HUBUNGAN PERSEPSI KARYAWAN TENTANG EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT. POS INDONESIA.

(1)

Tarech Akmal, 2013

Hubungan Persepsi Karyawan Tentang Efektivitas Komunikasi Organisasi Dengan Kepuasan Kerja Karyawan Pada PT. POS Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

NO DAFTAR FPEB : 333/UN.40.7.D1/LT.2013

HUBUNGAN PERSEPSI KARYAWAN TENTANG EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DENGAN KEPUASAN KERJA

KARYAWAN PADA PT. POS INDONESIA

SKRIPSI

Disusun Untuk Memenuhi Syarat Ujian Sidang Sarjana Ekonomi Pada Program Studi Manajemen

Oleh : Tarech Akmal

0906331

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Tarech Akmal, 2013

Hubungan Persepsi Karyawan Tentang Efektivitas Komunikasi Organisasi Dengan Kepuasan Kerja Karyawan Pada PT. POS Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

HUBUNGAN PERSEPSI KARYAWAN

TENTANG EFEKTIVITAS KOMUNIKASI

ORGANISASI DENGAN KEPUASAN

KERJA KARYAWAN PADA PT. POS

INDONESIA

Oleh Tarech Akmal

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Tarech Akmal 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

September 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Tarech Akmal, 2013

Hubungan Persepsi Karyawan Tentang Efektivitas Komunikasi Organisasi Dengan Kepuasan Kerja Karyawan Pada PT. POS Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN

SKRIPSI

HUBUNGAN PERSEPSI KARYAWAN TENTANG EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DENGAN KEPUASAN KERJA

KARYAWAN PADA PT. POS INDONESIA

TARECH AKMAL 0906331

Skripsi ini telah disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing

Askolani. SE. MM NIP. 19750704 200312 1 001

Mengetahui, Ketua Program Studi

Dr. Vanessa Gaffar, SE.Ak., MBA NIP. 19740307 200212 2 001

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(4)

Tarech Akmal, 2013

Hubungan Persepsi Karyawan Tentang Efektivitas Komunikasi Organisasi Dengan Kepuasan Kerja Karyawan Pada PT. POS Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Tarech Akmal (0906331), Hubungan Persepsi Karyawan Tentang Efektivitas Komunikasi Organisasi dengan Kepuasan Kerja Karyawan Pada PT. Pos Indonesia, di bawah bimbingan Askolani SE,MM.

PT. Pos Indonesia merupakan suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang Jasa Telekomunikasi Pos dan Giro. Berdasarkan data yang diperoleh, diketahui terjadinya penurunan tingkat kepuasan kerja karyawan yang diindikasi oleh penurunan kualiatas kerja, kuantitas kerja, dan digelarnya aksi Unjuk rasa oleh Serikat Pekerja Pos Indonesia pada Tanggal 28 Juni 2012. Salah satu faktor penyebabnya adalah rendahnya efektivitas komunikasi organisasi antara SPPI dengan PT. Pos Indonesia.

Berdasarkan permasalahan tersebut maka diadakan penelitian mengenai Hubungan Persepsi Karyawan Terhadap Efektivitas Komunikasi Organisasi dengan Kepuasan Kerja Karyawan Pada PT. Pos Indonesia. Penelitian ini menggunakan variabel bebas sebagai prediktor. Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah Persepsi karyawan tentang efektivitas komunikasi organisasi, dan variabel terikat (Y) adalah kepuasan kerja.

Jenis Penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan verivikatif. Dengan metode penelitian descriptive survey dan explanatory survey. Penelitian ini meliputi seluruh sejumlah populasi yakni sebanyak 90 orang karyawan PT.Pos Indonesia yang tergabung dalam Serikat Pekerja Pos Indonesia (SPPI), data yang digunakan berupa data ordinal yang ditansfer menjadi data interval, dengan menggunakan koefisien korelasi pearson pruduct moment, dan analisi regresi linier sederhana yang menggunakan koefisien determinasi (r Square). Uji hipotesis yang digunakan adalah uji F-test.

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa efektivitas komunikasi organisasi yang ditinjau dari persepsi keryawan mempunyai hubungan yang searah yaitu sebesar 0,795 terhadap kepuasan kerja karyawan yang menunjukkan tingkat korelasi kuat. Dan besarnya pengaruh Efektivitas komunikasi organisai yang ditinjau dari persepsi karyawan terhadap kepuasan kerja karyawan adalah sebesar 63,3 % sedangkan sisanya sebesar 36,6 % dipengaruhi oleh faktor atau variabel lain.

.

Kata Kunci ; Persepsi, Efektivitas komunikasi organisasi, Kepuasan Kerja, Hubungan Industrial


(5)

Tarech Akmal, 2013

Hubungan Persepsi Karyawan Tentang Efektivitas Komunikasi Organisasi Dengan Kepuasan Kerja Karyawan Pada PT. POS Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

Tarech Akmal (0906331), The Relations of Employee Perception about effectiveness organization communication with Job Satisfaction at PT. Pos Indonesia, under Guidance of Askolani, SE, MM.

PT. Pos Indonesia is a company which operate in Telecommunication service , Post, and Giro. Based on the data, decrease in the level of employee job satisfaction indicated by a decrease in quality and quantity of work, and also strike by the union of Indonesian Post on June 28, 2012. One of reason is the low effectiveness of organization communication between SPPI with PT. Pos Indonesia.

Based on these problems, a research about the relationship Employee Perceptions abaout Effectiveness Organization Communication with Job Satisfaction at PT. Pos Indonesia has conducted. This research apply one independent variables as predictors. The employee perception of the effectiveness of organizational communication is independent variable (X) , and dependent variable (Y) job satisfaction is dependent variable (Y).

Type of research used is descriptive research and verivikatif. With research method of descriptive survey explanatory survey. This research check all population amount 90 employee, who are members of Union of Indonesian Post (SPPI), data used in the form of ordinal data is transferred into the interval data, by using the Pearson correlation coefficient pruduct moment, and simple linear regression analysis using the coefficient of determination

Result of Research showed that the effectiveness of the organization communication reviewed of employee perception have a unidirectional relationship that is equal to 0.795 on employee job satisfaction levels that indicate a strong correlation. And result of research showed that the effectiveness of the organization communication reviewed of employee perception influential ini significant to employee job satisfaction, level of the effectiveness of the organization communication reviewed of employee perception is 63,3% and the rest 36,6% is influenced by other factors of which is not researched by researcher.

Keyword : Perception, effectiveness of the organization communication, Job Satisfaction, Industrial Relationship


(6)

Tarech Akmal, 2013

Hubungan Persepsi Karyawan Tentang Efektivitas Komunikasi Organisasi Dengan Kepuasan Kerja Karyawan Pada PT. POS Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

ABSTRAK i

ABSTRACT ii

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI x

DAFTAR TABEL iv

DAFTAR GAMBAR v

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang Penelitian 1

1.2 Identifikasi Masalah 20

1.3 Rumusan Masalah 23

1.4.Maksud dan Tujuan Penelitian 23

1.5 Kegunaan Penelitian 24

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 25

` 2.1 Persepsi Terhadap Komunikasi Organisasi 24

2.1.1 Pengertian Persepsi 24

2.1.2 Aspek-Aspek Persepsi 25

2.1.3 Pengertian Komunikasi Organisasi 25

2.1.3.1 Pendekatan Komunikasi Organisasi 27

2.1.3.2 Unsur-unsur Komunikasi Organisasi 30

2.1.3.3 Proses Komunikasi Organisasi 31

2.1.3.4 Penggolongan Komunikasi Organisasi 33

2.1.4. Pengertian Efektivitas Komunikasi 36

2.1.4.1 Faktor-faktor penentu efektivitas Komunikasi 38

2.1.4.2 Ukuran Komunikasi yang efektif 39


(7)

Tarech Akmal, 2013

Hubungan Persepsi Karyawan Tentang Efektivitas Komunikasi Organisasi Dengan Kepuasan Kerja Karyawan Pada PT. POS Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

2.2 Kepuasan Kerja 45

2.2.1 Pengertian Kepuasan Kerja 45

2.2.2 Teori Kepuasan Kerja 47

2.2.3 Faktor-Faktor yang mempengaruhi Kepuasan Kerja 51

2.2.4 Kepuasan dan Kerja 54

2.2.5 Konsekuensi dari Ketidakpuasan kerja 55

2.3 Hubungan Komunikasi Organisasi dengan Kepuasan Kerja 56 2.3.1 Hubungan Komunikasi Organisasi dengan Kepuasan Kerja

dalam Perspektif Hubungan Industrial 59

2.4 Penelitian terdahulu 67

2.5 Kerangka Pemikiran 68

2.6 Model Penelitian 72

2.7 Hipotesis 73

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 74

3.1 Objek penelitian 74

3.2 Metode dan Desain Penelitian 75

3.2.1 Metode penelitian 75

3.2.2 Desain Penelitian 76

3.3. Populasi dan Sampel 76

3.3.1 Populasi 76

3.3.2 Sampel 76

3.3.3 Operasional Variabel 78

3.4 Sumber Data, Teknik pengumpulan ata dan Teknik Penarikan Sampel 80

3.4.1 Sumber Data 80

3.4.2 Teknik Pengumpulan Data 81


(8)

Tarech Akmal, 2013

Hubungan Persepsi Karyawan Tentang Efektivitas Komunikasi Organisasi Dengan Kepuasan Kerja Karyawan Pada PT. POS Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

3.5 Uji Validitan dan Uji Reliabilitas 83

3.5.1 Uji Validitas 83

3.5.2 Uji Reliabilitas 84

3.6 Rancangan Analisis Data dan Uji Hipotesis 85

3.6.1 Rancangan Analisis Data 85

3.6.2 Uji Hipotesis 91

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 93

4.1 Hasil Penelitian 93

4.1.1 Gambaran umum Objek Penelitian 93

4.1.1.1 Sejarah PT. Pos Indonesia 93

4.1.1.2 Visi dan Misi PT. Pos Indonesia 94

4.1.1.3 Struktur Organisasi 97

4.1.1.4 Sejarah Serikat Pekerja Pos Indonesia 98

4.1.1.5 Visi dan Misi SPPI 99

4.1.1.6 Struktur Organisasi SPPI 101

4.1.1.7 Rekapitulasi jumlah Anggota SPPI Nasional 103 4.1.1.8 Hubungan Komunikasi organisasi yang ditinjau dari persepsi

karyawan dengan kepuasan kerja 101

4.1.2 Karakteristik Responden 107

4.1.3 Hasil Penelitian 111

4.1.3.1 Gambaran Persepsi karyawan terhadap efektivitas komunikasi

pada PT. Pos Indonesia 111

4.1.3.2 Pengukuran persepsi karyawan terhadap Efektivitas

Komunikasi Organisasi pada PT. Pos Indonesia 126 4.1.3.3 Gambaran Kepuasan Kerja Karyawan Pada PT. Pos Indonesia 132 4.1.3.4 Pengukuran Kepuasan kerja karyawan Pada PT. Pos Indonesia 145


(9)

Tarech Akmal, 2013

Hubungan Persepsi Karyawan Tentang Efektivitas Komunikasi Organisasi Dengan Kepuasan Kerja Karyawan Pada PT. POS Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

4.1.4 Hasi Pengujian 149

4.1.4.1 Analisa Koefesien Korelasi 149

4.1.4.2 Analisa Koefesien Determinasi 151

4.1.4.3 Pengujian Hipotesis Penelitian 154

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian 155

4.2.1 Efektivitas Komunikasi Organisasi yang di persepsikan oleh

Karyawan PT. Pos Indonesia 155

4.2.2 Kepuasan Kerja Karyawan Pada PT. Pos Indonesia 157 4.2.3 Hubungan antara persepsi karyawan Terhadap Efektivitas

Komunikasi Organisasi dengan Kepuasan Kerja Karyawan Pada PT. Pos

Indonesia 158

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 160

5.1 Kesimpulan 160

5.2 Saran 161

DAFTAR PUSTAKA xvii

GLOSARIUM xx


(10)

Tarech Akmal, 2013

Hubungan Persepsi Karyawan Tentang Efektivitas Komunikasi Organisasi Dengan Kepuasan Kerja Karyawan Pada PT. POS Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 KPI Individu Karyawan PT. Pos Indonesia Kantor Pusat 2012 5 Tabel 1.2 Sembilan Tuntutan SPPI dan Intruksi sanksi berat oleh Dirut PT. Pos

Indonesia 11

Tabel 1.2 KPI Individu Karyawan PT. Pos Kantor Pusat 2012 7

Tabel 3.1 Operasional Variabel 78

Tabel 3.2 Jenis Dan Sumber Data 82

Tabel 3.3 Interprestasi Alternatif jawaban 86

Tabel 3.4 Rekapitulasi Peengubahan Data 87

Tabel 3.5 Pengolaha Data Ordinal ke Interval 88

Tabel 4.1 Rekapitulasi jumlah Anggota SPPI Nasional 102 Tabel 4.2 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin 107 Tabel 4.3 Karakteristik responden berdasarkan Usia 108 Tabel 4.4 Karakteristik responden berdasarkan Tingkat Pendidikan 109 Tabel 4.5 Karakteristik responden berdasarkan Masa Kerja 110 Tabel 4.6 Tanggapan responden tentang pandangan karyawan terhadap

kecermatan dalam penerimaan pesan 112

Tabel 4.7 Pemahaman isi pesan yang tinjau dari aspek pengetahuan karyawan 114 Tabel 4.8 Kecermatan penerimaan pesan dari perusahaan karna adanya

kesesuaian dengan harapan karyawan 115

Tabel 4.9 Perasaan yang ditimbulkan akibat dilakukannya komunikasi antara

SPPI dengan perusahaan 117

Tabel 4.10 Kenyamanan dalam bekerja akibat dikkukannya komunikasi

organisasi antara SPPI dan perusahaan 118

Tabel 4.11 Perubahan sikap 119

Tabel 4.12 Tingkat kesepakatan antara SPPI dengan Perusahaan 120 Tabel 4.13 Teriptanya saling Pengertian antara SPPI dan Perusahaan 121 Tabel 4.14 Sistem yang terjalin pada Komunikasi antara SPPI dan Perusahaan 122 Tabel 4.15 Kepuasan terhadap Komunikasi Organisasi 123 Tabel 4.16 Harapan Serikat Pekerja dengan realisasi yang dilakukan oleh

perusahaan 124

Tabel 4.17 Tanggapan perusahaan 125

Tabel 4.18 Tanggapan perusahaan ditinjau dari aspek pengetahuan 125 Tabel 4.19 Rekapitulasi Tanggapan responden pada dimensi pemahaman 128 Tabel 4.20 Rekapitulasi Tanggapan responden pada dimensi kesenangan 129 Tabel 4.21 Rekapitulasi Tanggapan responden pada dimensi perubahan sikap 130 Tabel 4.22 Rekapitulasi Tanggapan responden pada dimensi hubungan sosial 130 Tabel 4.23 Rekapitulasi Tanggapan responden pada dimensi tindakan 131

Tabel 4.24 Penguasaan terhada Pekerjaan 132

Tabel 4.25 Ketentraman dalam Bekerja 133


(11)

Tarech Akmal, 2013

Hubungan Persepsi Karyawan Tentang Efektivitas Komunikasi Organisasi Dengan Kepuasan Kerja Karyawan Pada PT. POS Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.27 Pengawasan 135

Tabel 4.28 Kesempatan Promosi 134

Tabel 4. 29 Penghargaan yang diberikan Perusahaan 137

Tabel 4.30 Prestasi yang di Peroleh 138

Tabel 4.31 Tugas yang diberikan 139

Tabel. 4.32 Hubungan dengan atasan 140

Tabel 4.33 Kebebasan dalam berserikat 141

Tabel 4 34 Hubungan antara SPPI dan Perusahaan 142

Tabel 4.35 Hubungan sosial dengan masyarakat 142

Tabel 4.36 Kesesuaian antara pekerjaan yang diharapkan dengan yang diberikan 143 Tabel 4.37 Kesesuaian antara pekerjaan yang diberikan dengan kondisi kesehatan 144 Tabel 4. 38 Rekapitulasi tanggapan responden tentang dimensi sikap terhadap

Faktor utama pekerjaan 145

Tabel 4.39 Rekapitulasi tanggapan responden tentang dimensi sikap terhadap

Faktor Sosial 148

Tabel 4.40 Rekapitulasi tanggapan responden tentang dimensi sikap terhadap

Faktor individu 149

Tabel 4.41 Correlations 150

Tabel 4.42 Guilford 151

Tabel 4.43 Model Summary 152

Tabel 4.44 ANOVA 153


(12)

Tarech Akmal, 2013

Hubungan Persepsi Karyawan Tentang Efektivitas Komunikasi Organisasi Dengan Kepuasan Kerja Karyawan Pada PT. POS Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Grafik KPI Individu Karyawan PT. Pos Kantor Pusat 2012 6 Gambar 1.2 Grafik KPI Individu Karyawan PT. Pos Kantor Pusat 2012 7

Gambar 2.1 Proses Komunikasi 31

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran 71

Gambar 2.3 Model Penelitian 72

Gambar 4.1 Struktur organisasi PT. Pos Indonesia 97 Gambar 4.2 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin 107 Gambar 4.3 Karakteristik responden berdasarkan usia 109 Gambar 4.4 Karakteristik responden berdasarkan Tingkat Pendidikan 110 Gambar 4.5 Karakteristik responden berdasarkan Masa Kerja 113


(13)

Tarech Akmal, 2013

Hubungan Persepsi Karyawan Tentang Efektivitas Komunikasi Organisasi Dengan Kepuasan Kerja Karyawan Pada PT. POS Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

PT. Pos Indonesia merupakan suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang Jasa Telekomunikasi Pos dan Giro dimana Penerapan Prinsip Good Corporet Governence menjadi salah satu komitmennya, kepatuhan terhadap Hukum yang berlaku di indonesiapun menjadi salah satu yang di perhatikan. Salah satu kepatuhan tersebut terlihat dari kebebasan para pekerja dalam membentuk suatu organisasi yang bernama Serikat Pekerja Pos Indonesia (SPPI), dimana hal tersebut adalah bentuk kepatuhan PT Pos terhadap peraturan perundang-undang khususnya yang mengatur mengenai Ketenagakerjaan dan Serikat Pekerja. Pengaturan tersebut diawali dengan adannya konvensi ILO No 87 Tahun 1948 mengenai kebebasan berserikat oleh setiap pekerja. Di Indonesia sendiri Penerepan Hubungan Industial ini dilatar belakangi oleh dirativikasinya Konvesi ILO No 87 Tahun 1948 melalui Keputusan Presiden R.I. Nomor 83 tahun 1998. Sebagai Komitmen Indonesia sejalan dengan Diraifikasi konvesi ILO tersebut, maka Indonesia telah mengundangkan beberapa peraturan terkait Serikat Pekerja secara khusus dan aspek-aspek Hubungan Industrial secara umum, diantaranya adalah UU Nomor 21 tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh dan UU No 13 Tahun 2003 Tentang Ketanagakerjaan.

Di samping itu terbentuknya SPPI ini adalah demi terwujudnya Hubungan Industrial yang efektif dan kondusif agar terciptanya saling pengertian dan


(14)

2

menghindari kesalahpahaman antara kepentingan SPPI di satu pihak dan kepentingan PT. Pos Indonesia di Pihak lain. Saling pengertian ini akan menciptakan situasi kerja yang akrab, penuh kekeluargaan dan demokratis dan pada akhirnya akan menciptakan kepuasan kerja bagi bagi karyawan.

Menurut Bapak Agus Sihabudin yang menjabat sebagai Staff kesekretariatan SPPI yang penulis wawancarai, di bentuknya SPPI ini salah satu adalah ingin memperjuangkan kesejahteraan karyawan dan akhirnya dapat meningkatkan produktivitas perusahaan. Berhubungan dengan hal diatas, maka Pada tahun 2011 di Bentuklah Suatu Perjanjian Kerja Bersama oleh PT. Pos dengan SPPI. Dimana fungsi Perjanjian kerja Bersama tersebut adalah ;

a. Semangat Kerja

1) Perjanjian Kerja Sama akan Menciptakan kepastian kerja dan kepastian usaha dalam suatu hubungan industrial yang harmonis antara pekerja dan perusahaan

2) Perjanjian kerja bersama memberikan iklim kerja yang kondusif melalui pemenuhan hak dan kewajiban pekerja dan perusahaan dalam syarat-syarat kerja yang telah disetujui bersama.

b. Kepastian dalam bekerja

1) Perjanjian kerja bersama menjamin pemenuhan hak dan kewajiban pekerja dan perusahaan untuk mencapai tujuan bersama


(15)

2) Perjanjian kerja bersama menjauhkan dari berbagai ketidakjelasan di dalam hubungan kerja

c. Peningkatan Produktivitas

1) Perjanjian kerja Bersama menciptakan ketenangan bekerja dan ketenangan berusaha

2) Perjanjian Kerja Bersama menekan timbulnya perselisihan Hubungan Industrial di Perusahaan. 1

Jika dilihat dari substansi PKB antara PT.Pos Indonesia dengan SPPI maka dapat diketahui bahwa yang menjadi dasar kesepakatan tersebut bagi SPPI sendiri adalah bagaimana terpenuhinya faktor-faktor kepuasan kerja atau aspek yang berhubungan dengan kepuasan kerja karyawan seperti waktu kerja, kehadiran, balas jasa, upah keselamatan dan kesehatan kerja, jaminan kecelakaan, jaminan kematian, jaminan kesehatan, PHK, dan Promosi. Hal ini sejalan dengan pendapat Payaman J. simanjuntak ( 2011 : 82 ) yang mengatakan bahwa PKB antara lain memuat ketentuan mengenai hari kerja dan jam kerja, kerja lembur dan upah kerja lembur, pengupahan dan jaminan sosial, istirahat mingguan dan tahunan, perawatan dan pengobatan, keselamatan dan kesehatan kerja, tata tertib dan tindakan, disiplin, pemutusan hubungan kerja dan uang pesangon. Disamping itu, PKB juga memuat tentang pengakuan dan penyediaan fasilitas bagi serkat pekerja.

1 Perjanjian Kerja Bersama Tahun 2011-2013 antara PT Pos Indonesia dengan Serikat Pekerja Pos Indonesia


(16)

4

Mengutip Pendapat Brayfield and Crockett, 1995, vroom (1964) dari buku yang di tulis ( Kenneth N. Wexley & Gary A. Yukl, 2005 : 156-157) , menemukan hubungan yang konsisten antara ketidakpuasan dengan penarikan diri dalam bentuk perpindahan absensi. disebutkan juga dalam buku tersebut bahwa ketidakpuasan kerja mempunyai konsekuensi seperti sabotase, melakukan kesalahan, serta kegiatan-kegiatan buruh yang militan seperti pemogokan yang tidak bertanggung jawab, pelambatan kerja, serta protes berlebihan.

Berhubungan dengan hal diatas, berikut disajikan beberapa data yang berhubungan dengan Key Performance Indicator Individu (KPI) Individu . KPI Individu yang disajikan berikut ini merupakan KPI Individu 30 orang karyawan PT. POS Pusat dari 764 Total Karyawan dimana dari 764 orang karyawan ini, 566 diantaranga merupakan anggota Serikat Pekerja Pos Indonesia.


(17)

Tabel 1.1

(KPI Individu Karyawan PT. Pos Kantor Pusat 2012)

NO NIPPOS NAMA

SMKI TW I SMKI TW II SMKI TW III SMKI TW IV

1 964306980 SRIE MURDIATI. SH. 95,66 91 96 96

2 965171632 RATNA WULAN 96,1 97,7 93,73 93,3

3 981399903 KUSNO SUJARWADI 91,63 93,36 98,22 97,33

4 987392566 IRNA KURNIAWATI 94,46 94,96 97,33 87

5 964172082 SUMIATI 96,89 89 96,37 96,14

6 965171292 POPON MARYATI 88 91,6 93,5 93,23

7 986397428 DARISMA 94,86 97,49 98,05 97,52

8 965257721 ERNI HADIDJAH 95 98 99 97

9 983391671 MOHAMAD DIKDIK SOMANTRI 80,14 74,25 0 82,87

10 988392896 NUNIK TYAS KUSUMANINGRUM 97,9 98 99,06 98,3

11 961198126 WALAEHA 97,8 98,5 98,8 97,8

12 964171594 HARRY DIMULYA 98,99 99 99 97

13 970340722 KOKOM KOMARIAH 99 98,9 96,7 98,1

14 959160693 DANA SUPRIHAT 99 99 99 77

15 968310412 BESTIN ANWAR. SE 94,4 96,53 95,2 95

16 966257790 ROCHMAT 97,91 96,38 98,01 97,52

17 961183068 AGUS WAHYUDI 96 96 97,33 95,47

18 960044711 NENI KURNIANI 91,66 92,2 92,76 92

19 971373840 SANI GINANJAR. S.PSI 71 97,9 98,06 95,23

20 970373855 SANGGANIAWATY. S.PSI 70 90 93 91

21 965330631 DRA. LATIFAH HANDAYANI 80,45 93,46 92,96 90

22 973374123 SRI WIDYAWATI KUSTANTINA S.PSI 90 93,1 93,99 88

23 980390552 ELI KURNIAWATI. A.MD 98,66 97,66 97,33 97

24 971361368 LILIK HANDAYANI 99 99 98,66 99

25 959160632 HENDRAYATI 87 93 94 86

26 967355448 IR. AMRAN IRWAN SIREGAR. MM 92 90 93,22 89,56

27 959159769 ROEDHY KADIR. SE 96,66 90,22 86,67 97,04

28 968330812 AKHMAD RIDWAN 80,31 87,61 97 91

29 971363780 SYAHRIAL 88,66 86 88 90

30 970365147 IKA WIJAYANTI. S.PSI 92 92,33 93,78 91,2


(18)

Tarec h A km a l, 2013 Hub ung a n Pe rs ep si Ka rya wan T ent a ng Efe kt iv it a s Ko m uni ka si O rgani sa si Deng a n Kepuas a n Ker ja Ka rya wan Pa d a PT . P O S Ind o nesi a U ni v ers it a s Pe nd id ikan Ind o n es ia | repos it o ry. up i. ed u | p erp us ta kaa n. up i. ed u G a m b ar 1.1 (G raf ik KP I In d ivi d u K ar yaw an P T . P os K an to r P u sat 2012 ) S umber : Dire ktora t S D M Ka ntor P usat P T. Po s I ndon esia

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

10

0

SRIE MURDIATI. SH. RATNA WULAN KUSNO SUJARWADI IRNA KURNIAWATI SUMIATI POPON MARYATI DARISMA ERNI HADIDJAH MOHAMAD DIKDIK SOMANTRI NUNIK TYAS KUSUMANINGRUM WALAEHA HARRY DIMULYA KOKOM KOMARIAH DANA SUPRIHAT BESTIN ANWAR. SE ROCHMAT AGUS WAHYUDI NENI KURNIANI SANI GINANJAR. S.PSI SANGGANIAWATY. S.PSI DRA. LATIFAH HANDAYANI

SRI WIDYAWATI KUSTANTINA…

ELI KURNIAWATI. A.MD LILIK HANDAYANI HENDRAYATI IR. AMRAN IRWAN SIREGAR. MM ROEDHY KADIR. SE AKHMAD RIDWAN SYAHRIAL IKA WIJAYANTI. S.PSI

SM KI T W I SM KI T W II SM KI T W III SM KI T W IV


(19)

Gambar 1.2

(Grafik KPI Individu Karyawan PT. Pos Kantor Pusat 2012 )

Sumber : Direktorat SDM Kantor Pusat PT. Pos Indonesia 0

20 40 60 80 100 120

SMKI TW I SMKI TW II SMKI TW III SMKI TW IV


(20)

Tarech Akmal, 2013

Hubungan Persepsi Karyawan Tentang Efektivitas Komunikasi Organisasi Dengan Kepuasan Kerja Karyawan Pada PT. POS Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Menurut Keputusan Direksi PT. Pos Indonesia No ; KD. 15/DIRUT/0210 Tentang Sistem Menajemen Kinerja Individu, KPI individu adalah KPI yang digunakan untuk membantu perusahaan menentukan dan mengukur kemajuan terhadap sasaran setiap Individu. Aspek-aspek umum dalam mengukur KPI Individu ini mencakup kualitas kerja, kuantitas kerja, dan tingkat kehadiran. Dari data yang disajikan diatas terlihat bahwa dari triwulan I-IV tahun 2012 terjadi fluktuasi tingkat kinerja individu pada karyawan PT.Pos Indonesia kantor pusat. Pada Triwulan ke IV kinerja Individu karyawan cenderung terjadi penurunan, jika dikaitkan dengan aspek-aspek dalam penilaian kinerja Individu pada PT.Pos maka dapat tergambar bahwa Kinerja Individu yang cenderung menurun tersebut sangat berkaitan dengan kualitas kerja, kuantitas kerja, dan tingkat kehadiran karyawan tersebut.

Berdasarkan data dan pendapat ahli telah dikemukakan diatas dapat diasumsikan bahwa kecenderungan terjadinya penurunan kinerja individu pada karyawan PT.Pos Indonesia kantor pusat berhubungan dengan ketidakpuasan kerja karyawan. Dengan kata lain, penurunan tingkat kinerja karyawan ini dikarenakan adanya permasalahan pada tingkat kepuasan kerja karyawan.

Selanjutnya, di awal sempat di jelaskan bahwa substansi yang terdapat dalam PKB adalah bagaimana terpenuhinya faktor-faktor kepuasan kerja atau aspek yang berhubungan dengan kepuasan kerja karyawan. Berhubungan dengan hal tersebut pada kenyataannya tujuan dari di bentuknya PKB yang merupakan program jangka panjang SPPI ini belum tercapai secara maksimal. Hal tersebut


(21)

terbukti dari hasil wawancara penulis dengan pihak SPPI dengan penjelasan sebagai berikut ;

Waktu : 08 Februari 2013 Pukul : 14.00 sd/selesai

Tempat : Sekretariat SPPI, Jl. Beigdjen Katamso No. 21 Bandung Nara sumber : Agus Sihabudin

Jabatan : Staff Sekretariat SPPI Berikut hasil wawancara yang penulis dapatkan;

 Program SPPI yang salah satunya bertujuan meningkatkan kesejahteraan Karyawan masih akan terus tetap diupayakan walaupun pada saat ini masih belum sesuai dengan yang diharapkan

 Realisasi PKB yang merupakan program jangka panjang masih sekitar 50%-60%

 Upaya menaikkan gaji pokok masih dalam proses artinya pada saat ini mesih belum memuaskan.

 Pihak SPPI masih mendapatkan tanggapan yang kurang baik dari pihak Perusahaan dalam hal-hal yang berhubungan dengan realisasi PKB maupun yang berhubungan dengan kesejahteraan karyawan.

Dari hasil wawancara diatas terlihat bahwa kesejahteraan, realisasi berbagai ketentuan PKB, kenaikan upah masih belum terpenuhi sebagaimana yang diharapkan. Jika hal ini dikaitkan dengan dengan substansi yang terdapat dalam PKB itu sendiri yang sangat kental dengan faktor-faktor yang memberikan kepuasan kerja maka dengan belum terpenuhinya berbagai ketentuan dalam PKB


(22)

10

mengin dikasikan bahwa masih rendahnya tingkat kepuasan kerja karyawan pada PT. Pos Indonesia.

Selanjutnya 28 juni 2012 di gelarnya aksi unjuk rasa dan mogok kerja yang di lakukan oleh SPPI. Dalam Unjuk Rasa tersebut terdapat Sembilan Tuntuan SPPI yang di tujukan kepada Pihak Perusahaan dalam hal ini adalah PT. Pos Indonesia. Sedangkan tanggapan dari pihak perusahaan dalam hal ini langsung di tanggapi oleh Dirut PT.Pos Indonesia (Persero) I Ketut Mardjana dengan mengeluarkan Intruksi Sanksi Berat bagi yang mengikuti Unjuk Rasa.Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.1 di bawah ini


(23)

Tabel 1.2

Sembilan Tuntutan SPPI dan Intruksi Sanksi Berat oleh Dirut PT.Pos Indonesia (Persero) I Ketut Mardjana

Sembilan Tuntutan SPPI Sebelas Intruksi Sanksi Berat oleh Dirut PT.Pos Indonesia (Persero) I Ketut Mardjana

Laksanakan PKB sesuai dengan kesepakatan berupa tetapkan Komposisi Upah (KU) 75% Gaji Pokok dan 25% Tunjangan Tetap. Lalu hapuskan sisten outsorching, laksanakan P2K3, penuhi persyaratan Jamsostek, tinjnau dan naikkan benerfit, gratiskan biaya pengobatan.

para Ka Area I sampai XI dan kepada para Kepala Unit Pelksana Teknis, antara lain pertama Melakujkan langkah-langkah dan upaya yang diperlukan guna menjaga iklim kerja tetap kondusif dan menjamin kelancaran kegiatan operasional dan pelayanan di lingkungan kerja masing-masing. berikan jaminan keamanan kantor pos di

seluruh Indonesia dari tindakan kejahatan/criminal yang bisa menewaskan karyawan

tidak mengijinkan karyawan di lingkungan kerja masing-masing untuk meninggalkan pekerjaan pada jam kerja tanpa alasan yang sah

naikkan penerimaan pensiunan setara uang pensiunan PNS

tidak mengijinkan penggunaan fasilitas dinas dan sarana dinas antara lain gedung kantor, dinding kantor, halaman kantor, kendaraan dinas, sepeda motor sewa guna dan jaringan komunikasi data selain untuk kegiatan operasional dinas perusahaan.

kembali focus kepada bisnis pos sejati pimpinan unit harfus mempersiapkan, mengantisipasi dan melakukan kalkulasi serta meyakini kebutuhan sumber daya yang diperlukan. Pemberian ijin cuti harus dapat dipenuhi apabila tidak mengganggu proses operasional dan pelayanan.

hentikan restrukturisasi tidak memberikan biaya perjalanan dinas atau biaya lainnya untuk hal-hal di luar kepentingan dinas berikan keadilan dalam karir mengkomunikasikan kepada para pelanggan dan

mitra kerja di wilayah saudara tentang kondisi-kondisi terkait dengan penyelenggaraan layanan untuk menjaga hubungan baik dengan pelanggan dan meyakinkan pelanggan bahwa kualitas layanan tetap dijamin sesuai dengan standard pelayanan yang dijanjikan, walaupun terjadi untuk rasa


(24)

12

Wujudkan GCG mengingatkan dan memebrikan pengertian kepada seluruh karyawan tentang akibat buruk jika terjadi unjuk rasa/demonstrasi, pawai, rapat umum and aksi lainnya yang sejenis terhadap kinerja dan keberlangsungan usaha, citra dan reputasi perusahaan yang dapat merugikan seluruh pemangku kepentingan

penggantian seluruh direksi dan dewan komisaris yang memihak manajemen dan tidak sebagai penengah perselisihan antara direksi dengan karyawan

melakukan langkah-langkah persuasive terhadap karyawan yang berada dalam tanggungjawabnya untuk tetap melaksanakan tugas dan tangguingjawabnya masing-masing dan tidak terpengaruh dengan ajakan-ajakan yang kontra produktif.

cadangkan Dana Imbalan Pasca Kerja (PSAK24). Wujudkan GCG

agar pimpinan unit kerja mengingatkan kep0ada karyawan yang berada di bawah tanggungjawabnya bahwa mogok kerja dapat dinyatakan legal apabila memenuhi ketentuan antara lain terjadinya deadlock perundingan perselisihan

mempelajari, memperhatikan dan melaksanakian dengan sebaik-baiknya setiap arahan, kebijakan dan instruksi lainnya yang disampaikan melalui berbagai sarana komunikasi perusahaan

melaporkan pelaksanaan instruksi ini secera periodic dan hierarkis sesuai dengan jenjang organisasi perusahaan serta menjatuhkan sanksi sesuai ketentuan perusahaan yang berlaku terhadap karyawan yang melanggar instruksi ini.

Sumber ; http://surabayawebs.com/index.php/2012/06/24/9-tuntutan-serikat-pekerja-pos-indonesia-sppi-mentekadkan-aksi-unjuk-rasa-28-juni-2012/

Berdasarkan sembilan tuntutan yang di kemukakan oleh SPPI diatas khususnya poin pertama dapat diketahui bahwa realisasi PKB seperti masalah gaji, P2K3, Jamsostek, dan masalah Kesehatan masih belum terlaksana secara maksimal. Jika hal ini dikaitkan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi


(25)

kepuasan kerja, maka dapat diketahui konsekuensi dari belum terealisasinya berbagai ketentuan sebagaimana yang terdapat dalam PKB tersebut akan berdampak pada rendahnya tingkat kepuasan kerja karyawan pada PT. Pos Indonesia.

Sebelum dilakukannya aksi mogok kerja ini tentu terlebih dahulu diindahkan berbagai persyaratan ataupun prosedur yang telah di tetapkan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam hal ini menurut Pasal 3 poin a. Keputusan Menteri tenaga kerja dan transmigrasi No 232 Tahun 2003 Tentang Akibat Hukum Mogok kerja Tidak sah, “Sebelum dilakukannya mogok kerja harus telah dilaksanakan terlebih dahulu suatu perundingan antara pekerja atau serikat pekerja dengan Perusahaan”. Perundingan yang dimaksud oleh pasal tersebut adalah suatu upaya dalam mempertemukan dua kepentingan yaitu antara SPPI dan PT. Pos Indonesia dalam suatu forum Komunikasi baik secara bipartit, tripartit, ataupun upaya lainnya. Dari ketentuan tersebut dapat di simpulkan bahwa sebelum terjadinya Aksi mogok kerja, terlebih dahulu telah diadakan berbagai forum komunikasi antara SPPI dengan PT. Pos Indonesia.

Pada dasarnya Komunikasi yang dilakukan antara SPPI dan PT.Pos Indonesia adalah salah satu bentuk komunikasi organisasi yang dilihat melalui pendekatan Makro, artinya salah satu yang dilihat dari komunikasi tersebut adalah adanya interaksi yang dilakukan satu organisasi dengan organisasi lainnya. Berhubungan dengan salah satu pihak dalam kominikasi ini adalah SPPI dimana salah satu fungsinya adalah mengakomodir kepentingan karyawan agar mencapai kesejahteraan maka efektivitas komunikasi antara SPPI dan PT Pos Indonesia


(26)

14

sangat diharapkan karena dengan komunikasi ini karyawan mempunyai harapan agar berbagai kepentingannya terpenuhi. Namun pada kenyataanya komunikasi yang dilakukan antara SPPI dan PT. Pos Indonesia belum dapat mempertemukan berbagai kepentingan tersebut, hal ini dibuktikan dengan dilaksanakannya Aksi mogok Kerja sebagaimana yang telah dijelaskan diatas.

Disamping itu, permasalahan dalam hal komunikasi antara SPPI dengan PT. Pos Indonesia tercermin dari ungkapan salah satu Fungsional Perusahaan Hubungan Industril PT.Pos Indonesia yang mengatakan Bahwa :

Komunikasi antar pihak manajemen dengan pihak SPPI hanya sering di lakukan dengan media surat menyurat, dan substansi dari surat itupun kebanyakan hanya menyangkut proses perizinan dari kegiatan yang akan dilakukan SPPI. Walaupun PT. POS mempunyai suatu lembaga Bipartit, namun Pertumuan di antara kedua belah pihak tersebut hanya sering dilakukan satu kali dalam Satu Bulan”.

Dilain pihak, Permasalahan dalam hal komunikasi juga tercermin dari ungkapan yang disampaikan oleh Ketua Umum DPP SPPI, Jaya Santoso, yang mengatakan bahwa :

“Semua prosedur sudah kami lakukan sesuai peraturan perundangan. Tapi tidak ada upaya sedikit pun pihak direksi untuk berkomunikasi dengan SPPI. Yang ada masalah melakukan serangan subyektif kepada Ketua Umum SPPI....”( http://surabayawebs.com/index.php/2012/06/24/9- tuntutan-serikat-pekerja-pos-indonesia-sppi-mentekadkan-aksi-unjuk-rasa-28-juni-2012/)


(27)

Bedasarkan dua pernyataan diatas, di tinjau dari kuatitas, maka dapat terlihat bahwa masih rendahnya tingkat komunikasi yang dilakukan oleh kedua belah pihak. Hal ini tentu cukup kontradiktif menimbang dalam hubungan industrial yang paling utama dikedapankan adalah proses komunikasi yang dilakukan diantara kedua belah pihak, karena suatu hubungan industrial pada dasarnya adalah mempertemukan dua kepentingan untuk menimbulkan saling pengertian dan akhirnya menciptakan hubungan yang harmonis, dinamis dan berkeadilan. Di samping itu, ditinjau dari kualitas dan efektivitas, proses komunikasi yang dilakukan oleh kedua belah pihak dapat dikatakan belum efektif, hal ini dikarenakan belum tercapainya berbagai tujuan dari proses komunikasi yang dilakukan oleh kedua belah pihak.

Komunikasi yang kurang efektif antara SPPI dan Perusahaan khususnya dalam kerangka hubungan industrial hanya akan mengganggu keharmonisan diantara kedua belah pihak, namun juga akan menimbulkan persepsi negatif dari karyawan yang pada dasarnya berkepentingan atas efektivitas komunikasi organisasi tersebut. Hal ini dikarenakan efektivitas komunikasi dari kedua belah pihak merupakasn salah satu yang dapat dijadikan objek persepsi yang dilakukan individu dalam hal ini tentu karyawan yang tergabung dalam SPPI. Meskipun pada dasarnya pihak-pihak yang terlibat dalam komunikasi ini adalah antar organisasi, namun individu yang menjadi anggota salah satu pihak yang terlibat (dalam hal ini adalah anggota SPPI yang mempunyai kepentingan ) dapat menjadikan komunikasi yang dilakukan tersebut sebagai salah satu objek


(28)

16

persepsinya yang kemudian di interpretasikan dan selanjutnya akan memberikan arti terhadap komunikasi organisasi tersebut.

Dari Penjelasan di atas dapat tergambarkan beberapa hal. Pertama, belum terpenuhinya kepuasan kerja keryawan, hal ini di karenakan belum terpenuhinya berbagai aspek yang menjadi faktor kepuasan kerja. Hal tersebut terbukti dari beberapa tuntutan SPPI yang sejatinya merupakan faktor yang memperngaruhi kepuasan kerja seperti, masalah gaji, tunjangan, jaminan kesehatan dan keselamatan kerja, keadilan dalam kerja dan lain sebagainya.

Kedua adalah tidak efektifnya komunikasi Organisasi yang terjadi antara pihak SPPI dengan PT.Pos Indonesia. Hal ini dikarenakan suatu mekanisme pemeliharaan hubungan Industrial yang bersifat kerjasama sangat di butuhkan saling pengertian dan kesamaan presepsi antara Serikat Pekerja disatu sisi dengan Pihak Perusahaan disisi yang lain. Agar terciptanya saling pengertian dan kesamaan presepsi di butuhkan suatu komunikasi yang baik dan efektif. Karena sesuatu yang mustahil saling pengertian dan kesamaan persepsi dapat tercapai tanpa adanya suatu komunikasi yang baik. Saling Pengertian ini dapat tercipta karena adanya komunikasi dua arah yaitu komunikasi secara timbal balik antara Perusahaan dengan Serikat Pekerja. Komunikasi ini yang nantinya menjadi suatu sistem yang menghubungkan antara dua pihak dan akhirnya akan menciptakan suatu sinergi dalam pencapaian tujuan perusahaan. Pihak perusahaan akan memberikan keterangan mengenai kepentingan perusahaan melalui komunikasi kepada serikat pekerja, begitu pula sebaliknya Pihak Serikat Pekerja juga akan memberikan keterangan mengenai kepentingan karyawan melalui suatu


(29)

komunikasi kepada pihak perusahaan. Hal ini sejalan dengan Pendapat Ig, Warsant0 ( 2002 : 165 ) yang mengatakan bahwa “Komunikasi dua arah adalah komunikasi yang berlangsung secara timbal balik. komunikator mendapat respon umpan balik atau feed back dari pihak komunikan sehingga muncul saling pengertian”.Selanjutnya Ig Warsanto juga berpendapat bahwa “komunikasi dua arah dapat menghindari terjadinya kesalahpahaman yang sehingga dapat menimbulkan situasi kerja yang akrab, penuh kekeluargaan dan demokratis”. Untuk itu tanpa Komunikasi dalam sebuah organisasi maka tujuan yang ingin dicapaipun akan banyak mendapat hambatan.

Suatu aksi Serikat Pekerja yang berbentuk Mogok kerja ataupun yang berbentuk upaya agar pihak perusahaan menerima berberapa tuntuan, merupakan upaya terakhir untuk mengatasi kebuntuan dalam penyelesaian Hubungan Industrial, artinya masih banyak upaya yang semestinya dilakukan oleh kedua belah pihak sebelum adanya aksi mogokan kerja. Berbagai alternatif upaya tersebut tentu bertujuan agar adanya saling pengertian dari kedua belah pihak. Saling pengertian ini tidak mungkin tercapai jika tanpa adanya suatu komunikasi yang efektif.

Ketiga adalah adanya persepsi negatif oleh karyawan yang tergabung dalam SPPI berkenaan dengan komunikasi Organisai yang dilakukan antara SPPI dan PT. Pos Indonesia. Persepsi negatif ini timbul karena pada dasarnya karyawan yang tergabung dalam SPPI mengharapkan adanya efektivitas dalam komunikasi organisasi yang dilakukan. Karena dengan adanya efektifitas komunikasi organisasi yang dilakukan maka akan menimbulkan pemahaman, kesenangan,


(30)

18

berpengaruh terhadap sikap, terciptanya hubungan yang makin baik, dan adanya tindakan yang sesuai dengan apa yang diharapkan. Bekaitan dengan komunikasi yang dilakukan antara SPPI dengan PT. Pos Indonesia sebelum dilakukannya aksi unjuk rasa dan mogok kerja tersebut, maka dapat terlihat bahwa adanya ketidakpuasan oleh karyawan yang tergabung dalam SPPI terhadap Komunikasi yang telah dilakukan. Karena pada dasarnya Karyawan akan cenderung puas terhadap komunikasi organisasi dan mempersepsikan secara positif jika hubungan antara organisasi-organisasi tersebut terjalin dalam suasana kepercayaan, penghargaan, pemberian umpan balik yang konstruktif, saling mendukung dan saling pengertian. Ketidakpuasan komunikasi oleh karyawan ini akan memicu persepsi negatif terhadap komunikasi yang dilakukan. Hal di karenakan Komunikasi organisasi ini merupakan salah satu yang menjadi objek dari penafsiran Individu. Penafsiran ini dipengaruhi oleh sikap-sikap, motif-motif, pengalaman, dan harapan-harapan. Hal ini diperkuat dengan pendapat yang mengatakan “Persepsi merupakan suatu proses dimana individu mengorganisasikan dan menafsirkan stimulus yang diterima sehingga menimbulkan makna bagi individu tersebut”. Selanjutnya Robbin-Timothy ( 2008

: 175 ) juga mengatakan bahwa “interpretasi individu sangat dipengaruhi oleh berbagai karakteristik pribadi seperti, sikap, kepribadian, motof, pengalaman masa lalu, dan harapan-harapan seseorang”

Berdasarkan beberapa penjabaran sebelumnya dapat di simpulkan pentingnya Kepuasan terhadap Komunikasi yang akhirnya akan menimbulkan persepsi yang positif terhadap komunikasi tersebut. Persepsi komunikasi yang


(31)

positif ini akan menciptakan kepuasan kerja bagi karyawan, karena salah satu faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja adalah Komunikasi. Hal ini senada dengan pendapat Davis & Newstrom yang mengatakan “Apabila Komunikasi efektif, ia dapat mendorong timbulnya prestasi lebih baik dan kepuasan kerja” ( Davis & Newstorm, 1996 : 151)

Dalam Perspektif hubungan industrial, komunikasi organisasi yang efektif antara perusahaan dengan serikat pekerja sangat dibutuhkan hal dikerenakan adanya dua kepentingan dari masing-masing pihak yang harus dipertemukan agar terciptanya saling pengertian dan kesamaan persepsi dan akhirnya dapat menciptakan hubungan kerja yang harmoni, dinamis, dan berkadilan. Kesamaan persepsi dan saling pengertian tersebut tidak mungkingkin tercipta tanpa adanya komunikasi organisasi yang efektif. Sebaliknya, komunikasi yang tidak efektif akan menimbuklkan persepsi negatif dari berbagai pihak. Khusus bagi serikat pekerja persepsi negatif yang ditimbulkan dari tidak efektifnya komunikasi organisasi yang dilakukan akan berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan. Hal ini dikarenakan salah satu faktor yang mempengaruh kepuasan kerja adalah adanya komunikasi yang efektif.

Bertitik tolak dari penjabaran diatas maka dalam penelitian ini penulis akan Membahas “HUBUNGAN PERSEPSI KARYAWAN TENTANG EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DENGAN KEPUASAN


(32)

20

1.2 Identifikasi Masalah

Komunikasi organisasi mempunyai peranan penting dalam menciptakan kepuasan kerja bagi karyawan, ketika komunikasi organisasi berjalan dengan efektif khususnya komunikasi dua arah maka akan tercipta saling pengertian dan dapat menghindarkan kesalahpahaman. kondisi ini tentu akan menciptakan iklim organiasasi yang baik dan akhirnya dapat meningkatkan kepuasan kerja karyawan. Sejalan dengan hal tersebut Davis & Newstorm (1996 : 151)mengatakan bahwa apabila Komunikasi efektif, ia dapat mendorong timbulnya prestasi lebih baik dan kepuasan kerja.

Menurut Abdullah Masmuh ( 2010 : 40 ) mengatakan bahwa “Bila orang tidak merasa senang dengan situasi kerjanya biasanya meraka mengatakan bahwa tidak puas dengan pekerjaannya ini. Hal yang pertama, apabila orang tersebut tidak mendapatkan informasi yang dibutuhkannya untuk melakukan pekerjaannya, kedua, apabila hubungan sesama teman sekerja kurang baik. Atau dengan katapkata lain ketidakpuasan kerja ini berhubungan dengan masalah Komunikasi”.

Dalam perspektif hubungan industrial, terciptanyanya hubungan yang harmonis, dinamis, dan berkeadilan antara perusahaan dan karyawan merupakan tujuan yang dicita-citakan. Untuk di terapkanlah berbagai sarana hubungan industrial untuk mewujudkan tujuan tersebut diantaranya, Peraturan perusahaan, PKB, Lembaga bipartit, Serikat Pekerja, Asosialsi Pengusaha, Lembaga tripartit, Pengadilan Hubungan Industrial, dan Ketentuan Perundang-undangan. Diantara


(33)

berbagai sarana tersebut salah satu yang memainkan peranan penting adalah Forum komunikasi yang mempertemukan pihak perusahaan dan pihak pPekerja yang disebut dengan Lembaga Bipartit. Dalam Lembaga inilah kedua kepentingan dibahas untuk mencapai kesepakatan yang menguntungkkan kedua belah bihak. Salah satu substansi yang dibahas dalam forum komunikasi tersebut adalah bagaimana terpenuhinya ketentuan-ketentuan sebagaimana yang terdapat dalam PKB. Sebelumnya telah di sebutkan bahwa substansi dalam PKB sangat erat kaitannya dengan faktor-faktor yang memberikan kepuasan Kerja. Oleh sebab itu, efektivitas komunikasi yang dilakukan oleh kedua belah pihak akan menentukan juga bagaimana kepuasan kerja karyawan.

Disamping itu, secara individu efektivitas komunikasi yang dilakukan oleh kedua belah pihak merupakan salah satu objek yang akan diinterprestasikan oleh karyawan. Penafsiran ini tentunya berujung kepada penilaian positif atau negatif terhadap objek yang ditafsirkan tersebut . Apabila komunikasi Organisasi yang dilakukan kedua belah pihak di nilai oleh karyawan tidak efektif, maka salah satu konsekuensinya adalah rendahnya tingkat kepuasan kerja karyawan. Sebaliknya apabila komunikasi organisasi yang dilakukan kedua belah pihak di nilai efektif, maka salah satu konsekuensinya adalah terciptanya kepuasan kerja karyawan.

Berhubungan dengan hal tersebut maka perlu diadakannya penelitian lebih lanjut untuk mengkaji lebih mendalam keterkaitan antara Komunikasi Organisasi yang di tinjau dari persepsi Karyawan dengan kepuasan Kerja karyawan pada PT. Pos Indonesia


(34)

22

1.3 Rumusan Masalah

Dari Identifikasi di atas maka masalah yang ada dalam makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana Persepsi Karyawan yang Tergabung dalam SPPI Tentang Efektivitas Komunikasi Organisasi yang dilakukan antara SPPI dengan PT. Pos Indonesia ?

2. Bagaimana Tingkat kepuasan Kerja Karyawan yang tergabung dalam SPPI ?

3. Bagaimana Hubungan antara yang Tergabung dalam SPPI Tentang Efektivitas Komunikasi Organisasi yang dilakukan antara SPPI dengan PT. Pos Indonesia dengan Kepuasan Kerja Pada PT. Pos Indonesia?

1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian

Sejalan dengan Rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk Mengetahui Bagaimana Persepsi Karyawan yang Tergabung dalam SPPI Tentang Efektivitas Komunikasi Organisasi yang dilakukan antara SPPI dengan PT. Pos Indonesia.

2. Untuk Mengetahui Bagaimana Tingkat kepuasan Kerja Karyawan yang tergabung dalam SPPI.

3. Untuk Mengetahui Bagaimana Hubungan antara yang Tergabung dalam SPPI Tentang Efektivitas Komunikasi Organisasi yang dilakukan antara


(35)

SPPI dengan PT. Pos Indonesia dengan Kepuasan Kerja Pada PT. Pos Indonesia.

1.5 Kegunaan Penelitian

Kegunaan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Secara Teorotis

Dapat Menjelaskan hubungan antara persepsi karyawan terhadap komunikasi Organisasi dengan Kepuasan kerja. Selain itu penelitian ini bisa dijadikan sumber refernsi dan inspirasi bagi peneliti selanjutnya yang akan meneliti di bidang yang sama, sehingga dapat mempengaruhi hasil penelitian ini.

2. Secara praktis

Dapat memberikan masukan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam hal mengatasi permasalah yang berhubungan dengan Kepuasan kerja khususnya yang berhubungan dengan persepsi karyawan terhadap Komunikasi Organisasi


(36)

(37)

Tarech Akmal, 2013

Hubungan Persepsi Karyawan Tentang Efektivitas Komunikasi Organisasi Dengan Kepuasan Kerja Karyawan Pada PT. POS Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah Persepsi karyawan terhadap Komunikasi Organisasi sebagai variabel Independent atau Variabel bebas, sedangkan yang menjadi variabel dependennya atau variabel terikatnya adalah variabel kepuasan kerja

Responden dalam penelitian ini adalah Para Pekerja PT. POS Indonesia yang tergabung ke dalam Serikat Pekerja Pos Indonesia Wilayah Bandung dan Juga Pihak Manajemen Hubungan industrial PT. Pos Indonesia. Dari objek penelitian ini dapat di analisis mengenai Iklim komunikasi Organisasi Para pekerja PT.Pos Indonesia dengan Pihak Manajemen Hubungan industrial PT. Pos Indonesia dan Tingkat kepuasan kerja pada Para Pekerja PT. POS Indonesia Bandung yang tergabung ke dalam Serikat Pekerja Pos Indonesia Wilayah Bandung, serta Hubungan Komunikasi Organisasi dengan Kepuasan Kerja Para Pekerja PT. POS Indonesia yang tergabung ke dalam Serikat Pekerja Pos Indonesia wlayah Bandung.


(38)

75

Tarech Akmal, 2013

Hubungan Persepsi Karyawan Tentang Efektivitas Komunikasi Organisasi Dengan Kepuasan Kerja Karyawan Pada PT. POS Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 3.2 Metode dan Desain Penelitian

3.2.1 Metode Penelitian

Metode Peneitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian survey deskriptif dengan perhitungan persentase pada setiap bulir angket dan metode verifikatif.

Metode survey deskriptif menekankan pada tujuan untuk mempeoleh informasi mengenai suatu gejala pada saat penelitian. sedangkan verifikatif adalah metode yang digunakan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan perhitungan-perhitungan statistik. Menurut Sugiyono ( 2013 : 29 ) Statisti Deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. Menurut Suharsimi Arikunto (2002 :86) “ Pada dasarnya metode verifikatif adalah menguji kebenaran dari suatu hipotesis yang dilakukan melalui pengmpulan data dari lapangan”, Dalam hal ini penelitian verifikatif dilakukan penulis dengan tujuan untuk mengetahui “ Hubungan Persepsi Karyawan Tentang Efektivitas Komunikasi organisasi Dengan Kepuasan Kerja Pekerja Karyawan yang tegabung di dalam SPPI Khusu kantor Pusat Pada PT. POS indonesia.

Berdasarkan jenis Penelitiannya yaitu penelitian deskriptif dan verifikatif maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey eksplanatory. Menurut pendapat Naresh K. Malhotra (2005 ; 196 ) metode survey adalah “


(39)

Tarech Akmal, 2013

Hubungan Persepsi Karyawan Tentang Efektivitas Komunikasi Organisasi Dengan Kepuasan Kerja Karyawan Pada PT. POS Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

kuesioner yang terstruktur yang diberikan kepada responden yang dirancang untuk mendapatkan informasi spesifik.

Berdasarkan kurun waktu penelitian yang dilaksanakan pada kurun waktu kurang dari satu tahun, maka metode penelitian yang digunakan adalah metode cross sectional. Menurut pendapat Nares K Malhotra (2005 : 95 ) metode cross sectional adalah “ Satu jenis trancangan penelitian yang terdiri dari pengumpulan informasi mengenai sampel tertentu dari elemen populasi hanya satu kali “

3.2.2 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian kausal, karena menggambarkan hubungan kausal, karena menggambarkan hubungan kausal variabel dan metode penelitian yang di gunakan juga menggambarkan hubungan atau pengaruh antara variabel.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Berdasarkan data yang didapat penuliss total pekerja PT. Pos Indonesia yang tergabung di dalam SPPI Khusus Kantor Pusat adalah sebanyak 566 orang.

3.3.2 Sampel

Dalam Suatu penelitian tidak mungkin semua populasi dapat di teliti, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya keterbatasan biaya, tenaga dan waktu yang tersedia. Maka itulah peneliti di perkenankan mengambil sebagian


(40)

77

Tarech Akmal, 2013

Hubungan Persepsi Karyawan Tentang Efektivitas Komunikasi Organisasi Dengan Kepuasan Kerja Karyawan Pada PT. POS Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

dari objek populasi yang telah di tentukan, dengan catatan bagian yang di ambil tersebut dapat mewakili yang lainnya. Pengambilan Sebagian subjek dari populasi dinamakan sampel. Suharsmi Arikunto (2006 : 117 ) mengemukakan “ Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang di teliti “ .

Untuk menentukan ukuran sampel rresponden, penulis menggunakan rumus Slovin ( Djalaludin Rakhmat, 2000 :49 )

Dengan : n = Ukuran sampel minimum N= Ukuran Populasi

d= Tingkat etepatan

Dengan menggunkan rumus di atas maka jjumlah sampel dapat di hitung sebagai berikut ;

N= 566 Orang

d= 0,1 (berdasarkan tingkat ketetapan menurut slovin) Dengan demikian jumlah sampel minimal adalah sebagai berikut

=

=


(41)

Tarech Akmal, 2013

Hubungan Persepsi Karyawan Tentang Efektivitas Komunikasi Organisasi Dengan Kepuasan Kerja Karyawan Pada PT. POS Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Dari perhitungan diatas dapat jumlah sampel yaitu sebanyak 85 pekerja


(42)

78

3.3 Operasional Variabel

Variabel dan konsep Dimensi Indikator Ukuran Skala

Variabel (X) :

Perasepsi Komunikasi Organisasi

Konsep Variabel

Komunikasi dinilai efektif bila rangsangan yang disampaikan dan yang dimaksudkan oleh pengirim atau sumber, berkaitan erat dengan rangsangan yang ditangkap dan dipahami oleh penerima ( Tubbs & Moss 1996, h. 22) sedangkan Persepsi adalah Suatu proses yang didahului oleh proses pengindraan, yaitu proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indra atau juga disebut proses sensoris, dan stimulus diteruskan yang

selanjutnya merupakan proses persepsi

Walgito ( 20010 : 99)

Pemahaman Pandangan, pengetahuan,

pengharapan maupun cara berpikir karyawan yang tergabung dalam SPPI menimbulkan kecermatan dalam penerimaan pesan dari pihak perusahaan

1.Tingkat kecermatan karyawan dalam menerima pesan dari perusahaan (ditinjau dari aspek Pandangan )

2. Tingkat kecermatan karyawan dalam menerima pesan dari perusahaan (ditinjau dari aspek cara berpikir karyawan )

3.Tingkat Kecermatan Karyawan dalam menerima pesan dari perusahaan (ditinjau dari aspek Harapan )

Ordinal

Kesenangan Komunikasi

menimbulkan

kesejahteraan bersama yang (tinjau dari aspek emosi dan perasaan )

1. Tingkat perasaan karyawan sebagai anggota SPPI dalam menerima pesan dari perusahaan 2. Tingkat kenyamanan karyawan akibat dari

dilakukannya komunikasi antara SPPI dan Komunikasi

Perubahan sikap Komunikasi

mempengaruhi pihak lain dengan cara positif dan konstruktif

Adanya perubahan sikap karyawan berkenaan pesan yang sisampaikan oleh Perusahaan

Hubungan Sosial Komunikasi

menimbulkan atau menciptakan suasana saling pengertian antara SPPI dengan Perusahaan

Tingkat kesaling pengertian antara SPPI dengan Perusahaan

Tindakan Komunikasi

menimbulkan sesuatu yang sesuai dengan apa yang diinginkan

Tingkat kesesuaian antara apa yang diinginkan dengan apa yang terjadi


(43)

Tarech Akmal, 2013

Hubungan Persepsi Karyawan Tentang Efektivitas Komunikasi Organisasi Dengan Kepuasan Kerja Karyawan Pada PT. POS Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Kepuasan Kerja

kepuasan kerja merupakan sikap umum yang merupakan hasil dari beberapa sikap khusus terhadap faktor-faktor pekerjaan, penyesuaian diri dan hubungan sosial individu di luar pekerjaan. Blum (1956)

faktor utama pekerjaan

lakukan saai ini Ketentraman dalam

bekerja

Tingkat kepuasan terhadap suasana pekerjaan

Upah/gaji Tingkat kepuasan terhadap upah/gaji yang diperikan

Pengawasan Tingkat kepuasan karyawan terhadap pengawasan yang

dilakukan oleh atasan

Kesempatan untuk maju Tingkat kepuasan karyawan terhadap kesempatan untuk

maju yang diberikan perusahaan Penghargaan terhadap

prestasi

Tingkat kepuasan karyawan terhadap pengharhgaan yang diberikan perusahaan kepada karyawan Terciptanya perasaan berprestasi yang diperoleh dari hasil pekerjaan

Keadilan dalam tugas Tingkat kepuasan terhadap tugas yang diberikan

Sikap terhadap faktor sosial

Hubungan yang harmonis antara atasan dan

bawahan

Terrciptanya saling pengertian antara atasn dan bawahan

Kebebasan dalam melakukan kegiatan serikat pekerja

Tingkat kepuasan karyawan dam kebebesan melakukan kegiatan serikat pekerja

Tingkat kepuasn terhadap hubungan antara Serikat pekerja dengan perusahaan

Hubungan

kemasyarakatan yang baik

Tingkat kepuasan terhadap hubungan sosial dengan masyarakat

Sikap terhadap Faktor Individu

Pekerjaan yang sesuai dengan harapan

Tingkat kepuasan terhadap hasil kerja yang dicapai Pekerjaan yang sesuai

dengan kondisi kesehatan

Tingkat kepuasan atas pekerjaan dengan kondisi kesehatan


(44)

80

3.4 Sumber data, Teknik Pengumpulan data dan Teknik Penarikan Sampel

3.4.1 Sumber data

Sumber data dalam penelitian merupakan subjek dari mana data dapat di peroleh baik secara langsung maupun secara tidak langsung dalam menunjang proses penelitian. Sumber data dalam penelitian ini ada dua sumber yaitu :

1. Sumber data primer

Sumber data primer merupakan data dimana data tersebut di peroleh secara langsung dari subyek yang berhubungan dengan penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data primer yang di jadikan objek penelitian.

2. Sumber Data sekunder

Sumber data sekunder merupakan sumber data penelitian yang tidak berhubungan langsung dengan objek penelitian melaikan sifatnya membentu dan dapat memberi informasi untuk bahan penelitian. Maka yang menjadi data sekunder pada penelitian ini yaitu dokumet-dokumen, laporan-laporan, buku –buku kantor yang memiliki keterkaitan dalam penelitian.


(45)

Tarech Akmal, 2013

Hubungan Persepsi Karyawan Tentang Efektivitas Komunikasi Organisasi Dengan Kepuasan Kerja Karyawan Pada PT. POS Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Tabel 3.2

Jenis dan Sumber Data

Jenis Data Sumber Data

1. Gambaran tentang

Komunikasi Organisasi

Pekerja yang tergabung dalam SPPI Khusus Kantor Pusat dan Devisi Hubungan Industrial 2. Gambaran tentang Kepuasan

Kerja Karyawan

Pekerja yang tergabung dalam DPC SPPI Bandung

3.4.2 Teknik Pengempulan Data

Teknik Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini melalui komunikasi tidak langsung dengan menggunakan instrument utama yaitu angket, yang didukung oleh teknik observasi , wawancara, studi kepustakaan, dan dokumentasi.

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Observasi

Penulis mengadakan pengamatan secara langsung terhadap objek yang diteliti untuk mengetahui secara jelas dan nyata tentang perusahaan yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti.

2. Angket

Pengumpulan data melalui penyebaran angket yang berisi daftar pernyataan yang harus diisi oleh responden yang menjadi anggota sampel peneliti. Bentuk angket yang digunakan berupa angket tertutup yaitu


(46)

82

Tarech Akmal, 2013

Hubungan Persepsi Karyawan Tentang Efektivitas Komunikasi Organisasi Dengan Kepuasan Kerja Karyawan Pada PT. POS Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

responden tinggal memilih alternative jawaban yang tersedia dengan membubuhkan tanda silang pada jawaban yang di anggap sesuai dengan pertanyaan.

3. Wawancara

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan tanya jawab dengan pihak-pihak yang diperkirakan mengetahui seluk beluk objek penelitian dan dapat membantu penulis dalam melengkapi data yang dibutuhkan. 4. Studi Kepustakaan

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan mencari bahan rujukan lainnya sebagai landasan teoritis yang dapat membantu dan menunjang dalam memecahkan masalah.

5. Studi Dokumentasi

eknik pengumpulan data dilakukan dengan cara mencatat dan mengumpulkan data yang bersumber dari dokumen-dokumen perusahaan yang berkaitan dengan permasalahan yang di teliti.

3.4.3 Teeknik Penarikan Sampling

Teknik Sampling merupakan pengambilan sampel data sebagian elemen populasi untuk memahami karakteristik dari keseluruhan populasi. Teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sampling probabilitas yang bisa dikasi dengan cara membandingkan dengan sampling acak sederhana atau sistematik Simple Random Sampling. Menurut Suharsimi Arikuntao (2002;111) Simple Random Sampling adalah teknik samplig dimana peneliti memberi hak yang sama kepada setiap subjek untuk memeperoleh kesempatan dipilih menjadi


(47)

Tarech Akmal, 2013

Hubungan Persepsi Karyawan Tentang Efektivitas Komunikasi Organisasi Dengan Kepuasan Kerja Karyawan Pada PT. POS Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

sample. Sedangkan menurut Sugiyono ( 2013 : 64 ) Simple Randop Sampling dikatakan simple karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.

Penelitian ini menggunakan sistematik Simple Random Sampling karena populasinya dianggap homogen. Sedangkan untuk memperoleh data dari responden penulis menggunakan cara sistematik. Menurut Al Rasyid (1994:66) cara sistematik memiliki kelebihan yaitu bisa dilakukan sekalipun tidak ada kerangka sampling. Adapun langkah.langkah dari kerangka sampling yang di lakukan dalam cara ini adalah :

1. Menentukan populasi sasaran. Dalam Penelitian ini, yang menjasi populasi sasaran adalah Para Pekerja yang tergabung kedalam SPPI yang berjumlah 566 orang

2. Menentukan waktu untuk menenukan sampling. Dalam penelitian ini waktu konkrit yang digunakan penulis yaitu pada jam 11.00-14.00

3. Menentukan jumlah Sample Dalam penulisan ini, penulis menggunkanan rumus slovin yang hasi totasl samplenya sebanyak 86 orang.

3.5 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

3.5.1 Uji Validitas

Validitas adalah ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan dan sesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valis atau sahih memiliki validitas yang tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang berarti memiliki valifitas Rendah ( Suharsismi Arikunto : 2002;145 )


(48)

84

Tarech Akmal, 2013

Hubungan Persepsi Karyawan Tentang Efektivitas Komunikasi Organisasi Dengan Kepuasan Kerja Karyawan Pada PT. POS Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Uji Validitas Dimaksud untuk mengetahui tepat atau tidaknya angket tyang tersebar. Dalam Validitas ini, digunakan rumus Product moment Correlatin forumula, yang dilakukan dengan mencari Korelasi setiap item oertanyaan dengan Skor pertanyaan dari hasil jawaban responden yang mempunyai skala pengukuran ordinal. Uji Validitas Menggunakan rumus :

฀ ฀ ∑฀ ฀ ฀ ∑฀

√ ฀ ∑฀ ∑฀ ฀ ∑ ฀ ∑

Keterangan :

r = Koefisien validitas item yang dicari

X = Skor yang di peroleh subjek dari seluruh item Y = Skor Total

∑X = Jumlah skor dalam distribus X ∑Y = Jumlah Skor dalam distribus Y ∑X2

= Jumlah kuadrad dalam skor distribus X ∑Y2

= Jumlah kuadrad dalam skor dostribusi Y

3.5.2 Uji Realibilitas

Untuk menguji tingkat realibilitas dapat digunakan rumus Alpha Croanbach yang merupakan statistik paling umum difunakan untuk menguji reliabilitas suatu instrumen penelitian. Suatu Instrumen penelitian di indikasikan memiliki atau sama dengan 0,70. Koefisien Alpha Croanbach dirumuskan :


(49)

Tarech Akmal, 2013

Hubungan Persepsi Karyawan Tentang Efektivitas Komunikasi Organisasi Dengan Kepuasan Kerja Karyawan Pada PT. POS Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

( Sugiyono, 2013 ; 365 )

Keterangan :

k = Mean Kuadrant antara Subyek

∑si2

= mean kuadran Kesalahan

si2 = Varians total

Kriteria Pengujian : r hitung > r tabel : reliabel

r huting < r tabel : Tidak reliabel

3.6 Rancangan Analisi Data dan uji Hipotesi

3.6. 1 Teknik Analisi Data

Didalam penelitian ini Pengolahan data dilakukan melalui beberapa langkah sebagai berikut :

1. Editing, dalam hal ini adalah pemeriksaan angket yang terkumpul setelah diisi oleh responden menyangkut kelengkapan pengisian angket yang dilakukan oleh responden dan pemeriksaan jumlah lembar angket

2. Coding, dalam hal ini adalah pembbobotan dari setiap item instrumen berdasarkan pada pembobotan sebagai berikut ; untuk jawaban positif rangking pertama di mulai dari skor yang terbesar sampai dengan yang


(50)

86

Tarech Akmal, 2013

Hubungan Persepsi Karyawan Tentang Efektivitas Komunikasi Organisasi Dengan Kepuasan Kerja Karyawan Pada PT. POS Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

terkecl dengan nilai 5-4-3-2-1 dan untuk jawaban yang negatif rangking pertama dimulai dari skor yang terkecil sampai yang terbesar dengan nilai 1-2-3-4-5.

pengukuran kuesioner yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan skali linkert yaitu kuesioner yang di sebarkan dan dibuat dengan sistem tertutup, artinya tanggapan untuk setiap pertanyaan telah di sediakan dan responden hanya tinggal memberi silang (X) pada kolom sesuai dengan pendapat responden masing-masing. Kolom terseut si beri bobot sebagai berikut ;

Tabel 3.3

Interprestasi Alternatif Jawaban Alternatif Jawaban Bobit pertanyaan

positif

Bobot Pertanyaan negatif

Sangat Setuju (SS) 5 1

Setuju (S) 4 2

Ragu (R) 3 3

Tidak Setuju (TS) 2 4

Sangat Tidak Setuju (STS

1 5

Sumber ; Sugiyono (2005 : 87 )

3. Tabulating, maksudnya adalah tabulasi hasil skoring yang di tuangkan ke dalam tabel rekapitiulasi secara lengkap untuk item setiap variabel. Adapun Tabel Rekapitulasi adalah sebagai berikut ;


(51)

Tarech Akmal, 2013

Hubungan Persepsi Karyawan Tentang Efektivitas Komunikasi Organisasi Dengan Kepuasan Kerja Karyawan Pada PT. POS Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Tabel 3.4

Tabel Rekapitulasi Pengubahan Data Responden Skor item

1 2 3 4 ... n

1 2 3 4 ... N

Sumber ; Sugiyono (2005 ;87

4. Mengingat skala pengukuran dalam menjaring data penelitian ini seluruhnya di ukur dalam skala ordinal, yaitu skala yang berjenjang dimana sesuatu “lebih” atau “kurang” dari yang lain. Data yang di peroleh dari pengukuran skala ni disebut data yang berjenjang yang jarak antara satu data dengan data yang lain tidak sama ( Sugiyono, 2000 : 70 ). tetapi di lain pihak, pengolahan data dengan penerapan statistik premetrik mensyaratkan data Sekurang-kurangnya harus diukur dalam skala interval maka terlebih dahulu data skala ordinal tersebut ditransformasikan menjadi data interval dengan menggunakan metode Succesive Interval. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut

a. Menentukan banyaknya frekuensi (f)

b. Menghitung proporsi dengan rumus ; Pi=f/N

c. Menerapkan nilai Z yang di peroleh dari tabel kurva normal bakuMenghitung scala Value (SV) dengan rumus


(52)

88

Tarech Akmal, 2013

Hubungan Persepsi Karyawan Tentang Efektivitas Komunikasi Organisasi Dengan Kepuasan Kerja Karyawan Pada PT. POS Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu SV = Densitycat lower limit – Densty at upper limit Area Under upper Limit – Area Under lower limit

Berdasarkan langkah-langkah tersebut dapat di rangkum dalam tabeel sebagai berikut :

Tabel 3.5

Pengolahan data ordinal ke Interval

Kriteria /linear 1 2 3 4 5

Frekuensi Proporsi

Proporsi komulatif Nilai Z tabel Cale Value

Sumber sugiyono (2005 ; 87 )

5. Melakukananalisi deskriptif, yaitu mengolah data dari angket yatiu menggunakan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Menentukan jumlah skor kriterium ( SK ) dengan menggunakan rumus SK=STxJBxJR

b. Membandingkan jumlah skor hasil angket untuk variabel dengan jumlah skor kriterium variabel untuk mencari jumlah skor hasil dengan menggunakan rumus ∑ c. Membuat daerah kategori kriterium

Unruk melihat bagaimana gambaran tentang variabel secara keseluruhan yang di harapkan responden, maka penuli\s smenggunakan kategori sebagai berikut;


(53)

Tarech Akmal, 2013

Hubungan Persepsi Karyawan Tentang Efektivitas Komunikasi Organisasi Dengan Kepuasan Kerja Karyawan Pada PT. POS Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Tinggi = STxJBxJR

Sedang = SDxJBxJR Rendah = SRxJBxJR

d. Menentukan daerah kontinum variabel

6. Analisis regresi digunakan untuk menaksir variabel Y berdasarkan harga Variabel X yang diketahui, serta taksiran perubahan variable Y utnuk setiap perubahan varabel X

Analisi regresi yang digunakan aadalah regresi linear sederhana dengan bentuk persamaan ŷ = a +bX

Dimana : ŷ = Kepuasan Kerja karyawan

X = Persepsi Karyawan terhadap Komunikasi Organisasi

a = Harga Y bila X = 0 ( Harga Konstan)

b = Koefisisen regresi yang menunjukkan peningkatan ataru penurunan variabel dependen yang di dasarkan pada variabel independen. Bila b (=) maka naik, bila b (-) mka terjadi penurunan

Langkah-langkah yang dilakukan dalam analisi regresi sederhana adalah sebagai berikut ;

a. Mencari harga-harga yang akan digunakan dalam menghitung koefisien a dan b, yaitu ∑ ∑ ∑ ∑ ∑


(54)

90

Tarech Akmal, 2013

Hubungan Persepsi Karyawan Tentang Efektivitas Komunikasi Organisasi Dengan Kepuasan Kerja Karyawan Pada PT. POS Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

∑ ∑

∑ ∑ ∑

7. Analisi Korelasi

Setelah data yang terkumpul berhasil diubah menjadi data interval, Maka langkah selanjutnya adalah menghitung dengan menggunakan analisi korelasi yang bertujuan mencarui hubungan antara kedua variabel yang di telti. Hubungan dua variabel terdidi dari dua macam yaitu hubungan yang positidf dan hubungan yang negatif. Hubungan X dan Y dikatakan positif apabila kenaikan atau penurunan X pada umumnya di ikuti oleh kenaikan atau penurunan Y. Ukuran yang di pakai untuk mengetahu kuat ata tidaknya hubungan antara X dan Y di sebut koefisien korelasi (r). Nilai koefisien korelasi paling sedikit -1 dan paling besar ( -1 ≤ r ≥ 1 ) artinya jika

r = 1, hubungan antara X dan Y sepurna positif ( Mendekati 1, hubungan sangat kuat dan Positif)

r = 1, Hubungan X dan Y Sempurna dan negatif ( Mendekati -1, hubungan sangat kuat dan negatif )

r = 0, hubungan X dan Y lemah sekali atau tidak ada hubungan

Penentuan Koefisien korelasi (r) dalam penelitian ini menggunakan korelasi Pearson ( Pearsons product Moment Coefisient of Correlation)


(55)

Tarech Akmal, 2013

Hubungan Persepsi Karyawan Tentang Efektivitas Komunikasi Organisasi Dengan Kepuasan Kerja Karyawan Pada PT. POS Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Dalam hal ini adalah korelasi antara variabel Xi dan Y dengan menggunakan rumus sebagai berkut

∑ ∑ ∑

√{ ∑ ∑ }{ ∑ (∑ )}

3.6.2 Uji Hipotesis

Langkah terah=kir dari analisis data yaitu menguji hipotesi dengan tujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan yang cukup jelas dan dapat di percaya antara variabel X (Komunikasi Organisasi ) dengan variabel Y (Kepuasan Kerja), yang pada akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan penerimaan atau penolakan dari pada hipotesis yang telah di rumuskan. Rumus yang digunakan penulis untuk menguji hipotesis yaitu uji signifikasi Koefisien korelasi ( uji-t student ) yang di kemukakan oleh s=Sidney Siegel ( 1997 ; 263 ) . Adapun Perhitungannya adalah sebagai berikut :

Ketentuan dari pada uji t-student ini adalah

Ho : : Korelasi tidak berarti, artinya tidak dapat hubungan yang signifikan

Hi : : Korelasi berarti, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara variabel X dan variabel Y


(56)

92

Tarech Akmal, 2013

Hubungan Persepsi Karyawan Tentang Efektivitas Komunikasi Organisasi Dengan Kepuasan Kerja Karyawan Pada PT. POS Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Kriteria Penolakan Hipotesisinya adalah :

Tolah Hipotesis Ho jika t hitung ≥ t tabel berdasarkan taraf signifikasi 0,05 dengan drajat kebebasan (dk) = N-2 dalam hal lainnya hipotesis diterima.


(57)

Tarech Akmal, 2013

Hubungan Persepsi Karyawan Tentang Efektivitas Komunikasi Organisasi Dengan Kepuasan Kerja Karyawan Pada PT. POS Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Bedasarkan penelitian yang dilakukan pada karyawan PT. Pos Indonesia yang tergabung dalam Serikat pekerja Pos Indonesia untuk mengetahu hubungan antara Efektivitas Komunikasi Organisasi yang ditinjau dari persepsi karyawan dengan kepusan kerja karyawan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan indikator-indikator yang di rujuk penulis, pada dasarnya efektivitas komunikasi organisasi yang dilakukan antara serikat pekerja dengan perusahaan berada dalam kategori sedang. Namun, sebagian karyawan masih mempersepsikan secara negatif terhadap efektivitas komunikasi organisasi antara serikat pekerja dengan perusahaan. Artinya masih terdapat karyawan yang mempersepsikan bahwa komunikasi organisasi yang dilakukan antara serikat pekerja dan Perusahaan masih belum efektif. Hal ini terlihat pada masih terdapatnya beberapa indikator efektivitas komunikasi organisasi yang berada pada kategori rendah seperti terdapatnya karyawan yang mempersepsikan rendahnya kesesuaian antara pesan yang diterima dengan yang diharapkan, kenyamanan dalam komunikasi, kesepakatan yang dicapai antara perusahaan dan serikat pekerja, suasana saling pengertian yang tercipta antara serikat pekerja dan perusahaan, dan masih terdapat karyawan yang mempersepsikan bahwa


(58)

161

Tarech Akmal, 2013

Hubungan Persepsi Karyawan Tentang Efektivitas Komunikasi Organisasi Dengan Kepuasan Kerja Karyawan Pada PT. POS Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

rendahnya tingkat kesesuaian antara harapan dengan realisasi yang di lakukan perusahaan.

2. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa gambaran kepuasan kerja karyawan yang tergabung dalam serikat Pekerja Pos Indonesia pada PT. Pos Indonesia berada pada kategori sedang. Meskipun demikian masih terdapat sebagian karyawan yang memiliki tingkat kepuasn rendah bahkan sangat rendah di beberapa indikator kepuasan kerja. Diantaranya adalah kepuasan pada upah, Pengawasan, kesempatan promosi, Penghargaan yang diberikan oleh pihak perusahaan, Prestasi, Hubungan dengan atassan, kebebasan dalam berserikat, dan hubungan antara serikat pekerja dan perusahaan

3. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa efektivitas komunikasi organisasi yang ditinjau dari persepsi karyawan memiliki hubungan positif dengan kepuasan kerja karyawan Pada PT. Pos Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa semakin rendah tingkat efektivitas komunikasi organisasi yang dipersepsikan karyawan maka akan menurunkan kepuasan kerja karyawan, begitu juga sebaliknya.

5.2 Saran

Selain kesimpulan diatas, penulis juga mencoba mengemukakan beberapa saran yang dapat bermanfaat bagi perusahaan dalam meningkatkan kepuasan kerja karyawan khususnya bagi karyawan yang tergabung dalam serikat Pekerja Pos Indonesia.


(1)

163

dan perusahaan. Dimana adanya saling pengertian ini pada akhirnya akan menciptakan suatu iklim organisasi yang kondusif.

3. Dalam menciptakan kepuasan kerja karyawan beberapa hal yang harus diperhatikan oleh perusahaan adalah mengenai pengawasan, kesempatan promosi yang diberikan kepada karyawan, penghargaan kepada karyawan yang memiliki prestasi tinggi, menciptakan hubungan yang harmonis dengan atasan, kebebasan dalam berserikat, dan menciptakan suatu hubungan yang harmonis, dinamis dan berkeadilan antara serikat pekerja dan perusahaan.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmed, Tanzeer (2011), Relationship among superior-subordinate communication, Job satisfaction, and internal customer Satisfaction in higher education, Journal University of Texas-Pan American.

Anoraga, Pandji (1992). Psikologi Kepemimpinan . Jakarta ; Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsmi (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta ; PY. Rineka Cipta.

As’ad, Moh (2008). Psikologi Industri (edisi Ke-empat). Yogjakarta; Liberty. Davis & Newstrom (1990).Perilaku dalam Organisasi Jilid 1 . Jakarta ; Erlangga.

________________(1996).Perilaku dalam Organisasi Jilid 2 . Jakarta ; Erlangga.

Djatmiko, Yayat Hayati ( 2004), Perilaku Organisasi. Bandung : Alfabeta.

Fraser (1992). Stress & Kepuasan Kerja. Jakarta ; Pustaka Binaman Presindo.

Hasibuan, Malayu S.P (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia (Edisi Revisi). Jakarta : Bumi Aksara.

Kenneth N. Wexley & Gary A. Yukl (2005), Perilaku Organisasi dan Psikologi Personalia, Jakarta : Rineka Cipta

Masmuh, Andullah (2010), Komunikasi Organisasi Dalam Perspektif Teori dan Praktek. Malang ; UMM Press.

PT.Pos Indonesian dan SPPI (2011), Perjanjian Kerja Bersama Tahun 2011-2013. Bandung.


(3)

Raymond, dkk ( 2011). Manajemen Sumber Daya manusi Mencapai keunggulan bersaing (Edisi 6). Jakarta ; Salemba Empat.

Riduwan ( 2005). Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung ; Alfabeta.

Robbins, Stephen P ( 2008). Perilaku Organisasi (Edisi 12). Jakarta : Salemba Empat.

Siagian, Sondang P (2009). Kiat meningkatkan Produktivitas Kerja. Jakarta : Rineka Cipta.

Simajuntak, Payaman (2011). Manajemen Hubungan Industrial. Jakarta ; Lembaga Penerbit Universitas Indonesia.

Sudarmayanti ( 2009). Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja : Bandung : Mandar Maju.

Sumantr, Suryana. (2001). Perilaku Organisasi. Bandung ; Universitas Padjadjaran

Sugiyono (2004). Statistika Untuk Penelitian. Bandung ; Alfabeta.

________(2013), Statistika Untuk Penelitian, Bandung ; Alfabeta.

Sutrisni Edy (2010). Budaya Organisasi (edisi Pertama). Jakarta ; Kencana.

Tubbs & Moss (1996). Human Communication Prinsip-prinsip Dasar. Bandung ; Remaja Rosdakarya.

Walgito, Bimo (2010), Pengantar psikologi umum. Yogjakarta: ANDI

____________ (2003), Psikologi Sosial, Yogjakarta : ANDI


(4)

Sumber Internet :

http://www.internationaljournalofmanagement.co.uk/2012/2012-6.html#a1

www.posindonesia.co.id

http://surabayawebs.com/index.php/2012/06/24/9-tuntutan-serikat-pekerja-pos-indonesia-sppi-mentekadkan-aksi-unjuk-rasa-28-juni-2012/


(5)

GLOSARIUM

Hubungan Industrial : Hubungan antara semua pihak yang terkai atau yang berkepentingan atas proses produksi barang atau jasa di suatu perusahaan

Pekerja : Setiap penduduk dalam usia kerja yang melakukan kegiatan ekonomis, baik dalam hubungan kerja di perusahaan maupun diluar hubungan kerja seperti pekerja mandiri, pekerja keluarga, dan oekerja di sektor informal lainnya.

Perjanjian Kerja Bersama (PKB) : Kesepakatan atau perjanjian yang dicapai melalui perundingan antara wakil serikat pekerja dan wakil pengusaha di satu atau beberapa perusahaan mengenai hak dan kewajiban pekerja serta kewenangan dan kewajiban oengusaha.

Lembaga Bipartit : Forum komunikasi, konsultasi dan musyawarah atara wakil pekerja dan wakil pengusaha di perusahaan untuk membicarakan dan membahas masalah-maslah hubungan industrial dan kondisi kerja pada umumnya.

Lembaga Tripartit : forum bagi wakil-wakil ketiga unsur tripartit yaitu serikat pekerja, asosiasi pengusaha, dan pemerintah untuk saling tukar menukar informasi, berdialog, berkomunikasi, berkonsultasi, berunding dan mengambil kesebakatan bersama secara konsensus di bidang ketenagakerjaan termasuk hubungan industrial serta mengenai kebijakan ekonomi sosial pada umumnya.

Upah : imbalan yang diterima pekerja atas jasa kerja yang diberikannya dalam memproduksi barang atau jasa di perusahaan

Pemogokan : Upaya serikat pekerja untuk menekan dan memaksa pengusaha menerima tuntutan serikat pekerja

Organisasi : Proses kerjasama antara orang-orang yang tergabung dalam suatu wadah tertentu untuk mencapai tujuan bersama seperti yang telah ditetapkan secara bersama pula

Serikat pekerja/serikat buruh : adalah organisasi yang dibentuk dari, oleh, dan untukpekerja/buruh baik di perusahaan maupun di luar perusahaan, yang bersifat bebas,terbuka, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab guna


(6)

memperjuangkan,membela serta melindungi hak dan kepentingan pekerja/buruh serta meningkatkan kesejahteraan pekerja/buruh dan keluarganya

KPI ( Key Performance Indicator) : adalah suatu performance metric yang secara jelas terkait dengan sasaran strategis organisasi yang mampu mendorong organisasi menerjemahkan strateginya ke dalam terminologi yang bisa dihitung.

Kinerja : Hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum, dan sesuai dengan moral maupun etika

Persepsi : Suatu Proses yang didahului oleh proses penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera atau juga disebut proses sensoris.