motivasi belajar tinggi. Tapi jika tidak mendukung dalam arti cita-cita atau inspirasi mudah atau tidak ada, kemampuan siswa kurang atau pas-pasan, kondisi
siswa tidak optimal dan lingkungan tidak memadai untuk belajar, maka motivasi siswa akan rendah.
2.1.6.3 Fungsi Motivasi dalam Belajar
Menurut Sardiman 2007: 82, belajar sangat diperlukan adanya motivasi.”Motivasion is an essential condition of learning”. Hasil belajar akan jadi
optimal, kalau ada motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran itu. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas
usaha belajar bagi para siswa. Sehubungan dengan itu ada tiga fungsi motivasi dalam belajar.
1. Mendukung siswa untuk berbuat, jadi sebagai penggerak tau motor yang
melepas energi. 2.
Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang akan dicapai. Degan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus
dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuan. 3.
Menyelesaikan perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan.
2.1.7 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share
TPS
Think-Pair-ShareTPS merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh frank lyman dkk dari universitas Maryland pada tahun
1985. TPS merupakan pembelajaran kooperatif dengan menggunakan pendekatan structural yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Structural
TPS memiliki langkah-langkah yang ditetapkan secara eksplisit untuk memberi siswa waktu lebih banyak untuk berfikir, menjawab dan saling membantu satu
sama lain. Tahapan dalam model pembelajaran TPS adalah sebagi berikut:
Tahap1 : Thinking berpikir Guru mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan pelajaran,
kemudian siswa diminta untuk memikirkan pertanyaaan tersebut secara mandiri untuk beberapa saat.
Tahap 2 : pairing berpasangan Guru meminta siswa berpasangan dengan siswa lain untuk
mendiskusikan apa yang telah dipikirkannya pada tahap pertama. Dalam tahap ini setiap anggota kelompok membandingkan jawaban atau hasil
pemikiran mereka dan mengindentifikasi jawaban yang dianggap paling benar. Biasanya guru menberi waktu 4-5 menit untuk berpasangan.
Tahap 3 : sharing berbagi Pada tahap akhir guru meminta kepada pasangan untuk berbagi dengan
seluruh kelas tentang apa yang telah mereka diskusikan. Ibrahim, 2000:26-27.
Langkah-langkah Dalam Pembelajaran Think-Pair-Share TPS a.
Pendahuluan Face 1 : persiapan
1 Guru melakukan apersepsi.
2 Guru menjelaskan tentang pembelajaran Think-Pair-Share TPS.
3 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
4 Guru memberi motivasi.
b. Kegiatan inti
Face II: pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe TPS Langkah
Pertama 1
Guru menyampaikan pertanyaan yang berhubungan dengan materi yangakan disampaikan.
2 Siswa memperhatikan dengan aktif perjalanan dan pertanyaan dari
guru. Langkah
Kedua 1
Berpikir : siswa berpikir secara individual. 2
Guru memberi kesempatan kepada siswa memikirkan jawaban dari permasalahan yang disampaikan. Langkah ini dapat dikembangkan
dengan meminta siswa untuk menuliskan hasil pemikiran masing- masing.
Langkah Ketiga
1 Berpasangan :setiap siswa mendiskusikan hasil pemikirannya
dengan pasangan masing-masing. 2
Guru mengorganisasikan siswa untuk berpasangan dan memberi kesempatan kepada siswa untuk mendiskusikan jawaban yang
menurut mereka paling benar .
Langkah Keempat
1 Berbagi : Siswa berbagi jawaban mereka dengan seluruh kelas.
2 Siswa mempersentasikan jawaban atau pemecahan masalah secara
individual atau kelompok didepan kelas. Siswa atau kelompok yang lain diberi kesempatan bertanya atau memberi pendapat
terhadap hasil diskusi kelompok tersebut. 3
Guru menbantu siswa untuk melakukan refleksi terhadap hasil pemecahan masalah yang telah mereka diskusikan dan memberi
pujian kepada kelompok yang berhasil dengan baik dan memberi semangat bagi kelompok yang belum berhasil.
c. Penutup
Face III: kesimpulan 1
Dengan bimbingan guru siswa membuat simpulan dari materi yang telah diskusikan.
2 Guru memberikan evaluasi atau latihan soal mandiri.
3 Siswa diberi PR atau mengerjakan ulang soal evaluasi.
Repesentasi eksternal kegiatan berpikir Think siswa tampak pada saat siswa menuliskan jawaban atau hasil pemikirannya dan pada saat melakukan
diskusi pada tahap berpasangan pairing. Adanya kegiatan berpikir-bepasangan- berbagi akan memberikan keuntungan. Siswa secara individu dapat
mengembangkan pemikirannya masing-masing karena ada waktu berpikir think time sehingga kualitas jawaban siswa juga lebih baik. Jumlah anggota kelompok
yang kecil mendorong setiap anggota untuk melihat secara aktif sehingga siswa
yang jarang atau bahkan tidak pernah bicara di depan kelas paling tidak bisa memberikan ide atau jawabannya kepada pasangannya.
2.1.8 Pendekatan RME.