Tabel 4.2 Waktu ikat awal dan waktu ikat akhir campuran pasta semen dengan
tambahan tetes tebu
Variasi Waktu Ikat Awal
jam Waktu Ikat Akhir
jam
1,58 2,75
0,25 1,71
3,50 0,50
1,80 3,75
0,75 1,95
4,00 1,0
2,31 4,50
Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan
4.2 Nilai
Slump
Nilai slump selalu dihubungkan dengan kemudahan pengerjaan beton workabilitas, hal ini dipengaruhi beberapa faktor antara lain :
Gradasi dan bentuk permukaan agregat
Faktor air semen
Volume udara pada adukan beton
Karakteristik semen
Bahan tambahan
Hasil pengujian nilai slump dan penambahan tetes tebu dapat dilihat pada tabel 4.3
Tabel 4.3 Nilai Slump berbagai jenis beton
Kadar Tetes Tebu
Nilai Slump cm
10 0,25
12 0,5
13 0,75
15 1
17
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel dapat dilihat bahwa dengan meningkatnya persentase pemakaian penambahan tetes tebu nilai slump naik. Hal ini terjadi kerena sifat
tetes tebu yang bersifat mengencerkan campurkan beton. Pengaruh penambahan tetes tebu terhadap nilai slump dapat dilihat pada
Gambar 4.2
Gambar 4.2 Grafik nilai slump terhadap variasi penambahan tetes tebu
4.3 Kuat Tekan Silinder Beton
Pengujian kuat tekan beton dilakukan pada umur 14 dan 28 hari yang dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran perkembangan kekuatan tekan beton
dengan menggunakan bahan tambahan tetes tebu dan hasilnya dibandingkan dengan beton normal.
10 12
13 15
17
3 6
9 12
15 18
0,25 0,5
0,75 1
Ni la
i Sl um
p c
m
Persentase Penambahan Tetes Tebu
Pengaruh Persentase Tetes Tebu Terhadap Workability Campuran Beton
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.4 Kuat tekan beton dengan bahan tambah tetes tebu molase
Variasi Penambahan
Tetes Tebu Simbol
Benda Uji
Umur 14 Hari Umur 28 Hari
Berat Kg
Beban Tekan
Ton Tegangan
Berat Kg
Beban Tekan
Ton Tegangan
Estimasi 28 Hari
Mpa Rata-rata
Estimasi 28 Hari
Mpa Rata-rata
BN 1
12,97 35,4
22,78 22,65
13,12 40,0
22,65 22,42
2 13,08
35,0 22,52
12,95 39,2
22,19 3
13,15 35,2
22,65 13,08
39,6 22,42
0,25 BM-1
1 13,15
43,0 27,67
28,14 13,13
55,0 31,14
31,90 2
12,93 44,2
28,44 13,21
58,0 32,84
3 13,10
44,0 28,31
13,20 56,0
31,71 0,5
BM-2 1
13,08 40,8
26,25 25,09
12,97 50,0
28,31 29,44
2 13,10
37,2 23,93
13,0 52,0
29,44 3
13,00 39,0
25,09 13,2
54,0 30,57
0,75 BM-3
1 12,49
10,4 6,69
6,95 12,43
18,4 10,42
10,42 2
12,58 11,2
7,21 12,48
18,8 10,64
3 12,62
10,8 6,95
12,32 18,0
10,19 1
BM-4 1
12,36 6,8
4,37 3,94
12,59 16,4
9,29 9,55
2 12,32
5,6 3,6
12,39 17,2
9,74 3
12,30 6,0
3,86 12,4
17,0 9,62
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.3 Grafik kuat tekan silinder terhadap persentase penambahan tetes tebu
Gambar 4.3 menunjukkan bahwa pada umur beton 14 dan 28 hari dengan variasi penambahan tetes tebu 0,25 merupakan kuat tekan tertinggi, yaitu
sebesar 28,14 Mpa dan 31,9 Mpa. Dan pada variasi penambahan tetes tebu 1 dari penggunaan semen diperoleh kuat tekan terendah , yaitu sebesar 3,94 Mpa
dan 9,55 Mpa. Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa setelah variasi penambahan tetes tebu 0,25 diperoleh grafik yang cenderung menurun.
4.4 Pola Retak Pada Pengujian Kuat Tekan