lxxv terlalu banyak aspal residu dalam penyelimutan partikel bahan pengisi atau filler.
Akibatnya jumlah aspal residu bebas yang mengisi rongga menjadi berkurang. Alasan lain yang dapat dikemukakan adalah bahwa kandungan silika yang tinggi
pada abu sekam cepat menyerap partikel aspal emulsi, mengakibatkan berkurangnya pelekatan aspal terhadap agregat. Banyaknya aspal emulsi yang melekat pada bahan
pengisi secara berlebihan memacu terjadinya pecahnya lapisan aspal, dan ini dapat memperlemah daya ikat aspal dalam campuran.
Nilai tertinggi untuk kepadatan kering sebesar 2,07 grcc dan kepadatan basah atau rendaman sebesar 2,13 grcc. Keduanya terjadi pada kadar filler 4,5 dan kadar
emulsi 9 . Sebagai perbandingan, nilai kepadatan kering maksimum untuk bahan pengisi abu terbang dush ash mencapai 2,14 grcc terjadi pada kadar filler 4,6 dan
kadar aspal emulsi 9 Mutohar, Y.; 2002.
4.2.2. Pengaruh Kadar Filler terhadap VMA
Rongga dalam campuran terjadi akibat adanya ruang sisa antar butiran penyusun campuran. Rongga ini dalam kondisi kering akan diisi oleh udara dan dalam kondisi
basah akan diisi oleh air. Karena bersifat alkalis, udara dan air akan mempercepat oksidasi dan pelarutan aspal residu dalam campuran. Akibatnya dalam jangka panjang,
campuran akan mengalami defisit kandungan aspal residu. Kadar VMA dalam campuran harus memenuhi persyaratan sebagaimana
ditetapkan oleh Bina Marga yaitu tidak boleh lebih dari 10 dan tidak boleh kurang dari 5 . Kadar total rongga yang lebih dari 10 akan menyebabkan campuran menjadi
keropos, sementara kadar rongga kurang dari 5,0 akan menyebabkan aspal dalam campuran mudah mengalami proses bleeding yaitu proses dimana aspal mengalir keluar
campuran akibat tidak ada tempat lagi dalam campuran. Hasil penelitian laboratorium terhadap campuran CEBR dengan filler abu sekam
menunjukan bahwa total rongga mencapai minimum sebesar 8,59 pada saat kadar filler abu sekam dalam campuran mencapai 4,5 . Ini berarti juga bahwa kadar VMA
akan minimum jika kepadatan campuran mencapai nilai maksimum terjadi pada kadar filler 4,5 . Di luar itu, nilai VMA cenderung lebih rendah.
lxxvi
Kadar Filler vs VM A
9,52 11,50
14,52
8,00 12,00
16,00 20,00
24,00
4,5 5,0
5,5 Kadar Filler
VMA
Spec: VM A 5 - 10
Gambar 4.9. Grafik hubungan antara kadar filler dengan VMA
Sumber: Hasil penelitian, 2006 Nilai kadar rongga campuran dengan bahan filler abu sekam ini berbeda dengan
nilai kadar VMA pada campuran dengan bahan filler lainnya. Sebagai perbandingan, nilai kadar VMA pada campuran dengan bahan filler berupa abu terbang, kadar VMA
minimum sebesar 21,58 terjadi pada kadar filler 4,6 kadar aspal emulsi 9
Mutohar, Y.; 2002.
4.2.3. Pengaruh Kadar Filler terhadap Penyerapan Air Absorption
Penyerapan air dalam campuran terjadi akibat adanya rongga dalam campuran khususnya rongga udara. Apabila air masuk ke dalam campuran, maka partikel air akan
mengisi rongga-rongga dalam campuran dan menekan udara ke luar dari campuran. Akibatnya campuran dalam kondisi jenuh atau basah. Dalam kondisi seperti ini benda
dikatakan tidak kedap air porous. Kondisi tidak kedap air dalam batas tertentu dapat merusak kelekatan antar unsur
pembentuk campuran khususnya antara agregat dengan aspal akibat kondisi agregat dalam campuran menjadi terlalu jenuh sehingga menghambat daya ikat permukaan
agregat terhadap aspal. Agar kondisi campuran tidak terlalu rembes, maka rongga tempat masuknya air perlu diisi dengan partikel yang padat seperti filler.
Peranan filler terhadap upaya mengurangi rembes dalam campuran dapat dibuktikan dengan melihat hasil uji sebagaimana terlihat dalam Gambar 4.10.
lxxvii Penambahan filler telah mengurangi jumlah penyerapan air dalam campuran dan
mencapai titik optimum pada saat kadar filler dalam campuran mencapai 4,5 . Pada saat ini kadar penyerapan air dapat ditekan hingga mencapai 2,12 . Setelah itu,
penambahan filler tidak efektif lagi, karena kadar penyerapan cenderung naik kembali.
Kadar Filler vs Penyerapan Air
2,12 2,52
3,17
0,00 1,00
2,00 3,00
4,00
4,5 5,0
5,5 Kadar Filler
P e
nye ra
pa n A
ir
Spec: 4
Gambar 4.10. Grafik hubungan antara kadar filler dengan penyerapan air
Sumber: Hasil penelitian, 2006 Nilai kadar penyerapan air pada campuran dengan bahan filler abu sekam agak
berbeda dengan nilai kadar penyerapan air pada campuran dengan bahan filler lainnya. Sebagai perbandingan, nilai kadar penyerapan air minimum pada campuran dengan
bahan bahan filler abu terbang mencapai 0,552 terjadi pada saat kadar filler 7,6
dan kadar aspal emulsi mencapai 9 Mutohar, Y.; 2002.
4.2.4. Pengaruh Kadar Filler terhadap Kelelehan Plastis Flow