Hubungan Komunikasi Formal Organisasi dengan Faktor Kinerja Karyawan PT Beesco Indonesia.

HUBUNGAN KOMUNIKASI FORMAL ORGANISASI
DENGAN FAKTOR KINERJA KARYAWAN
PT BEESCO INDONESIA

JISE HARI S SITOMPUL

DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Hubungan Komunikasi
Formal Organisasi dengan Faktor Kinerja Karyawan PT Beesco adalah benar
karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam
bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di
bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Juli 2013

Jise Hari S Sitompul
H24090073

RINGKASAN
JISE HARI S SITOMPUL. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Formal Organisasi
dengan Faktor-faktor Kinerja Karyawan PT Beesco Indonesia. Dibimbing oleh SITI
RAHMAWATI
Pengelolaan perusahaan yang optimal. Pengelolaan perusahaan melibatkan
berbagai sumber daya untuk mencapai tujuannya, antara lain sumber daya finansial,
fisik, manusia, kemampuan teknologi dan sistem. PT Beesco Indonesia merupakan
perusahaan yang bergerak di bidang produksi sepatu olahraga untuk permintaan pasar
luar negeri. Perusahaan ini mempekerjakan sekitar 6.500 karyawan. Banyaknya
karyawan yang dipekerjakan di perusahaan ini menuntut pihak manajemen untuk
menerapkan manajemen SDM strategik, salah satunya melalui hubungan dan
komunikasi karyawan yang baik agar kinerja perusahaan meningkat. Tujuan penelitian
ini adalah mengidentifikasi hubungan komunikasi formal organisasi PT Beesco

Indonesia, mengidentifikasi faktor-faktor kinerja yang diterapkan di PT Beesco
Indonesia sekaligus menganalisis hubungan komunikasi formal perusahaan PT Beesco
Indonesia dengan kinerja karyawan.
Peningkatan jumlah perusahaan sepatu akan meningkat persaingan pada industri
sepatu, dimana setiap setiap perusahaan berusaha untuk meningkatkan kualitas dan
produktifitas dari produk yang mereka hasilkan untuk dapat menguasai pengsa pasar.
Persaingan dalam industri dapat terlihat dari fluktuasi produksi yang dihasilkan sebuah
perusahaan
Data yang digunakan dalam penelitan ini terdiri dari dua jenis data yaitu data
primer dan sekunder. Data primer diperoleh langsung dari perusahaan dengan
wawancara langsung dengan manajer human resources dan karyawan PT Beesco
Indonesia. Data primer juga diperoleh dengan menggunakan kuesioner untuk diisi oleh
karyawan PT Beesco Indonesia. Data sekunder diperoleh dari litertatur seperti buku dan
internet serta data yang membuat tentang PT Beesco Indonesia yang diperoleh dari
dokumen dan situs resmi PT Beesco Indonesia. Pengambilan sampel dilakukan dengan
menggunakan teknik cluster random sampling. Penentuan jumlah sampel dilakukan
dengan berlandaskan pada pendapat Slovin. Pada penelitian ini jumlah sampel yang
diambil sebesar 99 sampel. Pengolahan data menggunakan Statistical Package for The
Social Sciences 17.0 for windows pada taraf alpha 5%.
Persepsi karyawan dalam penelitian ini dapat diketahui dengan menggunakan

Modus. Modus mengambarkan nilai paling sering muncul atau memiliki frekuensi
terbanyak. Pengunaan kata “kebanyakan”, “padahal”, “paling banyak”, atau “sebagian
besar” menginidkasikan penggunaan modus dalam analisis deskriptif. Analisis data
menggunakan analisis korelasi Pearson. Hasil penelitian yang diperoleh berdasarkan
persepsi karyawan mengenai komunikasi formal organisasi dan faktor-faktor kinerja
karyawan adalah sangat baik. Hasil uji korelasi pearson product moment menunjukkan
bahwa terdapat hubungan yang kuat, positif antara komunikasi formal dengan faktorfaktor kinerja karyawan. Hal ini berarti bahwa indikator komunikasi formal organisasi
mampu meningkatkan kinerja karyawan PT Beesco Indonesia.

ABSTRAK
JISE HARI S SITOMPUL. Hubungan Komunikasi Formal Organisasi dengan Faktor
Kinerja Karyawan PT Beesco Indonesia. Dibimbing oleh SITI RAHMAWATI
Pengelolaan sumber daya manusia sebuah perusahaan tidak terlepas dari masalah
interaksi dan komunikasi. PT Beesco Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak
dibidang produksi sepatu yang mempekerjakan karyawan dengan jumlah yang banyak,
sehingga diperlukan penerapan manajemen SDM strategik melalui hubungan komunikasi
formal organisasi dengan faktor kinerja karyawan. Tujuan penelitian ini adalah (1)
Mengidentifikasi hubungan komunikasi formal organisasi PT Beesco Indonesia, (2)
Mengidentifikasi faktor kinerja yang diterapkan di PT Beesco Indonesia, (3)
Menganalisis hubungan komunikasi formal perusahaan PT Beesco Indonesia dengan

kinerja karyawan. Data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan
data sekunder. Penelitian ini menggunakan metode analisis korelasi Pearson product
Moment. Hasil penelitian yang diperoleh berdasarkan persepsi karyawan mengenai
komunikasi formal organisasi dan faktor kinerja karyawan adalah sangat baik. Hasil uji
korelasi pearson product moment menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang kuat,
positif antara komunikasi formal dengan faktor kinerja karyawan. Hal ini berarti bahwa
indikator komunikasi formal organisasi mampu meningkatkan kinerja karyawan PT
Beesco Indonesia.
Kata kunci: Komunikasi Formal Organisasi, Kinerja Karyawan, PT Beesco Indonesia.
ABSTRACT
JISE HARI S SITOMPUL. Relationship between Organizational Formal
Communication with Human Performance Factor PT Beesco Indonesia. Guided by SITI
RAHMAWATI
The operation of human resource development in a company can't be seperated
with the interaction and communication problems. PT Beesco Indonesia is a company
that engages in footware production and employs labour intensive, so it needs to
implement human research development strategic management through the relations
between formal organization communication and factors of human performance.
The aims of this research are (1) To identify the relation of formal organization at PT
Beesco Indonesia, (2) To identify performance's factor which PT Beesco Indonesia

applies, (3) To analize the relation between formal communication of PT Beesco
Indonesia and the employees performance. The data used in this study are primary data
and secondary data. This study used Pearson product Moment correlation analysis. The
results obtained based on employee perceptions about formal communication and
organizational factors of employee performance very impressive. The results of Pearson
product moment correlation test show that there is a strong, positive association between
formal communication with employee performance factors. This means that the indicator
formal organizational communication can improve the performance of employees of PT
Beesco Indonesia.
Keyword : Organization’s formal communication, working factors of workers, PT Beesco
Indonesia

HUBUNGAN KOMUNIKASI FORMAL ORGANISASI
DENGAN FAKTOR KINERJA KARYAWAN
PT BEESCO INDONESIA

JISE HARI S SITOMPUL
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi pada

Departemen Manajemen

DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR

2013

Judul Skripsi : Hubungan Komunikasi Formal Organisasi dengan Faktor Kinerja
Karyawan PT Beesco Indonesia.
Nama
: Jise Hari S Sitompul
NIM
: H24090073

Disetujui oleh

Dra. Hj. Siti Rahmawati, M.Pd.
Pembimbing


Diketahui oleh

Dr .Ir. Jono Munandar, M.Sc
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih
dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Februari 2013 sampai Maret 2013
adalah manajemen sumberdaya manusia, dengan judul Hubungan Komunikasi
Formal Organisasi dengan Faktor Kinerja Karyawan PT Beesco Indonesia.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Dra. Siti Rahmawati, M.Pd selaku
dosen pembimbing. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Ibu
Suwarti selaku Manager Human Resources PT Beesco Indonesia yang telah
membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan
kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya.
Tidak lupa kepada teman-teman Manajemen 46 khususnya Natasha, Dhanti,

Arina, Cipuy, Dafid, Wilda dan teman-teman satu bimbingan skripsi (Annisa,
Citra, Juwita, Tiara, Nada) dan juga sahabat yang paling baik (Noldy, Nasib Pola,
Margaretta, Ratnasari, Saima) serta yang teristimewa Viana Simanjuntak yang
selalu meluangkan waktunya dan memberikan dukungan dan bantuan dalam
pembuatan skripsi ini
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Juli 2013
Jise Hari S Sitompul

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR LAMPIRAN


vi

PENDAHULUAN
Latar Belakang

1
1

Perumusan Masalah

4

Tujuan Penelitian

4

Manfaat Penelitian

4


Ruang Lingkup Penelitian

4

METODE PENELITIAN
Kerangka Penelitian

4
4

Lokasi dan Waktu Penelitian

5

Metode Pengumpulan Data

6

Metode Penarikan Sampel


6

Metode Pengolahan dan Analisis Data

8

HASIL DAN PEMBAHASAN

11

Gambaran Umum PT Beesco Indonesia

11

Karakteristik Responden

12

Persepsi Karyawan Terhadap Komunikasi Formal PT Beesco Indonesia 14
Persepsi Karyawan terhadap Faktor kinerja

19

Hubungan Komunikasi Formal Organisasi dengan Faktor Kinerja
Karyawan

24

Implikasi Manajerial

28

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
RIWAYAT HIDUP

29
29
29
30
31

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

Data Karyawan aktif PT Beesco Indonesia
7
Tingkat Reliabilitias metode Alpha Cronbach’s
9
Skala Likert pada Penelitian
9
Persepsi Karyawan terhadap Komunikasi Atas Ke bawah
15
Pesepsi Karyawan terhadap Komunikasi Bawah ke Atas
16
Persepsi Karyawan terhadap Komunikasi Diagonal
17
Pesepsi Karyawan terhadap Komunikasi Horizontal
18
Persepsi Karyawan terhadap Pengetahuan
19
Pesepsi Karyawan terhadap Keterampilan
20
Persepsi Karyawan terhadap Motivasi
22
Pesepsi Karyawan terhadap Peran
23
Hubungan Komunikasi Formal dengan Kinerja Karyawan
24
Hubungan Komunikasi Atas ke bawah dengan Faktor Kinerja Karyawan 24
Hubungan Komunikasi Bawah ke atas dengan Faktor Kinerja Karyawan 25
Hubungan Komunikasi Vertikal dengan Faktor Kinerja Karyawan
26
Hubungan Komunikasi Horizontal dengan Faktor Kinerja Karyawan
27

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5

Kerangka Pemikiran
Jumlah Karyawan Berdasarkan Jenis Kelamin
Jumlah Karyawan Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Jumlah Karyawan Berdasarkan Status Pernikahan
Jumlah Karyawan Berdasarkan Usia

6
12
13
13
14

DAFTAR GRAFIK
1 Tingkat produksi sepatu PT Beesco Indonesia Januari 2012 –
Desember 2012

3

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Industri alas kaki merupakan salah satu industri yang potensial untuk
dikembangkan. Alas kaki berupa sepatu dan sandal dapat terbuat dari bahan dasar
kulit hewan ataupun kulit imitasi. Sepatu dan sandal merupakan jenis barang yang
diperlukan oleh setiap orang dan sudah merupakan kebutuhan pokok manusia.
Segmen pasarnya pun tidak terbatas, mulai dari anak kecil sampai orang dewasa
dalam setiap lapisan masyarakat. Jumlah penduduk yang semakin meningkat dan
perubahan gaya hidup masyarakat akan menyebabkan permintaan alas kaki semakin
meningkat. Industri alas kaki nasional dinilai mampu bersaing di era perdagangan
bebas karena kualitas masih jauh lebih unggul.
Menurut Kementrian Perdagangan dan Industri, perkembangan industri
persepatuan di Indonesia, pada tahun 2002 jumlah unit usaha industri sepatu kulit,
sepatu olah raga dan alas kaki lainnya baik dalam skala kecil, menengah maupun
besar mencapai 6.125 unit dengan menyerap 389.732 tenaga kerja dan realisasi
produksi sebesar 705 juta pasang. Lokasi utama industri sepatu kulit atau sepatu
olah raga dan alas kaki lainnya tersebar di wilayah Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa
tengah, Riau, Sumatera Barat dan DKI Jakarta. Realisasi ekspor rata-rata sepatu
kulit/olah raga dan alas kaki lainnya tahun 1998 sampai tahun 2002 bernilai
US$ 1.450 juta dengan laju pertumbuhan 1.8 per tahun. Dengan negara tujuan
utama USA (41.4%), Inggris (9.1%), Belgia (7.1%), Jerman (4.8%), Jepang (4%)
dan lain-lainnya (33.6%). Negara tujuan ekspor alas kaki Indonesia tahun 2008
adalah Uni Eropa senilai US$ 946 juta (50.17%), AS senilai US$ 393.95 juta
(20.89%), Jepang senilai US$ 90.23 juta (4.79%), RRT senilai US$ 64.36 juta
(3.41%) dan ASEAN senilai US$ 72.67 (3.85%). Selaras dengan kinerja ekspor,
kinerja investasi di sektor alas kaki juga semakin meningkat. Saat ini industri alas
kaki semakin diminati oleh investor asing. Pada tahun 2008, sedikitnya 25
perusahaan sepatu asing sudah menandatangani kontrak untuk berinvestasi di
Indonesia. Perusahaan tersebut yaitu 10 perusahaan melakukan perluasan usaha
dan 15 perusahaan lain merupakan investor baru. Total investasi yang akan
ditanamkan oleh ke-25 perusahaan tersebut mencapai US$ 170 juta dengan total
kapasitas produksi per tahun mencapai 287 juta pasang (BPS 2010).
Perusahaan yang terlibat dalam industri alas kaki seharusnya mampu
memanfaatkan potensi bisnis alas kaki yang sedang berkembang, agar mampu
bertahan pada persaingan global melalui pengelolaan perusahaan yang optimal.
Pengelolaan perusahaan melibatkan berbagai sumber daya untuk mencapai
tujuannya, antara lain sumber daya finansial, fisik, manusia, kemampuan
teknologi dan sistem. Keempat sumber daya tersebut merupakan indikator yang
efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan perusahaan. Salah satu sumber daya
yang berperan penting dalam pencapaian tujuan perusahaan adalah Sumber daya
manusia (SDM). Sumber daya manusia merupakan motor penggerak operasional
perusahaan sehingga memerlukan penerapan manajemen sumberdaya manusia
yang efektif dan efisien agar mampu mengembangkan potensi SDM guna
menghasilkan kinerja yang optimal bagi perusahaan. Kinerja SDM akan
mempengaruhi keberhasilan perusahaan dalam mencapai visi dan misi perusahaan.

2
Kegiatan pengelolaan sumber daya manusia sebuah perusahaan tidak
terlepas dari masalah interaksi dan komunikasi. Hal ini dikarenakan adanya kodrat
manusia sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri tanpa berinteraksi
dengan orang lain serta tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri.
Interaksi antar sumber daya manusia sebuah perusahaan akan berjalan efektif
apabila terjalin komunikasi yang lancar di dalamnya. Komunikasi dalam
perusahaan memiliki peranan yang sangat penting bagi manajemen dan karyawan
perusahaan serta stakeholders yang terkait, karena melalui proses komunikasi
fungsi-fungsi manajerial dapat dicapai. Hambatan dalam komunikasi dan interaksi
akan menyebabkan kerja sama yang seharusnya terjalin dengan baik diantara
karyawan menjadi terhambat sehingga pencapaian tujuan perusahaan tidak sesuai
harapan.
Komunikasi akan efektif jika terdapat persamaan makna antara komunikator
dengan komunikan. Pemilihan saluran, media komunikasi, dan keterampilan
komunikasi yang tepat dapat meningkatkan keefektifan komunikasi perusahaan.
Efektifitas komunikasi dapat dinilai dari kinerja sumber daya manusia dalam
perusahaan. Unsur penting dalam peningkatan kinerja dalam perusahaan adalah
tersedianya sumber daya manusia yang berkualitas, seperti produktifitas, etos
kerja yang tinggi, dan kontribusi yang optimal kepada perusahaan. Penerapan
komunikasi yang efektif dapat dicapai dengan memperhatikan pola komunikasi
baik komunikasi formal maupun informal. Komunikasi yang efektif berpengaruh
terhadap kinerja karyawan karena kinerja karyawan merupakan pencerminan
kinerja perusahaan sehingga diperlukan upaya peningkatan kinerja karyawan agar
kinerja perusahaan meningkat.
Peningkatan kinerja karyawan berhubungan langsung terhadap peningkatan
kinerja perusahaan secara keseluruhan. Oleh karena itu setiap perusahaan harus
memiliki pola komunikasi yang baik dan sesuai dengan lingkungan kerja sebagai
sumber informasi untuk pengembangan perusahaan. PT Beesco Indonesia
merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi sepatu olahraga untuk
permintaan pasar luar negeri. Perusahaan ini mempekerjakan sekitar 6.500
karyawan. Banyaknya karyawan yang dipekerjakan di perusahaan ini menuntut
pihak manajemen untuk menerapkan manajemen SDM strategik, salah satunya
melalui hubungan dan komunikasi karyawan yang baik agar kinerja perusahaan
meningkat.
Pada dasarnya penerapan manajemen SDM PT Beesco Indonesia sudah
efektif. Hal ini terlihat dari komunikasi antar karyawan yang sudah dinilai intensif,
namun perlu disadari bahwa kondisi perindustrian saat ini menunjukkan
pertumbuhan yang pesat. Munculnya perusahaan-perusahaan yang bergerak di
bidang industri yang sama menjadi tantangan besar bagi PT Beesco Indonesia.
Peningkatan jumlah perusahaan sepatu meningkatkan persaingan pada industri
sepatu, dimana setiap perusahaan berusaha untuk meningkatkan kualitas dan
produktifitas dari produk yang mereka hasilkan untuk dapat menguasai pengsa
pasar. Persaingan dalam industri dapat terlihat dari fluktuasi produksi yang
dihasilkan sebuah perusahaan. Saat ini perusahaan yang menjadi saingan PT
Beesco Indonesia adalah PT Chansin Indonesia dan PT Dean Shoes. Kedua
perusahaan tersebut terletak dalam satu kawasan dengan PT Beesco Indonesia.
Pada Grafik 1 terlihat fluktuasi produksi sepatu dari PT Beesco Indonesia selama
periode Januari sampai Desember 2012.

3
500.000
450.000
400.000
Produsi (Pasang)

350.000
300.000
250.000
2010

200.000

2011

150.000

2012
100.000
50.000
0.000

Bulan

Grafik 1. Tingkat produksi sepatu PT Beesco Indonesia Tahun 2010-2012
(Annual Report PT Beesco Indonesia, 2010-2012)
Pada Grafik 1 dapat dilihat bahwa tingkat produksi sepatu yang dihasilkan
PT Beesco Indonesia tidak konstan . Penurunan produksi yang terjadi pada tahun
2010-2012 menunjukkan penurunan yang hampir sama disetiap bulan yang ada
dalam ke tiga tahun tersebut. Penurunan di tahun 2010 terjadi pada bulan Juli
2010, Agustus 2010, September 2010. Pada tahun 2011 penurunan terjadi di bulan
Februari 2011, April 2011 dan Agustus 2011, sedangkan pada tahun 2012
penurunan produksi terjadi di bulan Febuari 2012, Mei 2012, dan Agustus 2012.
PT Beesco Indonesia melakukan produksi sesuai dengan Permintaan dari
perusahaan pusat di Korea Selatan. Namun, penurunan produksi PT Beesco
Indonesia semata-mata bukan murni dari hasil kinerja karyawan yang kurang
optimal tetapi disebabkan oleh target yang harus dikerjakan dan diselesaikan oleh
karyawan setiap bulannya. Adanya target yang tidak dapat dicapai oleh karyawan
menimbulkan berkurangnya target yang diberikan oleh perusahaan pusat kepada
PT Beesco Indonesia, sehingga peneliti tertarik untuk menganilisis lebih lanjut
mengenai hubungan kinerja karyawan dengan komunikasi yang ada diperusahaan
tersebut, seperti yang dikemukakan Gustiani (2012) bahwa peningkatan kinerja
karyawan secara perseorangan akan mendorong kinerja sumber daya manusia
secara keseluruhan dan memberikan umpan balik terhadapat keberhasilan suatu
organisasi yang didukung dari tingkat kinerja karyawan yang sangat dipengaruhi
oleh proses komunikasi yang terjadi antar karyawan. Oleh karena itu PT Beesco
memerlukan upaya pengelolaan manajemen perusahaan yang mencakup
penerapan manajemen SDM di dalamnya agar mampu menghadapi kondisi
tersebut, sehingga PT Beesco Indonesia tetap mampu berdaya saing dan
berkinerja optimal.

4
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, perumusan masalah dalam penelitian ini
secara umum: (1) Bagaimana komunikasi formal perusahaan pada PT Beesco
Indonesia; (2) Bagaimana faktor kinerja karyawan pada PT Beesco Indonesia; dan
(3) Bagaimana hubungan antara komunikasi formal perusahaan dengan faktor
kinerja karyawan di PT Beesco Indonesia.

Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan diatas, maka tujuan yang
ingin dicapai penelitian antara lain, (1) Mengidentifikasi komunikasi formal
perusahaan pada PT Beesco Indonesia; (2) Mengidentifikasi faktor kinerja
karyawan pada PT Beesco Indonesia; dan (3) Menganalisis hubungan komunikasi
formal perusahaan PT Beesco Indonesia dengan faktor kinerja karyawan.

Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan agar PT
Beesco Indonesia dapat mempertahankan kinerja karyawan yang baik melalui
komunikasi formal perusahaan

Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini memfokuskan untuk menganalisis hubungan komunikasi
formal organisasi dengan faktor kinerja karyawan PT Beesco Indonesia
berdasarkan persepsi karyawan. Variabel pada penelitian ini adalah komunikasi
formal organisasi dan faktor kinerja karyawan. Indikator komunikasi formal
organisasi adalah upward communication, downward communication, diagonal
communication, dan horizontal communication. Sedangkan indikator faktor
kinerja karyawan adalah pengetahuan, keterampilan, motivasi dan peran.

METODE PENELITIAN
Kerangka Penelitian
PT Beesco Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak dibidang
produksi sepatu olahraga. PT Beesco Indonesia menuangkan segala keinginan dan
cita-cita dalam visi dan misi perusahaan. Adapun visi PT Beesco Indonesia adalah
untuk menjadi pabrik sepatu yang paling kompetitif dan dapat diandalkan di
Indonesia. PT Beesco menyusun misi yang akan diimplementasikan untuk
keberlanjutan perusahaan dalam mewujudkan visi perusahaan. Salah satu misi PT
Beesco Indonesia adalah menjalin hubungan yang baik antar sesama dan

5
lingkungan, Oleh karena itu dibutuhkan komunikasi yang baik untuk
memperlancar jalinan kerja sama perusahaan. Kerjasama yang baik akan terwujud
apabila didukung oleh sumberdaya yang baik dan memiliki kinerja yang tinggi
serta intergritas kepada perusahan. Sumber daya manusia yang baik menentukan
keberlangsungan perusahaan karena sumber daya manusia sebagai pengolah
sistem, agar berjalan dengan baik. Dalam pengolahannya sumber daya manusia
memperhatikan aspek penting seperti pelatihan dan pengembangan motivasi.
Sumber daya manusia sebagai asset yang vital bagi suatu perushaan, oleh sebab
itu peran dan fungsinya tidak bisa di gantikan oleh sumber daya yang lain.
Penelitan ini dilaksanakan pada PT Beesco Indonesia yang bertempat di
Karawan Jawa Barat. Terdapat tiga belas unit kerja di dalam organisasi ini,
diantaranya: Assembling, Material, Office & Driver, Phylon/Insole, Planning,
Press/Roll, Quality Control, Sewing, Cutting, Development, Enginering, Security,
Stockfit. Penelitian dilakukan keseluruh unit kerja yang ada di PT Beesco
Indonesia.
Komunikasi Formal memiliki beberapa aspek yaitu downward
communications, upward communications, diagonal communications, Horizontal
communications. Downward communications menunjukkan komunikasi atasan
kepada bawahan. Upward communications menunjukkan komunikasi yang
dilakukan antara bawahan terhadap atasan. Diagonal Communications
menunjukkan komunikasi antara dua tingkat (level) perusahaan yang berbeda.
Horizontal Comunications menunjukkan komunikasi yang terjadi antara bagianbagian yang memiliki posisi sejajar/sederajat. Sedangkan, faktor-faktor kinerja
memiliki empat aspek yaitu pengetahuan, keterampilan, motivasi, peran.
Pengetahuan menunjukkan informasi yang telah dikombinasikan dengan
pemahaman dan potensi untuk bertindak. Ketrampilan menunjukkan kecakapan
untuk melaksanakan tugas dalam usaha memperoleh pengetahuan. Motivasi
menunjukkan kondisi atau energi yang menggerakkan diri karyawan agar terarah
atau tertujuh untuk mencapai tujuan perusahaan perusahaan. Peran menunjukkan
tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai
kedudukannya dalam suatu perusahaan. Pada kedua variabel komunikasi formal
dan faktor-faktor kinerja karyawan dilihat hubungan antara kedua variabel
tersebut. Kerangka penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.

Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT Beesco Indonesia yang berlokasi di Jl.
Raya Karawang-Cikampek Km 87.7 Desa Tamelang yang dilaksanakan pada
bulan Februari 2013 sampai Maret 2013. Penelitian ini dilakukan secara sengaja
(porposive) karena belum pernah dilakukan penelitian di perusahaan Beesco
Indonesia dengan topik yang serupa. Penelitian ini juga didasarkan atas kesediaan
PT Beesco Indonesia.

6
PT Beesco Indonesia

Visi, Misi

Sumber Daya Manusia

Komunikasi Formal
1. Upward Communications
2. Downward communications
3. Sideways communications
4. Diagonal communications

Faktor-faktor
Karyawan

1.
2.
3.
4.

kinerja

Pengetahuan
Keterampilan
Motivasi
peran

Hubungan Komunikasi Formal Perusahaan
dengan Faktor Kinerja Karyawan

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

Metode Pengumpulan Data
Data yang diperlukan untuk menjawab permasalahan penelitian dalam
mencapai tujuan yang telah dirumuskan dalam rancangan penelitian. Adapun
metode pengumpulan data yang digunakan, yaitu:
1. Kuesioner
Kuesioner yang diberikan kepada responden bersifat tertutup dimana terdapat
serangkaian alternatif yang disediakan.
2. Wawancara
Wawancara yang dilakukan terdiri dari wawancara langsung terhadap manajer
human resourses dan karyawan PT Beesco Indonesia.
Metode Penarikan Sampel
Jumlah sampel yang diambil sebagai responden dalam penelitian ini
diperoleh dengan menggunakan perhitungan rumus slovin, yaitu:

7

n=
Dimana:
n = Ukuran sampel yang diambil
N = Ukuran populasi
e = Persen kelonggaran ketidaktelitian yang masih dapat
Menghasilkan, n =

ditolelir (10%)

= 99 responden

Berdasarkan hasil Slovin diatas diperoleh jumlah responden sebesar 99
responden. Teknik cluster random sampling merupakan salah satu teknik
probability sampling. Teknik ini digunakan karena populasi terlalu banyak dan
ukuran sampel yang akan diambil telah ditetapkan menggunakan rumus slovin
serta pengambilan sampel berdasarkan kelompok-kelompok yang dilakukan
secara acak.
Tabel 1. Penentuan jumlah responden dengan cluster random sampling
Departemen

Total
Karyawan
776
34
61
903
52
808
228
2.107
424
61
65
36
1.034
6.589

Assembling
Material
Office and Driver
Phylon/Insole
Planning
Press/Roll
QC
Sewing
Cutting
Development
Enginering
Security
Stockfit
Total

Persentase
(%)
12
1
1
13
1
12
3
32
6
1
1
1
16
100

Sampel
12
1
1
13
1
12
3
32
6
1
1
1
15
99

Tabel 1 menunjukkan bahwa penentuan jumlah responden menggunakan
cluster random sampling, dimana penentuan jumlah persentase dengan cara
jumlah karyawan dibagi total populasi dikali 100%. Adapun contoh perhitungan
penentuan jumlah persentase adalah sebagai berikut:
Persentase =
=

x 100%
x 100%

= 12%
Penentuan jumlah sampel dengan cara perkalian persentase dikali total
sampel yang diperoleh. Adapun contoh perhitungan penentuan jumlah sampel
adalah sebagai berikut:
Sampel = persentase x 99
= 12% x 99
= 12

8
Metode Pengolahan dan Analisis Data
Uji Validitas
Menurut Sulianto (2005) validitas didefinisikan sebagai sejauh mana
ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.
Langkah-langkah dalam melakukan pengujian validitas, adalah sebagai berikut
(Umar 2003):
1. Mendefinisikan secara operasional suatu konsep yang akan diukur. Konsep
yang akan diukur hendaknya dijabarkan terlebih dahulu sehingga
operasionalnya dapat dilakukan, dengan cara sebagai berikut:
a. Mencari definisi-definisi konsep yang dikemukakan para ahli yang terlulis
dalam literatur.
b. Jika definisi konsep yang ingin diukur tidak diperoleh dari literature,
peneliti harus mendefinisakan sendiri konsep tersebut. Sebaiknya untuk
mendapatkan hasil yang lebih baik disarankan utnuk mendiskusikannya
dengan para alhi. Kemudian mencari kesamaan pendapat ahli dan peneliti.
c. Apabila langkah diatas tidak ditemukan solusinya, maka peneliti dapat
menanyakan langsung definisi konsep yang akan diukur pada calon
responden.
2. Melakukan uji coba alat pengukur pada sejumlah responden, disarankan agar
jumlah responden untuk uji coba minimal 30 orang, karena distribusi skor
akan lebih mendekati kurva normal
3. Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban
4. Menghitung nilai korelasi antara data pada masing-msing pernyataan dengan
skor total menggunakan rumus teknik korelasi product moment.
Rumusnya adalah sebagai berikut :

rhitung =



(1)

Dimana:
rhitung = nilai koefisien korelasi
N = jumlah responden
X = Skor masing-masing pernyataan
Y = Skor total
5. Membandingkan angka korelasi yang diperoleh dengan angka kritik table
korelasi nila r. bila rhitung > rtabel maka pernyataan tersebut valid atau signifikan
dalam penelitian ini, angka kritik table korelasi untuk nilai r adalah r ( N-2;α).
Hasil uji validitas yang diperoleh dibandingkan dengan α pada tabel, yaitu α =
5% sebesar 0,361. Nilai validitas yang lebih besar dari 0,361 berarti valid dan jika
hasilnya lebih kecil dari 0,361 berarti tidak valid. Hasil uji validitas
menunnjukkan rentang nilai
untuk seluruuh pernyataan 0,378-0,845.
Dapat disimpulkan
(0,378-0,845) >
(0,361) pada taraf alpha 5%,
yang artinya seluruh pernyataan mampu mengukur apa saja yang ingin diukur dan
terbukti valid. Hasil uji validitas dapat dilihat pada Lampiran 2.
Uji Reliabilitas
Jika alat ukur dinyatakan valid, selanjutnya reliabilitas alat tersebut diuji
(Umar 2003). Reliabilitas adalah suatu nilai yang mernunjukkan konsistensi suatu

9
alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama. Teknik reliabilitas yang
digunakan dalam penelitian ini adalah tenik Alpha Cronbach (Umar, 2005).
Rumusnya adalah sebagai berikut:

r11 =
Dimana:
r11
: Reliabilitas Instrumen
k
: Banyak Butir Pernyataan
: Varian Total
: Jumlah Varian Pernyataan
Rumus Varian dapat diperoleh dari rumus :


Dimana :
= Varians
= Jumlah Responden
= Nilai Skor yang dipilih ( total nilai dari nomor-nomor item
pernyataan)
Tingkat Reliabiltias menggunakan metode Alpha Cronbach’s diukur
berdasarkan skala alpha 0 sampai 1 yang dapat diinterpretasikan sebagai berikut:
Tabel 2. Tingkat Reliabilitias metode Alpha Cronbach’s
Klasifikasi Nilai Alpha
0.00 – 0,20
0,21 – 0,40
0,41 – 0,60
0,61 – 0,80
0,81 – 1,00

Tingkat Reliabilitas
Kurang Reliabel
Agak Reliabel
Cukup Reliabel
Reliabel
Sangat Reliabel

Hasil uji reliabilitas dilakukan pada seluruh pernyataan komunikasi formal
dan faktor-faktor kinerja. Hasil menunjukkan nilai alpha crobanch untuk seluruh
peryataan saluran komunikasi formal 0,666 dan kinerja sebesar 0,772 nilai ini
menunjukkan pernyataan berada pada tingkat sangat reliable yang artinya seluruh
pernyataan dapat dipercaya dan diandalkan sebagai alat ukur, apabila pengukuran
diulang. Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada Lampiran 3.
Analisis Deskriptif
Data yang akan dianalisis deskriptif dikumpulkan dari hasil pengisian
kuesioner oleh pegawai dengan menggunakan skala likert. Pembobotan skala
likert pada kuesioner penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Skala Likert pada Penelitian
Sikap
Sangat Setuju
Setuju
Ragu-ragu
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju

Sumber : Istijanto (2005)

Skala Likert
5
4
3
2
1

10
Persepsi karyawan dalam penelitian ini dapat diketahui dengan
menggunakan Modus. Modus mengambarkan nilai paling sering muncul atau
memiliki frekuensi terbanyak. Pemakaian kata “kebanyakan”, “padahal”, “paling
banyak”, atau “sebagian besar” mengindikasikan penggunaan modus dalam
analisis deskriptif.
Uji Korelasi Pearson Product Moment
Penelitian ini menganalisis hubungan pola komunikasi formal organisasi
terhadap faktor-faktor kinerja dengan menggunakan analisis korelasi Pearson
Product Moment. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan SPSS 17,0 for
Windows. Analisis korelasi digunakan untuk menentukan suatu besaran yang
menyatakan bagaimana kuat hubungan suatu variabel dengan variabel lain dengan
tidak mempersoalkan apakah suatu variabel tertentu tergantung kepada variabel
lain.
Nilai koefisien korelasi r berkisar santara -1 sampai +1, kriteria
pemanfaatannya dijelaskan sebagai berikut:
1. Jika, nilai r > 0, artinya telah terjadi hubungan yang linear positif, yaitu makin
besar nilai variabel X (independen), maka makin besar pula nilai vafriabel Y
(dependen). Atau sebaliknya makin kecil nilai variabel X(independen), maka
makin kecil pula nilai variabel Y.
2. Jika, nilai r < 0, artinya telah terjadi hubungan yang linear negative, yaitu
makin kecil nilai variabel X (independen), maka makin besar nilai variabel Y
(dependen). Atau sebaliknya, makin besar nilai variabel X (independen), maka
makin kecil pula nilai varfiabel Y (dependen).
3. Jika, nilai r = 0, artinya tidak ada hubungan sama sekali antara variabel X
(independen) dan Variabel Y (dependen).
4. Jika, nilai r = 1 atau r = -1 telah terjadi hubungan linier sempurna, sedangkan
untuk nilai r yang makin mengarah ke angka 0 maka hubungannya makin
melemah.
Sifat korelasi akan menetukan arah dari korelasi. Keerataan korelasi dapat
dikelompokkan sebagi berikut:
1. 0,00 sampai dengan 0,20 berarti korelasi memiliki keerataan sangat lemah.
2. 0,21 sampai dengan 0,40 berarti korelasi memiliki keeratan lemah.
3. 0,41 sampai dengan 0,70 berarti korelasi memiliki keeratan kuat.
4. 0,71 sampai dengan 0,90 berarti korelasi memiliki keeratan sangat kuat.
5. 0,91 sampai dengan 0,99 berarti korelasi memiliki keeratan sangat kuat sekali.
6. 1 berarti korelasi sempurna.
Dasar pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan uji hipotesis sebagai
berikut:
H0 : Tidak ada hubungan nyata antar komunikasi formal organisasi
dengan faktor-faktor kinerja karyawan.
H1 : Terdapat hubungan nyata antara komunikasi formal organisasi dengan
faktor-faktor kinerja kayawan.
Tolak H0 dan terima H1 jika nilai signifikansinya < 0,05 dan begitu
sebaliknya terima H0 dan tolak H1 jika nilai signifikansinya > 0,05. Jadi dalam
penelitan ini terdapat hubungan antara komunikasi formal organisasi dengan
faktor-faktor kinerja karyawan. Niali signifikansi diperoleh dari perhitungan dan
dibandingkan dengan nila α yang dipilih 0,05 (5%) karena angka ini cukup ketat

11
untuk mewakili hubungan antara dua variabel dan merupakan tingkat signifikansi
yang sudah sering digunakan dalam penelitian ilmu sosial.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum PT Beesco Indonesia
PT Beesco merupakan perusahaan yang bergerak di bidang sepatu yang
telah memiliki kepercayaan tinggi dari konsumen. PT Beesco didirikan pada tahun
1981 yang berlokasi di Qingdao Korea Selatan. Pada mulanya kegiatan produksi
perusahaan hanya dilakukan di Korea Selatan, tetapi pada tahun 1982 PT Beesco
membangun perusahaan baru yang berlokasi di China walaupun pada saat itu
korea tidak menjalin hubungan diplomatik yang baik dengan China. Setelah
perusahaan di China didirikan, kegiatan produksi dilakukan di China. Perusahaan
yang berada di Korea hanya sebagai kantor pusat. PT Beesco juga memiliki anak
perusahaan di Indonesia. PT Beesco Indonesia awalnya bernama PT Bukyung
yang juga memproduksi sepatu. Pada tahun 2011 PT Bukyung berganti nama
menjadi PT Beesco karena perpindahan hak kepemilikan . PT Beesco Indonesia
berlokasi di Jl. Raya Karawang-Cikampek KM87,7 Desa Tamelang Purwasari
Karawang yang berdiri pada tanggal 25 Oktober 2006. PT Beesco Indonesia
memproduksi sepatu olahraga untuk anak – anak dan dewasa,sepatu untuk dewasa
terbagi menjadi sepatu man dan woman. Perusahaan ini memulai produksi pada
bulan November 2006 untuk merek HEEL YS dan melakukan ekspor produk
untuk pertama kalinya pada bulan desember 2006 sebanyak 225.000 pasang
sepatu. Kemudian di tahun berikutnya perusahaan ini menambah tiga deret meja
produksi untuk menghasilkan jumlah produk yang lebih banyak. Saat ini PT
Beesco sudah memproduksi beragam merek sepatu terkenal seperti Lacoste, Ted
Baker, Hi-tec, Asics, Fila, dan Machbet. Merek sepatu terbanyak yang sedang
diproduksi adalah Asics. PT Bessco Indonesia memiliki beberapa cabang di
Indonesia yaitu PT Sukses Indonesia di Surabaya, PT UNICORN Indonesia di
Bandung dan PT Woojin di Tangerang.
Sistem pengelolaan kinerja pada PT Beesco Indonesia untuk mewujudkan
pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik khususnya penerapan prinsip
akuntabilitas, PT Beesco Indonesia mengelola pertanggungjawaban kinerja
karyawan dalam sebuah sistem manajemen performansi yang diterapkan di
perusahaan mengacu pada pedoman pengukuran dan penilaian kinerja. Penetapan
indikator kinerja PT Beesco Indonesia sesuai dengan tugas dan tanggung jawab
setiap unit dan individu di perusahaan, penetapan target perusahaan mengacu pada
target kinerja yang telah ditetapkan oleh PT Beesco Indonesia. Target kinerja
disusun berdasarkan rencana perusahaan dan diterapkan pada setiap divisi sampai
pada karyawan dengan memperhatikan prinsip specific, measurable, achievable,
realistic, dan time related (SMART), sedangkan evaluasi pada PT Beesco
Indonesia dilakukan secara berkala mulai dari harian, mingguan, bulanan dan
tahunan guna mewujudkan perusahaan yang baik.

12
Visi dan Misi PT Beesco Indonesia
Suatu perusahan memiliki pedoman dalam mengelola usahanya, PT Beesco
Indonesia telah menetapkan Visi dan Misi PT Beesco Indonesia yang wajib
diketahui, dihayati dan diamalkan oleh setiap karyawannya.Visi PT Beesco
Indonesia adalah menjadi pabrik sepatu yang paling kompetitif dan dapat
diandalkan di Indonesia. Sedangkan misi PT Beesco Indonesia adalah untuk
memberikan pelayanan yang terbaik kepada kosumen PT Beesco Indonesia,
dengan berfokus kepada:
a. Memberikan harga yang paling kompetitif
b. Memberikan jaminan kualitas
c. Tepat waktu dalam pengiriman produk
d. Menjalin hubungan yang baik antar sesama dan lingkungan
Karakteristik Responden
Jenis Kelamin
Jenis kelamin merupakan salah satu yang perlu diperhatikan dalam melakukan
proses penerimaan kerja. Jumlah karyawan yang dijadikan sebagai responden
sebanyak 99 orang dengan persentase jenis kelamin adalah laki-laki sebanyak 12
orang (12 persen) dan perempuan sebanyak 88 orang (88 persen), dimana PT
Beesco ini umumnya memiliki karyawan berjenis kelamin wanita karena PT
Beesco Indonesia menilai bahwa wanita dalam melakukan proses pekerjaannya
lebih telaten dibanding dengan laki-laki serta dalam perusahaan ini karena jumlah
karyawan paling banyak di divisi sewing yang membutuhkan tingkat keterampilan
dan kecepatan dalam menjahit produk-poduk sepatu, sedangkan laki-laki berada
dibagian office dan dibagian gudang untuk mengangkat barang-barang yang siap
untuk di kirimkan ke luar negeri. Persentase jenis kelamin dapat dilihat pada
Gambar 3.
12%
laki-laki

88%

perempu
an

Gambar 3. Jumlah Karyawan berdasarkan Jenis Kelamin
Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan merupakan salah satu yang menjadi tolak ukur dalam
melakukan proses penerimaan karyawan dalam suatu perushaan. Biasanya
semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka akan berbanding lurus dengan
tingkat jenjang karir yang akan diterimanya. Persentase tingkat pendidikan dapat
dilihat pada Gambar 4.

13
3%
9%

1%
SMA
D1
87%

D3
S1

Gambar 4. Jumlah Karyawan berdasarkan Tingkat Pendidikan
Berdasarkan Gambar 4 menunjukkan bahwa hasil persentase tingkat
pendidikan karyawan berdasarkan hasil penyebaran kuesioner, tingkat pendidikan
karyawan umumnya adalah tingkat pendidikan jenjang SMA sebanyak 86 orang
(87 persen), selanjutnya adalah tingkat tingkat pendidikan jenjang D1 sebanyak 9
orang (9 persen), sementara itu karyawan dengan tingkat pendidikan D3 sebanyak
3 orang (3 persen) dan tingkat pendidikan S1 sebanyak 1 orang (1 persen) .
Artinya jumlah karyawan di PT Beesco Indonesia umumnya berpendidikan
SMA, karena PT Beesco Indonesia menerima karyawan yang mempunyai
kemauan dan mampu berkinerja optimal dengan skill yang dimiliki oleh karyawan
tersebut.
Status Pernikahan
Karakteristik karyawan berdasarkan status pernikahan yang diambil secara
acak dari setiap divisi menunjukkan tingkat persentase seperti yang dihasilkan
oleh Gambar 5.
2%
46%

Menikah
52%

Belum
Menikah
Janda

Gambar 5. Jumlah Karyawan berdasarkan Status Pernikahan
Berdasarkan Gambar 5 menunjukkan bahwa hasil dari jumlah persentase
berdasarkan status pernikahan yang dihasilkan dari penelitian ini menunjukkan
bahwa jumlah persentase yang paling besar berada pada status menikah sebanyak
51 orang (52 persen), kemudian jumlah status yang belum menikah sebanyak 46
orang (46 persen) dan nilai persentase paling rendah yaitu pada status janda
sebanyak 2 orang (2 persen). Artinya status karyawan pada tingkat pernikahan di
Perusahaan Beesco Indonesia secara keseluruhan menunjukkan pada tingkat
sudah menikah atau berkeluarga.

14
Usia
Usia dalam suatu perusahan merupakan suatu syarat penting yang dalam
proses penerimaan karyawan dalam suatu perusahaan. Karateristik reponden
berdasarkan usia pada PT Beesco Indonesia dapat dilihat pada Gambar 6.

4%

21%

28%

≤20 Tahun
21-30 Tahun

47%

31-40 Tahun
41-50 tahun

Gambar 6. Jumlah Karyawan berdasarkan Usia
Berdasarkan Gambar 6 menunjukkan bahwa hasil dari persentase tingkat
usia pada PT Beesco Indonesia yang dilakukan pada karyawan menunjukkan hasil
bahwa persentase tertinggi berada pada usia 21-30 tahun sebanyak 46 orang (47
persen), sementara itu pada tingkat usia 31-40 tahun sebanyak 28 orang (persen),
kemudahan pada tingkat usia 20 tahun sebanyak 21 orang (21 persen) dan nilai
angka paling rendah berada pada usia 41-50 tahun sebanyak 4 orang (4 persen).
Artinya pada PT Beesco Indonesia secara keseluruhan menunjukkan bahwa
tingkat usia karyawan yang banyak bekerja pada perusahaan berada pada usia 2130 tahun, karena karyawan pada usia ini dinilai masih muda dan masih memiliki
semangat kerja yang tinggi.

Persepsi Karyawan Terhadap Komunikasi Formal PT Beesco Indonesia
Analisis persepsi karyawan terhadap komunikasi formal organisasi yang
dilakukan di PT Beesco Indonesia dengan menggunakan metode modus untuk
mengetahui mayoritas jawaban karyawan.
Persepsi terhadap Komunikasi Atas ke Bawah
Komunikasi atas ke bawah terjadi antara pimpinan melakukan alih pesan
kepada bawahan secara terstruktur dan seswaktu-waktu dengan tujuan dapat
menumbuhkan suasana kerja yang nyaman dan secara tidak langsung
meningkatkan produktivitas perusahaan. Persepsi karyawan terhadap komunikasi
atas ke bawah dapat dilihat pada Tabel 3.

15
Tabel 3. Persepsi karyawan terhadap komunikasi atas ke bawah
No
1.
2.
3.

4.
5.
6.

Komunikasi atas ke bawah
Atasan memberikan pengarahan atau
instruksi secara lisan kepada bawahan
Atasan memberikan pengarahan atau
instruksi secara tulisan kepada bawahan
Atasan memberikan informasi mengenai
suatu pekerjaan yang harus dilaksanakan
kepada bawahan secara langsung
Memberikan pujian secara langsung atas
pekerjaan yang diselesaikan oleh bawahan
Atasan memberikan ide dan gagasan
secara langsung kepada bawahan
Penjelasan mengenai pekerjaan secara
langsung dari atasan

Mayoritas Jawaban
Setuju

Persentase
67.68%

Setuju

46.46%

Setuju

62.63%

Setuju

65.66%

Setuju

66.67%

Setuju

63.64%

Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa mayoritas karyawan menjawab
setuju terhadap pernyataan yang diajukan.
1. Sebesar 67.68% karyawan menjawab setuju terhadap pernyataan bahwa atasan
memberikan pengarahan atau instruksi secara lisan kepada bawahan, dimana
instruksi yang diberikan dengan lisan memudahkan karyawan untuk mengerti
dan paham dalam mengerjakan tugasnya jika ada instruksi maupun penjelasan
langsung dari atasan.
2. Sebesar 46.46% karyawan menjawab setuju terhadap pernyataan atasan
memberikan pengarahan atau instruksi secara tulisan kepada bawahan.
Intruksi dalam bentuk tulisan yaitu berupa nota dinas. Nota dinas diberikan
oleh atasan kepada bawahannya dalam penyampaian keperluan perusahaan
kepada perusahaan cabang. Penyampaikan tugas kepada bawahan atasan juga
dapat melalui email terhadap tugas yang ingin diselesaikan.
3. Suatu pekerjaan dilakukan oleh karyawan berdasarkan informasi yang
diterima oleh karyawan dari atasan. Sebesar 62.63% karyawan menjawab
setuju terhadap atasan memberikan informasi mengenai suatu pekerjaan yang
harus dilaksanakan kepada bawahan secara langsung. Namun hal ini tidak
dirasakan oleh 37.37% karyawan lainnya. Melakukan rapat terhadap pekerjaan
yang akan dilakukan bawahan akan memudahkan penyampaian informasi
kepada bawahan sehingga tugas dan tanggung jawab karyawan dapat
dilakukan dengan optimal.
4. Pujian merupakan suatu penyemangat bagi karyawan atas hasil kerja yang
dilakukan dengan baik. Sebesar 65.66 % karyawan menyatakan setuju
terhadap pernyataan memberikan pujian secara langsung atas pekerjaan yang
diselesaikan oleh bawahan. Dalam meningkatkan gairah bekerja karyawan
atasan dapat memberikan pujian atas hasil kerja yang dilakukan karyawan
sehingga karyawan merasa senang dan termotivasi untuk lebih baik lagi
dalam bekerja.
5. Sebesar 66.67% karyawan menyatakan jawaban setuju atas pernyataan atasan
memberikan ide dan gagasan secara langsung kepada bawahan. Tugas atasan
,memberikan pengarahan yang baik atas kerja yang akan dilakukan oleh
karyawan. Ide dan gagasan untuk penyelesaian pekerjaan karyawan dapat
diberikan oleh atasan sewaktu mengadakan rapat tentang rencana kerja. Ide
dan gagasan biasanya dapat timbul pada saat terdapat tekanan yang memiliki
dampak negative terhadap sesuatu hal.

16
6. Pekerjaan yang dijelaskan secara baik dan benar akan berdampak pada
pencapaian hasil kerja yang maksimal. Sebesar 63.64 karyawan menyatakan
setuju terhadap pernyataan saya mendapatkan penjelasan mengenai pekerjaan
secara langsung dari atasan. Penjelasan pekerjaan bisa dilakukan pada saat
briefing sebelum melakukan pekerjaan.
Persepsi Karyawan terhadap Komunikasi bawah ke atas
Komunikasi bawah ke atas menyatakan karyawan memiliki kesempatan
untuk menyampaikan pendapat, ide dan gagasan mereka kepada atasan baik
langsung maupun tulisan untuk keberlanjutan perusahaan. Pernyataan karyawan
terhadap komunikasi bawah ke atas dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Persepsi karyawan terhadap komunikasi bawah ke atas
No
1.
2.

3.
4.
5.

Komunikasi bawah ke atas
Bawahan mengajukan ide dan gagasan
kepada atasan secara langsung
Bawahan
mengutarakan
pendapat
mengenai permasalahan pekerjaan kepada
atasan secara langsung
Bawahan memberikan laporan hasil
pekerjaan secara langsung kepada atasan
Memberikan pujian secara langsung atas
pekerjaan terhadap atasan
Bawahan mengemukakan permasalahan
pekerjaan secara langsung kepada atasan

Mayoritas Jawaban
Setuju

Persentase
(%)
71.72

Setuju

69.70

Setuju

72.73

Ragu-ragu

49.49

Setuju

73.74

Berdasarkan Tabel 4 hasil persepsi karyawan terhadap komunikasi bawah
ke atas secara keseluruhan menunjukkan mayoritas jawaban setuju terhadap
semua pernyataan.
1. Sebesar 71.72% karyawan menyatakan bahwa bawahan mengajukan ide dan
gagasan kepada atasan secara langsung. Ide dan gagasan untuk meningkatkan
hasil kerja yang disampaikan karyawan kepada atasan dapat dipertimbangkan
oleh atasan, dimana atasan menerima segala ide yang diberikan oleh karyawan
terkait dengan kelancaran pekerjaan.
2. Masalah dalam pekerjaan merupakan suatu hal yang sering terjadi, sehingga
dilakukan upaya untuk menghindarinya. Sebesar 69.70% karyawan
berpendapat bahwa bawahan mengutarakan pendapat mengenai permasalahan
pekerjaan secara langsung. Permasalahan yang disampaikan karyawan berupa
terjadinya kerusakan mesin, kekurangan bahan baku dan hal-hal kerja yang
dianggap karyawan tidak dimengerti untuk diselesaikan. Namun, bagi 30.30%
karyawan lainnya tidak merasakan hal itu.
3. Sebesar 72.73% karyawan merasa bahwa memberikan laporan pekerjaan
secara langsung kepada atasan. Laporan sebagai bukti hasil kerja yang
dilakukan oleh karyawan sehingga perlu untuk menyampaikan laporan secara
jelas supaya dapat dipahami oleh atasan dengan baik.
4. Memberikan pujian secara langsung atas pekerjaan terhadap atasan sebesar
49.49%. Karyawan dalam menyampaikan pujian terhadap atasan merasa
canggung secara langsung kepada atasan, baiknya perusahaan membuat kotak
saran dimana karyawan bisa menyampaikan perasaan mereka dan dapat
memberikan pujian secara tulisan kepada atasan.

17
5. Sebesar 73.74 % karyawan menyatakan bahwa bawahan mengemukakan
permasalahan pekerjaan secara langsung kepada atasan. Adanya permasalahan
secara sigap untuk diatasai oleh karyawan dengan memberitahukan segala
kekurangan yang menjadi masalahnya kepada atasan secara langsung.
Persepsi karyawan terhadap Komunikasi Diagonal
Analisis persepsi karyawan terhadap komunikasi diagonal mengenai pola
komunikasi diagonal pada PT Beesco Indonesia dengan persentase jawaban
karyawan dapat diketahui melalui tiga pernyataan komunikasi diagonal.
Pernyataan komunikasi diagonal ditunjukkan pada Tabel 5.
Tabel 5. Persepsi karyawan terhadap komunikasi diagonal
No

Komunikasi Diagonal

Mayoritas Jawaban

1.

Individu dari berbagai bagian atau
departemen ikut membantu menyelesaikan
masalah dalam organisasi
Terdapat saling ketergantungan diantara
bagian yang ada dalam perusahaan
Komunikasi diagonal dapat mengganggu
jalur komunikasi yang rutin dan telah
berjalan normal

Setuju

2.
3.

Persentase
(%)
51.52

Setuju

51.52

Setuju

52.53

Berdasarkan Tabel 5 mengenai hasil persepsi karyawan terhadap
komunikasi Diagonal secara keseluruhan menunjukkan mayoritas jawaban setuju
yang telihat dari beberapa pernyataan.
1. Sebesar 51.52% karyawan menjawab setuju terhadap pernyataan individu dari
berbagai bagian atau departemen ikut membantu menyelsaikan masalah dalam
organisasi. Adanya koordinasi yang baik diantara setiap departemen yang
terkait akan menjadikan masalah dalam organisasi dapar teratasi, sehingga
memudahkan dalam kelancaran proses kerja perusahaan.
2. Karyawan menjawab setuju terhadap pernyataan terdapat saling
ketergantungan diantara bagian yang ada dalam perusahaan sebesar 51.52%.
Komunikasi yang baik diantara bagian-bagian perusahaan merupakan hal yang
menjadi ketergantungan dan menimbulkan interaksi diantara karyawan dalam
mengkoordinasikan pekerjaan. Hal tersebut dikarenakan bidang yang satu
dengan yang lainnya memiliki keterkaitan dalam menyelesaikan tugas atau
pekerjaanya.
3. Sebesar 52.53% karyawan menjawab setuju terhadap pernyataan komunikasi
diagonal dapat mengganggu jalur komunikasi yang rutin dan telah berjalan
normal. Adanya struktur organisasi tata jenjang yang menjadi patokan dalam
penyampaian informasi dalam perusahaan, dimana pelaksana tidak dapat
menyampaikan informasi secara langsung kepada atasan di departemen lain,
melainkan harus terlebih dahulu kepada yang mengatur pertemuan de