Pengaruh Naungan Dan Tekstur Tanah Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Bawang Sabrang (Eleutherine americana MERR.)

PENGARUH NAUNGAN DAN TEKSTUR TANAH TERHADAP
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG SABRANG (Eleutherine
americana MERR.)

SKRIPSI

OLEH :

HARTARTO YUSUF
040301048 / BDP-AGRONOMI

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009

Hartarto Yusuf : Pengaruh Naungan Dan Tekstur Tanah Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi
Sabrang (Eleutherine americana MERR.), 2009.
USU Repository © 2009


Bawang

PENGARUH NAUNGAN DAN TEKSTUR TANAH TERHADAP
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG SABRANG (Eleutherine
americana MERR.)

SKRIPSI

OLEH :
HARTARTO YUSUF
040301048 / BDP-AGRONOMI

Skiripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Melaksanakan Ujian Sarjana di
Departemen Budidaya Pertanian Fakultan Pertanian
Universitas Sumatera Utara, Medan

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN

2009
Hartarto Yusuf : Pengaruh Naungan Dan Tekstur Tanah Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi
Sabrang (Eleutherine americana MERR.), 2009.
USU Repository © 2009

Bawang

Judul Skripsi

Nama
NIM
Departemen
Pogram Studi

: Pengaruh Naungan dan Tekstur Tanah Terhadap
Pertumbuhan dan Produksi Bawang Sabrang
(Eleutherine americana Merr.)
: Hatarto Yusuf
: 040301048
: Budidaya Pertanian

: Agronomi

Disetujui oleh :
Komisi Pembimbing

(Ir. Haryati, MP)
Ketua

(Ir. Jonis Ginting, MS)
Anggota

Mengetahui,

( Ir. Edison Purba, Ph.D )
Ketua Departemen

Hartarto Yusuf : Pengaruh Naungan Dan Tekstur Tanah Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi
Sabrang (Eleutherine americana MERR.), 2009.
USU Repository © 2009


Bawang

ABSTRACT

The research was aimed to know shading effects and soil texture which are
suitable for the growth and the yield of Eleutherine americana. The research was
conducted at experimental field of Agriculture Faculty USU, Medan with the
altitude + 25 m above the sea level, from August to December 2008. The research
was used the Split Plot Design with 2 factors. Shading level (N) as main plot with
4 degree e.g. 0% (N0), 55% (N1), 65% (N2), 75% (N3) and the soil texture as
subplot with 4 degree e.g. loamy sand (T1), sandy loam (T2), clay loam (T3) and
silt clay loam (T4) with 3 replications. The parameters which is noticed were
plant’s height, leaf’s number, percentage of flowering, fresh leaf weight, dry leaf
weight, the number of sprouts, bulb’s number, fresh bulb weight per sample, fresh
bulb weight per plot. The result show that shading give the best result at the
parameters plant’s height, leaf’s number, percentage of flowering, the number of
sprouts, bulb’s number, fresh bulb weight per sample, fresh bulb weight per plot
Shading is not significant to the fresh and dry leaf weight. The best texture of this
research is clay loam (T3) which is not significant with T4. It means that to get the
best plant growth and yield, E. americana is not depends on high sand level. The

interaction is significant to plant’s height parameter. The best treatment’s
combination is N3T3.
Key words : shading, soil texture, Eleutherine americana

Hartarto Yusuf : Pengaruh Naungan Dan Tekstur Tanah Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi
Sabrang (Eleutherine americana MERR.), 2009.
USU Repository © 2009

Bawang

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat naungan dan tekstur
yang sesuai untuk pertumbuhan dan produksi bawang sabrang (Eleutherine
americana Merr). Penelitian dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian
USU Medan dengan ketinggian tempat sekitar 25 m diatas permukaan laut yang
dilaksanakan pada akhir Agustus sampai akhir Desember 2008. Metode percobaan
yang digunakan adalah rancangan petak terpisah (RPT) dengan 2 faktor
perlakuan. Naungan sebagai petak utama dengan 4 taraf perlakuan yaitu 0%
(tanpa naungan, N0), naungan 55% (N1), naungan 65% (N2) dan naungan 75%

(N3) serta tekstur tanah sebagai anak petak dengan 4 kelas tekstur yaitu pasir
berlempung (T1), lempung berpasir (T2), lempung berliat (T3), lempung liat
berdebu (T4) dengan 3 ulangan. Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman,
jumlah daun, persentase berbunga, bobot segar daun, bobot kering daun, jumlah
anakan, jumlah umbi, bobot segar umbi per sampel, dan bobot segar umbi per
plot. Hasil penelitian menunjukkan bahwa naungan N0 menunjukkan hasil terbaik
pada parameter jumlah daun, jumlah anakan, jumlah umbi, bobot segar umbi per
sampel, bobot segar umbi per plot. Naungan tidak berbeda nyata terhadap
parameter bobot segar daun dan bobot kering daun. Tekstur tanah yang terbaik
pada penelitian ini adalah T3 (lempung berliat) yang berbeda tidak nyata dengan
T4 (lempung liat berdebu). Ini menunjukan bahwa untuk menghasilkan
pertumbuhan yang baik (seperti jumlah anakan, jumlah umbi, bobot segar umbi
dan bobot segar umbi per plot) tanaman bawang sabrang tidak dipengaruhi oleh
kadar pasir yang tinggi pada tanah (perlakuan T1 dan T2). Interaksi berpengaruh
nyata terhadap parameter tinggi tanaman. Kombinasi perlakuan yang terbaik
terdapat pada perlakuan N3T3 (naungan 75 % dan tekstur lempung berliat).
Kata kunci : naungan, tekstur tanah dan Eleutherine americana Merr.

Hartarto Yusuf : Pengaruh Naungan Dan Tekstur Tanah Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi
Sabrang (Eleutherine americana MERR.), 2009.

USU Repository © 2009

Bawang

RIWAYAT HIDUP

Hartarto Yusuf dilahirkan di Pancur Batu pada 14 Januari 1985 dari
pasangan Slamet Yusuf dan Painem. Penulis adalah anak ke 5 dari 8 bersaudara.
Penulis menamatkan pendidikan Sekolah Dasar di Basilam Bukit
Lembasan kab. Langkat 1998, Madrasah Tsanawiyah di sekolah MTs. Swasta
Raudhatul Islamiyah (RIS) Tebing Tinggi tahun 2001, SMA Negeri 1 Tebing
Tinggi. Kemudian melanjutkan pendidikan di USU Medan pada Fakultas
Pertanian program studi Agronomi tahun 2004.
Selama

mengikuti

perkuliahan,

penulis


pernah

menjadi

asisten

laboratorium mata kuliah teknologi benih pada tahun 2007. Beberapa organisasi
intra kampus juga pernah dikuti seperti BKM Al-Mukhlisin FP, Kelompok
Aspirasi Mahasiswa (KAM) Rabbani tahun 2008 dan Tim Pementor Agama Islam
FP 2006-2008.
Selama bulan juni hingga juli 2008 mengikuti kegiatan Praktek Kerja
Lapangan di PTPN IV kebun Pabatu kecamatan Tebing Tinggi dan Dolok
Merawan Serdang Bedagai. Pernah mengikuti sosialisasi teknologi budidaya
pisang barangan di Desa Talun Kenas Deli Serdang oleh AMARTHA dan USAID
selama satu minggu pada tahun 2008.

Hartarto Yusuf : Pengaruh Naungan Dan Tekstur Tanah Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi
Sabrang (Eleutherine americana MERR.), 2009.
USU Repository © 2009


Bawang

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Allah Swt atas segala rahmat,
ridho, dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik. Adapun
judul penelitian yang dipilih adalah ’Pengaruh Naungan dan Tekstur Tanah
terhadap Pertumbuhan dan Produksi Bawang Sabrang (Eleutherine
americana Merr.)
Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Ir. Haryati, MP selaku ketua
komisi pembimbing dan Bapak Ir. Jonis Ginting, MS selaku anggota komisi
pembimbing yang telah banyak memberikan saran dan bimbingan. Ungkapan
terima kasih juga disampaikan kepada kedua orang tua tercinta, Ayahanda Slamet
Yusuf dan Ibunda Painem atas kasih sayang, dukungan, serta doanya. Kepada
abang saya Sutoyo Yusuf serta abang, kakak dan adikku lainnya atas segala doa
dan dukungannya. Disamping itu penghargaan penulis sampaikan kepada adik
saya Heryanto Yusuf, teman-teman terbaik saya, Bambang, Eka, Trisna,
Sudarmono, Adi, Naim, Syahril dan teman sesama kost atas segala bantuannya.
Terima kasih juga kepada teman-teman mahasiswa Agronomi dan
Pemuliaan Tanaman angkatan 2004 serta teman-teman di BKM ALMUKHLISIN atas segala bantuan dan dukungan selama penulis menjalani

perkuliahan di kampus yang tercinta.

Hartarto Yusuf : Pengaruh Naungan Dan Tekstur Tanah Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi
Sabrang (Eleutherine americana MERR.), 2009.
USU Repository © 2009

Bawang

Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan
dalam penyusunan skripsi ini. Penulis mengharapkan saran dan kritik yang
sifatnya membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata semoga skripsi
ini dapat bermanfat bagi seluruh pihak yang membutuhkan.

Medan, Januari 2009

Penulis

Hartarto Yusuf : Pengaruh Naungan Dan Tekstur Tanah Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi
Sabrang (Eleutherine americana MERR.), 2009.
USU Repository © 2009


Bawang

DAFTAR ISI

ABSTRACT .............................................................................................
ABSTRAK................................................................................................
RIWAYAT HIDUP ..................................................................................
KATA PENGANTAR ..............................................................................
DAFTAR ISI ............................................................................................
DAFTAR TABEL ....................................................................................
DAFTAR GAMBAR ................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................

i
ii
iii
iv
v
vii
viii
ix

PENDAHULUAN
Latar Belakang .................................................................................
Tujuan Penelitian .............................................................................
Hipotesa Penelitian...........................................................................
Kegunaan Penelitian .........................................................................

1
3
3
4

TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman Bawang sabrang ................................................................ 5
Pengaruh Intensitas Cahaya Bagi Tanaman ...................................... 6
Tekstur Tanah .................................................................................. 11
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu ........................................................................... 14
Bahan dan Alat ................................................................................. 14
Metode Penelitian............................................................................. 14
Analisis Data ................................................................................... 16
PELAKSANAAN PENELITIAN
Persiapan Lahan ............................................................................... 17
Pembuatan Naungan ......................................................................... 17
Pembuatan Wadah Media Tanam ..................................................... 17
Pengisian Media Tanam ................................................................... 17
Pemupukan ...................................................................................... 18
Penyiapan Bibit Tanaman ................................................................. 18
Penanaman Bibit .............................................................................. 18
Pemeliharaan .................................................................................... 18
Penyiraman............................................................................... 18
Penyulaman .............................................................................. 19
Pembersihan Gulma .................................................................. 19
Pengendalian Hama dan Penyakit ............................................. 19
Panen ............................................................................................... 19
Pengamatan Parameter ..................................................................... 19
Hartarto Yusuf : Pengaruh Naungan Dan Tekstur Tanah Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi
Sabrang (Eleutherine americana MERR.), 2009.
USU Repository © 2009

Bawang

Tinggi Tanaman (cm) ............................................................... 19
Jumlah Daun (helai).................................................................. 20
Persentase Berbunga (%) .......................................................... 20
Bobot Segar Daun (g) ............................................................... 20
Bobot Kering Daun (g) ............................................................. 20
Jumlah Anakan (anakan) .......................................................... 20
Jumlah Umbi per Sampel (umbi) .............................................. 20
Bobot Segar Umbi per Sampel (g) ............................................ 21
Bobot Segar Umbi per Plot (g).................................................. 21
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil ................................................................................................. 22
Tinggi Tanaman (cm) ............................................................... 22
Jumlah Daun (helai).................................................................. 27
Persentase Berbunga (%) .......................................................... 29
Bobot Segar Daun (g) ............................................................... 29
Bobot Kering Daun (g) ............................................................. 31
Jumlah Anakan (anakan) .......................................................... 33
Jumlah Umbi per Sampel (umbi) .............................................. 35
Bobot Segar Umbi per Sampel (g) ............................................ 35
Bobot Segar Umbi per Plot (g).................................................. 37
Pembahasan ..................................................................................... 38
Pengaruh Naungan Terhadap Pertumbuhan dan Produksi
Bawang Sabrang ....................................................................... 38
Pengaruh Tekstur Tanah Terhadap Pertmbuhan dan Produksi
Bawang Sabrang ....................................................................... 40
Pengaruh Interaksi Naungan dan Tekstur Tanah Terhadap
Pertumbuhan dan Produksi Bawang Sabrang............................. 41
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan .................................................................................... 42
Saran .............................................................................................. 43
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 44

Hartarto Yusuf : Pengaruh Naungan Dan Tekstur Tanah Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi
Sabrang (Eleutherine americana MERR.), 2009.
USU Repository © 2009

Bawang

DAFTAR TABEL
Hlm
1. Rataan tinggi tanaman (cm) 3 MST-18 MST karena pengaruh
naungan dan tekstur tanah ................................................................. 23
2. Rataan interaksi tinggi tanaman 10, 12, 13 dan 15 MST ..................... 25
3. Rataan jumlah daun (helai) 3 MST-18 MST karena pengaruh
naungan dan tekstur tanah .................................................................. 23
4. Rataan persentase berbunga (%) 9 MST-18 MST karena pengaruh
naungan dan tekstur tanah .................................................................. 28
5. Rataan bobot segar (g) daun karena pengaruh naungan dan tekstur
tanah .................................................................................................. 30
6. Rataan bobot kering (g) daun karena pengaruh naungan dan
tekstur tanah ...................................................................................... 30
7. Rataan jumlah anakan (anakan) karena pengaruh naungan dan
tekstur tanah ...................................................................................... 31
8. Rataan jumlah umbi (umbi) karena pengaruh naungan dan tekstur
tanah .................................................................................................. 32
9. Rataan bobot segar umbi per sampel (g) karena pengaruh
naungan dan tekstur tanah .................................................................. 33
10. Rataan bobot segar umbi per plot (g) karena pengaruh naungan
dan tekstur tanah ................................................................................ 35

Hartarto Yusuf : Pengaruh Naungan Dan Tekstur Tanah Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi
Sabrang (Eleutherine americana MERR.), 2009.
USU Repository © 2009

Bawang

DAFTAR GAMBAR

Hlm
1. Grafik pertumbuhan tinggi tanaman karena naungan pada
3 MST-18 MST ................................................................................. 26
2. Grafik pertumbuhan tinggi tanaman karena tekstur tanah pada
3 MST-18 MST ................................................................................. 27
3. Grafik pertumbuhan jumlah daun karena naungan pada
3 MST-18 MST ................................................................................. 28
4. Grafik pertumbuhan jumlah daun karena tekstur tanah pada
3 MST-18 MST .................................................................................. 28
5. Grafik pertumbuhan persentase berbunga karena pengaruh
naungan ............................................................................................. 30
6. Grafik pertumbuhan persentase berbunga karena pengaruh
tekstur tanah ...................................................................................... 30
7. Histogram rataan bobot segar daun karena pengaruh naungan dan
tekstur tanah ...................................................................................... 31
8. Histogram rataan bobot kering daun karena pengaruh naungan
dan tekstur tanah ................................................................................ 32
9. Histogram rataan jumlah anakan karena pengaruh naungan dan
tekstur tanah ...................................................................................... 34
10. Histogram rataan jumlah umbi karena pengaruh naungan dan
tekstur tanah ...................................................................................... 35
11. Histogram rataan bobot segar umbi per sampel karena pengaruh
naungan dan tekstur tanah .................................................................. 36
12. Histogram rataan bobot segar umbi per plot karena pengaruh
naungan dan tekstur tanah .................................................................. 38

Hartarto Yusuf : Pengaruh Naungan Dan Tekstur Tanah Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi
Sabrang (Eleutherine americana MERR.), 2009.
USU Repository © 2009

Bawang

DAFTAR LAMPIRAN

Hlm
1. Bagan penelitian................................................................................... 47
2. Denah anak petak pada petak utama ..................................................... 48
3. Bagan tanaman didalam anak petak ...................................................... 48
4. Data tinggi tanaman 3 MST.................................................................. 49
5. Daftar sidik ragam tinggi tanaman 3 MST ............................................ 49
6. Data tinggi tanaman 4 MST.................................................................. 50
7. Daftar sidik ragam tinggi tanaman 4 MST ............................................ 50
8. Data tinggi tanaman 5 MST.................................................................. 51
9. Daftar sidik ragam tinggi tanaman 5 MST ............................................ 51
10. Data tinggi tanaman 6 MST.................................................................. 52
11. Daftar sidik ragam tinggi tanaman 6 MST ............................................ 52
12. Data tinggi tanaman 7 MST.................................................................. 53
13. Daftar sidik ragam tinggi tanaman 7 MST ............................................ 53
14. Data tinggi tanaman 8 MST.................................................................. 54
15. Daftar sidik ragam tinggi tanaman 8 MST ............................................ 54
16. Data tinggi tanaman 9 MST.................................................................. 55
17. Daftar sidik ragam tinggi tanaman 9 MST ............................................ 55
18. Data tinggi tanaman 10 MST................................................................ 56
19. Daftar sidik ragam tinggi tanaman 10 MST .......................................... 56
20. Data tinggi tanaman 11 MST................................................................ 57
Hartarto Yusuf : Pengaruh Naungan Dan Tekstur Tanah Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi
Sabrang (Eleutherine americana MERR.), 2009.
USU Repository © 2009

Bawang

21. Daftar sidik ragam tinggi tanaman 11 MST .......................................... 57
22. Data tinggi tanaman 12 MST................................................................ 58
23. Daftar sidik ragam tinggi tanaman 12 MST .......................................... 58
24. Data tinggi tanaman 13 MST................................................................ 59
25. Daftar sidik ragam tinggi tanaman 13 MST .......................................... 59
26. Data tinggi tanaman 14 MST................................................................ 60
27. Daftar sidik ragam tinggi tanaman 14 MST .......................................... 60
28. Data tinggi tanaman 15 MST................................................................ 61
29. Daftar sidik ragam tinggi tanaman 15 MST .......................................... 61
30. Data tinggi tanaman 16 MST................................................................ 62
31. Daftar sidik ragam tinggi tanaman 16 MST .......................................... 62
32. Data tinggi tanaman 17 MST................................................................ 63
33. Daftar sidik ragam tinggi tanaman 17 MST .......................................... 63
34. Data tinggi tanaman 18 MST................................................................ 64
35. Daftar sidik ragam tinggi tanaman 18 MST .......................................... 64
36. Data jumlah daun 3 MST ..................................................................... 65
37. Daftar sidik ragam jumlah daun 3 MST ................................................ 65
38. Data jumlah daun 4 MST ..................................................................... 66
39. Daftar sidik ragam jumlah daun 4 MST ................................................ 66
40. Data jumlah daun 5 MST ..................................................................... 67
41. Daftar sidik ragam jumlah daun 5 MST ................................................ 67
42. Data pengamatan jumlah daun 6 MST .................................................. 68
43. Daftar sidik ragam jumlah daun 6 MST ................................................ 68
44. Data jumlah daun 7 MST ..................................................................... 69
Hartarto Yusuf : Pengaruh Naungan Dan Tekstur Tanah Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi
Sabrang (Eleutherine americana MERR.), 2009.
USU Repository © 2009

Bawang

45. Daftar sidik ragam jumlah daun 7 MST ................................................ 69
46. Data jumlah daun 8 MST ..................................................................... 70
47. Daftar sidik ragam jumlah daun 8 MST ................................................ 70
48. Data jumlah daun 9 MST ..................................................................... 71
49. Daftar sidik ragam jumlah daun 9 MST ................................................ 71
50. Data jumlah daun 10 MST ................................................................... 72
51. Daftar sidik ragam jumlah daun 10 MST .............................................. 72
52. Data jumlah daun 11 MST ................................................................... 73
53. Daftar sidik ragam jumlah daun 11 MST .............................................. 73
54. Data jumlah daun 12 MST ................................................................... 74
55. Daftar sidik ragam jumlah daun 12 MST .............................................. 74
56. Data jumlah daun 13 MST ................................................................... 75
57. Daftar sidik ragam jumlah daun 13 MST .............................................. 75
58. Data jumlah daun 14 MST ................................................................... 76
59. Daftar sidik ragam jumlah daun 14 MST .............................................. 76
60. Data jumlah daun 15 MST ................................................................... 77
61. Daftar sidik ragam jumlah daun 15 MST .............................................. 77
62. Data jumlah daun 16 MST ................................................................... 78
63. Daftar sidik ragam jumlah daun 16 MST .............................................. 78
64. Data jumlah daun 17 MST ................................................................... 79
65. Daftar sidik ragam jumlah daun 17 MST .............................................. 79
66. Data jumlah daun 18 MST ................................................................... 80
67. Daftar sidik ragam jumlah daun 18 MST .............................................. 80
68. Data persentase berbunga 9 MST ......................................................... 81
Hartarto Yusuf : Pengaruh Naungan Dan Tekstur Tanah Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi
Sabrang (Eleutherine americana MERR.), 2009.
USU Repository © 2009

Bawang

69. Data hasil transformasi Arcsin √P persentase berbunga 9 MST ........... 81
70. Daftar sidik ragam persentase berbunga 9 MST.................................... 81
71. Data persentase berbunga 10 MST ....................................................... 82
72. Data hasil transformasi Arcsin √P persentase berbunga 10 MST ......... 82
73. Daftar sidik ragam persentase berbunga 10 MST .................................. 82
74. Data persentase berbunga 11 MST ....................................................... 83
75. Data hasil transformasi Arcsin √P persentase berbunga 11 MST ......... 83
76. Daftar sidik ragam persentase berbunga 11 MST .................................. 83
77. Data persentase berbunga 12 MST ....................................................... 84
78. Data hasil transformasi Arcsin √P persentase berbunga 12 MST ......... 84
79. Daftar sidik ragam persentase berbunga 12 MST .................................. 84
80. Data persentase berbunga 13 MST ....................................................... 85
81. Data hasil transformasi Arcsin √P persentase berbunga 13 MST ......... 85
82. Daftar sidik ragam persentase berbunga 13 MST .................................. 85
83. Data persentase berbunga 14 MST ....................................................... 86
84. Daftar sidik ragam persentase berbunga 14 MST .................................. 86
85. Data persentase berbunga 15 MST ....................................................... 87
86. Daftar sidik ragam persentase berbunga 15 MST .................................. 87
87. Data persentase berbunga 16 MST ....................................................... 88
88. Daftar sidik ragam persentase berbunga 16 MST .................................. 88
89. Data persentase berbunga 17 MST ....................................................... 89
90. Daftar sidik ragam persentase berbunga 17 MST .................................. 89
91. Data persentase berbunga 18 MST ....................................................... 90
92. Daftar sidik ragam persentase berbunga 18 MST .................................. 90
Hartarto Yusuf : Pengaruh Naungan Dan Tekstur Tanah Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi
Sabrang (Eleutherine americana MERR.), 2009.
USU Repository © 2009

Bawang

93. Data bobot segar daun (g)..................................................................... 91
94. Daftar sidik ragam bobot segar daun (g) ............................................... 91
95. Data bobot kering daun (g) ................................................................... 92
96. Daftar bobot kering daun (g) ................................................................ 92
97. Data jumlah anakan (anakan) ............................................................... 93
98. Daftar sidik ragam jumlah anakan (anakan) ......................................... 93
99.

Data jumlah umbi (umbi) .................................................................. 94

100. Daftar sidik ragam jumlah umbi (umbi) ............................................. 94
101. Data bobot segar umbi per sampel (g) .............................................. 95
102. Daftar sidik ragam umbi per sampel (g) ............................................. 95
103. Data bobot segar umbi per plot (g) .................................................... 96
104. Daftar sidik ragam jumlah umbi per plot (g) ...................................... 96
105. Foto-foto penelitian ........................................................................... 97
106. Hasil analisa tekstur .......................................................................... 100

Hartarto Yusuf : Pengaruh Naungan Dan Tekstur Tanah Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi
Sabrang (Eleutherine americana MERR.), 2009.
USU Repository © 2009

Bawang

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Prospek pengembangan tanaman obat sangat cerah pada masa mendatang
ditinjau dari berbagai faktor pendukung. Faktor pendukungnya seperti
tersedianya sumber kekayaan alam Indonesia dengan keanekaragaman hayati
terbesar kedua di dunia. Sejarah pengobatan tradisional telah dikenal lama oleh
nenek moyang dan diamalkan secara turun temurun sehingga menjadi warisan
budaya bangsa, isu global “back to nature” sehingga meningkatkan pasar produk
herbal Indonesia. Namun demikian krisis moneter menyebabkan pengobatan
tradisional menjadi pilihan utama bagi sebahagian besar masyarakat dan kebijakan
pemerintah berupa berbagai peraturan perundangan yang menunjukkan perhatian
serius bagi pengembangan tanaman obat (Kintoko, 2006).
Indonesia memiliki kekayaan tumbuhan yang luar biasa, dari 30.000
spesies tumbuhan yang ada, sekitar 1260 spesies dapat dimanfaatkan sebagai obat
(Mangan, 2003). Bawang sabrang adalah salah satu jenis tanaman yang dapat
digunakan sebagai obat. Kandungan senyawa dalam bawang sabrang dipercaya
dapat mengobati kenker payudara. Hasil penelitian Sukrasno (2007) mengatakan
bahwa bawang sabrang (bawang Tiwai) memiliki kandungan kelompok senyawa
naftokuinon seperti elutherinon, isoleutherinon, eletheriol dan sebagainya. Warna
merah pada umbinya adalah tanin. Namun belum diketahui senyawa yang
melawan perkembangan kista kanker tersebut.

Hartarto Yusuf : Pengaruh Naungan Dan Tekstur Tanah Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi
Sabrang (Eleutherine americana MERR.), 2009.
USU Repository © 2009

Bawang

Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui
pada wanita. Menurut WHO 8-9% wanita akan terkena kanker payudara. Setiap
tahun lebih dari 250.000 kasus baru kanker payudara terdiagnosa di Eropa dan
kurang lebih 175.000 di Amerika Serikat. Pada tahun 2000 diperkirakan 1,2 juta
wanita terdiagnosis kanker payudara dan lebih dari 700.000 telah meninggal.
Belum ada data statistik yang akurat di Indonesia, namun data yang terkumpul
dari rumah sakit menunjukkan bahwa kanker payudara pada wanita menduduki
ranking pertama di antara kanker lainnya (Roche Indonesia, 2008). Oleh sebab itu
bawang sabrang dapat dijadikan pengobatan alternatif untuk penyakit terserbut.
Selain itu, daunnya juga dapat bermanfaat sebagai pelancar air susu ibu
(Republika online, 2005).
Bawang sabrang adalah tanaman obat yang dapat dijadikan tanaman obat
keluarga (TOGA) yang biasa ditanam di perkarangan rumah yang umumnya juga
ditumbuhi oleh pohon yang tinggi, maka tanaman yang tumbuh di bawahnya
mempunyai kemungkinan ternaungi. Banyaknya lahan ternaungi yang tidak
dimanfaatkan (misal daerah di bawah kanopi tanaman perkebunan) merupakan
suatu peluang bagi pengembangan tanaman yang tahan terhadap intensitas cahaya
rendah untuk ditanam di areal tersebut. Literatur mengenai respon cahaya rendah
(pengaruh penaungan) pada tanaman bawang sabrang belum diketahui. Beberapa
suku bawang-bawangan lainnya seperti bawang merah dan bawang putih adalah
jenis tanaman C4 yang membutuhkan penyinaran penuh. Namun penelitian
Bahruddin (2004) menyatakan bahwa bawang merah yang diberi naungan 30%
menunjukkan hasil yang lebih baik dari perlakuan tanpa naungan. Hal ini

Hartarto Yusuf : Pengaruh Naungan Dan Tekstur Tanah Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi
Sabrang (Eleutherine americana MERR.), 2009.
USU Repository © 2009

Bawang

menurutnya naungan dapat mengurangi kehilangan air dan menurunkan suhu
tanah sehingga meningkatkan produksi.
Tanaman bawang sabrang yang hasil panennya berupa umbi, memerlukan
jenis tekstur yang sesuai untuk pertumbuhan umbinya. Tekstur merupakan sifat
fisika tanah yang tidak dapat diubah dengan perlakuan agronomi. Oleh sebab itu
diperlukan penyesuaian antara tanaman yang dibudidayakan dengan tekstur yang
diinginkan oleh tanaman tersebut. Dengan penelitian ini diharapkan diperoleh
tekstur tanah ideal untuk pertumbuhan bawang sabrang.
Oleh karena mengingat keterbatasan penelitian yang ada, khususnya
tentang bawang sabrang, maka diharapkan akan diperoleh informasi yang penting
bila dilakukan penelitian pengaruh naungan ini. Untuk mengetahui media tanah
yang dapat memberikan hasil yang tinggi pada tingkat naungan tertentu, perlu
dipelajari tekstur tanah yang tepat untuk pertumbuhannya, sehingga hasilnya
dapat menjadi sumber informasi yang penting dan dapat dijadikan acuan dalam
penerapan budidaya di lapangan serta sebagai bahan perbandingan penelitian
bawang sabrang selanjutnya.

Tujuan

1. Untuk mengetahui respon pertumbuhan dan produksi bawang sabrang
pada beberapa tingkat naungan.
2. Untuk mengetahui tekstur tanah yang tepat bagi pertumbuhan dan
produksi bawang sabrang.

Hipotesis

Hartarto Yusuf : Pengaruh Naungan Dan Tekstur Tanah Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi
Sabrang (Eleutherine americana MERR.), 2009.
USU Repository © 2009

Bawang

1. Ada pengaruh naungan terhadap pertumbuhan

dan produksi bawang

sabrang.
2. Ada pengaruh tekstur tanah terhadap pertumbuhan dan produksi bawang
sabrang.
3. Ada interaksi naungan dan tekstur tanah terhadap pertumbuhan dan
produksi bawang sabrang.
Kegunaan

1. Sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana di Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara
2. Sebagai sumber informasi bagi pihak yang membutuhkan

Hartarto Yusuf : Pengaruh Naungan Dan Tekstur Tanah Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi
Sabrang (Eleutherine americana MERR.), 2009.
USU Repository © 2009

Bawang

TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman Bawang Sabrang

Klasifikasi bawang sabrang menurut K. Heyne, 1922 yang dikutip oleh
Gerald (2006) menyatakan sebagai berikut

Kingdom

: Plantae (tumbuhan)

Subkingdom

: Tracheobionta (berpembuluh)

Superdivisio

: Spermatophyta (menghasilkan biji)

Divisio

: Magnoliophyta (berbunga)

Kelas

: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)

Sub-kelas

: Liliidae

Ordo

: Liliales

Familia

: Iridaceae

Genus

: Eleutherine

Spesies

: Eleutherine americana Merr

Bawang sabrang memiliki beberapa nama antara lain bawang dayak,
bawang tiwai dan bawang kapal. Belum banyak publikasi mengenai botani
tanaman bawang sabrang. Tanaman ini berupa herba semusim dengan tinggi 3040 cm. Batang semu, membentuk rumpun dengan umbi berlapis, bulat telur dan
merah. Daun tunggal, bentuk pita dengan ujung dan pangkal runcing. Bagian tepi
daun rata dan daun berwarna hijau. Bunga majemuk, tumbuh di ujung batang,
panjang tangkai ± 40 cm yang berbentuk bentuk silindris. Kelopak terdiri dari dua
Hartarto Yusuf : Pengaruh Naungan Dan Tekstur Tanah Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi
Sabrang (Eleutherine americana MERR.), 2009.
USU Repository © 2009

Bawang

daun kelopak berwarna hijau kekuningan. Mahkota terdiri dari empat daun
mahkota berwarna putih, saling lepas dan panjang ± 5 mm, benang sari empat.
Kepala sari kuning, putik bentuk jarum, panjang ± 4 mm, putih kekuningan. Akar
serabut berwarna coklat muda ( www.warintek.ristek.go.id, 2007). Gambar
morfologi bawang sabrang dapat dilihat pada lampiran 106.
Bawang dayak atau bawang sabrang ini mengandung senyawa berupa
alkaloid, glikosida, flavonoid, fenolik, dan steroid yang dapat dimanfaatkan
sebagai bahan baku obat (Yuniar, dalam Banjarmasin Post, 2007). Seperti telah
disebutkan sebelumnya, Sukrasno (2007) menyebutkan bahwa bawang sabrang
(bawang Tiwai) memiliki kandungan kelompok senyawa naftokuinon seperti
elutherinon, isoleutherinon, eletheriol dan sebagainya. Warna merah pada
umbinya adalah tanin.

Pengaruh Intensitas Cahaya Bagi Tanaman

Gardner et al (1991) menyatakan unsur radiasi matahari yang penting bagi
tanaman ialah intensitas cahaya, kualitas cahaya, dan lamanya penyinaran. Bila
intensitas cahaya yang diterima rendah, maka jumlah cahaya yang diterima oleh
setiap luasan permukaan daun dalam jangka waktu tertentu rendah. Lakitan (1995)
menyatakan bahwa kira-kira hanya 80% PAR (radiasi aktif untuk fotosintesis)
yang diserap oleh daun. Porsi yang diserap dipengaruhi oleh struktur dan umur
daun sementara 20% diteruskan dan dipantulkan sebagai cahaya hijau, dari jumlah
itu 95% hilang dalam bentuk panas dan hanya kurang dari 5% saja yang
dimanfaatkan tanaman untuk fotosintesis.

Hartarto Yusuf : Pengaruh Naungan Dan Tekstur Tanah Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi
Sabrang (Eleutherine americana MERR.), 2009.
USU Repository © 2009

Bawang

Edmond et al (1983) menjelaskan intensitas sinar matahari mewakili
jumlah quantum atau foton yang diberikan pada suatu area atau total jumlah
cahaya yang diterima tanaman. Secara umum untuk tiap daerah intensitas cahaya
yang diberikan berbeda sesuai dengan musim dan jarak dari equator. Intensitas
cahaya secara bertahap meningkat mulai dari terbit matahari hingga pada siang
hari dan menurun kembali secara bertahap pada sore. Intensitas cahaya tertinggi
pada saat musim panas. Intensitas sinar matahari bervariasi berdasarkan keadaan
debu atau uap diatmosfer, serta pengaruh ketinggian tempat.
Intensitas cahaya optimal selama perioda tumbuh penting untuk
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pada tanaman tertentu jika menerima
cahaya yang berlebihan maka akan berpengaruh terhadap pembentukan buah atau
umbi. Sebaliknya berkurangnya radiasi sebagai akibat keawanan atau ternaungi
akan mengurangi laju pembentukan buah dan umbi dan menyebabkan
pertumbuhan

vegetatif

berlebihan

(Bahrudin,

2004).

Intensitas

cahaya

berpengaruh secara nyata terhadap laju sintesis karbohidrat pada pertumbuhan
tanaman. Laju fotosintesis akan meningkat dengan meningkatnya intensitas
cahaya sampai pada batas tertentu. Batas dimana peningkatan intensitas tidak lagi
meningkatkan laju fotosintesis disebut titik jenuh cahaya. Intensitas cahaya juga
akan berpengaruh terhadap suhu udara, tanah dan tanaman dimana perubahan
suhu kemudian akan mempengaruhi tanamannya. Radiasi pada tengah hari
berkisar 1.50 g.cal/cm3/menit (setara 10.000 footcandle atau 108.000 lux). Titik
kompensasi cahaya untuk kebanyakan tanaman adalah pada intensitas cahaya
sekitar 100 footcandle atau 1080 lux (Lakitan, 1994).

Hartarto Yusuf : Pengaruh Naungan Dan Tekstur Tanah Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi
Sabrang (Eleutherine americana MERR.), 2009.
USU Repository © 2009

Bawang

Hasil penelitian tanggapan varietas tanaman jagung terhadap irradiasi
rendah (Purnomo, 2005) menunjukkan bahwa naungan tidak memiliki efek nyata
terhadap kadar N daun, klorofil dan kandungan karoten, tetapi tingkat fotosintesis
meningkat karena meningkatnya irradiasi. Hasil biji dan produksi biomassa
menurun secara proporsional karena meningkatnya penutupan (naungan). Hasil ini
merupakan efek negatif saat tanaman yang membutuhkan intensitas cahaya tinggi
mengalami penaungan.
Hasil percobaan Bouning dan Burnside mengklasifikasikan tanaman
dalam dua jenis kelompok menurut kejenuhan cahaya, yaitu jenis senang sinar
matahari dan jenis-jenis senang terlindung. Hasil percobaan yang dilakukan
menyatakan bahwa jenis senang sinar matahari kejenuhan cahaya kira-kira 2500
footcandle sedang jenis yang senang terlindung dalam bayangan, kejenuhan
cahaya kira-kira 100 footcandle. Hasil pengamatan ini lebih rendah dari
pengamatan lain, tapi taksiran tertinggi kira-kira hanya setengah dari intensitas
sinar matahari cerah pada tengah hari. Jadi daun daun yang tak terlindung
biasanya jenuh cahaya kira-kira pukul 10.00 pagi sampai 16.00 sore. Untuk
beberapa tanaman kecepatan fotosintesis bahkan dapat sedikit menurun bila
intensitas cahaya bertambah diantara titik-titik jenuh. Nutman, 1973, dalam
Guslim (2007) mengukur kecepatan fotosintesis daun kopi di lapang, ternyata
nilai-nilai kecepatan fotosintesis menurun pada keadaan intensitas cahaya yang
tinggi pada tengah hari yang disebabkan menutupnya mulut daun. Jumlah
asimilasi harian di kebun kopi yang terlindung lebih besar daripada yang terkena
sinar matahari langsung.

Hartarto Yusuf : Pengaruh Naungan Dan Tekstur Tanah Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi
Sabrang (Eleutherine americana MERR.), 2009.
USU Repository © 2009

Bawang

Wrigley (1982) menyatakan bahwa ada keuntungan dan kerugian pada
tanaman yang tumbuh dengan kondisi ternaungi yaitu:
1. Keuntungan


Tanaman yang menaungi berperan sebagai pemecah angin, dimana angin
dengan hembusan udara panas dapat meningkatkan transpirasi dan
berbahaya bagi tanaman



Fluktuasi suhu udara (iklim mikro) pada tanaman rendah



Kisaran suhu daun dan tanah rendah dibawah tanaman penaung



Kelembaban relatif tinggi



Kelembaban permukaan tanah rendah dan sangat penting bagi tanaman
pada saat musim kering



Tanaman penaung mengurangi dampak buruk dari air hujan



Tanaman penaung dapat menghasilkan bahan organik



Akar tanaman penaung dapat membuat pori-pori pada subsoil

2. Kerugian


Tanaman penaung akan mengurangi intensitas sinar matahari, sehingga
mangganggu pertumbuhan tanaman yang memerlukan intensitas sinar
penuh



Tanaman penaung berkompetisi hara, air saat musim kering, dan oksigen
dengan tanaman yang ditanaman dibawahnya



Jatuhnya ranting tanaman penaung dapat menyebabkan kerusakan serius
bagi tanaman yang ditanam dibawahnya
Penaungan menyebabkan intensitas cahaya yang diterima kanopi daun

menjadi lebih kecil. Akibatnya berpengaruh terhadap proses metabolisme tanaman
Hartarto Yusuf : Pengaruh Naungan Dan Tekstur Tanah Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi
Sabrang (Eleutherine americana MERR.), 2009.
USU Repository © 2009

Bawang

seperti fotosintesis. Berdasarkan sistem fotosintesinya tanaman terbagi atas tiga
jenis yaitu tanaman C3, C4 dan CAM (Crassulaceae Acid Metabolism). Tanaman
C3 dan C4 merupakan jenis tanaman yang cukup luas tumbuh di daerah tropis.
Terdapat perbedaan tanggap terhadap intensitas sinar matahari diantara kedua
tanaman ini. Tanaman C4 menurut para ahli fisiologi adalah tanaman yang efesien
dalam menggunakan cahaya sehingga laju fotosintesis lebih tinggi. Menurut
(Gardner et. al, 1991) faktor utama yang menyebabkan peningkatan efesiensi
fotosintesis tanaman C4 ialah tidak adanya fotorespirasi (respirasi dalam cahaya)
yang dapat diukur. Fotorespirasi itu mengakibatkan hilangnya CO2 dalam jaringan
fotosintetik dan merupakan sumber utama pengeluaran CO2 oleh spesies C3 dalam
cahaya. Fotorespirasi tidak penting pada C4 hal inilah yang dianggap merupakan
faktor utama yang menyebabkan spesies C4 lebih efesien dibanding C3 pada saat
kondisi cahaya penuh. Belum diperoleh informasi tipe fotosintesis dari tanaman
bawang sabrang.
Secara umum perbedaan antara tanaman C3 dan C4 adalah (Gardner et al,
1991) sebagai berikut:
1. Spesies C4 mempunyai kloroplas dalam sel-sel seludang ikatan
pembuluhnya, sedangkan spesies C3 tidak
2. Kloroplas dalam mesofil spesies C4 dan C3 tampak serupa, tetapi secara
biokimia keduanya berbeda. Pada C3 RuBP difikasasi oleh RuBP
karboksilase, berlangsung siklus calvin dan terjadi penimbunan tepung.
Pada spesies C4, CO2 difiksasi oleh PEP karboksilase yang membentuk
asam beratom C empat yang ditranslokasikan ke sel-sel seludang ikatan
pembuluh
Hartarto Yusuf : Pengaruh Naungan Dan Tekstur Tanah Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi
Sabrang (Eleutherine americana MERR.), 2009.
USU Repository © 2009

Bawang

3. Kloroplas sel-sel seludang berbeda secara anatomi
4. Spesies C4 umumnya memiliki laju fotosintesis yang lebih tinggi
dibanding C3 pada intensitas cahaya yang tinggi
5. Terjadi perbedaan antara spesies yang yang mempunyai mekanisme CO2
yang berbeda, C3 beradaptasi dengan kondisi sejuk dan lembab sedangkan
C4 teradaptasi dalam kondisi panas dan kering.
Pengaruh intensitas cahaya rendah terhadap hasil pada berbagai komoditi
sudah banyak dilaporkan. Sopandie et al., 2003 dalam Djukr i dan Purwoko
(2003) melaporkan bahwa naungan 50% pada padi genotipe peka menyebabkan
jumlah gabah/malai kecil serta persentase gabah hampa yang tinggi, sehingga
produksi biji rendah. Dari hasil ini dapat dilihat bahwa intensitas cahaya memiliki
pengaruh yang berbeda-beda terhadap setiap jenis tanaman. Walaupun tanaman
padi adalah jenis tanaman C3, namun beberapa varieas tanaman ini suka pada
cahaya penuh.

Tekstur Tanah

Sebagai medium untuk pertumbuhan tanaman, tanah dapat digambarkan
sebagai suatu material kompleks alami yang diperoleh dari batuan induk dan
materi organik yang terurai dan yang dihancurkan. Empat dasar komponen tanah
yang penting adalah mineral, bahan organik, air dan udara (Hausenbuiller, 1978).
Antara satu daerah dengan daerah lain biasanya memiliki jenis kimia tanah yang
berbeda, tergantung dari jenis batuan induk, iklim, topografi, usia tanah, dan
faktor biologi (Eipstein, 1972).

Hartarto Yusuf : Pengaruh Naungan Dan Tekstur Tanah Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi
Sabrang (Eleutherine americana MERR.), 2009.
USU Repository © 2009

Bawang

Dua hal yang penting dari tanah adalah tekstur dan struktur. Tekstur
didefenisikan sebagai proporsi jumlah pasir, debu, dan liat yang ada dalam fraksi
mineral tanah. Struktur berhubungan dengan bentuk individu partikel yang
membentu tanah menjadi bergerombol dalam bentuk agregat. Tekstur dan struktur
menentukan ruang pori tanah (Hausenbuiller, 1972). Struktur dalam prakteknya di
lapangan dapat diubah dengan pengolahan tanah. Karena pada dasarnya struktur
tanah yang berbentuk bongkahan akan hancur saat dilakukan mekanisasi pada
tanah ataupun dengan pangolahan tanah secara konvensional. Tekstur tanah
penting diketahui pada suatu lahan untuk penyesuaian dengan tanaman yang akan
dikerjakan pada lahan tersebut, karena tekstur tanah lahan pada dasarnya tidak
dapat diubah. Perubahan tekstur tanah dapat dilakukan dengan penambahan
formasi tekstur berbeda namun hanya dilakukan dalam jumlah kecil.
Tekstur tanah menunjukkan komposisi penyusun tanah (separat) yang
dinyatakan sebagai perbandingan proporsi relatif antara fraksi pasir, debu dan liat.
Partikel berukuran lebih dari 2 mm tidak tergolong sebagai tekstur tanah. Semakin
kecil ukuran separat berarti semakin banyak jumlah dan makin luas
permukaannya persatuan berat tanah, yang menunjukkan makin padatnya partikelpartikel per satuan volune tanah. Hal ini berarti makin banyak ukuran pori mikro
yang terbentuk. Tanah yang didominasi pasir akan banyak mempunyai pori-pori
makro (disebut lebih poreus), tanah yang didominasi debu akan banyak memiliki
pori meso, sedangkan yang di dominasi liat akan banyak didominasi pori mikro
(Hanafiah, 2005).
Tekstur tanah mempengaruhi kestabilan agregat, permeabilitas tanah
terhadap air dan udara, karakteristik drainase, kapasitas pemegangan air, kesukaan
Hartarto Yusuf : Pengaruh Naungan Dan Tekstur Tanah Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi
Sabrang (Eleutherine americana MERR.), 2009.
USU Repository © 2009

Bawang

dalam budidaya tanaman dan status hara dalam tanah (Webster and Wilson,
1986). Distribusi dan penyusunan ukuran partikel tanah menentukan kemampuan
tanah untuk memegang dan mengalirkan air. Tanah dengan persentase pasir yang
tinggi mudah kehilangan air dan penyokong yang tidak kuat bagi akar tanaman.
Tekstur tanah juga mempengaruhi sirkulasi udara di dalam tanah. Akar tanaman
membutuhkan oksigen untuk proses respirasi, dan tanah yang memiliki kadar
difusi gas yang rendah akan membatasi respirasi dan pertumbuhan tanaman.
Tekstur juga mempengaruhi kesuburan tanah. Tanah yang memiliki kandungan
liat yang tinggi meningkatkan kapasitas tukar kation. Tanah seperti ini
mengurangi proses pencucian nutrisi di dalam tanah (Hartman, et al, 1981).
Tanah yang bertekstur pasir memiliki luas permukaan yang kecil dan sulit
menahan unsur hara, sedangkan tanah yang bertekstur liat mempunyai luas
permukaan yang besar, sehingga kemampuan menahan air dan menyediakan
unsur hara sangat tinggi (Endang dalam Yunus, 2004).

Hartarto Yusuf : Pengaruh Naungan Dan Tekstur Tanah Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi
Sabrang (Eleutherine americana MERR.), 2009.
USU Repository © 2009

Bawang

BAHAN DAN METODA

Tempat dan Waktu

Penelitian dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas
Sumatera Utara dengan ketinggian tempat 25 m dpl. Penelitian dimulai dari bulan
Agustus hingga Desember 2008.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah umbi bawang sabrang
sebagai sumber bahan tanaman, naungan paranet (persentase 55%, 65% dan 75%),
kayu bambu sebagai kerangka naungan, tanah dengan tekstur pasir berlempung,
lempung berpasir, lempung berliat, lempung liat berdebu sebagai media tanam.
Insektisida organik sebagai pemberantas hama dan fungisida sebagai pencegah
hama dan penyakit.
Alat yang digunakan dalam penelitian adalah cangkul untuk mengolah
lahan, meteran, timbangan analitik, oven, gunting dan alat-alat lainnya yang
mendukung penelitian.

Metoda Penelitian

Penelitian dilakukan dengan menggunakan rancangan petak terpisah (Split
Plot Design) pola Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan tiga blok.
Faktor naungan paranet sebagai petak utama dengan empat naungan,
masing-masing adalah:
N0

= tanpa naungan

Hartarto Yusuf : Pengaruh Naungan Dan Tekstur Tanah Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi
Sabrang (Eleut