Dalam strategi pemasaran, ada tiga faktor utama yang menyebabkan terjadinya perubahan strategi dalam pemasaran Kotler dan Armstrong, 2008:34 yaitu :
1. Daur hidup produk Strategi harus disesuaikan dengan tahap-tahap daur hidup, yaitu tahap perkenalan,
tahap pertumbuhan, dan tahap kemunduran. 2. Posisi persaingan perusahaan di pasar
Strategi pemasaran harus disesuaikan dengan posisi perusahaan dalam persaingan, apakah memimpin, menantang, mengikuti atau hanya mengambil sebagian kecil
dari pasar. 3. Situasi ekonomi
Strategi pemasaran harus disesuaikan dengan situasi ekonomi dan pandangan kedepan, apakah ekonomi berada dalam situasi makmur atau inflasi tinggi.
Perusahaan yang menjalankan usahanya harus dapat menentukan strategi yang
tepat agar usaha yang dilakukan dapat maju dan berkembang. Dalam pemasaran, strategi yang dapat ditempuh oleh perusahaan meliputi :
a. Memilih konsumen yang dituju
b. Mengidentifikasi keinginan konsumen
c. Menentukan marketing mix
Para pemasar menggunakan sejumlah alat untuk mendapatkan tanggapan yang
diinginkan dari pasar sasaran mereka. Alat-alat itu membentuk suatu bauran pemasaran. Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan
perusahaan yang untuk terus-menerus mencapai tujuan pemasarannya. Bauran pemasaran tersebut dapat diklasifikasikan menjadi empat kelompok yaitu: produk
product, harga price, tempat place, dan promosi promotion. Perusahaan harus melakukan berbagai macam usaha dalam melayani konsumennya. Hal ini
dilakukan agar konsumen tidak mengalihkan kebutuhannya akan produk yang diinginkan ke produk dari perusahaan sejenis yang lain. Untuk itulah perusahaan
selalu berusaha untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen semaksimal mungkin.
B. Kualitas Produk
Kualitas merupakan keadaan produk yang berhubungan dengan barang maupun
jasa berupa kinerja, keandalan, keistimewaan, keawetan, dan keindahan yang memenuhi bahkan melebihi harapan seseorang. Secara umum kualitas merupakan
salah satu cara bagi perusahaan untuk menguasai pasar. Sedangkan bagi masyarakat kualitas adalah alat ukur sekaligus cara seseorang dalam mencapai
kepuasan. Menurut Phillip Kotler 2008:14 Produk adalah segala sesuatu yang dapat
ditawarkan kepasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Secara konseptual
produk adalah pemahaman subyektif dari produsen atas sesuatu yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui
pemenuhan kebutuhan dan kegiatan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli pasar.
Menurut David Garvin yang diterjemahkan oleh Husein Umar, 2001:147,
Kualitas produk dapat dirasakan dalam 8 delapan dimensi yaitu :
1. Dimensi performence atau kinerja produk
2. Dimensi reliability atau keterandalan produk
3. Dimensi feature atau fitur produk
4. Dimensi durebility atau daya tahan
5. Dimensi conformance atau kesesuaian
6. Dimensi serviceability atau kemampuan diperbaiki
7. Dimensi aesthetic atau keindahan tampilan produk
8. Dimensi perceived quality atau kualitas yang dirasakan
Namun demikian beberapa pendapat menyatakan bahwa kualitas produk tidak dapat diobservasi sampai pada produk tersebut dibeli dan digunakan, hal itu
berarti pengalaman dapat digunakan dengan baik untuk menilai kualitas suatu produk. Menurut Philip Kotler 2002:49
, “ Kualitas produk adalah keseluruhan ciri serta dari suatu produk atau pelayanan pada kemampuan untuk memuaskan
kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat ”.
Menurut Phillip Kotler 2002:50, adapun tujuan dari kualitas produk adalah
sebagai berikut: a.
Mengusahakan agar barang hasil produksi dapat mencapai standar yang telah ditetapkan.
b. Mengusahakan agar biaya inspeksi dapat menjadi sekecil mungkin.
c. Mengusahakan agar biaya desain dari produksi tertentu menjadi sekecil
mungkin. d.
Mengusahakan agar biaya produksi dapat menjadi serendah mungkin.