Perancangan Perangkat Lunak Sistem Antrian Dengan Metode Multiple Channel Single Phase Berbasis Local Area Network (Lan)

(1)

PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK SISTEM ANTRIAN

DENGAN METODE MULTIPLE CHANNEL SINGLE PHASE

BERBASIS LOCAL AREA NETWORK (LAN)

SKRIPSI

DIANSAH 061401023

PROGRAM STUDI S1 ILMU KOMPUTER

FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2013


(2)

PERSETUJUAN

Judul : PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK SISTEM

ANTRIAN MULTIPLE CHANNEL SINGLE PHASE BERBASIS LOCAL AREA NETWORK (LAN)

Kategori : SKRIPSI

Nama : DIANSAH

NomorInduk Mahasiswa : 061401023

Program Studi : SARJANA (S1) ILMU KOMPUTER

Departemen : ILMU KOMPUTER

Fakultas : ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI

INFORMASI Diluluskan di Medan,

Komisi Pembimbing :

Pembimbing 2 Pembimbing 1

Amer Sharif, S.Si, M.Kom Maya Silvi Lydia, B.Sc., M.Sc

NIP : NIP : 197401272002122001

Diketahui/Disetujuioleh

Program Studi S1 Ilmu Komputer Ketua,

Dr. Poltak Sihombing, M.Kom. NIP :196203171991031001


(3)

PERNYATAAN

PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK SISTEM ANTRIAN MULTIPLE

CHANNEL SINGLE PHASE BERBASIS LOCAL AREA NETWORK (LAN)

SKRIPSI

Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, 21 Maret 2013

DIANSAH 061401023


(4)

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Pencipta manusia, langit, bumi dan segala isinya atas segala berkat dan kasih karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini, sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer, pada Program Studi S1 Ilmu Komputer Fasilkom-TI Universitas Sumatera Utara.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada :

1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc(CTM). Ap.A(K) selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Muhammad Zarlis, M.Kom, selaku Dekan Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Dr. Poltak Sihombing, M.Kom, selaku Ketua Departemen Ilmu Komputer Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Maya Silvi Lydia, B.Sc, M.Sc, selaku Sekretaris Departemen Ilmu Komputer Universitas Sumatera Utara.

5. Pembantu Dekan Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Universitas Sumatera Utara, semua dosen dan pegawai pada program studi S1 Ilmu Komputer Fasilkom-TI USU.

6. Ibu Maya Silvi Lydia, B.Sc, M.Sc, dan Bapak Amir Sharif. S, Si, M.Kom, selaku Dosen Pembimbing.

7. Bapak Dr. Poltak Sihombing, M.Kom dan Bapak M. Andri Budiman, ST, M.Comp.Sc, MEM, selaku Dosen Penguji.

8. Bapak Prof. Dr. Muhammad Zarlis, selaku dosen pembimbing akademik saya.

9. Keluarga tercinta Ayahanda syarifpudin dan Ibunda ruyah yang selalu mendo’a kan saya dan memotivasi saya agar tetap bersemangat dalam segala hal, dan abang beserta adik-adik saya yang sangat saya cintai yang telah banyak memberikan dukungan kepada saya baik moril mupun materil.

10. Rekan-rekan kuliah kom B dan kom A, dan secara khusus ucapan terima kasih kepada teman-teman RCS yang telah banyak memberikan motivasi dan semangat yang luar biasa kepaa penulis.

Semoga Tuhan memberikan berkat yang berlimpah kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, perhatian, serta dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Medan, 18 Juli 2013


(5)

PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK SISTEM ANTRIAN MULTIPLE CHANNEL SINGLE PHASE BERBASIS LOCAL AREA NETWORK

(LAN) ABSTRAK

Antrian banyak ditemukan pada kehidupan sehari-hari, misalnya pada sebuah pasar swalayan, bank, tempat-tempat keramaian dan lain-lain.Antrian timbul disebabkan oleh kebutuhan pelayanan yang melebihi kemampuan (kapasitas) pelayanan atau fasilitas layanan, sehingga pengguna fasilitas yang baru tiba tidak dapat segera mendapat layanan disebabkan kesibukan layanan.Pada banyak hal, tambahan fasilitas pelayanan dapat diberikan untuk mengurangi antrian atau untuk mencegah timbulnya antrian,tetapi akan menimbulkan pengurangan keuntungan pemberi layanan. Multiple Channel Single Phase adalah Antrian tunggal pelayanan ganda, dimana jumlah fasilitas pelayanan pada sistem antrian ini lebih dari satu, untuk melayani satu jalur antrian. Multiple Channel Single Phase sering juga disebut dengan model M/M/S/I dimana huruf M disimbolkan sebagai Antrian, S disimbolkan sebagai server pelayanan, dan I disimbolkan sebagai populasi yang tidak terbatas.Pada penelitian ini, penulis mensimulasikan sebuah antrian dengan metode multiple channel

single phase, dimana banyak pengguna fasilitas yang datang dengan pelayanan

tunggal.Simulasi ini terdiri dari tahap-tahap antara lain pengambilan nomor antrian, pemanggilan nomor antrian serta pelayanan. Sistem ini akan memberikan laporan harian berupa waktu rata-rata menunggu dan pelayanan bagi pengguna fasilitas. Dengan adanya laporan tersebut maka pengambil keputusan mendapat gambaran kondisi pelayanan yang diberikan kepada pengguna fasilitasnya.


(6)

QUEUE SYSTEM SOFTWARE DESIGN USING MULTIPLE SINGLE CHANNEL PHASE BASED LOCAL AREA NETWORK

(LAN)

ABSTRACT

Queues are common in everyday life, eg in a supermarket, banks, crowded places and others. Queues arise due to the need for services exceeds the ability (capacity), service or service facilities, so that users of the new facility can not arrive soon gets busy the service due to service. In many cases, additional facilities can be provided to reduce the queue or to prevent the queue, but will lead to reduction in profit service providers. Multiple Channel Single Phase is a single queue multiple services, where the number of service facilities in the queue system is more than one, to serve a one-lane queue. Multiple-Channel Single Phase often called the model M / M / S / I where the letter M symbolizes the Queue, S symbolized as a server service, and I symbolized as an infinite population.In this study, the authors simulate a queue with multiple-channel single-phase method, in which many users of the facilities that come with a single service. This simulation consists of stages such as taking a queue number, the call queue numbers and services. This system will provide daily reports of the average waiting time and service to users of the facility. With this report, the decision makers get an idea of the conditions of service provided to users of its facilities.


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

Persetujuan ii

Pernyataan iii

Penghargaan iv

Abstrak v

Abstract vi

Daftar Isi vii

Daftar Gambar ix

Daftar Lampiran xi

Bab 1 Pendahuluan 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 2

1.3 Batasan Masalah 3

1.4 Tujuan Penelitian 3

1.5 Manfaat Penelitian 3

1.6 Metodologi 3

1.7 Sistematika Penulisan 4

Bab 2 Landasan Teori 5

2.1 Sistem 5

2.2 PemodelanSistem 6

2.2.1 Pengertian Model 6

2.2.2 Jenis-jenis Model 8

2.2.3 Hubungan Antara Model dan Sistem Nyata 8

2.2.4 Tahap-tahap dalam Pengembangan Model 9

2.3 Simulasi 10

2.3.1 Manfaat Simulasi 11

2.3.2 Jenis-jenis Model Simulasi 13

2.4 Teori Antrian 13

2.4.1 Komponen Dasar Antrian 16

2.4.2 Struktur Antrian Dasar 19

2.4.3 Struktur Dasar Model-model Antrian 20

2.5 Proses Antrian Dasar 21

2.6 Multiple Channel Single Phase 22

2.7 Jaringan Komputer 25

2.7.1 Konsep LAN 26

2.7.2 Protokol TCP/IP 29

2.7.3 IP Address 30

2.7.4 Subnet Mask 31

2.7.5 Topologi Jaringan Komputer 31


(8)

Bab 3 Analisis dan Perancangan 40

3.1 Analisa 40

3.1.1 Layanan Antrian 40

3.1.2 Pengolahan Antrian 41

3.1.3 Manajemen pelayanan Antrian 42

3.1.4 Karakteristik Antrian 43

3.2 Perancangan 45

3.2.1 Perancangan Antar Muka (Interface) 45

3.2.1.1 Rancangan Menu Utama 45

3.2.1.2 Rancangan Layar Tiket 47

3.2.1.3 Rancangan Loket Antrian 47

3.2.1.4 Rancangan Layar Antrian 49

3.2.2 Perancangan Jaringan 50

3.2.3 Flow Chartsistem Antrian 52

Bab 4 Implimentasi dan Pengujian Sistem 53

4.1 Implementasi 53

4.2 Konfigurasi Loket 53

4.2.1 Tampilan Server 55

4.2.2 Tampilan Tiket 55

4.2.3 Tampilan Layar Antrian 56

4.2.4 Tampilan Loket 1.2.3 56

4.2.5 Tampilan Help 57

4.2.6 Tampilan About 57

4.3 Pengujian Sistem 58

4.3.1 Pengujian Loket 1 58

4.4 Tampilan Laporan Harian Sistem Antrian 61

Bab 5 Kesimpulan dan Saran 62

5.1 Kesimpulan 62

5.2 Saran 62

Daftar Pustaka 64


(9)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Gambar

Keterangan Halaman

2.1

Sistem

5

2.2

Studi Ilmu Sistem

6

2.3

Hubungan Model dan Sistem Nyata

9

2.4

Contoh Antrian dengan 6 Elemen

15

2.5

Contoh Penambahan Elemen

15

2.6

Contoh Penghapusan Elemen

16

2.7

Bentuk Antrian Tunggal, Pelayanan Tunggal

19 2.8

Bentuk Antrian Tunggal, Pelayanan Ganda

19

2.9

Bentuk Antrian Ganda, Pelayanan Ganda

20

2.10

Proses Antrian

20

2.11

Gambaran Proses Antrian

20

2.12

Model M/M/S/I

22

2.13

Mekanisme Algoritma pada Model M/M/S/I

24

2.14

Jaringan LAN Menggunakan Kabel BNC

27

2.15

Jaringan LAN Menggunakan Kabel UTP

27

2.16

Topologi Bus

32

2.17

Topologi Ring

32

2.18

Topologi Star

33

2.19

Topologi Mesh

33

2.20

Topologi Tree

35

2.21

Topologi Linier

37

3.1

Gambaran Proses Antrian

40

3.2

Rancangan Menu Utama

46

3.3

Rancangan Layar Tiket

47

3.4

Rancangan Loket Antrian

48

3.5

Rancangan Layar Antrian

49

3.6

Arsitektur Perangkat Keras Jaringan

50

3.7

Ping Address 192.168.10.2 –t

51

3.8

Flow Chart Sistem Antrian

52

4.1

TCP/IP Address Loket Antrian

54

4.2

Konfigurasi IP Address Loket Antrian

54

4.3

Tampilan Server

55

4.4

Tampilan Tiket

55

4.5

Tampilan Layar Antrian

56

4.6

Tampilan Loket 1,2,3

56

4.7

Tampilan Help

57


(10)

4.9

Tampilan Hasil Pengujian Loket 1

58

4.10

Tampilan Nomor Tiket

59

4.11

Tampilan Layar Antrian Loket 1

59

4.12

Tampilan Waktu Rata-rata Layanan

60


(11)

PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK SISTEM ANTRIAN MULTIPLE CHANNEL SINGLE PHASE BERBASIS LOCAL AREA NETWORK

(LAN) ABSTRAK

Antrian banyak ditemukan pada kehidupan sehari-hari, misalnya pada sebuah pasar swalayan, bank, tempat-tempat keramaian dan lain-lain.Antrian timbul disebabkan oleh kebutuhan pelayanan yang melebihi kemampuan (kapasitas) pelayanan atau fasilitas layanan, sehingga pengguna fasilitas yang baru tiba tidak dapat segera mendapat layanan disebabkan kesibukan layanan.Pada banyak hal, tambahan fasilitas pelayanan dapat diberikan untuk mengurangi antrian atau untuk mencegah timbulnya antrian,tetapi akan menimbulkan pengurangan keuntungan pemberi layanan. Multiple Channel Single Phase adalah Antrian tunggal pelayanan ganda, dimana jumlah fasilitas pelayanan pada sistem antrian ini lebih dari satu, untuk melayani satu jalur antrian. Multiple Channel Single Phase sering juga disebut dengan model M/M/S/I dimana huruf M disimbolkan sebagai Antrian, S disimbolkan sebagai server pelayanan, dan I disimbolkan sebagai populasi yang tidak terbatas.Pada penelitian ini, penulis mensimulasikan sebuah antrian dengan metode multiple channel

single phase, dimana banyak pengguna fasilitas yang datang dengan pelayanan

tunggal.Simulasi ini terdiri dari tahap-tahap antara lain pengambilan nomor antrian, pemanggilan nomor antrian serta pelayanan. Sistem ini akan memberikan laporan harian berupa waktu rata-rata menunggu dan pelayanan bagi pengguna fasilitas. Dengan adanya laporan tersebut maka pengambil keputusan mendapat gambaran kondisi pelayanan yang diberikan kepada pengguna fasilitasnya.


(12)

QUEUE SYSTEM SOFTWARE DESIGN USING MULTIPLE SINGLE CHANNEL PHASE BASED LOCAL AREA NETWORK

(LAN)

ABSTRACT

Queues are common in everyday life, eg in a supermarket, banks, crowded places and others. Queues arise due to the need for services exceeds the ability (capacity), service or service facilities, so that users of the new facility can not arrive soon gets busy the service due to service. In many cases, additional facilities can be provided to reduce the queue or to prevent the queue, but will lead to reduction in profit service providers. Multiple Channel Single Phase is a single queue multiple services, where the number of service facilities in the queue system is more than one, to serve a one-lane queue. Multiple-Channel Single Phase often called the model M / M / S / I where the letter M symbolizes the Queue, S symbolized as a server service, and I symbolized as an infinite population.In this study, the authors simulate a queue with multiple-channel single-phase method, in which many users of the facilities that come with a single service. This simulation consists of stages such as taking a queue number, the call queue numbers and services. This system will provide daily reports of the average waiting time and service to users of the facility. With this report, the decision makers get an idea of the conditions of service provided to users of its facilities.


(13)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Di dunia modern seperti pada sekarang ini Antrian timbul disebabkan oleh kebutuhan akan layanan melebihi kemampuan (kapasitas) pelayanan atau fasilitas layanan, sehingga pengguna fasilitas yang tiba tidak bisa segera mendapat layanan disebabkan oleh kesibukan layanan. Pada banyak hal, tambahan fasilitas pelayanan dapat diberikan untuk mengurangi antrian atau untuk mencengah timbulnya antrian. Akan tetapi biaya karena member pelayanan tambahan, akan menimbulkan pengurangan keuntungan mungkin sampai dibawah tingkat yang dapat diterima. Sebaliknya sering timbulnya antrian yang panjang akan mengakibatkan hilangnya pelanggan / nasabah. Antrian adalah suatu kejadian yang sering terjadi didalam kehidupan sehari-hari, menunggu di depan loket untuk mendapatkan tiket kereta api atau tiket bioskop, pada pintu jalan tol, pada bank, pada kasir supermarket, dan situasi-situasi yang lain merupakan kejadian yang sering ditemui.

Permasalahan antrian ini telah menjadi sebuah fenomena yang semakin serius dan perlu ditangani secepatnya, karena akan bisa menimbulkan problem yang dapat merusak citra perusahaan di mata para nasabah yang membutuhkan pelayanan prima dari perusahaan. Perusahaan perlu mengembangkan suatu sistem untuk menangani masalah antrian, di mana ketika pelayanan dimulai, maka nasabah yang datang pertama kali atau yang memiliki nomor urut pertama yang akan mendapatkan pelayanan pertama, sehingga tidak terjadi kesalahan dalam urutan pemanggilan yang tidak disengaja.

Sistem antrian dengan prioritas pelayanan sering di modelkan prioritas-prioritas tertentu, dapat di jumpai pada berbagai bentuk antrian pararel. Antrian pararel dapat berada didepan satu fasilitas pelayanan dan dapat juga berada pada beberapa fasilitas pelayanan dengan prioritas tertentu. Bila pada suatu fasilitas pelayanan terdapat antrian pelanggan yang mempunyai antrian parallel, maka dapat


(14)

dinyatakan bahwa antrian yang pertama mempunyai prioritas yang pertama untuk dilanyani, sedangkan antrian yang kedua termasuk pelanggan yang mempunyai prioritas lebih rendah. Prioritas dalam sistem antrian ini dapat ditentukan berdasarkan kebutuhan yang disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku.

Jadi klasifikasi pokok dalam disiplin antrian ini adalah prioritas yang pertama datang pertama dilayani (first come first service). Model ini mengasumsikan bahwa subjek pemanggilan pelayanan cenderung sabar dan bersedia menunggu.

Berdasarkan uraian di atas, dipandang perlu untuk merancang suatu sistem antrian yang bekerja secara otomatis dengan judul “Perancangan Perangkat Lunak

Sistem Antrian dengan Metode Multiple Channel Single Phase Berbasis Local Area Network (LAN)”.

1.2Rumusan Masalah

Dari uraian pada latar belakang di atas, maka yang menjadi masalah adalah bagaimana membentuk suatu model antrian yang dapat memberikan pelayanan yang maksimal dan perangkat lunaknya agar kelakuan entitas dapat terpenuhi.

1.3Batasan Masalah

Agar pembahasan tidak menyimpang dari tujuan, maka perlu dibuat batasan masalah yaitu :

1. Metode antrian yang digunakan adalah multiple channel single phase.

2. Sistem antrian ini diimplementasikan dengan menggunakan jaringan LAN dengan 3 channel antrian, satu monitor dan satu mesin pengambilan kartu antrian.

3. Sistem antrian ini dimplementasikan dengan menggunakan media output berupa

audio, monitor dan printer.

4. Antrian yang dirancang adalah antrian nasabah yang terjadi di sebuah perusahaan pelayanan konsumen.

5. Bahasa pemograman yang digunakan adalah Microsoft Visual Basic 6.0 dan


(15)

1.4Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah membangun sebuah perangkat lunak sistem antrian dengan metode Multiple Channel Single Phase yang berguna untuk mengatur antrian nasabah agar terciptanya sebuah percepatan pelayanan.

1.5Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini antrian yang terdapat pada sebuah entitas dapat dikendalikan dan dapat menyajikan waktu layanan dan waktu rata-rata layanan per nasabah.

1.6Metodologi

Di dalam penyusunan skripsi ini penulis melakukan studi literatur dengan cara mempelajari tentang antrian, jaringan komputer, komponen winsock, serta database

MS SQL Server 2003. Setelah mempelajari literatur tersebut penulis melakukan

tahapan-tahapan dalam membuat skripsi ini sebagai berikut:

a. Merancang suatu sistem yang akan dituangkan pada perangkat lunak atau aplikasi.

b. Merancang algoritma yang sesuai dengan jalannya sistem. c. Merancang database tempat penyimpanan data.

d. Menulis kode program untuk memproses data dengan menggunakan bahasa pemrograman Ms Visual Basic.

e. Menguji coba sistem yang telah dibangun. f. Implementasi.


(16)

1.7Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini penulis membuat sistematika sebagai berikut:

Bab 1 PENDAHULUAN

Membahas Latar Belakang, Rumusan Masalah, Batasan Masalah, Tujuan penelitian, Manfaat Penelitian, Metode Penelitian yang dilakukan serta Sistematika penulisan.

Bab 2 LANDASAN TEORI

Berisi tentang teori-teori yang digunakan dalam menunjang skripsi ini, meliputi teori mengenai sistem, pemodelan sistem, simulasi, kongesti dalam sistem, dan teori antrian.

Bab 3 PEMBAHASAN DAN PERANCANGAN

Berisi tentang pembahasan dan cara kerja metode multiple chanel single phase dalam mengimplementasikan sistem antrian beserta perancangan perangkat lunak dan perangkat keras.

Bab 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

Berisi tentang implementasi hasil penulisan kode program serta hasil pengujian.

Bab 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi tentang kesimpulan dan saran yang penulis berikan berkaitan dengan topik yang dibahas.


(17)

BAB 2

L A N D A S A N T E O R I

2.1Sistem

Sistem adalah sekumpulan entitas yang melakukan suatu kegiatan atau menyusun skema atau tata cara melakukan suatu kegiatan pengolahan (pemrosesan) untuk mencapai sesuatu atau beberapa tujuan, dalam hal ini dilakukan dengan cara mengolah data dan/atau energi dan/atau barang (benda) dalam jangka waktu tertentu guna menghasilkan informasi dan/atau energi dan/atau barang (benda). Sekumpulan komponen yang menyusun sebuah sistem mungkin saja merupakan bagian atau subset dari sistem lain [10].

Defenisi lain, sistem adalah kombinasi unsur-unsur yang tersusun secara tertentu sedemikian rupa sehingga berbagai masukan (input) atau gangguan (disturbance) akan menyebabkan tanggapan (response) dan keluaran (output) karakteristik sistem tertentu. Jadi, sistem merupakan kumpulan objek-objek yang beraksi dan interaksi bersama kearah beberapa ujung (akhir) logis. Bentuk sebuah sistem dapat dilihat pada Gambar 2.1

Gambar 2.1. Sistem

Unsur-unsur penyusun sistem dapat berupa sistem berwujud (nyata) maupun sistem tak berwujud (model). Yang dimaksud dengan unur-unsur tak berwujud adalah yang diungkapkan dengan besaran-besaran yang tak dapat diukur secara langsung. Sistem fisis di dalam peninjauannya selalu diwakili oleh model-model matematis yang didasarkan pada komponen-komponen atau unsur-unsur ideal yang dengan tepat dapat

Masukan Gangguan

SISTEM Keluaran


(18)

ditentukan secara matematis. Pemilihan model yang sesuai dengan watak yang ditampilkan mungkin sulit. Model yang terlampau sederhana akan menyebabkan sifat-sifat yang jauh dari sistem yang sebenarnya. Sebaliknya, model yang terlampau rumit akan menyulitkan analisis, atau dapat juga tak teranalisiskan. Gambar 2.2 memperlihatkan bagian-bagian dari studi ilmu sistem.

Gambar 2.2 Studi Ilmu Sistem

Berdasarkan dengan tujuan dari pemodelan dan simulasi, secara umum model sistem dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelas, antara lain: model fisika, biologi, sosial; model konsep, konkrit, abstrak; model waktu kontinu, waktu diskret; model kejadian kontinu, kejadian diskret; model deterministik, stokastik, permainan; model statis, dinamis; model linier, nonlinier; model tersebar, terkumpul; model terbuka, tertutup; model takantisipatif, antisipatif; model adaptif, tak adaptif; mode time variant, invariant; model sistem orde satu, dua, tiga dan seterusnya.

2.2Pemodelan Sistem 2.2.1 Pengertian Model

Model adalah representasi atau formalisasi dalam bahasa tertentu (yang disepakati) dari suatu sistem nyata. Dengan kata lain, model adalah representasi dari suatu objek,

Eksperimen dengan Sistem Nyata

Eksperimen dengan Model Sistem

Model Fisik Model Matematika

Solusi Analitis Simulasi


(19)

benda atau ide-ide dalam bentuk yang lain dengan entitasnya [6]. Model berisi informasi tentang sesuatu sistem yang dibuat dengan tujuan untuk mempelajari perilaku sistem yang sebenarnya. Model dapat berupa tiruan dari suatu benda, sistem atau peristiwa sesungguhnya yang hanya mengandung informasi-informasi yang dipandang penting untuk ditelaah.

Model yang dibuat dapat berfungsi untuk:

1. Membantu dalam berpikir, model menyajikan deskripsi yang sistematis tentang suatu sistem sehingga dapat mempermudah mempelajari sistem tersebut.

2. Membantu untuk berkomunikasi atau mempermudah menjelaskan tentang suatu sistem kepada orang lain.

3. Sebagai alat latihan, untuk melatih ketrampilan orang-orang yang berhubungan dengan sistem sebenarnya yang dimodelkan. Contohnya : Simulator dalam dunia penerbangan, ini digunakan untuk melatih seorang calon pilot yang dalam taraf belajar, belum boleh mengemudikan pesawat yang sebenarnya, tetapi belajar mengemudikan suatu model yang mewakili pesawat dan juga mengoperasikan model tersebut terhadap suatu model lapangan terbang, udara, lingkungan terbang dan sebagainya.

4. Sebagai alat prediksi terhadap kelakuan sistem untuk waktu yang akan datang, yaitu pengaruh-pengaruh yang ingin diketahui jika ada perubahan sistem atau operasi sistem.

5. Membantu dalam melakukan percobaan, dalam hal melakukan percobaan atau eksperimen tidak mungkin langsung dilaksanakan atau diadakan secara praktis karena biaya yang mahal dan bahaya atau resiko yang tinggi.

Sebelum menentukan model yang akan dibuat, lebih dahulu perlu mempelajari sistemnya. Sistem yang ada seringkali sangat kompleks, tapi model diusahakan dibuat sesederhana mungkin. Salah satu cara untuk mempelajari sistem adalah dengan menuangkan informasi-informasi dari sistem tersebut ke dalam bentuk diagram.

Untuk menilai model apakah dapat dianggap ”baik” sebenarnya cukup sulit, tetapi pada dasarnya kriteria suatu model yang baik dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Mudah dimengerti pemakaiannya.


(20)

3. Dinyatakan secara jelas dan lengkap.

4. Mudah dikontrol dan dimanipulasi oleh pemakai. 5. Mengandung pemecahan masalah yang penting & jelas. 6. Mudah diubah dan mempunyai prosedur modifikasi. 7. Dapat berkembang dari sederhana menjadi kompleks.

2.2.2 Jenis-jenis Model

Model dapat direpresentasikan dalam berbagai cara, tergantung tujuan dari studi. Beberapa jenis model dapat dikelompokkan sebagai berikut :

1. Model Skala: adalah model yang dibuat biasanya dengan memperkecil skala aslinya. Contoh: model mobil, model pesawat terbang.

2. Model Piktorial (Visual Grafis): model yang dibuat dengan menggambar rancangan yang sebenarnya belum ada. Contoh: designer menggambar model baju, arsitek menggambar rumah.

3. Model Verbal: model yang penjelasannya dengan kata-kata. Contoh: proses inflasi tergantung dari beberapa faktor ekonomi makro, dijelaskan dengan kata-kata baru dibuat diagaram skematis.

4. Model Skematis: model yang melukiskan unsur-unsur sistem dalam bentuk skema. Model dapat berupa diagram, Contoh: diagram blok, DFD (data flow diagram),

flowchart.

5. Model Simbolik: model dalam bentuk persamaan matematika, Contoh: persamaan diferensial, persamaan diferens, aljabar, logika dan lain-lain.

6. Model Komputer: model dalam bentuk program komputer yang ditulis menggunakan bahasa komputer tertentu.

2.2.3 Hubungan Antara Model dan Sistem Nyata

Sistem nyata adalah sistem yang sedang berlangsung dalam kehidupan, sistem yang dijadikan titik perhatian dan dipermasalahkan. Pemodelan adalah proses membangun atau membentuk sebuah model dari suatu sistem nyata dalam bahasa formal tertentu. Hasil analitis sistem nyata dengan asumsi tertentu adalah berupa model konsep yang berisi spesifikasi, variabel dan parameter tertentu. Asumsi yang dibuat sangat


(21)

tergantung dari kacamata pemodel dalam memandang sistem nyata yang diperngaruhi oleh tiga faktor, yaitu: tata nilai yang dianut, ilmu pengetahuan yang dimiliki, dan pengalaman hidup dari pemodel. Gambar 2.3. memperlihatkan hubungan antara model dan sistem nyata yang akan dimodelkan.

Gambar 2.3. Hubungan Model dan Sistem Nyata

Model konsep yang berupa persamaan matematika atau diagram (DFD, flowchart) kemudian diimplementasikan menggunakan bahasa pemrograman komputer tertentu menjadi model komputer (kode sumber). Model komputer harus sesuai dengan model konsep asalnya, proses penyesuaian antara model komputer dengan model konsep disebut verifikasi model. Kode sumber kemudian dieksekusi pada perangkat keras komputer merupakan proses simulasi komputer. Penyesuaian antara hasil simulasi dengan data sistem nyata disebut validasi model. Hasil validasi model biasanya dalam bentuk grafik. Simulasi dianggap bagus jika kesalahan kurang dari 5%. Agar simulasi dapat menirukan seperti sistem nyata, maka model harus diperbaiki secara terus menerus menjadi suatu proses siklus hidup.

2.2.4 Tahap-tahap dalam Pengembangan Model

Dalam proses pembuatan suatu model tidak dapat dijabarkan rumusannya secara pasti, namun ada petunjuk yang dapat digunakan yaitu sebagai berikut:

Model Konsep Sistem

Nyata

Model Komputer

Simulasi Analisis

Pemrograman Validasi Model

Spesifikasi Model


(22)

1. Pemecahan masalah melalui penyederhanaan.

2. Menyatakan objek dengan persyaratan yang jelas karena objek sangat menentukan model.

3. Mencari analog-analog dan sistem atau model yang sudah ada untuk mempermudah konstruksi.

4. Menentukan komponen-komponen yang akan dimasukkan ke dalam model.

5. Menentukan variabel, konstanta dan parameter, hubungan fimgsional serta konstrain dari fungsi-fungsi kriterianya.

6. Untuk membuat model matematik harus dipikirkan cara untuk menyatakan masalah secara numerik jika ingin disimulasikan dengan komputer.

7. Nyatakan dengan simbol-simbol. 8. Menuliskan persamaan matematikanya.

9. Bila model terlalu rumit, terdapat beberapa cara untuk menyederhanakan model, seperti:

a. Buat harga variabel menjadi parameter b. Eliminasi / kombinasikan variabel-variabel c. Asumsikan linieritas

d. Tambahkan asumsi dan batasan yang ketat e. Perjelas batasan sistem.

2.3Simulasi

Simulasi adalah proses merancang model dari suatu sistem yang sebenarnya, mengadakan percobaan-percobaan terhadap model tersebut dan mengevaluasi hasil percobaan tersebut. Simulasi merupakan teknik atau cara penyelesaian persoalan melalui pengolahan data operasi sistem imitasi untuk memperoleh data output penyelidikan atau percobaan penelitian sebagai bahan solusi persoalan ataupun sebagai bahan masukan dalam rangka pengembangan dan perbaikan struktur dan operasi sistem yang nyata [10].


(23)

2.3.1 Manfaat Simulasi

Manfaat simulasi bagi kehidupan nyata adalah untuk : 1. Menjelaskan kelakuan sistem.

2. Menirukan bekerjanya suatu sistem melalui melalui suatu model. 3. Memecahkan suatu persoalan matematik dengan analisis numerik. 4. Mempelajari dinamika suatu sistem.

5. Memberikan suatu deskripsi perilaku sistem dalam perkembangan sejalan dengan bertambahnya waktu.

6. Membangun teori atau hipotesa yang mempertanggungjawabkan kelakuan dari sistem yang diamati.

7. Meramalkan kelakuan sistem yang akan datang yaitu pengaruh yang dihasilkan oleh perubahan-perubahan sistem atau perubahan operasinya.

Pengertian simulasi merupakan imitasi dari benda nyata, status dari pengolahan, ataupun proses. Tindakan dari mensimulasikan sesuatu pada umumnya mewakili karateristik kunci tertentu atau sifat dari fisikal terpilih atau sistem abstrak. Simulasi dipakai di berbagai konteks, termasuk pemberlakuan model dari sistem alamiah atau sistem manusia dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran ke dalam fungsi yang ada. Konteks lain termasuk ke dalamnya simulasi dari teknologi untuk optimasi perfomansi, rekayasa keamanan, pengetesan, pelatihan dan edukasi. Simulasi dapat dipakai untuk menunjukkan efek kejadian sebenar dari kondisi alternatif dan arah dari tindakan.

Dengan melakukan sebuah simulasi pada kejadian nyata, dapat diketahui hasil yang diaplikasikan secara semu, walau deviasi pasti terjadi antara simulasi dengan kejadian nyata, namun nilai deviasi minimal sudah dapat diperhitungkan lebih jauh.

Isu kunci dari simulasi termasuk akuisisi dari informasi sumber yang sah tentang referensi, pemilihan kunci karateristik dan sifat, penggunaan pencapaian yang disederhanakan dan asumsi di dalam simulasi, dan ketelitian dan validasi dari hasil


(24)

simulasi. Simulasi sering dipakai di dalam pelatihan dari sipil dan personel militer. Hal ini biasanya muncul saat peralatan mahal dan terlalu bahaya untuk memungkinkan pelatih menggunakan peralatan sebenar di dalam dunia sebenar. Di dalam situasi tertentu maka akan dilakukan pembelajaran pelajaran berharga di dalam lingkungan virtual yang “aman”. Seringnya kenyamanan untuk memberikan kesalahan selama pelatihan untuk sistem keamanan kritikal.

Pelatihan simulasi pada umumnya terdiri dari 3 kategori :

1. Simulasi “hidup” (dimana orang nyata menggunakan peralatan tersimulasi di dalam dunia nyata)

2. Simulasi “virtual” (dimana orang nyata menggunakan peralatan tersimulasi di dalam dunia simulasi (lingkungan simulasi))

3. Simulasi “konstruktif” (dimana orang tersimulasi menggunakan peralatan tersimulasi di dalam lingkungan simulasi). Simulasi konstruktif sering ditujukan kepada “dunia perang-perangan” karena merujuk kepada permainan perang dimana pemain melakukan komando terhadap kumpulan pasukan dan peralatan untuk menggerakan papan.

Isu dasar lainnya adalah kompleksitas dari sebuah model. Sebagai contoh, jika permodelan dari penerbangan dari sebuah pesawat, maka dapat ditempelkan setiap bagian mekanikal dari pesawat ke dalam model kita dan memerlukan hampir model kotak putih dari sebuah sistem. Bagaimanapun, ongkos dari komputasional untuk penambahan sedemikian besar dari detail dapat secara efektif menghambat penggunaan dari sebuah model. Lebih jauhnya, ketidakpastian dapat meningkat karena sistem kompleks berlebihan, karena setiap bagian terpisah memasukkan sejumlah variansi ke dalam model. Oleh karena itu biasanya pencapaian yang cocok untuk mengurangi model ke dalam ukuran yang sensibel. Ilmuwan sering dapat menerima beberapa pencapain dengan tujuan untuk mendapatkan model yang sederhana. Sebagai contoh mekanik klasikal Newton merupakan model pencapaian dari dunia nyata. Model Newton sering cukup untuk beberapa situasi kehidupan nyata, selama kecepatan partikel berapa berada jauh di bawah kecepatan cahaya.


(25)

2.3.2 Jenis-jenis Model Simulasi

Jenis-jenis model simulasi dapat dikategorikan sebagai berikut:

1. Model Simulasi Statik dan Model Simulasi Dinamik : Model simulasi statik adalah representasi dari sistem dimana waktu tidak memegang peranan penting. Sebagai contoh adalah model Monte Carlo yang merupakan metode komputasi numerik yang melibatkan pengambilan sampel eksperimental dengan bilangan acak (random number), sedangkan model simulasi dinamik merepresentasikan sistem yang berubah pada suatu waktu tertentu, contohnya adalah sistem ban berjalan pembawa barang pada pabrik.

2. Model Simulasi Deterministik dan Model Simulasi Stokastik : Model simulasi Deterministik adalah model simulasi yang tidak mengandung komponen probabilitas atau bilangan random. Model diferensial dari sebuah reaksi kimia dapat dikatakan sebagai model deterministik. Keluaran (output) pada model deterministik dapat langsung diketahui jika kumpulan-kumpulan masukan dan hubungan-hubungan dalam model tersebut telah ditentukan, walaupun mungkin memerlukan sedikit banyak waktu komputer mengevaluasinya. Pada kebanyakan sistem diperlukan beberapa komponen masukan (input) yang acak. Sebagian besar sistem antrian dan sistem persediaan dimodelkan dalam model simulasi stokastik. Model simulasi stokastik menghasilkan keluaran yang acak sehingga keluaran dari model stokastik dipandang sebagai estimasi dari karakteristik nyata dari model tersebut.

3. Model Simulasi Kontinu dan Model Simulasi Diskrit. Model simulasi Kontinu berkaitan dengan pemodelan dari sistem ditandai dengan variabel keadaan yang berubah secara kontinu sepanjang waktu. Sedangkan model simulasi diskrit berkaitan dengan pemodelan simulasi sebuall sistem ditandai dengan perubahan variabel keadaan secara seketika pada beberapa titik tertentu.

2.4Teori Antrian

Antrian adalah suatu kumpulan data yang mana penambahan elemen hanya bisa dilakukan pada suatu ujung (disebut dengan sisi belakang atau rear), dan penghapusan


(26)

(pengambilan elemen) dilakukan lewat ujung lain (disebut dengan sisi depan atau

front) [5]. Ilmu pengetahuan tentang bentuk antrian yang sering disebut sebagai teori

antrian (queuing theory) merupakan sebuah bagian penting operasi dan juga alat yang sangat berguna bagi menejer operasi. Teori antrian adalah teori yang menyangkut studi matematis dari antrian. Antrian ialah suatu garis tunggu dari nasabah (satuan) yang memerlukan layanan dari satu atau lebih pelayan atau fasilitas layanan [11].

Gross dan Haris [3] Sistem antrian adalah kedatangan pelanggan untuk mendapatkan pelayanan, menunggu untuk dilayani jika fasilitas pelayanan (server) masih sibuk,mendapatkan pelayanan dan kemudian meninggalkan sistem setelah dilayani.

Antrian timbul disebabkan oleh kebutuhan akan layanan melebihi kemampuan (kapasitas) pelayanan atau fasilitas layanan, sehingga pengguna fasilitas yang tiba tidak bisa segera mendapat layanan disebabkan kesibukan layanan. Pada banyak hal, tambahan fasilitas pelayanan dapat diberikan untuk mengurangi antrian atau untuk mencegah timbulnya antrian. Akan tetapi penambahan biaya karena memberikan pelayanan tambahan, akan menimbulkan pengurangan keuntungan mungkin sampai di bawah tingkat yang dapat diterima. Sebaliknya, sering timbulnya antrian yang panjang akan mengakibatkan hilangnya pelanggan / nasabah. Teori antrian sendiri tidak langsung memecahkan persoalan ini. Walaupun begitu, teori ini menyumbangkan informasi penting yang diperlukan untuk membuat keputusan seperti itu dengan cara memprediksikan beberapa karakteristik dari baris penungguan, seperti misalnya waktu penungguan rata-rata.

Prinsip yang digunakan pada sebuah antrian adalah masuk pertama keluar pertama atau first in first out (FIFO) yang berarti urutan keluar elemen akan sama dengan urutan masuknya. Karena antrian adalah merupakan kumpulan data, maka tipe data yang sesuai untuk menyajikan antrian adalah menggunakan larik (array) dan senarai berantai.


(27)

Sebuah antrian dengan enam elemen dapat dilihat pada Gambar 2.4.

Gambar 2.4. Contoh Antrian dengan 6 elemen

Pada gambar di atas menunjukkan penyajian antrian menggunakan larik yang berisi 6 elemen, yaitu A, B, C, D, E dan F. Elemen A terletak dibagian depan antrian dan elemen F terletak di bagian belakang antrian. Dengan demikian jika ada elemen baru akan masuk, maka akan diletakkan disebelah kanan F. Jika ada elemen yang akan dihapus, maka elemen A akan dihapus lebih dahulu. Sebagai contoh penambahan elemen dapat dilihat pada Gambar 2.5.

Gambar 2.5. Contoh Penambahan Elemen

A B C

A

D E F masuk

keluar

belakang depan

H G

A B C

A

D E F masuk

keluar

belakang depan


(28)

Sebagai contoh penghapusan elemen dapat dilihat pada Gambar 2.6.

Gambar 2.6 Contoh Penghapusan Elemen

Dilihat pada struktur antrian diatas, maka dalam antrian dikenal dua operasi dasar, yaitu penambahan elemen baru yang akan ditempatkan di bagian belakang antrian dan penghapusan elemen yang terletak pada bagian depan antrian. Operasi penambahan elemen baru selalu dapat dilakukan karena tidak ada pembatasan banyaknya elemen pada suatu antrian. Untuk menghapus elemen, harus melihat apakah antrian dalam keadaan kosong atau tidak, karena tidak mungkin menghapus elemen dalam antrian yang kosong.

2.4.1 Komponen Dasar Antrian

Komponen dasar proses antrian adalah: 1. Kedatangan atau masukan sistem

Setiap masalah antrian melibatkan kedatangan, misalnya orang, mobil, panggilan telepon untuk dilayani dan lain-lain. Unsur ini sering dinamakan proses input. Proses input meliputi sumber kedatangan atau bisa dinamakan calling population. Sumber input yang menghadirkan kedatangan pelanggan bagi sebuah sistem pelayanan memiliki tiga karakteristik utama:

masuk C

A

D E F

keluar

belakang depan

H G


(29)

1. Ukuran populasi kedatangan

Ukuran populasi dilihat sebagai tidak terbatas atau terbatas. Apabila jumlah kedatangan pada sebuah waktu tertentu hanyalah sebagian kecil dari semua kedatangan yang potensial, maka populasi kedatangan disebut sebagai populasi yang tidak terbatas. Sebagian besar model antrian mengasumsikan populasi kedatangan tidak terbatas.

Contoh dari populasi yang tidak terbatas:

I. Mobil yang datang di sebuah tempat pencucian mobil II. Para pengunjung yang tiba disebuah supermarket

III. Mahasiswa yang mendaftar pada sebuah unversitas yang besar IV. Antrian pembuatan ktp

V. Antrian di spbu

Contoh populasi yang terbatas:

Usaha percetakan yang memiliki 8 mesin cetak, setiap mesin cetak merupakan seorang pelanggan yang potensial.

2. Perilaku kedatangan

Hampir semua model antrian berasumsi bahwa pelanggan yang datang adalah pelanggan yang sabar. Pelanggan yang sabar adalah pelanggan (mesin atau orang) yang menunggu dalam antrian hingga mereka dilayani dan tidak berpindah garis antrian. Pelanggan yang tidak sabar adalah pelanggan yang keluar dari garis antrian sebelum mereka dilayani.

3. Pola kedatangan

Pelanggan tiba disebuah fasilitas pelayanan, baik yang memiliki jadwal tertentu atau yang datang secara acak. Kedatangan dianggap sebagai kedatangan yang acak bila kedatangan tersebut terikat satu sama lain dan kejadian kedatangan tersebut tidak dapat diramalkan secara tepat. Sering dalam permasalahan antrian, banyaknya kedatangan pada setiap unit waktu dapat diperkirakan oleh sebuah distribusi probabilitas yang dikenal sebagai distribusi Poisson. Banyaknya kedatangan tidaklah selalu berdistribusi Poisson. Oleh


(30)

karena itu, pola yang ada harus diuji untuk memastikan bahwa mereka benar-benar mendekati distribusi poisson sebelum distribusi itu diterapkan.

2. Antrian.

Karakteristik antrian adalah garis antrian itu sendiri. Merupakan komponen kedua pada sebuah sistem antrian. Panjangnya sebuah garis antrian tidak terbatas atau terbatas.

Karakteristik antrian yang kedua adalah berkaitan dengan aturan antrian atau disiplin antrian. Disiplin antrian berkaitan dengan cara memilih anggota antrian yang akan dilayani. Sebagai contoh, disiplin antrian ini dapat berupa

first come first served (yang datang lebih dulu di layani lebih dahulu), atau random, atau dapat pula berdasarkan prosedur prioritas tertentu. Jika tidak ada keterangan apa-apa tentang disiplin pelayanan ini, maka asumsi yang biasa digunakan adalah first come first served.

3. Pelayanan

Dua hal penting dalam karakteristik pelayanan: 1. Desain sistem pelayanan

a. Sistem antrian jalur tunggal b. Sistem antrian jalur ganda c. Sistem satu tahap

d. Sistem tahapan berganda

2. Distribusi waktu pelayanan

Pola pelayanan sama dengan pola kedatangan. Pola pelayanan bisa konstan atau acak. Dalam banyak kasus, dapat diasumsikan bahwa waktu pelayanan bersifat acak.


(31)

2.4.2 Struktur Antrian Dasar

Proses antrian secara umum dikategorikan menjadi empat struktur dasar menurut fasilitas pelayanan. Adapun struktur dasar antrian adalah sebagai berikut :

1. Antrian tunggal, pelayanan tunggal (single channel single phase)

Dalam sistem antrian ini terdapat satu input dengan satu fasilitas pelayanan sebagai output. Dengan kata lain hanya terdapat sistem tunggal untuk antrian dan pelayanan. Sebagai contoh sistem ini adalah fasilitas pemakaian telepon, dimana pemakai hanya dapat berhubungan dengan satu nomor saja. Bentuk antrian tunggal, pelayanan tunggal dapat dilihat pada Gambar 2.7.

Gambar 2.7. Bentuk Antrian Tunggal, Pelayanan Tunggal

2. Antrian tunggal, pelayanan ganda (multiple channel single phase)

Jumlah fasilitas pelayanan pada sistem antrian ini lebih dari satu, untuk melayani satu jalur antrian. Dengan demikian setiap fasilitas pelayanan yang kosong akan segera diisi oleh pengantri terdepan. Sebagai contoh sistem ini adalah antrian nasabah pada sebuah bank dengan jenis layanan yang berbeda-beda untuk setiap nasabah. Bentuk antrian tunggal, pelayanan ganda dapat dilihat pada Gambar 2.8.

Gambar 2.8. Bentuk Antrian Tunggal, Pelayanan Ganda Antri Pelayanan Fasilitas

Individu Individu

Individu Yang Sudah

Dilayani

Antri

Fasilitas Pelayanan 1

Input Fasilitas

Pelayanan 2 Fasilitas Pelayanan 1

Output

Output


(32)

3. Antrian ganda, pelayanan ganda (multiple channel multiple phase)

Dalam sistem antrian ini jumlah antrian adalah lebih dari satu, dengan masing-masing antrian dilayani satu fasilitas pelayanan (Subagyo, 2000). Sebagai contoh sistem ini adalah antrian pada telepon umum bayar (warung telekomunikasi). Bentuk antrian ganda, pelayanan ganda dapat dilihat pada Gambar 2.9

Gambar 2.9 Bentuk Antrian Ganda, Pelayanan Ganda

2.4.3 Struktur Dasar Model-model Antrian

Proses yang terjadi pada model antrian dapat dilihat pada Gambar 2.10.

Gambar 2.10 Proses Antrian

Gambar di atas dapat diterangkan sebagai berikut: Unit-unit (langganan) yang memerlukan pelayanan yang diturunkan dari suatu sumber input memasuki sistem antrian dan ikut dalam antrian. Dalam waktu-waktu tertentu, anggota antrian ini dipilih untuk dilayani. Pilihan ini didasarkan pada suatu aturan tertentu yang disebut "displin pelayanan" atau service dicipline. Pelayanan yang diperlukan

S

Sumber Populasi

Keluar S

M

M

S

S

Unit-unit yang membutuhkan

layanan

Antrian Mekanisme

Pelayanan Unit yang telah dilayani


(33)

dilaksanakan dengan suatu "mekanisme pelayanan" tertentu. Setelah itu, unit-unit (langganan) tersebut meninggalkan sistem antrian [1].

2.5Proses Antrian Dasar

Suatu garis penungguan tunggal (yang pada suatu saat bisa saja kosong) terbentuk di depan suatu fasilitas pelayanan tunggal, di mana ada satu atau beberapa pelayan. Setiap unit (langganan) yang diturunkan oleh suatu sumber input dilayani oleh salah satu dari pelayan-pelayan yang ada, mungkin setelah unit itu menunggu dalam antrian.

Gambar 2.11 Gambaran Proses Antrian

Perlu diketahui bahwa yang dimaksud dengan pelayan di sini tidak hanya berupa individu (perseorangan), tetapi dapat pula berupa sekelompok orang, mesin, atau peralatan. Demikian pula yang dimaksud dengan langganan atau unit yang membutuhkan pelayanan bukan hanya berupa orang, tetapi dapat berupa item-item misalnya mobil yang menunggu di depan gerbang tol.Mengenai baris penungguan, tidak perlu ada penungguan secara fisik di depan fasilitas pelayanan. Dengan kata lain, anggota antrian boleh tersebar di seluruh area, menunggu seorang (atau sekelompok) pelayan mendatanginya.


(34)

2.6Multiple Channel Single Phase

Multiple Channel Single Phase adalah Antrian tunggal pelayanan ganda, dimana jumlah fasilitas pelayanan pada sistem antrian ini lebih dari satu, untuk melayani satu jalur antrian. Multiple Channel Single Phase sering juga disebut dengan model M/M/S/I dimana huruf M disimbolkan sebagai Antrian, S disimbolkan sebagai server pelayanan, dan I disimbolkan sebagai populasi yang tidak terbatas, dimana terdapat beberapa teller yang dapat melayani para nasabahnya namun fase yang dilewati oleh nasabah untuk melakukan transaksi melalui teller hanya satu kali. Model ini mengasumsikan bahwa kedatangan terjadi menurut input Poisson dengan parameter λ dan waktu pelayanan untuk masing-masing unit mempunyai distribusi eksponensial dengan rata-rata 1/µ. Jadi disribusi pelayanan sama, tanpa memperhatikan pelayan mana dari sejumlah S pelayan yang melakukan pelayanan untuk unit. Tingkat pelayanan rata-rata untuk seluruh sistem antrian adalah tingkat rata-rata di mana unit yang sudah dilayani meninggalkan sistem. Tingkat pelayanan rata-rat per pelayanan yang sibuk adalah µ, Tingkat pelayanan keseluruhan adalah µn =nµ jika n ≤ S. Jika n ≥ S, berarti semua pelayan sibuk sehingga µn=Sµ. Jika λ< Sµ (tingkat kedatangan rata-rata lebih kecil dari tingkat pelayanan rata-rata maks), maka hasil steady statenya dapat dilihat pada gambar 2.12 dibawah ini

Gambar. 2.12 Model M/M/S/I

Dari asumsi tersebut dapat diperoleh hasil secara statistik sebagai berikut :


(35)

µ λ µ λ µ λ S S n P S n S n − + =

= 1 1 ) ! ) / ( )! ( ) / ( 1 0 0

Pw = probabilitas semua saluran secara simultan sibuk (utilization factor)

0 ) )( ! ( ) / ( P S S

P n S

n

w =

µ

λ , jika n≥S

0 ) ! ( ) / ( P n P n w µ λ

= , jika 0≤n≤S Dengan µ λ ρ S = Lq = jumlah rata-rata dalam antrian

2 0 ) 1 ( ! ) / ( ρ ρ µ λ − = S P L S q

Ls = jumlah rata-rata dalam sistem µ

λ µ

λ + = +

= q q

S W L

L ( 1)

Wq = rata-rata waktu dalam antrian

λ q q

L W =

Ws = rata-rata waktu dalam system

λS s

L W =


(36)

2.6.1 Penerapan Metode Multiple Channel Single Phase atau Model M/M/S/I

Mekanisme Algoritma pada model M/M/S/I yang digunakan dapat dilihat pada gambar 2.13 dibawah ini

Gambar 2.13 Mekanisme Algoritma pada Model M/M/S/I

Keterangan:

1. Nasabah datang dan mengambil nomor antrian,

2. Nasabah duduk diruang tunggu untuk di panggil nomor antrian yang telah diambil,

3. Nomor antrian aktif, dan data di simpan diserver,

4. Nomor antrian yang tedapat didatabase di tampilkan di display teller,

5. Nomor antrian yang terdapat didatabase di tampilkan di display ruang tunggu antrian,

6. Nasabah dipanggil berdasarkan nomor antrian yang telah diambil di tiket antrian,

Data_in

Tiket Antrian

Server

Service

Teller

3

6

4

8

Display di teller

Display

Di ruang antrian

5

Nasabah In

1

2


(37)

7. Nasabah dilayani oleh teller hingga selesai,

8. Teller menekan nomor antrian selanjutnya untuk dilayani, data nomor antrian yang lama berganti dengan nomor antrian berikutnya.

Mengenai baris penungguan, tidak perlu ada penungguan secara fisik di depan fasilitas pelayanan. Dengan kata lain, anggota antrian boleh tersebar di seluruh area, menunggu seorang (atau sekelompok) pelayan mendatanginya.

2.7 Jaringan Komputer

Jaringan komputer adalah sekelompok komputer otonom (standalone) yang terhubung antara satu dengan yang lainnya menggunakan protokol komunikasi melalui media transmisi kabel ataupun tanpa kabel (wireless) sehingga dapat berbagi (sharing) informasi dan penggunaan sumber daya (Yani, 2008).

Manfaat jaringan komputer meliputi manfaat jaringan komputer untuk organisasi / perusahaan dan manfaat jaringan komputer untuk umum. Manfaat jaringan komputer untuk perusahaan adalah sebagai berikut:

a. Resource sharing, yaitu bertujuan agar seluruh sumber daya (program,

peralatan, dan data) dapat digunakan oleh setiap orang yang ada pada jaringan tanpa terpengaruh oleh jarak lokasi sumber daya dan pemakai.

b. Reliabilitas tinggi yaitu adanya sumber-sumber alternatif pengganti jika terjadi masalah pada salah satu perangkat dalam jaringan.

c. Skalabilitas yaitu kemampuan untuk meningkatkan kinerja sistem secara berangsur-angsur dengan hanya menambahkan sejumlah pemroses.

d. Penghematan biaya karena lebih ekonomis.

e. Media komunikasi yang baik bagi para karyawan yang terpisah jauh.

Sedangkan manfaat jaringan komputer untuk umum adalah:

a. Akses ke informasi yang berada di tempat yang lain (jauh). b. Komunikasi orang ke orang (person to person).


(38)

Jaringan komputer secara umum dapat dibagi menjadi 4 jenis, yaitu:

a. LAN (Local Area Network). Sebuah LAN adalah jaringan yang dibatasi oleh area yang relatif kecil. Umumnya LAN dibatasi pada suatu area lingkungan seperti sebuah kantor atau sekolah.

b. MAN (Metropolitan Area Network). MAN adalah penggabungan dari beberapa LAN yang biasanya digunakan oleh perusahaan-perusahaan dalam lingkungan hingga seukuran suatu kota.

c. WAN (Wide Area Network). WAN adalah jaringan yang lebih luas dan kompleks daripada MAN yang biasanya mencakup lingkungan suatu benua. d. Internet (Interconnected Network). Internet adalah sejumlah besar jaringan

komputer (network) yang membentuk jaringan interkoneksi yang terhubung melalui protokol komunikasi.

2.7.1 Konsep LAN

LAN (Local Area Network) adalah kumpulan komputer dimana biasanya terdapat beberapa unit komputer sebagai client dan 1 unit komputer sebagai server. Antara masing-masing client maupun antara client dan server dapat saling bertukar file ataupun menggunakan sumber daya yang terhubung pada unit-unit komputer pada jaringan LAN.Berdasarkan kabel yang digunakan, ada dua cara membuat jaringan LAN, yaitu dengan kabel BNC dan kabel UTP.

Keuntungan jaringan LAN adalah sebagai berikut:

a. Pertukaran file dapat dilakukan dengan mudah (file sharing).

b. Pemakaian printer dapat dilakukan oleh semua client (printer sharing).

c. File data dapat disimpan pada server, sehingga data dapat diakses dari semua

client menurut otorisasi sekuritas dari semua karyawan, yang dapat dibuat berdasarkan struktur organisasi perusahaan sehingga keamanan data terjamin. d. File data yang keluar/masuk dari/ke server dapat dikontrol.

e. Resiko kehilangan data oleh virus komputer menjadi sangat kecil sekali. f. Proses backup data menjadi lebih mudah dan cepat.

g. Komunikasi antara karyawan dapat dilakukan dengan menggunakan e-mail dan chat.


(39)

h. Bila salah satu client-server terhubung dengan modem, maka semua atau sebagian komputer pada jaringan LAN dapat mengakses ke jarringan internet atau mengirimkan fax melalui 1 modem.

Jaringan LAN client-server dengan topologi bus menggunakan kabel BNC dapat dilihat pada gambar 2.14.

Gambar 2.14 Jaringan LAN menggunakan kabel BNC

Jaringan LAN client-server dengan topologi star menggunakan kabel UTP dapat dilihat pada gambar 2.15.


(40)

Komponen dasar LAN antara lain :

1. Server

Merupakan komponen dasar terpenting dari suatu jaringan. Server adalah sebuah komputer yang bertugas mengatur komunikasi antar workstation dengan perangkat keras yang terhubung pada server. Server biasanya dilengkapi dengan sebuah

harddisk yang dapat dipakai bersama dan aplikasi yang ada pada harddisk tersebut

dapat diakses oleh semua workstation.

2. Workstation

Adalah berupa personal komputer PC, yang berfungsi sebagai terminal yang berhubungan dengan server utama dan dapat digunakan sebagai PC yang berdiri sendiri (personal computer stand alone) untuk menjalankan paket-paket perangkat lunaknya. Workstation dihubungkan ke server utama melalui switch/hub dan

workstation pada umumnya berfungsi sebagai client dari suatu server.

3. Network Interface Card (NIC)

Network Interace Card merupakan suatu rangkaian elektronik yang dirancang

khusus untuk menangani protokol network yang berhubungan dengan perangkat keras.

4. Link

Adalah hubungan LAN yang dikenal media transmisi yang umumnya berupa kabel. Disamping itu terdapat juga peralatan yang pada dasarnya berguna memperpanjang jarak capai hubungan tersebut. Workstation server tidak dapat berfungsi apabila peralatan tersebut secara fisik tidak saling dihubungkan.

5. Perangkat Lunak dan Aplikasi Network

Perangkat Lunak dan Aplikasi Network merupakan suatu perangkat lunak yang memungkinkan suatu sistem komputer yang satu dapat berkomunikasi dengan sistem komputer yang lain dan menentukan perbedaan antara jenis komputer LAN yang satu dengan LAN yang lain serta menentukan fasilitas apa saja yang dapat diperoleh dengan menggunakan sistem LAN.

Ada 2 (dua) hal utama yang harus dipertimbangkan ketika merencanakan atau memasang LAN, yaitu komponen hardware dan software jaringan. Ada tiga kategori utama peralatan yang membentuk komponen hardware dari LAN yaitu server, sistem komunikasi LAN, dan workstation. Jaringan LAN mempunyai sejumlah sifat-sifat


(41)

yang umum diantara topologi jaringan yang membentuk konfigurasinya. Adapun sifat-sifat tersebut adalah:

1. Fleksibilitas (keluwesan)

Ada berbagai hardware dan software yang dapat ditempatkan pada server LAN. LAN dapat menjalankan aplikasi dengan pemrosesan yang berbeda dan mempunyai kemampuan transfer data.

2. Kecepatan

LAN mempunyai transfer data berkecepatan tinggi. Kecepatan dibutuhkan karena harus ada sejumlah byte yang harus dimuatkan pada aplikasi jaringan.

3. Reliabilitas (kehandalan)

LAN harus bekerja secara terus-menerus dan konsisten. LAN dapat dikatakan handal jika semua workstation-nya mempunyai akses ke jaringan menurut hak-hak yang telah ditetapkan oleh administrator jaringan.

4. Hardware dan Software yang digunakan bersama-sama.

5. Transparansi Interface.

Dengan memiliki transparansi interface diharapkan bahwa akses jaringan untuk pemakai tidak akan lebih rumit daripada mengakses fasilitas yang sama dengan menggunakan interface yang berbeda.

6. Kemampuan adaptasi

Rancangan LAN yang baik mempunyai kemampuan mengakomodasi berbagai macam hardware dan dapat dengan mudah melakukan konfigurasi ulang tanpa mengganggu pemakai.

7. Akses ke LAN lain atau WAN

LAN harus dapat digunakan pemakai untuk mengakses keseluruhan fasilitas dengan menghubungkan LAN ke WAN atau LAN lainnya.

8. Keamanan

9. Pengelolaan terpusat 10.Adanya privatisasi.

2.7.2 Protokol TCP/IP (Transmission Control Protokol/Internet Protokol)

Dalam dunia komunikasi data computer, protocol mengatur bagaimana sebuah komputer berkomunikasi dengan komputer lai. Protokol TCIP/IP adalah sekelompok


(42)

protocol yang mengatur komunikasi data komputer ke internet. Komputer-komputer yang terhubung ke internet berkomunikasi dengan protocol ini. Perbedaan komputer dan sistem operasi tidak masalah, karena menggunakan bahasa yang sama, yaitu protocol TCP/IP (Setiawan, 2006).

Misalkan sebuah komputer Macintosh dengan Sun SPRAC terhubung langsung ke internet, maka komputer tersebut dapat berkomunikasi langsung dengan komputer di belahan dunia yang juga terhubung ke internet.

2.7.3 IP address

Setiap komputer dalam suatu jaringan mempunyai identifikasi alamat yang unik. Ada dua metode pengalamatan dalam protocol TCP/IP network :

1. Static IP addressing 2. Dynamic IP addressing

Dalam mendisain sebuah jaringan komputer, terutama yang terhubung dengan internet, maka perlu menentukan IP address untuk setiap komputer dalam jaringan tersebut. Format IP address merupakan bilangan biner 32 bit yang dipisah oleh tanda pemisah berupa tanda titik setiap 8 bitnya. Tiap 8 bit ini disebut octet. Bentuk IP addess adalah sebagai berikut:

xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx

Misalnya IP address tersebut adalah 11000000.00000101.00001010.00000011, maka pengelamatan 32 bit tersebut, secara khusus dibagi ke dalam 4 oktet (8 bis section) sebagai berukut

11000000 00000101 00001010 192 5 10 3

00000011

Dan selanjutnya dapat diterjemahkan ke dalam bilangan decimal dengan range 0 sampai 255:192.5.10.3

Jika dilihat dari bentuknya, IP address terdiri dari 4 buah octet (8) bit. Nilai terbesar dari bilangan biner 8 bit adalah 255, maka jumlah keseluruhan IP address adalah 255 x 255 x 255 x 255. IP address ini dibagi ke dalam beberapa kelas.


(43)

2.7.4 Subnet Mask

Setiap jaringan komputer memerlukan nilai subnet yang dikenal sebagai subnet mask. Nilai subnet mask memisahkan network ID dengan host ID, dan menentukan apakah jaringan yang dimaksud adalah jaringan local atau jaringan remote. Untuk jaringan remote berarti harus mentransmisi paket data melalui sebuah router. Masing-masing subnet mask merupakan pola nomor 32 bit yang merupakan bit

group dari satu (1) yang menunjukan network ID dan semua nol (0) menunjukan host

ID dari porsi IP address.

2.7.5 Topologi Jaringan Komputer

Topologi menggambarkan struktur jaringan, atau bagaimana sebuah jaringan didesain. Dengan kata lain topologi jaringan yang berkaitan erat dengan pengaturan atau layout fisik dari komputer, kabel, dan komponen lain pada komputer (Yani, 2008). Adapun topologi fisik yang sering digunakan adalah:

1.Topologi Bus

Dalam Topologi ini semua terminal dihubungkan pada sebuah kabel yang membentuk rangkain terbuka. Keuntungannya adalah kemampuan pengembangan jaringan tinggi, tidak dibutuhkan pengendalian pusat, juga jumlah jaringan dapat dikurangi atau ditambah tanpa menggangu operasi yang sedang berjalan. Kelemahannya adalah apabila terjadi kerusakan pada salah satu kabel transmisi maka seluruh sistem akan mengalami kegagalan dan jika tingkat lalulintas terlalu tinggi dapat terjadi collision (tubrukan) data.

Topologi ini juga sering digunakan pada jaringan basis fiber optik (yang kemudian digabungkan dengan topologi star dengan client atau node.)


(44)

Topologi Bus dapat dilihat seperti pada Gambar 2.16.

Gambar 2.16. Topologi Bus

2. Topologi Ring

Dalam topologi ring ini setiap terminal saling berhubungan satu terminal dengan terminal lainnya sehingga membentuk suatu rangkaian tertutup yang menyerupai cincin atau lingkaran. Keuntungan dari topologi ini adalah harga instalasi yang lebih murah karena tidak memerlukan host dan laju data yang tinggi. Sedangkan kelemahan dari topologi ring ini adalah bila terjadi gangguan pada salah satu terminal maka akan mengkibatkan kelumpuhan pada jaringan, maupun kerusakan pada media transmisi, maka seluruh sistem akan gagal. Topologi Ring dapat dilihat seperti pada Gambar 2.17.


(45)

3.Topologi Star

Dalam topologi Star, setiap workstation dihubungkan ke file server, tetapi masing-masing workstation tidak terhubung satu sama lain. Topologi Star ini memiliki titik pusat yang berfungsi untuk mengatur lalu lintas data. Jika server mengalami gangguan maka jaringan juga akan ikut terganggu. Keuntungan topologi adalah fleksibel, pemasangan/perubahan station sangat mudah tanpa mengganggu bagian jaringan lain, kemudahan dalam mendeteksi kesalahan maupun kerusakan serta kemudahan dalam pengelolaan jaringan. Kerugian dari topologi ini adalah boros kabel, perlu penanganan khusus dan kontrol terpusat yaitu pada Hub yang menjadi elemen kritis. Topologi Star dapat dilihat seperti pada Gambar 2.18.

Gambar 2.18. Topologi Star 4. Topologi Mesh

Topologi jaringan ini menerapkan hubungan antar sentral secara penuh. Jumlah saluran harus disediakan untuk membentuk jaringan Mesh adalah jumlah sentral dikurangi 1 (n-1, n = jumlah sentral). Tingkat kerumitan jaringan sebanding dengan meningkatnya jumlah sentral yang terpasang. Dengan demikian disamping kurang ekonomis juga relatif mahal dalam pengoperasiannya.

Topologi Mesh dapat dilihat pada Gambar 2.19.


(46)

Dengan bentuk hubungan seperti itu, topologi mesh memiliki beberapa kelebihan, yaitu:

a. Hubungan dedicated links menjamin data langsung dikirimkan ke komputer tujuan tanpa harus melalui komputer lainnya sehingga dapat lebih cepat karena satu link digunakan khusus untuk berkomunikasi dengan komputer yang dituju saja (tidak digunakan secara beramai-ramai/sharing).

b. Memiliki sifat Robust, yaitu Apabila terjadi gangguan pada koneksi komputer A dengan komputer B karena rusaknya kabel koneksi (links) antara A dan B, maka gangguan tersebut tidak akan memengaruhi koneksi komputer A dengan komputer lainnya.

c. Privacy dan security pada topologi mesh lebih terjamin, karena komunikasi

yang terjadi antara dua komputer tidak akan dapat diakses oleh komputer lainnya.

Meskipun demikian, topologi mesh bukannya tanpa kekurangan. Beberapa kekurangan yang dapat dicatat yaitu:

a. Membutuhkan banyak kabel dan Port I/O. semakin banyak komputer di dalam topologi mesh maka diperlukan semakin banyak kabel links dan port I/O (lihat rumus penghitungan kebutuhan kabel dan Port).

b. Hal tersebut sekaligus juga mengindikasikan bahwa topologi jenis ini Karena setiap komputer harus terkoneksi secara langsung dengan komputer lainnya maka instalasi dan konfigurasi menjadi lebih sulit.

c. Banyaknya kabel yang digunakan juga mengisyaratkan perlunya space yang memungkinkan di dalam ruangan tempat komputer-komputer tersebut berada.

Berdasarkan kelebihan dan kekurangannya, topologi mesh biasanya diimplementasikan pada komputer-komputer utama dimana masing-masing komputer utama tersebut membentuk jaringan tersendiri dengan topologi yang berbeda (hybrid


(47)

5. Topologi Tree

Topologi Jaringan Pohon (Tree) Topologi jaringan ini disebut juga sebagai topologi jaringan bertingkat. Topologi ini biasanya digunakan untuk interkoneksi antar sentral dengan hirarki yang berbeda. Untuk hirarki yang lebih rendah digambarkan pada lokasi yang rendah dan semakin keatas mempunyai hirarki semakin tinggi. Topologi jaringan jenis ini cocok digunakan pada sistem jaringan komputer .

Pada jaringan pohon, terdapat beberapa tingkatan simpul (node). Pusat atau simpul yang lebih tinggi tingkatannya, dapat mengatur simpul lain yang lebih rendah tingkatannya. Data yang dikirim perlu melalui simpul pusat terlebih dahulu. Misalnya untuk bergerak dari komputer dengan node-3 kekomputer node-7 seperti halnya pada gambar, data yang ada harus melewati node-3, 5 dan node-6 sebelum berakhir pada node-7. Keungguluan jaringan model pohon seperti ini adalah, dapat terbentuknya suatu kelompok yang dibutuhkan pada setiap saat. Sebagai contoh, perusahaan dapat membentuk kelompok yang terdiri atas terminal pembukuan, serta pada kelompok lain dibentuk untuk terminal penjualan. Adapun kelemahannya adalah, apabila simpul yang lebih tinggi kemudian tidak berfungsi, maka kelompok lainnya yang berada dibawahnya akhirnya juga menjadi tidak efektif. Cara kerja jaringan pohon ini relatif menjadi lambat. Topologi Tree dapat dilihat pada Gambar 2.20


(48)

Topologi Tree (Pohon) adalah kombinasi karakteristik antara topologi star dan topologi bus. Topologi ini terdiri atas kumpulan topologi star yang dihubungkan dalam satu topologi bus sebagai backbone. Komputer-komputer dihubungkan ke hub, sedangkan hub lain di hubungkan sebagai jalur tulang punggung atau

backbone.

6. Topologi Linier

Jaringan komputer dengan topologi linier biasa disebut dengan topologi linier bus,

layout ini termasuk layout umum. Satu kabel utama menghubungkan tiap titik

koneksi (komputer) yang dihubungkan dengan konektor yang disebut dengan T

Connector dan pada ujungnya harus diakhiri dengan sebuah terminator. Konektor

yang digunakan bertipe BNC (British Naval Connector), sebenarnya BNC adalah nama konektor bukan nama kabelnya, kabel yang digunakan adalah RG 58 (Kabel

Coaxial Thinnet). Installasi dari topologi linier bus ini sangat sederhana dan murah

tetapi maksimal terdiri dari 5-7 Komputer.

Tipe konektornya terdiri dari :

a) BNC Kabel konektor —> Untuk menghubungkan kabel ke T konektor. b) BNC T konektor —> Untuk menghubungkan kabel ke komputer. c) BNC Barrel konektor —> Untuk menyambung 2 kabel BNC. d) BNC Terminator —> Untuk menandai akhir dari topologi bus.

Keuntungan dan kerugian dari jaringan komputer dengan topologi linier bus adalah :

a) Keuntungan, hemat kabel, layout kabel sederhana, mudah dikembangkan, tidak butuh kendali pusat, dan penambahan maupun pengurangan terminal dapat dilakukan tanpa mengganggu operasi yang berjalan.

b) Kerugian, deteksi dan isolasi kesalahan sangat kecil, kepadatan lalu lintas tinggi, keamanan data kurang terjamin, kecepatan akan menurun bila jumlah pemakai bertambah, dan diperlukan Repeater untuk jarak jauh.


(49)

Topologi Linier dapat dilihat pada Gambar 2.21.

Gambar 2.21. Topologi Linier

2.8 Penelitian Terkait

Dalam penelitian [9]. yang berjudul Penerapan Model Simulasi Antrian Multi Channel Single Phase pada Antrian Di Apotek Purnama Semarang, penerapan model simulasi sistem antrian Multi Channel Single Phase bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis tingkat pelayanan di apotek purnama semarang, data yang diperlukan berupa data primer, jumlah pasien yang datang dan yang dilayani setiap hari kerja. Teknik analisis yang digunakan adalah Multi Channel Single Phase, hasil yang didapat dengan menggunakan model Multi Channel Single Phase bahwa jumlah yang diharapkan dari antrian pasien dalam apotek purnama semarang perlu melakukan penambahan fasilitas layanan dari 3 asisten apoteker menjadi 4-7 asisten apoteker. Pada setiap jam kerja dengan penambahan layanan ini dapat menurunkan waktu tunggu rata-rata dari pasien yang sebelumnya 19 menit 5 detik menjadi 10 menit 36 detik, sehingga kinerja pelayanan dapat dicapai sesuai dengan standar yang di tetapkan.

Menurut [8]. dalam penelitian yang berjudul Pengendalian Tenaga Kerja Dengan Menggunakan Teori Antrian di PT. BANK NISP Tbk. Cabang Kesatuan Bogor, pengendalian tenaga kerja pada suatu bank sangatlah penting, karena


(50)

berhubungan langsung dengan pelayanan konsumen. Untuk itu suatu bank harus benar-benar memperhatikan pola antrian yang terjadi dari konsumen yang ingin dilayani. Dalam hal ini tentu harus perlu diperhatikan antara ektra biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk menambah fasilitas layanan baru dengan kerugian-kerugian konsumen karena menunggu karena tidak diadakan penambahan fasilitas pelayanan yang baru. Penelitian ini dilaksanakan untuk menjawab beberapa pertanyaan sebagai berikut. Bagaimana tingkat pelayanan yang terjadi di bank nisp cabang bogor? Bagaimana karakteristik antrian pada bank nisp? Bagaimana sebaiknya tingkat pelayanan pada bank nisp? Dengan menghitung rata-rata nasabah yang dilayani bagian kasir dengan menggunakan model antrian yang sudah ada, maka diperoleh jawaban atas pertanyaan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT.Bank NISP Tbk. Cabang kesatuan Bogor memiliki struktur atau layout dari jumlah antrian adalah tunggal atau single dan saluran (channel) adalah 3, berarti lebih dari satu (multiple). Tingkat pelayanan yang diberikan adalah tunggal atau single. Dengan demikian struktur dan tingkat pelayanan di PT.Bank NISP Tbk. Adalah Multi Channel Single Phase. Untuk dapat mengetahui karakteristik antrian Bank NISP cabang kesatuan bogor, selain data kedatangan nasabah diperlukan juga informasi mengenai biaya-biaya yang relevan dengan permasalahan yaitu biaya fasilitas pelayanan dan biaya menunggu.

Didalam skripsi [2]. Yang berjudul Analisi Antrian Model Multi Channel Single Phase Pada Loket Pembayaran Hypermart di Malang Town Square (MATOS), pada saat ini banyak terdapat pasar baik pasar tradisional maupun pasar modern. Pasar modern antara lain mini market dan supermarket. Salah satu supermarket yang berada di Malang yaitu Hypermart yang tepatnya berada di Malang Town Square (MATOS). Masalah yang sering terjadi pada supermarket dan banyak dikeluhkan para pelanggan adalah antrian pada loket pembayaran atau kasir. Oleh karena hal diatas diperoleh rumusan masalah yaitu bagaimana model antrian Multi Channel - Single Phase yang paling representatif pada loket pembayaran Hypermart Malang Town Square (MATOS) dan bagaimana performansi antrian Multi Channel - Single Phase pada loket pembayaran Hypermart Malang Town Square (MATOS).

Terdapat beberapa model antrian yaitu single channel – single phase, single channel – multi phase, multi channel – single phase, dan multi channel – multi phase.


(51)

Menganalisis model antrian bertujuan menentukan ukuran performansi dari model

antrian yang diperoleh. Ukuran dari performansi ini antara lain utilitas pelayanan (ρ),

rata – rata banyak individu dalam sistem (Ls), rata – rata banyak individu dalam antrian (Lq), rata – rata waktu menunggu dalam sistem (Ws), dan rata – rata waktu menunggu dalam antrian (Wq).

Penelitian ini dilakukan pada loket pembayaran di Hypermart Malang Town Square (MATOS), pada tanggal 2 Maret – 8 Maret 2010. Pengamatan dilakukan pada pukul 15.30 – 17.00 WIB. Teknik Analisis data yang digunakan untuk menguji distribusi banyak kedatangan menggunakan software EasyFit dengan teknik perangkingan distribusi. Sedangkan untuk menguji distribusi waktu antar kedatangan dan distribusi waktu pelayanan digunakan software Minitab 14 dengan menggunakan ID Plot dan Probability Plot. Dalam menduga parameter distribusi waktu antar kedatangan dan distribusi waktu pelayanan dengan digunakan Probability Plot. Sedangkan dalam menganalisis model antrian untuk memperoleh peformansi

digunakan software POM dengan memasukkan nilai laju kedatangan (λ), laju

pelayanan (µ), dan jumlah server yang digunakan.

Hasil analisis dan pembahasan diperoleh model antrian yang paling representatif pada loket pembayaran Hypermart Malang Towm Square (MATOS) (M/M/1) : (FCFS/∞/∞) yang mempunyai arti bahwa model pelayanan tunggal dan distribusi banyak kedatangan berdistribusi Poisson dan waktu antar kedatangan dan waktu pelayan berdistribusi Eksponensial. Disiplin pelayanannya FCFS bermakna pelanggan yang lebih dulu datang maka pelanggan tersebut akan lebih dulu mendapat pelayanan. Sedangkan panjang antrian dan sumber populasinya tak terbatas. Dari hasil perhitungan performansi diperoleh nilai utilitas terbesar 0.95 pada hari Minggu dan yang terkecil 0.4752 pada hari Selasa, hal ini berarti terjadi antrian yang panjang pada hari Minggu dan berlaku sebaliknya. Rata – rata banyak pelanggan antri dalam sistem (Ls) dan rata – rata banyak pelanggan antri dalam antrian (Lq) yang terbanyak terjadi pada hari Minggu dan yang paling sedikit pada hari Selasa. Rata – rata lama waktu menunggu dalam sistem (Ws ) dan rata – rata lama waktu menunggu dalam antrian (Wq) yang terlama pada hari Minggu dan tercepat pada hari Selasa. Probabilitas tidak ada individu dalam sistem (Po) paling kecil pada hari Minggu dan yang paling besar hari Selasa.


(52)

BAB 3

ANALISIS DAN PERANCANGAN

3.1 Analisis

Sebuah perusahaan yang akan mengimplementasikan sistem antrian yang terkomputerisasi sehingga dapat digunakan untuk menangani masalah pengaturan antrian dimana ditemukan adanya ketidakteraturan antrian, sehingga dapat memberikan citra negatif pada perusahaan.

3.1.1 Layanan Antrian

Unit-unit yang membutuhkan layanan pada kasus ini adalah berupa nasabah sebuah bank yang datang dan mengantri untuk mndapatkan layanan. Antrian akan terbentuk di depan fasilitas pelayanan yang terdiri dari beberapa loket pelayanan jika jumlah loket layanan lebih kecil dari jumlah nasabah yang datang. Antrian juga terbentuk karena waktu layanan untuk setiap nasabah yang terlalu yang disebabkan proses layanan yang memakan waktu misalnya menunggu proses pencetakan dokumen maupun proses pengolahan data oleh perangkat elektronik. Proses antrian semacam itu dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1 Gambaran Proses Antrian

N N N N N N Masuk

P P

P Fasilitas P pelayanan P

P N N N N N N N N N N

Antrian

P = Pelayan N = Nasabah

Keluar Keluar

N

N


(53)

3.1.2 Pengelolaan Antrian

Pengelolaan antrian adalah pelayanan nasabah sesuai dengan nomor antrian yang ditentukan berdasarkan waktu kedatangan ke tempat layanan. Nomor antrian diperoleh nasabah sewaktu memasuki ruangan pelayanan dimana nomor ini berbeda antar satu nasabah dengan nasabah lainnya. Setelah mendapatkan nomor antrian, nomor antrian tersebut akan ditampilkan pada layar antrian agar nasabah dapat memantau posisi urutannya.

Nomor antrian akan dipanggil oleh petugas loket sesuai dengan urutan layanan dengan mode suara dan akan ditampilkan pada layar monitor. Sistem akan menyimpan lama waktu menunggu nasabah dengan cara waktu pemanggilan nomor tiket- waktu pengambilan tiket dan waktu pelayanan dengan cara waktu pemanggilan nomor urut nasabah dibelakangnya dikurang waktu pelayanan.

Waktu menunggu = (waktu pemanggilan – waktu pengambilan tiket) Misalnya: waktu pemanggilan = pukul 8:50

waktu pengambilan tiket = pukul 8:40 Maka waktu menunggu = 8:50 – 8:40 = 10 menit

Waktu pelayanan = (waktu pemanggilan nasabah selanjutnya - waktu pelayanan) Misalnya: waktu pemanggilan nasabah selanjutnya = pukul 9:20

waktu pelayanan = pukul 9:15 Maka waktu pelayanan = 9:20 – 9:15 = 5 menit

Dari data di atas maka dapat dibuat sebuah laporan yang berisi informasi waktu rata-rata nasabah menunggu dan waktu rata-rata-rata-rata dilayani. Atas dasar laporan inilah pihak manajemen dapat mengambil keputusan apakah menambah loket layanan atau mempercepat layanan nasabah.


(54)

3.1.3 Manajemen Pelayanan Antrian

Hal yang perlu diperhatikan dalam membuat manajemen antrian adalah: 1. Penanganan Antrian

Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam manajemen antrian adalah jumlah pelayanan atau loket pelayanan.

2. Struktur dan Tingkat Pelayanan Terhadap Nasabah

Jumlah loket layanan (channel) yang digunakan melayani nasabah berjumlah 3

channel. Setiap channel memiliki tempat pelayanan dengan ukuran panjang dan

lebar yang sama. Nasabah yang harus dilayani dirancang membentuk suatu antrian dan dilayani oleh 3 channel antrian. Tiap nasabah yang membentuk antrian memilih channel sesuai dengan nomor yang muncul pada layar antrian yang menunjukkan channel yang akan melayani nasabah tersebut. Sedangkan struktur atau layout dari jumlah antrian yang digunakan adalah tunggal atau single dan saluran (channel) adalah 3, berarti lebih dari satu (multiple). Tingkat pelayanan yang diberikan adalah tunggal atau single. Dengan demikian struktur dan tingkat pelayanan yang diterapkan dalam sistem antrian ini adalah multi channel single

phase.

3. Tingkat Populasi Nasabah

Tingkat populasi nasabah yang digunakan dalam sistem antrian ini adalah terbatas oleh waktu pelayanan, artinya channel antrian akan dibuka ketika jam buka pelayanan perusahaan dan ditutup pada jam tutup pelayanan, sesuai dengan ketentuan perusahaan. Hal ini dapat diinputkan pada saat sistem antrian ini dijalankan.

4. Pola Kedatangan Nasabah

Pola kedatangan nasabah pada sistem antrian ini terbatas sesuai dengan waktu yang ditentukan pada saat sistem mulai dijalankan, dimana petugas mempunyai batas kerja yang jelas atau terbatas, sehingga nasabah meminta dilayani terbatas


(55)

hanya pada jangka waktu tersebut, kurang atau lebih pada waktu tersebut tidak dilayani. Kedatangan nasabah memiliki batasan-batasan jam dan hari. Dengan demikian nasabah tidak semua pada jam dan hari itu hadir, ini berarti jumlah nasabah yang hadir setiap harinya (N besar) terkendali (controllable) dan mengikuti distribusi Poisson.

3.1.4 Karakteristik Antrian

Karateristik antrian setiap perusahaan dapat berbeda-beda satu dengan lainnya tergantung jasa yang diberikan. Karateristik antrian adalah sebagai berikut:

1. Karakterisitik Petugas

Petugas dalam hal ini berfungsi untuk melayani nasabah sesuai dengan kebutuhan nasabah tersebut yang berkaitan langsung dengan bidang kerja perusahaan, serta fungsi petugas tersebut. Misalnya bidang kerja perusahaan adalah perbankan, dan petugas adalah kasir, maka pelayanan yang diberikannya meliputi penyetoran dan penarikan uang tunai, ataupun cek atau berupa bilyet giro dan wesel, untuk transaksi produk berupa tabungan, giro, deposito, pinjaman maupun transfer, dan lain sebagainya sesuai dengan fungsi perbankan.

2. Pola Pelayanan Terhadap Nasabah

Waktu pelayanan yang bervariasi untuk setiap nasabah yang satu dengan yang lain menggambarkan bahwa waktu pelayanan bersifat acak. Artinya waktu untuk melayani nasabah tidak tergantung dari banyaknya waktu yang telah dihabiskan untuk melayani nasabah sebelumnya, dan tidak tergantung pada jumlah nasabah yang sedang menunggu untuk dilayani, namun sesuai dengan sifat dan distribusi eksponensial yang menganggap variabel acak waktu pelayanan tidak berumur, atau bahwa variabel acak tidak mempunyai memori, artinya apabila ada nasabah yang meminta untuk dilayani karena pengaduan untuk suatu kekeliruan belum merampungkan pembicaraannya selama 4 jam, probabilitas bahwa pengaduan tersebut akan selesainya misalnya 1 jam. Dengan demikian pula bahwa kondisi-kondisi yang tidak biasa dapat menghasilkan waktu pelayanan yang relatif lama maupun pendek.


(56)

3. Disiplin Antrian Nasabah

Pelayanan terhadap nasabah dalam sistem antrian ini adalah berurutan. Urutan ini diciptakan oleh nasabah sendiri mengikuti pola fasilitas yang telah tertata dan terpelihara dan rapi, sesuai dengan ketentuan antrian yang telah ditetapkan sebelumnya, yaitu datang pertama dilayani pertama kali (first come first serve). Klasifikasi pokok dalam disiplin antrian ada dua macam yaitu prioritas yang pertama datang pertama dilayani (first come first serve). Klasifikasi ini merupakan klasifikasi umum yang diterapkan perusahaan terhadap disiplin antrian. Akan tetapi dalam kondisi praktek nyata bahwa adakalanya nasabah minta dilayani dalam suatu prioritas. Pola prioritas ini sangat kecil presentasenya bila dibandingkan dengan klasifikasi pertama. Kondisi kombinasi dari disiplin antrian ini dimungkinkan terjadi. Disiplin antrian pertama datang, pertama dilayani sebenarnya tidak menciptakan atau menentukan prioritas dan langsung melayani anggota antrian yang pertama datang. Model ini mengasumsikan bahwa subyek pemanggilan pelayanan cenderung sabar dan bersedia menunggu.

4. Panjang Antrian

Karena lamanya pelayanan dibatasi oleh jam kerja, sehingga pelayanan yang diperoleh nasabah hanya sebatas pada waktu tersebut. Apabila tidak dibatasi oleh jam kerja, maka nasabah yang antri tidak akan terbatas. Jadi panjang antrian nasabah dalam sistem antrian ini adalah tidak terbatas.

5. Model Antrian Nasabah

Berdasarkan keadaan dan identifikasi tentang karakteristik antrian yang terjadi di dalam sistem antrian ini, maka diperoleh model antrian sebagai berikut:

a. Layout : ganda (lebih dari satu channel)

b. Fase Pelayanan : tunggal

c. Populasi : tidak terbatas

d. Pola Kedatangan : distrubusi poisson (asumsi) e. Disiplin Antrian : datang pertama dilayani pertama f. Pola Pelayanan : distribusi eksponensial


(1)

AntrianLoket = Val(lblNo.Caption) + 1 End If

End Sub

Private Sub cmdCount2_Click() NoLoket = 2

If StsCon = True Then

ws.SendData "30000;counter;" & NoLoket DoEvents

AntrianLoket = Val(lblNo.Caption) + 1 End If

End Sub

Private Sub cmdCount3_Click() NoLoket = 3

If StsCon = True Then

ws.SendData "30000;counter;" & NoLoket DoEvents

AntrianLoket = Val(lblNo.Caption) + 1 End If

End Sub

Private Sub cmdSelesai_Click() If StsCon = True Then

cmdSelesai.Enabled = False

ws.SendData "40000;counter;" & NoLoket DoEvents

cmdSelesai.Enabled = True cmdSelesai.SetFocus End If

End Sub

Private Sub Form_Initialize() InitCommonControls

End Sub

Private Sub Form_Load() Dim Ulang

Me.Caption = "Counter Antrian - Loket " & NoLoket Me.Left = Screen.Width - Me.Width - 70

Me.Top = Screen.Height - Me.Height - 520 Call OpenCon

MinMode = False End Sub

Private Sub OpenCon() ws.Close

ws.LocalPort = 0

ws.Connect Trim(IP_Server), Port_Server DoEvents


(2)

StsCon = False

Do While Not ws.State = 7 DoEvents

DoEvents

Ulang = Ulang + 1

If Ulang = 1000 Then Exit Do Loop

If ws.State = 7 Then

ws.SendData "10000;antrian;connect;" & NoLoket DoEvents

StsCon = True Else

StsCon = False End If

End Sub

Private Sub Form_QueryUnload(Cancel As Integer, UnloadMode As Integer) tmrCon.Enabled = False

Unload Me End

End Sub

Private Sub lblAnt_Change() If Len(lblAnt.Caption) < 1 Then Exit Sub

Else

If Val(lblAnt.Caption) <> 20010 Then

If Val(lblAnt.Caption) - Val(lblNo.Caption) < 1 Then cmdCount.Enabled = False

cmdCount2.Enabled = False cmdCount3.Enabled = False Else

cmdCount.Enabled = True cmdCount2.Enabled = True cmdCount3.Enabled = True End If

Else

cmdCount.Enabled = False cmdCount2.Enabled = False cmdCount3.Enabled = False End If

End If End Sub

Private Sub lblLayan_Change() If Len(lblLayan.Caption) < 1 Then Exit Sub


(3)

Else

If Val(lblAnt.Caption) - Val(lblLayan.Caption) < 1 Then cmdCount.Enabled = False

cmdCount2.Enabled = False cmdCount3.Enabled = False Else

cmdCount.Enabled = True cmdCount2.Enabled = True cmdCount3.Enabled = True End If

End If End Sub

Private Sub tJam_Timer() lblJam.Caption = Time If ws.State <> 7 Then

cmdCount.Enabled = False cmdAntri.Enabled = False

cmdCount.Caption = "Not Connected" cmdCount2.Caption = "Not Connected" cmdCount3.Caption = "Not Connected" tmrCon.Enabled = True

StsCon = False Else

cmdAntri.Enabled = True

cmdCount.Caption = "&Panggil Antrian Loket 1" cmdCount2.Caption = "&Panggil Antrian Loket 2" cmdCount3.Caption = "&Panggil Antrian Loket 3" tmrCon.Enabled = False

StsCon = True End If

End Sub

Private Sub tmrCon_Timer() Call OpenCon

End Sub

Private Sub ws_DataArrival(ByVal bytesTotal As Long) Dim strData As String

ws.GetData strData DoEvents

LoopData = Split(strData, ";")

If UBound(LoopData) > 0 And UBound(LoopData) < 10 Then For i = 0 To UBound(LoopData)

InData(i + 1) = LoopData(i) Next i

End If


(4)

Case "10010" StsCon = True Case "20010"

lblNo.Caption = Val(InData(3)) DoEvents

Case "40010"

lblAnt.Caption = Val(InData(3)) DoEvents

Case "50010"

lblLayan.Caption = InData(3) End Select


(5)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data pribadi :

Nama : Diansah hutabarat S.kom

Umur : 26 Tahun

Tempat tanggal Lahir : Mutiara damai, 28 Januari 1987 Jenis Kelamin : Laki-laki

Telp/Hp : 081362161894

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat : Desa Mutiara Damai, No 45, Kec.Babul Rahmah, Kab.Aceh Tenggara, NAD

Pendidikan :

1994 - 2000 : SD Negeri I Meranti 2000 - 2003 : SMP Negeri I Lawe Alas 2003 - 2006 : SMA Negeri I Lawe Alas 2006 – 2013 : Universitas Sumatera Utara Kemampuan :

Kemampuan Komputer ( Operasi Windows, Ms Office dan Internet ) Kemampuan di bidang Hardware dan Software komputer,

• Mengikuti beberapa Kursus :

- How o build augmented Reality For Mobile Application

- Swisscontact Multi Donor Fund

- Tenaga Teknis PNPM Mandiri

• Pengalaman menjadi teknisi komputer di beberapa warnet di daerah Sumater Utara.

Kualifikasi :

• Mempunyai sikap yang ingin maju, berinisiatif, motivasi yang tinggi, berpendirian, jujur dan bertanggung jawab terhadap pekerjaan.

• Mau berkerja keras dan belajar tentang hal – hal yang baru. Diansah hutabarat S.kom

Jl.Desa Mutiara Damai, No 45, Kec.Babul Rahmah, Kab.Aceh Tenggara, NAD


(6)

• Bersedia dikritik dan menerima saran yang membangun tentang pekerjaan.

• Bersedia dan mampu bekerja dalam team work, bersedia dipimpin dan mampu memimpin.

Hormat saya,