Sikap Masyarakat Kota Medan Mengenai Biosolar Sebagai Energi Alternatif
SIKAP MASYARAKAT KOTA MEDAN MENGENAI
BIOSOLAR SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF
SKRIPSI
OLEH :
ROMANTO SINURAT
070304044
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
(2)
SIKAP MASYARAKAT KOTA MEDAN MENGENAI
BIOSOLAR SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF
SKRIPSI
ROMANTO SINURAT 070304044 AGRIBISNIS
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana di Program Studi Agribisnis Fakultas PertanianUniversitas Sumatera Utara, Medan
Diketahui oleh : Komisi Pembimbing
Ketua Anggota
Dr. Ir. Rahmanta Ginting, M.Si Ir. Diana Chalil, M.Si, PhD NIP. 196309281998031001 NIP. 196703031998022001
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2014
(3)
ABSTRAK
ROMANTO SINURAT (070304044/AGRIBISNIS) dengan judul skripsi “Sikap Masyarakat Kota Medan Mengenai Biosolar Sebagai Energi Alternatif”. Penelitian ini dibimbing oleh Dr. Ir. Rahmanta Ginting, M.Si dan
Ir. Diana Chalil, M.Si P.hD.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sikap masyarakat kota Medan mengenai biosolar sebagai energi alternatif dan mengetahui hubungan faktor sosial ekonomi (umur, pendidikan, lamanya menggunakan biosolar dan pendapatan) dengan sikap masyarakat kota Medan mengenai biosolar sebagai energi alternatif. Untuk mengetahui sikap masyarakat kota Medan mengenai biosolar sebagai energi alternatif dianalisis dengan analisis deskriptif berdasarkan nilai total skor pemberian skor pada setiap pilihan jawaban pada tiap pernyataan yang berjumlah 12 dengan jawaban ya skor 1 dan tidak skor 0.. Untuk mengetahui hubungan faktor sosial ekonomi (umur, pendidikan, lamanya menggunakan biosolar dan pendapatan) dengan sikap masyarakat kota Medan mengenai biosolar sebagai energi alternatif digunakan analisis koefisien Rank Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum sikap masyarakat Kota Medan mengenai Biosolar sebagai energi alternatif adalah positif. Hasil penelitian juga menunjukkan tidak terdapat hubungan antara karakteristik sosial ekonomi yang diduga berhubungan dengan sikap responden yaitu umur, pendidikan, lama menggunakan biosolar dan pendapatan responden terhadap sikap mereka mengenai biosolar sebagai energi alternatif.
(4)
RIWAYAT HIDUP
Penulis di lahirkan di Lae Mbale pada tanggal 21 Agustus 1989 dari Ayah Bisner Sinurat dan Ibu Sandora Hutasoit. Penulis merupakan anak pertama dari empat bersaudara.
Penulis mengikuti pendidikan sebagai berikut:
1. Sekolah di SD Negeri 030366 Pardamean, masuk pada tahun 1995 dan lulus pada tahun 2001.
2. Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Siempat Nempu Hilir, masuk pada tahun 2001 dan lulus pada tahun 2004.
3. Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Siempat Nempu Hilir, masuk pada tahun 2004 dan lulus pada tahun 2007.
4. Tahun 2007 masuk di Departemen Agribisnis, Program studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB).
Selama perkuliahan, penulis aktif dalam kegiatan IMASEP (Ikatan Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian), POPMASEPI (Perhimpunan Organisasi Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian Indonesia).
Penulis melakukan praktek kerja lapangan (PKL) di Desa Sei Muka, Kecamatan Talawi, Kabupaten Batubara dari tanggal 27 Juni sampai 27 Juli 2011. Pada bulan Februari 2014, Penulis melaksanakan penelitian di Kota Medan.
(5)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas kasih dan segala anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Judul skripsi ini adalah " Sikap Masyarakat Kota Medan Mengenai
Biosolar Sebagai Energi Alternatif“. Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah
untuk mengetahui sikap masyarakat kota Medan mengenai biosolar sebagai energi alternatif, Untuk mengetahui hubungan faktor sosial ekonomi (umur, pendidikan, lamanya menggunakan biosolar dan pendapatan) dengan sikap masyarakat kota Medan mengenai biosolar sebagai energi alternatif.
Pada kesempatan ini dengan ketulusan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Rahmanta Ginting, M.Si selaku Ketua Komisi Pembimbing yang telah banyak membimbing dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
2. Ibu Ir. Diana Chalil, M.Si P.hD selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah banyak membimbing dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Ibu Dr.Ir. Salmiah, MS selaku Ketua Program Studi Agribisnis FP USU. 4. Bapak Dr.Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec selaku Sekretaris Program Studi
Agribisnis FP USU.
5. Seluruh Staf Pengajar dan Pegawai di Program Studi Agribisnis FP USU. 6. Seluruh instansi yang terkait dalam penulisan ini atas bantuannya selama
(6)
7. Seluruh sampel pengguna biosolar yang telah membantu penulis dalam melengkapi data-data yang dibutuhkan selama penelitian.
Segala hormat dan terimakasih kepada Ayahanda Bisner Sinurat dan Ibunda Sandora Hutasoit atas kasih sayang dan dukungan doanya. Juga buat oppung dan tulang/nantulang penulis ucapkan terimakasih untuk dukungan doanya. Juga buat Santa F Girsang yang telah banyak membantu dan mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Dan kepada teman-teman Alexander Sinaga, SP., Holong Hasugian, SP., Dendy Trifonius, SP., Anwar Manik, STP., Christian L. Siregar, SP., dan seluruh teman-teman SEP 07 yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu serta kepada semua yang telah membantu penulis selama masa menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak luput dari kesalahan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca.
Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat.
Medan, April 2014
(7)
DAFTAR ISI
ABSTRAK. ... i
RIWAYAT HIDUP ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. ... ... 1
1.2. Identifikasi Masalah. ... ... 5
1.3. Tujuan Penelitian. ... ... 6
1.4. Kegunaan Penelitian. ... ... 6
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka. ... ... 7
2.2. Landasan Teori ... ... 9
2.3. Penelitian Terdahulu ... ... 10
2.4. Kerangka Pemikiran ... ... 11
2.5. Hipotesis Penelitian. ... ... 12
METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penentuan Daerah Penelitian. ... ... 13
3.2. Metode Penentuan Sampel ... ... 13
3.3. Metode Pengumpulan Data. ... ... 14
3.4. Metode Analisis Data. ... ... 14
3.5. Defenisi dan Batasan Operasional. ... ... 16
DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 4.1 Deskripsi Daerah Penelitian……….... 18
4.1.1 Geografis………... 18
4.1.2 Perkembangan Biosolar di Medan...19
4.1.3 Penduduk...………...20
4.1.4 Sarana Dan Prasarana……… 22
4.2 Karakteristik Sampel Penelitian... ……….. 24
HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Sikap masyarakat Kota Medan mengenai Biosolar sebagai energi alternatif ………... 28
5.2 Hubungan faktor Sosial Ekonomi Responden dengan Sikap masyarakat Kota Medan mengenai Biosolar sebagai energi alternatif...……….. 29
5.2.1 Hubungan Umur Responden dengan Sikapnya mengenai Biosolar sebagai energi alternatif....………... 29 5.2.2 Hubungan Tingkat Pendidikan Responden dengan
(8)
Sikapnya mengenai Biosolar sebagai energi alternatif ……. 31 5.2.3 Hubungan Lama Menggunakan Biosolar
(pengalaman) Responden dengan Sikapnya Terhadap
Biosolar Sebagai Energi………... 34 5.2.4 Hubungan Pendapatan Responden dengan Sikapnya
Terhadap Biosolar Sebagai Energi Alternatif...
.
………... 36
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan………. 38 6.2 Saran……… 38
(9)
ABSTRAK
ROMANTO SINURAT (070304044/AGRIBISNIS) dengan judul skripsi “Sikap Masyarakat Kota Medan Mengenai Biosolar Sebagai Energi Alternatif”. Penelitian ini dibimbing oleh Dr. Ir. Rahmanta Ginting, M.Si dan
Ir. Diana Chalil, M.Si P.hD.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sikap masyarakat kota Medan mengenai biosolar sebagai energi alternatif dan mengetahui hubungan faktor sosial ekonomi (umur, pendidikan, lamanya menggunakan biosolar dan pendapatan) dengan sikap masyarakat kota Medan mengenai biosolar sebagai energi alternatif. Untuk mengetahui sikap masyarakat kota Medan mengenai biosolar sebagai energi alternatif dianalisis dengan analisis deskriptif berdasarkan nilai total skor pemberian skor pada setiap pilihan jawaban pada tiap pernyataan yang berjumlah 12 dengan jawaban ya skor 1 dan tidak skor 0.. Untuk mengetahui hubungan faktor sosial ekonomi (umur, pendidikan, lamanya menggunakan biosolar dan pendapatan) dengan sikap masyarakat kota Medan mengenai biosolar sebagai energi alternatif digunakan analisis koefisien Rank Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum sikap masyarakat Kota Medan mengenai Biosolar sebagai energi alternatif adalah positif. Hasil penelitian juga menunjukkan tidak terdapat hubungan antara karakteristik sosial ekonomi yang diduga berhubungan dengan sikap responden yaitu umur, pendidikan, lama menggunakan biosolar dan pendapatan responden terhadap sikap mereka mengenai biosolar sebagai energi alternatif.
(10)
I. PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Kebutuhan akan energi merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari dari kehidupan manusia modern, bahkan akan terus meningkat akibat semakin banyaknya populasi penduduk dunia, munculnya industri baru, dan meningkatnya teknologi transportasi. Salah satu sumber energi yang selama ini sangat populer digunakan adalah minyak bumi, yang bersumber energi yang berasal dari fosil. Namun demikian cadangan BBM tersebut dari waktu ke waktu menurun jumlahnya, karena cadangan tersebut tidak dapat ditambah atau diperbaharui meskipun eksplorasi terus ditingkatkan, bahkan yang terjadi justru sebaliknya semakin hari cadangan semakin menipis (Yunizurwan, 2007).
Semakin lama penambangan minyak bumi akan mencapai puncaknya, karena hampir semua daerah yang mengandung minyak telah ditemukan. Sedangkan permintaan akan bahan bakar cair terus naik. Akibatnya harga minyak akan terus naik dengan tajam menyusul menipisnya cadangan minyak dunia. Bahan bakar akan menjadi sangat mahal bagi kebanyakan orang untuk membelinya. Semua bahan bakar yang tidak dapat diperbaharui akan habis pada waktunya, maka dari itu diperlukan suatu bahan bakar yang dapat diperbaharui, sehingga bahan bakar tersebut dapat diusahakan agar tidak pernah habis sepanjang masa serta harganya dapat dijangkau oleh kebanyakan orang (Nadapdap,2009).
Dalam beberapa tahun terakhir ini masalah bahan bakar minyak ( BBM ) ramai diperdebatkan, apalagi dengan harga BBM yang selalu berfluktuasi, bisa
(11)
naik dan juga bisa turun. Harga premium yang mencapai Rp. 6.000 / liter, sejak Desember 2008 sampai Januari 2009 telah tiga kali penurunan sampai harganya menjadi Rp.4.500 / liter baik premium maupun solar dan hingga saat ini harga biosolar menjadi Rp.5.500 / liter. Jika terjadi penurunan harga BBM, dampak langsungnya adalah penurunan harga berbagai kebutuhan pokok masyarakat, terutama apabila terjadi peningkatan harga, akan berdampak pada berbagai aspek kehidupan masyarakat (Barlina dan Egelbert, 2009).
Indonesia memiliki beragam sumberdaya energi. Sumberdaya energi berupa minyak, gas, batubara, panas bumi, air dan sebagainya digunakan dalam berbagai aktivitas pembangunan baik secara langsung ataupun diekspor untuk mendapatkan devisa. Sumberdaya energi minyak dan gas adalah penyumbang terbesar devisa hasil ekspor. Kebutuhan akan bahan bakar minyak dalam negeri juga meningkat seiring meningkatnya pembangunan. Sejumlah laporan menunjukkan bahwa sejak pertengahan tahun 80-an terjadi peningkatan kebutuhan energi khususnya untuk bahan bakar mesin diesel yang diperkirakan akibat meningkatnya jumlah industri, transportasi dan pusat pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) diberbagai daerah di Indonesia. Peningkatan ini mengakibatkan berkurangnya devisa negara disebabkan jumlah minyak sebagai andalan komoditi ekspor semakin berkurang karena dipakai untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Disisi lain, bahwa cadangan minyak yang dimiliki Indonesia semakin terbatas karena merupakan produk yang tidak dapat diperbaharui. Oleh sebab itu perlu dilakukan usaha-usaha untuk mencari bahan bakar alternatif (Haryanto, 2002).
(12)
Indonesia adalah negara penghasil minyak nabati terbesar dunia, selain menghasilkan minyak sawit (Crude Palm Oil = CPO), juga menghasikan minyak lainnya seperti minyak kopra yang jumlahnya cukup besar. Ini merupakan potensi bahan baku yang besar untuk tujuan pengembangan BBM alternatif tersebut. Produksi minyak sawit dewasa ini cenderung meningkat dan diperkirakan akan berlanjut satu atau dua dekade ke depan (Haryanto, 2002).
Minyak solar atau Automotive Diesel Oil (ADO) sebagai salah satu hasil kilang minyak merupakan bahan bakar destilasi menengah (middle destilate) yang sangat penting untuk memenuhi kebutuhan energi khususnya bahan bakar minyak (BBM) untuk bahan bakar di sektor transportasi di Indonesia. Selain itu juga dikenal minyak diesel atau Industrial Diesel Oil (IDO) yang digunakan untuk bahan bakar di sektor industri, termasuk untuk pembangkit listrik. Penyediaan minyak solar selain dapat diperoleh dari produksi kilang minyak di dalam negeri, juga diperoleh dari impor yang saat ini sudah mencapai angka yang hampir sama dengan produksi dalam negeri. Dengan kondisi tersebut, kenaikan harga minyak mentah dunia yang berakibat pada kenaikan harga produk kilang seperti minyak solar akan menambah beratnya beban Pemerintah dalam penyediaan BBM terutama untuk bahan bakar yang disubsidi. Mengingat minyak solar sangat berperan dalam transportasi, baik transportasi orang maupun barang, maka penyediaan minyak solar di masa mendatang sulit untuk dihilangkan dan harus dipenuhi. Oleh karena itu perlu dicari langkah-langkah untuk mengurangi maupun menggantikan pemakaian minyak solar tersebut dengan bahan bakar alternatif (Sugiyono,2006).
(13)
Tabel 1. Jumlah Kendaraan Bermotor yang menggunakan Biosolar Menurut Jenis Kendaraan (unit), 2010-2012
No Jenis Kendaraan 2010 2011 2012
1 Mobil Penumpang 8 891 041 9 548 866 10 432 259
2 Bus 2 250 109 2 254 406 2 273 821
3 Truk 4 687 789 4 958 738 5 286 061 Sumber: BPS, Statistik Indonesia 2013
Indonesia sebagai negara tropis memiliki berbagai jenis tanaman yang dapat dikembangkan sebagai bahan baku untuk produksi energi alternatif untuk menggantikan bahan bakar minyak, baik berupa bio-ethanol sebagai pengganti premium maupun bio-diesel sebagai pengganti minyak solar. Biosolar mempunyai sifat pembakaran yang sangat serupa dengan minyak solar, sehingga dapat dipergunakan langsung pada mesin berbahan bakar minyak solar tanpa mengubah mesin biosolar dapat dibuat dari bahan hayati yang ramah lingkungan seperti: kelapa sawit, jarak pagar, dan kacang kedelai. Biosolar di Amerika Serikat umumnya dibuat dengan bahan baku kacang kedelai sesuai dengan kondisi wilayahnya. Di samping Malaysia, Indonesia saat ini merupakan penghasil CPO terbesar di dunia, sehingga dilihat dari kesiapan dalam penyediaan, CPO dari kelapa sawit mempunyai potensi yang besar untuk dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku utama produksi biosolar. Sumber yang lain seperti jarak pagar potensinya relatif terbatas, karena sampai saat ini belum banyak dibudidayakan (Sugiyono, 2006).
Minyak kelapa sawit sangat berpotensi sebagai bahan baku biosolar dan bagi Indonesia sebagai negara penghasil CPO terbesar dunia mempunyai peluang untuk menghasilkan bahan bakar biosolar. Tujuan utama adalah bagaimana kita
(14)
dapat memanfaatkan sumber yang melimpah di Indonesia menjadi lebih bermanfaat. Jika hal ini dilaksanakan maka selain dapat mengendalikan produksi sawit di saat panen besar, keuntunggan lainnya adalah mengurangi impor minyak diesel yang menyita cadangan devisa Negara (Haryanto, 2002).
Dalam kerangka tujuan besar dan mulia bagi solusi problem besar bangsa ini dalam soal energi, Pertamina langsung bergerak. Sebagai bentuk dukungannya terhadap program Pemerintah tentang penyediaan dan pemanfaatan bahan bakar Nabati sebagai bahan bakar alternatif, Pertamina Pemasaran Region I melakukan uji coba penyaluran biosolar melalui 10 (sepuluh) Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang ada di Kota Medan dan hingga sekarang seluruh SPBU di kota Medan sudah menggunakan biosolar sebagai pengganti solar (Anonimousb, 2011).
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang dapat dirumuskan identifikasi masalah sebagai bahan penelitian yaitu :
1. Bagaimana sikap masyarakat kota Medan mengenai biosolar sebagai energi alternatif ?
2. Bagaimana hubungan faktor sosial ekonomi ( umur, pendidikan, lamanya menggunakan biosolar dan pendapatan) dengan sikap masyarakat kota Medan mengenai biosolar sebagai energi alternatif ?
(15)
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian adalah :
1. Untuk mengetahui sikap masyarakat kota Medan mengenai biosolar sebagai energi alternatif
2. Untuk mengetahui hubungan faktor sosial ekonomi (umur, pendidikan, lamanya menggunakan biosolar dan pendapatan) dengan sikap masyarakat kota Medan mengenai biosolar sebagai energi alternatif
1.4 Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah :
1. Sebagai bahan informasi bagi konsumen serta pihak terkait mengenai biosolar sebagai energi alternatif.
2. Sebagai bahan informasi dan referensi bagi peneliti lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini.
(16)
II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.1 Tinjauan Pustaka Biosolar
Sejak dilakukannya ujicoba di sepuluh Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) pada awal Juli 2010, hingga November 2010 sudah lebih dari 160 SPBU di Sumatera Utara (Sumut) menyalurkan biosolar. Hal tersebut sebagai bentuk dukungan Pertamina terhadap program pemerintah tentang penyediaan dan pemanfaatan bahan bakar nabati (BBN) sebagai bahan bakar alternatif. (Anonimousa
Volume penyaluran biosolar pun terus meningkat dari bulan ke bulan. Pada bulan Oktober 2010, penyaluran biosolar mencapai 30.510 kilo liter (sekitar 1.000 kl/hari). Jauh lebih tinggi dibandingkan penyaluran pada bulan September 2010 sebesar 17.150 kl dan Agustus sebesar 12.350 kl. Peningkatan ini selain karena penambahan outlet SPBU yang menyalurkan biosolar, juga menunjukkan respon positif dari masyarakat selaku konsumen biosolar (Anonimous
, 2011)
b
Biosolar yang dipasarkan di Sumatera Utara adalah Biosolar B-5 dengan kandungan 95% minyak solar dan 5% Fatty Acids Methyl Ester (FAME). Untuk selanjutnya akan dipasarkan Biosolar B-10 dengan kandungan 90% minyak solar dan 10% Fatty Acids Methyl Ester (FAME) dengan cetane number minimal 48, produk ini dapat digunakan untuk mobil-mobil bermesin diesel pada umumnya
(17)
tanpa perlu modifikasi. Biosolar dilepas ke pasaran dengan harga setara dengan harga produk solar bersubsidi (Anonimousb
Biosolar adalah bahan bakar alternatif yang digunakan untuk mengganti bahan bakar solar. Biosolar merupakan bahan bakar yang terdiri dari campuran
mono--, 2011)
alkyl ester dari rantai panjang asam lemak, yang dipakai sebagai alternatif bagi bahan bakar dari mesin diesel dan terbuat dari sumber terbaharui seperti minyak sayur atau lemak hewan.
Biosolar mempunyai beberapa keunggulan diantaranya adalah mudah digunakan, limbahnya bersifat ramah lingkungan (biodegradable), tidak beracun, bebas dari logam berat sulfur dan senyawa aromatik serta mempunyai nilai flash point (titik nyala) yang lebih tinggi dari petroleum diesel sehingga lebih aman jika disimpan dan digunakan. Secara teknis biosolar yang berasal dari minyak nabati dikenal sebagai VOME (Vegetable Oil Metil Ester) dan merupakan sumberdaya yang dapat diperbaharui karena umumnya dapat diekstrak dari berbagai hasil produk pertanian seperti minyak kacang kedelai, minyak kelapa, minyak bunga matahari maupun minyak sawit ( Anonimousc
Sebenarnya belum ada istilah tepat untuk meng-Indonesia-kan istilah biofuel ini. Di sejumlah ensiklopedi yang dibuka-buka WePe ( Tim Web Pertamina) sulit ditemukan entri kata biofuel, biosolar. Yang paling gampang ditemukan adalah kata biomass. Dimaklumi, karena keberadaan biofuel merupakan fenomena lama (sejak dikembangkan Rudolf Christian Karl Diesel awal abad 20) tapi baru dikembangkan lagi terakhir ini, ketika manusia berpikir mencari energi alternatif di luar energi fosil. Kalau melihat sifat dan karakteristik
(18)
jenis bahan dasarnya, maka istilah biofuel lebih pas diistilahkan sebagai bahan bakar dari unsur hayati non fosil. Lebih ringkasnya, bahan bakar hayati non fosil. Pengertian yang bisa kita peroleh sekarang, bahwa penamaan jenis-jenis turunan dari keluarga biofuel ini tergantung dari jenis bahan dasar yang dipakai. Maka ada yang disebut biosolar, bioethanol, dan bio-oil, atau biomassa. Biosolar dimanfaatkan untuk mengurangi konsumsi solar. Bahan dasarnya minyak nabati, yaitu minyak kelapa sawit dan jarak pagar (Tim WePe Pertamina, 2006).
2.2 Landasan Teori Sikap
Sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak maupun perasaan tidak mendukung atau memihak pada objek tersebut (Azwar, 1995).
Jadi, pengertian sikap ini dapat dapat dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu sikap dalam bentuk fisik dan sikap dalam bentuk non fisik. Sikap dalam bentuk fisik adalah tingkah laku yang terlahir dalam bentuk gerakan dan perbuatan fisik. Sikap dalam bentuk non fisik, yang sering juga disebut mentalis, merupakan gambaran keadaan kepribadian seseorang yang tersimpan dan mengendalikan setiap tindakannya; tidak dapat dilihat serta sulit dibaca. Jika individu bersikap positif pada suatu objek tertentu, maka ia akan cenderung membantu dan memuji, atau mendukung objek tersebut, jika ia bersifat negatif, maka ia akan cenderung mengganggu atau menghukum atau merusak objek tersebut (Krech dkk, 1996).
(19)
Komponen - komponen sikap adalah pengetahuan, perasaan dan kemampuan mengambil keputusan (Ban dan Hawkins, 2002). Struktur sikap terdiri atas tiga komponen yang saling menunjang yaitu komponen kognitif (coginitive), komponen afektif (affective) dan komponen konatife (conative). Komponen kognitif merupakan komponen representasi apa yang dipercayai oleh individu pemilik sikap, komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut emosional sesuai dengan sikap yang dimiliki seseorang (Azwar, 1995).
Keragaman sikap diantara anggota-anggota kelompok suatu kelompok budaya sebagian besar disebabkan oleh kenyataan bahwa anggota kelompok tersebut ternyata mempunyai keyakinan yang sama menegenai objek, orang, peristiwa, masalah (Krech dkk, 1996).
2.3 Penelitian Terdahulu
Dalam penelitian Harahap (2012), sikap diukur dengan 15 pernyataan positif dan 15 pernyataan negatif. Untuk pernyataan positif, jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) diberi nilai 1, Tidak Setuju (TS) diberi nilai 2, Ragu-ragu (R) diberi nilai 3, Setuju (S) diberi nilai 4, Sangat Setuju (SS) diberi nilai 5. Demikian sebaliknya untuk pernyataan negatif, jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) diberi nilai 5, Tidak Setuju (TS) diberi nilai 4, Ragu-ragu (R) diberi nilai 3, Setuju (S) diberi nilai 2,dan Sangat Setuju (SS) diberi nilai 1. Dari jawaban setiap pernyataan akan diperoleh distribusi frekuensi responden bagi setiap kategori, kemudian secara kumulatif dilihat deviansinya menurut deviasi normal, sehingga diperoleh skor (nilai skala untuk masing-masing kategori jawaban), kemudian skor terhadap masing-masing dijumlahkan.
(20)
2.4 Kerangka Pemikiran
Penyaluran biosolar di kota Medan merupakan salah bentuk dukungan Pertamina terhadap program pemerintah tentang penyediaan dan pemanfaatan bahan bakar nabati (BBN) sebagai bahan bakar alternatif. Hal ini terlihat dari banyaknya jumlah SPBU yang menyalurkan biosolar mencapai 160 SPBU di Sumatera Utara.
Pemerintah menjadikan PT PERTAMINA (Persero) sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bertanggung jawab dalam pemasaran dan pendistribusian BBM di Indonesia. Dalam pemasaran nya PT. PERTAMINA ( persero ) melalui UPMS I Medan yang bekerja sama dengan IMG ( Instalasi Medan Grup ) sebagai badan yang berada dibawah pertamina dan kemudian disalurkan ke konsumen akhir melalui SPBU ( Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum ).
Pengetahuan masyarakat kota Medan mengenai biosolar terjadi lewat informasi- informasi yang diperoleh dari berbagai pihak, seperti media cetak, TV, serta SPBU itu sendiri dan lain- lain yang menyediakan informasi tentang biosolar. Banyaknya masyarakat yang belum mengetahui tentang biosolar ini mungkin terjadi karena kurangnya sosialisasi dari pihak terkait serta kurangnya pengetahuan dari masyarakat itu sendiri.
Oleh karena itu, ada berbagai faktor sosial ekonomi masyarakat seperti pendidikan, umur, lamanya menggunakan biosolar dan pendapatan, yang mempengaruhi sikap masyarakat dalam menanggapi biosolar sebagai energi alternatif yang sedang berkembang saat ini.
(21)
Untuk lebih mempermudah di dalam mengarahkan penelitian ini, maka disusun kerangka pemikiran sebagai berikut :
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
Ket : Hubungan
Menimbulkan
2.5Hipotesis Penelitian
Sesuai dengan identifikasi masalah, maka di ambil hipotesis penelitian yaitu :
Ada hubungan umur, pendidikan, lamanya menggunakan biosolar dan pendapatan responden dengan sikap masyarakat kota Medan mengenai biosolar sebagai energi alternatif.
KONSUMEN BIOSOLAR
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN SIKAP MASYARAKAT KOTA MEDAN
1. PENDIDIKAN 2. UMUR
3. LAMANYA MENGGUNAKAN BIOSOLAR
4. PENDAPATAN
POSITIF NEGATIF
(22)
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian
Metode penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive atau secara sengaja yaitu di kota Medan yang merupakan daerah pengguna biosolar terbesar di Sumatera Utara yang digunakan sebagai energi alternatif.
3.2 Metode Penentuan Sampel
Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Cluster Sampling dengan pengelompokan berdasarkan perwilayah Kota Medan terbagi atas 4 kelompok wilayah yaitu Medan bagian barat, timur, utara dan selatan. Dari masing masing wilayah dipilih 1 SPBU dgn rata rata penjualan terbanyak setiap hari, yaitu:
1. Medan Bagian Utara : 14.201.130 Jl Perintis Kemerdekaan 2. Medan Bagian Selatan : 14.201.133 Jl Kapt Sumarsono 3. Medan Bagian Barat : 14.201.113 Jl Yos Sudarso Km 6,5
4. Medan Bagian Timur : 14.202.101 J. SM Raja Simp Limun Medan
Selanjutnya di setiap SPBU diambil 20 sampel pengguna biosolar. Dengan demikian total besar sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 80 sampel konsumen biosolar.
(23)
3.3 Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh secara langsung melalui wawancara kepada masyarakat kota Medan yang dijadikan sampel dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuisioner) yang dibuat terlebih dahulu. Sedangkan data sekunder merupakan data pelengkap yang diperoleh dari instansi atau lembaga terkait serta literatur yang berhubungan dengan penelitian.
3.4 Metode Analisis Data
Untuk membahas identifikasi masalah 1, dianalisis dengan analisis deskriptif berdasarkan nilai total skor pemberian skor pada setiap pilihan jawaban pada tiap pernyataan yang berjumlah 12 dengan jawaban ya skor 1 dan tidak skor 0. Sehingga skor yang diperoleh adalah antara 0-12.
Kriteria uji, apabila jumlah skor : 0-6 = Sikap negatif, 7-12 = Sikap positif.
Untuk membahas identifikasi masalah 2 yaitu mengenai hubungan umur, pendidikan, lama menggunakan biosolar dan pendapatan dengan sikap masyarakat kota Medan mengenai biosolar sebagai energi alternatif dianalisis dengan koefisien Rank Spearman yaitu, Metode Korelasi Spearman digunakan untuk mengukur keeratan hubungan antara 2 (dua) variabel dimana 2 (dua) variabel itu tidak mempunyai distribusi normal dan variansnya tidak sama. Korelasi Spearman
(24)
dipergunakan jika data yang diperoleh bukan interval atau rasio melainkan ordinal atau nominal.
rs =
th = rs
t = α : db
Keterangan :
rs = Koefisien korelasi Rank Spearman
di = Selisih antara peringkat masing- masing faktor sosial ekonomi
dengan sikap n = Jumlah Sampel
α = Derajat Nyata db = Derajat Bebas
Kriteria uji hipotesis adalah :
Jika t hitung ≤ t tabel berarti H 0 diterima atau H1 ditolak = (Tidak ada
hubungan antara faktor sosial ekonomi dengan sikap masyarakat kota Medan mengenai biosolar sebagai energi alternatif)
Jika t hitung > t tabel berarti H1 diterima atau H0 ditolak = (Ada
hubungan antara faktor sosial ekonomi dengan sikap masyarakat kota Medan mengenai biosolar sebagai energi alternatif).
(25)
Uji beda rata-rata dikenal juga dengan nama uji-t (t-test ). Konsep dari uji beda rata-rata adalah membandingkan nilai rata-rata beserta selang kepercayaan tertentu (confidenceinterval) dari dua populasi. Uji Mann-Whitney digunakan untuk menguji hipotesis nol tentang kesamaan parameter-parameter lokasi populasi. Dalam beberapa kasus uji ini disebut juga Uji Mann-Whitney Wilcoxon, karena wilcoxon menggunakan kasus dengan ukuran sampel yang sama sedangkan Mann-Whitney dapa juga menggunakan ukuran sampel yang berbeda.
Sehingga secara garis besar pada uji Mann-Whitney diperoleh dua sampel random yang ukurannya bisa berbeda dan bisa sama, misalnya X1, X2, … , Xndari
populasi X dan Y1, Y2, … , Ym
Adapun secara lengkap format uji hipotesis dari uji ini yaitu: dari populasi Y.
H0 diterima jika nilai signifikansi ≥ α ( tidak ada perbedaan rata-rata diantara
kedua sampel)
H1 diterima jika nilai signifikansi < α (terdapat perbedaan rata-rata antara kedua
sampel)
3.5 Definisi Dan Batasan Operasional
Untuk menghindari kesalahpahaman dan kekeliruan atas pengertian dalam penelitian ini, maka diberikan beberapa defenisi dan batasan operasional.
Defenisi
1. Biosolar ialah bahan bakar nabati campuran dari alkyl ester dari rantai panjang asam lemak yaitu CPO minyak kelapa sawit yang dipakai sebagai alternatif bagi bahan bakar dari mesin diesel.
(26)
3. Sikap adalah pencerminan dorongan-dorongan yang datang dari dalam diri yang menghasilkan pengaruh atau penolakan, penilaian suka atau tidak suka, kepositifan atau kenegatifan terhadap suatu objek.
4. Sikap positif adalah sikap yang cenderung menyukai, mendekati, menerima bahkan mengaharapkan kejadian objek tertentu.
5. Sikap negatif adalah sikap yang cenderung menjauhi, membenci, menghindar ataupun tidak menyukai keberadaan suatu objek tertentu. 6. Umur adalah usia masyarakat sampel pada saat penelitian dilaksanakan
dinyatakan dalam tahun.
7. Tingkat pendidikan masyarakat sampel adalah jumlah tahun pendidikan formal yang pernah ditempuh sampel, yang dinyatakan dalam tahun.
8. Lamanya menggunakan biosolar adalah lamanya responden menggunakan biosolar setelah biosolar menjadi pengganti solar
9. Pendapatan adalah jumlah penghasilan riil dari seluruh anggota keluarga yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan bersama maupun perorangan dalam rumah tangga.
Batasan Operasional
1. Sampel penelitian adalah masyarakat kota Medan 2. Waktu penelitian adalah 2014
3. Untuk penelitian ini, dibahas tentang sikap masyarakat kota Medan mengenai biosolar sebagai energi alternatif.
(27)
IV. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK SAMPEL
4.1 Deskripsi Daerah Penelitian
4.1.1 Geografis
Penelitian dilakukan di Kota Medan yang merupakan ibukota dari Provinsi Sumatera Utara. Secara geografis kota Medan terletak pada 3° 30' – 3° 43' Lintang Utara dan 98° 35' - 98° 44' Bujur Timur. Kota Medan berada pada ketinggian 2,5 - 37,5 meter di atas permukaan laut. Secara administratif, batas wilayah Kota Medan berbatasan langsung dengan Kabupaten Deliserdang di sebelah utara, selatan, barat dan timur.
Kota Medan merupakan pusat pemerintahan Daerah Tingkat I Sumatera Utara dengan luas daerah sekitar 265,10 km2
Kota Medan mempunyai iklim tropis dengan suhu minimum menurut Stasiun Sampali berkisar 23,3
, yang secara administrasi dibagi atas 21 kecamatan yang mencakup 151 kelurahan. Sebagian besar wilayah Kota Medan merupakan dataran rendah yang merupakan tempat pertemuan dua sungai penting yaitu Sungai Babura dan Sungai Deli.
0
C- 24,40C dan suhu maksimum berkisar antara 30,90C- 33,60C. Hari hujan di Kota Medan menurut Stasiun Sampali rata- rata perbulan 19 hari dengan rata- rata curah hujan per bulannya 171,2 mm.
(28)
4.1.2 Perkembangan Biosolar di Medan
Pertama kali Biosolar diperkenalkan PT. Pertamina ke pasar pada periode Juni 2010, dalam masa perkenalan ini pihak PT. Pertamina melakukan sosialisasi kepada pemilik SPBU seputar kelebihan dari Biosolar dan alasan kenapa Biosolar ditunjuk mengantikan Solar, dengan harapan agar pihak SPBU dapat memberikan informasi kepada pihak konsumen tentang kelebihan dari Biosolar. Untuk penyaluran Biosolar pihak pemilik SPBU tidak perlu merubah mesin yang sebelumnya atau pihak pemilik SPBU tidak perlu membeli mesin baru karena mesin yang lama (mesin yang digunakan untuk Solar ) masih dapat dipergunakan untuk menyalurkan Biosolar karena sifatnya yang sama dengan Solar.
UPMS ( Unit Pemasaran Medan Sekitar regional I ) menaungi pamasaran Biosolar untuk daerah Medan sekitarnya, UPMS terletak dijalan Yos Sudarso No. 6 yang berada dalam kecamatan Medan Perjuangan memiliki luas wilayah ± 3 Ha. UPMS berbatasan dengan :
- Sebelah Utara Berbatasan dengan kompleks Perumahan - Sebelah Selatan Berbatasan dengan Jalan Glugur - Sebelah Timur Berbatasan dengan Tol Belmerah
- Sebelah Barat Berbatasan dengan Rumah Sakit Putri Hijau
Harga yang dipatokkan untuk produk Biosolar sama halnya dengan harga Solar yang dijual di SPBU karena Biosolar memang dipersiapkan untuk menganti peran Solar di lapangan, yang nantinya secara perlahan akan ditarik dari pasaran dikarenakan persediaan Solar yang terbatas.
(29)
Pada awal pemasarannya banyak konsumen yang bertanya-tanya tentang produk tanggapan konsumen terhadap Biosolar saat pertama kali dipasarkan beraneka ragam ada yang langsung memakainya ada yang masih ragu-ragu karena produk Biosolar ini belum pernah dicoba, namun setelah dijelaskan oleh pihak SPBU dan juga karena semakin terbatasnya persediaan Solar yang semakin menipis maka konsumen beralih ke Biosolar.
Maka dari itu sekarang semua Solar yang ada di pasaran akan berganti dengan Biosolar sebagai bentuk implementasi dari kebijakan pemerintah yaitu Peraturan Presiden No. 5 Tahun 2006 tentang perluasan pemasaran Biosolar di SPBU yang mewajibkan semua SPBU di Kota Medan yang berjumlah 83 unit wajib mendistribusikan Biosolar sebagai pengganti Solar di lapangan.
4.1.3 Penduduk
Komposisi Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tabel 2. Komposisi Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
Kelompok Umur (Tahun)
Laki- Laki Perempuan Jumlah (Jiwa)
Jiwa % Jiwa %
0-4 101.775 51,52 95.778 48.48 197.553 5-9 101.269 51,61 94.953 48,39 196.222 10-14 103.651 51,17 98.904 48,83 202.555 15-19 117.631 49,32 120.873 50,68 238.504 20-24 111.668 46,92 126.338 53,08 238.006 25-29 99.908 47,82 109.029 52,18 208.937 30-34 87.795 49,53 89.473 50,47 177.268 35-39 72.206 49,66 73.186 50,34 145.392 40-44 62.618 50,86 60.490 49,14 123.108 45-49 47.771 51,52 44.961 48,48 92.732 50-54 32.519 50,97 31.285 49,03 63.804 55-59 25.591 49,94 25.652 50,06 51.243 60-64 20.563 49,81 20.716 50,19 41.279
65+ 27.075 45,44 32.507 54,56 59.582
Jumlah 1.012.040 49,70 1.024.045 50,30 2.036.185 Sumber : BPS, Medan dalam Angka 2013
(30)
Jumlah penduduk di Kota Medan adalah 2.036.185 jiwa dengan rincian laki-laki 1.012.040 (49,70 %) dan perempuan 1.024.045 (50,30%) menunjukkan bahwa di Kota Medan jumlah penduduk perempuan lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk laki-laki.
Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa jumlah penduduk yang paling tinggi adalah kelompok umur 15-19 tahun sebanyak 238.504 jiwa (11,71%) dan jumlah penduduk yang paling rendah adalah kelompok umur 60- 64 tahun sebanyak 41.279 jiwa (2,03%).
Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan
Komposisi penduduk Kota Medan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3. Jumlah Penduduk Kota Medan menurut Jenis Pekerjaan No Jenis Pekerjaan Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
1 Pegawai Negeri 18.670 4,88
2 Pegawai Swasta 14.570 3,81
3 TNI/ POLRI 3.562 0,93
4 Tenaga Pengajar 43.551 11,38
5 Tenaga Kesehatan 2.399 0,63
6 Lain – lain 300.000 78,37
Sumber : BPS, Medan dalam Angka 2013
Dari tabel 3 di atas menunjukkan bahwa penduduk Kota Medan yang memiliki pekerjaan dengan jumlah terbesar adalah sebagai tenaga pengajar yaitu 43.551 jiwa (11,38%), pegawai negeri 18.670 jiwa (4,88%), pegawai swasta 14.570 jiwa (3,81%).
Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Komposisi penduduk Kota Medan berdasrka tingkat pendidikan terdiri dart tamat SD, SLTP, SLTA dan Perguruan Tinggi. Untuk mrngetahui lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut :
(31)
Tabel 4. Jumlah Penduduk Kota Medan Menurut Tingkat Pendidikan No Tingkat Pendidikan Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
1 SD 412.893 21,51
2 SLTP 626.617 32,65
3 SLTA 6705.97 39,94
4 Perguruan Tinggi 209.246 10,90
Jumlah 1.919.353 100
Sumber : BPS, Medan dalam Angka 2013
Tabel 4 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan Kota Medan paling besar berada pata tingkat pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) sebesar 670.597 orang (39,94%), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) sebesar 626.617 orang (32,65%), Sekolah Dasar berjumlah 412.893 orang (21,51%) dan Perguruan Tinggi sebanyak 209.246 orang (10,90%).
4.1.3 Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana sangat mempengaruhi perkembangan dan kemajuan masyarakat. Semakin baik sarana dan prasarana akan mempercepat laju pembangunan. Sarana dan prasaran di Kota Medan saat ini sangat baik, hal ini dapat kita lihat dari kesehatan, trasnsportasi dan pasar yangsudah cukup memadai. Sarana transportasi di Kota Medan sangat lengkap baik di dalam kota, ke luar kota maupun ke luar negeri. Transportasi yang tersedia yaitu darat (Bus, Angkutan Kota, Kereta Api), laut (Kapal) serta udara (pesawat). Untuk transportasi di dalam kota, sebagian besar memanfaatkan jasa angkutan kota (angkot) dengan trayek yang bermacam- macam. Untuk transportasi laut, pelabuhan yabg terkenal di Kota Medan adalah Pelabuhan Belawan. Untuk transportasi udara, di Kota Medan terdapat Bandara Polonia Medan.
(32)
Untuk mengetahui lebih jelas sarana dan prsarana di Kota Medan dapat dilihat pada tabel.
Tabel 5. Sarana dan Prasarana Kota Medan
No Sarana dan Prasarana Satuan Jumlah
1
Sekolah
a. SD Unit 797
b. SLTP Unit 335
c. SLTA Unit 322
d. Perguruan Tinggi Unit 28
2
Kesehatan
a. Puskesmas Unit 39
b. Pustu Unit 41
c. BPU Unit 375
d. Rumah Bersalin Unit 270
e. Rumah Sakit 68
3
Transportasi
a. Jalan Baik Km 1.869,60
b. Jalan Sedang Km 446,15
c. Jalan Rusak Km 128,37
4
Pasar
a. Pasar Tradisional Unit 56
b. Pasar Swalayan Unit 30
Sumber : BPS, Medan dalam Angka 2013
Sarana Pendidikan di Kota Medan sangat lengkap mulai dari yang terendah hingga tertinggi sehingga status skolah pun beragam mulai dari negeri, swasta, maupun sekolah luar negeri yang tersebar di setiap sudut dan pelosok kota Medan.
Sarana Kesehatan sangat diperlukan oleh penduduk kota besar seperti Kota Medan yang berpenduduk besar. Sarana Kesehatan yang ada yaitu BPU 375 unit, rumah bersalin 270 unit, rumah sakit 68 unit dan puskesmas 39 unit yang tersebar di seluruh kecamatan Kota Medan.
Sarana tempat ibadah di Kota Medan sangat memadai. Tempat- tempat ibadah berdiri megah di setiap sudut kota sesuai dengan agama yang dianut
(33)
masing- masing masyarakat. Adapun tempat ibadah yang ada di Kota Medan adalah Mesjid rumah ibadah untuk agama Islam, Gereja sebagai rumah ibadah agama kristen, Wihara sebagai rumah ibadah agama Budha dan Kuil sebagai rumah ibadah agama Hindu.
Pasar- pasar atau pusat perbelanjaan di Kota Medan juga sangat banyak dan sangat cukup memadai. Pasar- pasar yang ada di Kota Medan dapat digolongkan menjadi pasar tradisional dan pasar swalayan. Pasar tradisional identik dengan bangunan- bangunan yang biasa saja, atau tidak terlalu megah. Sedangkan pasar swalayan identik dengan bangunan- bangunan yang besar dan megah.
4.2 Karakteristik Sampel Penelitian
Sampel dalam penelitian ini adalah pengguna biosolar yang membeli biosolar di SPBU tempat penelitian. Karakteristik sampel yang dimaksud adalah umur, tingkat pendidikan, lamanya menggunakan biosolar dan pendapatan.
4.2.1 Umur
Orang mengubah barang dan jasa yang mereka beli semasa hidupnya. Umur berhubungan dengan selera akan makanan, pakaian, perabot dan rekreasi. Membeli juga dibentuk oleh tahap daur hidup keluarga, tahap-tahap yang mungkin dilalui oleh keluarga sesuai dengan kedewasaannya. Tingkat pembelian konsumen sangat dipengaruhi oleh usianya. Keadaan umur sampel di daerah penelitian dapat dilihat pada tabel di berikut.
(34)
Tabel 6. Komposisi Sampel Berdasarkan Kelompok Umur No Kelompok Umur
(Tahun)
Jumlah (Jiwa)
Persentase (%)
1 20-30 7 8,75
2 31-41 22 27,50
3 42-52 22 27,50
4 53-63 16 20,00
5 >64 13 16,25
Jumlah 80 100
Sumber : Data diolah dari lampiran 1
Dari tabel 6 dapat dilihat bahwa jumlah sampel yang paling tinggi adalah sampel kelompok umur 31-41 tahun dan 42-52 tahun masing- masing sebanyak 22 orang (27,5%) dan yang paling rendah adalah sampel kelompok umur 20-30 tahun sebanyak 7 orang (8,75%).
4.2.2 Tingkat Pendidikan
Kalau orang bertindak, mereka belajar. Pembelajaran menggambarkan perubahan dalam tingkah laku individual yang muncul dari proses pendidikan yang dijalani (pengalaman). Pendidikan seseorang sangat mempengaruhi pilihannya. Apabila pendidikan responden tinggi maka akan lebih memilih barang yang berkualitas baik, tingkat pendidikan dapat dilihat dari pendidikan terakhir responden. Pendidikan responden sangat erat hubungannya dengan pengetahuan terhadap suatu produk baik dari segi kualitas maupun manfaatnya. Tingkat pendidikan masyarakat sampel dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 7. Komposisi Sampel Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No Tingkat
Pendidikan
Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
1 SD 0 0
2 SMP 4 5
3 SMA 26 32,5
4 Diploma 27 33,75
5 Sarjana 23 28,75
Jumlah 30 100
(35)
Dari tabel 7 dapat dilihat bahwa jumlah tingkat pendidikan sampel yang paling tinggi adalah Diploma sebanyak 27 orang (33,375%) dan yang paling rendah adalah SMP sebanyak 4 orang (5%).
4.2.3 Lama Menggunakan Biosolar
Hubungan lama menggunakan biosolar (pengalaman) responden dengan sikapnya terhadap biosolar sebagai energi alternatif adalah salah satu karakteristik sosial ekonomi yang perlu diperhatikan dalam penentuan sikap responden terhadap biosolar sebagai energi alternatif. Biosolar sudah dipasarkan di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) pada awal Juli 2010 di Kota Medan. Lama menggunakan biosolar (pengalaman) responden dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 8. Komposisi Sampel Berdasarkan Lamanya Menggunakan Biosolar No Lama Menggunakan Biosolar
(Tahun) Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
1 1 6 7,5
2 2 17 21,25
3 3 57 71,25
Total 80 100
Sumber : Data diolah dari lampiran 1
Dari tabel 8 dapat dilihat bahwa jumlah sampel yang paling banyak adalah sampel yang menggunakan biosolar selama 3 tahun yaitu sebanyak 57 orang (71,25%) dan yang paling sedikit yaitu sampel yang menggunakan biosolar selama 1 tahun sebanyak 6 orang (7,5%).
(36)
4.2.4 Pendapatan
Pendapatan masyarakat mencerminkan daya beli masyarakat. Tinggi atau rendahnya pendapatan masyarakat akan mempengaruhi kualitas maupun kuantitas permintaan akan suatu produk. Pendapatan yang lebih rendah berarti bahwa secara total hanya ada uang yang sedikit untuk dibelanjakan sehingga masyarakat akan membelanjakan lebih sedikit uang untuk beberapa produk dan mungkin pula terhadap biosolar. Pendapatan masyarakat sampel dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 9. Komposisi Sampel Berdasarkan Pendapatan
No Pendapatan (Rp) Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
1 1.300.000-3.000.000 60 75
2 3.000.001-5.000.000 17 21,25
3 > 5.000.000 3 3,75
Jumlah 30 100
Sumber : Data diolah dari lampiran 1
Dari tabel 9 dapat dilihat bahwa jumlah pendapatan yang paling tinggi adalah Rp 1.300.000- Rp 3.000.000 sebanyak 60 orang (75%) dan paling rendah adalah > Rp 5.000.000 sebanyak 3 orang (3,75%).
(37)
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Sikap masyarakat Kota Medan mengenai Biosolar sebagai energi alternatif
Sikap masyarakat Kota Medan mengenai Biosolar sebagai energi alternatif diketahui dengan melihat jawaban- jawaban responden terhadap kuesioner yang berisi pernyataan-pernyataan yang diberikan yaitu 12 pernyataan. Sikap dalam hal ini merupakan suatu respon dalam wujud suka atau tidak suka terhadap suatu objek tertentu. Sikap masyarakat bisa berupa positif dan negatif, jawaban Ya diberi nilai 1, dan tidak diberi nilai 0. Dari jawaban setiap pernyataan akan diperoleh distribusi frekuensi responden bagi setiap kategori, kemudian secara kumulatif dilihat deviansinya menurut deviasi normal, sehingga diperoleh skor kemudian skor masing-masing responden dijumlahkan.
Sikap masyarakat Kota Medan mengenai Biosolar sebagai energi alternatif dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 10. Sikap masyarakat Kota Medan mengenai Biosolar sebagai energi alternatif
No Kategori Jumlah Persentase (%)
1. Positif 59 73,75 %
2. Negatif 21 26,25 %
Jumlah Total 80 100%
Sumber :Data diolah dari lampiran 2
Berdasarkan pada Tabel 10 dapat diperoleh bahwa dari 80 responden terdapat 59 orang (73,75%) responden yang menyatakan sikap positif terhadap Biosolar sebagai energi alternatif dan sebanyak 21 orang (26,25%) responden menyatakan sikap negatif. Secara keseluruhan sikap masyarakat kota Medan terhadap biosolar sebagai energi adalah positif.
(38)
Tabel 11. Jumlah Skor Pernyataan Kuisioner Pernyataan Ya Tidak
1 65 15
2 72 8
3 68 12
4 61 19
5 57 23
6 52 28
7 46 34
8 33 47
9 34 46
10 53 27
11 57 23
12 54 26
Sumber: Data diolah dari lampiran 2
Dari tabel 11 diperoleh jumlah pernyataan yang umumnya positif adalah pernyataan 2 yang menyatakan biosolar meningkatkan mutu dan kualitas mesin, dan yang umumnya negatif adalah pernyataan 8 yang menyatakan biosolar dapat disimpan dalam waktu yang lama.
5.2Hubungan faktor Sosial Ekonomi Responden dengan Sikap masyarakat Kota Medan mengenai Biosolar sebagai energi alternatif
Karakteristik sosial ekonomi yang diduga berhubungan dengan sikap responden adalah umur, pendidikan, lama menggunakan biosolar dan pendapatan. Untuk mengetahui hubungan faktor sosial ekonomi responden dengan sikap masyarakat kota medan mengenai biosolar sebagai energi alternatif, maka di analisis dengan menggunakan analisis korelasi Rank Spearman dengan nilai α = 0,05 dan n = 80
(39)
5.2.1 Hubungan Umur Responden dengan Sikapnya mengenai Biosolar sebagai energi alternatif
Umur adalah salah satu faktor yang berkaitan erat dengan kemampuan kerja dalam melaksanakan suatu kegiatan dan mengambil keputusan. Umur dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam melihat produktivitas seseorang dalam bekerja dimana dengan kondisi umur yang masih produktif maka kemungkinan besar seseorang dapat bekerja dengan baik dan maksimal.
Tabel 12. Hubungan Umur Responden dengan Sikapnya mengenai Biosolar sebagai energi alternatif.
No. Umur
(Tahun)
Sikap Responen Total
Positif Negatif
1. 20 – 64 Tahun 50 (74,63 %) 17 (25,37 %) 67 (83,75 %) 2. > 64 Tahun 9 (69,23 %) 4 (30,77 %) 13 (16,25 %)
Jumlah Total 59 (73,75%) 21 (26,25 %) 80 (100%) Sumber : Data diolah dari lampiran 1
Berdasarkan Tabel 12 menunjukkan bahwa pada kelompok umur produktif 20 –64 tahun, terdapat 50 orang (74,63%) yang bersikap positif dan terdapat 17 orang (25,37%) yang bersifat negatif. Pada kelompok umur non produktif >64 tahun terdapat 9 orang (69,23%) yang bersikap positif dan terdapat 4 orang (30,77%) yang bersikap negatif.
5.2.2 Hubungan Tingkat Pendidikan Responden dengan Sikapnya mengenai Biosolar sebagai energi alternatif.
Cara berpikir seseorang akan dipengaruhi akan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan formal yang dimilikinya dalam melakukan suatu aktifitas dalam melakukan kehidupannya sehari-hari. Demikian juga dengan responden yang menjadi sampel di daerah penelitian ternyata 5% berpendidikan SMP, 37,5% berpendidikan SMA, 31,25% berpendidikan D3, 26,25% berpendidikan S1.
(40)
Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan formal dengan sikap responden mengenai biosolar sebagai energi alternatif dapat dilihat pada Tabel berikut :
Tabel 13. Hubungan Tingkat Pendidikan Responden dengan Sikapnya mengenai Biosolar sebagai energi alternatif.
No Tingkat Pendidikan Formal
Sikap Petani Responden Total Positif Negatif
1 SD 0 0 0
2 SMP 2 (50%) 2 (50%) 4 (5%)
3 SMA 20 (76,92%) 6 (23,08%) 26 (32,5%)
4 D3 18 (66,67%) 9 (33,33%) 27 (33,75%)
5 S1 19 (82,60%) 4 (17,40%) 23 (28,75%)
Jumlah Total 59 (73,75%) 21 (26,25%) 80 (100%)
Sumber : Data diolah dari lampiran 1.
Tabel 13 menunjukkan 4 orang (5%) responden yang tingkat pendidikan formal sampai SMP (9 tahun) terdapat 2 orang (50%) bersikap positif dan 2 orang (50%) yang bersikap negatif. Bagi responden yang pendidikan formalnya sampai SMA (12 tahun) terdapat 26 orang (32,5%) dimana 20 orang (76,92%) yang bersikap positif dan 6 orang (23,08%) yang bersikap negatif. Untuk responden yang tingkat pendidikan formal sampai D3 (15 tahun) sebanyak 27 orang
(33,75%) dimana 18 orang (66,67%) yang bersikap positif dan 9 orang (33,33%) yang bersikap negatif sementara responden yang memiliki tingkat pendidikan formal sampai S1 (17 tahun) sebanyak 23 orang (28,75%) dimana 19 orang
(82,60%) bersikap positif dan 4 orang (17,40%) bersikap negatif terhadap biosolar sebagai energi alternatif.
(41)
5.2.3 Hubungan Lama Menggunakan Biosolar (pengalaman) Responden dengan Sikapnya Terhadap Biosolar Sebagi Energi
Hubungan lama menggunakan biosolar (pengalaman) responden dengan sikapnya terhadap biosolar sebagi energi adalah salah satu karakteristik sosial ekonomi yang perlu diperhatikan dalam penentuan sikap responden terhadap biosolar sebagai energi alternatif. Untuk lebih jelasnya dapa dilihat pada Tabel berikut :
Tabel 14. Hubungan Lama Menggunakan Biosolar (pengalaman) Responden dengan Sikapnya Terhadap Biosolar Sebagai Energi No Lama Menggunakan
Biosolar (Tahun)
Sikap Responden Total Positif Negatif
1 1 4 (66,67%) 2 (33,33%) 6 (7,5%)
2 2 13(76,47%) 4 (23,53%) 17 (21,25%)
3 3 42 (73,68%) 15 (26,32%) 57 (71,25%)
Jumlah Total 59 (73,75%) 21 (26,25) 80 (100%)
Sumber : Data diolah dari lampiran 1.
Berdasarkan pada Tabel 14 menunjukkan 6 orang (7,5%) responden yang menggunakan biosolar selama 1 tahun terdapat 4 orang (66,67%) yang bersikap positif dan 2 orang (33,33%) yang bersikap negatif terhadap biosolar sebagai energi alternatif. Untuk responden yang menggunakan biosolar selama 2 tahun terdapat 17 orang (21,25%) terdapat 13 orang (76,47%) yang bersikap positif dan 4 orang (23,53%) yang bersikap bersikap negatif terhadap biosolar sebagai energi alternatif. Untukresponden yang menggunakan biosolar selama 3 tahun terdapat 57 orang (71,25%) terdapat 42 orang (73,68%) yang bersikap positif dan 15 orang (26,32%) yang bersikap bersikap negatif terhadap biosolar sebagai energi alternatif.
(42)
5.2.4 Hubungan Pendapatan Responden dengan Sikapnya Terhadap Biosolar Sebagai Energi Alternatif
Pendapatan masyarakat mencerminkan daya beli masyarakat. Tinggi atau rendahnya pendapatan masyarakat akan mempengaruhi kualitas maupun kuantitas permintaan akan suatu produk. Pendapatan yang lebih rendah berarti bahwa secara total hanya ada uang yang sedikit untuk dibelanjakan sehingga masyarakat akan membelanjakan lebih sedikit uang untuk beberapa produk dan mungkin pula terhadap biosolar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel berikut :
Tabel 15. Hubungan Pendapatan Responden dengan Sikapnya Terhadap Biosolar Sebagai Energi Alternatif
No Pendapatan (Rupiah)
Sikap Responden Total Positif Negatif
1 1.300.000 – 3.000.000 44 (73,33%) 16 (26,67%) 60 (75%) 2 3.000.001 – 5.000.000 13 (76,47%) 4 (23,53%) 17 (21,25%) 3 > 5.000.000 2 (66,67%) 1 (33,33%) 3 (3,75%)
Jumlah Total 59 (73,75%) 21 (26,25%) 80 (100%)
Sumber : Data diolah dari lampiran 1.
Berdasarkan pada Tabel 15 menunjukkan 60 orang (75%) responden yang memiliki pendapatan di kisaran 1.300.000- 3.000.000 terdapat 44 orang (73,33%) yang bersikap positif dan 16 orang (26,67%) yang bersikap negatif terhadap biosolar sebagai energi alternatif. Untukresponden yang memiliki pendapatan di kisaran 3.000.001- 5.000.000 terdapat 17 orang (76,47%) yaitu 13 orang (23,53%) yang bersikap positif dan 4 orang (5%) yang bersikap bersikap negatif terhadap biosolar sebagai energi alternatif. Untuk responden yang memiliki pendapatan lebih besar dari 5.000.000 terdapat 3 orang (3,75%) yaitut 2 orang (66,67%) yang bersikap positif dan 1 orang (33,33%) yang bersikap bersikap negatif terhadap biosolar sebagai energi alternatif.
(43)
Untuk melihat erat atau tidaknya hubungan umur, tingkat pendidikan, lamanya menggunakan biosolar dan pendapatan responden dengan sikapnya terhadap biosolar sebagai energi alternatif maka dianalisis dengan menggunakan Korelasi Rank Spearman, hasilnya dapat dilihat pada Tabel berikut:
Tabel 16. Hasil Analisis Rank Spearman Hubungan Umur, Tingkat Pendidikan, Lamanya menggunakan Biosolar dan Pendapatan Responden dengan Sikapnya mengenai Biosolar sebagai energi alternatif
rs t-tabel t-hitung
Umur -0,1925 1,9908 -1,732
Pendidikan -0,0503 1,9908 -0,4447
Lamanya menggunakan Biosolar 0,193 1,9908 1,7371
Pendapatan -0,0887 1,9908 -0,7864
Sumber: Data diolah dari lampiran 3,4,5,6
Pada Tabel 16 dinyatakan bahwa hasil analisis nilai rs umur= -0,1925 dan
thitung = -1,732 serta ttabel = 1,9908, data ini menunjukkan bahwa thitung < ttabel. Dari
uji statistika ini berarti dapat dinyatakan Ho diterima dan H1 ditolak, artinya tidak
ada hubungan antara umur responden dengan sikapnya terhadap biosolar sebagai energi alternatif. Maka, hipotesis yang menyatakan bahwa ada hubungan umur responden dengan sikapnya terhadap biosolar sebagai energi alternatif adalah ditolak.
Pada Tabel 16 dinyatakan bahwa hasil analisis nilai. rs = -0,0503 dan thitung
= -0,4447 serta ttabel = 1,9908. Data ini menunjukkan bahwa thitung < ttabel. Dari uji
statistika ini berarti dapat dinyatakan Ho diterima dan H1 ditolak, artinya tidak ada
hubungan antara tingkat pendidikan responden dengan sikapnya terhadap biosolar sebagai energi alternatif. Maka, hipotesis yang menyatakan bahwa ada hubungan tingkat pendidikan responden dengan sikapnya terhadap biosolar sebagai energi alternatif adalah ditolak.
(44)
Pada Tabel 16 dinyatakan bahwa hasil analisis nilai. rs = 0,193 dan thitung =
1,7371 sertan ttabel = 1,9908. Data ini menunjukkan bahwa thitung < ttabel. Dari uji
statistika ini berarti dapat dinyatakan Ho diterima dan H1 ditolak, artinya tidak ada
hubungan antara lamanya menggunakan biosolar (pengalaman) responden dengan sikapnya terhadap biosolar sebagai energi alternatif. Maka, hipotesis yang menyatakan bahwa ada hubungan lamanya menggunakan biosolar (pengalaman) responden dengan sikapnya terhadap biosolar sebagai energi alternatif adalah ditolak.
Pada Tabel 16 dinyatakan bahwa hasil analisis nilai. rs = -0,0887 dan thitung
= -0,7864 serta ttabel = 1,9908. Data ini menunjukkan bahwa thitung < ttabel. Dari uji
statistika ini berarti dapat dinyatakan Ho diterima dan H1 ditolak, artinya tidak ada
hubungan antara pendapatan responden dengan sikapnya terhadap biosolar sebagai energi alternatif. Maka, hipotesis yang menyatakan bahwa ada hubungan pendapatan responden dengan sikapnya terhadap biosolar sebagai energi alternatif adalah ditolak.
Dari hasil analisis diatas didapat bahwa seluruh karakteristik sosial ekonomi yang diduga berhubungan dengan sikap responden yaitu umur, pendidikan, lama menggunakan biosolar dan pendapatan responden tidak menunjukkan adanya hubungan kepada sikap mereka terhadap biosolar sebagai energi alternatif.
Untuk melihat ada atau tidak adanya perbedaan rata-rata antara kedua kelompok umur, tingkat pendidikan, lamanya menggunakan biosolar dan pendapatan responden dengan sikapnya terhadap biosolar sebagai energi alternatif
(45)
maka dianalisis dengan menggunakan Uji beda rata- rata Mann Whitney, hasilnya dapat dilihat pada Tabel berikut:
Tabel 17. Uji Beda Rata Rata Kelompok Responden Rata Rata Skor
Sig. Kel 1 Kel 2
Umur 8,66 7,88 0,112
Pendidikan 8,41 7,95 0,401
Lamanya menggunakan Biosolar 8,08 8,17 0,923
Pendapatan 8,70 8,00 0,216
Sumber: Data diolah dari lampiran 2 dan 7
H0 diterima jika nilai signifikansi ≥ α (0,05) ; ( tidak ada perbedaan rata-rata
diantara kedua sampel)
H1 diterima jika nilai signifikansi < α (0,05) ; (terdapat perbedaan rata-rata antara kedua sampel)
Dalam uji beda rata- rata skor responden, kelompok umur dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok umur 20- 40 tahun dan kelompok umur diatas 40 tahun. Dari tabel 17 dapat dilihat sig= 0,112 > α (0,05) sehingga H0 diterima yaitu tidak ada perbedaan rata- rata kelompok umur 20- 40 tahun dengan kelompok umur diatas 40 tahun.
Dalam uji beda rata- rata skor responden, kelompok tingkat pendidikan dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok berpendidikan di bawah 12 tahun dan kelompok berpendidikan diatas 12 tahun. Dari tabel 17 dapat dilihat sig= 0,401 >
α (0,05) sehingga H0 diterima yaitu tidak ada perbedaan rata- rata kelompok berpendidikan di bawah 12 tahun dengan kelompok umur diatas 12 tahun.
Dalam uji beda rata- rata skor responden, kelompok lamanya menggunakan biosolar dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok yang lamanya mengunakan biosolar 1-2 tahun dan kelompok yang lamanya mengunakan
(46)
biosolar di atas 2 tahun. Dari tabel 17 dapat dilihat sig= 0,923 > α (0,05) sehingga H0 diterima yaitu tidak ada perbedaan rata- rata kelompok yang lamanya mengunakan biosolar 1-2 tahun dengan kelompok yang lamanya mengunakan biosolar di atas 2 tahun.
Dalam uji beda rata- rata skor responden, kelompok pendapatan responden dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok responden dengan pendapatan ≤ UMK (Upah Minimum Kota) dan kelompok responden dengan pendapatan > UMK. Dari tabel 17 dapat dilihat sig= 0,216> α (0,05) sehingga H0 diterima yaitu tidak ada perbedaan rata- rata kelompok responden dengan pendapatan ≤ UMK (Upah Minimum Kota) dengan kelompok responden dengan pendapatan > UMK.
Dari hasil analisis diatas didapat bahwa seluruh kelompok responden yang diduga berhubungan dengan sikap responden yaitu umur, pendidikan, lama menggunakan biosolar dan pendapatan responden tidak ada perbedaan rata-rata antara kedua kelompok umur, tingkat pendidikan, lamanya menggunakan biosolar dan pendapatan responden dengan sikapnya terhadap biosolar sebagai energi alternatif.
(47)
VI. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan
1. Secara umum sikap masyarakat Kota Medan mengenai Biosolar sebagai energi alternatif adalah positif dimana dari 80 responden terdapat 59 orang (73,75%) responden yang menyatakan sikap positif terhadap Biosolar sebagai energi alternatif dan sebanyak 21 orang (26,25%) responden menyatakan sikap negatif. Secara keseluruhan sikap masyarakat kota Medan mengenai biosolar sebagai energi adalah positif. 2. Tidak ada hubungan antara karakteristik sosial ekonomi yang diduga
berhubungan dengan sikap responden yaitu umur, pendidikan, lama menggunakan biosolar dan pendapatan responden terhadap sikap mereka mengenai biosolar sebagai energi alternatif.
3. Tidak ada perbedaan rata-rata antara kedua kelompok umur, tingkat pendidikan, lamanya menggunakan biosolar dan pendapatan responden dengan sikapnya terhadap biosolar sebagai energi alternatif
6.2 Saran
1. Kepada Masyarakat
Diharapkan kepada responden untuk memperhatikan inovasi atau teknologi baru seperti biosolar sebagai energi alternatif agar memiliki wawasan yang lebih banyak.
(48)
2. Kepada Pemerintah
- Sebaiknya pemerintah lebih berperan aktif dalam pengembangan inovasi yang mengedepankan ekonomi dan teknologi yang berbasis ramah lingkungan untuk seumber energi alternatif.
- Pemerintah hendaknya rutin memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang penggunaan energi alternatif dan inovasi-inovasi baru melalui bidang terkait seperti Pertamina sebagai BUMN yang dikelola oleh pemerintah sehingga bisa membuat pengetahuan masyarakat semakin meningkat dan kehidupannya bisa lebih sejahtera
3. Kepada Peneliti Selanjutnya
Diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk mengadakan penelitian lanjutan mengenai sikap masyarakat terhadap biosolar sebagai energi alternatif dengan variabel yang berbeda.
(49)
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous a, 2011. Penyaluran bio solar meningkat
Anonimous b, 2011. Penjualan BioSolar di Sumut Terus Meningkat
Anonimous c, 2011. Biodiesel
Azwar, S. 1995. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Ban, A. W van den dan Hawkins. 2002 Penyuluhan Pertanian. Kanisius Yogyakarta.
Barlina, R dan E. Manaroinsong. 2009. Tanaman Perkebunan Penghasil Bahan Bakar Nabati (BBN). Penerbit IPB Press. Bogor.
Harahap, R. 2012. Sikap Petani Terhadap Pilot Project Pertanian Terpadu. Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Medan
Haryanto, B. 2002. Bahan Bakar alternatif Biodiesel ( Bagian I : Pengenalan ). Penerbit Fakultas Teknik USU. Medan.
Krench, David dkk, 1996. Sikap Sosial. Penerjemah : Siti R, dkk, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta
Muller, D.J. 1992. Mengukur Sikap Sosial. Bumi Aksara. Jakarta
Nadapdap, M. J. 2009. Analisis Karakteristik Biodiesel Berbahan Baku Minyak Kelapa Sawit. Universitas Sumatera Utara. Medan
(50)
Priyatno, D. 2008. Mandiri Belajar SPSS ( Statistical Product and Service
Solution ). Mediakom. Yogyakarta.
Purwanto, H. 1998. Pengantar Perilaku Manusia, Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Sugiyono. A, 2006. Peluang Pemanfatan Biodiesel dari Kelapa Sawit Sebagai
Bahan Bakar Alternatif Pengganti Minyak Solar di Indonesia. Jurnal. Sugiyono, Prof. Dr. 2006. Statistika Untuk Penelitian. Penerbit CV Alfabeta.
Bandung
Tim WePe Pertamina, 2006. Biosolar. www.pertamina.co.id
Van Den Ban, A. W dan H. S. Hawkins. 1999. Penyuluhan Pertanian. Kanisius. Yogyakarta.
Yunizurwan, 2007. Analisis Potensi dan Peluang Ekonomi Biodiesel dari Minyak Jarak Pagar ( Jatropha curcas L ) Sebagai Bahan Bakar Alternatif. Universitas Sumatera Utara. Medan.
Yusnita, I dan A. Sudrajat. 2003. Membentuk Pola Perilaku Manusia Pembangunan. IPB Press. Bogor.
(51)
Lampiran 1. Karakteristik Responden Msyarakat Kota Medan Mengenai Sikapnya Terhadap Biosolar Sebagai Energi Alternatif
No. Umur (Tahun) Pendidikan (Tahun) Lamanya Menggunakan Biosolar (Tahun) Pendapatan (Rupiah)
1 45 12 3 1.800.000
2 60 12 3 2.000.000
3 45 12 3 1.500.000
4 38 12 3 2.000.000
5 65 9 2 1.300.000
6 50 9 3 1.500.000
7 46 12 2 2.000.000
8 67 9 3 1.800.000
9 40 12 3 2.000.000
10 39 12 3 2.100.000
11 30 12 2 1.800.000
12 52 15 2 3.000.000
13 60 15 3 2.500.000
14 43 12 3 1.700.000
15 53 9 3 1.500.000
16 43 12 3 2.200.000
17 65 15 3 2.700.000
18 50 17 3 4.000.000
19 57 12 2 1.800.000
20 53 17 3 5.200.000
21 65 12 3 2.300.000
22 55 12 3 2.000.000
23 72 12 1 1.700.000
24 51 12 3 1.500.000
25 52 12 2 1.700.000
26 65 12 3 1.800.000
27 54 12 3 1.700.000
28 65 12 3 2.000.000
29 66 15 2 2.600.000
30 63 12 3 2.000.000
31 33 17 3 4.000.000
32 63 15 1 3.000.000
33 65 15 1 2.500.000
34 45 17 3 3.500.000
35 56 15 3 2.600.000
36 43 17 3 3.500.000
37 34 15 2 3.000.000
38 46 15 3 3.000.000
39 38 15 2 3.200.000
40 65 17 3 3.500.000
(52)
42 23 15 3 2.700.000
43 22 12 2 1.600.000
44 20 12 3 1.500.000
45 32 15 3 2.500.000
46 38 17 3 4.200.000
47 26 15 2 2.900.000
48 39 17 3 3.700.000
49 38 17 3 5.500.000
50 40 12 3 2.000.000
51 53 15 3 2.500.000
52 61 15 3 2.300.000
53 36 17 3 4.500.000
54 42 17 3 4.000.000
55 45 17 3 3.800.000
56 38 15 3 2.800.000
57 37 17 2 3.200.000
58 40 12 2 2.500.000
59 49 17 3 3.000.000
60 51 15 3 2.700.000
61 27 12 3 2.200.000
62 68 12 1 2.500.000
63 41 17 3 3.000.000
64 62 15 2 2.800.000
65 28 15 1 2.700.000
66 57 17 3 3.500.000
67 51 17 3 4.000.000
68 43 12 3 2.000.000
69 32 15 2 2.800.000
70 37 17 3 3.400.000
71 41 12 3 1.800.000
72 38 15 3 2.300.000
73 67 17 2 3.600.000
74 62 12 3 2.000.000
75 51 15 2 2.500.000
76 43 15 3 2.800.000
77 66 12 3 2.000.000
78 63 15 3 3.000.000
79 49 17 3 4.700.000
(53)
Lampiran 2. Jawaban Responden Terhadap Pernyataan No
Sampel
Skor Pernyataan Jumlah
Skor Ket
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 10 P
2 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 8 P
3 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 11 P
4 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 6 N
5 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 5 N
6 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 8 P
7 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 6 N
8 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 9 P
9 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 9 P
10 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 8 P
11 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 10 P
12 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 5 N
13 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 6 N
14 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 9 P
15 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 9 P
16 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 11 P
17 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 10 P
18 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 6 N
19 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 8 P
20 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 9 P
21 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 7 P
22 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 9 P
23 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 9 P
24 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 10 P
25 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 5 N
26 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 9 P
27 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 6 N
28 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 7 P
29 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 9 P
30 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 6 N
31 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 9 P
32 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 7 P
33 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 5 N
34 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 6 N
35 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 11 P
36 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 7 P
37 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 9 P
38 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 11 P
39 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 7 P
40 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 8 P
(54)
42 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 9 P
43 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 9 P
44 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 11 P
45 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 5 N
46 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 9 P
47 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 10 P
48 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 11 P
49 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 6 N
50 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 7 P
51 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 9 P
52 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 8 P
53 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 6 N
54 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 9 P
55 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 9 P
56 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 11 P
57 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 7 P
58 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 9 P
59 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 5 N
60 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 4 N
61 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 10 P
62 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 11 P
63 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 7 P
64 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 9 P
65 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 11 P
66 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 6 N
67 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 4 N
68 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 7 P
69 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 9 P
70 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 11 P
71 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 10 P
72 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 9 P
73 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 4 N
74 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 6 N
75 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 11 P
76 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 10 P
77 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 11 P
78 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 7 P
79 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 9 P
(55)
Lampiran 3. Korelasi Rank Spearman antara Umur dengan Sikap Responden
No Umur Jenjang Umur Skor Responden Jenjang Skor Responden
di di2
1 45 37,5 10 63,5 -26 676
2 60 60,5 8 34,5 26 676
3 45 37,5 11 74 -36,5 1332,25
4 38 18,5 6 16 2,5 6,25
5 65 71 5 7 64 4096
6 50 44,5 8 34,5 10 100
7 46 40,5 6 16 24,5 600,25
8 67 77,5 9 48,5 29 841
9 40 25,5 9 48,5 -23 529
10 39 22,5 8 34,5 -12 144
11 30 7 10 63,5 -56,5 3192,25
12 52 50,5 5 7 43,5 1892,25
13 60 60,5 6 16 44,5 1980,25
14 43 33 9 48,5 -15,5 240,25
15 53 53 9 48,5 4,5 20,25
16 43 33 11 74 -41 1681
17 65 71 10 63,5 7,5 56,25
18 50 44,5 6 16 28,5 812,25
19 57 58,5 8 34,5 24 576
20 53 53 9 48,5 4,5 20,25
21 65 71 7 26,5 44,5 1980,25
22 55 56 9 48,5 7,5 56,25
23 72 80 9 48,5 31,5 992,25
24 51 47,5 10 63,5 -16 256
25 52 50,5 5 7 43,5 1892,25
26 65 71 9 48,5 22,5 506,25
27 54 55 6 16 39 1521
28 65 71 7 26,5 44,5 1980,25
29 66 75,5 9 48,5 27 729
30 63 66 6 16 50 2500
31 33 10 9 48,5 -38,5 1482,25
32 63 66 7 26,5 39,5 1560,25
33 65 71 5 7 64 4096
34 45 37,5 6 16 21,5 462,25
35 56 57 11 74 -17 289
36 43 33 7 26,5 6,5 42,25
37 34 11,5 9 48,5 -37 1369
38 46 40,5 11 74 -33,5 1122,25
39 38 18,5 7 26,5 -8 64
40 65 71 8 34,5 36,5 1332,25
41 34 11,5 5 7 4,5 20,25
(1)
Lampiran 6. Korelasi Rank Spearman antara Pendapatan dengan Sikap Responden
No Pendapatan Jenjang Pendapatan Skor Responden Jenjang Skor Responden
di di2
1 1.800.000 14,5 10 63,5 -49 2401
2 2.000.000 23 8 34,5 -11,5 132,25
3 1.500.000 4 11 74 -70 4900
4 2.000.000 23 6 16 7 49
5 1.300.000 1 5 7 -6 36
6 1.500.000 4 8 34,5 -30,5 930,25
7 2.000.000 23 6 16 7 49
8 1.800.000 14,5 9 48,5 -34 1156
9 2.000.000 23 9 48,5 -25,5 650,25
10 2.100.000 29 8 34,5 -5,5 30,25
11 1.800.000 14,5 10 63,5 -49 2401
12 3.000.000 57 5 7 50 2500
13 2.500.000 38 6 16 22 484
14 1.700.000 9,5 9 48,5 -39 1521
15 1.500.000 4 9 48,5 -44,5 1980,25
16 2.200.000 30,5 11 74 -43,5 1892,25
17 2.700.000 45,5 10 63,5 -18 324
18 4.000.000 72,5 6 16 56,5 3192,25
19 1.800.000 14,5 8 34,5 -20 400
20 5.200.000 78 9 48,5 29,5 870,25
21 2.300.000 33 7 26,5 6,5 42,25
22 2.000.000 23 9 48,5 -25,5 650,25
23 1.700.000 9,5 9 48,5 -39 1521
24 1.500.000 4 10 63,5 -59,5 3540,25
25 1.700.000 9,5 5 7 2,5 6,25
26 1.800.000 14,5 9 48,5 -34 1156
27 1.700.000 9,5 6 16 -6,5 42,25
28 2.000.000 23 7 26,5 -3,5 12,25
29 2.600.000 42,5 9 48,5 -6 36
30 2.000.000 23 6 16 7 49
31 4.000.000 72,5 9 48,5 24 576
32 3.000.000 57 7 26,5 30,5 930,25
33 2.500.000 38 5 7 31 961
34 3.500.000 65,5 6 16 49,5 2450,25
35 2.600.000 42,5 11 74 -31,5 992,25
36 3.500.000 65,5 7 26,5 39 1521
37 3.000.000 57 9 48,5 8,5 72,25
38 3.000.000 57 11 74 -17 289
39 3.200.000 61,5 7 26,5 35 1225
40 3.500.000 65,5 8 34,5 31 961
41 2.800.000 50 5 7 43 1849
(2)
43 1.600.000 7 9 48,5 -41,5 1722,25
44 1.500.000 4 11 74 -70 4900
45 2.500.000 38 5 7 31 961
46 4.200.000 75 9 48,5 26,5 702,25
47 2.900.000 53 10 63,5 -10,5 110,25
48 3.700.000 69 11 74 -5 25
49 5.500.000 79,5 6 16 63,5 4032,25
50 2.000.000 23 7 26,5 -3,5 12,25
51 2.500.000 38 9 48,5 -10,5 110,25
52 2.300.000 33 8 34,5 -1,5 2,25
53 4.500.000 76 6 16 60 3600
54 4.000.000 72,5 9 48,5 24 576
55 3.800.000 70 9 48,5 21,5 462,25
56 2.800.000 50 11 74 -24 576
57 3.200.000 61,5 7 26,5 35 1225
58 2.500.000 38 9 48,5 -10,5 110,25
59 3.000.000 57 5 7 50 2500
60 2.700.000 45,5 4 2 43,5 1892,25
61 2.200.000 30,5 10 63,5 -33 1089
62 2.500.000 38 11 74 -36 1296
63 3.000.000 57 7 26,5 30,5 930,25
64 2.800.000 50 9 48,5 1,5 2,25
65 2.700.000 45,5 11 74 -28,5 812,25
66 3.500.000 65,5 6 16 49,5 2450,25
67 4.000.000 72,5 4 2 70,5 4970,25
68 2.000.000 23 7 26,5 -3,5 12,25
69 2.800.000 50 9 48,5 1,5 2,25
70 3.400.000 63 11 74 -11 121
71 1.800.000 14,5 10 63,5 -49 2401
72 2.300.000 33 9 48,5 -15,5 240,25
73 3.600.000 68 4 2 66 4356
74 2.000.000 23 6 16 7 49
75 2.500.000 38 11 74 -36 1296
76 2.800.000 50 10 63,5 -13,5 182,25
77 2.000.000 23 11 74 -51 2601
78 3.000.000 57 7 26,5 30,5 930,25
79 4.700.000 77 9 48,5 28,5 812,25
80 5.500.000 79,5 11 74 5,5 30,25
∑ di2
rs = -0,0887
= 92894
th = -0,7864
(3)
Lampiran 7. Hasil Uji Beda Rata- Rata
Uji Beda Rata- Rata Kelompok Umur dengan Sikap Responden
Ranks
kel umur N Mean Rank Sum of Ranks
skor sikap Umur 20-40 27 46.19 1247.00
Umur >40 53 37.60 1993.00
Total 80
Test Statisticsa
skor sikap
Mann-Whitney U 562.000
Wilcoxon W 1993.000
Z -1.587
Asymp. Sig. (2-tailed) .112
a. Grouping Variable: kel umur
Uji Beda Rata- Rata Kelompok Pendidikan dengan Sikap Responden
Ranks
kel pendidikan N Mean Rank Sum of Ranks
skor sikap penddiikan 12thn 34 43.00 1462.00
pnddikan >12thn 46 38.65 1778.00
Total 80
Test Statisticsa
skor sikap
Mann-Whitney U 697.000
Wilcoxon W 1778.000
Z -.841
Asymp. Sig. (2-tailed) .401
(4)
Uji Beda Rata- Rata Kelompok Lama Penggunaan Biosolar dengan Sikap Responden
Ranks
kel lama penggunaan N Mean Rank Sum of Ranks
skor sikap penggunaan 1-2thn 23 40.11 922.50
penggunaan diatas 2thn 57 40.66 2317.50
Total 80
Test Statisticsa
skor sikap
Mann-Whitney U 646.500
Wilcoxon W 922.500
Z -.097
Asymp. Sig. (2-tailed) .923
a. Grouping Variable: kel lama penggunaan
Uji Beda Rata- Rata Kelompok Pendapatan dengan Sikap Responden
Ranks
kel pendapatan N Mean Rank Sum of Ranks
skor sikap <=UMK 17 46.59 792.00
>UMK 63 38.86 2448.00
Total 80
Test Statisticsa
skor sikap
Mann-Whitney U 432.000
Wilcoxon W 2448.000
Z -1.237
Asymp. Sig. (2-tailed) .216
(5)
Lampiran 8.
Daftar Pernyataan Sikap Masyarakat Kota Medan Mengenai
Biosolar Sebagai Energi Alternatif
Karakteristik Responden
- Nama :
- Umur :
- Pendidikan :
- Pendapatan :
- Lama Menggunakan Biosolar :
Sikap Responden
Bagaimana menurut saudara tentang kegunaan biosolar sebagai sumber energi alternatif :
1. Penggunaan bahan bakar biosolar lebih irit a. Ya
b. tidak
2. Meningkatkan mutu dan kualitas mesin a. Ya
b. Tidak
3. biosolar mudah didapatkan di SPBU a. Ya
b. Tidak
4. Mengurangi asap hasil pembakaran dan ramah lingkungan. a. Ya
b. Tidak
5. Biosolar sebagai energi alternatif dapat dijadikan solusi permasalahan cadangan minyak bumi yang semakin habis a. Ya
b. Tidak
6. tidak perlu merubah atau memodifikasi mesin kendaraan untuk menggunakan bahan bakar biosolar.
a. Ya b. Tidak
7. Biosolar menghasilkan tenaga yang lebih besar dibandingkan solar murni
a. Ya b. Tidak
(6)
8. Biosolar dapat disimpan untuk waktu yang lama. a. Ya
b. Tidak
9. Penggunaan Biosolar tidak menimbulkan kelangkaan pangan akibat dialihkannya tanaman yang biasa dikonsumsi untuk dijadikan tanaman penghasil minyak nabati.
a. Ya b. Tidak
10.Biosolar sebagai energi alternatif sudah diketahui masyarakat secara luas.
a. Ya b. Tidak
11.Efisiensi penggunaan bahan bakar biosolar lebih tinggi dibandingkan dengan solar.
a. Ya b. Tidak
12. Harga biosolar lebih murah daripada solar murni. a. Ya