingkat kepuasan adalah fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan. Kualitas termasuk semua elemen yang diperlukan untuk memuaskan tujuan pelanggan, baik internal maupun eksternal, juga termasuk tiap-tiap item dalam produk kualitas, kualitas pelayanan, performance, availibility, durability, aesthatic, reability, maintainability, logostic, supprtability, costomer service, traning, delivery, billing, shipping,

repairing, marketing, warranty, dan life cycle cost”. 6

Titik berat nilai kepuasan pasien berada pada pelayanan kesehatan yang diberikan oleh instansi rumah sakit, baik itu milik pemerintah maupun swasta yang memberikan pelayanan kesehatan yang baik dan bermutu tinggi bagi kesehatan pasien sendiri, karena semua itu yang merasaka adalah pasien dan masyarakat sendiri terhadap berhasilnya suatu pelayanan kesehatan yang diberikan oleh rumah sakit tersebut.

Maka dari itu dalam kondisi masyarakat kita pada sekarang ini yang sangat membutuhkan jaminan kesehatan dan pelayanan publik yang sebaik-baiknya serta kepuasan pasien pada panangan kesehatan yang di berikan oleh rumah sakit maka dari sinilah peneliti mengambil judul:

6


(7)

7 “KINERJA PELAYANAN PUBLIK JAMINAN KESEHATAN”( Studi kasus KLINIK Al-Aziz di Kota Pasuruan).

B. Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini, rumusan masalah yang diambil oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kinerja pelayanan kesehatan yang di berikan oleh Klinik A-Aziz kepada pasien yang menggunakan jaminan kesehatan?

2. Bagaimana kepuasan pasien pada pelayanan kesehatan yang diberikan oleh Klinik Al-Aziz kepada pasien yang menggunakan jaminan kesehatan?

C.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui jaminan kesehatan apa yang di berikan oleh Klinik Al-Aziz.

2. Untuk mengetahui kualitas pelayanan kesehatan dengan menggunakan jaminan kesehatan yang di berikan oleh Klinik Al-Aziz.

D.Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan peneliti yang sudah disebutkan di atas, maka diharapkan penelitian ini memberikan manfaat:

1. Agar kita mengetahui jaminan kesehatan apa saja yang di berikan oleh pihak swasta.

2. Agar masyarakat faham dengan jaminan-jaminan yang di berikan pihak swasta


(8)

8

E.Penjelasan Variabel/konsep (Definisi konsep)

Dengan mengacu pada judul “Kinerja pelayanan publik jaminan kesehatan (Studi Klinik Al-Aziz kota Pasuruan) maka penjelasannya sebagai berikut:

1. Kinerja pelayanan kesehatan yang diberikan oleh pihak Kilik kepada Pasien jaminan Kesehatan

Kinerja pelayanan yang diberikan oleh pihak Klinik, apakah sudah baik dan memenuhi standart pelayanan.

2. Jaminan kesehatan yang diberikan pasien KLINIK AL-Aziz

Jaminan kesehatan sangat penting bagi masyarakat karena dengan jaminan kesehatan, masyarakat merasa dirinya akan aman di dalam segi kesehatan. Jaminan kesehatan yang di berikan meliputi jamsostek, klim perusahaan yang umumnya pihak swasta kebanyakan menggunakan klim perusahaan.

F. Penjelasan Operasional (Definisi Operasional)

Definisi Operasional merupakan langkah penting dalam penelitian karena berperan sabagai alat ukur variabel dan sebagai batasan masalah, penelitian ini variabelnya adalah:

Kinerja pelayanan publik yang berada di Klinik Al-Aziz: a. Layanan yang di berikan oleh Klinik

b. Adanya Tindakan standart Pelayanan minimal untuk pengguna jaminan kesehatan

c. Pelayanan jaminan kesehatan dengan yang tidak menggunakan jaminan kesehatan


(9)

9

G. Metodelogi Penelitian

G.1 Pendekatan Penelitian

Dalam mendeskripsikan berbagai data, gejalah, dan fenomena-fenomena yang diperoleh dalam proses penelitian, peneliti mengunakan pendekatan kualitatif. Metode Kualitatif adalah sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data diskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Dan penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan alasan bahwa dalam penelitian ini penulis inigin memberikan suatu pendeskripsian suatu gambaran data dan analisa segala sesuatu yang terjadi pada lokasi penelitian berdasarkan data-data yang diperoleh melalui serangkaian kata-kata. 7

G.2 Fokus Penelitian

Penelitian kualitatif menghendaki batas dalam penelitiannya atas dasar fokus yang timbul dalam penelitian. Dengan kata lain fokus sangat penting artinya untuk menentukan batasan penelitian yang akan dilakukan sehingga akan memperjelas batasan dan juga akan memperjelas pemahaman.

Dalam penelitian ini menerapkan fokus sebagai berikut:

1. Kinerja pelayana Klinik Al-Aziz pada pasien yang menggunakan jaminan kesehatan.

2. Kepuasan pasien pada pelayanan yang di berikan Klinik Al-Aziz

7

Lexey Maleong, 2007, Metodelogi Penelitian Kualitatif, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya Hal: 4


(10)

10

G. 3 Locus Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat dimana peneliti akan melakukan penelitian atau obyek yang mau diteliti peneliti untuk mendapatkan data dan informasi yang di perlukan selama peneliti membutuhkan bahan-bahan yang akan ditelitinya, lokasi yang dipilih oleh peneliti yaitu di Kota Pasuruan.

Adapun alasan memilih lokasi tersebut yaitu di Klinik Al-Aziz adalah peneliti ingin mengetahui cara pelayanan yang diberikan oleh instansi tersebut dalam mengangi pasien baik atau buruk pelayanan yang di berikan.

G.4 Teknik Pengumpulan Data

Untuk pengumpulan data dalam penelitian ini merupakan usaha pengumpulan data yang secara langsung mendatangi lokasi penelitian dan mengamati kejadian atau keadaan sebenarnya. Pengumpulan data dapat dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, teknik yang dipergunakan adalah:8

1. Obsevasi

Untuk melakukan observasi dituntut seseorang peneliti harus berperan serta dalam kegiatan-kegiatan atau aktifitas subjek yang sesuai dengan tema atau fokus masalah yang akan dicari jawabannya. Dalam melakukan observasi terhadap fenomena atau peristiwa yang terjadi dalam sutuasi sosial,peneliyi melakukan pencatatan data menjadi datbase kualitatif. Dalam hai ini, seorang dituntut untuk sebanyak-banyaknya

8

Iskandar, Dr. M.Pd. 2009.Penelitian Tindakan kelas. Jakarta, Gaung Prasada (GP) Press. Hal 68


(11)

11 mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan fokus masalah yang diteliti.

2. Wawancara

Teknik wawancara merupakan teknik pengumpulan data kualitatif dengan menggunakan instrumen yaitu pedoman wawancara. Wawancara dilakukan oleh peneliti dengan subjek penelitian terbatas. Untuk memperoleh data yang memadai sebagai cross ceks, seorang peneliti dapat menggunakan teknik beberapa teknik wawancara yang sesuai dengan situasi dan kondisi subjek yang terlibat dalam interaksi sosial yang dianggap memiliki pengetahuan, mewakili informasi atau data yang dibutuhkan untuk menjawab fokus penelitian.

Dengan adanya waawancara ini diharapkan tidak terjadi perbedaan pengertian antara peneliti dengan responden, serta teknik ini digunakan untuk memperoleh data primer dari subyek peneliti secara langsung. 3. Dokumentasi

Dokumentasi merupaka teknik memperoleh data skunder atau informasi dengan cara mencari data yang tepat dalam sejumlah dokumen, laporan-laporan, catatan-catatan maupun inventaris arsip pada instansi yang dianggap penting.

G.5 Teknik Analisa

Melakukan analisa berarti melakukan kajian untuk memahami struktur suatu fenomena yang berlaku di lapangan. Yang dalam artian menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu dari


(12)

12 wawancara, pengamatan, yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumentasi, dokumen resmi, gambar, foto, dan sebagainya.

Analisa yang digunakan dalam penelitian adalah model analisa interaktif yang dikembangkan oleh Milles dan Hubberman yang terdiri dari 3 komponemn analisis yaitu:.9

1. Rodusi data

Redusi data merupakan proses pengumpulan data penelitian, seorang peneliti dapat menemukan kapan saja waktu untuk mendapatkan data yang banyak, apabila peneliti mampu menerapkan metode observasi, wawancara atau dari berbagai dokumen yang berhubungan dengan subjek yang diteliti. Redusi data merupakan analisis yang menajamkan untuk mengorganisasikan data, dengan demikian kesimpulannya dapat diverivikasikan untuk dijadikan temuan penelitian masalah yang diteliti. 2. Melaksanakan Display data atau penyajian data

Data yang kita dapat tidak mungkin kita paparkan secara keseluruhan. Untuk itu, dalam penyajian data peneliti dapat di analisis oleh peneliti untuk disususn secara sistematis, atau simultan sehingga data yang diperoleh dapat menjelaskan atau menjawab masalah yang diteliti.

3. Mengambil kesimpulan/Verifikasi

Mengambil kesimpulan merupakan analisis lanjutan dari reduksi data, dan display data sehingga data dapat disimpulkan, dan peneliti masih berpeluang untuk menerima masukan. Penarikan kesimpulan sementara, masih dapat diuji kembali dengan data dilapangan, dengan cara

9

Iskandar, Dr. M.Pd. 2009.Penelitian Tindakan kelas. Jakarta, Gaung Prasada (GP) Press.


(13)

13 merefleksi kembali, peneliti dapat bertukar pikiran dengan teman, sehingga kebenaran ilmiah dapat tercapi.

G.6 Keabsahan Data

Keabsahan data dalam penelitian ini peneliti menggunankan 4 teknik penjaminan keabsahan.10

1. Objektivitas

Bermakna sebagai proses kerja yang dilakukan untuk mencapai kondisi obyektif. Adapun kriterianya sebagai berikut:

a. Desain penelitian dibuat secara baik dan benar b. Fokus penelitian tepat

c. Kajian literatur yang relevan

d. Instrumen dan cara pendataan yang akurat

e. Teknik pengumpulan data yang sesuai dengan fokus permasalahan penelitian

f. Hasil penelitian bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan 2. Kesahihan Internal (Credibility)

Kesahihan internal, pada dasarnya sama dengan validasi internal. Para pakar menggunakan beberapa kriteria teknik pemeriksa yang di kemukaan oleh pakar metodelogi penelitian kuantitatif yaitu:

a. Perpanjangan keikiutsertaan peneliti dilapangan b. Meningkatkan ketekunan pengamatan

c. Triangulasi

d. Analisis kasus negatif 10

Iskandar, Dr. M.Pd. 2009.Penelitian Tindakan kelas. Jakarta, Gaung Prasada (GP) Press.


(14)

14 e. Pemeriksaan sejawat melalui diskusi

f. Tersedia referensi g. Member Chek

3. Kesahihan External (Transferability)

Dalam penelitian kualitatif kesahian eksternal berbeda dengan validasi eksternal penelitian kuantitatif, kalau validasi eksternal kuantitatif menyatakan bahwa generasi hasil penelitian dapat diterapkan kesemua konteks dalam populasi yang sama atas dasar perolehhan dari sampel.

4. Keterandalan (Dependenbility)

Untuk menguji dan tercapai keterandalan atau reabilitas data penelitian, jika dua atau beberapa kali penelitian dengan fokus masalah yang sama diulang penelitiannya dalam suatu kondisi yang sama dan hasil yang esensialnya sama, maka dikatakan memiliki reabilitas yang tinggi.

G.7. Subjek Penelitian

1. Peminpin Klinik Al-Aziz yaitu, Bapak Drs. H. Bashori Alwi, Mpd 2. Staf Administrasi Klinik Al_aziz, yaitu Ibu Indarti

3. Pasien Ibu Yeti Novia Neta 4. Pasien Bapak Al imron


(15)

1   

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya baik negara yang sedang berkembang atau negara maju sedang mencoba menerapkan tehnik - tehnik baru, untuk mencapai tujuan pembangunan nasionalnya. Sejak tahun 1966, pemerintah Orde Baru telah membangun suatu pemerintahan yang kuat dengan menempatkan stabilitas politik sebagai landasan untuk mempercepat pembangunan ekonomi Indonesia. Kenyataanya menunjukkan adanya perubahan dalam mengubah modal yang hengkang ke luar negeri menjadi arus masuk modal swasta yang substansial, mengubah defisit cadangan devisa menjadi selalu positif, mempertahankan harga dan meningkatkan produksi hingga mencapai tingkat swasembada, menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan menurunkan jumlah penduduk yang berada dibawah garis kemiskinan.

Perencanaan pembangunaan daerah bisa dianggap sebagai perencanaan untuk memperbaiki penggunaan berbagai sumber daya publik yang tersedia di daerah tersebut dan untuk memperbaiki kapasitas sektor swasta dalam menciptakan nilai sumber – sumber daya swasta secara bertanggung jawab. Melalui perencanaan pembangunan daerah, suatu daearah dilihat secara keseluruhan

sebagai suatu unit ekonomi ( economic entity) yang di dalamnya


(16)

2   

Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya untuk memandirikan masyarakat melalui perwujudan potensi kemampuan yang mereka miliki. Pada dasarnya, konsep perberdayaan masyarakat sebagai suatu pemikiran yang tidak lepas dari paradigma pembangunan yang berpusat pada rakyat. Paradigma pembangunan

ini tentunya untuk memberikan kedaulatan kepada rakyat dalam

menentukan pilihan kegiatan yang paling sesuai dengan kemajuan diri

mereka dan potensi masing – masing.1

Setiap daerah di Indonesia memiliki potensi sumber daya alam berbeda – beda tergantung pada iklimnya, sehingga masyarakatnya juga dapat mamanfaatkan sumberdaya tersebut sebagai mata pencaharian pengahsilan sehari - hari. Salah satu daerah beriklim panas di Indonesia adalah Pulau Madura yang terdiri dari empat kabupaten yaitu, Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan yang paling ujung timur adalah Sumenep. Rata-rata hampir semua kebupaten di Madura berpotensi sebagai tambak garam sehingga pulau ini sering dikenal sebagai pulau garam. Secara geografis pulau Madura dikelilingi laut serta lahan sekitar laut tersebut tidak padat penduduk sehingga potensi pembukaan lahan untuk pembuatan tambak garam sangat memungkinkan.

Peran pemerintah dalam meningkatkan pemanfaatan sumberdaya alam sekitar sangat penting sebagai optimalisasi produksi garam di Kabupaten Sumenep. Karena garam termasuk salah

      

1


(17)

3   

satu bagian dari konsumsi pokok masyarakat yang dibutuhkan secara nasional, baik dalam rumah tangga maupun industri sehingga peran pemerintah dalam memberikan kebijakan, memfasilitasi dan mendukung masyarakat petani garam untuk memperhatikan kuantitas dan kualitas produksi berpengaruh. Apabila hal tersebut dapat berjalan dengan optimal antara pemerintah dan petani garam, maka monopoli impor garam dari luar negeri dapat ditekan sekecil mungkin dan bahkan dapat di stop impor garam. Berdasarkan kebutuhan garam nasional tergolong tinggi yaitu mencapai 120.000 per bulan, maka monopoli garam impor tersebut sangat tinggi karena garam nasional dinggap tidak dapat memenuhi kebutuhan garam nasional. Penderitaan petani garam di Madura sepertinya bertubi-tubi, setelah kedatangan garam impor ilegal dari India di Sumenep dan menyebabkan harga garam di pasaran di bawah standar Harga Pokok Pemerintah (HPP). Bahjan PT Garam (Persero) yang merupakan perusahaan negara juga membeli garam di bawah HPP.

Di sisi lain, penyerapan garam rakyat di tiga Kabupaten di Madura, yakni Sampang, Pamekasan dan Kabupaten Sumenep yang dilakukan PT Garam Kalianget belum maksimal, baru mencapai 30 Ribu ton dari 100 ribu ton yang ditargetkan tahun 2011 ini. Saat ini garam impor menguasai sekitar 70 persen pangsa pasar dalam negeri. Akibatnya, petani garam lokal selalu terpukul dan pendapatannya terus menurun. Ini sekaligus juga menunjukkan upaya agar Indonesia


(18)

4   

terus bergantung pada pangan impor, termasuk garam.3 Apalagi

harganya saat ini lebih murah dibanding produksi dalam negeri. Pemerintah seakan-akan tidak memper masalahkan matinya usaha produksi pangan di dalam negeri yang dilakukan oleh petani atau pembudidaya kecil. Apalagi pasokan pangan dari impor, khususnya garam, masih banyak dan harganya juga murah.

Sentra garam di Kabupaten Sumenep, Pamekasan, dan Sampang saat ini masih terdapat cadangan garam yang mencapai 72.000 ton garam rakyat dengan pembagian masing-masing daerah

Sumenep cadangan garam rakyat mencapai 15.000 ton, Pamekasan

7.000 ton, dan di Sampang 50.000 ton. Cadangan tersebut jika hanya untuk memenuhi Jawa Timur jika dihitung menurut kebutuhannya masih surplus. Namun jika bicara mengenai kebutuhan nasional yang

mencapai 120.000 per bulan tidak mencukupi.4

Mengacu pada target pemerintah dalam menyediakan garam tahun 2012, maka produksi garam konsumsi diharapkan dapat meningkat dari tahun sebelumnya. Seperti yang disampaikan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), produksi garam konsumsi petani garam dapat mencapai 1,3 juta ton, sehingga pemerintah pusat telah menyiapkan sejumlah program untuk peningkatan produksi garam konsumsi pada tahun ini. Usaha tersebut untuk mengantisipasi

       3

Agus Surono, 2011, Ironi.Garam.di.(Negeri.Bahari) . http://intisari-online.com/read/ironi-garam-di-negeri-bahari

4

Info Media, 2012, Produksi Garam Rakyat Masih Tinggi, Website Resmi KKP.htm


(19)

5   

dan menghindari terjadinya impor garam konsumsi pada 2013. Salah satu program diantaranya antaranya program pemberdayaan usaha garam rakyat yang dikenal dengan (PUGAR) berupa bantuan uang langsung kepada kelompok petani garam rakyat dan pendampingan

oleh penyuluh kelautan dan perikanan.6

Bantuan langsung masyarakat (BLM) maupun non-BLM yang akan dicairkan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) pada tahun ini guna mewujudkan target produksi garam konsumsi sebanyak 1,3 juta ton itu, sebesar Rp107,6 miliar bagi 29 ribu petani yang tergabung dalam 3.035 kelompok. BLM melalui Pugar yang dicanangkan tersebut sejak 2011 diharapkan mampu dan terus memotivasi petani garam rakyat untuk meningkatkan produksi garamnya, baik kuantitas maupun kualitasnya. Sesuai data di Kementerian Kelautan dan Perikanan, produksi garam nasional pada 2010 hanya 30 ribu ton, dan 2011 sebanyak 1,1 juta ton yang sebagian besar di antaranya, yakni 880 ribu ton merupakan produksi petani

garam rakyat yang menerima bantuan dana Pugar.5

Dalam situs Pemerintah Kabupaten Sumenep bahwa, alokasi dana Program Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (PUGAR) untuk kelompok petani garam rakyat di Kabupaten Sumenep dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2012, sebesar Rp.

8.600.500.000,00.6

       5 

Rimanews, 2012, KKP Targetkan Produksi Garam 1,3 Juta Ton, The Enlightening Indonesian Internet Newspaper.htm. 

6 

News Room, 2012, Komisi B DPRD Klarifikasi DKP Terkait Dana Pugar 2012, Pemerintah Kabupaten Sumenep.htm   


(20)

6   

Berdasarkan peraturan pemerintah, petani yang bisa menerima Pugar terdiri dari pemilik tanah, penyewa, dan bagi hasil. Akan tapi kenyataan dilapangan, sejumlah petani yang menyewa lahan pada PT. Garam permohonannya ditolak dengan alasan tidak masuk juknis, padahal mereka bagian dari penyewa sebagaimana yang diatur dalam ketentuan penerima pugar. Sedangkan menurut Bambang Komisi B DPRD Sumenep, petani garam yang menyewa pada PT Garam seluas 420 hektar di Kecamatan Gapura, Saronggi dan Kalianget mendapat bantuan Pugar melalui kelompok. Dan dari 420 hektar lahan PT. Garam yang disewa petani bisa dibentuk menjadi 42 kelompok

dengan asumsi 10 orang per-kelompok.7

Dalam rangka merealisasikan target swasembada garam pada 2014, intensifikasi yang dilakukan melalui rehabilitasi prasarana dan sarana usaha garam rakyat. Prasarana yang dimaksud antara lain tambak, saluran tambak, tanggul, gudang, dan meja jemur. Sementara sarana yang dimaksud, seperti pompa, kincir angin, gerobak sorong, dan timbangan revitalisasi melalui penyediaan prasarana dan sarana

tersebut serta inovasi teknologi melalui penggunaan bahan aditif.8

Berdasarkan permasalahan di atas peningkatan produksi garam dengan kualitas dan kuantitas yang tinggi dari tahun ke tahun menjadi perhatian yang sangat penting bagi pemerintah maupun petani sebagai pelaksana produksi garam. Namun dalam peningkatan ini yang tidak kalah pentingnya adalah peran dan perhatian pemerintah dalam

       7 

News Room, 2012, Alokasi Dana Pugar 2012 Sebesar RP. 8.600.500.000,00, Pemerintah Kabupaten Sumenep.htm 

8 


(21)

7   

mengawasi secara berkala dalam segala aktivitas dan kebutuhan petani garam yaitu untuk membantu segala bidang mulai dari proses produksi yang tepat sesuai proseduk produksi garam berkualitas hingga pengelolaan hasil produksi dan kebijakan yang saling menguntungkan pada kedua belah pihak yaitu kesejahteraan petani dan pemerintah daerah dalam memenuhi kebutuhan garam nasional. Oleh karena itu dalam penelitian ini mengangkat judul” Kebijakan Pemberdayaan Petani Garam”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana kebijakan pemerintah daerah kabupaten sumenep

dalam pemberdayaan petani garam melalui Program Usaha Garam Rakyak (PUGAR)?

2. Bagaimana optimalisasi realisasi pelaksanaan PUGAR oleh

Pemerintah Daerah Kabupaten Sumenep?

C. Tujuaan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui kebijakan pemerintah daerah kabupaten

Sumenep dalam pemberdayaan petani garam melalui Program Usaha Garam Rakyak (PUGAR).

2. Untuk mengetahui optimalisasi realisasi pelaksanaan PUGAR oleh


(22)

8   

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini sebagai berikut :

1. Secara Akademis

Penelitian ini dapat memberikan manfaat menambah refrensi dalam bentuk informasi dan pengetahuan, terutama bagi yang tertarik terhadap permasalahan kebijakan pemerintah daerah tentang kesejahteraan petani garam.

2. Secara Praktis

Penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran dan kontribusi bagi pemerintah Kabupaten Sumenep dalam mengeluarkan langkah-langkah kebijakan agar tidak ada salah satu yang merasa dirugikan antara petani garam maupun instansi pengelola garam di Kabupaten Sumenep. Begitu pula bagi petani garam Kabupaten Sumenep untuk memberikan sumbangan pemikiran, dan mencari solusi bersama dalam menghadapi kendala – kendala produksi maupun usaha dibidang garam.

E.Definisi Konseptual.

Dengan mengacu pada judul ”Kebijakan Pemberdayaan Petani Garam” maka dijelaskan secara rinci adalah sebagai berikut:

1. Kebijakan Pemerintah, baik pemerintah daerah atau pemerintah


(23)

9   

2. Pemerintah dapat membantu Pengembangan Prasarana yang

dimaksud antara lain tambak, saluran tambak, tanggul, gudang, dan meja jemur. Sementara sarana yang dimaksud, seperti pompa, kincir angin, gerobak sorong, dan timbangan.

F. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan suatu unsur yang memberitahukan bagaimana cara mengukur suatu variabel. Untuk menilai variabel dapat dilihat melaluai indikasi dengan suatu indikator yang ada. Indikator tersebut yaitu tentang kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Sumenep dalam pemberdayaan petani garam terkait dengan yang harus dilakukan oleh pihak pemerintah daerah Kabupaten Sumenep melalui:

1. Kebijakan pemerintah daerah kabupaten Sumenep dalam

pemberdayaan petani garam melalui Program Usaha Garam Rakyak (PUGAR):

a. Implementasi Program PUGAR

b. Perencanaan BLM PUGAR

c. Sosialisasi BLM dalam pelaksanaan program PUGAR

2. Optimalisasi realisasi pelaksanaan PUGAR oleh Pemerintah

Daerah Kabupaten Sumenep.

a. Realisasi Pencairan Bantuan Langsung Masyarakat BLM PUGAR

2012 Kabupaten Sumenep.


(24)

10   

c. Monitoring Program PUGAR oleh Dinas Perikanan dan Kelautan.

G. Metode Penelitian.

Untuk mengetahui dan penjelasan mengenai adanya segala sesuatu yang berhubungan dengan pokok permasalahan di perlukan suatu pedoman penelitian yang disebut metodologi penelitian yaitu cara melukiskan sesuatu dengan menggunakan pikiran secara seksama untuk mencapai suatu tujuan, sedangkan penelitian adalah suatu kegiataan untuk

mencari, merumuskan dan menganalisa sampai menyusun laporan.9

Dengan demikian metode penelitian sebagai cara yang dipakai untuk mencari, merumuskan dan menganalisa sampai menyusun laporan guna mencapai satu tujuan.Untuk mencapai sasaran yang tepat dalam penelitian, penulis maka metode penelitian mencakup isi metode penelitian sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah penelititan deskriptif yang berusaha memberikan gambaran sekaligus menerangkan fenomena – fenomena yang ada sebagai prosedur pemecahan masalah yang diteliti dari keadaan di masyarakat maupun di pemerintahan daerah berdasarkan fakta - fakta yang terjadi dilapangan. Sehubungan dengan judul penelitian yang termasuk dalam gejala – gejala yang ada bersifat deskriptif, sehingga penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif.

       9 


(25)

11   

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Gersik Putih Kabupaten sumenep. Pemilihan lokasi objek penelitian ini didasarkan pada pertimbangan bahwa lokasi tersebut sebagai salah satu sentra petani garam dengan berbagai macam status tambak garam seperti tambak milik sendiri dan menyewa ke instansi pengelola garam dan merupakan salah satu daerah yang memiliki banyak Kelompok Usaha Garam Fakyat (KUGAR).

3. Subjek Penelitian

Subjek penelitian merupakan suatu sumber data dalam penelitian yang akan memberikan informasi sesuai rumusan dan tujuan dari penelitian. Sumber subjek penelitian tentunya lokasi dan pihak – pihak yang berkaitan dengan kesejahteraan petani garam diantanya:

a. Dinas Perikanan dan Kelautan

b. Petani garam yang menerima BLM PUGAR

4. Jenis Data

Data yang dikumpulkan terutama merupakan data pokok yaitu data yang paling relevan dengan pokok permasalahan yang diteliti, namun demi kelengkapan dan kebutuhan dari masalah yang diteliti maka akan dikumpulkan pula data pelengkap yang berguna untuk melengkapi data pokok. Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :


(26)

12   

a. Data Primer.

Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari orang-orang yang berhubungan dengan obyek penelitian (informan). Dalam penelitian ini yang menjadi data primer adalah orang – orang yang dianggap tahu dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data dalam menjawab permasalahan dalam penelitian ini.

Untuk memperoleh data-data primer, penulis dapat menentukan orang – orang yang memberikan informasi dan dengan pertimbangan narasumber yang dipilih tersebut berkualitas dalam memberikan informasi yang dibutuhkan. Selain itu, data primer dapat pula digunakan sebagai pertimbangan data sekunder.

b. Data Sekunder.

Data sekunder yaitu data yang diperoleh bukan secara langsung dari sumbernya. Dalam penelitian ini sumber data sekunder yang dipakai adalah sumber tertulis seperti literature, dokumen-dokumen dari pihak terkait, dan tulisan-tulisan lain yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

5. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini akan dipelajari mengenai jumlah penerima

PUGAR, nilai BLM PUGAR dari range terendah dan tertinggi, hasil

produk dan pemasaran. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


(27)

13   

a. Wawancara (interviewing)

Salah satu sumber informasi studi kasus yang sangat penting adalah wawancara untuk mendapatkan informasi dengan cara bertanya langsung kepada responden dengan tidak beraturan.

Interview dalam mengumpulkan data ini bertujuan untuk

mengumpulkan keterangan melalui sumber data yang tersedia atau dapat pula diartikan sebagai tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara langsung. Berkaitan dengan teknik wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu dengan cara pewawancara mengajukan pertanyaan dan responden memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut.

Sedangkan jenis wawancara yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah wawancara tidak tersetruktur dengan menggunakan instrumen wawancara.

b. Observasi langsung.

Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan menggunakan kegiatan pengamatan, tanya jawab dan pencatatan secara sistematis yang langsung terhadap gejala - gejala dan peristiwa yang diteliti. Data tersebut diperoleh dari observasi adalah data – data kebijakan pemerintah Kabupaten Sumenep tentang kesejahteraan petani garam dan implementasinya sampai ke petani garam.


(28)

14   

c. Pencatatan Dokumen.

Metode dokumentasi yaitu suatu cara pengumpulan data melalui arsip, buku – buku, buletin, pendapat, teori dan lain – lain yang berhubungan dengan masalah penelitian yang diambil. Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah sebagai data pelengkap dan cara pencatatan dan pengutipan dari sumber data – data tersebut untuk melengkapi data dari informan.

6. Teknik analisa data

Dalam rangka mencapai hasil penelitian, digunakan pendekatan analisis kualitatif. Analisis data merupakan tahap yang sangat menentukan dalam keseluruhan proses penelitian. Analisis data menyangkut kekuatan analisis dan kemampuan mendesjripsikan situasi dan kondisi yang merupakan bagian dari penelitian. Dengan melakukan analisa data dapat memberikan arti dari makna yang berguna dalam

memecahkan permasalahan.10

Dalam proses analisis terdapat tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan dan menentukan hasil akhir, tiga komponen tersebut adalah :

a. Reduksi Data.

Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasikan data dengan cara sedemikian rupa

       10 


(29)

15   

hingga kesimpulankesimpulan finalnya dapat ditarik dan

diverifikasi.11 Proses ini berlangsung terus selama pelaksanaan riset

dimulai bahkan sebelum pengumpulan data dilakukan. Reduksi dimulai sewaktu peneliti memutuskan kerangka konseptual wilayah penelitian, permasalahan penelitian, dan pendekatan pengumpulan data yang digunakan. Selama pengumpulan data berlangsung, reduksi data dapat berupa membuat ringkasan, mengkode, memusatkan tema, membuat batasan permasalahan dan menulis memo. Proses reduksi ini berlangsung sampai akhir penelitian.

b. Penyajian Data.

Merupakan sekumpulan informasi tersusun yang memungkinkan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan

tindakan.12 Dengan melihat suatu penyajian data, peneliti akan

melihat apa yang terjadi dan memungkinkan untuk mengajarkan suatu analisis ataupun tindakan lain berdasarkan penelitian tersebut. Penyajian data yang lebih baik merupakan suatu cara yang utama bagi analisis kualitatif yang valid.

7. Keabsahan data

Validitas data menunjukkan sejauh mana kualitas data dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, untuk mendapatkan validitas data dalam penelitian ini teknik yang digunakan adalah triangulasi. Triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang

       11

Miles, M. B dan Huberman, A. M., 1992, Analisis Data Kualitatif, Jakarta, UI Press.

12 


(30)

16   

memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan

pengecekan atau pembanding terhadap data tersebut.13 Dalam penelitian

ini peneliti menggunakan triangulasi sumber data, dimana peneliti mengumpulkan data yang sama dari beberapa sumber data yang berbeda.

       13


(1)

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Gersik Putih Kabupaten sumenep. Pemilihan lokasi objek penelitian ini didasarkan pada pertimbangan bahwa lokasi tersebut sebagai salah satu sentra petani garam dengan berbagai macam status tambak garam seperti tambak milik sendiri dan menyewa ke instansi pengelola garam dan merupakan salah satu daerah yang memiliki banyak Kelompok Usaha Garam Fakyat (KUGAR).

3. Subjek Penelitian

Subjek penelitian merupakan suatu sumber data dalam penelitian yang akan memberikan informasi sesuai rumusan dan tujuan dari penelitian. Sumber subjek penelitian tentunya lokasi dan pihak – pihak yang berkaitan dengan kesejahteraan petani garam diantanya:

a. Dinas Perikanan dan Kelautan

b. Petani garam yang menerima BLM PUGAR

4. Jenis Data

Data yang dikumpulkan terutama merupakan data pokok yaitu data yang paling relevan dengan pokok permasalahan yang diteliti, namun demi kelengkapan dan kebutuhan dari masalah yang diteliti maka akan dikumpulkan pula data pelengkap yang berguna untuk melengkapi data pokok. Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :


(2)

a. Data Primer.

Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari orang-orang yang berhubungan dengan obyek penelitian (informan). Dalam penelitian ini yang menjadi data primer adalah orang – orang yang dianggap tahu dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data dalam menjawab permasalahan dalam penelitian ini.

Untuk memperoleh data-data primer, penulis dapat menentukan orang – orang yang memberikan informasi dan dengan pertimbangan narasumber yang dipilih tersebut berkualitas dalam memberikan informasi yang dibutuhkan. Selain itu, data primer dapat pula digunakan sebagai pertimbangan data sekunder.

b. Data Sekunder.

Data sekunder yaitu data yang diperoleh bukan secara langsung dari sumbernya. Dalam penelitian ini sumber data sekunder yang dipakai adalah sumber tertulis seperti literature, dokumen-dokumen dari pihak terkait, dan tulisan-tulisan lain yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

5. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini akan dipelajari mengenai jumlah penerima PUGAR, nilai BLM PUGAR dari range terendah dan tertinggi, hasil produk dan pemasaran. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


(3)

a. Wawancara (interviewing)

Salah satu sumber informasi studi kasus yang sangat penting adalah wawancara untuk mendapatkan informasi dengan cara bertanya langsung kepada responden dengan tidak beraturan.

Interview dalam mengumpulkan data ini bertujuan untuk mengumpulkan keterangan melalui sumber data yang tersedia atau dapat pula diartikan sebagai tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara langsung. Berkaitan dengan teknik wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu dengan cara pewawancara mengajukan pertanyaan dan responden memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut.

Sedangkan jenis wawancara yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah wawancara tidak tersetruktur dengan menggunakan instrumen wawancara.

b. Observasi langsung.

Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan menggunakan kegiatan pengamatan, tanya jawab dan pencatatan secara sistematis yang langsung terhadap gejala - gejala dan peristiwa yang diteliti. Data tersebut diperoleh dari observasi adalah data – data kebijakan pemerintah Kabupaten Sumenep tentang kesejahteraan petani garam dan implementasinya sampai ke petani garam.


(4)

c. Pencatatan Dokumen.

Metode dokumentasi yaitu suatu cara pengumpulan data melalui arsip, buku – buku, buletin, pendapat, teori dan lain – lain yang berhubungan dengan masalah penelitian yang diambil. Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah sebagai data pelengkap dan cara pencatatan dan pengutipan dari sumber data – data tersebut untuk melengkapi data dari informan.

6. Teknik analisa data

Dalam rangka mencapai hasil penelitian, digunakan pendekatan analisis kualitatif. Analisis data merupakan tahap yang sangat menentukan dalam keseluruhan proses penelitian. Analisis data menyangkut kekuatan analisis dan kemampuan mendesjripsikan situasi dan kondisi yang merupakan bagian dari penelitian. Dengan melakukan analisa data dapat memberikan arti dari makna yang berguna dalam memecahkan permasalahan.10

Dalam proses analisis terdapat tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan dan menentukan hasil akhir, tiga komponen tersebut adalah :

a. Reduksi Data.

Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasikan data dengan cara sedemikian rupa

       10 


(5)

hingga kesimpulankesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.11 Proses ini berlangsung terus selama pelaksanaan riset dimulai bahkan sebelum pengumpulan data dilakukan. Reduksi dimulai sewaktu peneliti memutuskan kerangka konseptual wilayah penelitian, permasalahan penelitian, dan pendekatan pengumpulan data yang digunakan. Selama pengumpulan data berlangsung, reduksi data dapat berupa membuat ringkasan, mengkode, memusatkan tema, membuat batasan permasalahan dan menulis memo. Proses reduksi ini berlangsung sampai akhir penelitian.

b. Penyajian Data.

Merupakan sekumpulan informasi tersusun yang memungkinkan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.12 Dengan melihat suatu penyajian data, peneliti akan melihat apa yang terjadi dan memungkinkan untuk mengajarkan suatu analisis ataupun tindakan lain berdasarkan penelitian tersebut. Penyajian data yang lebih baik merupakan suatu cara yang utama bagi analisis kualitatif yang valid.

7. Keabsahan data

Validitas data menunjukkan sejauh mana kualitas data dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, untuk mendapatkan validitas data dalam penelitian ini teknik yang digunakan adalah triangulasi. Triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang

      

11

Miles, M. B dan Huberman, A. M., 1992, Analisis Data Kualitatif, Jakarta, UI Press.

12 


(6)

memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau pembanding terhadap data tersebut.13 Dalam penelitian ini peneliti menggunakan triangulasi sumber data, dimana peneliti mengumpulkan data yang sama dari beberapa sumber data yang berbeda.

      

13