Perbedaannya adalah, jika efisiensi pasar secara informasi hanya mempertimbangkan sebuah faktor saja yaitu ketersediaan informasi, sedangkan
efisiensi pasar secara keputusan mempertimbangkan dua buah faktor yaitu ketersediaan informasi dan kecanggihan pelaku pasar.
2.1.5 Holding Period
Holding period adalah periode waktu perkiraan atau riil dimana sebuah investasi diatribusikan kepada investor tertentu. Lamanya kepemilikan saham oleh investor
dikenal dengan holding period. Menurut Jones 2000 dalam Purnaningputri 2014 holding period adalah lamanya waktu yang dibutuhkan oleh investor untuk
berinvestasi dengan sejumlah uang yang mereka keluarkan atau dengan kata lain rata-rata panjangnya waktu investor menahan saham perusahaan selama periode
tertentu. Holding period adalah jangka waktu kepemilikan surat berharga yang anda beli.
Dengan mengetahui berapa lama jangka waktu kepemilikan, perkiraan dividen yang akan diterima, dapat diketahui secara teoritis berapa harga saham yang anda
miliki bila dijual kelak Manurung, 2009. Holding period merupakan variabel yang memberikan indikasi tentang rata-rata panjangnya waktu investor untuk
menahan saham suatu perusahaan. Investor dalam berinvestasi selalu
mempertimbangkan risiko, oleh karena itu selalu memilih risiko sampai tingkat tertentu untuk mendapatkan gain yang maksimal. Pengurangan risiko dapat
dilakukan dengan memilih jenis saham yang berkinerja baik. Menurut Atkins dan Dyl 1997 dalam Purnaningputri 2014 perhitungan holding
period merupakan perkiraan kasar dari jangka waktu kepemilikan saham karena
setiap investor tidak mungkin memiliki waktu yang sama dalam memegang saham. Holding period ditunjukkan melalui perbandingan antara jumlah saham
beredar dengan volume transaksi saham. Angka yang ditunjukkan dari holding period bukan berarti seorang investor menahan sahamnya selama itu dengan pasti,
namun angka tersebut menunjukkan bahwa semakin besar angka tersebut maka semakin lama jangka waktu seorang investor dalam menahan atau memegang
sahamnya. Holding period dihitung dengan rumus:
=
2.1.6 Bid Ask Spread
Menurut Guinan 2010 ask adalah harga yang diinginkan penjual untuk sebuah surat berharga juga dikenal sebagai harga penawaran offer price. Ask merupakan
lawan kata bid atau harga yang diinginkan pembeli untuk sebuah surat berharga. Kata-kata bid dan ask hampir digunakan pada semua pasar keuangan didunia, baik
itu pasar saham, obligasi, mata uang maupun derivatif. Bid adalah harga yang diajukan oleh investor, pedagang, atau perantara untuk membeli sebuah surat
berharga. Bid mencantumkan harga dan jumlah surat berharga yang akan di beli. Bid adalah kebalikan dari ask, penetapan harga yang ingin diterima oleh penjual
untuk surat berharga dan jumlah surat berharga yang akan di jual pada harga tersebut.
Menurut Fabozzi 1999 dalam Purnaningputri 2014 bid ask spread adalah fungsi dari transaction cost atau biaya transaksi, yaitu biaya untuk membeli atau
menjual suatu surat berharga yang terdiri dari komist, ongkos, biaya pelaksanaan
dan biaya peluang. Menurut Jones 2000 dalam Purnaningputri 2014 bid ask spread merupakan selisih antara ask price dan bid price. Bid price merupakan
harga beli tertinggi dimana investor bersedia untuk membeli saham, sedangkan ask price merupakan harga jual terendah dimana investor bersedia untuk menjual
sahamnya. Investor memperoleh keuntungan dari spread kedua harga tersebut.
Formulasi perhitungan bid ask spread adalah sebagai berikut:
= +
2
Keterangan : = rata-rata bid ask spread saham perusaan i selama tahun t
= jumlah hari transaksi saham perusahaan i selama tahun t = harga jual terendah yang menyebabkan investor setuju untuk menjual
saham perusahaan i pada hari t = harga beli tertinggi yang menyebabkan investor setuju untuk membeli
saham perusahaan i pada hari t
2.1.7 Volume Perdagangan
Menurut Abdul dan Nasuhi 2000 dalam Dewi 2015 volume perdagangan diartikan sebagai jumlah lembar saham yang diperdagangkan pada hari tertentu.
Perdagangan suatu saham yang aktif, yaitu dengan volume perdagangan yang besar menunjukkan bahwa saham tersebut di minati oleh para investor. Besarnya
variabel volume perdagangan diketahui dengan mengamati kegiatan perdagangan saham yang dapat dilihat melalui indikator aktivitas volume perdagangan. Trading
Volume Activity TVA merupakan suatu indikator yang digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap informasi melalui parameter pergerakan aktivitas
volume perdagangan.
2.1.8 Nilai Pasar
Menurut Tandelilin 2010 nilai pasar adalah harga saham yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar. Nilai pasar ini
ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham bersangkutan di pasar bursa. Nilai pasar didefinisikan sebagai harga saham yang terjadi di pasar bursa pada
waktu tertentu yang dilakukan oleh pelaku pasar Wisayang, 2011. Nilai pasar dapat diukur dengan mengalikan jumlah saham beredar dengan harga saham
penutupan pada hari ke-t. Berdasarkan besarnya jumlah saham yang beredar dan harga saham, dapat dilihat ukuran suatu perusahaan. Semakin banyak jumlah
saham yang beredar dan semakin tingginya harga saham menunjukkan semakin besar ukuran sebuah perusahaan.
Kebanyakan investor menganggap bahwa perusahaan besar memiliki kestabilan keuangan yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan kecil, selain itu di
perusahaan besar memiliki analisis keuangan yang kompeten sehingga menghasilkan informasi keuangan yang lebih akurat yang dapat memperpendek
jarak antara pengharapan investor dengan yang sebenarnya terjadi di perusahaan. Menurut Atkins dan Dyl 1997 dalam Purnaningputri 2014 nilai pasar
merupakan harga saham yang terjadi di pasar bursa pada waktu tertentu yang dilakukan oleh pasar. Semakin besar nilai pasar berarti semakin besar ukuran
perusahaan tersebut. Perhitungan nilai pasar di tunjukkan dengan rumus: