8
8
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Alat Pelindung Diri APD
Alat pelindung diri adalah alat yang digunakan oleh pekerja selama menjalankan pekerjaan sesuai dengan kriteria pekerjaan masing-masing dengan maksud dan tujuan
untuk melindungi pekerja agar selama bekerja mendapat kenyamanan dan keselamatan Suma’mur PK, 1996:219.
Peraturan perundangan yang menyangkut penggunaan alat pelindung diri APD adalah UU NO.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, antara lain mengenai: 1
Kewajiban pengurus untuk menunjukkan dan menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru tentang: semua pengamanan dan alat-alat perlindungan yang diharuskan dalam tempat
kerja Pasal 9,ayat 1 b, alat pelindung diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan Pasal 9, ayat 1 c., 2 kewajiban memasuki tempat kerja, untuk siapapun wajib mentaati semua
petunjuk keselamatan kerja dan memakai alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan Pasal 13., 3 Kewajiban pengurus untuk menyediakan secara cuma-cuma, semua alat
perlindungan diri yang diwajibkan pada tenaga kerja berada di bawah pimpinannya dan menyediakan bagi setiap orang lain yang memasuki tempat kerja tersebut Pasal 14, ayat
c Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi., 2002:7. Alat pelindung diri yang telah dipilihnya hendaknya memenuhi ketentuan-ketentuan
sebagai berikut: 1 Harus memberikan perlindungan bagi pemakai dari bahaya yang dihadapinya, 2 Harus dapat dipakai secara fleksibel, 3 Tidak mudah rusak, 4 Harus
9
9 memenuhi ketentuan dari standar yang ada, 5 Tidak terlalu membatasi gerak pekerja
yang memakainya, 6 Suku cadang harus mudah diperoleh, 7 Rasa “tidak nyaman” tidak berlebihan rasa “tidak nyaman” tidak mungkin hilang sama sekali, namun
diharapkan masih dalam batas toleransi, 8 Bentuk cukup menarik Niken Dian Habsari, 2003:330.
2.1.2 Alat Pelindung Diri Pernafasan Masker 2.1.2.1 Pengertian
Alat Pelindung
Diri Pernafasan Masker
Masker adalah alat yang terbuat dari kain kasa lembut dan mempunyai tali dikedua sisinya yang dipakai dihidung dan mulut dan berguna untuk menyaring debu atau
pertikel kecil lainnya Soedjono, 1985:39. Macam masker yaitu: respirator sekali pakai, respirator separuh masker,
respirator seluruh muka, respirator berdaya dan respirator topeng muka berdaya
2.1.2.1.1 Respirator Sekali Pakai
Di buat dari bahan filter, beberapa cocok untuk debu berukuran pernafasan. Bagian muka alat tersebut bertekanan negatif karena paru menjadi daya penggeraknya J.
M. Harington, 2005:255. Spesifikasi dari respirator sekali pakai adalah sebagai berikut: 1 Digunakan
untuk melindungi si pemakai akibat pemajanan partikel-partikel di lingkungan kerja, seperti debu, fume, mist, fog, 2 Perinsip kerja respirator ini adalah memurnikan udara
terkontaminsai melalui filtrasi memakai bermacam tipe filter, 3 Efisiensi filter tergantung kepada ukuran partikel dan diameter pori filter Gambar 1.
10
Gambar 1 Respirator sekali pakai
Sumber: http:www.tanindo.com
2.1.2.1.2 Respirator Separuh Masker
Di buat dari karet atau palsatik dan dirancang menutupi hidung dan mulut. Alat ini memliki cartridge filter yang dapat diganti. Dengan cartridge yang sesuai, alat ini
cocok untuk debu, gas, serta uap. Bagian muka bertekanan negatif, karena hisapan dari paru.
Spesifikasi dari respirator separuh masker adalah: 1 Prinsip cara kerjannya adalah mengabsorbsi bahan pencemar di udara pernafasan, 2 Bahan kima yang
digunakan untuk mengadsrobsi biasanya karbon aktif atau silika gel, 3 Bisanya menutup sebagian muka dengan satu atau dua cartridge yang mengandung bahan kima tertent, 4
Tidak bisa digunkan untuk keadaan darurat, 5 Hanya mampu memurnikan satu macam atau satu golongan bahan kimia gas, uap saja Gambar 2.
10
11
Gambar 2 Respirator separuh masker
Sumber: http:www.tanindo.com
2.1.2.1.3 Respirator Seluruh Muka
Di buat dari karet atau palstik dan dirancang untuk menutupi mulut, hidung, mata. Mediuam filter dipasang di dalam kanister yang langsung disambung dengan
sambungan lentur. Dengan kanister yang sesaui, alat ini cocok untuk debu, gas, serta uap. Bagian muka mempunyai tekanan negatif karena paru menghisap udara dari sana J. M.
Harington, 2005:255. Spesifikasi respirator seluruh muka adalah sebagai berikut: 1 Perinsip cara
kerjanya adalah mengabsorbsi bahan pencemar di udara pernafasan, 2 Bahan kimia yang digunakan untuk mengabsorbsi adalah yang sesuai dengan bahan-bahan kimia tertentu
saja. Misalnya kanister untuk uap asam klorida HCL dan asam sulfat H
2
SO
4
harus mengunakan kanister yang berisis soda, 3 Bahan kima kanister mempunyai batas waktu
kadarluwarsa. Batas waktu kadarluwarsa ini tergantung pada isi kanister, konsentrasi bahan pencemar dan aktifitas pemakainya, 4Bisa menutup sebagian muka atau seluruh
muka, 5 Bisa digunakan dalam keadaan udara di lingkungan kerja mengandung bahan kimia gas atau uap yang toksik dengan kadar yang cukup tinggi, 6 Tipe konsister hanya
bisa digunakan untuk memurnikan udara terkontaminasi satu macam atau satu golongan bahan kimia gas, uap saja Gambar 3.
11
12
Gambar 3 Respirator seluruh muka
Sumber: http:www.tanindo.com
2.1.2.1.4 Respirator Berdaya
Dengan separuh masker atau seluruh muka, dibuat dari karet atau plastik yang dipertahankan dalam tekanan positif dengan jalan mengalirkan udara melalui filter,
dengan bantuan kipas baterai. Kipas, filter dan baterainya bisa dipasang di sabuk pinggang, dengan pipa lentuk yang disambung untuk membersihkan udara sampai ke
muka Gambar 4.
Gambar 4 Respirator Berdaya
Sumber: http:www.tanindo.com
12
13
2.1.2.1.5 Respirator Topeng Muka Berdaya
Mempunayai kipas dan filter yang dipasang pada helm dengan udara ditiupkan ke arah bawah, diatas muka pekerja di dalam topeng yang menggantung. Topeng dapat
dipasang bersama tameng-tameng pinggir, yang dapat diukur untuk mencocokkan dengan muka pekerja. Baterai biasanya dipasang pada sabuk. Serangkaian filter dan adsorbent
teredia dan jenis untuk pengelas juga tersedia Gambar 5.
Gambar 5 Respirator topeng muka berdaya
Sumber: http:www.tanindo.com
2.1.2.2 Cara Pemakaian
Cara pemakaian alat pelindung pernafasan harus sesuai dengan: 1.
Pilih ukuran respirator yang sesuai dengan ukuran antropometri tubuh pemakai. Ukuran antropometri tubuh yang berkaitan adalah: panjang muka, panjang dada, lebar
muka, lebar mulut, panjang tulanh hidung, dan tonjolan hidung, 2.
Periksa lebih dahulu dengan teliti, apakah respirator dalam keadaan baik, tidak rusak, dan komponen-komponennya juga masih dalam keadaan baik,
13
14
14 3.
Jika terdapat komponen yang sudah tidak berfungsi, maka perlu diganti lebih dahulu dengan yang baru dan baik. Pilih jenis filter atau katrid atau kanister yang sesuai
dengan kontaminannya, 4.
Pasang filter atau katrid atau kanister dengan seksama, agar tidak terjadi kebocoran, 5.
Singkirkan rambut yang menutupi bagian muka, potong cambang dan jenggot sependek mungkin,
6. Pasang atau kenakan gigi palsu, bila pekerja menggunakan gigi palsu pakaialah
respirator dengan cara yang sesuai dengan petunjuk operasional instuktion manual yang harus ada pada setiap respirator,
7. Gerak-gerakkan kepala, untuk memastikan bahwa tidak akan terjadi kebocoran apabila
pekerja bekerja sambil bergerak-gerak.
2.1.2.3 Pemeliharaan
Agar respirator dapat berfungsi dengan baik dan baik serta dapat digunakan dalam waktu yang relatif lama, maka respirator perlu pemeliharaan atau perawatan secara
teratur, sebagai berikut: 1.
Setiap kali setelah dipakai, respirator harus dibersihkan dicuci kemudian dikeringkan,
2. Apabila suatu respirator terpaksa digunakan oleh orang lain, maka harus dicuci
hamakan terlebih dahulu, 3.
Beri tanda setiap respirator dengan nama pemakainnya, 4.
Setelah respirator bersih dan kering, simpan dalam loker yang bersih, kering, dan tertutup,
5. Tangki-tangki atau silinder-silinder udara atau oksigen harus dicek secara berkala,
untuk mengetahui bahwa persediaan udara atau oksigen masih mencukupi, 6.
Klep-klep, regulator dan komponen-komponen lainnya perlu juga dicek secara berkala, jika tidak berfungsi harus segera diganti dengan yang baru.
15
15
2.1.3 Debu di Lingkungan Kerja
Debu dalam lingkungan kerja sangat membahayakan, karena debu ini dapat mengakibatkan pneumoconioses. Ini adalah penyakit yang dikaibatkan oleh penimbunan
debu-debu dalam paru-paru. Udara yang mengandung debu masuk kedalam paru-paru. Apa yang terjadi denagen debu itu, sanagt tergantung dari pad besarnya ukuran debu.
Debu-debu berukuran diantara 5-10 mikron akan ditahan oleh jalan pernafasan bagian atas, sedangkan yang berukuran 3-5 mikron ditahan dibagian tengah jalan pernafasan.
Partikel-partikel yang besarnya di antara 1 dan 3 mikron akan ditempatkan langsung kepermukaan alveoli paru-paru. Partikel-partikel yang berukuran 0,1-1 mikron tidak
begitu gampang hinggap di permukaan alveoli, oleh karena debu-debu ukuran demikian tidak mengendap Suma’mur PK, 1996:126.
Debu adalah partikel tang disebabkan oleh kekuatan-kekuatan alami atau mekanis seperti pengolahan, penghancuran, penghalusan, baik bahan organik maupun anorganik
misal kayu, biji logam, arang batu dan sebaginya Suma’mur PK, 1996:65. Debu dapat dibagi dalan beberapa kelompok berdasarkan jenis agennya yang
menyebabkan gangguan saluran pernafasan : 1 Debu Inert adalah debu yang efek utamanya adalah peningkatan beban pembersihan bronco pulmonary. Hal ini
menyebabkan menaiknya sekresi mucus, transport bronchial melalui eksplorasi dan mengakibatkan gangguan dahak. Contoh debu ini adalah debu sisa penghalusan atau
pengamplasan kayu, 2 Debu Fibrogenik, debu ini merusak daerah parifer paru-paru, umumnya partikel fibrogenik yang masuk paru-paru dibersihkan sebagian dan diendapkan
pada kelenjar-kelenjar limfe hilusi, 3 Debu Iritan Kimia, paparan jangka panjang terhadap berbagai bahan kimia iritan dapat mengakibatkan gejala bronkus seperti batuk,
4 Debu Alergen, debu ini meliputi bahan organic yang berasal dari bintang atau
16
16 tumbuhan. Debu ini bermenifestasi sebagai serangan alveolitis dengan demam dan
infiltrasi paru, 5 Debu Karsinogen, debu asbes dan uranium adalah contoh terbaik dari agen penyebab yang ditemukan ditempat kerja. Sifat karsinogenik agen yang ditemukan
ditempat kerja dapat dideteksi dengan penelitian epidemiologi WHO, 1996:33. Debu kerap dapat kita lihat dan beberapa macam gas bias kita ketahui dari baunya.
Untuk mencegah masuknya kotoran tersebut, kita dapat mengunakan masker.
2.1.4 Praktek atau Tindakan Practice