Analisis Pengaruh Bid-Ask Spread, Market Value dan Variance Return Terhadap Holding Period Saham Sektor Pertambangan

(1)

SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH

BID-ASK SPREAD

,

MARKET

VALUE

DAN

VARIANCE RETURN

TERHADAP

HOLDING PERIOD

SAHAM SEKTOR

PERTAMBANGAN

OLEH

NOVITA SELVIA M PERANGIN-ANGIN

090501064

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN

PENANGGUNG JAWAB SKRIPSI

Nama : Novita Selvia M Perangin-angin

NIM : 090501064

Program Studi : Strata - 1 Ekonomi Pembangunan

Konsentrasi : Perbankan

Judul : Analisis Pengaruh Bid-Ask Spread, Market Value dan Variance Return Terhadap Holding Period Saham Sektor Pertambangan.

Tangga l : ... Pembimbing

Syarief Fauzie, SE, M.Ak, Ak NIP. 19750909 200801 1 012


(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN

PERSETUJUAN PENCETAKAN

Nama : Novita Selvia M Perangin-angin

NIM : 090501064

Program Studi : Strata – 1 Ekonomi Pembangunan

Konsentrasi : Perbankan

Judul : Analisis Pengaruh Bid-Ask Spread, Market Value dan Variance Return Terhadap Holding Period Saham Sektor Pertambangan.

Tanggal : ... Ketua Program Studi

Irsyad Lubis, SE, M.Soc.Sc, Ph.D NIP. 19710503 200312 1 003

Tanggal : ... Ketua Departemen

Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec NIP. 19730408 199802 1 001


(4)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN

PERSETUJUAN

Nama : Novita Selvia M Perangin-angin

NIM : 090501064

Program Studi : Strata – 1 Ekonomi Pembangunan

Konsentrasi : Perbankan

Judul : Analisis Pengaruh Bid-Ask Spread, Market Value dan Variance Return Terhadap Holding Period Saham Sektor Pertambangan.

Tanggal : ... Pembimbing

Syarief Fauzie, SE, M.Ak. Ak NIP. 19750909 200801 1 012

Tanggal : ... Pembaca Penilai

Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec NIP. 19730408 199802 1 001


(5)

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya

bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Pengaruh Bid-Ask Spread, Market Value dan Variance Return Terhadap Holding Period Saham Sektor Pertambangan” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Januari 2013

Novita Selvia M Perangin-angin


(6)

ABSTRACT

ANALYSIS THE EFFECT OF BID-ASK SPREAD, MARKET VALUE AND VARIANCE RETURN ON THE STOCK HOLDING PERIOD IN MINING

SECTOR

The formulation of the problem is to know the influence of bid-ask spread, market value and variance return on stock holding period in mining sector. The objective of this research to analyze the influence of bid-ask spread, market value and variance return on stock holding period in mining sector.

The data used were 10 companies selected using purposive sampling technique with the criteria (1) The companies in mining sector registered in Jakarta Exchange. (2) The companies which were actively consistent during in the period 2009 up to 2011 in Jakarta Exchange. (3) The companies fulfilling the indicator of dependent and independent variables during in the period 2009 up to 2011. The data to analyze in this research were panel data using Multiple Linier Regression with Fixed Effect Model (FEM) in accordance with this model having the intercept equation and it was not constant or with difference on every individual. Before analyzing the data, it was tested firstly with Normality test and Hausman test to know the normality of data and to know which method is appropriate with fixed effect model in this research. Further, data processing was done using Eviews 7 program.

The results of research showed that simultaneously through f-statistic test the variable of bid-ask spread, market value and variance return had significant influence to stock holding period in mining sector on significance rate 95%,whereas based on t-statistic test, it can be concluded that the variable of bid-ask spread and market value had positive influence and insignificant influence to stock holding period in mining sector and variance return with negative significant to stock holding period of mining sector in period of 2009 up to 2011 with significance rate 95%. In addition, the coefficient of determination showed that the variable of bid-ask spread, market value, and variance return are capable only to explain that the variable of stock holding period in mining sector for 65.15%.

Key words: Stock Holding Period, Bid-Ask Spread, Market Value and Variance Return.


(7)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH BID-ASK SPREAD, MARKET VALUE DAN VARIANCE RETURN TERHADAP HOLDING PERIOD SAHAM SEKTOR

PERTAMBANGAN

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pengaruh bid-ask spread, market value dan variance return terhadap holding period saham di sektor pertambangan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana pengaruh pengaruh bid-ask spread, market value dan variance return terhadap holding period saham di sektor pertambangan.

Dalam peneltian ini data yang digunakan adalah 10 perusahaan yang terpilih melalui teknik purposive sampling dengan kriteria (1) Perusahaan sektor pertambangan yang tercatat di Bursa Efek Jakarta. (2) Perusahaan yang secara konsisten aktif selama periode 2009 sampai 2011 di Bursa Efek Jakarta. (3) Perusahaan yang memenuhi indikator variabel dependen dan independen selama periode 2009 sampai 2011. Di dalam penelitian ini data yang dianalisis adalah data panel dengan menggunakan model regresi linier berganda model fixed effect (FEM) yang dinilai sesuai dengan penelitian ini karena model ini memiliki intercept persamaan yang tidak konstan atau terdapat perbedaan pada setiap individu. Sebelum menganalisis data dilakukan uji terlebih dahulu dengan Uji Normalitas dan Uji Hausman untuk mengetahui normalitas data dan untuk mengetahui apakah model fixed effect sesuai untuk digunakan dalam penelitian ini. Selanjutnya pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program Eviews 7.

Penelitian ini menemukan bahwa secara simultan melalui uji f-statistik variabel bid-ask spread , market value dan variance return secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap holding period saham sektor pertambangan pada tingkat kepercayaan 95%, sementara berdasarkan uji t-statistik disimpulkan bahwa variabel bid-ask spread dan market value memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap holding period saham sektor pertambangan dan variance return memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap holding period saham sektor pertambangan pada periode 2009 sampai 2011 pada tingkat kepercayaan 95%. Selain itu koefisien determinasi menunjukan variabel bid-ask spread, market value, dan variance return hanya mampu menjelaskan variabel holding period saham sektor pertambangan sebesar 65.15%.

Kata Kunci: Holding Period Saham, Bid-Ask Spread, Market Value dan Va riance Return.


(8)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya atas berkat dan rahmatNya skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Bid-Ask Spread, Market Value dan Variance Return Terhadap Holding Period Saham Sektor Pertambangan” dapat diselesaikan dengan baik. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan studi jurusan Ekonomi Pembangunan dan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi, dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:

1. Ayahanda F. Perangin-angin dan Ibunda R.Bukit selaku orang tua penulis yang telah memberikan dukungan baik berupa moril maupun materil kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec dan Bapak Drs. Syahrir Hakim Nasution, M.Si selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Irsyad Lubis, SE, M.Soc.Sc, Ph.D dan Bapak Paidi Hidayat, SE, M.Si selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak Syarif Fauzie, SE, M.Ak, Ak selaku Dosen Pembimbing penulis yang telah bersedia meluangkan waktu dengan memberikan masukan dan saran dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.

6. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah memberikan kritik dan saran yang sangat membangun bagi penulis.


(9)

8. Seluruh Dosen dan Staff Pengajar Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, yang telah mendidik dan memberikan banyak ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis.

9. Seluruh pegawai dan Staff Administrasi Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah membantu penulis dalam penyelesaian kelengkapan administrasi penulis. 10. Teman-teman angkatan 2009 di Ekonomi Pembangunan yang memberikan

dukungan, kerja sama dan bantuan dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, dikarenakan keterbatasan pengetahuan, pengalaman dan kemampuan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca dan peneliti selanjutnya.

Medan, Januari 2013 Penulis

Novita Selvia M Perangin-angin


(10)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRACT ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1 Landasan Teori ... 9

2.1.1 Konsep Dasar Investasi... 9

2.1.2 Pasar Modal ... 12

2.1.3 Saham... 14

2.1.4 Holding Period Saham ... 15

2.1.5 Bid-Ask Spread ... 16

2.1.6 Market Value ... 19

2.1.7 Variance Return ... 20

2.2 Penelitian Terdahulu ... 23

2.3 Kerangka Konseptual ... 29

2.4 Hipotesis ... 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 34

3.1 Jenis dan Sumber Data ... 34

3.2 Populasi dan Sampel ... 34

3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data ... 35

3.4 Pengolahan Data ... 36

3.5 Teknik Analisis Data ... 36

3.5.1 Metode dan Model Analisis ... 36

3.5.2 Metode Regresi Data Panel... 37

3.5.3 Uji Hausman ... 38

3.6 Uji Asumsi Klasik ... 39

3.6.1 Multkolinieritas ... 39

3.6.2 Uji Normalitas ... 40

3.6.3 Heteroskedastisitas ... 41

3.6.4 Autokorelasi ... 42

3.7 Test of Goodness of Fit ... 43


(11)

3.7.2 Uji F-Statistik... 44

3.7.3 Uji T-Statistik (Par tial Test)... 45

3.8 Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 45

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 47

4.1 Deskripsi Objek Penelitian ... 47

4.2 Analisis Deskriptif ... 50

4.3 Analisis Data ... 53

4.3.1 Hasil Uji Hausman ... 54

4.3.2 Analisis Regresi Data Panel... 54

4.4 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik ... 55

4.4.1 Hasil Uji Multikolinearitas ... 55

4.4.2 Hasil Uji Normalitas... 56

4.4.3 Hasil Uji Heterokedastisitas... 56

4.4.4 Hasil Uji Autokorelasi... 56

4.5 Hasil Model Estimasi... 58

4.6 Uji Kesesuaian (Test of Goodness of Fit) ... 59

4.6.1 Koefisien Determinasi (R-Squared) ... 59

4.6.2 Hasil Uji F-Statistik... 59

4.6.3 Hasil Uji T-Statistik ... 61

4.7 Analisis Pembahasan ... 65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 69

5.1 Kesimpulan... 69

5.2 Saran ... 70

DAFTAR PUSTAKA ... 72


(12)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu... 27

3.1 Daftar Sampel Perusahaan ... 35

4.1 Analisis Deskriptif ... 50

4.2 Uji Hausman ... 54

4.3 Koefisien Variabel ... 55

4.4 Uji Normalitas ... 56


(13)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Proses Jual Beli Saham ... 11

2.2 Preferensi Investor Terhadap Risiko ... 22

2.3 Diagram Skematis Kerangka Konseptual ... 32

4.1 Pengambilan Keputusan Autokorelasi ... 57

4.2 Uji T-statistik Terhadap Bid-Ask Spread ... 62

4.3 Uji T-statistik Terhadap Market Value ... 63


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1 Data Variabel Skripsi ... 74

2 Uji Normalitas ... 75

3 Hasil Regresi... 76


(15)

ABSTRACT

ANALYSIS THE EFFECT OF BID-ASK SPREAD, MARKET VALUE AND VARIANCE RETURN ON THE STOCK HOLDING PERIOD IN MINING

SECTOR

The formulation of the problem is to know the influence of bid-ask spread, market value and variance return on stock holding period in mining sector. The objective of this research to analyze the influence of bid-ask spread, market value and variance return on stock holding period in mining sector.

The data used were 10 companies selected using purposive sampling technique with the criteria (1) The companies in mining sector registered in Jakarta Exchange. (2) The companies which were actively consistent during in the period 2009 up to 2011 in Jakarta Exchange. (3) The companies fulfilling the indicator of dependent and independent variables during in the period 2009 up to 2011. The data to analyze in this research were panel data using Multiple Linier Regression with Fixed Effect Model (FEM) in accordance with this model having the intercept equation and it was not constant or with difference on every individual. Before analyzing the data, it was tested firstly with Normality test and Hausman test to know the normality of data and to know which method is appropriate with fixed effect model in this research. Further, data processing was done using Eviews 7 program.

The results of research showed that simultaneously through f-statistic test the variable of bid-ask spread, market value and variance return had significant influence to stock holding period in mining sector on significance rate 95%,whereas based on t-statistic test, it can be concluded that the variable of bid-ask spread and market value had positive influence and insignificant influence to stock holding period in mining sector and variance return with negative significant to stock holding period of mining sector in period of 2009 up to 2011 with significance rate 95%. In addition, the coefficient of determination showed that the variable of bid-ask spread, market value, and variance return are capable only to explain that the variable of stock holding period in mining sector for 65.15%.

Key words: Stock Holding Period, Bid-Ask Spread, Market Value and Variance Return.


(16)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH BID-ASK SPREAD, MARKET VALUE DAN VARIANCE RETURN TERHADAP HOLDING PERIOD SAHAM SEKTOR

PERTAMBANGAN

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pengaruh bid-ask spread, market value dan variance return terhadap holding period saham di sektor pertambangan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana pengaruh pengaruh bid-ask spread, market value dan variance return terhadap holding period saham di sektor pertambangan.

Dalam peneltian ini data yang digunakan adalah 10 perusahaan yang terpilih melalui teknik purposive sampling dengan kriteria (1) Perusahaan sektor pertambangan yang tercatat di Bursa Efek Jakarta. (2) Perusahaan yang secara konsisten aktif selama periode 2009 sampai 2011 di Bursa Efek Jakarta. (3) Perusahaan yang memenuhi indikator variabel dependen dan independen selama periode 2009 sampai 2011. Di dalam penelitian ini data yang dianalisis adalah data panel dengan menggunakan model regresi linier berganda model fixed effect (FEM) yang dinilai sesuai dengan penelitian ini karena model ini memiliki intercept persamaan yang tidak konstan atau terdapat perbedaan pada setiap individu. Sebelum menganalisis data dilakukan uji terlebih dahulu dengan Uji Normalitas dan Uji Hausman untuk mengetahui normalitas data dan untuk mengetahui apakah model fixed effect sesuai untuk digunakan dalam penelitian ini. Selanjutnya pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program Eviews 7.

Penelitian ini menemukan bahwa secara simultan melalui uji f-statistik variabel bid-ask spread , market value dan variance return secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap holding period saham sektor pertambangan pada tingkat kepercayaan 95%, sementara berdasarkan uji t-statistik disimpulkan bahwa variabel bid-ask spread dan market value memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap holding period saham sektor pertambangan dan variance return memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap holding period saham sektor pertambangan pada periode 2009 sampai 2011 pada tingkat kepercayaan 95%. Selain itu koefisien determinasi menunjukan variabel bid-ask spread, market value, dan variance return hanya mampu menjelaskan variabel holding period saham sektor pertambangan sebesar 65.15%.

Kata Kunci: Holding Period Saham, Bid-Ask Spread, Market Value dan Va riance Return.


(17)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan pasar modal di era globalisasi ini memiliki pengaruh yang sangat besar dalam perekonomian suatu negara, karena pasar modal memiliki peranan yang sangat penting baik bagi dunia usaha , pemodal , lembaga penunjang pasar modal maupun bagi pemerintah (Ahmad, 1996 ).

Pasar modal dapat menggerakan aktivitas perekonomian karena dapat digunakan menjadi alternatif pendanaan bagi perusahaan untuk dapat meningkatkan pendapatan perusahaan sehingga memberikan dampak positif bagi masyarakat luas, dimana kesempatan kerja akan semakin banyak, pendapatan masyarakat akan meningkat yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Pasar modal merupakan sarana yang paling tepat selain perbankan dalam memobilisasi dana masyarakat guna membiayai dana pembangunan, oleh karena itu peranan pasar modal harus terus didorong perkembangannya. Husnan (1993) menyatakan bahwa pasar modal memiliki dua fungsi sekaligus yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan dimana Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena pasar modal menyediakan wahana atau fasilitas yang mempertemukan dua kepentingan , yaitu pihak yang kelebihan dana (investor) dan pihak yang membutuhkan dana (issuer). Pasar modal dikatakan memiliki fungsi keuangan, karena pasar modal memberikan kemungkinan dan kesempatan untuk


(18)

memperoleh imbalan bagi pemilik dana sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilihnya.

Pada dasarnya , pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang , ekuitas (saham), instrument derivatif, maupun instrumen lainnya (Darmadji dan Fakhruddin, 2006). Pasar modal memiliki beberapa daya tariknya sendiri dalam suatu negara baik dalam hal likuiditas maupun efisiensi. Menurut Husnan (1993), perusahaan dapat menghindarkan diri dari kondisi debt to equity ratio yang terlalu tinggi sehingga dapat menyebabkan cost of capital of the firm tidak lagi minimal dan dari sisi pemodal dapat memungkinkan mereka untuk memiliki alternatif investasi yang sesuai dengan preferensi risiko mereka.

Pasar modal dikatakan likuid jika penjual dapat menjual dan pembeli dapat membeli surat-surat berharga dengan cepat sehingga pasar modal memungkinkan untuk terjadinya alokasi dana yang efisien. Menurut Jogiyanto (2000), jika pasar modal sifatnya efisien maka harga dari surat berharga akan mencerminkan penilaian investor terhadap prospek laba perusahaan di masa mendatang serta kualitas manajemennya. Dengan demikian pasar modal dapat digunakan sebagai sarana tidak langsung pengukur kualitas manajemen selain itu juga sebagai sarana alokasi dana yang produktif untuk memindahkan dana dari pemberi pinjaman ke peminjam.

Pada umumnya surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal dapat dibedakan menjadi surat berharga bersifat hutang dan surat berharga yang bersifat pemilikan (Husnan, 1993). Surat berharga yang bersifat hutang dikenal


(19)

dengan nama obligasi dan surat berharga yang bersifat pemilikan dikenal dengan nama saham.

Saham juga terdiri dari dua jenis yakni saham biasa dan saham preferen (Jogiyanto, 2000). Jika perusahaan hanya mengeluarkan satu kelas saham saja maka saham inilah yang disebut dengan saham biasa (common stock) sedangkan saham preferen merupakan saham yang mempunyai sifat gabungan anara obligasi dan saham biasa. Perusahaan yang membutuhkan dana dapat menjual surat berharga yang baru dikeluarkan di pasar primer sedangkan surat berharga yang sudah beredar diperdagangkan di pasar sekunder (Jogiyanto, 2000).

Dalam pasar modal di Indonesia, terdapat dua cara pelaksanaanya yakni dengan menggunakan order driven market system dan continous a uction system (Jogiyanto, 2000). Order driven market system berarti bahwa penjual dan pembeli sekuritas yang ingin melakukan transaksi harus melalui seorang broker.

Investor tidak dapat secara langsung melakukan transaksi di lantai bursa dan hanya seorang broker yang dapat melakukan transaksi jual-beli di lantai bursa berdasarkan instruksi dari investor. Sedangkan continous auction system atau sering disebut dengan sistem lelang kontinyu adalah bahwa harga transaksi yang terjadi atas suatu saham tertentu ditentukan oleh tingkat penawaran (supply) dan tingkat permintaan (demand) dari para investor.

Dalam mekanisme tersebut maka terjadilah yang sering disebut dengan bid price dan ask price, dimana bid price adalah harga tertinggi yang diminta oleh pembeli untuk membeli dan ask price adalah harga terendah yang ditawarkan penjual untuk menjual. Besarnya selisih antara bid price dan ask price disebut


(20)

dengan bid-ask spread yang dipengaruhi oleh berbagai pertimbangan keputusan investasi yang dilakukan oleh investor dalam rangka mendapatkan gain atau net return yang optimal dan mengurangi tingkat risiko serendah-rendahnya.

Pada dasarnya seorang investor melakukan investasi saham karena selalu mengharapkan capital gain dan dividen (Darmadji dan Fakhruddin, 2006). Dividen adalah pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan sedangkan capital gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual yang terbentuk dalam aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder. Oleh karena itu investor harus tahu kapan untuk membeli dan menjual saham serta kapan investor harus menahan saham yang telah dimilikinya.

Selain itu investor tidak hanya mengharapkan return yang maksimal, tetapi juga harus mempertimbangkan risiko yang rendah. Investor akan menanamkan modalnya pada saham-saham perusahaan yang lebih baik dari perusahaan lain dengan risiko yang sama atau dengan risiko yang lebih kecil. Keputusan untuk membeli atau menjual saham juga ditentukan oleh perbandingan antara nilai intrinsik dengan harga pasar (market value) (Halim, 2005).

Jika harga pasar lebih rendah dari nilai instrinsiknya maka saham tersebut sebaiknya dibeli atau ditahan untuk mendapatkan capital gain pada saat harganya akan naik kembali, dan sebaliknya jika harga pasar saham lebih tinggi dari nilai intrinsiknya maka saham tersebut sebaiknya dijual untuk menghindari terjadinya kerugian karena harganya akan turun menyesuaikan dengan nilainya. Sedangkan jika harga pasar sama dengan nilai intrinsiknya maka jangan melakukan transaksi,


(21)

karena saham dalam keseimbangan sehingga tidak ada keuntungan yang diperoleh dari transaksi pembelian maupun penjualan.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terdapat beberapa faktor mempengaruhi jangka waktu investor dalam memegang sahamnya. Lamanya kepemilikan saham oleh investor dikenal dengan dengan stock holding period. Holding period adalah periode waktu perkiraan atau riil dimana sebuah investasi diatribusikan kepada sebuah investor tertentu. Oleh karena itu lama tidaknya seorang investor menahan dananya pada suatu saham perusahaan tertentu untuk waktu tertentu merupakan hal yang menarik untuk di teliti.

Berdasarkan teori Mandelson (1986), terdapat 2 faktor yang mempengaruhi holding period saham yakni faktor eksternal (inflasi), faktor internal (transaction cost: bid-ask spread, market value dan risk of return saham. Penelitian yang dilakukan Atkins dan Dyl (1997) mengenai hoding period dan bid-ask spread untuk saham Nasdaq dari 1983 hingga 1991 dan untuk New York Stock Exchange (NYSE) saham dari periode 1975 sampai 1989 dan menemukan bukti kuat bahwa, seperti yang diperkirakan, holding period dipengaruhi oleh bid ask spread.

Atkins dan Dyl (1997) juga menemukan bahwa hubungan antara holding period dan bid-ask spread jauh lebih kuat di Nasdaq, di mana spread lebih besar, daripada di NYSE spread yang lebih kecil. Sementara penelitian yang dilakukan Leny dan Indriantoro (1990) dalam penelitian Helmy Yulianto (2008) menyimpukan bahwa Bid-ask spread tidak berpengaruh secara signifikan terhadap


(22)

holding period, tetapi hanya variabel market value saja yang berpengaruh secara signifikan terhadap holding period.

Penelitian yang dilakukan Eko Budi Santoso (2008) menyimpulkan bahwa lamanya kepemilikan suatu saham biasa di Bursa Efek Jakarta yang termasuk dalam indeks LQ-45 selama periode 2000 sampai 2005 dipengaruhi oleh faktor-faktor bid-ask spread, market value dan variance return dan memberikan kesimpulan bid ask spread memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap holding period saham sedangkan market value dan variance return masing-masing memiliki pengaruh positif dan negatif terhadap holding period saham.

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Vinus Maulina (2009) dalam index LQ45 periode 2000-2001 menyimpulkan bahwa secara parsial ada dua variabel yang berpengaruh signifikan terhadap lamanya kepemilikan saham biasa yakni variance return dan spread masing-masing memiliki pengaruh negatif dan positif . Diantara variabel spread, market value dan dividend pay-out ratio yang merupakan variabel yang paling berpengaruh adalah variance return yang merupakan cerminan dari tingkat risiko akibat fluktuasi harga saham.

Selain itu penelitian yang dilakukan oleh A.Sakir dan Nurhalis (2010) pada perusahaan yang tercatat dalam indeks LQ-45 di Bursa Efek Jakarta pada tahun 2006 menyimpulkan bahwa dari variabel independen (bid-ask spread, market value, variance return dan dividend pay-out ratio) hanya variance return yang mempunyai hubungan atau sesuai dengan teori dan penelitian terdahulu, meskipun variance return tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap


(23)

holding period saham LQ-45. Dan juga variabel bid-ask spread dan market value mempunyai pengaruh yang negatif dan tidak siginifkan terhadap holding period saham.

Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dilakukan penelitian kembali karena banyak kesimpulan-kesimpulan penelitian yang tidak konsisten dan tidak sesuai dengan teori yang berlaku. Oleh karena itu untuk mengetahui gambaran yang lebih akurat lagi mengenai variabel yang paling berpengaruh dalam lama tidaknya investor menahan dananya pada suatu saham perusahaan tertentu pada waktu tertentu. Sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian “ Analisis

Pengaruh Bid-Ask Spread, Market Value dan Variance Return Terhadap

Holding Period Saham Sektor Pertambangan”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas , maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Apakah ada pengaruh bid-ask spread terhadap holding period saham sektor pertambangan?

2. Apakah ada pengaruh market value terhadap holding period saham sektor pertambangan?

3. Apakah ada pengaruh variance return terhadap holding period saham sektor pertambangan?


(24)

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Menganalisis pengaruh bid-ask spread terhadap holding period saham sektor pertambangan.

2. Menganalisis pengaruh market value terhadap holding period saham sektor pertambangan.

3. Menganalisis pengaruh varia nce return terhadap holding period saham sektor pertambangan.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi peneliti, diharapkan dapat memberikan kesempatan untuk menerapkan teori yang telah didapatkan di bangku kuliah dan menambah wawasan penulis dalam bidang pasar modal khususnya mengenai holding period saham.

2. Bagi investor, diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan dalam memahami keputusan menahan dan melepas financial asset dalam kaitannya dengan bid-ask spread, market value dan variance return. 3. Bagi emiten, diharapkan dapat memberikan informasi dan bahan

pertimbangan dalam mengevaluasi kinerja perusahaan.

4. Bagi penelitian selanjutnya, diharapkan dapat menjadi bahan referensi untuk penelitian lanjutan dan memberikan sumbangan yang positif untuk memperluas wawasan mengenai holding period saham.


(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Konsep Dasar Investasi

Pada hakikatnya investasi merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan memperoleh keuntungan di masa yang akan datang. Investasi dibagi dalam dua jenis, investasi yang pertama adalah investasi yang dilakukan pada asset-aset finansial yang dilakukan di pasar uang selain itu investasi finansial juga dapat dilakukan di pasar modal. Jenis investasi kedua adalah investasi pada asset-aset riil (Halim, 2005). Jogiyanto (2000:7) menyatakan bahwa

investasi ke dalam aktiva keuangan dapat berupa investasi langsung dan investasi tidak langsung. Investasi langsung dilakukan dengan membeli langsung aktiva keuangan dari suatu perusahaan baik melalui perantara atau dengan cara yang lain. Sebaliknya investasi tidak langsung dilakukan dengan membeli saham dari perusahaan investasi yang mempunyai portofolio aktiva-aktiva keuangan dari perusahaan lain.

Investasi pada pasar modal adalah investasi yang bersifat jangka pendek. Ini dilihat pada return yang diukur dengan capital gain. Bagi para spekulator yang menyukai capitail gain, maka pasar modal dapat menjadi tempat yang menarik sebab investor bisa membeli pada saat harga turun, dan menjual kembali pada saat harga naik. Selisih yang dilihat secara abnormal return itulah yang akan dihitung keuntungannya (Fahmi, 2006).

Untuk melakukan investasi di pasar modal diperlukan pengetahuan yang cukup, pengalaman, serta naluri bisnis untuk menganalisis efek -efek mana yang akan dibeli, mana yang akan dijual, dan mana yang tetap dimiliki. Oleh karena itu investor harus memiliki rasional dalam menghadapi pasar jual beli saham dan juga


(26)

harus mempunyai ketajaman perkiraan masa depan perusahaan yang sahamnya akan dibeli atau dijual Proses investasi menunjukkan bagaimana seharusnya seorang investor membuat keputusan investasi pada efek -efek yang dapat dipasarkan, dan kapan dilakukan.

Oleh karena itu diperlukan tahapan-tahapan dalam investasi yaitu menentukan tujuan investasi dengan mempertimbangkan expected rate of return, rate of risk dan ketersediaan jumlah dana yang akan diinvestasikan , melakukan analisis baik dengan pendekatan fundamental ataupun teknikal, membentuk portofolio dengan mengidentifikasi efek-egek mana yang akan dipilih , mengevaluasi kinerja portofolio baik terhadap tingkat pengembalian maupun tingkat risiko yang ditanggung dan tahap terakhir adalah merevisi kinerja portofolio.

Pada umumnya hubungan antara risiko dan tingkat pengembalian yang diharapkan bersifat linier artinya semakin tinggi tingkat risiko maka semakin tinggi pula tingkat pengembalian yang diharapkan. Oleh karena itu Menurut Halim (2005:5) investor dapat melakukan analisis terhadap suatu efek atau sekelompok efek melalui dua pendekatan, yaitu :

a. Pendekatan Fundamental

Dimana pendekatan ini didasarkan pada informasi-informasi yang diterbitkan oleh emiten maupun oleh administrator bursa efek. Untuk memperkirakan prospek harga sahamnya di masa yang akan datang harus dikaitkan dengan faktor-faktor fundamental yang mempengaruhinya , karena kinerja emiten dipengaruhi oleh kondisi sektor industri dimana perusahaan tersebut berada dan perekonomian secara makro. Analisis ini dimulai dari siklus perusahaan secara umum dan selanjutnya ke sektor industrinya sehingga akhirnya dilakukan evaluasi terhadap kinerjanya dan saham yang diterbitkan.


(27)

b. Pendekatan Teknikal

Pendekatan ini didasarkan pada data (perubahan) harga saham di masa lalu sebagai upaya untuk memperkirakan harga saham di masa mendatang. Dengan analisis ini para analisis memperkirakan pergesaran penawaran (supply) dan permintaan (demand) dalam jangka pendek serta mereka berusaha untuk cenderung mengabaikan risiko dan pertumbuhan laba dalam menentukan barometer dari penawaran dan permintaan.

Mekanisme perdagangan saham adalah proses perdagangan saham dimana saham tersebut berpindah tangan dari penjual kepada pembeli di pasar sekunder, proses perdagangan jual beli saham dapat dilihat dari gambar 2.1 berikut ini :

Saham Rp

Sumber : Halim (2005)

Gambar 2.1 Proses Jual Beli Saham Investor

Beli

Investor Jual

BURSA EFEK JAKARTA

Pialang Pialang Sistem Tawar Menawardan Negosiasi Pialang Jual Pialang Beli Sertifikat Saham

Rupiah PT KPEI & PT KSEI

Penyelesaian transaksi Investor Jual Pialang Jual Investor Beli Pialang Beli BAE


(28)

2.1.2 Pasar Modal

Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang, ekuitas (saham), instrument derivatif, maupun instrumen lainnya (Darmadji dan Fakhruddin, 2006). Berdasarkan Undang- Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 , pasar modal memiliki pengertian yang lebih spesifik lagi yaitu kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perushaaan publik berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Jogiyanto (2000:15) menyatakan bahwa

perusahaan yang membutuhkan dana dapat menjual surat berharganya di pasar modal. Surat berharga yang baru dikeluarkan oleh perusahaan dijual di pasar primer (primary market). Surat berharga yang baru dijual dapat berupa penawaran perdana ke public (initial public offering atau IPO) atau tambahan surat berharga baru jika perusahaan sudah going public (sekuritas tambahan ini sering disebut dengan seasones new issues). Selanjutnya surat berharga yang sudah beredar diperdagangkan di pasar sekunder (secondary market). Tipe lain dari pasar modal adalah pasar ketiga (third market) dan pasar keempat (fourth market). Pasar ketiga merupakan pasar perdagangan surat berharga pada saat pasar kedua tutup. Pasar ketiga dijalankan oleh broker yang mempertemukan pembeli dan penjual pada saat pasar kedua tutup. Pasar keempat merupakan pasar modal yang dilakukan diantara institusi berkapasitas besar untuk menghindari komisi untuk broker. Asar keempat umumnya menggunakan jaringan komunikasi untuk memperdagangkan saham dalam jumlah blok yang besar.

Pasar modal banyak dijumpai di banyak negara, karena pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara. Pasar modal dikatakan memiliki dua fungsi sekaligus yakni fungsi ekonomi dan fungsi keuangan (Husnan, 1993). Dalam melaksanakan fungsi ekonominya, pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari lender ke borrower. Fungsi ini sebenarnya juga dilakukan oleh lembaga perbankan, namun bedanya di pasar


(29)

modal yang diperdagangkan adalah dana jangka panjang. Fungsi keuangan dilakukan dengan menyediakan dana yang diperlukan oleh borrowers dan para lenders menyediakan dana tanpa harus terlibat langsung dalam kepemilikan aktiva riil yang diperlukan untuk investasi tersebut.

Dengan adanya pasar modal, maka diharapkan aktivitas perekonomian dapat meningkat karena pasar modal meruapakan alternatif pendanaan bagi perusahaan, sehingga dapat beroperasi dengan skala yang lebih besar dan selanjutnya akan meningkatkan pendapatan perusahaan dan kemakmuran masyarakat luas ( Darmadji dan Fakhruddin, 2006). Keberhasilan pemebentukan pasar modal dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu supply sekuritas, demand akan sekuritas, kondisi politik dan ekonomi, masalah hukum dan peraturan serta peran lembaga-lembaga pendukung pasar modal seperti BAPEPAM, bursa efek, akuntan publik, underwriter, notaris dan sebagainya (Husnan, 1993).

Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006:3) Pasar modal memiliki banyak manfaat baik bagi dunia usaha, pemodal, lembaga penunjang pasar modal dan juga bagi pemerintah, diantaranya :

1. Menyediakan sumber pendanaan atau pembiayaan (jangka panjang)bagi dunia usaha sekaligus memungkinkan dana secara optimal

2. Memberikan wahana investasi bagi investor sekaligus memungkinkan upaya diversifikasi

3. Menyediakan indikator utama (leading indicator) bagi tren ekonomi negara

4. Memungkinkan penyebaran kepemilikan perusahaan sampai lapisan masyarakat menengah

5. Menciptakan lapangan pekerjaan / profesi menarik

6. Memberikan kesempatan memiliki perusahaan yang sehat dengan prospek yang baik

7. Alternatif investasi yang memberikan potensi keuntungan dengan risiko yang bisa diperhitungkan melalui keterbukaan, likuiditas, dan diversifikasi investasi


(30)

8. Membina iklim keterbukaan bagi dunia usaha dan memberikan akses kontrol sosial

9. Mendorong pengelolaan perushaan dengan iklim terbuka , pemanfaatan manajemen professional, dan penciptaaan iklim berusaha yang sehat.

2.1.3 Saham

Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Saham berwujudkan selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalam pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut (Darmadji dan Fakhruddin, 2006).

Suatu perusahaan dapat menjual hak kepemilikannya dalam bentuk saham (stock). Jika perusahaan hanya mengeluarkan satu kelas saham, saham ini disebut saham biasa (common stock), namun jika perusahaan mengeluarkan kelas lain dari saham, itu disebut saham preferen (Jogiyanto, 2000). Saham preferen memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena dapat menghasilkan pendapatan tetap seperti bunga dan obligasi, sedangkan saham biasa menempatkan pemiliknya pada posisi paling junior dalam pembagian dividen dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi (Darmadji dan Fakhruddin, 2006).

Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006), pada dasarnya terdapat dua keuntungan yang diperoleh investor dengan membeli atau memiliki saham yaitu dividen dan capital gain. Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen yang diberikan perusahaan dapat berupa tunai yang berupa


(31)

uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham atau dapat berupa dividen saham yang berupa saham sehingga jumlah saham yang dimiliki investor akan semakin bertambah. Sementara capital gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual, hal ini terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder. Pada umumnya investor dengan orientasi jangka pendek mengejar keuntungan melalui capital gain.

Saham merupakan surat berharga yang memberikan peluang keuntungan dan potensi risiko yang tinggi. Investor dapat memiliki keuntungan dari capital gain yang besar dalam waktu yang singkat , namun sering berfluktuasinya harga saham maka saham juga dapat membuat investor mengalami kerugian yang besar dalam waktu yang singkat (Darmadji dan Fakhruddin, 2006). Oleh karena itu investor harus lebih teliti lagi dalam membeli dan menjual saham yang dimiliknya agar risiko tersebut dapat diperkecil.

2.1.4 Holding Period Saham

Holding period adalah periode waktu perkiraan atau riil dimana sebuah investasi diatribusikan kepada sebuah investor tertentu. Lamanya kepemilikan saham oleh investor dikenal dengan dengan stock holding period. Secara umum keputusan membeli atau menjual saham ditentukan oleh perbandingan antara perkiraan nilai intrinsik dengan harga pasarnya. Halim (2005:31) menyatakan bahwa:

a. Jika harga pasar saham lebih rendah dari nilai intrinsiknya, maka saham tersebut sebaiknya dibeli dan ditahan sementara dengan tujuan untuk memperoleh capital gain jika kemudian harganya kembali naik b. Jika harga pasar saham sama dengan nilai intrinsiknya, maka jangan


(32)

keseimbangan, sehingga tidak ada keuntungan yang diperoleh dari transaksi pembelian atau penjualan saham tersebut

c. Jika harga pasar saham lebih tinggi dari nilai intrinsiknya, maka saham tersebut sebaiknya dijual untuk menghindari kerugian. Karena tentu harganya kemudian akan turun menyesuaikan dengan nilainya.

Nilai intrinsik adalah nilai sebenarnya atau nilai seharusnya dari saham yang diperdagangkan tersebut (Jogiyanto, 2000). Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa Holding period saham merupakan rata-rata lamanya investor dalam menahan atau memegang saham selama periode waktu tertentu. Rata-rata holding period investor untuk setiap tahun dapat dihitung dengan membagi jumlah saham beredar pada saham perusahaan i per akhir tahun t dengan rata-rata volume perdagangan saham i tahun t. Holding Period Saham dapat diformulasikan sebagai berikut ini :

���� = ℎ ℎ ��

�� Sumber : Atkins dan Dyl (1997)

Di mana :

HPit = Holding Period saham perusahaan i tahun t 2.1.5 Bid-Ask Spread

Di pasar tradisional , sebelum terjadi suatu transaksi atau terbentuknya harga, terjadi proses tawar-menawar oleh pembeli dan penjual. Prinsip yang sama juga terjadi dalam transaksi surat berharga khususnya pasar saham (Darmadji dan Fakhruddin, 2006). Transaksi perdagangan di BEJ menggunakan order-driven market system dan sistem lelang kontinyu (continous auction system) (Jogiyanto,2000). Dengan order-driven market system berarti pembeli dan penjual


(33)

sekuritas yang ingin melakukan transaksi harus melalui broker. Investor tidak dapat langsung melakukan transaksi di lantai bursa.

Dalam sistem lelang kontiyu harga transaksi ditentukan oleh penawaran (supply) dan permintaan (demand) dari investor. Harga penjualan terendah (ask price) dan harga penawaran pembelian tertinggi (bid price) dari investor diteriakkan oleh broker di lantai bursa. Dalam transaksi saham, istilah bid menunjukkan harga yang diajukan oleh pihak yang akan melakukan pembelian saham tersebut, sedangkan ask menunjukkan harga yang ditawarkan oleh pihak yang akan menjual saham tersebut (Darmadji dan Fakhruddin, 2006).

Suatu transaksi tidak akan terjadi jika masih terdapat perbedaan antara bid dan ask. Dengan kata lain, Bid-ask spread adalah selisih harga beli tertinggi yang ditawarkan oleh pihak yang akan melakukan pembelian saham tersebut dengan harga jual terendah dari pihak yang bersedia menjual saham tersebut.

Dalam bursa efek, aturan berapa batasan dalam setiap kali penawaran (bid dan ask) diatur secara jelas dan diaplikasikan dalam komputer sistem perdagangan secara otomatis (Darmadji dan Fakhruddin, 2006). Harga penawaran jual atau permintaan beli yang dimasukkan ke dalam JATS adalah harga penawaran yang masih berada di dalam rentang harga tertentu. Bila Anggota Bursa memasukkan harga diluar rentang harga tersebut maka secara otomatis akan ditolak oleh JATS (auto rejection).

BEJ perlu menerapkan sistem auto rejection untuk menjaga terlaksananya perdagangan efek yang teratur, wajar dan efisien. Penerapan auto rejection dilakukan berdasarkan kelompok harga dan penentuan batas parameter rejection


(34)

mengacu pada harga terakhir di pasar regular pada hari sebelumya (Darmadji dan Fakhruddin, 2006). Batasan auto rejection yang berlaku saat ini:

1. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih kecil dari 50 % (lima puluh persen) dibawah acuan harga Rp 50,- (lima puluh rupiah). 2. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih dari 35% (tiga

puluh lima perseratus) di atas atau di bawah acuan harga untuk saham dengan rentang harga Rp 50,- (lima puluh rupiah) sampai dengan dari Rp 200,- (dua ratus rupiah).

3. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih dari 25% (dua puluh lima perseratus) di atas atau di bawah acuan harga untuk saham dengan rentang harga Rp 200,- (dua ratus rupiah) sampai dengan dari Rp 5.000,- (lima ribu rupiah).

4. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih dari 20% (dua puluh perseratus) di atas atau di bawah acuan harga untuk saham dengan rentang harga di atas Rp 5.000,- (lima ribu rupiah).

Bid-ask spread adalah selisih harga beli tertinggi yang ditawarkan oleh pihak yang akan melakukan pembelian saham tersebut dengan harga jual terendah dari pihak yang bersedia menjual saham tersebut. Konsep perhitungan spread adalah dengan membuat rata-rata bid-ask spread harian untuk setiap jenis saham yang diteliti selama periode observasi. Perhitungan spread dapat diformulasikan sebagai berikut:


(35)

��=[ ∑ �� − �� �� + �� �

�=

]∕N Sumber : Atkins dan Dyl (1997)

Di mana :

Spreadit = rata-rata bid-ask spread saham perusahaan i pada tahun ke-t

Askit = harga jual terendah yang menyebabkan investor setuju untuk

menjual saham perusahaan i pada hari ke- t

Bidit = harga beli tertinggi yang menyebabkan investor setuju untuk

membeli saham perusahaan i pada hari ke- t

N = jumlah hari transaksi saham perusahaan i selama tahun t

2.1.6 Market Value

Nilai pasar (market value) merupakan harga saham yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar. Nilai pasar ini ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham bersangkutan di pasar bursa (Jogiyanto, 2000). Harga saham cenderung dipengaruhi oleh tekanan psikologis pembeli atau penjual (tindakan yang tidak rasional) (Halim, 2005). Oleh karena itu informasi perusahaan yang mengalir ke Bursa Efek harus cukup sepanjang informasi tersebut berpengaruh terhadap harga sahamnya.

Market Value menunjukkan ukuran perusahaan, dimana apabila market value semakin besar maka semakin besar perusahaan tersebut yang ditinjau dari ukuran perusahaannya. Kebanyakan investor menganggap bahwa perusahaan besar memiliki kestabilan keuangan yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan kecil, selain itu di perusahaan besar memiliki analisis keuangan yang kompeten sehingga dapat menghasilkan informasi keuangan yang lebih akurat yang dapat memperpendek jarak antara pengharapan investor dengan yang sebenarnya terjadi di perusahaan.


(36)

Dengan demikian investor menganggap bahwa perusahaan besar memiliki risiko lebih kecil karena dianggap memiliki akses ke pasar modal yang lebih baik dibandingkan perusahaan kecil. Jogiyanto (2000:80) menyatakan bahwa

mengetahui nilai pasar dan nilai intrinsik dapat digunakan untuk mengetahui saham-saham mana yang murah , tepat nilainya atau yang mahal. Nilai pasar yang lebih kecil dari nilai intrinsiknya menunjukkan bahwa saham tersebut dijual dengan harga murah (undervalued), karena investor membayar saham tersebut lebih kecil dari yang seharusnya dia bayar. Dan sebaliknya nilai pasar yang lebih besar dari nilai intrinsiknya menunjukkan bahwa saham tersebut dijual dengan harga yang mahal (overvalued).

Market Value juga dapat diartikan sebagai rata-rata nilai keseluruhan suatu perusahaan i selama tahun ke-t. Konsep perhitungan market value adalah dengan mengalikan rata-rata harga saham selama tahun t dengan jumlah saham beredar pada saham perusahaan i per akhir tahun ke-t. Perhitungan market value dapat diformulasikan sebagai berikut:

�� = � − × �

Sumber: Atkins dan Dyl (1997)

Di mana:

MVit = rata-rata market value saham perusahaan i selama tahun t 2.1.7 Variance Return

Hanya menghitung return saja untuk sebuah investasi tidaklah cukup, risiko dari investasi juga perlu diperhitungkan (Jogiyanto, 2000). Risiko adalah suatu ketidakpastian. Pemodal dalam berinvestasi akan mendapatkan return di masa datang dengan nilai return yang belum diketahui (Fahmi, 2006). Dalam pengertian investasi , risiko selalu dikaitkan dengan tingkat variabilitas return yang dapat diperoleh dari surat berharga (Ahmad, 1996). Dengan kata lain risiko


(37)

dalam investasi dapat didefenisikan sebagai variablitias return realisasi terhadap return yang diharapkan (Fahmi, 2006).

Variance return merupakan proksi dari tingkat risiko yang diakibatkan oleh fluktuasi harga saham. Dalam konteks manajemen investasi, risiko merupakan besarnya penyimpangan antara tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return) dengan tingkat pengembalian aktual (actual return) (Halim, 2005). Semakin besar penyimpangannya berarti semakin besar tingkat risikonya. Alat statistik yang digunakan untuk mengukur penyebaran tersebut adalah varians.

Menurut Halim (2005:42), apabila dikaitkan dengan preferensi investor terhadap risiko maka risiko data dibedakan menjadi tiga, yaitu:

a. Investor yang menyukai risiko (risk seeker)

Merupakan investor yang apabila dihadapkan pada dua pilihan investasi yang memberikan tingkat pengembalian yang sama dengan risiko yang berbeda, maka ia akan lebih suka mengambil investasi dengan risiko yang lebih tinggi, karena mereka tahu bahwa hubungan tingkat pengembalian dan risiko adalah positif.

b. Investor yang netral terhadap risiko (risk neutral)

Merupakan investor yang akan meminta kenaikan tingkat pengembalian yang sama untuk setiap kenaikan risiko. Investor dalam jenis ini biasanya cukup fleksibel dan bersikap hati-hati dalam mengambil keputusan investasi.

c. Investor yang tidak menyukai risiko (risk averter)

Investor yang apabila dihadapkan pada dua pilihan investasi yang memberikan tingkat pengembalian yang sama dengan risiko yang lebih rendah. Biasanya investor jenis ini cenderung mempertimbangkan keputusan investasinya secara matang dan terencana

Ketiga preferensi investor terhadap risiko dapat juga disajikan pada Gambar 2.2


(38)

Sumber : Halim (2005)

Gambar 2.2

Preferensi Investor Terhadap Risiko

Dari Gambar 2.2 tersebut tampak bahwa bagi invetor yang menyukai risiko, perubahan tingkat pengembalian dari A1 ke A2 lebih kecil dari perubahan risiko dari β1 ke β2. Sebaliknya bagi investor yang tidak menyukai risiko, perubaham tingkat pengembalian dari C1 ke C2 lebih besar dari perubahan risiko dari β1 ke β2. Sedangkan bagi investor yang netral terhadap risiko, perubahan

tingkat pengembalian dari β1ke β2sama dengan perubahan risiko dari β1ke β2. Selain itu dalam konteks portofolio, terdapat juga risiko sistematis (systematic risk) dan risiko tidak sistematis (unsystematic risk). Dimana risiko sistematis merpakan risiko yang tidak dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena fluktuasi risiko ini dipengaruhi oleh faktor-faktor makro yang dapat mempengaruhi pasar secara keseluruhan sedangkan risiko tidak sistemats merupakan risiko yang dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena risiko ini hanya ada dalam satu perusahaan atau industri tertentu.


(39)

Dalam mengukur risiko perusahaan yang diproksikan dengan nilai varian dari return, maka terlebih dahulu dicari rata-rata return harian tiap sekuritas menggunakan metode rata-rata arimatika, yang dapat diformulasikan sebagai berikut:

� =� −�−�

�−�

. . .

(2.1) Sumber : Ahmad (1996)

Di mana:

Rit = rata-rata dari return harian saham i selama tahun ke-t

P = harga saham penutupan hari ke-t Pt-1 = harga saham penutupan hari ke t-1

Setelah diperoleh rata-rata return saham harian, maka dapat dicari variance return. Konsep perhitungan variance return dapat diformulasikan sebagai berikut:

� =∑��= ���−Ε ��

. . .

(2.2) Sumber : Halim (2005)

Di mana :

� = varians dari investasi pada saham I (variance return)

Rit = tingkat pengembalian dari investasi pada saham i pada tahun t E(Ri) = ER dari investasi saham i

N = periode pengamatan

2.2. Penelitian Terdahulu

Penelitian-penelitian yang berkaitan dengan Holding Period Saham sudah pernah dilakukan baik di luar negeri maupun di Indonesia. Penelitian yang pernah dilakukan oleh Atkins dan Dyl (1997) mengenai hoding period dan bid-ask spread untuk saham Nasdaq dari 1983 hingga 1991 dan untuk New York Stock Exchange (NYSE) saham dari periode 1975 sampai 1989 dan menemukan bukti


(40)

kuat bahwa, seperti yang diperkirakan, holding period dipengaruhi oleh bid ask spread.

Atkins dan Dyl (1997) juga menemukan bahwa hubungan antara holding period dan bid-ask spread jauh lebih kuat di Nasdaq, di mana spread lebih besar, daripada di NYSE spread yang lebih kecil. Selain itu ditemukan juga bahwa variabel market value dan variance return masing-masing memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap holding period saham

Kemudian di Indonesia, penelitian yang sama pernah dilakukan oleh Dian Anita Nuswantara dan Yane Kartikasari (2005) yang menguji pengaruh bid-ask spread, market value dan r isk of return pada perusahaan yang tercatat pada LQ-45 tahun 2002 yang menyimpulkan bahwa hanya market value yang mempunyai pengaruh negatif yang signifikan terhadap holding period saham, sedangkan risk of return dan bid ask spread masing-masing mempunyai pengaruh negatif dan positif dan tidak signifikan terhadap holding period saham.

Penelitian yang dilakukan Eko Budi Santoso (2008) pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta yang termasuk dalam LQ-45 selama periode 2000-2005 menguji pengaruh biaya transaksi yang dicerminkan oleh bid-ask spread terhadap holding period saham dengan dua variabel independen tambahan yaitu market value dan variance of return.

Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa variabel spread berpengaruh positif pada holding period yang artinya investor cenderung akan menahan saham lebih lama jika saham tersebut memiliki biaya transaksi yang tinggi, karena investor akan lebih berhati-hati untuk menjual sahamnya sedangkan


(41)

market value dan variance of return masing-masing berpengaruh positif dan negatif terhadap holding period saham.

Untuk variabel market value hal ini berarti investor akan menahan saham lebih lama pada perusahaan yang memiliki nilai perusahaan yang lebih besar. Sedangkan untuk variabel variance of return hal ini berarti investor akan menahan saham lebih pendek pada perusahaan yang memiliki tingkat volatilitas yang lebih tinggi.

Di tahun yang sama, dilakukan juga penelitian oleh Helmy Yulianto (2008) pada perusahaan LQ-45 selama tahun 2003-2005. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa variabel bid-ask spread dan market value berpengaruh positif dan signifikan terhadap holding period saham, sedangkan variabel resiko saham berpengaruh negatif dan signifikan terhadap holding period saham. Dimana market value mempunyai pengaruh yang paling kecil terhadap holding period saham. Hal itu disebabkan holding period saham lebih dipengaruhi oleh variabel resiko saham dan Bid-Ask Spread.

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Yuningsih (2008) pada perusahaan yang terdaftar di BEJ pada periode 2005, hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa variabel bid-ask spread dan market value mempunyai pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap holding period saham, sedangkan risk of return mempunyai pengaruh negatif dan signifkan terhadap holding period pada tingkat signifikansi 5 %.

Penelitian selanjutnya juga dilakukan oleh Vinus Maulina (2009) pada perusahaan go public yang tercatat dalam index LQ-45 selama tahun 2000-2001.


(42)

Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa secara parsial ada dua variabel yang berpengaruh signifikan terhadap lamanya kepemilikan saham biasa yakni variance return dan spread masing-masing memiliki pengaruh negatif dan positif secara signifikan. Diantara variabel spread, market value dan dividend pay-out ratio yang merupakan variabel yang paling berpengaruh adalah variance return yang merupakan cerminan dari tingkat risiko akibat fluktuasi harga saham. Sedangkan variabel dividend pay-out ratio dan market value mempunyai pengaruh yang positif dan tidak signifikan terhadap holding period saham.

Di tahun berikutnya penelitian dilakukan oleh A.Sakir dan Nurhalis (2010) pada perusahaan yang tercatat dalam indeks LQ-45 di Bursa Efek Jakarta pada tahun 2006. Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa dari variabel independen (bid-ask spread, market value, variance return dan dividend pay-out ratio) hanya variance return yang mempunyai hubungan atau sesuai dengan teori dan penelitian terdahulu, meskipun variance return tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap holding period saham LQ-45.

Selain itu variabel bid-ask spread dan market value mempunyai pengaruh yang negatif dan tidak siginifkan terhadap holding period saham, sedangkan dividend pay-out ratio mempunyai pengaruh yang positif dan tidak signifikan terhadap holding period saham LQ-45. Dimana variabel yang paling dominan mempengaruhi holding period adalah variabel spread.

Penelitian yang dilakukan oleh Vinsensia Retno Widi Wisayang (2010) pada saham LQ 45 dalam periode februari 2008 sampai januari 2009 menyimpulkan bahwa bahwa variabel bid-ask spread berpengaruh positif dan


(43)

signifikan terhadap holding period, market value berpengaruh positif dan tidak signifikan sedangkan variabel varian return berpengaruh positif dan signifikan terhadap holding period. Secara ringkas, penelitian-penelitian terdahulu dapat diringkas sebagai berikut:

Tabel 2.1

Ringkasan Penelitian Terdahulu

NO TAHUN PENELITIAN JUDUL HASIL

1 1997 Atkins dan Dyl Transations Cost and Holding Period For Common Stocks

Panjangnya holding period investor berhubungan dengan

bid-ask spread. Sedangkan variabel market value dan

variance return masing-masing memiliki pengaruh yang positif dan

signifikan terhadap

holding period saham 2 2005 Dian Anita

Nuswantara dan Yane Kartikasari

The Effect of Bid-Ask Spread, Market Value and Risk Of

Return On The Holding Period Of

The LQ45 Stocks

Variabel bid-askspread

dan risk of return masing-masing mempunyai pengaruh positif dan negatif dan tidak signifikan terhadap

holding period saham sedangkan market value

mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap holding period

saham 3 2008 Eko Budi Santoso Analisis Pengaruh

Transaction Cost

Terhadap Holding Period Saham Biasa

Variabel spread

berpengaruh positif pada

holding period

sedangkan market value

dan variance of return

masing-masing berpengaruh positif dan negatif terhadap holding

period saham. 4 2008 Helmy Yulianto Analisis Pengaruh

Bid-Ask Spread, Market Value dan Resiko Saham Terhadap Holding

Period

Variabel bid-ask spread

dan market value

berpengaruh positif dan signifikan terhadap

holding period saham, sedangkan variabel resiko

saham berpengaruh negatif dan signifikan terhadap holding period


(44)

5 2008 Yuningsih Analisa Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Transaction Cost

pada Holding Period

Saham Perusahaan yang Terdaftar

di Bursa Efek Jakarta (BEJ)

Variabel bid-ask spread

dan market value

memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap

holding period, sementara

risk of return memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap

holding period saham. 6 2009 Vinus Maulina Analisis Beberapa

Faktor Yang Mempengaruhi

Holding Period

Saham Biasa Pada Perusahaan Go Public Yang Tercatat Dalam Indeks LQ-45

Variabel variance return

dan spread masing-masing memiliki pengaruh negatif dan positif secara signifikan,

sedangkan variabel

dividend pay-out ratio

dan market value

mempunyai pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap

holding period saham. Variabel yang paling

berpengaruh adalah

variance return

7 2010 A.Sakir dan Nurhalis Analisis Holding Period Saham LQ-45 di Bursa Efek

Jakarta

Variabel bid-ask spread, market value dan

variance return

mempunyai pengaruh yang negatif dan tidak signifikan terhadap

holding period saham, sedangkan dividend

pay-outratio mempunyai pengaruh yang positif dan

tidak signifikan terhadap holding period saham.

Variabel yang paling dominan mempengaruhi

holding period adalah variabel spread. 8 2010 Vinsensia Retno Widi

Wisayang

Analisis Pengaruh

Bid-Ask Spread, Market Value, dan Varian Return saham

Terhadap Holding Period Saham LQ45

Variabel bid-ask spread

berpengaruh positif dan signifikan terhadap

holding period, market value berpengaruh positif

dan tidak signifikan sementara variabel varian

return berpengaruh positif dan signifikan terhadap holding period


(45)

2.3 Kerangka Konseptual

1. Pengaruh Bid-Ask Spread terhadap Holding Period saham

Bid-ask spread merupakan selisih harga beli tertinggi yang ditawarkan oleh pihak yang akan melakukan pembelian saham dengan harga jual terendah dari pihak yang bersedia menjual saham tersebut. Menurut Jogiyanto (2000), semakin tinggi bid-ask spread maka semakin besar keuntungan (return) yang akan diperoleh. Oleh karena itu bid-ask spread merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam pengambilan keputusan investor untuk menahan atau menjual saham tersbut.

Semakin besar perbedaan (spread) antara harga permintaan beli (bid) dan harga tawaran jual (ask) maka investor akan cenderung untuk menahan saham tersebut lebih lama, yang artinya investor memiliki holding period yang panjang untuk mendapatkan keuntungan (return) yang lebih tinggi.

Hal ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Atkins dan Dyl (1997) dan penelitian yang dilakukan oleh Eko Budi Santoso (2008), Helmy Yulianto (2008) dan Vinus Maulina (2009) yang menyimpulkan bahwa variabel bid-ask spread memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap holding period saham. Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat dirumuskan suatu hipotesis sebagai berikut:

Hipotesis 1: Bid-ask spread memiliki pengaruh terhadap holding period


(46)

2. Pengaruh Market Value Terhadap Holding Period Saham

Nilai pasar merupakan harga dari saham di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar. Market value ini ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham bersangkutan di pasar bursa (Jogiyanto, 2000). Market Value menunjukkan ukuran perusahaan, dimana apabila market value semakin besar maka semakin besar perusahaan tersebut yang ditinjau dari ukuran perusahaannya. Selain itu menurut Husnan (1993), apabila kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba meningkat maka harga saham (market value) juga akan meningkat. Dengan kata lain profitabilitas akan mempengaruhi harga saham atau dapat dikatakan bahwa harga saham merupakan cerminan dari profitabilitas suatu perusahaan.

Dengan demikian investor akan menahan saham lebih lama dengan mengandalkan kenaikan nilai saham untuk mendapatkan return atau keuntungan yang lebih besar dari investasi saham. Secara umum investor menganggap bahwa perusahaan besar memiliki kestabilan keuangan yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan kecil, artinya perusahaaan tersebut memiliki kinerja yang baik sehingga dapat menyebabkan makin tingginya laba usaha yang akan diperoleh dan investor akan menikmati keuntungan yang makin besar juga karena semakin besar kemungkinan harga saham perusahaan akan naik.

Hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Atkin dan Dyl (1997), Eko Budi Santoso (2008) dan Helmy Yulianto (2008) bahwa market value memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap holding period saham.


(47)

Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat dirumuskan suatu hipotesis sebagai berikut:

Hipotesis 2: Market value memiliki pengaruh terhadap holding period

saham sektor pertambangan

3. Pengaruh Variance Return terhadap Holding Period saham

Dalam berinvestasi, investor tidak cukup hanya menghitung return yang maksimal saja , investor juga harus memperhitungkan risko dari investasi. Return dan risiko merupakan dua hal yang tidak terpisah, karena pertimbangan suatu investasi merupakan trade-off dari kedua faktor ini. Return dan risiko mempunyai hubungan yang positif, semakin besar risiko yang ditanggung maka semakin besar return yang harus dikompensasikan (Jogiyanto, 2000). Dalam pengertian investasi, risiko selalu dikaitkan sdengan tingkat variabilitas return yang dapat diperoleh dari surat berharga (Ahmad, 1996).

Pada umumnya, investor akan menanamkan modalnya pada saham-saham perusahaan yang lebih baik dari perusahaan lain dengan risiko yang sama atau dengan risiko yang lebih kecil. Artinya investor akan menahan saham lebih pendek pada perusahaan yang memiliki tingkat volatilitas yang lebih tinggi atau memiliki tingkat risiko yang lebih tinggi akibat fluktuasi harga saham.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Atkins dan Dyl (1997), juga penelitian yang dilakukan di Indonesia oleh Eko Budi Santoso (2008), Helmy Yulianto (2008) dan Vinus Maulina (2010) yang menyimpulkan bahwa varance return memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhdap holding period


(48)

saham. Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat dirumuskan suatu hipotesis sebagai berikut:

Hipotesis 3: Variance return memiliki pengaruh terhadap holding period

saham sektor pertambangan

Berdasarkan teori dan hasil penelitian terdahulu maka dapat digambarkan kerangka konseptual dalam bentuk diagram skematis di bawah ini:

Independent Variabel H1

Dependent Variabel H2

H3

Gambar 2.3

Diagram Skematis Kerangka Konseptual

2.4 Hipotesis

Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah, tinjauan pustaka dan kerangka konseptual maka hipotesis dapat dikembangkan dalam penelitian ini untuk digunakan dalam menguji variabel-variabel independent yang berpengaruh terhadap variabel dependent seperti berikut:

Bid-ask spread

Holding Period Market Value

Variance Return


(49)

1. H1: Bid-ask spread memiliki pengaruh terhadap holding period saham sektor pertambangan.

2. H2: Market value memiliki pengaruh terhadap holding period saham sektor pertambangan.

3. H3: Variance return memiliki pengaruh terhadap holding period saham sektor pertambangan.


(50)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data kuantitatif. Data yang diperoleh merupakan data sekunder dalam bentuk data panel yaitu berupa harga saham harian , volume transaksi bulanan dan jumlah saham beredar perusahaan per akhir tahun dari tahun 2009 sampai tahun 2011. Data harga saham harian diperoleh dari situs www.finance.yahoo.com dan data volume transaksi bulanan diperoleh dari ringkasan kinerja perusahaan tercatat sedangkan data jumlah saham beredar per akhir tahun diperoleh dari laporan keuangan dan tahunan yang diperoleh dari situs www.idx.co.id. Data-data tersebut dikelola lebih lanjut untuk mendapatkan indikator-indikator variabel dependen dan independen.

3.2 Populasi dan Sampel

Menurut Kuncoro (2009), populasi adalah kelompok elemen di mana kita tertarik untuk mempelajarinya atau menjadi objek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh saham perusahaan sektor pertambangan yang tercatat di Bursa Efek Jakarta selama periode 2009 sampai 2011. Alasan dipilihnya saham perusahaan sektor pertambangan di Bursa Efek Jakarta adalah untuk menganalisis secara lebih spesifik bagaimana pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen khususnya di sektor pertambangan.

Sampel adalah suatu himpunan bagian dari unit populasi (Kuncoro, 2009). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data harga saham , laporan keuangan dan tahunan (jumlah saham yang beredar per akhir tahun) dan ringkasan


(51)

kinerja perusahaan tercatat (volume transaksi) selama periode 2009 sampai 2011. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling untuk mendapatkan sampel yang representatif dengan kriteria sebagai berikut:

1. Perusahaan sektor pertambangan yang tercatat di Bursa Efek Jakarta. 2. Perusahaan yang secara konsisten aktif selama periode 2009 sampai 2011

di Bursa Efek Jakarta.

3. Perusahaan yang memenuhi indikator variabel dependen dan independen selama periode 2009 sampai 2011.

Dari populasi tersebut terdapat 10 perusahaan yang memenuhi kriteria -kriteria yang telah ditentukan. Daftar perusahaan yang memenuhi -kriteria --kriteria tersebut dalam dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 3.1

Daftar Sampel Perusahaan

NO PERUSAHAAN KODE

1 Adaro Energy Tbk. ADRO

2 Aneka Tambang (Persero) Tbk. ANTM

3 ATPK Resources Tbk. ATPK

4 Bumi Resources Tbk. BUMI

5 Exploitasi Energi Indonesia Tbk. CNKO

6 Citatah Industri Marmer Tbk. CTTH

7 Darma Henwa Tbk. DEWA

8 Elnusa Tbk. ELSA

9 Energi Mega Persada Tbk. ENRG

10 Vale Indonesia Tbk. INCO

Sumber : BEI setelah diolah

3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode dokumentasi. Dokumentasi yang dilakukan adalah mengumpulkan semua data sekunder , dimana data harga saham diperoleh melalui


(52)

situs www.finance.yahoo.com sedangkan data laporan keuangan dan tahunan perusahaan dan ringkasan kinerja perusahaan tercatat diperoleh melalui www.idx.co.id. Selain itu data yang diperlukan juga diperoleh melalui buku, artikel, jurnal dan website yang berkaitan dengan penelitian ini. Hal ini dilakukan untuk mendukung proses penelitian yang dilakukan.

3.4 Pengolahan Data

Dalam mengolah data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program komputer eviews 7 untuk menganalisis data yang diperoleh. Namun sebelumnya data-data yang diperoleh diformulasikan terlebih dahulu dengan menggunakan program microsoft office excel 2007 untuk memperoleh data variabel sebelum dianalisis dengan menggunakan program eviews 7.

3.5 Teknik Analisis Data 3.5.1 Metode dan Model Analisis

Penelitian ini menggunakan metode regresi linier berganda dengan data

panel untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai pengaruh variabel independen terhadap dependen. Regresi linier berganda adalah regresi antara variabel dimana variabel bebasnya lebih dari satu (Pratomo dan Hidayat, 2007). Menurut Pratomo dan Hidayat, data panel merupakan data campuran cross section dan time series. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah model regresi data panel fixed effect.


(53)

3.5.2 Model Regresi Data Panel

Menurut Pratomo dan Hidayat (2007), pada umumnya data panel digunakan dalam penelitian karena berbagai alasan, salah satunya adalah karena keterbatasan jumlah tahun pengamatan. Oleh karena itu, dengan menggunakan data panel maka hasil penelitian akan lebih baik karena ketersediaan data akan menjadi sangat banyak.

Model regresi data panel adalah pengabungan antara model data cross section dengan model data time series. Dalam mengestimasi parameter dari persamaan dengan data panel. Menurut Pratomo dan Hidayat (2007:167), maka dapat dibuat tiga model persamaan, yakni :

1. Ordinay Least Square (OLS)

Metode ini sama seperti model regresi yang telah dijelaskan pada bagian awal. Data cross section dan data time series digabungkan dalam bentuk pool data. Kemudian data tersebut diregresikan dengan metode OLS, penggunaan estimasi dengan metode ini tidak realistis. Misalkan kita ingin menganalisis pengaruh pengeluaran pemerintah daerah terhadap pertumbuhan daerah. Dengan menggunakan OLS maka kita akan memeroleh nilai intercept dan koefisien parameter yang konstan untuk seluruh daerah. Apakah mungkin setiap daerah memiliki intercept yang sama? Oleh karena itu, penggunaan dua metode lainnya yakni Fixed Effect Model dan Random Effect Model lebih baik.

2. Fixed Effect Model (FEM)

Model ini memiliki intercept persamaan yang tidak konstan atau terdapat perbedaan pada setiap individu (data cross section). Sementara itu, slope koefisien dari regresi tidak berbeda pada setiap individu dan waktu.

3. Random Effect Model (REM)

Pada model ini, perbedaan antar individu terdapat di error term dari persamaan. Model ini memperhitungkan bahwa error term mungkin berkorelasi sepanjang time series dan cross section.

Dari ketiga model tersebut, hanya ada dua metode yang sesuai untuk data panel karena metode OLS tidak realistis untuk digunakan. Kedua model tersebut mempunyai keunggulannya masing-masing, dengan demikian penelitian ini


(54)

menggunakan metode FEM karena metode ini mempunyai keunggulan dalam membedakan efek individual dan efek waktu, selain itu FEM tidak perlu mengasumsikan bahwa komponen error tidak berkorelasi dengan variabel bebas.

Untuk mengetahui pengaruh bid-ask spread, market value dan variance return terhadap holding period saham biasa di sektor pertambangan, maka digunakan model regresi fixed effect dengan fungsi sebagai berikut:

��

= �

��

+ �

��

+ �

��

+ µ

Di mana:

Yit = Holding Period

= Intercept

� , � , � = Koefisien Regresi = Bid-Ask Spread = Market Value = Variance Return

i = Jenis Perusahaan

t = Waktu

= Term of error

3.5.3 Uji Hausman

Uji Hausman merupakan pengujian metode regresi untuk mengetahui metode mana yang baik untuk digunakan dalam penelitian (Pratomo dan Hidayat, 2007). Hal ini dapat dillihat dari signifikansi nilai chi square-nya dengan hipotesis sebagai berikut :

H0 : Model Random Effect H1 : Model Fixed Effect

Apabila nilai chi square-nya tidak signifikan pada tingkat signifikansi 1%, 5% dan 10% maka H0 diterima artinya metode yang digunakan adalah metode random effect dan sebaliknya apabila nilai chi square-nya signifikan pada tingkat


(55)

signifikansi 1%, 5% dan 10% maka H1 diterima, dengan demikian metode yang digunakan adalah metode fixed effect.

3.6 Uji Asumsi Klasik

Hasil suatu estimasi regresi linier dikatakan baik dan efesien apabila memenuhi beberapa asumsi klasik , seperti yang dikemukakan oleh Gujarati (2003) dalam buku Pratomo dan Hidayat (2007:89) terdapat beberapa asumsi klasik yang harus dipenuhi yaitu:

1. Model regresi adalah linier, yaitu linier didalam parameter.

2. Residual variabel pengganggu (µ�) mempunyai nilai rata—rata nol (zero mean value of disturbance µ�).

3. Homoskedastisitasatau varian dari µ� adalah konstan. 4. Tidak ada autokorelasi antara variabel pengganggu (µ�). 5. Kovarian antara µ� dan variabel independen (Xi) adalah nol.

6. Jumlah data (observasi) harus lebih banyak dibandingkan dengan jumlah parameter yang akan diestimasi.

7. Tidak ada multikolinieritas.

8. Variabel pengganggu harus berdistribusi normal atau stokastik.

3.6.1 Multikolinieritas

Sebuah model regresi dikatakan terkena multikolinieritas apabila terjadi hubungan linier yang sempurna di antara beberapa atau semua variabel bebas dari suatu model regresi sehingga variabel-variabel bebas tersebut tidak bersifat ortogonal. Variabel-variabel bebas yang bersifat orthogonal adalah variabel bebas yang memiliki nilai korelasi diantara sesamanya sama dengan nol. Multikolinieritas dapat mengakibatkan nilai-nilai koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir, kemudian nilai standar error setiap koefsien menjadi tak terhingga sehingga tingkat signifikansi variabel bebasnya buruk, selain itu juga dapat menyebabkan tanda koefisien regresi mengandung tanda yang berlawanan dengan teori.


(1)

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Ahmad, kamaruddin, 1996. Dasar-Dasar Manajemen Invesatasi, Jakarta, Rineka Cipta.

Darmadji, Tjiptono dan Hendy M Fakhruddin, 2006 . Pasar Modal Di Indonesia : “Pendekatan Tanya Jawab”, Jakarta, Salemba Empat.

Fahmi, Irham, 2006. Analisis Investasi Dalam Perspektif Ekonomi Dan Politik, Bandung, Refika Aditama.

Gujarati, Damodar N, 2006. Dasar-Dasar Ekonometrika Edisi Ketiga , Jakarta, Erlangga.

Halim, Abdul, 2005. Analisis Investasi Jakarta , Jakarta, Salemba Empat.

Husnan, Suad dan Enny Pudjiastuti, 1993. Dasar-Dasar Teori Portofolio Dan Analisis Sekuritas, Yogyakarta, UPP-AMP YKPN.

Jogiyanto, 2000. Teori Portofolio Dan Analisis Investasi Edisi 2, Yogyakarta, BPFE-YOGYAKARTA.

Kuncoro, Mudrajad, 2009. Metode Riset Untuk Bisnis Dan Ekonomi Edisis 3 : Bagaimana Meneliti Dan Menulis Tesis? ” , Jogjakarta, Erlangga.

Pratomo, Wahyu A dan Paidi Hidayat, 2010. Pedoman Praktis Penggunaan Eviwes Dalam Ekonometrika, Medan, USU Press.

Sudrajat, Ilyda, 2010. Modul Statistik II, Medan, Universitas Sumatera Utara.

Penelitian Terdahulu

Nuswantara, Dian Anita dan Yane Kartikasari, 2005. “The Effect of Bid-Ask Spread, Market Value and Risk of Return on The Holding Period of The LQ45 Stocks “ , Simposium Riset Ekonomi II, Surabaya.

Wisayang, Vinsensia Retno Widi, 2010. “ Analisis Pengaruh Bid-Ask Spread, Market Value dan Varians Return Saham terhadap Holding Period pada


(2)

Jurnal

Amihud, Yakov dan Haim Mandelson, 1986. “Asset Pricing and The Bid-Ask Spread”, Journal of Financial Economics, No.17, April 1986 : 223-249, North Holland.

Atkins, Allen B dan Edward A Dyl, 1997. “Transaction Cost and Holding Periods For Common Stocks”, The Journal of Finance , Vol.LII No.1, March 1997.

Maulina, Vinus, 2009. “Analisis Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Holding Period Saham Biasa pada Perusahaan Go Public yang Tercatat dalam Index LQ45 ”, Wacana, Vol.12 No.4, Oktober 2009.

Sakir, A dan Nurhalis, 2010. “Analisis Holding Per id Saham LQ45 di Bursa Efek Jakarta“ . Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol.6 No.1, April 2010 : 89-103. Santoso, Eko Budi, 2008. “Analisis Pengaruh Transaction Cost terhadap Holding

Period Saham Biasa“ , Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan, Vol.4 No.2, Agustus 2008 : 116-131.

Yuningsih, 2008. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Transaction Cost pada Holding Period Saham Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta“ , Jurnal Aplikasi Manajemen, Vol.6 No.1, April 2008.

Penulisan dan Publikasi Online

Murhardi, Werner R. 2011. Regresi Dengan Eviews.

http://wernermurhadi.files.wordpress.com/2011/08/regresi-dengan-eviews.pdf. (1 Desember 2012)

Ariyoso, 2009. Analisis Data Panel.

http://ariyoso.wordpress.com/2009/12/11/analisis-data-panel/ (1 Desember 2012)

Sandy, Tita. 2009. Pengujian Hipotesis Distribusi Uji T dan F Pada Model Regresi Berganda. http://titaviolet.wordpress.com/2009/07/17/pengujian-hipotesis-distribusi-uji-t-dan-f-pada-model-regresi-berganda/

( 23 Desember 2012)


(3)

LAMPIRAN

Lampiran 1. Data Variabel Skripsi

Perusahaan Tahun

Holding Period

Bid-Ask

Spread Market Value

Variance Return

ADRO 2009 0.3338 0.4947 13.2335 0.0011

ADRO 2010 0.5604 0.4995 26.5205 0.0006

ADRO 2011 0.7873 0.4988 28.5509 0.0008

ANTM 2009 0.2296 0.4997 6.2868 0.0015

ANTM 2010 0.4446 0.5003 7.3922 0.0056

ANTM 2011 0.8681 0.5002 6.6408 0.0004

ATPK 2009 1.7743 0.5809 0.0557 0.0109

ATPK 2010 2.6278 0.7350 0.0372 0.0014

ATPK 2011 0.4613 0.7002 0.0309 0.0018

BUMI 2009 0.1680 0.4979 33.9097 0.0029

BUMI 2010 0.4120 0.5008 43.4966 0.0014

BUMI 2011 0.3822 0.4996 39.8663 0.0010

CNKO 2009 0.4096 0.4582 0.1365 0.0012

CNKO 2010 0.2016 0.6243 0.3243 0.0014

CNKO 2011 0.6022 0.7014 0.3376 0.0009

CTTH 2009 0.5444 0.3835 0.0263 0.0009

CTTH 2010 0.4355 0.6667 0.0283 0.0006

CTTH 2011 1.8127 0.6667 0.0377 0.0004

DEWA 2009 0.0861 0.4870 1.1700 0.0040

DEWA 2010 0.4212 0.7214 1.0127 0.0017

DEWA 2011 0.2694 0.7509 0.9517 0.0013

ELSA 2009 0.1368 0.5362 0.4214 0.0011


(4)

Lampiran 2. Uji Normalitas

HP? Spread? MV? VR?

Mean -0.895052 -0.590159 0.303379 -6.619241 Median -0.875641 -0.692057 0.411079 -6.671341 Maximum 0.966157 -0.286418 3.772683 -4.516885 Minimum -2.451780 -0.958347 -3.640089 -7.870813 Std. Dev. 0.807668 0.169388 2.421797 0.772259 Skewness 0.265483 0.300277 -0.264655 0.767035 Kurtosis 3.025761 2.225026 1.838500 3.437836

Jarque-Bera 0.353235 1.201563 2.036564 3.181335 Probability 0.838100 0.548383 0.361215 0.203790 Sum -26.851550 -17.704760 9.101381 -198.577200 Sum Sq. Dev. 18.917480 0.832074 170.088000 17.295130

Observations 30 30 30 30


(5)

Lampiran 3. Hasil Regresi

Dependent Variable: HP? Method: Pooled Least Squares Date: 12/26/12 Time: 12:34 Sample: 2009 2011

Included observations: 3 Cross-sections included: 10

Total pool (balanced) observations: 30

White cross-section standard errors & covariance (d.f. corrected)

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -3.490013 0.457275 -7.632200 0.0000 SPREAD? 0.223157 0.182500 1.222783 0.2381 MV? 0.633251 0.446744 1.417483 0.1744 VR? -0.382905 0.053069 -7.215280 0.0000 Fixed Effects (Cross)

_ADRO--C -1.668486 _ANTM--C -0.852525 _ATPK--C 3.649002 _BUMI--C -2.357405 _CNKO--C 0.901217 _CTTH--C 2.706604 _DEWA--C -0.344232 _ELSA--C -0.187844 _ENRG--C -0.896778 _INCO--C -0.949552

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.651493 Mean dependent var -0.895052 Adjusted R-squared 0.405488 S.D. dependent var 0.807668 S.E. of regression 0.622749 Akaike info criterion 2.189335 Sum squared resid 6.592871 Schwarz criterion 2.796521 Log likelihood -19.84003 F-statistic 2.648294 Durbin-Watson stat 2.920307 Prob(F-statistic) 0.032779


(6)