UJI DAYA ANTIMIKROBA DEKOK DAUN BUNGUR (Lagerstroemia speciosa Pers.) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Staphylococcus aureus

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Bakteri Staphylococcus merupakan bakteri kokus gram positif yang
ditemukan sebagai flora normal pada kulit dan selaput lendir manusia, memiliki
dinding sel yang tebal sehingga tahan terhadap bahan kimia dan pengaruh suhu,
tahan terhadap kondisi kering, panas ( tahan pada suhu 50°C selama 30 menit) dan
Natrium Klorida 9% (Jawetz, 2005). Staphylococcus aureus ini patogen utama
pada manusia yang dapat menginfeksi setiap jaringan maupun alat tubuh manusia
dan dapat menimbulkan gejala yang khas yaitu peradangan, nekrosis dan
membentuk abses, infeksinya berupa furunkel yang ringan pada kulit sampai
terjadi piemia yang fatal (Syarurrachman, 2001).
Sumber utama infeksi bakteri ini adalah lesi terbuka dan barang-barang
yang

terkontaminasi

Staphylococcus aureus

serta


saluran

napas

dan

kulit

manusia.

Bakteri

dapat menyebabkan terjadinya furunkel, karbunkel,

osteomyelitis, tonsillitis, bronchitis, pneumonitis, meningitis, ensefalomielitis,
sistitis, serta pielitis (Dzen, 2003).
Pengobatan Staphylococcus aureus

dapat menggunakan golongan


Penisilin, Nafsilin, Sefalosporin, Vankomisin dan Eritromisin. Beberapa galur dari
Staphylococcus aureus menghasilkan enzim penisilinase sehingga resisten
terhadap golongan obat Penisilin. Bakteri yang sudah resisten tersebut masih
sensitif terhadap golongan Penisilin yang tahan terhadap enzim penisilinase,

1

2

misalnya Metisilin dan Oksasilin. Meskipun demikian, juga telah dikenal galur
Staphylococcus yang resisten terhadap Metisilin yang dikenal dengan Methicilin
Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) (Dzen, dkk 2003). Di Asia prevalensi
infeksi MRSA kini mencapai 70%, sementara di Indonesia sendiri pada tahun
2006 prevalensi MRSA mencapai 23,5% (Andra, 2007). Meskipun bakteri
Staphylococcus aureus memiliki tingkat kekebalan yang cukup tinggi, namun
masih bisa diobati dengan antibiotika seperti Vancomisin yang sejauh ini banyak
digunakan untuk mengobati infeksi Staphylococcus aureus yang resisten terhadap
Nafsilin (jawetz, 2005). Dimana Nafsilin termasuk antibiotika turunan dari
Penisilin, sama seperti Oksasilin, Metisilin. Namun harga obat tersebut relatif

mahal dan dapat menimbulkan efek samping seperti reaksi alergi, dan lain
sebagainya. Oleh karena itu, masyarakat mulai tertarik untuk memanfaatkan
tanaman tradisional sebagai obat, karena harganya lebih murah, mudah didapat,
dan lebih aman, salah satunya adalah bungur (Lagerstroemia specios Pers.).
Daun bungur (Lagerstroeia speciosa Pers.) secara empirik dapat
digunakan untuk mengobati penyakit bisul dan penyakit oleh karena bakteri lain.
Daun bungur diduga mempunyai efek antimikroba karena mengandung senyawa
aktif berupa saponin, flavonoid, tanin (Dalimartha, 2000). Pada beberapa literatur
juga disebutkan bahwa daun bungur juga mengandung senyawa alkaloid.
Senyawa aktif tersebut juga terdapat dalam daun mimba (Azadirachta indica A.
Juss), dan penelitian terdahulu membuktikan bahwa daun mimba mempunyai
efek antimikroba dengan menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus
aureus (Ahmad, 2005). Selain itu ekstrak kayu ulin (Eusideroxylon zwageri T et

3

B) yang juga mempunyai senyawa aktif alkaloid, flavonoid, saponin dan tanin
yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus (Aulia,
2007).
Berdasarkan hal diatas peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian

tentang Uji Daya Antimikroba Dekok Daun Bungur (Lagerstroemia speciosa
Pers.) terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus .

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang masalah tersebut maka rumusan masalah
yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut :
Adakah daya antimikroba dekok daun bungur terhadap pertumbuhan bakteri
Staphylococcus aureus ?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :
1.3.1

Mengetahui Kadar Hambat Minimum (KHM) dan Kadar Bunuh
Minimum (KBM) dekok daun bungur (Lagerstroemia speciosa Pers.)
terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.

1.3.2

Mengetahui hubungan konsentrasi dekok daun bungur (Lagerstroemia
speciosa Pers.) terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus


4

1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.4.1

Secara klinis
Penelitian ini diharapkan mampu mendorong perkembangan ilmuilmu kedokteran khususnya bidang mikrobiologi serta memberikan
informasi ilmiah mengenai kegunaan daun bungur (Lagerstroemia
speciosa Pers.).

1.4.2

Secara akademik
Digunakan sebagai referensi penelitian selanjutnya
Memberikan pengetahuan mengenai efek antimikroba dekok daun
bungur (Lagerstroemia speciosa Pers.) terhadap pertumbuhan bakteri
Staphylococcus aureus.


UJI DAYA ANTIMIKROBA DEKOK DAUN BUNGUR
(Lagerstroemia speciosa Pers.) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI
Staphylococcus aureus

TUGAS AKHIR

OLEH
RACHMAT SURYAWAN
06020078

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2010

KARYA TULIS AKHIR

UJI DAYA ANTIMIKROBA DEKOK DAUN BUNGUR
(Lagerstroemia speciosa Pers.) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI
Staphylococcus aureus


KARYA TULIS AKHIR

Diajukan kepada
Universitas Muhammadiyah Malang
untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
dalam Menyelesaikan Program Sarjana
Fakultas Kedokteran

Oleh:
RACHMAT SURYAMAN
06020078

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS KEDOKTERAN
2011

ii

LEMBAR PENGESAHAAN
KARYA TULIS AKHIR

Telah disetujui sebagai hasil penelitian
untuk memenuhi persyaratan
Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Malang
Tanggal 2 Maret 2011

Pembimbing I

dr. Irma Suswati, M.Kes.
Pembimbing II

dr. Fathiyah Safithri, M.Kes.

Mengetahui,
Fakultas Kedokteran
Dekan,

dr. Irma Suswati, M.Kes.

iii


LEMBAR PENGUJIAN

Karya Tulis Akhir oleh Rachmat Suryaman ini
telah diuji dan dipertahankan di depan Tim Penguji
Pada tanggal : 2 Maret 2011

Tim Penguji

dr. Irma Suswati, M.Kes.

, Ketua

dr. Fathiyah Safithri, M.Kes.

, Anggota

dr. Sri Adila Nurainiwati, SpKK

, Anggota


iv

KATA PENGANTAR

Assalamu’allaikum Wr. Wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat,
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis akhir dengan
judul Uji Daya Antimikroba Dekok Daun Bungur (Lagerstroemia speciosa)
Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus.
Dengan terwujudnya karya tulis akhir ini, penulis ingin menyampaikan
ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Allah SWT, sebagai dzat yang MAHA segala-galanya
2. Nabi Muhammad SAW, sebagai penerang dan panutan makhluk dibumi
ini.
3. dr. Irma Suswati, M.Kes, selaku dekan Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Malang dan dosen pembimbing 1 yang telah memberi
bimbingan dengan penuh kesabaran, memberi dorongan motivasi, bantuan
dan kesediaan waktunya untuk selalu membimbing penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik.

4. dr. Fathiyah Safithri, M.Kes. selaku dosen pembimbing II yang juga selalu
memberi bimbingan dengan penuh kesabaran, memberi dorongan
motivasi, bantuan dan kesediaan waktunya untuk selalu membimbing
penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik.

v

5. dr. Sri Adila Nurainiwati, SpKK selaku dosen penguji yang telah
memberikan petunjuk, saran dan kritik yang membangun saat ujian
maupun di luar ujian demi kesempurnaan karya tulis akhir ini.
Penulis sadar bahwa karya tulis akhir ini pasti masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu penulis membuka diri untuk segala saran dan kritik yang bersifat
membangun guna kesempurnaan dari karya tulis akhir ini.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan membalas semua
kebaikan kepada semua pihak yang telah membantu penulis. Akhir kata semoga
tugas akhir ini dapat memberikan manfaat bagi penulis, pembaca, dan menjadi
sumbangan yang berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
Wassalamu’allaikum Wr. Wb.
Malang,

Penulis

vi

2 Maret 2011

UCAPAN TERIMA KASIH
1. Bapak Safi’in dan ibu Ratiani, yang selalu mengucurkan seluruh doa dan
selalu bekerja keras untuk keberhasilan anak-anaknya. Terima kasih atas
do’a, kasih sayang, kesabaran, dan dukungannya. Berkat Ridho bapak ibu,
saya bisa melalui semua ini.
2. Kepada kakakku Maman, adikku Ima yang selalu mendukung dan
memberi semangat, nasihat, motivasi, dan doa untukku.
3. Staf TU FK UMM (Pak Yono, Bu Rom, Mas Jamil) terima kasih atas
bantuannya selama ini pada penulis.
4. Staf Laboratorium Biomedik (Mbak Fat, Mbak Emi, Mbak Dila, Mas
Joko, Mas Mifta) terima kasih atas bantuan dan bimbingannya selama ini
pada penulis.
5. My best friend “Yogi, Thomi, Guruh, Fendy dan seluruh Team The
Pirates” terima kasih atas semangat dan bantuannya.
6. Teman-teman angkatan 2006 dan teman seperjuangan yang tidak bisa saya
sebutkan satu persatu, senang bisa jadi bagian dari kalian. Terima kasih
atas semangat dan doa kalian semua.
Semua pihak yang turut membantu dalam menyelesaikan Karya Tulis ini dan
juga mendoakan demi suksesnya Karya Tulis ini yang tidak bisa penulis sebutkan
satu-persatu.

vii

ABSTRAK
Rachamat Suryaman, 2011. Uji Daya Antimikroba Dekok Daun Bungur
(Lagerstroemia speciosa Pers.) Terhadap Pertumbuhan Bakteri
Staphylococcus aureus. Tugas Akhir, Fakultas Kedokteran, Universitas
Muhammadiyah Malang. Pembimbing: (1) Irma Suswati (II) Fathiyah
Safitri.
Latar belakang: Staphylococcus aureus merupakan patogen utama pada manusia
yang dapat menginfeksi setiap jaringan maupun organ tubuh manusia. Golongan
Penisilin, Sefalosporin, Vankomisin dan Eritromisin dapat digunakan sebagai
bakterisid untuk Staphylococcus aureus. Namun harga obat tersebut relatif mahal
dan dapat menimbulkan efek samping, sehingga masyarakat mulai tertarik untuk
memanfaatkan tanaman tradisional sebagai obat karena lebih murah, mudah
didapat, dan lebih aman, salah satunya bungur. Bungur diduga mempunyai efek
antimikroba karena memiliki senyawa aktif berupa flavonoid, saphonin, tanin, dan
senyawa aktif lainnya yang bekerja dengan cara merusak membran sitoplasma.
Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui Kadar Hambat Minimum dan Kadar
Bunuh Minimum dekok daun bungur terhadap pertumbuhan staphylococcus
aureus.
Metode Penelitian: true eksperimental post test invitro. Metode yang dipakai
adalah dilusi tabung dengan 8 konsentrasi dekok daun Bungur: 50%, 25%, 12,5%,
6,25%, 3,125%, 1,56%, 0,78%, 0,37% dan 2 kontrol ( kontrol bahan dan kontrol
kuman ). Analisis data menggunakan Uji Anova, korelasi, dan regresi.
Hasil Penelitian: Kadar Hambat Minimum tidak dapat ditentukan, karena dekok
daun Bungur dalam penelitian ini keruh, sedangkan Kadar Bunuh Minimum
didapatkan pada konsentrasi 12,5%. Hasil uji ANOVA menunjukkan adanya
perbedaan yang bermakna antar perlakuan (sig 0,000< p= 0,01, r= -5,107).
Semakin tinggi konsentrasi dekok daun Bungur, semakin besar kemampuan
menghambat dan membunuh bakteri Staphylococcus aureus. Pemberian
konsentrasi dekok daun Bungur berpengaruh terhadap penurunan jumlah koloni
bakteri Staphylococcus aureus per cawan (R2 = 51,1%)
Kesimpulan: Dekok daun Bungur mempunyai efek antimikroba terhadap
pertumbuhan staphylococcus aureus.
Kata kunci: Dekok daun Bungur, Staphylococcus aureus, Kadar Hambat
Minimum, Kadar Bunuh Minimum.

viii

ABSTRACT
Rachmat Suryaman, 2011. Antimicrobial Effect to Steeping Water Bungur Leaves
on the Grows of Staphylococcus aureus. Final Assignment, Faculty of
Medicine, University of Muhammadiyah Malang. Advisors: (I) Irma
Suswati (II) Fathiyah Safitri.
Background: Staphylococcus aureus is the most pathogenic bacteria that can
damage any human tissue or organ. The group of Peniciline, Cephalosporine,
Vancomicine, and Eritromicine can be used as bacteriside for Staphylococcus
aureus. However the price those drugs are expensive and have side effect. So that
people interesting to use plants as traditional medicine, because its cheaper, saver,
and availabe. Likely bungur. Bungur leaves suspected have antimicrobial effect,
because containing active compounds of flavonoid, saponin, and tanin that can
damge the cytoplasmic membrane.
Purpose: To find of the Minimmum Inhibitory Concentration and Minimmum
bactericidal Concentration of steeping water bungur leaves on the grows of
Staphylococcus aureus.
Methods: True experimental post test in vitro. The methode is tube dillution with
eight steeping water leaves concentrations: 50%, 25%, 12,5%, 6,25%, 3,125%,
1,56%, 0,78%, 0,37%, and two controls (material control and microbial control).
Data analysis using ANOVA, correlation, and regretion.
Result: Minimmum Inhibitory Concentration can’t determined, because in this
research steeping water bungur leaves was turbid, whereas Minimmum Killing
Concentration have 12,5%. ANOVA results indicate significant difference
between treatments (sig 0,000 < p = 0,01, r = -5,107). The Higher of the steeping
water bungur leaves concentration, the greater of ability to inhibit and killing
Staphylococcus aureus microbia. Giving steeping water bungur leaves
concentration that effect to decrease the number of Staphylococcus aureus
petrydisk (R2= 51,1%).
Conclusion: Steeping water bungur leaves have antimicrobial effects against the
growing of Staphylococcus aureus.
Keywords: steeping water bungur leaves, Staphylococcus aureus, Minimmum
Inhibitory Concentration and Minimmum killing Concentration.

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN. ............................................................................ iii
LEMBAR PENGUJIAN. ................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ..................................................................................... v
UCAPAN TERIMA KASIH. ........................................................................... vii
ABSTRAK ....................................................................................................... viii
ABSTRACT ....................................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................... x
DAFTAR SINGKATAN. ................................................................................ xiiii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvi
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 3
1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................. 3
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................ 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 5
2.1 Staphylococcus aureus ..................................................................... 5
2.1.1 Taksonomi ............................................................................. 5
2.1.2 Morfologi dan Identifikasi .................................................... 5
2.1.3 Organela ................................................................................ 6
2.1.4 Struktur Antigen .................................................................... 9

x

2.1.5 Metabolisme Bakteri.............................................................. 10
2.1.6 Tes Diagnostik Laboratorium ................................................ 12
2.1.7 Bentuk Klinis Infeksi Staphylococcus aureus ....................... 12
2.1.8 Pengobatan ............................................................................ 13
2.2 Zat Antimikroba ............................................................................... 14
2.2.1 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Kerja Zat Antimikroba ........................................................... 15
2.2.2 Mekanisme Kerja Zat Antimikroba
Pada Staphylococcus aureus .................................................. 17
2.2.3 Uji Kepekaan Terhadap Antimikroba in vitro ........................ 18
2.2.3.1 Metode Dilusi Tabung................................................ 18
2.3.3.2 Metode Difusi Cakram ............................................... 19
2.3 Tumbuhan Bungur ............................................................................ 20
2.3.1 Taksonomi .............................................................................. 20
2.3.2 Morfologi ................................................................................ 20
2.3.3 Manfaat .................................................................................. 21
2.3.4 Kandungan senyawa Kimia Daun Bungur ............................. 22
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS ........................................ 25
3.1 Kerangka Konsep ............................................................................. 25
3.2 Hipotesis ........................................................................................... 27
BAB 4 METODE PENELITIAN..................................................................... 28
4.1 Jenis Penelitian ................................................................................. 28
4.2 Tempat dan Waktu Penelitian........................................................... 28
4.3 Populasi dan Sample ......................................................................... 28
4.3.1 Populasi .................................................................................. 28

xi

4.3.2 Sampel .................................................................................... 28
4.3.2.1 Estimasi Jumlah Pengulangan .................................... 29
4.4 Jenis Variabel ................................................................................... 29
4.4.1 Variabel Bebas........................................................................ 29
4.4.2 Variabel Tergantung ............................................................... 29
4.5 Definisi Operasional ......................................................................... 29
4.6 Alat dan Bahan ................................................................................. 31
4.6.1 Alat Yang Digunakan ............................................................. 31
4.6.2 Bahan Yang Digunakan .......................................................... 32
4.7 Prosedur Kerja .................................................................................. 32
4.7.1 Sterilisasi Alat......................................................................... 32
4.7.2 Pembuatan Medium Nutrient Agar Plate ............................... 32
4.7.3 Pembuatan Medium Nutrient Cair ......................................... 33
4.7.4 Pembuatan Perbenihan Cair
Bakteri 106 sel/ml ................................................................... 33
4.7.5 Pembuatan Dekok Daun Bungur ............................................ 34
4.7.6 Identifikasi Bakteri Staphylococcus aureus ........................... 34
4.7.7 Uji Kepekaan Dekok Daun Bungur
Terhadap Staphylococcus aureus ........................................... 36
4.8 Skema Prosedur Penelitian ............................................................... 39
4.8 Analisis Data ..................................................................................... 40
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA ................................ 42
5.1 Identifikasi Staphylococcus aureus ................................................. 42

xii

5.2 Efek Dekok Daun Bungur Terhadap
Staphyococcus aureus ...................................................................... 42
5.2.1 Kadar Hambat Minimal (KHM) ............................................ 42
5.2.2 Kadar Bunuh Minimum (KBM) ............................................. 43
5.2.3 Analisis Data........................................................................... 44
BAB 6 PEMBAHASAN .................................................................................. 46
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN............................................................ 50
7.1 Kesimpulan ................................................................................... 50
7.2 Saran ............................................................................................. 50
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 51
LAMPIRAN ..................................................................................................... 53

xiii

DAFTAR SINGKATAN

ANOVA :

Analysis of Variance

ATP

:

Adenosin Triphospat

BAP

:

Blood Agar Plate

KBM

:

Kadar Bunuh Minimal

KHM

:

Kadar Hambat Minimal

MRSA

:

Methicillin Resistance Staphylococcus aureus

NAP

:

Nutrient Agar Plate

PABA

:

Para Amino Benzoic Acid / Asam Para Amino Benzoat

RNA

:

Ribonucleid Acid

SSS

:

Staphylococcal Scalded Skin Syndrome

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Skor tingkat kekeruhan yang dihasilkan pada Nutrient Broth
oleh bakteri Staphylococcus aureus dalam konsentrasi dekok
daun bungur ................................................................................... 38
Tabel 5.2. Rata-rata jumlah koloni Staphylococcus aureus dalam
Beberapa konsentrasi dekok daun bungur .....................................44

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tanaman Bungur. ......................................................................... 21

xvi

DAFTAR PUSTAKA

Andra, 2007, 4th Symposium of Indonesia Resistance watch, diakses 18
September 2010
(http://cdph.ca.ca.gov/healthinfo/discond/documents/CAMRSAForAthlete
s.pdf)
Aulia ajizah, Thihana et al, 2008, Potensi Ekstrak Kayu Ulin (Eusideroxylon
zwageri T et B) dalam Menghambat Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus
aureus Secara In Vitro, FKIP Universitas Lambung Mangkurat
Banjarmasin
Dalimartha, Setiawan, 2000, Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, Jakarta : Trubus
Agriwidya
Dzen, SM, 2003, Dasar-Dasar Mikrobiologi, Laboratorium Fakultas Kedokteran
Universitas Brawijaya, Malang
Farida Juliantina R, Dewa Ayu Citra et al, 2008, Manfaat sirih Merah (Piper
crocatum) Sebagai Agen Anti Bakterial Terhadap Bakteri Gram Positif
Dan Gram Negatif, JKKI
Faris, Acmad, 2005, Pengaruh Dekok Daun Mimba (Azadirachta indica A.juss)
Terhadap

Pertumbuhan

Bakteri

Staphylococcus

aureus,

Fakultas

Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang
Gunawan, Didik, Sri Mulyani et al, 2004, Ilmu Obat Alam (Farmakolognosi)
jilid1, Penebar Swadaya, Jakarta
Hembing, Wijayakusuma M, 2000, Tanaman Berkhasiat Obat Di Indonesia,
Pustaka Kartini, Jakarta
Hendrik S.B, 2005, Antimikroba, diakses 10 November 2010,
(http://www.fkg.unair.ac.id/filer/ANTIMIKROBA.pdf)
Jawetz Melnick, Adelberg, 2008, Mikrobiologi Kedokteran Edisi 23, EGC,
Jakarta

xvii

Lukito H, 1998, Rancangan Penelitian Suatu Pengantar, FKIP, Malang
Masduki I, 1996, Efek Antibakteri Ekstrak Biji Pinang (Areca catechu) Terhadap
S.aureus dan E.coli, Cermin Dunia Kedokteran
Murray P.R, Baron P.E, Tenover F.C et al 2000. Manual of Clinical Microbiology
7th Edition, American Society for Microbiology, ASM Press, Washington
DC

Rubi, 2005, Bungur Gusur Kolesterol, Triglesirida, dan Gula Darah, (Online),
Diakses tanggal 4 September 2009,
(http://cybermed.cbn.net.id/detilhit.asp?kategori=natural&newsno=10560k.
Setiabudy Rianto, Kunardi L, 2005, Antimikroba Lain Dalam Farmokologi Dan
Terapi, Jakarta : FK Universitas Indonesia
Sumarsih, Sri,

2003, Mikrobiologi

Dasar,

diakses 20 Oktober 2010.

(http://Sumarsih07.files.wordpress.com/2007/12/buku-ajarmikrobiologi.Pdf)
Suparjo, 2008, Saponin dalam Jurnal Fakultas Peternakan Universitas Jambi,
diakses 8 September 2010,
(http://jajo66.files.wordpress.com/2008/06/saponin.pdf)
Suparjo, 2008, Saponin Dalam Jurnal Fakultas Peternakan Universitas Jambi,
diakses 8 September 2010,
(http://jajo66.files.wordpress.com/2008/06/Saponin.pdf)
Syahrurachman, 2001, Buku Ajar Mikrobiology Kedokteran Edisi Revisi,
Binarupa Aksara, Jakarta
Trisnawati, Yenny, 2004, Ekstrak Perekat Lebah (Propolis) dan Potensinya
Sebagai Antimikroba. Skripsi tidak diterbitkan, Malang: Program Studi
Tekhnologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya
Malang

xviii

Volk W.A, Wheeler M.F, 1984, Mikrobiologi Dasar Jilid 1 Edisi kelima.
Terjemahan oleh Markham, 1988, Jakarta : Erlangga

xix