Peranan ukuran panen ikan lele dumbo Clarias sp. dalam peningkatan penerimaan pembudidaya
PERANAN UKURAN PANEN IKAN LELE DUMBO Clarias sp.
DALAM PENINGKATAN PENERIMAAN PEMBUDIDAYA
RIAN PRADIATMA
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
ABSTRAK
RIAN PRADIATMA. Peranan ukuran panen ikan lele dumbo Clarias sp. dalam
peningkatan penerimaan pembudidaya. Dibimbing oleh YANI HADIROSEYANI
dan TATAG BUDIARDI.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja produksi dan usaha
budidaya intensif ikan lele pada ukuran panen 10, 8, dan 6 ekor/kg. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa produktivitas terbaik pada ketiga ukuran panen
tersebut yaitu pada pemanenan 10 ekor/kg yang memiliki nilai derajat
kelangsungan hidup tertinggi yaitu 77%, laju pertumbuhan harian tertinggi yaitu
4%, dan konversi pakan yang terbaik yaitu 1,07%. Dalam analisis usaha juga
diketahui bahwa pada ukuran panen 10 ekor/kg merupakan ukuran panen yang
ideal baik secara bioteknis maupun bioekonomi, yang dapat dilihat dari margin
keuntungan per tahunnya yaitu Rp 187.061.217, nilai R/C mencapai 1,17 dan
waktu pengembalian investasi yang relatif cepat yaitu 0,13 tahun. Dilihat dari segi
produktivitas pemanenan dengan ukuran panen 10 ekor/kg lebih produktif
dibandingkan dengan pemanenan ukuran panen 8 dan 6 ekor/kg. Dari segi usaha,
pemanenan ukuran panen 10 ekor/kg lebih menguntungkan dan lebih efisien
dibandingkan dengan pemanenan ukuran panen 8 dan 6 ekor/kg. Keuntungan
dalam usaha ikan lele ukuran 10 ekor/kg ini disebabkan harga jual yang paling
tinggi dibandingkan dengan ukuran lainnya.
Kata-kata kunci: ikan lele, produktivitas, efisiensi, ukuran panen
ABSTRACT
RIAN PRADIATMA. The role of harvest size of dumbo catfish Clarias sp. on
improving the revenue of the fish farmers. Supervised by YANI
HADIROSEYANI and TATAG BUDIARDI.
This study aims to analyze production performance in intensive cultivation
of catfish with harvest size of 10, 8, and 6 fish/kg. The results showed that the
best productivity in the those harvest size was the harvesting size of 10 fish/kg
which has a highest survival rate at 77%, the highest daily growth rate was 4%,
and the best feed conversion ratio was 1,07%. In the business analysis is also
known that the harvest size 10 fish/kg was an ideal harvest size both biotechnic
and bioeconomy, which can be seen from the annual profit margin at Rp
187.061.217, the high value of R/C was 1,17 and a return on investment was
relatively quickly i.e. 0,13 years. In terms of productivity, harvesting size of 10
fish/kg more higher than harvesting size of 8 and 6 fish/kg. In terms of business,
the harvest size of 10 fish/kg more profitable and more efficient than the harvest
size of 8 and 6 fish/kg. Higher revenue of size 10 fish/kg was affected by the
highest selling price in the market.
Key words: catfish, productivity, efficiency, standard of harvest
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Peranan ukuran panen
ikan lele dumbo Clarias sp. dalam peningkatan penerimaan pembudidaya” adalah
benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan
dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di
bagian akhir disertasi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Maret 2013
Rian Pradiatma
NIM C14070043
PERANAN UKURAN PANEN IKAN LELE DUMBO Clarias sp.
DALAM PENINGKATAN PENERIMAAN PEMBUDIDAYA
RIAN PRADIATMA
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan
pada
Departemen Budidaya Perairan
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
: Peranan ukuran panen ikan lele dumbo Clarias sp. dalam
peningkatan penerimaan pembudidaya
Nama
: Rian Pradiatma
NIM
: C14070043
Program Studi : Teknologi dan manajemen perikanan budidaya
Judul Skripsi
Disetujui oleh
Ir Yani Hadiroseyani MM
Pembimbing I
Dr Ir Tatag Budiardi MSi
Pembimbing II
Diketahui oleh
Dr Ir Sukenda MSc
Ketua Departemen
Tanggal Lulus: 1 Maret 2013
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan April 2011 ini ialah ukuran
panen, dengan judul Peranan Ukuran Panen Ikan Lele Dumbo Clarias sp. dalam
Peningkatan Penerimaan Pembudidaya.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Ir. Yani Hadiroseyani, M.M. dan
Bapak Dr. Ir. Tatag Budiardi, M.Si. selaku pembimbing, Bapak Dr. Ir. Sukenda,
M.Sc. selaku Ketua Departemen Budidaya Perairan, serta Ibu Dr. Ir. Dinar Tri
Soelistyowati, DEA. selaku pembimbing akademik. Ungkapan terima kasih juga
disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih
sayangnya, Dimas Budiman dan Aulia Nugroho sebagai teman perjuangan selama
penelitian, Shinta Kusumastuti yang telah memberikan motivasi, kasih sayang dan
membantu penulis, Pembaruan Siregar, Fajar Adi Pratama, Hedra Akhrari, Sofi
Ana dan Indra yang telah membantu penulis, seluruh staf pengajar dan staf tata
usaha Departemen BDP, teman-teman sistekers, teman-teman di IONA yang telah
membantu. Tidak lupa ucapan terima kasih juga ditujukan kepada Bapak Aken,
sebagai pemilik CV. Jumbo Bintang Lestari dan Bapak Saad ketua kelompok tani
yang telah menyediakan tempat untuk melakukan penelitian, dan seluruh temanteman BDP 44.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Maret 2013
Rian Pradiatma
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL ...............................................................................
DAFTAR GAMBAR ...........................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................
PENDAHULUAN ...............................................................................
Latar Belakang ................................................................................
Tujuan Penelitian ............................................................................
BAHAN DAN METODE ....................................................................
Waktu dan Lokasi Penelitian ...........................................................
Rancangan Penelitian ......................................................................
Parameter Uji ..................................................................................
Derajat Kelangsungan Hidup (Survival rate, SR)................ .........
Laju Pertumbuhan Harian ...........................................................
Feed Conversion Ratio (FCR) .....................................................
Koefisien Keragaman Bobot .......................................................
Pemeliharaan Ikan ...........................................................................
Persiapan Wadah .........................................................................
Penebaran ....................................................................................
Pemberian Pakan .........................................................................
Pencegahan Penyakit ...................................................................
Pengambilan Contoh ...................................................................
Panen ..........................................................................................
Jenis dan Sumber Data ....................................................................
Analisis Usaha.................................................................................
Analisis Pendapatan Usaha .........................................................
Revenue Cost Ratio (R/C Ratio) ..................................................
Payback Periode (PP) .................................................................
Break Even Point (BEP) .............................................................
Harga Pokok Produksi (HPP) ......................................................
Analisis Data ...................................................................................
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................
Hasil.................................................................................................
Derajat Kelangsungan Hidup (Survival rate, SR) .......................
Laju Pertumbuhan Harian ..........................................................
Feed Conversion Ratio (FCR) ...................................................
Koefisien Keragaman Bobot ......................................................
Efisiensi Ekonomi .....................................................................
Pembahasan......................................................................................
SIMPULAN DAN SARAN .................................................................
Simpulan ..........................................................................................
Saran ................................................................................................
vi
vi
vi
1
1
2
2
2
2
3
3
3
3
4
4
4
5
5
5
5
6
6
6
7
7
7
7
7
8
8
8
9
9
9
10
10
12
15
15
15
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................
LAMPIRAN ...............................................................................................
RIWAYAT HIDUP ....................................................................................
15
17
25
DAFTAR TABEL
1. Nilai kinerja produksi ikan lele dengan ukuran yang berbeda ...................... 8
2. Rataan hasil panen ikan lele ukuran 10, 8 dan 6 ekor/kg dan penerimaan per
tahun .......................................................................................................... 11
3. Analisis usaha pada pemeliharaan ikan lele sampai ukuran 10, 8 dan
6 ekor/kg ................................................................................................... 11
DAFTAR GAMBAR
1. Pertumbuhan bobot rata-rata ikan lele dumbo Clarias sp. per ekor tiap
minggu ....................................................................................................... 9
2. Koefisien keragaman bobot pada pemeliharaan ikan lele dumbo Clarias
sp. sampai ukuran panen 10, 8 dan 6 ekor/kg. ............................................. 10
DAFTAR LAMPIRAN
1. Data survival rate (SR) ikan lele dumbo Clarias sp ....................................
2. Analisis ragam (ANOVA) untuk nilai SR ...................................................
3. Jumlah konsumsi pakan (JKP) ikan lele dumbo Clarias sp perlakuan
perbedaan ukuran panen .............................................................................
4. Data laju pertumbuhan harian (LPH) ikan lele dumbo Clarias sp.
perlakuan perbedaan ukuran panen .............................................................
5. Analisis ragam (ANOVA) untuk nilai LPH ................................................
6. Analisis ragam (ANOVA) untuk jumlah biomassa panen ...........................
7. Analisis ragam (ANOVA) untuk total penerimaan .....................................
8. Analisis ragam (ANOVA) untuk nilai FCR ................................................
9. Data koefisien keragaman bobot ikan lele dumbo Clarias sp.
perlakuan perbedaan ukuran panen ...........................................................
10. Analisis ragam (ANOVA) untuk nilai koefisien keragaman bobot ............
11. Biaya Investasi ..........................................................................................
12. Biaya tetap perlakuan pemanenan ukuran 10 ekor/kg ................................
13. Biaya tetap perlakuan pemanenan ukuran 8 ekor/kg ..................................
14. Biaya tetap perlakuan pemanenan ukuran 6 ekor/kg ..................................
15. Biaya variabel perlakuan pemanenan ukuran 10 ekor/kg ...........................
16. Biaya variabel perlakuan pemanenan ukuran 8 ekor/kg .............................
17. Biaya variabel perlakuan pemanenan ukuran 6 ekor/kg .............................
18. Rataan hasil panen perlakuan pemanenan ukuran 10, 8, dan
6 ekor/kg per tahun ...................................................................................
17
17
17
18
19
19
20
20
21
21
22
23
23
23
23
24
24
24
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Peningkatan jumlah penduduk, pendapatan dan perubahan pola hidup
masyarakat menyebabkan permintaan terhadap ikan konsumsi di dalam maupun
luar negeri semakin bertambah. Peningkatan permintaan pasar mendorong para
pembudidaya untuk meningkatkan produksi dan keuntungan yang maksimal.
Keadaan ini membuat para petani dan pembeli memiliki pilihan penjualan dan
pembelian ikan dengan ukuran yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan.
Namun, yang dihadapi oleh para pembudidaya ikan yaitu ukuran panen yang tidak
linier dengan harga sehingga para pembudidaya harus cermat dalam menentukan
ukuran panen untuk memperoleh keuntungan yang maksimal. Peningkatan
permintaan ikan lele saat ini tidak lepas dari manajemen teknik budidaya, yaitu
dengan cara melakukan pemanenan dengan ukuran panen yang berbeda-beda,
bergantung pada kebutuhan konsumen. Perbedaan ukuran panen juga akan
menentukan harga pasar ikan lele dan jumlah daging ikan lele yang akan
dikonsumsi. Data permintaan ikan lele untuk daerah Jabodetabek mencapai 150
ton ikan lele per harinya (Muhammad, 2010). Seiring keputusan Kementerian
Kelautan dan Perikanan (KKP) akan menargetkan produksi ikan lele pada 2014
meningkat sebesar 450%, yakni dari 200.000 ton per tahun menjadi 900.000 ton
per tahun, maka terbuka peluang peningkatan produksi budidaya ikan lele untuk
meningkatkan penerimaan bagi pembudidaya.
Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang sudah
dibudidayakan secara komersial oleh masyarakat Indonesia terutama di Pulau
Jawa. Budidaya ikan lele berkembang pesat dikarenakan dapat dibudidayakan di
lahan dan sumber air yang terbatas dengan padat tebar tinggi, teknologi budidaya
relatif mudah dikuasai oleh masyarakat, pemasarannya relatif mudah dan modal
usaha yang dibutuhkan relatif rendah.
Budidaya ikan lele merupakan kegiatan produksi untuk menghasilkan ikan
lele konsumsi dengan tujuan mendapatkan keuntungan maksimum dengan biaya
minimum. Kinerja usaha pembesaran ikan lele dipengaruhi oleh faktor produksi
antara lain benih, pakan, air dan kolam. Pencapaian keuntungan maksimum
dengan biaya minimum dapat dicapai apabila penggunaan input (faktor produksi)
digunakan secara optimal seperti penggunaan benih unggul, pakan yang
berkualitas, kualitas air yang ideal. Soekartawi (1994) dalam Wahyuni S (2008)
menyatakan bahwa faktor produksi sangat menentukan besar kecilnya produksi
yang diperoleh. Hal ini menunjukkan bahwa apabila faktor produksi tidak
digunakan secara optimal maka produksi yang dihasilkan tidak maksimal dan
pada akhirnya dapat mempengaruhi keuntungan yang diperoleh. Dengan
melakukan pemanenan yang maksimum sesuai dengan prinsip budidaya yaitu
melakukan pemanenan pada saat laju pertumbuhan maksimum dengan melihat
nilai efisiensi pemakaian biaya diharapkan dapat meningkatkan keuntungan yang
diperoleh petani. Untuk menentukan apakah penggunaan faktor produksi perlu
2
ditambah atau dikurangi diperlukan analisis skala ekonomi terhadap kegiatan
budidaya tersebut.
Analisis terhadap skala ekonomi perlu dilakukan agar pembudidaya dapat
mengevaluasi kinerja usaha budidaya ikan lele secara ekonomi. Dengan demikian,
pembudidaya dapat memutuskan apakah faktor produksi dari usaha budidaya yang
dijalankannya perlu ditambah atau dikurangi untuk memperoleh keuntungan
maksimum. Petani pada umumnya memproduksi ikan lele dengan ukuran panen
10 ekor/kg tetapi di pasar-pasar tertentu juga menyediakan ukuran panen yang
beragam. Dengan beragamnya pasar ikan lele yang ada maka dapat memberikan
prospek bagi para pembudidaya terhadap peningkatan penerimaan pembudidaya
ikan lele.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja produksi ikan lele pada
ukuran panen 10, 8, dan 6 ekor/kg pada sistem budidaya intensif, membandingkan
ukuran panen ikan lele dari segi produktivitas, serta menghitung analisis usaha
dari kegiatan usaha ikan lele pada tiga ukuran panen di Gunung Sindur,
Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor.
METODE
Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan mulai 6 April sampai 2 Juli 2011. Perlakuan dan
pemeliharaan ikan dilaksanakan di CV. Jumbo Bintang Lestari (JBL) Gunung
Sindur, Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor.
Rancangan Penelitian
Penelitian dilakukan menggunakan rancangan acak lengkap dengan tiga
perlakuan dan masing-masing perlakuan menggunakan tiga ulangan sesuai dengan
Steel dan Torrie (1995), yaitu:
1) Perlakuan A dengan pemanenan ukuran 10 ekor/kg
2) Perlakuan B dengan pemanenan ukuran 8 ekor/kg
3) Perlakuan C dengan pemanenan ukuran 6 ekor/kg
3
Parameter Uji
Derajat Kelangsungan Hidup (Survival rate, SR)
Derajat kelangsungan hidup atau survival rate (SR) adalah nilai
perbandingan antara jumlah ikan yang hidup di akhir pemeliharaan dengan jumlah
pada awal pemeliharaan. Perhitungan SR menggunakan persamaan yang
dinyatakan oleh Goddard (1996) yaitu sebagai berikut:
SR =
x 100%
Keterangan :
Nt = jumlah ikan akhir pemeliharaan
No = Jumlah ikan awal pemeliharaan
Jumlah ikan yang hidup dihitung dengan cara mengurangi ikan yang ditebar
pada awal penebaran dengan ikan yang mati. Jumlah ikan yang mati dihitung dari
ikan yang mati setiap hari dan dijumlahkan selama seminggu. Pada waktu panen,
jumlah ikan dihitung satu persatu sebelum ditimbang.
Laju Pertumbuhan Harian
Laju pertumbuhan harian ikan lele dihitung berdasarkan persamaaan
Huisman (1989) yaitu sebagai berikut:
LPH =
- 1 x 100 %
Keterangan :
LPH = Laju pertumbuhan harian (%/hari)
Wt = Bobot rata-rata ikan pada hari ke-t (g)
Wo = Bobot rata-rata ikan pada hari ke-0 (g)
t = Waktu (hari)
Bobot rata-rata ikan ditimbang menggunakan timbangan digital setiap
minggu. Ikan diambil sebanyak 30 ekor per kolam secara acak dari bagian yang
berbeda-beda di setiap kolam.
Feed Conversion Ratio (FCR)
Menurut Effendy (2004), FCR adalah suatu ukuran yang menyatakan rasio
jumlah pakan yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 kg ikan kultur. Semakin
besar nilai FCR, maka semakin semakin banyak pakan yang dibutuhkan untuk
memproduksi 1 kg ikan daging kultur. FCR dapat dihitung dengan menggunakan
rumus:
FCR =
x 100%
4
Keterangan :
Wo = Biomassa ikan awal (g).
Wt = Biomassa ikan akhir (g).
Wd = Biomassa ikan yang mati (g).
F = Jumlah pakan yang diberikan (g).
Jumlah pakan yang diberikan dihitung dengan cara menimbang sisa pakan per
karung (30 kg) yang diberi tiap hari per kolam.
Koefisien Keragaman Bobot
Variasi ukuran dalam penelitian ini berupa variasi panjang ikan, yang
dinyatakan dalam koefisien keragaman. Keragaman nilai ini merupakan
persentase dari simpangan baku panjang ikan contoh terhadap nilai tengahnya
dengan rumus :
KK =
x 100% (Steel dan Torrie,1982)
Keterangan:
KK = Koefisien keragaman
S = Simpangan baku
Y = Rata-rata contoh
Pemeliharaan Ikan
Pemeliharaan ikan yang dilakukan antara perlakuan 1, perlakuan 2, dan
perlakuan 3 memiliki kesamaan antara lain yaitu penebaran, sampling, tetapi masa
pemeliharaan yang berbeda. Pada perlakuan pemanenan ukuran 10 ekor/kg waktu
yang dibutuhkan 6 minggu, pada perlakuan pemanenan 8 ekor/kg waktu yang
dibutuhkan adalah 8 minggu, pada perlakuan pemanenan 6 ekor/kg waktu yang
dibutuhkan adalah 10 minggu.
Persiapan wadah
Wadah yang digunakan berupa kolam tanah dengan ukuran 16 m x 7,5 m x
1,5 m sebanyak 3 kolam dengan air yang tetap (stagnan water). Persiapan wadah
terlebih dahulu dilakukan sebelum benih ikan lele ditebar ke kolam pembesaran.
Persiapan wadah terdiri dari pengolahan tanah, perbaikan pematang dan pengisian
air. Pengolahan tanah dilakukan dengan cara mengangkat lumpur dan sisa pakan
yang terdapat di dasar kolam ke pematang dan membalik tanah dasar. Pematang
yang digunakan berupa tumpukan karung yang diisi tanah kemudian dipadatkan,
pembentukan pematang bertujuan agar ikan lele tidak melubangi tanah dan
mencegah rusaknya pematang. Pengisian kolam menggunakan air yang berasal
dari sumur bor. Kolam pemeliharaan dibiarkan ditumbuhi tanaman eceng gondok,
5
tanaman ini berfungsi untuk mengurangi amoniak yang tinggi akibat tidak adanya
pergantian air dan mengurangi fluktuasi suhu.
Penebaran
Benih ikan lele yang ditebar berukuran 12-13 cm dengan bobot awal ratarataikan 14,82 ± 2,19 gram pada tingkat padat penebaran 120 ekor/m3. Benih yang
digunakan berasal dari daerah Kampung Lele, Desa Babakan, Kabupaten Bogor.
Sebelum benih ditebar ke kolam pemeliharaaan, benih yang baru tiba terlebih
dahulu dimasukkan ke dalam kolam sortir selama 1-2 hari. Benih diangkut
menggunakan drum plastik dari kolam sortir ke kolam pemeliharaan. Selanjutnya
benih ditebar di kolam pemeliharaan. Penebaran benih dilakukan pada pagi hari.
Pemberian pakan
Pemberian pakan diberikan dari awal tebar sampai ikan siap panen ukuran
6-10 ekor/kg. Ukuran pelet yang digunakan yaitu 2 mm. Pelet diberikan sebanyak
2 kali sehari yaitu pagi dan sore secara at satiation (sekenyangnya). Kadar protein
pada pelet yang digunakan sebesar 32%.
Ikan yang baru masuk ke kolam tidak diberi pakan selama 1-2 hari karena
ikan masih stres, ikan dibiarkan memakan pakan alami yang ada di kolam. Setelah
itu, ikan dapat diberi pakan yang direndam air selama 15 menit agar ikan mudah
mencerna pakan yang diberikan dan dapat terbiasa memakan pakan. Setelah itu,
pemberian pakan dapat langsung dilakukan tanpa perendaman air sampai ikan
panen. Sehari sebelum panen, ikan tidak diberi pakan untuk mencegah stres saat
pengangkutan.
Pencegahan Penyakit
Pemberian obat dan vitamin dilakukan ketika nafsu makan ikan berkurang
dan terdapat gejala-gejala terserang penyakit. Pemberian dilakukan dengan cara
vitamin dan obat dilarutkan ke dalam air dengan perbandingan 1:1, setiap 1 kg
pakan dengan 1 gelas air, kemudian direndam selama beberapa menit setelah itu
pakan dapat diberikan ke ikan lele.
Pengambilan Contoh
Pengambilan contoh ikan sebanyak 30 ekor per kolam dilakukan setiap 7
hari sekali. Ikan diambil secara acak dari kolam menggunakan serokan kemudian
ikan dimasukkan ke dalam ember berukuran sedang. Ikan kemudian ditimbang
bobotnya dan diukur panjangnya. Setelah itu ditimbang seberat 1 kg, kemudian
jumlah ikan dalam 1 kg dihitung.
6
Panen
Panen yang dilakukan saat bobot rata-rata ikan mencapai ukuran 10 ekor/kg
(perlakuan 1), 8 ekor/kg (perlakuan 2), dan 6 ekor/kg (perlakuan 3). Sehari
sebelum pemanenan ikan dipuasakan terlebih dahulu agar ikan tidak
memuntahkan pakan saat pengangkutan dan mencegah mengurangi kematian.
Panen dilakukan pada pagi atau sore hari. Kolam pemeliharaan disurutkan
menggunakan pompa selama 2-3 jam dan air bekas pemeliharaan dibuang ke
saluran air. Pada saat penyurutan air dilakukan juga pemanenan dengan
menggunakan jaring untuk menghemat waktu. Setelah kolam surut, ikan lele akan
berkumpul di sudut kolam yang rendah atau di kamalir, pemanenan dapat
dilakukan dengan menyerok ikan dan kemudian dimasukkan ke dalam drum
plastik yang dibagi 2 untuk kemudian diangkut ke wadah penyortiran. Wadah
penyortiran berupa terpal yang pinggirnya dibatasi dengan kayu atau paralon 2
inci. Ikan disortir dan dimasukkan ke kolam penampungan sementara, diserok dan
ditimbang bobotnya, kemudian ikan dimasukkan ke dalam drum plastik dan siap
untuk ditransportasikan.
Jenis dan Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, yaitu data
primer dan data sekunder. Data primer didapat melalui pengamatan secara
langsung di lapangan
dengan
metode
wawancara
dan
pengisian
kuesioner. Data yang dikumpulkan meliputi karakteristik pembudidaya, teknis
produksi, input dan output produksi, penerimaan, biaya investasi, biaya
variabel, biaya tetap, dan penyusutan. Data sekunder dalam penelitian ini
diperlukan sebagai penunjang data primer yang telah didapatkan. Data sekunder
diperoleh melalui informasi dari instansi dan lembaga terkait seperti
Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Analisis Usaha
Analisis usaha merupakan bagian dari analisis finansial yang
digunakan untuk menghitung besarnya keuntungan yang diperoleh dari suatu
kegiatan usaha dalam waktu satu tahun. Analisis usaha ini terdiri dari analisis
pendapatan usaha, analisis imbangan penerimaan dan biaya (R/C), analisis
payback period (PP), dan analisis break even point (BEP).
7
Analisis Pendapatan Usaha
Analisis ini bertujuan untuk menghitung keuntungan yang diperoleh dari
usaha yang dilakukan dengan rumus (Lipsey dan Richard 1995):
Keuntungan = Total Penerimaan-Total Biaya
Revenue Cost Ratio (R/C Ratio)
Nilai R/C Ratio digunakan untuk melihat besarnya uang yang akan
dihasilkan jika menanamkan modal sebesar Rp 1 (Rahardi et al., 1998). R/C Ratio
dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
R/C = Penerimaan total/Biaya total
Payback Periode
Analisis waktu pengembalian modal bertujuan untuk mengetahui waktu
yang diperlukan untuk mengembalikan biaya investasi yang telah dikeluarkan
dalam suatu usaha (Martin, 1991):
PP = (Total Investasi)/(keuntungan per tahun) x 1 tahun
Break Even Point (BEP)
BEP digunakan untuk mencari kapan waktu untuk mencapai titik impas.
BEP terdiri dari BEP harga dan BEP produksi (Martin, 1991), yaitu:
a) BEP penerimaan menunjukkan bahwa produksi dikatakan impas jika
memperoleh penerimaan sebesar nominal tertentu, yang dihitung
menggunakan rumus:
BEP (Rp) =
b) BEP unit menunjukkan bahwa produksi dikatakan impas jika telah melakukan
penjualan sebesar jumlah ikan (kg) tertentu, yang dihitung menggunakan
rumus:
BEP (kg) =
Harga Pokok Produksi
Harga pokok produksi (HPP) merupakan nilai atau biaya yang dikeluarkan untuk
memproduksi 1 unit produk (Rahardi et al., 1998), yang dihitung
menggunakan rumus:
HPP =
8
Analisis Data
Analisis data menggunakan program MS. Excel 2007 dan SPSS 16.0 yang
meliputi:
1) Analisis ragam (ANOVA) dengan uji F pada selang kepercayaan 95%,
digunakan untuk menentukan apakah perlakuan berpengaruh nyata terhadap
derajat kelangsungan hidup (SR), laju pertumbuhan harian (LPH), konversi
pakan (FCR). Apabila berpengaruh nyata, untuk melihat perbedaan antar
perlakuan diuji lanjut dengan menggunakan uji Tukey.
2) Analisis deskripsi kuantitatif, digunakan untuk mendiskripsikan efisiensi
ekonomi kelayakan media pemeliharaan bagi kehidupan benih ikan lele selama
penelitian yang disajikan dalam bentuk tabel dan gambar.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Hasil pembudidayaan ikan lele dalam sistem intensif dengan perlakuan
ukuran panen 10, 8, dan 6 ekor/kg dirinci pada Tabel 1. Dari tabel tersebut
diketahui bahwa perlakuan pemanenan ukuran panen 10, 8, dan 6 ekor/kg tidak
memberikan pengaruh berbeda nyata (P>0,05) terhadap nilai survival rate (SR)
dan koefisien keragaman bobot. Namun perlakuan tersebut memberikan pengaruh
yang berbeda nyata (P
DALAM PENINGKATAN PENERIMAAN PEMBUDIDAYA
RIAN PRADIATMA
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
ABSTRAK
RIAN PRADIATMA. Peranan ukuran panen ikan lele dumbo Clarias sp. dalam
peningkatan penerimaan pembudidaya. Dibimbing oleh YANI HADIROSEYANI
dan TATAG BUDIARDI.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja produksi dan usaha
budidaya intensif ikan lele pada ukuran panen 10, 8, dan 6 ekor/kg. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa produktivitas terbaik pada ketiga ukuran panen
tersebut yaitu pada pemanenan 10 ekor/kg yang memiliki nilai derajat
kelangsungan hidup tertinggi yaitu 77%, laju pertumbuhan harian tertinggi yaitu
4%, dan konversi pakan yang terbaik yaitu 1,07%. Dalam analisis usaha juga
diketahui bahwa pada ukuran panen 10 ekor/kg merupakan ukuran panen yang
ideal baik secara bioteknis maupun bioekonomi, yang dapat dilihat dari margin
keuntungan per tahunnya yaitu Rp 187.061.217, nilai R/C mencapai 1,17 dan
waktu pengembalian investasi yang relatif cepat yaitu 0,13 tahun. Dilihat dari segi
produktivitas pemanenan dengan ukuran panen 10 ekor/kg lebih produktif
dibandingkan dengan pemanenan ukuran panen 8 dan 6 ekor/kg. Dari segi usaha,
pemanenan ukuran panen 10 ekor/kg lebih menguntungkan dan lebih efisien
dibandingkan dengan pemanenan ukuran panen 8 dan 6 ekor/kg. Keuntungan
dalam usaha ikan lele ukuran 10 ekor/kg ini disebabkan harga jual yang paling
tinggi dibandingkan dengan ukuran lainnya.
Kata-kata kunci: ikan lele, produktivitas, efisiensi, ukuran panen
ABSTRACT
RIAN PRADIATMA. The role of harvest size of dumbo catfish Clarias sp. on
improving the revenue of the fish farmers. Supervised by YANI
HADIROSEYANI and TATAG BUDIARDI.
This study aims to analyze production performance in intensive cultivation
of catfish with harvest size of 10, 8, and 6 fish/kg. The results showed that the
best productivity in the those harvest size was the harvesting size of 10 fish/kg
which has a highest survival rate at 77%, the highest daily growth rate was 4%,
and the best feed conversion ratio was 1,07%. In the business analysis is also
known that the harvest size 10 fish/kg was an ideal harvest size both biotechnic
and bioeconomy, which can be seen from the annual profit margin at Rp
187.061.217, the high value of R/C was 1,17 and a return on investment was
relatively quickly i.e. 0,13 years. In terms of productivity, harvesting size of 10
fish/kg more higher than harvesting size of 8 and 6 fish/kg. In terms of business,
the harvest size of 10 fish/kg more profitable and more efficient than the harvest
size of 8 and 6 fish/kg. Higher revenue of size 10 fish/kg was affected by the
highest selling price in the market.
Key words: catfish, productivity, efficiency, standard of harvest
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Peranan ukuran panen
ikan lele dumbo Clarias sp. dalam peningkatan penerimaan pembudidaya” adalah
benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan
dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di
bagian akhir disertasi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Maret 2013
Rian Pradiatma
NIM C14070043
PERANAN UKURAN PANEN IKAN LELE DUMBO Clarias sp.
DALAM PENINGKATAN PENERIMAAN PEMBUDIDAYA
RIAN PRADIATMA
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan
pada
Departemen Budidaya Perairan
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
: Peranan ukuran panen ikan lele dumbo Clarias sp. dalam
peningkatan penerimaan pembudidaya
Nama
: Rian Pradiatma
NIM
: C14070043
Program Studi : Teknologi dan manajemen perikanan budidaya
Judul Skripsi
Disetujui oleh
Ir Yani Hadiroseyani MM
Pembimbing I
Dr Ir Tatag Budiardi MSi
Pembimbing II
Diketahui oleh
Dr Ir Sukenda MSc
Ketua Departemen
Tanggal Lulus: 1 Maret 2013
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan April 2011 ini ialah ukuran
panen, dengan judul Peranan Ukuran Panen Ikan Lele Dumbo Clarias sp. dalam
Peningkatan Penerimaan Pembudidaya.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Ir. Yani Hadiroseyani, M.M. dan
Bapak Dr. Ir. Tatag Budiardi, M.Si. selaku pembimbing, Bapak Dr. Ir. Sukenda,
M.Sc. selaku Ketua Departemen Budidaya Perairan, serta Ibu Dr. Ir. Dinar Tri
Soelistyowati, DEA. selaku pembimbing akademik. Ungkapan terima kasih juga
disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih
sayangnya, Dimas Budiman dan Aulia Nugroho sebagai teman perjuangan selama
penelitian, Shinta Kusumastuti yang telah memberikan motivasi, kasih sayang dan
membantu penulis, Pembaruan Siregar, Fajar Adi Pratama, Hedra Akhrari, Sofi
Ana dan Indra yang telah membantu penulis, seluruh staf pengajar dan staf tata
usaha Departemen BDP, teman-teman sistekers, teman-teman di IONA yang telah
membantu. Tidak lupa ucapan terima kasih juga ditujukan kepada Bapak Aken,
sebagai pemilik CV. Jumbo Bintang Lestari dan Bapak Saad ketua kelompok tani
yang telah menyediakan tempat untuk melakukan penelitian, dan seluruh temanteman BDP 44.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Maret 2013
Rian Pradiatma
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL ...............................................................................
DAFTAR GAMBAR ...........................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................
PENDAHULUAN ...............................................................................
Latar Belakang ................................................................................
Tujuan Penelitian ............................................................................
BAHAN DAN METODE ....................................................................
Waktu dan Lokasi Penelitian ...........................................................
Rancangan Penelitian ......................................................................
Parameter Uji ..................................................................................
Derajat Kelangsungan Hidup (Survival rate, SR)................ .........
Laju Pertumbuhan Harian ...........................................................
Feed Conversion Ratio (FCR) .....................................................
Koefisien Keragaman Bobot .......................................................
Pemeliharaan Ikan ...........................................................................
Persiapan Wadah .........................................................................
Penebaran ....................................................................................
Pemberian Pakan .........................................................................
Pencegahan Penyakit ...................................................................
Pengambilan Contoh ...................................................................
Panen ..........................................................................................
Jenis dan Sumber Data ....................................................................
Analisis Usaha.................................................................................
Analisis Pendapatan Usaha .........................................................
Revenue Cost Ratio (R/C Ratio) ..................................................
Payback Periode (PP) .................................................................
Break Even Point (BEP) .............................................................
Harga Pokok Produksi (HPP) ......................................................
Analisis Data ...................................................................................
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................
Hasil.................................................................................................
Derajat Kelangsungan Hidup (Survival rate, SR) .......................
Laju Pertumbuhan Harian ..........................................................
Feed Conversion Ratio (FCR) ...................................................
Koefisien Keragaman Bobot ......................................................
Efisiensi Ekonomi .....................................................................
Pembahasan......................................................................................
SIMPULAN DAN SARAN .................................................................
Simpulan ..........................................................................................
Saran ................................................................................................
vi
vi
vi
1
1
2
2
2
2
3
3
3
3
4
4
4
5
5
5
5
6
6
6
7
7
7
7
7
8
8
8
9
9
9
10
10
12
15
15
15
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................
LAMPIRAN ...............................................................................................
RIWAYAT HIDUP ....................................................................................
15
17
25
DAFTAR TABEL
1. Nilai kinerja produksi ikan lele dengan ukuran yang berbeda ...................... 8
2. Rataan hasil panen ikan lele ukuran 10, 8 dan 6 ekor/kg dan penerimaan per
tahun .......................................................................................................... 11
3. Analisis usaha pada pemeliharaan ikan lele sampai ukuran 10, 8 dan
6 ekor/kg ................................................................................................... 11
DAFTAR GAMBAR
1. Pertumbuhan bobot rata-rata ikan lele dumbo Clarias sp. per ekor tiap
minggu ....................................................................................................... 9
2. Koefisien keragaman bobot pada pemeliharaan ikan lele dumbo Clarias
sp. sampai ukuran panen 10, 8 dan 6 ekor/kg. ............................................. 10
DAFTAR LAMPIRAN
1. Data survival rate (SR) ikan lele dumbo Clarias sp ....................................
2. Analisis ragam (ANOVA) untuk nilai SR ...................................................
3. Jumlah konsumsi pakan (JKP) ikan lele dumbo Clarias sp perlakuan
perbedaan ukuran panen .............................................................................
4. Data laju pertumbuhan harian (LPH) ikan lele dumbo Clarias sp.
perlakuan perbedaan ukuran panen .............................................................
5. Analisis ragam (ANOVA) untuk nilai LPH ................................................
6. Analisis ragam (ANOVA) untuk jumlah biomassa panen ...........................
7. Analisis ragam (ANOVA) untuk total penerimaan .....................................
8. Analisis ragam (ANOVA) untuk nilai FCR ................................................
9. Data koefisien keragaman bobot ikan lele dumbo Clarias sp.
perlakuan perbedaan ukuran panen ...........................................................
10. Analisis ragam (ANOVA) untuk nilai koefisien keragaman bobot ............
11. Biaya Investasi ..........................................................................................
12. Biaya tetap perlakuan pemanenan ukuran 10 ekor/kg ................................
13. Biaya tetap perlakuan pemanenan ukuran 8 ekor/kg ..................................
14. Biaya tetap perlakuan pemanenan ukuran 6 ekor/kg ..................................
15. Biaya variabel perlakuan pemanenan ukuran 10 ekor/kg ...........................
16. Biaya variabel perlakuan pemanenan ukuran 8 ekor/kg .............................
17. Biaya variabel perlakuan pemanenan ukuran 6 ekor/kg .............................
18. Rataan hasil panen perlakuan pemanenan ukuran 10, 8, dan
6 ekor/kg per tahun ...................................................................................
17
17
17
18
19
19
20
20
21
21
22
23
23
23
23
24
24
24
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Peningkatan jumlah penduduk, pendapatan dan perubahan pola hidup
masyarakat menyebabkan permintaan terhadap ikan konsumsi di dalam maupun
luar negeri semakin bertambah. Peningkatan permintaan pasar mendorong para
pembudidaya untuk meningkatkan produksi dan keuntungan yang maksimal.
Keadaan ini membuat para petani dan pembeli memiliki pilihan penjualan dan
pembelian ikan dengan ukuran yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan.
Namun, yang dihadapi oleh para pembudidaya ikan yaitu ukuran panen yang tidak
linier dengan harga sehingga para pembudidaya harus cermat dalam menentukan
ukuran panen untuk memperoleh keuntungan yang maksimal. Peningkatan
permintaan ikan lele saat ini tidak lepas dari manajemen teknik budidaya, yaitu
dengan cara melakukan pemanenan dengan ukuran panen yang berbeda-beda,
bergantung pada kebutuhan konsumen. Perbedaan ukuran panen juga akan
menentukan harga pasar ikan lele dan jumlah daging ikan lele yang akan
dikonsumsi. Data permintaan ikan lele untuk daerah Jabodetabek mencapai 150
ton ikan lele per harinya (Muhammad, 2010). Seiring keputusan Kementerian
Kelautan dan Perikanan (KKP) akan menargetkan produksi ikan lele pada 2014
meningkat sebesar 450%, yakni dari 200.000 ton per tahun menjadi 900.000 ton
per tahun, maka terbuka peluang peningkatan produksi budidaya ikan lele untuk
meningkatkan penerimaan bagi pembudidaya.
Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang sudah
dibudidayakan secara komersial oleh masyarakat Indonesia terutama di Pulau
Jawa. Budidaya ikan lele berkembang pesat dikarenakan dapat dibudidayakan di
lahan dan sumber air yang terbatas dengan padat tebar tinggi, teknologi budidaya
relatif mudah dikuasai oleh masyarakat, pemasarannya relatif mudah dan modal
usaha yang dibutuhkan relatif rendah.
Budidaya ikan lele merupakan kegiatan produksi untuk menghasilkan ikan
lele konsumsi dengan tujuan mendapatkan keuntungan maksimum dengan biaya
minimum. Kinerja usaha pembesaran ikan lele dipengaruhi oleh faktor produksi
antara lain benih, pakan, air dan kolam. Pencapaian keuntungan maksimum
dengan biaya minimum dapat dicapai apabila penggunaan input (faktor produksi)
digunakan secara optimal seperti penggunaan benih unggul, pakan yang
berkualitas, kualitas air yang ideal. Soekartawi (1994) dalam Wahyuni S (2008)
menyatakan bahwa faktor produksi sangat menentukan besar kecilnya produksi
yang diperoleh. Hal ini menunjukkan bahwa apabila faktor produksi tidak
digunakan secara optimal maka produksi yang dihasilkan tidak maksimal dan
pada akhirnya dapat mempengaruhi keuntungan yang diperoleh. Dengan
melakukan pemanenan yang maksimum sesuai dengan prinsip budidaya yaitu
melakukan pemanenan pada saat laju pertumbuhan maksimum dengan melihat
nilai efisiensi pemakaian biaya diharapkan dapat meningkatkan keuntungan yang
diperoleh petani. Untuk menentukan apakah penggunaan faktor produksi perlu
2
ditambah atau dikurangi diperlukan analisis skala ekonomi terhadap kegiatan
budidaya tersebut.
Analisis terhadap skala ekonomi perlu dilakukan agar pembudidaya dapat
mengevaluasi kinerja usaha budidaya ikan lele secara ekonomi. Dengan demikian,
pembudidaya dapat memutuskan apakah faktor produksi dari usaha budidaya yang
dijalankannya perlu ditambah atau dikurangi untuk memperoleh keuntungan
maksimum. Petani pada umumnya memproduksi ikan lele dengan ukuran panen
10 ekor/kg tetapi di pasar-pasar tertentu juga menyediakan ukuran panen yang
beragam. Dengan beragamnya pasar ikan lele yang ada maka dapat memberikan
prospek bagi para pembudidaya terhadap peningkatan penerimaan pembudidaya
ikan lele.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja produksi ikan lele pada
ukuran panen 10, 8, dan 6 ekor/kg pada sistem budidaya intensif, membandingkan
ukuran panen ikan lele dari segi produktivitas, serta menghitung analisis usaha
dari kegiatan usaha ikan lele pada tiga ukuran panen di Gunung Sindur,
Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor.
METODE
Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan mulai 6 April sampai 2 Juli 2011. Perlakuan dan
pemeliharaan ikan dilaksanakan di CV. Jumbo Bintang Lestari (JBL) Gunung
Sindur, Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor.
Rancangan Penelitian
Penelitian dilakukan menggunakan rancangan acak lengkap dengan tiga
perlakuan dan masing-masing perlakuan menggunakan tiga ulangan sesuai dengan
Steel dan Torrie (1995), yaitu:
1) Perlakuan A dengan pemanenan ukuran 10 ekor/kg
2) Perlakuan B dengan pemanenan ukuran 8 ekor/kg
3) Perlakuan C dengan pemanenan ukuran 6 ekor/kg
3
Parameter Uji
Derajat Kelangsungan Hidup (Survival rate, SR)
Derajat kelangsungan hidup atau survival rate (SR) adalah nilai
perbandingan antara jumlah ikan yang hidup di akhir pemeliharaan dengan jumlah
pada awal pemeliharaan. Perhitungan SR menggunakan persamaan yang
dinyatakan oleh Goddard (1996) yaitu sebagai berikut:
SR =
x 100%
Keterangan :
Nt = jumlah ikan akhir pemeliharaan
No = Jumlah ikan awal pemeliharaan
Jumlah ikan yang hidup dihitung dengan cara mengurangi ikan yang ditebar
pada awal penebaran dengan ikan yang mati. Jumlah ikan yang mati dihitung dari
ikan yang mati setiap hari dan dijumlahkan selama seminggu. Pada waktu panen,
jumlah ikan dihitung satu persatu sebelum ditimbang.
Laju Pertumbuhan Harian
Laju pertumbuhan harian ikan lele dihitung berdasarkan persamaaan
Huisman (1989) yaitu sebagai berikut:
LPH =
- 1 x 100 %
Keterangan :
LPH = Laju pertumbuhan harian (%/hari)
Wt = Bobot rata-rata ikan pada hari ke-t (g)
Wo = Bobot rata-rata ikan pada hari ke-0 (g)
t = Waktu (hari)
Bobot rata-rata ikan ditimbang menggunakan timbangan digital setiap
minggu. Ikan diambil sebanyak 30 ekor per kolam secara acak dari bagian yang
berbeda-beda di setiap kolam.
Feed Conversion Ratio (FCR)
Menurut Effendy (2004), FCR adalah suatu ukuran yang menyatakan rasio
jumlah pakan yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 kg ikan kultur. Semakin
besar nilai FCR, maka semakin semakin banyak pakan yang dibutuhkan untuk
memproduksi 1 kg ikan daging kultur. FCR dapat dihitung dengan menggunakan
rumus:
FCR =
x 100%
4
Keterangan :
Wo = Biomassa ikan awal (g).
Wt = Biomassa ikan akhir (g).
Wd = Biomassa ikan yang mati (g).
F = Jumlah pakan yang diberikan (g).
Jumlah pakan yang diberikan dihitung dengan cara menimbang sisa pakan per
karung (30 kg) yang diberi tiap hari per kolam.
Koefisien Keragaman Bobot
Variasi ukuran dalam penelitian ini berupa variasi panjang ikan, yang
dinyatakan dalam koefisien keragaman. Keragaman nilai ini merupakan
persentase dari simpangan baku panjang ikan contoh terhadap nilai tengahnya
dengan rumus :
KK =
x 100% (Steel dan Torrie,1982)
Keterangan:
KK = Koefisien keragaman
S = Simpangan baku
Y = Rata-rata contoh
Pemeliharaan Ikan
Pemeliharaan ikan yang dilakukan antara perlakuan 1, perlakuan 2, dan
perlakuan 3 memiliki kesamaan antara lain yaitu penebaran, sampling, tetapi masa
pemeliharaan yang berbeda. Pada perlakuan pemanenan ukuran 10 ekor/kg waktu
yang dibutuhkan 6 minggu, pada perlakuan pemanenan 8 ekor/kg waktu yang
dibutuhkan adalah 8 minggu, pada perlakuan pemanenan 6 ekor/kg waktu yang
dibutuhkan adalah 10 minggu.
Persiapan wadah
Wadah yang digunakan berupa kolam tanah dengan ukuran 16 m x 7,5 m x
1,5 m sebanyak 3 kolam dengan air yang tetap (stagnan water). Persiapan wadah
terlebih dahulu dilakukan sebelum benih ikan lele ditebar ke kolam pembesaran.
Persiapan wadah terdiri dari pengolahan tanah, perbaikan pematang dan pengisian
air. Pengolahan tanah dilakukan dengan cara mengangkat lumpur dan sisa pakan
yang terdapat di dasar kolam ke pematang dan membalik tanah dasar. Pematang
yang digunakan berupa tumpukan karung yang diisi tanah kemudian dipadatkan,
pembentukan pematang bertujuan agar ikan lele tidak melubangi tanah dan
mencegah rusaknya pematang. Pengisian kolam menggunakan air yang berasal
dari sumur bor. Kolam pemeliharaan dibiarkan ditumbuhi tanaman eceng gondok,
5
tanaman ini berfungsi untuk mengurangi amoniak yang tinggi akibat tidak adanya
pergantian air dan mengurangi fluktuasi suhu.
Penebaran
Benih ikan lele yang ditebar berukuran 12-13 cm dengan bobot awal ratarataikan 14,82 ± 2,19 gram pada tingkat padat penebaran 120 ekor/m3. Benih yang
digunakan berasal dari daerah Kampung Lele, Desa Babakan, Kabupaten Bogor.
Sebelum benih ditebar ke kolam pemeliharaaan, benih yang baru tiba terlebih
dahulu dimasukkan ke dalam kolam sortir selama 1-2 hari. Benih diangkut
menggunakan drum plastik dari kolam sortir ke kolam pemeliharaan. Selanjutnya
benih ditebar di kolam pemeliharaan. Penebaran benih dilakukan pada pagi hari.
Pemberian pakan
Pemberian pakan diberikan dari awal tebar sampai ikan siap panen ukuran
6-10 ekor/kg. Ukuran pelet yang digunakan yaitu 2 mm. Pelet diberikan sebanyak
2 kali sehari yaitu pagi dan sore secara at satiation (sekenyangnya). Kadar protein
pada pelet yang digunakan sebesar 32%.
Ikan yang baru masuk ke kolam tidak diberi pakan selama 1-2 hari karena
ikan masih stres, ikan dibiarkan memakan pakan alami yang ada di kolam. Setelah
itu, ikan dapat diberi pakan yang direndam air selama 15 menit agar ikan mudah
mencerna pakan yang diberikan dan dapat terbiasa memakan pakan. Setelah itu,
pemberian pakan dapat langsung dilakukan tanpa perendaman air sampai ikan
panen. Sehari sebelum panen, ikan tidak diberi pakan untuk mencegah stres saat
pengangkutan.
Pencegahan Penyakit
Pemberian obat dan vitamin dilakukan ketika nafsu makan ikan berkurang
dan terdapat gejala-gejala terserang penyakit. Pemberian dilakukan dengan cara
vitamin dan obat dilarutkan ke dalam air dengan perbandingan 1:1, setiap 1 kg
pakan dengan 1 gelas air, kemudian direndam selama beberapa menit setelah itu
pakan dapat diberikan ke ikan lele.
Pengambilan Contoh
Pengambilan contoh ikan sebanyak 30 ekor per kolam dilakukan setiap 7
hari sekali. Ikan diambil secara acak dari kolam menggunakan serokan kemudian
ikan dimasukkan ke dalam ember berukuran sedang. Ikan kemudian ditimbang
bobotnya dan diukur panjangnya. Setelah itu ditimbang seberat 1 kg, kemudian
jumlah ikan dalam 1 kg dihitung.
6
Panen
Panen yang dilakukan saat bobot rata-rata ikan mencapai ukuran 10 ekor/kg
(perlakuan 1), 8 ekor/kg (perlakuan 2), dan 6 ekor/kg (perlakuan 3). Sehari
sebelum pemanenan ikan dipuasakan terlebih dahulu agar ikan tidak
memuntahkan pakan saat pengangkutan dan mencegah mengurangi kematian.
Panen dilakukan pada pagi atau sore hari. Kolam pemeliharaan disurutkan
menggunakan pompa selama 2-3 jam dan air bekas pemeliharaan dibuang ke
saluran air. Pada saat penyurutan air dilakukan juga pemanenan dengan
menggunakan jaring untuk menghemat waktu. Setelah kolam surut, ikan lele akan
berkumpul di sudut kolam yang rendah atau di kamalir, pemanenan dapat
dilakukan dengan menyerok ikan dan kemudian dimasukkan ke dalam drum
plastik yang dibagi 2 untuk kemudian diangkut ke wadah penyortiran. Wadah
penyortiran berupa terpal yang pinggirnya dibatasi dengan kayu atau paralon 2
inci. Ikan disortir dan dimasukkan ke kolam penampungan sementara, diserok dan
ditimbang bobotnya, kemudian ikan dimasukkan ke dalam drum plastik dan siap
untuk ditransportasikan.
Jenis dan Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, yaitu data
primer dan data sekunder. Data primer didapat melalui pengamatan secara
langsung di lapangan
dengan
metode
wawancara
dan
pengisian
kuesioner. Data yang dikumpulkan meliputi karakteristik pembudidaya, teknis
produksi, input dan output produksi, penerimaan, biaya investasi, biaya
variabel, biaya tetap, dan penyusutan. Data sekunder dalam penelitian ini
diperlukan sebagai penunjang data primer yang telah didapatkan. Data sekunder
diperoleh melalui informasi dari instansi dan lembaga terkait seperti
Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Analisis Usaha
Analisis usaha merupakan bagian dari analisis finansial yang
digunakan untuk menghitung besarnya keuntungan yang diperoleh dari suatu
kegiatan usaha dalam waktu satu tahun. Analisis usaha ini terdiri dari analisis
pendapatan usaha, analisis imbangan penerimaan dan biaya (R/C), analisis
payback period (PP), dan analisis break even point (BEP).
7
Analisis Pendapatan Usaha
Analisis ini bertujuan untuk menghitung keuntungan yang diperoleh dari
usaha yang dilakukan dengan rumus (Lipsey dan Richard 1995):
Keuntungan = Total Penerimaan-Total Biaya
Revenue Cost Ratio (R/C Ratio)
Nilai R/C Ratio digunakan untuk melihat besarnya uang yang akan
dihasilkan jika menanamkan modal sebesar Rp 1 (Rahardi et al., 1998). R/C Ratio
dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
R/C = Penerimaan total/Biaya total
Payback Periode
Analisis waktu pengembalian modal bertujuan untuk mengetahui waktu
yang diperlukan untuk mengembalikan biaya investasi yang telah dikeluarkan
dalam suatu usaha (Martin, 1991):
PP = (Total Investasi)/(keuntungan per tahun) x 1 tahun
Break Even Point (BEP)
BEP digunakan untuk mencari kapan waktu untuk mencapai titik impas.
BEP terdiri dari BEP harga dan BEP produksi (Martin, 1991), yaitu:
a) BEP penerimaan menunjukkan bahwa produksi dikatakan impas jika
memperoleh penerimaan sebesar nominal tertentu, yang dihitung
menggunakan rumus:
BEP (Rp) =
b) BEP unit menunjukkan bahwa produksi dikatakan impas jika telah melakukan
penjualan sebesar jumlah ikan (kg) tertentu, yang dihitung menggunakan
rumus:
BEP (kg) =
Harga Pokok Produksi
Harga pokok produksi (HPP) merupakan nilai atau biaya yang dikeluarkan untuk
memproduksi 1 unit produk (Rahardi et al., 1998), yang dihitung
menggunakan rumus:
HPP =
8
Analisis Data
Analisis data menggunakan program MS. Excel 2007 dan SPSS 16.0 yang
meliputi:
1) Analisis ragam (ANOVA) dengan uji F pada selang kepercayaan 95%,
digunakan untuk menentukan apakah perlakuan berpengaruh nyata terhadap
derajat kelangsungan hidup (SR), laju pertumbuhan harian (LPH), konversi
pakan (FCR). Apabila berpengaruh nyata, untuk melihat perbedaan antar
perlakuan diuji lanjut dengan menggunakan uji Tukey.
2) Analisis deskripsi kuantitatif, digunakan untuk mendiskripsikan efisiensi
ekonomi kelayakan media pemeliharaan bagi kehidupan benih ikan lele selama
penelitian yang disajikan dalam bentuk tabel dan gambar.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Hasil pembudidayaan ikan lele dalam sistem intensif dengan perlakuan
ukuran panen 10, 8, dan 6 ekor/kg dirinci pada Tabel 1. Dari tabel tersebut
diketahui bahwa perlakuan pemanenan ukuran panen 10, 8, dan 6 ekor/kg tidak
memberikan pengaruh berbeda nyata (P>0,05) terhadap nilai survival rate (SR)
dan koefisien keragaman bobot. Namun perlakuan tersebut memberikan pengaruh
yang berbeda nyata (P