Fermentasi Bahan Organik .1 Fermentasi Basah

17 bakteriyang berakibat sedikitnya hasil produksi biogas. Oleh karena itu, jumlah ratio CN perlu dihitung dan direncanakan secara tepat karena menentukan kehidupan dan aktifitas mikrorganisme.Untuk menghitung CN ratio, bagilah nilai organik matter nilai yang diperoleh melalui pembakaran dengan 1,72, hasilnya merupakan nilai karbon. Kemudianbagilah nilai N terhadap nilai C dan yang akan menjadi nilai CN dimana N=1. Untuk bahan kulit durian yang memiliki nilai CN ratio yang tinggi maka diperlukan pencampuran co- digestion untuk mencapai nilai CN ratio yang sesuai untuk produksi biogas. 2. Bahan baku isian Bahan isian yang paling baik digunakan untuk menghasilkan biogas adalah yang mengandung 7-9 bahan kering. Untuk mendapatkan kandungan kering bahan seperti itu maka bahan isian biasanya dicampur dengan air. Sebagai contoh pada sapi harus dicampur dengan air dengan perbandingan 1:1 atau 1:1,5 Wariyanto, 2006. 3.Starter Dalam memproduksi biogas memang tidak diharuskan ada apabila menggunakan kotoran ternak ruminansia. Bahkan tanpa starter pun bisa terbentuk biogas kalau bahan isian menggunakan berbagai macam kotoran ternak yang berasal dari ternak ruminansia. Namun, jika tidak menggunakan kotoran ternak, mutlak menggunakan starter. Tanpa menggunakan starterakan timbul biogas yang tidak mengandung gas metan. Akibatnya gas yang dihasilkan tidak dapat dibakar. Untuk mempercepat terjadinya proses fermentasi, maka dipermulaan fermentasi perlu ditambahkan cairan yang telah 18 mengandungstarter. Starter merupakan mikroorganisme perombak yang dijual komersial tetapi starter bisa juga menggunakan lumpur aktif organik atau cairan isi rumen. Starter yang dikenal ada 3 macam, yaitu : Starteralami ; yang sumbernya berasal dari alam yang diketahui mengandung bakteri metan seperti lumpur aktif, timbunan sampah lama, timbunan kotoran ruminansia dan sebagainya. Starter semi buatan ; yang sumbernya berasal dari tabung pembuat biogas yang diharapkan kandungan bakteri metannya dalam stadia aktif. Starterbuatan ; yang sumbernya sengaja dibuat baik dari media alami atau buatan yang bakteri metannya dibiakkan secara laboratoris. 4. Suhu pencernaan Suhu pencernaan sangat berpengaruh terhadap keaktifan dan pertumbuhan bakteri metan, kebanyakan bakteri pembentuk metan aktif pada dua rentang waktu, yaitu rentang mesofilik antara 30-35 o C dan rentang termofilik antara 50-60 o C. Pada temperature 40-50 o C aktifitas bakteri pembentuk metan terhalangi, dan di sekitar suhu 42 o C kinerja digester akan terputus-putus dikarenakan transisi bakteri pembentuk metan dari organisme mesofilik menjadi organisme termofilik. Meskipun bakteri pembentuk metan aktif dan tumbuh pada beberapa rentang temperatur kebanyakan dari bakteri tersebut merupakan mesofilik dan beberapa merupakan termofilik dan psikrofilik yang terbatas pada unit yang memerlukan perlakuan tertentu seperti septic tank dimana proses pencernaan tidak panas dan membutuhkan waktu yang 19 lamaGeradi, 2003. Rentang temperatur optimum untuk pertumbuhan bakteri pembentuk metan dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Rentang Waktu Optimum Pertumbuhan Bakteri Metan Kelompok bakteri Rentang temperatur, o C Psikrofilik 5-25 Mesofilik 30-35 Termofilik 50-60 Sumber: Gerardi 2003. 5. Tingkat keasaman pH Dalam proses fermentasi, ada dua jenis bakteri yang berperan aktif, yaitu acidogenic bacteria yang memerlukan kisaran pH berkisar 4,5-7 dan bekerja secara optimum pada kisaran pH 6-7. Sementara itu methanogenic bacteria bekerja pada kisaran pH 6,2-7,8 dan bekerja optimum pada kisaran 7-7,2. Tingkat keasaman harus selalu di jaga, apabila tingkat keasaman turun akan mengakibatkan terhambatnya pengubahan substrat menjadi biogas. Sebaliknya bila pH terlalu tinggi maka akan mengkibatkan produk akhir utama adalah karbon dioksida.

6. Hidraulic Retention TimeHRT

HRT atau Waktu retensi sangat dipengaruhi oleh suhu. Hubungan antara suhu dan waktu retensi dapat dilihat pada Gambar 8. Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa semakin tinggi suhu maka waktu retensi akan semakin sedikit, sebaliknya apabila suhu rendah waktu retensi akan lebih lama. Oleh karena itu temperatur stabil harus tetap dijaga, untuk negara tropis seperti Indonesia tidak diperlukan perlakuan khusus karena suhu ruang normal di Indonesia relatif stabil untuk produksi biogas dan waktu retensinya berkisar antara 10-30 hari. 20 Gambar 8. Hidraulic Retention Timewww.lagoonsonline.com 7. Pengadukan Setelah bahan isian dicampur maka perlu diadakan pengadukanagar campuran menjadi homogen. Pengadukan meningkatkan proses pencernaan dengan mendistribusikan bakteria, substrat, dan nutrisi ke seluruh bagian digester serta menyamakan suhu. Kegiatan metabolisme bakteri pembentuk asetat dan metan memerlukan kontak spasial yang dekat. Pengadukan yang lembut dapat memastikan kontak tersebut. Pengadukan diperlukan agar hidrolisis limbah dan produksi asam organik dan alkohol oleh bakteri pembentuk asetat dapat berjalan baik. Beberapa keuntungan pengadukan isi digester sebagai berikut Gerardi, 2003. : Menghilangkan atau mengurangi pembentukan sampah Menghilangkan stratifikasi termal Mempertahankan lumpur kimia dalam digester dan keseragaman fisik di seluruh tangki Menyebaran limbah metabolik dengan cepat selama proses pencernaan substrat 21 Menyebar bahan-bahan masuk ke dalam tangki dengan cepat Mencegah pengendapan slurry. 22

III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari - Mei 2014 di Laborartorium Daya dan Alat Mesin Pertanian Jurusan Teknik Pertanian dan Laborarorium Pengelolaan Limbah Agroindustri Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

3.2 Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah limbah tandan kosong kelapa sawit yang diperoleh dari PTPN 7 unit usaha Rejosari Natar Lampung Selatan, kotoran sapi dari warga Desa Bangun Rejo Lampung Selatan dan digestate sisa produksi biogas menggunakan limbah cair kelapa sawit milik Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah drum plastik ukuran 220 liter sebagai digester, pipa paralon, pompa air, selang, kran air, ember, galon air 19 liter sebagai penampung gas hasil produksi, bak penampung sumber bakteri, panel buka tutup, gas crhomatograph dan alat tulis. 23

3.3 Prosedur Penelitian

Secara garis besar prosedur penelitian dapat dilihat pada diagram alir berikut: Gambar 1. Diagram Alir Penelitian Selesai Pengukuran komposisi Pengukuran produksi gas Memasukkan bahan baku ke dalam digester Proses pencernaan anaerobik Pembuatan digester Penyiapan drum plastik, selang, bak bakteri, pompa air Penyiapan Limbah Limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit Persiapan komponen digester Persiapan bahan baku Mulai

Dokumen yang terkait

Reaksi Transesterifikasi Degummed Palm Oil(DPO) untuk Menghasilkan Biodiesel Sawit Menggunakan Lipozyme TL IM sebagai Biokatalis

3 49 93

The Effect of Glycerol and Oil Palm Empty Fruit Bunches Microcrystalline Cellulose Loading on Tensile Properties and Water Absorption of Cassava Starch Composite

0 76 4

Pengaruh Jumlah Palm Oil Fly Ash Terhadap Microstruktur Dan Sifat Mekanis Metal Matrix Composite (MMC) Dengan Metode Stir Casting

1 49 105

Pengaruh Penambahan Zat Aditif Minyak Nilam (Patchouli Oil) Ke

3 48 67

Pemanfaatan Biogas (Gas Methan) Dari Hasil Pengolahan Palm Oil Mill Effluent (Pome) Secara Anaerobic Sebagai Bahan Bakar Unit Oil Refinery Dan Pencegah Pencemaran Lingkungan Di Pt.Multimas Nabati Asahan, Batu Bara

2 31 58

Studi Eksperimental Pengaruh Persentase Palm Oil Fly Ash ( POFA ) Terhadap Kekerasan Dan Mikrostruktur Metal Matrix Composite ( MMC ) Menggunakan Metode Centrifugal Casting

1 40 105

Production of Cellulose Acetate from Oil Palm Empty Fruit Bunches Cellulose

0 5 12

Pembuatan Papan Partikel Berukuran Komersial dari Limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit dengan Perekat Urea Formaldehida Development of Commercial Size Particleboard from Waste of Oil Palm Empty Fruit Bunches Using Urea Formaldehyde Adhesive

0 0 6

Pratritmen Kimia terhadap Tandan Kosong Sawit Menggunakan NH4 OH Konsentrasi Rendah untuk Meningkatkan Produksi Biogas Chemical Pretreatment of Oil Palm Empty Fruit Bunch using Low Concentration of NH4 OH to Enhance Biogas Production

0 0 9

Biogas production from oil palm empty fruit bunches of post mushroom cultivation media

0 0 12