Balita Dengan Status Gizi Buruk Angka Kematian Kasar PENYELENGGARAAN URUSAN WAJIB PEKERJAAN UMUM Program Pengelolaan dan Pembangunan Jalan dan Jembatan

18 I L P P D K o t a S u r a b a y a T a h u n 2 0 0 9 kelahiran hidup, maka capaian kinerjanya mencapai 108.4 .

2. Angka Kematian Ibu Melahirkan per 100.000 Persalinan Hidup.

Angka kematian ibu melahirkan per 100.000 kelahiran hidup menggambarkan jumlah kematian ibu melahirkan pada setiap 100.000 kelahiran hidup. Angka kematian ibu melahirkan di Kota Surabaya pada tahun 2009 sebesar 81.60 per 100.000 kelahiran hidup. Angka tersebut menunjukkan terjadi 43 Kematian Ibu Melahirkan dari 52.697 Kelahiran Hidup. Penyebab Kematian Ibu Melahirkan antara lain adalah Emboli Air Ketuban, Infeksi TBC, Odema Paru, Hipertensi Kronik, Gastritis Kronik, Sesak Nafas, Jantung, Krisis Thyroid 66.67, HPP Pendarahan Post Partum 16.67 serta Preeklamsia 16.67. Dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan yaitu ≤125 per 100.000 Kelahiran Hidup, maka capaian kinerjanya adalah 134.72.

3. Balita Dengan Status Gizi Buruk

Balita dengan status gizi buruk dihitung berdasarkan berat badan balita dibandingkan dengan tinggi badan balita BBTB. Berdasarkan hasil survey pada tahun 2009, terdapat 1.888 anak balita yang memiliki status gizi buruk atau 1.39 dari keseluruhan jumlah anak balita sebanyak 136.155 anak balita. Dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar ≤ 1, maka capaian kinerjanya sebesar 61.

4. Angka Kematian Kasar

Pada tahun 2009, jumlah penduduk di Kota Surabaya sebanyak 2.938.225 jiwa, sedangkan jumlah penduduk yang meninggal sebanyak 8.858 jiwa, sehingga angka kematian kasar tercatat sebesar 0.30. Dibandingkan 19 I L P P D K o t a S u r a b a y a T a h u n 2 0 0 9 dengan target yang telah ditetapkan sebesar 0.38, maka capaian kinerjanya mencapai 121.05.

3. PENYELENGGARAAN URUSAN WAJIB PEKERJAAN UMUM

Urusan Wajib Pekerjaan Umum diimplementasikan melalui 3 tiga program yaitu Program Pengelolaan dan Pembangunan Jalan dan Jembatan, Program Pengelolaan Utilitas Perkotaan serta Program Pengendalian Banjir dan Pengamanan Pantai. Program tersebut diuraikan sebagai berikut:

1. Program Pengelolaan dan Pembangunan Jalan dan Jembatan

Program Pengelolaan dan Pembangunan Jalan dan Jembatan dimaksudkan untuk meningkatkan dan mengembangkan kemantapan fisik pembangunan jalan dan jembatan serta penambahan kapasitas jalan sehingga meningkatkan kelancaran lalu lintas. Sasaran dari program ini adalah meningkatkan kapasitas infrastruktur jalan dan jembatan. Panjang jalan di Kota Surabaya sampai dengan tahun 2009 adalah 1400 km dengan lebar jalan berkisar antara 3 meter sampai dengan 30 meter, sedangkan kapasitas jalan yang ada, rata-rata mencapai 223,523 satuan mobil penumpang per jam smpjam dengan volume kendaraan rata- rata mencapai 155,099 satuan mobil penumpang per jam smpjam. Berdasarkan data kapasitas jalan dan volume kendaraan tersebut, maka nilai derajat kejenuhan atau VC ratio mencapai angka 0.692. Angka tersebut diartikan bahwa rata-rata kondisi jalan di Kota Surabaya dalam kondisi stabil dengan kecepatan rata-rata berkisar 30kmjam sebagaimana Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 14 Tahun 2006 tentang 20 I L P P D K o t a S u r a b a y a T a h u n 2 0 0 9 Manajemen dan Rekayasa Lalu-lintas di Jalan. Dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar 0.8, maka capaian kinerjanya mencapai 113.5. Meskipun VC ratio telah mencapai angka 0.692, namun masih terdapat beberapa jalan strategis di Kota Surabaya yang tingkat derajat kejenuhannya mencapai angka 0.9 sampai 1,00 dengan kecepatan rata-rata 15 kmjam. Jalan-jalan strategis tersebut antara lain Jalan A.Yani, Jalan Raya Wonokromo, Jalan Rungkut Menanggal, dan Jalan Urip Sumoharjo Atas upaya-upaya pengembangan kualitas serta kapasitas jalan dan jembatan yang telah dilaksanakan tersebut, pada tahun 2009 Pemerintah Kota Surabaya mendapatkan Juara I lomba tertib kinerja pemanfaatan jalan kategori penyelenggaraan jalan dan jembatan tingkat Provinsi.

2. Program Pengelolaan Utilitas Perkotaan.