Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tunggakan Pajak Di Sumatera Utara

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
TUNGGAKAN PAJAK DI SUMATERA UTARA

TESIS

Oleh:
VINELIA AUGUSTINA MARPAUNG
047018022 / EP

SEKOLAH PASCA SARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2007

Vinelia Augustina Marpaung : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tunggakan Pajak Di Sumatera Utara, 2008.
USU e-Repository©2008

Tanggal Lulus : 28 Juni 2007
Judul Penelitian : Analisis

Faktor-faktor


yang

Mempengaruhi

Tunggakan Pajak di Sumatera Utara
Nama

: Vinelia Augustina Marpaung

Nomor Pokok

: 047018022

Program Studi

: Magister Ekonomi Pembangunan (MEP)

Menyetujui
Komisi Pembimbing:


Prof.Dr. Djamaluddin Ahmad
Ketua

Kasyful Mahalli, SE, M.Si.
Anggota

Ketua Program Studi

Dr. Murni Daulay, S.E, M.Si.

Direktur,

Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., M.Sc.

Vinelia Augustina Marpaung : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tunggakan Pajak Di Sumatera Utara, 2008.
USU e-Repository©2008

Tanggal Lulus : 28 Juni 2007


ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
TUNGGAKAN PAJAK DI SUMATERA UTARA

TESIS

Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains
Dalam Program Studi Ilmu Ekonomi Pembangunan
Pada Program Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh :
VINELIA AUGUSTINA MARPAUNG
047018022 / EP

SEKOLAH PASCA SARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2007

Vinelia Augustina Marpaung : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tunggakan Pajak Di Sumatera Utara, 2008.
USU e-Repository©2008


TELAH DIUJI PADA
HARI/TANGGAL

: KAMIS / 28 JUNI 2007

PANITIA PENGUJI TESIS :

KETUA

: Prof.Dr. Djamaluddin Ahmad

ANGGOTA : 1. Kasyful Mahalli, SE, M.Si.
2. Dr. Murni Daulay, M.Si.
3. Drs. Iskandar Syarief, M. A.
4. Drs. Rujiman, M. A.

Vinelia Augustina Marpaung : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tunggakan Pajak Di Sumatera Utara, 2008.
USU e-Repository©2008


ANALYSIS FACTORS OF INFLUENCE TAX ARREARS
IN NORTH SUMATERA
VINELIA AUGUSTINA MARPAUNG
047018022

ABSTRACT
Tax represent one of the source of domestic income, obtained of taxpayer. State
income not yet as expected because still level of tax arrears. This research has a purpose to
know growth of tax arrears in North Sumatera and to analyze the influence of economics
growth of North Sumatera, numer of taxprayer, inflation and economic condition to tax
arrears in North Sumatera.
The analysis uses Ordinary Least Square (OLS) method. For this analysis aim, use a
secondary database in time series form, 1984 – 2005, that is data of tax arrears, number of
taxprayer, economics growth of North Sumatera, and inflation in North Sumatera. The data
obtained form Regional Office DJP Sumbagut I, and Central Bureau of Statistics of Nort
Sumatera Utara, and other sources that is research result and journals.
Based on the estimating result, this research found that economics growth of North
Sumatera, number of taxprayer, inflation rate, and economic condition simultaneously had
significantly influence to the tax arrears in North Sumatera with a determination coefficient
value (R2), in the amount of 97,39 percents. It means that the economics growth of North

Sumatera, number of taxprayer, inflation rate and economic condition can explain the tax
arrears variation in North Sumatera equal to 97,39 percents. Partially, this analysis result
showed that economics growth of North Sumatera had a significantly negative influence to
tax arrears in North Sumatera; number of taxprayer, inflation and economic crisis had a
significantly positif influence to tax arrears in North Sumatera.
Hence to lessen tax arrears in North Sumatera, governmental require to strive to
improve economics growth, with stabilization and repair of makroekonomic variables.
Referring to taxpayer, to Directorate Generaling of Tax suggested to lay to really potential
taxpayer. Besides by improving execution of counselling to taxpayer to increase awareness
of taxpayer of its obligation, and conduct the regulation of taxation properly.
Key words: tax arrears, economic growth, inflation rate, taxprayer.

Vinelia Augustina Marpaung : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tunggakan Pajak Di Sumatera Utara, 2008.
USU e-Repository©2008

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
TUNGGAKAN PAJAK DI SUMATERA UTARA
VINELIA AUGUSTINA MARPAUNG
047018022


ABSTRAK
Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan dalam negeri, yang diperoleh dari
wajib pajak. Penerimaan negara dari pajak belum sebagaimana diharapkan karena masih
besarnya tunggakan pajak.. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan
tunggakan pajak di Sumatera Utara dan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan ekonomi
di Sumatera Utara, jumlah wajib pajak, inflasi dan kondisi ekonomi terhadap peningkatan
tunggakan pajak di Sumatera Utara.
Metode analisis yang digunakan adalah Ordinary Least Square (OLS). Untuk tujuan
analisis digunakan data sekunder berupa data time series, 1984 – 2005, yaitu data tunggakan
pajak, jumlah wajib pajak, pertumbuhan ekonomi, dan inflasi di Sumatera Utara. Data
tersebut diperoleh dari Kanwil DJP Sumbagut I, BPS, dan sumber-sumber lainnya yaitu
jurnal-jurnal dan hasil penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan ekomoni Sumatera Utara, jumlah
wajib pajak, tingkat inflasi, dan kondisi ekonomi secara serempak berpengaruh signifikan
terhadap peningkatan tunggakan pajak di Sumatera Utara. Nilai koefisien determinasi (R2)
sebesar 0,9739 berarti bahwa pertumbuhan ekonomi, jumlah wajib pajak, inflasi dan kondisi
perekonomian (dummy) mampu menjelaskan variasi tunggakan pajak di Sumatera Utara
sebesar 97,39 %. Secara parsial, hasil analisis menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi
berpengaruh negatif signifikan terhadap penunggakan pajak, kemudian jumlah wajib pajak,
inflasi dan krisis ekonomi berpengaruh positif dan signifikan terhadap penunggakan pajak di

Sumatera Utara.
Berdasarkan hasil penelitian, maka untuk mengurangi penunggakan pajak,
pemerintah perlu melakukan upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi, melalui perbaikan
dan stabilisasi terhadap variabel-variabel makroekonomi. Sehubungan dengan wajib pajak,
kepada Direktorat Jenderal Pajak disarankan untuk membebankan pajak kepada wajib pajak
yang benar-benar potensial. Selain itu dengan meningkatkan pelaksanaan penyuluhan
terhadap wajib pajak untuk meningkatkan kesadaran wajib pajak atas kewajibannya,
sekaligus melakukan peraturan perpajakan sebagaimana mestinya.

Kata kunci: tunggakan pajak, pertumbuhan ekonomi, inflasi, wajib pajak.

Vinelia Augustina Marpaung : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tunggakan Pajak Di Sumatera Utara, 2008.
USU e-Repository©2008

KATA PENGANTAR
Pertama-tama penulis memanjatkan Puji syukur kehadirat Tuhan Yang
Maha Pengasih dan Penyayang yang telah memberikan rahmat-Nya kepada kita,
sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan judul “Analisis FaktorFaktor Yang Mempengaruhi Tunggakan Pajak di Sumatera Utara”.
Penulis dapat menyelesaikan perkuliahan dan penulisan tesis ini sehingga
dapat diselesaikan dalam waktu yang telah ditetapkan berkat bimbingan dan

arahan dari Bapak dan Ibu Dosen Magister Ekonomi Pembangunan khususnya
Bapak Dosen Pembimbing dan Bapak Dosen Penguji dengan kesabarannya telah
meluangkan waktu dan pikiran dalam memberikan petunjuk dan arahan.
Dalam penyelesaian penulisan tesis ini, penulis banyak dibantu oleh
berbagai pihak, baik dalam bentuk moril, bimbingan maupun arahan, sehingga
sesuai dengan syarat dan tatacara yang telah ditentukan. Untuk itu penulis dalam
kesempatan ini, dengan kerendahan hati dengan rasa hormat menyampaikan
terima kasih yang tulus kepada :
1. Ibu Prof.Dr.Ir. T. Chairun Nisa B., M.Sc., Direktur Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. Murni Daulay, S.E.,M.Si., Ketua Program Studi Magister Ekonomi
Pembangunan Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Prof. Dr. Djamaluddin Ahmad sebagai Ketua Pembimbing atas arahan
dan bimbingannya selama masa perkuliahan dan pengerjaan tesis ini
4. Bapak Kasyful Mahalli, SE, M.Si sebagai Anggota Pembimbing yang telah
banyak meluangkan waktu dan arahan dalam penyusunan tesis ini.
5. Ibu Dr. Murni Daulay, S.E.,M.Si., Bapak Drs. Rujiman, MA., Drs. Iskandar
Syarief, M. A. sebagai Pembanding yang telah banyak memberikan saransaran perbaikan dalam penyusunan tesis ini.
6. Bapak, Ibu Dosen Program Studi Magister Ekonomi Pembangunan Sekolah
Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.


Vinelia Augustina Marpaung : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tunggakan Pajak Di Sumatera Utara, 2008.
USU e-Repository©2008

7. Bapak dan Ibu Staf Administrasi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera
Utara.
8. Kepada orang-orang tercinta penulis, ibunda penulis Rumina Siagian, dan
seluruh keluarga besar yang telah memberikan perhatian, motivasi, semangat,
saran dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.
9. Khusus kepada suamiku tercinta, Justom Malau yang telah memberikan kasih
sayangnya, dukungan dan pengertian selama penulis melakukan perkuliahan
serta anakku tersayang Darrell Stefanus Malau yang selalu membuatku
semangat dan bahagia serta tenang menyelesaikan tesis ini.
10. Dalam kurun waktu tiga semester selama menjalani masa perkuliahan, telah
terjadi interaksi yang baik antara penulis dengan rekan-rekan kuliah terutama
angkatan VII, maka untuk itu penulis memberikan ucapan terima kasih
kepada mereka semua, khususnya rekan Inggrita Gusti Sari Nasution, Novita
L. Sitompul yang tetap saling menguatkan dan mengingatkan dalam
perjuangan menyelesaiakan tesis ini.
11. Rekan-rekan sekerja di Bidang Pemeriksaan, Penyidikan dan Penagihan

Pajak Kantor Wilayah DJP Sumatera Utara I ang selalu memberikan
semangat dan pengertian dalam penyelesaian tesis ini.
Penulis menyadari tesis ini masih jauh dari sempurna, namun harapan
penulis semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Mohon maaf atas segala
kesalahan dan kesilapan penulis selama ini. Semoga Allah Bapa Yang Maha
Pengasih memberikan berkat-Nya kepada kita. Aminn........

Medan, 30 Juni 2007
Penulis,

Vinelia Augustina Marpaung

Vinelia Augustina Marpaung : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tunggakan Pajak Di Sumatera Utara, 2008.
USU e-Repository©2008

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Nama

: Vinelia Augustina Marpaung

2. Agama

: Kristen

3. Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 25 Agustus 1975
4. Pekerjaan

: PNS pada Kantor Wilayah DJP Sumatera Utara I

5. Nama Suami

: Justom F. Malau, SE

6. Anak

: Darrell Stefanus Malau

7. Nama Ayah

: H. Wilson Marpaung (alm)

Ibu

: Rumina Siagian

8. Nama Ayah Mertua : Jamin Malau (alm)
Ibu Mertua

: Taruli Donata Siringo-ringo

9. Pendidikan :
a. SD HKBP Sidorame I

: Lulus Tahun 1987

b. SMP Negeri 12 Medan

: Lulus Tahun 1990

c. SMA Negeri 7 Medan

: Lulus Tahun 1993

d. Prodip III Perbendaharaan Negara

: Lulus Tahun 1996

e. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia : Lulus Tahun 2002
Jurusan Akuntansi
f. Sekolah Pascasarjana USU

: Lulus Tahun 2007

Jurusan Ilmu Ekonomi Pembangunan

Vinelia Augustina Marpaung : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tunggakan Pajak Di Sumatera Utara, 2008.
USU e-Repository©2008

DAFTAR ISI

ABSTRACT .................................................................................................. iii
ABSTRAKSI ................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ..................................................................................

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP..................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL......................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. xiii
DAFTAR SINGKATAN .............................................................................. xiv
BAB I. PENDAHULUAN.....................................................................
1.1. Latar Belakang ...................................................................
1.2. Perumusan Masalah............................................................
1.3. Tujuan Penelitian................................................................
1.4. Manfaat Penelitian..............................................................

1
1
5
5
5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ...........................................................
2.1. Kerangka Teoritik ..............................................................
2.1.1. Pengertian Pajak .....................................................
2.1.2. Fungsi Pajak ...........................................................
2.1.3. Struktur Pajak yang Baik .......................................
2.1.4. Pemungutan Pajak ...................................................
2.1.5. Wajib Pajak.............................................................
2.1.6. Penagihan Pajak ( Tax Efforts) ..............................
2.1.7. Teori Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi ..............
2.2. Kerangka Konsepsi ............................................................
2.3. Penelitian Sebelumnya .......................................................
2.4. Hipotesis.............................................................................

7
7
7
9
11
12
17
20
25
29
33
36

BAB III. METODE PENELITIAN ........................................................
3.1. Ruang Lingkup Penelitian..................................................
3.2. Jenis dan Sumber Data .......................................................
3.3. Model Analisis ...................................................................

38
38
38
38

Vinelia Augustina Marpaung : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tunggakan Pajak Di Sumatera Utara, 2008.
USU e-Repository©2008

3.4. Uji Kesesuaian....................................................................
3.5. Definisi Operasional Variabel ...........................................
3.6. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik .....................................

40
40
41

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................
4.1. Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara.............................
4.2. Inflasi..................................................................................
4.3. Jumlah Wajib Pajak di Sumatera Utara..............................
4.4. Perkembangan Tunggakan Pajak di Sumatera Utara .........
4.5. Analisis Estimasi ................................................................
4.5.1. Uji Asumsi Klasik ..................................................
4.5.2. Uji Kesesuaian (Goodness of Fit)...........................

44
44
46
47
49
50
51
53

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................
5.1. Kesimpulan.........................................................................
5.2. Saran...................................................................................

61
61
62

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................
LAMPIRAN ...............................................................................................

64
66

Vinelia Augustina Marpaung : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tunggakan Pajak Di Sumatera Utara, 2008.
USU e-Repository©2008

DAFTAR TABEL
Tabel

1.1

Judul

Halaman

Tunggakan Pajak di Kanwil DJP Sumbagut I, 2003 – 2005 ............................
3

4
1.2. Pertumbuhan Ekonomi, Inflasi dan Tunggakan Pajak di
Sumatera Utara, 2002 – 2004 ................................................................
4.1. Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara , Tahun 1984 – 2005.........................
45
46
4.2. Tingkat Inflasi di Sumatera Utara Tahun 1984 – 2005 ................................
48
4.3. Perkembangan Jumlah Wajib Pajak di Sumatera Utara Tahun
1984 – 2005 ................................................................................................
4.4. Perkembangan Tunggakan Pajak di Sumatera Utara Tahun 1984
– 2005 ................................................................................................ 50
51
4.5. Ringkasan Hasil Analisis Model Estimasi ........................................................
4.6. Hasil Estimasi Uji Multikolinieritas ................................................................
52
4.7. Hasil Estimasi Uji Autokorelasi dengan LM Test............

Vinelia Augustina Marpaung : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tunggakan Pajak Di Sumatera Utara, 2008.
USU e-Repository©2008

52

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Judul

Halaman

2.1. Kerangka Pemikiran Faktor-faktor yang Mempengaruhi
31
Tunggakan Pajak di Sumatera Utara ................................................................

Vinelia Augustina Marpaung : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tunggakan Pajak Di Sumatera Utara, 2008.
USU e-Repository©2008

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Judul

Halaman

1. Data Analisis ................................................................................................
65
65
2. Hasil Analisis Estimasi .....................................................................................
66
3. Uji Asumsi Klasik .............................................................................................

Vinelia Augustina Marpaung : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tunggakan Pajak Di Sumatera Utara, 2008.
USU e-Repository©2008

DAFTAR SINGKATAN

APBN
BBM
BI
BPHTB
BPS
DBH
DJP
GNP
KHL
OLS
NPWP
PBB
PDB
PDRB
PE
PPh
PPN
PPnBM
PTKP
RAPBN
SKPKB
SKPKBT
SPT
STP
TDL
UU
UUD

=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Bahan Bakar Minyak
Bank Indonesia
Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
Badan Pusat Statistik
Dana Bagi Hasil
Direktorat Jenderal Pajak
Gross National Product
Kondisi Layak Hidup
Ordinary Least Square
Nomor Pokok Wajib Pajak
Pajak Bumi dan Bangunan
Produk Domestik Bruto
Produk Domestik Regional Bruto
Pertumbuhan Ekonomi
Pajak Penghasilan
Pajak Pertambahan Nilai
Pajak Penjualan atas Barang Mewah
Penghasilan Tidak Kena Pajak
Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan
Surat Pemberitahuan
Surat Tagihan Pajak
Tarif Dasar Listrik
Undang-undang
Undang-undang Dasar

Vinelia Augustina Marpaung : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tunggakan Pajak Di Sumatera Utara, 2008.
USU e-Repository©2008

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Pembangunan nasional yang sedang dilaksanakan dalam rangka
mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur memerlukan dana yang besar.
Peran serta masyarakat dalam membiayai pembangunan dan penyelenggaraan
roda pemerintahan sangat diperlukan, antara lain dengan melakukan
kewajibannya dalam membayar pajak sebagai sumber penerimaan negara yang
dominan. Dalam hal ini dibutuhkan dukungan berupa peningkatan kesadaran
masyarakat Wajib Pajak untuk memenuhi kewajiban perpajakannya secara
jujur dan bertanggung jawab.
Pajak merupakan pungutan yang dilakukan pemerintah terhadap wajib
pajak tertentu berdasarkan undang-undang yang ada tanpa harus memberikan
imbalan langsung. Lembaga Pemerintah yang mengelola perpajakan negara di
Indonesia adalah Direktorat Jenderal Pajak (DJP) yang merupakan salah satu
direktorat jenderal yang ada di bawah naungan Departemen Keuangan
Republik Indonesia
Peranan pajak sebagai penerimaan dalam negeri, ditunjukkan dengan
terus meningkatnya rencana penerimaan negara yang berasal dari pajak. Untuk
Tahun 2006, penerimaan pajak sesuai APBN 2006 sebesar Rp. 362,8 triliun,
tahun 2005 sebesar Rp. 297,79 triliun atau sebesar 61,64 % dari keseluruhan
penerimaan negara yang tercantum dalam APBN 2005. Rencana penerimaan
1

Vinelia Augustina Marpaung : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tunggakan Pajak Di Sumatera Utara, 2008.
USU e-Repository©2008

2

tahun 2005 meningkat sebesar 28,05 % dibandingkan dengan rencana
penerimaan pajak tahun 2004 yaitu sebesar Rp. 232,55 triliun.
Salah satu sumber penerimaan pajak adalah dengan berhasilnya
penagihan pajak terhadap tunggakan pajak Wajib Pajak. Direktorat Jenderal
Pajak melakukan penagihan pajak dilaksanakan oleh Kantor Pelayanan Pajak
melalui Juru Sitanya. Utang pajak timbul karena adanya taatbestan, yaitu suatu
keadaan, peristiwa, atau perbuatan yang menurut peraturan perundangundangan perpajakan menimbulkan utang pajak. Utang pajak adalah utang
pajak yang masih harus dibayar termasuk sanksi administrasi berupa bunga,
denda atau kenaikan yang tercantum dalam surat ketetapan pajak atau surat
sejenisnya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Penagihan pajak dilaksanakan berdasarkan UU Nomor 19 Tahun 1997
yang telah diubah dengan UU Nomor 19 Tahun 2000 tentang Penagihan Pajak
dengan Surat Paksa. Dalam undang-undang ini dijelaskan bahwa penagihan
pajak diawali dengan surat teguran yang diterbitkan setelah tujuh hari sejak
saat jatuh tempo pembayaran STP/SKPKB/Surat Keputusan Pembetulan/Surat
Keputusan Keberatan/Putusan Banding. Apabila utang pajak tidak dilunasi
setelah lewat waktu 21 hari sejak diterbitkannya Surat Teguran, maka segera
diterbitkan Surat Paksa.
Berdasarkan data yang ada, kondisi tuggakan pajak pada Kantor
Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Sumatera Bagian Utara (Kanwil DJP
Sumbagut) I untuk tahun 2003 – 2005 adalah sebagai berikut:

Vinelia Augustina Marpaung : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tunggakan Pajak Di Sumatera Utara, 2008.
USU e-Repository©2008

3

Tabel 1.1. Tunggakan Pajak di Kanwil DJP Sumbagut I, 2003 – 2005
Tahun

Tunggakan Pajak (Juta Rp.)

2003

607.314,45

2004

642.527,13

2005
646.129,56
Sumber : Kanwil DJP Sumbagut I, 2006.

Data pada Tabel 1.1. di atas menunjukan bahwa pada tiga tahun
terakhir telah terjadi kecenderungan naiknya tunggakan pajak di Kanwil DJP
Sumbagut I. Dan diketahui bahwa utang pajak timbul bukan karena adanya
perikatan yang saling menguntungkan, akan tetapi oleh karena suatu keadaan
yang terpaksa, maka penagihan pajak mengalami banyak kesulitan. Kesulitan
dalam penagihan pajak tersebut mengakibatkan terjadinya tunggakan pajak.
Tunggakan pajak juga berhubungan dengan kondisi makro ekonomi, seperti
pertumbuhan ekonomi dan inflasi.

Pertambahan jumlah wajib pajak juga

merupakan salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya tunggakan pajak.
Kondisi pertumbuhan ekonomi yang semakin baik diharapkan dapat
meningkatkan pembayaran pajak oleh wajib pajak sehingga tunggakan akan
semakin berkurang. Sedangkan peningkatan inflasi diduga cenderung akan
menyebabkan meningkatnya tunggakan pajak, karena inflasi yang tinggi akan
menurunkan kemampuan daya beli masyarakat, yang berarti juga mengurangi
kemampuan ekonomisnya.

Vinelia Augustina Marpaung : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tunggakan Pajak Di Sumatera Utara, 2008.
USU e-Repository©2008

4

Tabel 1.2. Pertumbuhan Ekonomi, Inflasi dan Tunggakan Pajak di Sumatera
Utara, 2002 – 2004
Tahun

Pertumbuhan Ekonomi
(%)

2002

4,07

10,17

572,55

2003

4,48

3,75

607,31

7,40

642,53

2004
5,58
Sumber: BPS Sumatera Utara, 2004.

Inflasi (%)

Tunggakan Pajak
(Milyar Rp.)

Apabila dihubungkan data pada Tabel 1.1. dan data pada Tabel 1.2.
dapat dilihat bahwa pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara semakin baik
yang dilihat dari pertumbuhan ekonomi yang semakin meningkat pada tahun
2003 dan 2004 dibarengi dengan kenaikkan tunggakan pajak pada tahun 2003
dan 2004. Begitu juga apabila dilihat dari kondisi inflasi pada tahun 2003 dan
2004 yang lebih rendah dari tahun 2002, jumlah tunggakan pajak juga pada
tahun 2003 dan 2004 lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2002.
Pertumbuhan ekonomi yang semakin baik dan inflasi yang lebih rendah
seharusnya dapat menurunkan tunggakan pajak, karena terjadinya perbaikan
kondisi makro ekonomi.

Namun demikian, di Sumatera Utara perbaikan

ekonomi tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap penurunan jumlah
tunggakan pajak. Terjadinya kenaikan tunggakan pajak tersebut kemungkinan
disebabkan peningkatan jumlah wajib pajak pribadi yang lebih tinggi
dibandingkan dengan jumlah wajib pajak badan dan bendaharawan.
Oleh karena perbandingan data di atas, dan melihat besarnya peranan
pajak terhadap pembiayaan pembangunan dan adanya kecenderungan

Vinelia Augustina Marpaung : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tunggakan Pajak Di Sumatera Utara, 2008.
USU e-Repository©2008

5

peningkatan tunggakan pajak, perlu dilakukan suatu penelitian terhadap faktorfaktor yang mempengaruhi peningkatan tunggakan pajak di Sumatera Utara.

1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan yang akan dianalisis
dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pertumbuhan ekomoni
daerah Sumatera Utara, jumlah wajib pajak, tingkat inflasi, dan kondisi
ekonomi berpengaruh terhadap peningkatan tunggakan pajak di Sumatera
Utara ?

1.3. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan ekonomi, jumlah wajib pajak,
inflasi dan kondisi ekonomi terhadap peningkatan tunggakan pajak di
Sumatera Utara.

1.4. Manfaat Penelitian
Dengan penelitian yang dilakukan ini, mampu memberikan manfaat
yang antara lain adalah :
1. Menambah khasanah ilmu pengetahuan, khususnya mengenai faktor-faktor
yang mempengaruhi penunggakan pajak di Sumatera Utara.

Vinelia Augustina Marpaung : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tunggakan Pajak Di Sumatera Utara, 2008.
USU e-Repository©2008

6

2. Sebagai bahan masukan bagi Kanwil DJP Sumbagut I dalam meningkatkan
penerimaan pajak dari pencairan tunggakan pajak.
3. Sebagai tambahan referensi bagi peneliti lainnya yang berminat untuk
mengkaji dalam bidang yang sama dengan pendekatan dan ruang lingkup
yang berbeda.

Vinelia Augustina Marpaung : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tunggakan Pajak Di Sumatera Utara, 2008.
USU e-Repository©2008

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teoritik
2.1.1. Pengertian Pajak
Istilah pajak berasal dari bahasa Jawa, yaitu ”ajeg”, yang berarti
pungutan teratur pada waktu tertentu. Pa-ajeg berarti pungutan teratur
terhadap hasil bumi sebesar 40 persen dari yang dihasilkan petani untuk
diserahkan kepada raja dan pengurus desa. Besar kecilnya bagian yang
diserahkan tersebut hanyalah berdasarkan adat kebiasaan semata yang
berkembang pada saat itu (Devano dan Rahayu, 2006: 21)
Beberapa pengertian atau definisi tentang pajak yang diberikan para
ahli di bidang keuangan negara, ekonomi, maupun hukum mancanegara, untuk
menjadi bahan perbandingan sebagaimana dikutip Devano dan Rahayu (2006:
21-23), antara lain sebagai berikut :
1. Seligman (1925), dalam Essay on Taxation, menyatakan bahwa, “Tax is
compulsory contribution from person, to the government to defray the
expenses, the expenses incurred in the common interest of all without
reference to special benefits conferred.
Banyak yang keberatan atas "without reference" karena bagaimanapun
juga uang-uang pajak tersebut digunakan untuk produksi barang dan
jasa, jadi "benefit" diberikan kepada masyarakat, hanya tidak mudah
ditunjukkan apalagi secara perorangan.

7

Vinelia Augustina Marpaung : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tunggakan Pajak Di Sumatera Utara, 2008.
USU e-Repository©2008

8

2. Beaulieu (1906), dalam Traite de la Science des Finances tahun 1906,
menyatakan bahwa, "L' impot et la contribution, soft directe soft
dissimulee, que la Puissance publique exige des habitants ou des biers
pur subvenir aux depenses du gouvernment." Pajak adalah bantuan,
baik secara langsung maupun tidak yang dipaksakan oleh kekuasaan publik
dari penduduk atau dari barang, untuk menutupi belanja pemerintah.
3. Bastable dalam (Nurmantu: 2005) dalam bukunya Public Finance
menyatakan bahwa, "Tax is a compulsory contribution of the wealth of a
person or body for the service of the public powers".
4. Adams dalam buku The Science of Finance merumuskan pajak sebagai ”a
contribution from the citizen to the public powers" (Nurmantu: 2005).
5. Andriani dalam Brotodihardjo (2003) merumuskan pajak sebagai iuran
negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib
membayarnya menurut peraturan-peraturan dengan tidak mendapat prestasi
kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk
membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung dengan tugas
negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.
6. Soemitro (1991) dalam Dasar-dasar Hukum Pajak dan Pajak Pendapatan
merumuskan pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara (peralihan
kekayaan dari sektor partikulir ke sektor pemerintah) berdasarkan undangundang (dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (tegen
prestasi), yang langsung dapat ditunjukkan dan digunakan untuk
membiayai pengeluaran umum.

Vinelia Augustina Marpaung : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tunggakan Pajak Di Sumatera Utara, 2008.
USU e-Repository©2008

9

Beberapa unsur yang dapat disimpulkan dari beberapa definisi pajak
tersebut adalah:
·

A compulsory, merupakan suatu kewajiban yang dikenakan pada rakyat
yang

dikenakan

kewajiban

perpajakan.

Jika

tidak

melaksanakan

kewajibannya tersebut, maka dapat dikenakan tindakan hukum berdasarkan
undang-undang. Dapat dikatakan bahwa kewajiban ini dapat dipaksakan oleh
pemerintah.
·

Contribution, diartikan sebagai iuran yang diberikan oleh rakyat yang
memenuhi kewajiban Perpajakan kepada pemerintah dalam satuan
moneter.

·

By individual or organizational, iuran yang dapat dipaksakan tersebut
dibayar oleh perorangan atau badan yang memenuhi kewajiban perpajakan.

·

Received by the government, iuran yang diberikan tersebut dibayarkan
kepada pemerintah selaku penyelenggara pemerintahan suatu negara.

·

For public purposes, iuran yang diberikan dari rakyat yang dapat
dipaksakan yang merupakan penerimaan bagi pemerintah dijadikan sebagai
dana untuk pemenuhan tujuan kesejahteraan rakyat banyak.

2.1.2. Fungsi Pajak
Fungsi pajak adalah kegunaan pokok, manfaat pokok pajak. Sebagai alat
untuk menentukan politik perekonomian, pajak memiliki kegunaan dan manfaat
pokok dalam meningkatkan kesejahteraan umum, suatu negara tidak akan
mungkin menghendaki merosotnya kehidupan ekonomi masyarakatnya.
Dengan demikian fungsi pajak terdiri dari :

Vinelia Augustina Marpaung : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tunggakan Pajak Di Sumatera Utara, 2008.
USU e-Repository©2008

10

a. Fungsi Anggaran (Budgetair)
Sebagai sumber pendapatan negara, pajak berfungsi untuk membiayai
pengeluaran-pengeluaran negara. Untuk menjalankan tugas-tugas rutin
negara dan melaksanakan pembangunan, negara membutuhkan biaya.
Biaya ini dapat diperoleh dari penerimaan pahak. Dewasa ini pajak
digunakan untuk pembiayaan rutin seperti belanja pegawai, belanja barang,
pemeliharaan, dan lain sebagainya. Untuk pembiayaan pembangunan, uang
dikeluarkan dari tabungan pemerintah, yakni penerimaan dalam negeri
dikurangi pengeluaran rutin. Tabungan pemerintah ini dari tahun ke tahun
harus ditingkatkan sesuai kebutuhan pembiayaan pembangunan yang
semakin meningkat dan ini terutama diharapkan dari pajak.
b. Fungsi mengatur (regulerend)
Pemerintah bisa mengatur pertumbuhan ekonomi melalui kebijaksanaan
pajak. Dengan fungsi mengatur, pajak bisa digunakan sebagai alat untuk
mencapai tujuan. Contohnya dalam rangka menggiring penanaman modal,
baik dalam negeri maupun luar negeri, diberikan berbagai macam fasilitas
keringanan pajak. Dalam rangka melindungi produksi dalam negeri,
pemerintah menetapkan bea masuk yang tinggi untuk produk luar negeri.
c. Fungsi stabilitas
Dengan adanya pajak, pemerintah memiliki dana untuk menjalankan
kebijakan yang berhubungan dengan stabilitas harga sehingga inflasi dapat
dikendalikan, Hal ini bisa dilakukan antara lain dengan jalan mengatur

Vinelia Augustina Marpaung : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tunggakan Pajak Di Sumatera Utara, 2008.
USU e-Repository©2008

11

peredaran uang di masyarakat, pemungutan pajak, penggunaan pajak yang
efektif dan efesien.
d. Fungsi redistribusi pendapatan
Pajak yang sudah dipungut oleh negara akan digunakan untuk membiayai
berbagai

kepentingan

umum,

termasuk

juga

untuk

membiayai

pembangunan sehingga dapat membuka kesempatan kerja, yang pada
akhirnya akan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat.

2.1.3. Struktur pajak yang baik
Sistem perpajakan di berbagai negara telah berkembang sebagai reaksi
dari perubahan-perubahan ekonomi, politik, dan sosial. Sistem tersebut belum
disusun dengan suatu rancangan utama untuk memenuhi persyaratan yang
optimal untuk suatu struktur pajak yang baik. Menurut Musgrave & Musgrave
(1993: 230), beberapa persyaratan struktur pajak yang baik adalah:
1. Penerimaan/pendapatan harus ditentukan dengan tepat.
2. Distribusi beban pajak harus adil, setiap orang harus dikenakan
pembayaran sesuai dengan kemampuannya.
3. Yang menjadi masalah penting adalah bukan hanya pada titik-titik
mana pajak tersebut harus dibebankan, tetapi oleh siapa pajak tersebut
pada akhirnya harus ditanggung.
4. Pajak harus dipilih sedemikian rupa untuk meminimumkan terhadap
keputusan perekonomian, dalam hubungannya dengan pasar yang
efisien.

Vinelia Augustina Marpaung : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tunggakan Pajak Di Sumatera Utara, 2008.
USU e-Repository©2008

12

5. Struktur pajak harus memudahkan pengguna kebijakan fiskal, untuk
mencapai stabilisasi dan pertumbuhan ekonomi.
6. Sistem pajak harus menerapkan administrasi yang wajar dan tegas/pasti
serta harus dapat dipahami oleh wajib pajak.
7. Biaya administrasi dan biaya-biaya lainnya harus serendah mungkin
jika dibandingkan dengan tujuan-tujuan lain.
Syarat-syarat di atas dan persyaratan lainnya dapat digunakan sebagai
kriteria untuk menilai kualitas struktur pajak. Berbagai tujuan itu tidak selalu
sejalan,

sehingga

seringkali

harus

dilakukan

trade-off.

Jadi

untuk

mempermudah struktur pajak yang adil, diperlukan administrasi yang cukup
rumit, dan hal ini akan mengganggu sifat kenetralan. Rancangan kebijakan
pajak yang efisien akan berbenturan dengan masalah keadilan, dan seterusnya.

2.1.4. Pemungutan pajak
Membebankan pajak pada masyarakat tidaklah mudah. Bila terlalu
tinggi, masyarakat akan enggan membayar pajak. Namun bila terlalu rendah,
maka pembangunan tidak akan berjalan karena dana yang kurang. Adam
Smith (1723-1790) dalam bukunya yang terkenal yaitu An Inquiry into the
Nature and Causes of the Wealth of Nations (Kemakmuran Bangsa-Bangsa)
yang ditulis tahun 1776 memberikan pedoman bagi peraturan perpajakan, di
mana pemungut pajak dalam memungut pajaknya harus membuat peraturan
dan mengikuti peraturan tersebut. Agar tidak menimbulkan berbagai masalah,
maka pemungutan pajak harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

Vinelia Augustina Marpaung : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tunggakan Pajak Di Sumatera Utara, 2008.
USU e-Repository©2008

13

a. Pemungutan pajak harus adil
Seperti halnya produk hukum, pajak pun mempunyai tujuan untuk
menciptakan keadilan dalam hal pemungutan pajak. Adil dalam
perundang-undangan maupun adil dalam pelaksanaannya. Contohnya:
1. Dengan mengatur hak dan kewajiban para wajib pajak
2. Pajak diberlakukan bagi setiap warga negara yang memenuhi syarat
sebagai wajib pajak
3. Sanksi atas pelanggaran pajak diberlakukan secara umum sesuai
dengan berat ringannya pelanggaran
b. Pengaturan pajak harus berdasarkan UU
Sesuai dengan Pasal 23 UUD 1945 yang menentukan: ”Pajak dan pungutan
yang bersifat untuk keperluan negara diatur dengan Undang-Undang”, ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan UU tentang pajak,
yaitu:
·

Pemungutan pajak yang dilakukan oleh negara berdasarkan UU
tersebut harus dijamin kelancarannya

·

Jaminan hukum bagi para wajib pajak untuk tidak diperlakukan secara
umum

·

Jaminan hukum akan terjaganya kerahasiaan bagi para wajib pajak

c. Pungutan pajak tidak mengganggu perekonomian
Pemungutan pajak harus diusahakan sedemikian rupa agar tidak
mengganggu kondisi perekonomian, baik kegiatan produksi, perdagangan,

Vinelia Augustina Marpaung : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tunggakan Pajak Di Sumatera Utara, 2008.
USU e-Repository©2008

14

maupun jasa. Pemungutan pajak jangan sampai merugikan kepentingan
masyarakat dan menghambat lajunya usaha masyarakat pemasok pajak,
terutama masyarakat kecil dan menengah.
d. Pemungutan pajak harus efisien
Biaya-biaya yang dikeluarkan dalam rangka pemungutan pajak harus
diperhitungkan. Jangan sampai pajak yang diterima lebih rendah daripada
biaya pengurusan pajak tersebut. Oleh karena itu, sistem pemungutan pajak
harus sederhana dan mudah untuk dilaksanakan. Dengan demikian, wajib
pajak tidak akan mengalami kesulitan dalam pembayaran pajak baik dari
segi penghitungan maupun dari segi waktu.
e. Sistem pemungutan pajak harus sederhana
Bagaimana pajak dipungut akan sangat menentukan keberhasilan dalam
pungutan pajak. Sistem yang sederhana akan memudahkan wajib pajak
dalam menghitung beban pajak yang harus dibiayai sehingga akan
memberikan dampak positif bagi para wajib pajak untuk meningkatkan
kesadaran dalam pembayaran pajak. Sebaliknya, jika sistem pemungutan
pajak rumit, orang akan semakin enggan membayar pajak. Contoh:
·

Bea materai disederhanakan dari 167 macam tarif menjadi 2 macam
tarif

·

Tarif PPN yang beragam disederhanakan menjadi hanya satu tarif, yaitu
10%

Vinelia Augustina Marpaung : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tunggakan Pajak Di Sumatera Utara, 2008.
USU e-Repository©2008

15

·

Pajak perseorangan untuk badan dan pajak pendapatan untuk
perseorangan disederhanakan menjadi pajak penghasilan (PPh) yang
berlaku bagi badan maupun perseorangan (pribadi)
Menurut Markus (2005) dalam (Devano dan Rahayu, 2006: 49-50), ada
beberapa teori yang mendasari adanya pemungutan pajak, yaitu:
1. Teori asuransi, menurut teori ini, negara mempunyai tugas untuk
melindungi warganya dari segala kepentingannya baik keselamatan
jiwanya maupun keselamatan harta bendanya. Untuk perlindungan
tersebut diperlukan biaya seperti layaknya dalam perjanjian asuransi
diperlukan adanya pembayaran premi. Pembayaran pajak ini
dianggap sebagai pembayaran premi kepada negara. Teori ini
banyak ditentang karena negara tidak boleh disamakan dengan
perusahaan asuransi.
2. Teori kepentingan, menurut teori ini, dasar pemungutan pajak
adalah adanya kepentingan dari masing-masing warga negara.
Termasuk kepentingan dalam perlindungan jiwa dan harta. Semakin
tinggi tingkat kepentingan perlindungan, maka semakin tinggi pula
pajak yang harus dibayarkan. Teori ini banyak ditentang, karena
pada kenyataannya bahwa tingkat kepentingan perlindungan orang
miskin lebih tinggi daripada orang kaya. Ada perlindungan jaminan
sosial, kesehatan, dan lain-lain. Bahkan orang yang miskin justru
dibebaskan dari beban pajak.

Vinelia Augustina Marpaung : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tunggakan Pajak Di Sumatera Utara, 2008.
USU e-Repository©2008

16

Ada dua penggolongan jenis pajak, yaitu pajak langsung (direct tax)
dan pajak tidak langsung (indirect tax). Pajak langsung adalah pajak yang
apabila beban pajak dipikul seseorang atau badan (tax burden) tidak dapat
dilimpahkan (no tax shifting) kepada pihak lain. Pihak yang ditunjuk oleh UU
Pajak untuk memikul beban pajak sudah jelas, yaitu seseorang atau badan yang
memiliki sesuatu, bukan pada sesuatunya, tetapi kepada seseorang atau
badannya. Rahmat Soemitro sebagaimana dikutip Devano dan Rahayu (2006)
mengemukakan berdasarkan pada tata usaha negara (administrasi), pajak
langsung diartikan sebagai pajak yang dikenakan berdasar atas surat, ketetapan
(kohir) dan pengenaannya dilakukan secara berkala pada tiap tahun dan waktu
tertentu. Contohnya, pajak penghasilan.
Pajak tidak langsung adalah beban pajak yang dipikul seseorang (tax
burden) dapat dilimpahkan (tax shifting) baik seluruhnya maupun sebagian
kepada pihak lain. Tax incidence dari pelimpahan adalah bahwa pajak pada
akhirnya dibebankan seluruhnya pada konsumen akhir. Pajak tidak langsung
merupakan pajak yang pemungutannya tidak dilakukan berdasar atas kohir dan
pengenaannya tidak dilakukan secara berkala, misalnya dikaitkan dengan suatu
kegiatan tertentu yang menyertainya. Contoh, pajak penjualan dan pajak
pertambahan nilai.
Beberapa konsep teknis tentang perpajakan adalah :
1. Kapasitas pajak (taxable capacity), yaitu jumlah pajak yang dapat
dikumpulkan (dipungut) berdasarkan nilai kolektif dan aset dari subjek
pajak di dalam masyarakat.

Vinelia Augustina Marpaung : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tunggakan Pajak Di Sumatera Utara, 2008.
USU e-Repository©2008

17

2. Basis pajak (tax base) adalah dasar penetapan pajak kepada wajib pajak,
seperti berdasarkan pekerjaan, berdasarkan jumlah upah, dan lain-lain
berdasarkan ketentuan perundang-undangan.
3. Tarif pajak (tax rate) adalah besarnya pajak yang wajib dibayarkan oleh
wajib pajak berdasarkan objek pajak sesuai ketentuan perundangundangan. Secara struktural menurut tarif pajak dibagi dalam empat jenis
yaitu :
1. Tarif proporsional (a proportional tax rate structure) yaitu tarif pajak
yang presentasenya tetap meskipun terjadi perubahan dasar pengenaan
pajak.
2. Tarif regresif (a regresive tax rate structure) yaitu tarif pajak menurun
ketika dasar pengenaan pajak meningkat.
3. Tarif progresif (a progresive tax rate structure) yaitu tarif pajak akan
semakin naik sebanding dengan naiknya dasar pengenaan pajak.
4. Tarif degresif ( a degresive tax rate structure) yaitu kenaikan
persentase tarif pajak akan semakin rendah ketika dasar pengenaan
pajaknya semakin meningkat.

2.1.5. Wajib Pajak
Wajib pajak adalah sekumpulan orang atau badan yang menurut
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan ditentukan untuk
melakukan kewajiban perpajakan termasuk pemungut pajak dan pemotong
pajak tertentu (Pasal 1 butir 1 UU KUP). Yang wajib mempunyai NPWP

Vinelia Augustina Marpaung : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tunggakan Pajak Di Sumatera Utara, 2008.
USU e-Repository©2008

18

adalah wajib pajak. Jadi wajib pajak menurut Soemitro dalam (Devano dan
Rahayu, 2006: 144) adalah orang atau badan yang bertempat tinggal di
Indonesia, yang menerima atau memperoleh penghasilan bagi perorangan yang
jumlah setahun melampui batas pajak, yaitu yang mempunyai penghasilan
melebihi Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) wajib mempunyai NPWP
walaupun kepadanya belum atau tidak dikenakan pajak atau belum atau tidak
diberikan Surat Ketetapan Pajak.
Wajib pajak dapat dikelompokkan menjadi : wajib pajak orang pribadi,
wajib pajak badan, dan wajib pajak pemungut/pemotong (bendaharawan).
Adanya kewajiban pajak subjektif dalam Pasal 2A Undang-Undang Pajak
Penghasilan 1984, sebagimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 17
Tahun 2000, yaitu dimulai pada saat :
b. orang pribadi tersebut dilahirkan
c. berada di Indonesia lebih dari 183 hari dalam 12 bulan, atau berniat untuk
bertempat tinggal di Indonesia
d. badan yang didirikan atau berkedudukan di Indonesia
e. warisan yang belum terbagi dalam satu kesatuan, menggantikan yang
berhak
f. subjek pajak luar negeri, orang pribadi tidak tinggal di Indonesia kurang
dari 183 hari dalam 12 bulan
g. bentuk usaha tetap (BUT) atau badan yang tidak didirikan dan tidak
bertempat kedudukan di Indonesia.

Vinelia Augustina Marpaung : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tunggakan Pajak Di Sumatera Utara, 2008.
USU e-Repository©2008

19

Wajib pajak dalam pelaksanaan kewajiban perpajakannya memerlukan
suatu sistem yang telah disetujui masyarakat melalui perwakilannya di dewan
perwakilan. Sistem pemungutan pajak yang berlaku di Indonesia menuntut
wajib pajak untuk turut aktif dalam pemenuhan kewajiban perpajakannya.
Sistem pemungutan yang berlaku di Indonesia adalah self assesment system,
dimana segala pemenuhan kewajiban perpajakan dilakukan sepenuhnya oleh
wajib pajak, fiskus hanya melakukan pengawasan melalui prosedur
pemeriksaan.
Kondisi perpajakan yang menuntut keikutsertaan aktif wajib pajak
dalam menyelenggarakan perpajakannya membutuhkan kepatuhan wajib pajak
yang tinggi yaitu kepatuhan dalam pemenuhan kewajiban perpajakan yang
sesuai dengan kebenarannya. Karena sebagian besar pekerjaan dalam
pemenuhan kewajiban perpajakan itu dilakukan oleh wajib pajak, bukan fiskus
selaku pemungut pajak. Sehingga kepatuhan diperlukan dalam self assesment
system, dengan tujuan pada penerimaan pajak yang optimal.
Kepatuhan wajib pajak dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu kondisi
sistem administrasi perpajakan suatu negara, pelayanan pada wajib pajak,
penegakan hukum perpajakan, pemeriksaan pajak, dan tarif pajak. Dengan
administrasi perpajakan yang baik, maka akan memotivasi wajib pajak untuk
memenuhi kewajiban perpajakannya. Kesadaran dan kepatuhan tidak hanya
tergantung pada masalah teknis di atas saja, akan tetapi tergantung pada

Vinelia Augustina Marpaung : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tunggakan Pajak Di Sumatera Utara, 2008.
USU e-Repository©2008

20

kemauan wajib pajak juga, sampai sejauh mana wajib pajak tersebut akan
memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
Membayar pajak bukanlah merupakan tindakan yang semudah dan
sesederhana membayar untuk mendapatkan sesuatu (konsumsi) bagi
masyarakat, tetapi di dalam pelaksanaannya penuh dengan hal yang bersifat
emosional. Pada dasarnya tidak seorang pun yang menikmati kegiatan
membayar pajak seperti menikmati kegiatan berbelanja. Di samping itu,
potensi bertahan untuk tidak membayar pajak sudah menjadi taxpayers
behavior. Pada umumnya wajib pajak cenderung meloloskan diri dari setiap
pajak, karena sebagian besar rakyat di seluruh negara tidak akan pernah
menikmati kewajibannya membayar pajak sehingga memenuhinya tidak ada
yang tanpa menggerutu. Sedikit saja wajib pajak yang merasa benar-benar rela
dan merasa ikut bertanggung jawab membiayai pemerintahan suatu negara.
Tidak banyak yang merasa bangga sudah membayar pajak dan ikut
berpartisipasi dalam pembiayaan negara. Karena banyaknya wajib pajak yang
mencoba meloloskan diri dari setiap pajak, maka banyak wajib pajak tidak
melaporkan dan menyetor pajak yang telah diambil dari pihak yang telah
dipotong atau dipungut pajaknya, sehingga timbullah tunggakan pajak atas
keterlambatan penyetoran tersebut.

2.1.6. Penagihan Pajak (Tax Efforts)
Utang pajak timbul karena ketentuan undang-undang saja, tanpa
diperlukan suatu perbuatan manusia (jadi sekalipun tidak dikeluarkan Surat

Vinelia Augustina Marpaung : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tunggakan Pajak Di Sumatera Utara, 2008.
USU e-Repository©2008

21

Ketetapan Pajak oleh fiskus) asalkan dipenuhi syarat terdapatnya suatu
tatbestand karena

oleh

undang-undang

timbulnya

utang

pajak

dihubungkan dengan adan ya suatu tatbestand yang terdiri dari keadaankeadaan tertentu dan/atau juga peristiwa ataupun perbatasan tertentu. (Devano
dan Rahayu, 2006: 106)
Soemitro dalam (Devano dan Rahayu, 2006: 174) memberi pengertian
penagihan pajak adalah perbuatan yang dilakukan oleh Direktur Jenderal
Pajak, karena wajib pajak tidak mematuhi ketentuan undang-undang.
Serangkaian tindakan yang dilakukan oleh petugas Direktorat Jenderal Pajak
adalah agar penanggung pajak melunasi utang pajak dan biaya penagihan
pajak dengan menegur atau mengingatkan, melaksanakan penagihan seketika
dan sekaligus, memberitahukan Surat Paksa, mengusulkan pencegahan,
melaksanakan penyitaan, melaksanakan penyanderaan, dan menjual barang
yang telah disita.

Penjualan barang yang telah disita biasanya dilakukan

melalui pelelangan, kecuali untuk aset-aset sitaan berupa uang tunai, deposito
berjangka, tabungan, saldo rekening koran, obligasi, saham, atau surat
berharga lainnya, piutang dan penyertaan modal pada perusahaan lain (Rusdji,
2004).
Penanggung pajak tidak harus sama dengan wajib pajak. Wajib pajak
adalah subjek pajak, baik orang pribadi atau badan, yang telah menurut
ketentuan perundang-undangan perpajakan ditentukan untuk melakukan atau
memenuhi

kewajiban

perpajakan,

termasuk

pemungutan

pajak

atau

Vinelia Augustina Marpaung : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tunggakan Pajak Di Sumatera Utara, 2008.
USU e-Repository©2008

22

pemotongan pajak tertentu. Sedangkan yang dimaksud dengan penanggung
pajak menurut Pasal 1 angka 3 UU Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan
Pajak dengan Surat Paksa yang telah diubah dengan UU Nomor 19 Tahun
2000, adalah orang pribadi atau badan yang bertanggung jawab atas
pembayaran pajak, termasuk wakil yang menjalankan hak atau memenuhi
kewajiban Wajib Pajak menurut ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan
Direktur Jenderal Pajak dapat melakukan tindakan penagihan pajak,
bila: jumlah pajak yang terutang berdasarkan Surat Tagihan Pajak (STP), Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB), Surat Ketetapan Pajak Kurang
Bayar Tambahan (SKPKBT), Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan
Keberatan, Putusan Banding, yang menyebabkan jumlah pajak yang harus
dibayar bertambah, tidak dibayar oleh Penanggung Pajak sesuai dengan jangka
waktu yang ditetapkan.
Sesuai dengan ketentuan UU Nomor 19 Tahun 2000, apabila utang
pajak sampai dengan tanggal jatuh tempo pembayaran belum dilunasi, akan
dilakukan tindakan penagihan pajak sebagai berikut:
a. Surat Teguran
Utang pajak yang tidak dilunasi setelah lewat 7 (tujuh) hari dari tanggal
jatuh tempo pembayaran, akan diterbitkan Surat Teguran.
b. Surat Paksa
Utang pajak setelah lewat 21 (dua puluh satu) hari dari tanggal Surat
Teguran tidak dilunasi, diterbitkan Surat Paksa yang diberitahukan oleh

Vinelia Augustina Marpaung : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tunggakan Pajak Di Sumatera Utara, 2008.
USU e-Repository©2008

23

Jurusita Pajak dengan dibebani biaya penagihan pajak dengan Surat Paksa
sebesar Rp 50.000 (lima puluh ribu rupiah). Utang pajak harus dilunasi
dalam jangka waktu 2 x 24 jam setelah Surat Paksa diberitahukan oleh
Jurusita Pajak.
3. Surat Sita
Utang pajak dalam jangka waktu 2 x 24 jam setelah Surat Paksa
diberitahukan oleh Jurusita Pajak tidak dilunasi,

Jurusita Pajak