Analisis keuangan dan titik pulang pokok pada unit usaha sapi perah KUD makmur kabupaten Sukabumi, Jawa Barat

1/ISEI
;)1lO0

0(1-\
ANALISIS KEUANGAN DAN TITIK PULANG POKOK
P ADA UNIT USAHA SAPI PERAH KUD MAKMUR
KABUPATEN SUKABUMI, JAWA BARAT
(Studi Kasus)

SKRIPSI
SONNI MARPAUNG

JURUSAN SOSIAL EKONOMI INDUSTRI PETERNAKAN
FAKULTASPETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2000

KA'RYA ffiUS INI KUPE'RSEM13AtlKAN TE'RUNffiK
KEVUA O'RANG ffiAKU YANG TE'RKASItl
A13ANG KAKAK VAN AVIK-AVIKKU TE'RCINTA

セヲッケ・n@

RlNGKASAN
Marpaung, S. 2000. Analisis Keuangan dan Titik Pulang Pokok pada Unit Usaha Sapi
Perah KUD Makmur Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat (Studi Kasus). Skripsi.
F akultas Petemakan. Institut Pertanian Bogor.
Pembimbing Utama

Ir. Sri Mulatsih, MScAgr

Pel11bil1lbing Anggota

Ir. Alia ASl11ara

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi keuangan KUD Makmur
seem'a umum dan unit usaha sapi perah seeara khusus dengan menganalisis laporan
keuangannya yaitu laporan neraca dan laporan rugi laba dengan menggunakan rasio
likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas dan juga untuk mengetahui titik pulang pokok
unit usaha sapi perah KUD Makmuf.
Penelitian ini dilakukan di KUD MakmUf Keeamatan Selabintana Kabupaten

Sukabumi Jawa Barat, selama bulan November - Desember 1999. Data yang diambil
adalah data primer dan data sekunder yang dianalisis dengan menggunakan rUl1lllSIUI11US yang berkaitan dengan analisis keuangan yaitu analisis rasio dan titik pulang
pokok.
Dari analisis rasio likuiditas unit usaha sapi perah tahun 1996-1998.
didapatkan rasio lanear untuk masing-l1lasing tahun 3dalah 238,33%, 209,59%.
232,95%. Rasio Cepatnya sebesar 236,60%, 209,23%, 232,64% dan rasio kasnya
4,85%, 3,35%, 2,49%. Nilai tersebut memperlihatkan bahwa unit usaha sapi perah
mempunyai kondisi keuangan yang likuid. KUD Makmur mempunyai rasio likuiditas
yang tidak jauh berbeda sehingga keduanya mempunyai kondisi yang likuid.
R?sio solvabilitas unit lIsaha sapi perah untllk rasio hutang dcngall total akiiva
86,78%, 87,85%, 87,29%. Rasio hutang dengan modal sendiri 656,62%, 723,25%.
687,19%. Unit usaha sapi perah dan KUD MakmUf tidak berbeda jauh. keduanya
berada dalam kondisi yang solvabel. Ini berarti KUD maupun unit usaha sapi perah
mampu l11elunasi pinjaman (hutang).
Rasio rentabilitas lIDit usaha sapi perah untuk marjin laba sebesar 6,33%.
6,56%, -0,75%. Rasia Return an investment yaitu sebesar 4,03%, 4,44%, -0,28%.
Nilai rasio rentabilitas unit usaha sapi perah pad a tahun 1996 dan 1997 lebih baik
daripada KUD Makmur. Ini beratti unit usaha sapi perah mempunyai kel1lal1lpuan
l1lenghasilkan laba yang lebih besar dibanding KUD Makmur. Nilai rasio rentabilitas
yang negatif pada tahun 1998 disebabkan semakin rendahnya volume penj ualan dan

tingginya biaya operasi yang harus dikeluarkan.
Melalui analisis titik pulang pokok clapat dikctahui bahwa sclama tahun 1996
dan 1997 tingkat penjualan unit usaha sapi perah berada di atas titik pulang
pokoknya. Sementara pada tahun 1998 nilai penjualan berada di bawah titik pulang
pokok. Hal ini sesuai dengan rasio rentabilitas unit usaha sapi perah yang negatif, hal
ini menunjukkan bahwa pada tahlll1 tersebut unit usaha sapi perah l1lengalal1li
kerugian.

II

ANALISIS KEUANGAN DAN TITIK PULANG POKOK
I'ADA UNIT USAHA SAPI PERAH KUD MAKMUR
KABUPATEN SUKABUMI, JAWA BARAT

(Studi Kasus)

Oleh:

SONNIMARPAUNG
D.30.0008


Skrip,i ini telah disetujui dan disidangkan dihadapan KOl11isi Ujian Lisan pada
tanggal 9 September 2000

Pembimbing Utallla

Pelllbilllbing Anggota

II". Sri Mulatsih. MscAgr

II". Alia Asmara

Ketua Jurusan
Sosial Ekonol11i Industri Peternakan
Fakultas Peternakan
Institut Peltanian Bogor

I I". Richard W. E. LUl11intang. MSEA

R1WAYAT HIOUP


Penulis dilahirkan di Kabanj ahe, Medan, Sumatera Utara pada tanggal 18

,-----

November 1973.

Penulis merupakan anak ke-tiga dari enam bersaudara, pasangan

Bapak G. Marpaung dengan Ibu R. Br Siahaan.
Tahun 1979 penulis memasuki sekolah dasar di SD RK Kabanjahe dan lulus
tahun 1985. Tahun 1985 masuk Sekolah Menengah Pertama Santa Maria Tarutung,
Tapanuli Utara dan lulus tahun 1989.

Kemudian penulis melanjutkan ke Sekolah

Menengah Atas Negeri 4 Medan dan lulus tahun 1992.
Penulis diterima sebagai mahasiswa di Institut Pertanian Bogor pada tahun 1993
melalui jalur Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UMPTN). Tahun 1994 penulis
diterima sebagai mahasiswa Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, dan masuk

jurusan Sosial Ekonomi Industri Peternakan pada tahun 1995.
Selama pendidikan di Institut Pertanian Bogor, penulis pernah aktif sebagai
Asisten Doser; mata kuliah Kewiraswastaan periode 1997-1998.

v

KATA PENGANTAR
Segala puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini walaupun
disaadari masih banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan di berbagai hal. Skripsi ini
ditulis untuk memenuhi salah satu syarat penyelesaian studi dan mendapatkan gelar
Smjana Peternakan pada Jurusan Sosial Ekonomi Industri Peternakan, Institut Pertanian
Bogor.
Penulis menyadari dengan setulus hati bahwa skripsi ini terselesaikan atas
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, karena itu, dengan rasa tulus dan dengan
segala hormat penulis menghaturkan terima kasih yang sebesar-besamya kepada :
1. Yang tercinta dan terkasih Bapak G. Marpaung, Ibu R Br. Siahaan di rumah. Bang

Paul dan kak Riris, Kak Dewi, dan adik-adikku Daniel, Rikardo, Nensi. Pm'lil, selia
keluarga besar Marpaung atas segala doa, perhatian. kasih sayang selia bantu an

!nateriiilsprirituil yang dibe,'ikail kep!ldz penulis.
2. Ibu Ir. Sri Mulatsih, MscAgr selaku pembimbing utama dan Bapak Ir. Alla Asmara
selaku pembimbing anggota yang telah banyak memberikan pengarahan, bimbingan
serta saran-saran selama melakukan penelitian dan penulisan skripsi ini.
3. Pimpinan dan staf KUD Makrnur (Bp. Sutar dM keluarga, Bapak Unang Hasbulloh,
Mas Atok, Pak Devi, dll) yang telah membantu penulis selama pengambilan data.
4. Arunika Sumekar Aclriyanti 'TImmy' (Spesial thanks) atas semangat, bantuan,
dukungan, perhatian, dan kasih sayang yang diberikan kepada penulis dalam suka dan
duka dan keikutsertaan dalam mewamai kehidupan ini.

VI

5. Rekan-rekan se-angkatan (Antonio Sinaga, Samuel 'LontoH', Aim. Andar Purba
'REST IN PEACE' my friend, Bernie, Tian. Sinode, Rumintang, Jhon Sitoh, Otto,

Jane, UIIi, Asima, Batara, Eben, Eddy, Josep, Sudung, Herbed, Odon, Pakeik, Ateng,
Mikedon, Bob, Donald, Sanjos, Dedy, Andy 'oppung', Macho, Ibenk, Avis, Benny,
Ronald, Andre'kondit', Lambok, Patuan, Hisar, Robin, Harapan, Freddy Pangrib.
Fidonk, leak, Ganda 'Soiler', Freddy Simatupang. Hotlan, Restuala 'Edo', Bilmar
dan teman-tel11an BS dan semua rekan seangkatan yang tidak dapat penulis sebutkan

satu persatu atas segala persahabatannya selama ini.

You're all MY best

Friend
6. Warga Villga, Pondok Bony (Else, Tessa, Tirol11, dll), Waterbull, Agathis, Wiskem,
Caroka, dan Warga SAS (Ucreet adik kecil yang baik, Lusni. Dian, Butet, Lesti,
Rury, UI-ul, Evi) atas keramahan, serta persahabatannya.
7. Abang-abang senior (Hendrik Siagian, B'Rico, B'Chandra, B'Hasudungan, Bang
Jh0n Napit, B' Lal11usa. B' Tarigan, dan Seni01'-Sel,i0r lainnYH) atas keherSDl11aallnyc.
8. Rekan-rekan Fapet IV angkatan 30 Gideon, Terang, Finsen, Bambang, Lurah, Rini
dan

セ・jQ。ョ@

sepeljuangan Jmadi Tobing terima kasih atas peljalanan panjang yang

pennh dengan cerita dan for everlasting friendship selama ini.
9. Warga Kolal11 yang penuh dengan cerita-cerita yang tak terdugr..
10. Ibu dan Babe Perpustakaan terima kasih atas hantuan dan pinjaman buku (literature).

11. Bapak karyawan Fapet (Pak Rosyid, Pak Ali, Kamto, Bang Utay) atas segaia
bantnannya.
12. Ibu Koes (ibu kafe) atas makan siang dan kebaikan selama ini.

VB

13. Bapak I Ibu beselta keluarga Feby 'Ciomas' terima kasih atas kebaikannya.
14. Adik-adik juniorku di IPB (Jabat, Tungko, Parman, Nando, Timor. IP, Ucok.
Twnpal, Adi, Jadi, Charles, Baris, Bottor, lndra, Ganda, David, Hari, Jaka, Sanggam,
dan lainnya) atas segala kebersamannya.
15. Rekan-rekan seperjuangan di Kampus Perikanan (Suut, Erwin, Gondri, Pascal.
Nasdan, Andi Plester, Mento dan lainnya) thanks untuk persahabatannya.
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca karena
penulis menyadari masih ban yak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Semoga karya
kecil ini dapat berguna bagi kita sekalian.

Bogor, Agustus 2000-09-:28

Penulis


Vlll

DAFTARISI

Halaman

RlNGKASAN .......................................................................................................... .
LEMBAR PENGESAHAN .....................................................................................

IV

RlWAYAT HIDUP..................................................................................................

V

KATA PENGANTAR..............................................................................................

VI

DAFT AR lSI ............................................................................................................


IX

DAFTAR TABEL....................................................................................................

XI

DAFTAR LAMPlRAN ...........................................................................................

XII

PENDAHULUAN ....................................................................................................

I

Latar Belakang ................................................................................................. .
Perumusan Masalah ..........................................................................................

3

Tujuan Penelitian ..............................................................................................

4

Kegunaan Penelitian .........................................................................................

4

TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................

5

Koperasi ............................................................................................................

5

Konsep Biaya...................................................................................................

7

Laporan k・オ。AセァョN@

... ........ ................... ....................................... .........

8

Laporan Neraca........................................................................................

8

Laporan Rugi Laba ........................ :.........................................................

10

Analisis Titik Pulang Pokok .............................................................................

12

Analisis Rasio ............. ..... ...... ........ ........ .......... ............................. ... ......... ........

14

Rasio Likuiditas .......................................................................................

14

Rasio Solvabilitas ....... .............................................................................

16

Rasio Rentabilitas ....................................................................................

18

METODE PENELITIAN ........................................................................................

19

Waktu dan Lokasi Penelitian ..... ... ..... ..... ........ ............ ... ....... ... ... ..... .................

19

Metode Pengumpulan Data ............................................................ ,..................

19

Pengolahan Data ...............................................................................................

20

IX

BATASAN ISTILAH ................................................................. :.............................

22

HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................

24

Keadaan Umurn Daerah Penelitian...................................................................

24

Koperasi Unit Desa Makmur ............................................................................

24

Sejarah dan Perkembangan KUD Makmur .............................................

24

Organisasi KUD Makmur ........................................................................

26

Keadaan Umum Kegiatan Unit Usaha KUD Makmur .....................................

27

Unit Usaha Makanan Temak ...................................................................

27

Unit Usaha Waserda ................................................................................

27

Unit Usaha Listrik....................................................................................

28

Unit Usaha Simpan Pinjam......................................................................

28

Unit Usaha Sapi Perah .............................................................................

28

Produksi dan Pemasaran Susu .................................................................

31

Laporan Keuangan............................................................................................

33

Laporan Neraca........................................................................................

33

Laporan Rugi Laba ..................................................................................

39

Analisis Rasio KUD dan Unit Usaha Sapi Perah .............................................

43

Rasia Likuiditas .......................................................................................

43

Rasio Solvaoilitas ....................................................................................

47

Rasio Rentabilitas ....................................................................................

49

Analisis Titik Pulang Pokok .... .......................................................... ...............

52

KESIMPULAN DAN SARAN .............. ..................................................................

54

Kesimpulan .......................................................................................................

54

Saran .................................................................................................................

55

DAFTARPUSTAKA...............................................................................................

56

LAMPIRAN .............................................................................................................

58

x

DAFTARTABEL
Nomor

Teks

Halaman

1. Popu1asi Sapi Perah dan Produksi Susu Segar di Indonesia
Tahun 1993-1997 .................................................................................................

1

2. Neraca Perbandingan PT. Lembu Jantan Perkasa Per 31 Desember
Tahun 1991-1994 (Rupiah) ..................................................................................

10

3. Laporan Rugi Laba Perbandingan PT. Lembu Jantan Perkasa
1991-1994 (Rupiah)............................................................................................

12

4. Perbandingan Nilai Penjualan dengan Titik Pulang Pokok PT. Lembu
Jantan Perkasa Tahun 1991-1994 (Rupiah).........................................................

14

5. Nilai Rasio Likuiditas PT. Lembu Jantan Perkasa Tahun 1991 dan 1992 ..........

15

6. Nilai Rasio Solvabilitas PT. Lembu Jantan Perkasa Tahun 1991 dan 1992........

16

7. Nilai Rasio Rentabilitas PT. Lembu Jantan Perkasa Tahun 1991 dan 1992........

18

8. Perubahan Populasi Sapi Perah Petemak Anggota KUD Makmur Tahun
1995-1998. ..........................................................................................................

29

9. Populasi Sapi Induk. Jantan. Dara dan Pedet KUD Makmur
Tahun 1996-1998 .................................................................................................

30

10. Penjualan dan Pembelian Susu Tahun 1996-1998 di KUD Makmur ..................

31

11. Laporan Neraca KUD Makmur Tahun 1996-1998..............................................

34

12. Analisa Persentase per Komponen Neraca KUD Makmur Tahun
1996-1998 Terhadap Total Aktiva dan Pasiva ....................................................

36

13. Laporan Neraca Unit Usaha Sapi Perah KUD Makmur
Tahun 1996-1998.................................................................................................

37

14. Komponen Pos Laporan Neraca Unit Usaha Sapi Perah KUD Makmur
Tahun 1996-1998.................................................................................................

38

15. Laporan Rugi Laba KUD Ma..1anur Tahun 1996-1998 ........................................

40

Xl

16. Laporan Rugi Laba Unit Usaha Sapi Perah KUD Makmur
Tahun 1996-1998.................................................................................................

41

17. Ni1ai Rasio Likuiditas KUD Makmur dan Unit Usaha Sapi Perah
Tallun 1996-1998.................................................................................................

43

18. Nilai Rasio Solvabilitas KUD Makmur dan Unit Usaha Sapi Perah
Tahun 1996-1998.................................................................................................

47

19. Nilai Rasio Rentabilitas KUD Makmur dan Unit Usaha Sapi Perah
Tahun 1996-1998 .................................................................................................

49

20. Perhitungan Nilai Penjualan dengan Titik Pulang Pokok Unit Usaha
Sapi Perah KUD Makmur Tahun 1996-1998 ......................................................

53

xu

DAFT AR LAMPlRAN

Nomor

Teks

Ha[aman

[. Peta Wi[ayah Kecamatan Se[abintana .................................................................

59

2. Struktur Organisasi KUD Makmur .....................................................................

60

3. Laporan Neraca KUD Makmur Tahun [996- [998..............................................

61

4. Laporan Neraca Unit Usaha Sapi Perah KUD Makmur
Tahun 1996-1998 .................................................................................................

62

5. Laporan Rugi Laba KUD Makmur Tahun 1996- [998 ........................................

63

6. Laporan Rugi Laba Unit Usaha Sapi Perah KUD Makmur
Tahun 1996- [998 .................................................................................................

64

7. Perhitungan Ni[ai Rasio Keuangan KUD Makmur Tahun 1996-[ 998................

65

8. Perhitungan Ni[ai Rasio Keuangan Unit Usaha Sapi Perah
KUD Makmur Tahun [996-1998 ........................................................................

69

9. Perhitungan Ni[ai Titik Pu[ang Pokok Unit Usaha Sapi Perah KUD
Makmur Tahun 1996- [998 ........................................................... .......................

73

Xlll

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sub sektor petemakan merupakan bidang yang potensial untuk dikembangkan
karena sub sektor petemakan memiliki posisi strategis dalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.

Potensi tersebut dapat dilihat baik dari sisi permintaan. Bel1ambahnya

pennintaan masyarakat sebagai akibat dari meningkatnya taraf pendidikan
pengetahuan masyarakat.

Tingkat pendidikan

dan

yang semakin tinggi mengakibatkan

Illasyarakat selllakin sadar akan al1i pentingnya Illakanan bergizi. Pesatnya pel1alllbahan
jUllllah penduduk juga mempengaruhi permintaan terhadap protein hewani dari tahun ke
tahun.
Oi Indonesia perkembangan petemakan sapi perah dan industri persusuan selama
Pel ita III berkel11bang sangat pesat, dengan perkel11bangan populasi 21,15% per tahun dan
perkel11bangan produksi 25,75% per tahun (Direktorat Jenderal

p・エュセォ。ョL@

Menurut Oirektorat Jenderal Peternakan (1997) produksi susu segar

1990).
iョ、ッ・ウゥセ@

tenlS

mengalami peningkatan sejak tahun 1993 sal11pai tahun 1997 seperti terlihat pada Tabel I.
Tabell. Populasi Sapi Perah dan Produksi Susu Segar di Indonesia
Tahun 1993-1997
Tahun

Produksi
(ton)
387.516

% Pel1ulllbuhan

1993

Populasi
(ekor)
329520

1994

334.021

426727

1,37

10,11

1995

341 334

433442

2,19

1,57

1996

347989

441 163

1,95

1,75

1997

353 199

446477

1,49

1,20

SUl11ber: Oirektorat Jenderal Petemakan, 1997 (data diolah)

% Peningkatan
セイッ、オォウゥ@

pッセオャ。ウゥ@

Usaha sapi perah dipandang mel11punyai harapan sebagai upaya menangalll
permasalahan di pedesaan, sehingga perlu dikembangkan melalui berbagai cara.
Salah satu cara pengel11bangan usaha sapi perah adalah dengan peningkatan peran
koperasi. Hingga saat ini pemerintah tengah mengel11bangkan usaha petemakan sapi
perah yang sentra pengembangannya disesuaikan dengan potensi wilayahnya.
Beberapa daerah l11endapat prioritas dalal11 pengel11bangan usaha sapi perah, salah
satunya adalah Kabupaten Sukabul11i karena dinilai mel11iliki potensi wilayah yang
baik. Wilayah Kabupaten Sukabul11i sangat baik untuk dijadikan sebagai tempat
betemak sapi perah. Hal ini karena letaknya berada pada dataran tinggi dan iklim
yang sesuai serta dekat dengan daerah pel11asaran yaitu konsumen rul11ah tangga,
koperasi petemak susu (KPS) maupun industri pengolahan susu (IPS).
KUD Makmur yang terletak di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat l11erupakan
koperasi primer, yang pada awalnya KUD tidak bergerak dalam bidang persusuan,
namun pada tahun 1979 KI.JD Makl11llr l11ulai bergerak dalam bidang perSl!SIl:m dan
temyata l11enjadi unit usaha yang dOl11inan. Untuk mengikuti perkel11bangan yang
teljadi maka dibentuk unit usaha sapi perah yang dikelola oleh KUD Makl11ur yang
kegiatannya meliputi menampung dan l11el11asarkan susu hasil produksi peternak
anggota KUD.
Melihat pentingnya usaha sapi perah ini, maka dibutuhkan ketersediaan susu
dalam segi jUl11lah, kualitas dan harga yang terjangkau sehingga pada akhirnya
diharapkan dapat dirasakan manfaat unit usaha sapi perah KUD Makmur yaitu
l11emberikan peningkatan pendapatan penduduk dan sebagai lapangan kerja bagi
masyarakat sekitar.

2

Perumusan Masalah
Koperasi yang ada selama ini umumnya masih terbatas peranannya terhadap
peningkatan produk. Peran utamanya baru menyalurkan sarana produksi atau
mengumpulkan bukan memasarkan hasil petemakan. Salah satu koperasi yang dapat
dikatakan berhasil yaitu koperasi susu yang tergabung dalam GKSI sebagai koperasi susu
sekunder dan koperasi petemak sapi perah (KPS) sebagai koperasi primer.
Krisis ekonomi yang berkepanjangan dalam beberapa tahun belakangan yang
melanda berbagai sektor usaha mengakibatkan kemerosotan ekonomi, tidak terkecllali
terhadap koperasi yang merupakan salah satu urat nadi perekonomian di Indonesia selia
badan usaha rakyat yang berwatak sosial. Keanggotaan koperasi yang umuJ1mya
golongan ekonomi lemah juga terimbas oleh pengaruh krisis ekonomi dan selanjutnya
akan mempengaruhi perkembangan koperasi. Dalam keadaan yang demikian walauplln
koperasi bukan suatu badan usaha yang berorientasi bisnis tetapi sangatlah penting
mengetahui keadaan koperasi, agar dapat bertahan serta meraih keuntllngan dalam
berusaha sehingga dengan demikian kesejahteraan anggota dapat tercapai. Kellntungan
yang diperoleh koperasi erat kaitannya dengan besamya nilai penjualan output dan biaya
total yang dikeluarkan. Salah satu cara untuk memperbesar nilai keuntungan koperasi
adalah dengan mencari skala usaha yang layak yang dapat menekan biaya yaitu biaya
tetap dan biaya variabel. Manajer harus mengetahui biaya-biaya mana saja yang mungkin
dapat ditekan. Selain mendapatkan keuntungan, sasaran selanjutnya dari koperasi adalah
pengembangan usaha. Dalam pengembangan usaha dibutuhkan adanya informasi tentang
keuangan koperasi seperti bagaimana koperasi memanfaatkan dana sebelunmya, apakah

3

likuiditas usaha terjamin, bagaimana koperasi menangani hutang-hutang dimasa lalu dan
informasi lailIDya.
Untuk itu diperlukan adanya suatu analisis keuangan untuk menilai kondisi
keuangan koperasi. Hasil analisis bisa digunakan untuk mengambil langkah antisipasi
perubahan-perubahan yang tidak diinginkan dan pengambilan keputusan.
Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas maka tujuan penelitian ini adalah :
I. Mengetahui kondisi keuangan Koperasi Unit Desa Makmur dengan rasio
likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas.
2. Mengetahui skala usaha Unit Sapi Perah yang dapat mencapai titik pulang pokok
(break even point) bagi KUD Makmur.

3. Membandingkan kondisi koperasi sebelum dan sesudah krisis ekonomi nasionai
Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk
Koperasi Unit Desa Makmur dalam mengevaluasi usahanya dan menjadi pedoman dalam
merencanakan pengembangan usaha petemakannya. Di samping itu, hasil penelitian ini
dapat dipakai sebagai bahan pertimbangall bagi lembaga-lembaga koperasi lain yang
berminat untuk menekuni dunia usaha petemakan sapi perah.

4

TINJAUAN PUSTAKA

Koperasi
Koperasi berasal dari bahasa latin cooperate yang dalam bahasa Inggris menjadi
cooperation beralii kerja sama. Co berarti bersama dan operation berarti bekerja atau
berusaha (to operate). Kata koperasi untuk pertama kalinya dikenal dalam undangundang No. 79 Tahun 1958 yang mengubah kata kooperasi menjadi koperasi.
Menurut

Chaniago

(1979),

koperasi

adalah

snatu

perkumpulan

yang

beranggotakan orang-orang atau badan hukum yar,g memberikan kebehasan masuk dan
keluar sebagai anggota dengan cara bekerja sama secara kekeluargaan menjalankan
usaha untuk mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para anggotanya. Definisi koperasi
menurut UU n01110r 12 tahun 1967, koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi rakyat
yang berwatak sosial beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi yang
merupakan suatu saran a ekonomi sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas
ォ・ャセオイァ。ョ@

(Y..USUI112h,

1986)0

Tujuan koperasi adalah memajukan kesejahteraan anggota pada khusllsnya dan
masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam
rangka mewlIjlldkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Paacasila
dan UUD 1945.
Koperasi sebagai bentuk kerjasama ekonomis (modem) dengan asas gotong
royong (tradisional) merupakan bentuk kelj asama sosial yang slldah ada dan hiciup di
kalangan masyarakat.

Perkembangan koperasi pada umurnnya ditentukan oleh tiga

faktor yaitu: (\) iklim, (2) pembiayaan dan (3) organisasi/manajemen koperasi

(Kusumah, 1986). Istilah iklim relevan dengan kenyataan yang terjadi dan unsur iklim
yang paling besar pengaruhnya adalah pemerintah baik di pusat maupun di daerah.
Faktor kedua yang menunjang perkembangan koperasi adalah pembiayaan. Sesuai
dengan peltumbuhan koperasi yang pada umumnya miskin modal (karena keanggotaan
koperasi umunmya adalah golongan ekonomi lemah), maka dapat dipahami mengapa
koperasi sulit nmghimpun modalnya di lingkungan anggota-anggotanya sendiri dalam
jumlah yang memadai (Kusumah, 1986). Pada KUD Cipanas hingga akhir tahun 1987,
modal yang terbesar masih berasal dari bantuan pemerintah berupa fasilitas kredit
sebesar 96,6% dari seluruh modal yang dimiliki (Suryana, 1987). Selanjutnya Kusumah
(1986) mengatakan bahwa pentingnya organisasi dan manajemen ialah bahwa dengan
organisasi dan manajemen yane memadai, maka kesempatan-kesempatan yang
disediakan oleh iklim yang baik akan dapat dimanfaatkan secara produktif, efektif dan
efisien.
Di Indonesia istilah keuntungan pada koperasi ctikenal dengan sisa hasi I usaha
(SHU). SHU ini termasuk ke dalam laba yang dibagikan. Kusumah (1986) menyatakan
besar kecilnya SHU dapat diketahui dari neraca akhir tiap tahun, yang merupakan
keuntungan bersih perusahaan atau mllngkin juga kerugian. Pemuagian SHU koperasi
didasarkan pada jasa anggota. Timbulnya SHU pada koperasi sebagai badan usaha yang
bermotif memberikan pelayanan adalah untuk dapat mempeltahankan kelanjutan
hidupnya.

6

Konsep Biaya
Konsep biaya penting dalam menganalisis titik puJang pokok.

Biaya adalah

semua beban yang harus ditanggung untuk menyediakan barang agar siap dipakai
konsumen (Sudarsono, 1983). Lebih lanjut Mubyarto (1979) menjelaskan bahwa biaya
produksi dapat dibagi ke dalam biaya tetap dan biaya variabel. Biaya telap adalah jenis
biaya yang besar kecilnya tidak tergantung pada besar kecilnya produksi, sedang:kan
biaya variabel adalah jenis biaya yang besar kecilnya berhubungan dengan besar kecilnya
produksi.
Munawir (1993) menyatakan bahwa biaya tetap adalah

biaya yang jumlah

totalnya tetap tidak berubah dalam kisaran output tertentu tetapi untuk setiap satuan
produksi akan berubah-ubah sesuai dengan perubahan produksi. Sel1lakin besar hasil
produksi, maka biaya tetap per satuan akan semakin kecil sebaliknya semakin rendah
hasil produksi, maka biaya tetap per satuan akan semakin besar. Biaya variabel adalah
biaya yangjumlah totalnya akan naik turun sebanding dengan hasil p:'oduksi atau volume
kegiatan, tetapi untuk setiap satuan produksi akan tetap.
Selanjutnya pengeliian biaya tetap dan variabei hanya pengeliian jangka pendek,
sebab dalam jangka panjang biaya tetap dapat berubah menjadi biaya variabel, misalnya
sewa tanah dapat berubah, alat-alat harus ditambah dan bangunan harus diperiuas
(Mubyalio, 1979).

7

Laporan Keuangan

Secara garis besar laporan keuangan merupakan suatu gambaran tentang kondisi
keuangan yang dicapai perusahaan dalam waktu tertentu (Djahidin, 1983),

Riyanto

(1984) l11enyatakan bahwa di dalal11 laporan keuangan tercantum neraca, yang
mencerminkan nilai aktiva, hutang, modal sendiri pada suatu saat tertentu dan laporan
laba-rugi, yang mencenninkan hasil yang diperoleh yang biasanya l11eliputi periode satu
tahun,
Penyajian laporan keuangan oleh suatu perusahaan ditujukan untuk memberikan
infoil11asi l11engenai keuangan perusahaan tersebut pada suatu periode untuk kepentingan
l11anajel11en, pel11ilik perusahaan, pemerintah, dan pihak lain yang berkepentingan
(Djahidin, 1983). Dari laporan keuangan kita dapat mengetahui kondisi keuangan sualll
perusahaan, efisiensi penggunaan modal dan kemampuan manajel11en dalal11 mengelola
pemsahaall (Kadarsan, 1992), Laporan keuangan dipersiapkan atau dibllat dengan
maksud untuk memberikan gambaran atau laporan keuangan (progress report) seCaI'a
periodik yang dilakukan pihak manajel11en yang bersangkutan (Munawir, 1993).

Laporan Neraca

Kadarsan (1992) mengatakan bahwa laporan neraca merupakan laporan nilai
bersih kekayaan yang l11enggambarkan ringkasan dari utang-piutang perusahaan selia
catatan selisihnya yang disebut dengan nilai bersih yaitu pada akhir tahun setelah
perusahaan beroperasi selama satu tahun.

Tujuan neraca adalah untuk menunjukkan

8

posisi keuangan suatu pernsahaan pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada waktu
dimana buku-buku ditutup pada suatu akhir tahun (Munawir, 1993).
Laporan neraca hanya memuat dan menerangkan keadaan asset yang dimiliki
pernsahaan beselta utang-utangnya, dan laporan neraca selalu terdiri dari tiga komponen.
yaitu : (1) komponen yang menggambarkan kekayaan atau asset, (2) komponen yang
menggambarkan semua utang alau pasiva dan (3) selisih anlara aset dan uiang yang
disebut nilai bersih atau saldo (Kadarsan, 1992). Komponen- komponen neraca dapat
digolongkan menjadi tiga bagian yaitu aktiva, pasiva dan modal (Soediyono, 1991).
Pada dasarnya aktiva dapat digolongkan menjadi dua bagian utama yaitu aktiva lancar
dan aktiva tetap (Munawir, 1993).
Pasiva terdiri dari hutang dan modal. Hutang adalah semua kewajiban keuangan
kepada pihak laiu yang belum terpenuhi. Hutang ini dibedakan ke dalam hutang lancar
(hutang jangka pendek) dan hutang jangka panjang (Munawir, 1993). Menurut
Soediyono (1991) hutang jangka pendek terdiri dari hutang-hutang atau kewajibankewajiban yang dalam tahun buku berikutnya harns sudah dilunasi. Kewajiban yang
harns dilunasi tersebut adalah hutang niaga, wesel bayar, hutang pada bank, deviden
harns dibayar, biaya masih harns dibayar dan hutang potongan pajak penghasilan.
Hutangjangka panjang adalah kewajiban keuangan yangjangka waktunya lebih dari satu
tahun sejak tanggal neraca dibuat (Munawir, 1993). Termasuk dalam hutang jangka
panjang ini adalah hutang obligasi, utang hipotik dan pinjaman jangka panjang laillliya.
Sebagai ilustrasi dapat dilihat dad laporan keuangan PT lembu J antan Perkasa
yaitu neraca tahun 1991 sampai 1994 seperti yang tampak pada Tabel 2.

Hasil

perhitungan laporan keuangan PT Lembu Jantan Perkasa yang dilakukan oleh Deborah

9

(1995) menunjukkan bahwa nilai neraca meningkat yaitu Rp 2 ·193 493 503 dan Rp 2 993
247293, Rp 3 272 583 813 dan Rp 4 698 330 674 untuk masing-masing tahun 1991,
1992, 1993, dan 1994. Pada tahun 1992 nilai buku aktiva tetap mengalami penurunan

sebesar 19,01 %, karena kenaikan akumulasi penyusutan aktiva tetap tersebut lebih besar
daripada kenaikan aktiva tetap itu sendiri. Pada tahun 1993 terjadi peningkatan karena
skala usaha beltambah dengan adanya perluasan lahan usaha dan bangunan untuk
pendirian feedlot Bojong sebesar 232,68% dan tahun 1994 sebesar 28,77%.
Tabel 2.

Neraca Perbandingan PT. Lembu Jantan Perkasa Per 31 Desember
1991-1994 (Rupiah)
Tahun

Uraian
1991

1992

1993

1994

1 777462 164

2634317469

2322587288

4698330674

Aktiva Tetap

301731339

244369824

812963675

3 514401 511

Total Aktiva

2 193493503

2993247293

3272 583 813

4698330674

Hutang Lancar

655605 558

1 063928590

917 127728

1757747088

Modal Sendiri

(129252772)

(345358259)

230204468

356327576

Total Pasiva

2193493503

2993247293

3272583813

4698330674

AKTIVA
Aktiva Lancar

PASIVA

Sumber : Deborah (1995).
Laporan Rugi Laba
Menurut Riyanto (1984) laporan rugi laba mencerminkan hasil-hasil yang dicapai
selama satu periode tertentu biasanya satu tahun. Sementara Kadarsan (1992)
menambahkan bahwa laporan rugi laba adalah ringkasan dari semua penerimaan
ditambah keuntungan dikurangi semua pengeluaran ditambah kerugian, sama dengan

10

hasil pendapatan bersih perusahaan atau kerugian bersih perusahaan selama jangka waktu
tertentu.

Laporan rugi laba menunjukkan penghasilan-penghasilan yang diperoleh

perusahaan dan biaya rugi laba yang mempunyai konsep dinamis, yaitu dengan
menggambarkan kejadian keluar masuknya modal secara terus-menerus selama satu
tahun atau selama periode tertentu.
Apsari (1987) menyatakan bahwa komponen rugi laba meliputi penjualan, harga
pokok penjualan, laba kotor, biaya operasional, pendapatan dan biaya non operasional,
laba sebelum pajak penghasilan, pajak penghasilan, dan laba bersih.

Harga pokok

penjualan merupakan harga pokok barang yang dibeli kemudian berhasil dijual selama
suatu periode akuntansi. Biaya operasional merupakan biaya yang dikeluarkan
sehubungan dengan usaha pokok perusahaan, terdiri dari biaya pemasaran biaya Ul11um
dan adll1inistrasi.
Soell1arso (1994) ll1enyatakan, angka terakhir dalam perhitungan rugi laba adalah
laba bersih (net profit). jUl111ah ini merupakan kenaikan bersih terhadap modal
sebaliknya, apabila perusahaan menderita kerugian, angka terakhir dalal11 perhitungan
rugi laba adalah rugi bersih (net loss).
Kegunaan laporan rugi laba l11enuru! Kadarsan (1992) diantaranya adalah (I)
untuk l11enentukan pembayaran pajak, (2) untuk l11enganalisis kemungkinan perubahan
luas skala, (3) l11engevaluasi hasil kegiatan operasional perusahaan dan (4) untuk
ll1engukur daya bayar hutang perusahaan.
Pada Tabel 3 dapat terlihat tingginya biaya pemasaran pada tahun 1991 dan biaya
administrasi dan umum pada tahun 1992 menyebabkan nilai pengeluaran perusahaan
pada kedua tahun tersebut melebihi nilai penerimaan.

Dalam dua tahun tersebut

II

perusahaan mengalami kerugian dan pada tahun 1993 terlihat bahwa perusahaan dapa!
menekan pengeluaran dengan baik sehingga pada tahun 1994 perusahaan mengalami
keuntungan. Nilai keuntungan pada tahun 1994 menurun sebesar 12,85%.
Tabel3. Laporan Rugi Laba Perbandingan PT Lembu Jantan Perkasa
Tahun 1991-1994 (Rupiah)
1991

1992

1991

1994

Pendapatan barang dan jasa

3336063378

5334719543

8083353664

17 894 189 OS9

Harga Pokok Penjua1an

3040083472

4929079715

6516683088

16158053133

Laba Kotor Penjualan

295979906

405639828

1 566670576

1736135956

Biaya Operasional

349890799

396319782

I 051 069779

1 362 255 436

Laba Bersih Operasional

(53910893)

(9320046)

515600797

373 880 52(l

58187

24918747

58807650

110802 612

184645912

395961032

448657720

375091662

(238498618)

(361 722239)

125750727

109590470

Uraian

Pendapatan di 1-uar Usaha
Biaya di Luar Usaha
Laba (Rugi) sebelum Pajak

Sumber : Deborah (1995)
Analisis Titik Pulang Pokok
Analisis titik pulang pokok (TPP) adalah suatu teknik untuJ.:
ョセ・ューャ{Lェ。イゥ@

hubungan ant31'a biaya tetap, biaya varia bel, kellntungan dan volume kegiatan (Riyanto.
1984). Dikatakan bahwa analisis ini hanya bisa dilakukan jika perusahaan disamping
mempunyai biaya tetap juga mempllnyai biaya variabe1, .iika hanya biaya variabel saja
tidak bisa. Analisis titik pulang pokok adalah suatu cara atau suatu teknik yang
digunakan oleh seorang manajer perusahaan untuk mengetahui pada volume produksi
berapakah perusahaan yang bersangkutan tidak menderita kerugian dan tidak pula
memperoleh laba (Sigit, 1980).
Munawir (1993) menyatakan bahwa nilai TPP dapat diartikan sebagai suatu
keadaan dimana dalam operasi perusahaan, tidak memperoleh laba juga tidak mengalami

12

kerugian atau dengan kata lain total penghasilan sarna dengan. total biaya. Nilai TPP ini
dapat memberikan informasi mengenai berbagai tingkat volume penjualan, setta
hubungannya dengan kemungkinan memperoleh laba menurut tingkat penjualan yang
bersangkutan. Nilai TPP dapat ditentukan dengan pendekatan matematis.
Secara matematis TPP dihitung dengan rumus (dalam rupiah) :
Biaya Tetap
TPP
Biaya Variabel
1-[
Hasil Penjualan

J

Dari hasil pcnelitian Deborah (1995) pada PT Lel11bu Jantan Perkasa di Jak3lta
Timur pada tahun 1991, perusahaan belum l11encapai titik pulang pokok (TPP), karen a
nilai penjualan lebih kecil daripada nilai TPP perusahaan. Penjualan belul11 mencukupi
untuk menutup total biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan. Pada tahun 1992 TPP
belum juga tercapai bahkan kerugian perusahaan sel11akin besar. Sementara itu pada
h.hun 1993 perusahaan menambah biaya tetap, dan dengan skala usaha tersebut
perusahaan l11encapai TPP dengan hasil penjualan sebesar Rp 7 300 427 088 dan
memperoleh hasil penjualan sebesar Rp 8 121 416 312 dengan del11ikian pe:'usahaan
telah melampaui TPP dan memperoleh keuntungan.

Pada tahun 1994 perusahaan

kembali memperbesar skala usahanya dan memperoleh keuntungan, namun ternyata nilai
keuntungan yang diperoleh pada tahun 1994 lebih kecil dari pada nilai keuntungan pada
tahun 1993, dengan demikian dikatakan bahwa perusahaan lebih optimal berproduksi
dengan skala usaha pada tahun 1993. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel4.

13

Tabel 4. Perbandingan Nilai Penjualan dengan Titik Pulang Pokok
PT. Lembu Jantan Perkasa Tahun 1991-1994 (Rupiah)
Tahun

Titik Pulang Pokok

Peqjualan

1991

6238 157054,00

3 336 063 378,00

1992

10419578280,00

5334719543,00

1993

7 300 427 088,00

8121416312,00

1994

17257937 167,00

17937237097,00

Sumber : Deborah (1995)

Analisis Rasio
Analisis rasio dapat memberi gambaran dan menjelaskan kepada analis tentang
baik buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka
rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digllnakan sebagai
standar (Munawir, 1993).

Rasio Likuiditas
Mel1W'ut Mlina\'.'ir (ioCJ3) y"ng o!makslld dengan
ャゥォオ、エ。セ@

adabh
ォ・ュ。ャゥGBセ@

suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi
atau pada saat ditagih.

Selaqjutnya dikatakan bahwa bila perusahaan yang mampu

memenllhi kewajibannya tepat pada waktllnya beratti perusahaan tersebllt dalam keadaan

"likuicf', dan perusahaan tersebllt memenllhi kewajiban keuangan tepat pada waktunya
apabila perusahaan tersebut mempunyai alat pembayaran atauplln aktiva Ian car yang
leuih uesar daripada hutang iancarnya.

Sebaliknya bila perusahaan tidak dapat

memenuhi kewajiban kellangan pada saat ditagih, beratti perusahaan tersebllt dalam
keadaan "illikuicf',

14

Rasio lancar dengan rasio 2: 1 sudah cukup memuaskan bagi suatu perusahaan.
Bila rasio lancar yang diperoleh sangat kecil kemungkinan besar akan menimbulkan
masalah arus kas, tetapi jika rasio lancar terlalu tinggi hal tersebut bisa berarti perusahaan
tidak mengelola aktiva lancamya dengan benar (Woelfel, 1995). Riyanto (1984)
mengatakan bahwa, jika kita menggunakan rasio cepat untuk menentukan tingkat
likuiditas maka secara umum dapat dikatakan bahwa suatu perusahaan yang mempunyai
rasio cepat kurang dari I: 1 (100%) dianggap kurang baik tingkat likuiditasnya.
Rasio kas mengukur kemampuan yang sesungguhnya untuk memenuhi hutang
perusahaan tepat pada saatnya. Rasio ini lebih tajam daripada rasio lancar karena hanya
aktiva yang sangat likuid (mudah dicairkan atau diuangkan) dengan
ョセ・ュ「。、ゥァォ@

hutang lancamya (Munawir, 1993).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Deborah

(1995), rasio likuiditas perusahaan PT Lembu Jantan Perkasa di Jakarta Timur dapat
dilihat pada Tabel 5.
Tabel5. Nilai Rasio Likuiditas PT. Lembu Jantan Perkasa Tahun 1991 dan 1992
Tahun
Rasio

1991

199:2

Lancar (%)

271,12

247,60

Cepat (%)

72,35

113,78

1,74

5,39

Kas (%)
Sumber : Deborah (1995).

Besamya rasio lancar pada PT Lembu Jantan Perkasa pada tahun 1991 dan 1992
cukup memuaskan yaitu sebesar 271,12 % dan 247,60 %, artinya perusahaan telah
mampu memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera dipenuhi dari aktiva
lancamya. Meningkatnya rasio cepat dari 72,35% menjadi 113,78% berarti perusahaan

15

dapat memenuhi kewajiban lancarnya dengan aktiva lancarnya, jika aktiva lancarnya
telah dikurangi dengan persediaan. Rasio kas pada tahlll1 1991 dan 1992 sangat rendah.
yaitu sebesar 1,74% dan 5,39%, hal ini berarti kas perusahaan pada tahun-tahun tersebut
tidak dapat digunakan untuk membayar seluruh hutang lancar perusahaan.

Nilai kas

yang rendah ini menunjukkan bahwa perusahaan harus lebih meningkatkan skala usaha
penjualalmya agar nilai kas perusahaan dapat bertambah.

Rasio Solvabilitas
Menurut Munawir (1993) yang dimaksud dengan solvabilitas adalah kemampuan
perusahaan

lIl1tuk

mel11enuhi

kewajiban

keuangatmya

apabila

perusahaannya

dilikuiditasikan, baik kewajiban keuangan jangka pendek l11aupun jangka panjang.
Selain itu dikemukakan bahwa suatu perusahaan dikatakan solvabel bila perusahaan
l11empunyai aktiva yang cukup untuk mel11bayar semua hutangnya, sebaliknya bila aktiva
tidak cukup atau lebih kecil dari jUl111ah hutang, beralti perusahaan terse but dalal11
keadaan insolvabei.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Deborah (1995) terhadap rasio solvabilitas
perusahaan PT Lembu Jantan Perkasa di Jakalta Timur dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Nilai Rasio Solvabilitas PT. Lembu Jantan Perkas Tahun 1991 dan
1992
Tahun
Rasio
Total Hutang !Total Aktiva (%)
Total HutangIModal Sendiri (%)

1991

1992

105,89

111,54

2126,16

6677,21

Sumber : Deborah (1995).

16

Pada tahun 1991 dan 1992 nilai rasio antara hutang dengan total akti va
perusahaan menunjukkan kenaikan yaitu dari 105,89% menjadi 111,54%.

Kenaikan

tersebut dapat terjadi karena perusahaan pada tahun 1992 memperbesar hutangnya dalam
rangka pembangunan dua buah feedlot di Sulawesi.
Rasio antara hutang dengan modal sendiri pada Tabel 6 dapat dilihat bahwa
perusahaan belum mampu membayar hutang-hutangnya dengan modal sendiri karena
belum memperbesar modal yang dimiliki sementara hutang perusahaan sel11akin besar.
Sel11akin besarnya hutang perusahaan karena perusahaan terus mengadakan perluasan
usaha terutama pada divisi penggel11ukan dengan pel11belian sapi bakalan impor yang
sel11akin banyak.

Rasio Rentabilitas
Rentabilitas adalah kel11ampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama
periode tertentu (Munawir, 1993). Selanjutnya dikatakan bahwa rentabilitas suatu
pcwsahaan diukur dengall kesuksesan perusaha&1l dan kemalllpuall perusahaan
l11enggunakan aktivanya secara produktif, dengan del11ikian rentabilitas perusahaan dapat
diketahui dengan l11embandingkan laba yang diperoleh dengan jumlah aktiva at au modal
perusahaan. Rentabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan modal
dalam suatu perusahaan, oleh karena itu keuntungan yang
「セウ。イ@

tidak l11enjamin atau

bukan ukuran bahwa perusahaan tersebut rendabel. Bagi manajemen, rentabilitas yang
tinggi lebih penting daripada keuntungan yang besar (Munawir, 1993).
Hasil penelitian rasio rentabilitas yang dilakukan oleh Deborah 0995) pada PT
Lembu Jantan Perkasa di Jakarta Timur pada tahun 1991 dan 1992 menunjukkan bahwa

17

pada tahun 1991 dan 1992 rasio rentabilitas perusahaan bemilai negatif, yang berarti
bahwa setiap rupiah penjualan tidak menghasilkan keuntungan, atau modal yang
diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva temyata belum mampu menghasilkan
keuntungan.

Pada kedua tahun tersebut perusahaan mengalami kerugian karena

rendahnya volume penjualan dibandingkan dengan ongkos-ongkos yang dikeluarkan.
Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Nilai Rasio Rentabilitas PT. Lembu Jantan Perkasa Tal1Un 1991 dan
1992
Tahun
Rasio
Margin Laba (%)
ROI(%)

1991

1992

(7,15)

(6.83)

(10,87)

( 12,08)

Sumber: Deborah (1995).
Keterangan : ( ) = turun

18

METODE PENELITIAN
Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini merupakan studi kasus untuk mengetahui keadaan keuangan
perusahaan di KUD Makmur yang berlokasi di Desa Selabintana, Kabupaten Sukabumi.
Propinsi Jawa Barat. Penelitian berlangsung selama dua bulan, yang dimulai pada bulan
November sampai bulan Desember tahun 1999.

Metode Pengumpu!an Data
Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Sebagian besar
data yang dikumpulkan merupakan data sekunder berupa laporan keuangan, laporan
neraca, laporan rugi laba serta data lainnya yang berkaitan.
Data yang diteliti meliputi laporan keuangan selama tiga tahun yaitu dari tahlll1
1996 sampai dengan tahun 1998. Data yang berhubungan dengan laporan keuangan KUD
Makmur diperoleh dari buku rapat anggarall tahunan (RAT). Data-c1ata lain sebagai data
penunjang diperoleh dari berbagai sumber.
Untuk data primer diperoleh dari wawancara langsung dengan pihak manajemen
koperasi. Informasi secara langsung melalui wawancara dilakukan terutama dengan staf
bagian keuangan atau pembiayaan, karena tidak semua informasi mengenai koperasi
disajikan secm'a tertulis.

Pengolahan Data
Data primer dan sekunder yang diperoleh selama penelitian dianalisis dei1gan
menggunakan rumus-rumus yang berkaitan dengan analisis keuangan dan titik pulang
pokok. Selanjutnya hasil dari analisa yang dilakukan dibuat penjelasan dan kesimpulan
tertentu tentang keadaan dan posisi keuangan KUD Makmur.
Rumusan-rumusan yang digunakan dalam analisis rasio dan titik pulang pokok
dibatasi pada rumus-rumus menurut Munawir (1993) dan Riyanto (1983).
Analisis Rasio
I. Analisis Likuiditas

Aktiva Lancar
x 100%

Rasio Lancar
Hutang Lancar

Aktiva lancar - Persediaan
x 100%

Rasio Cepat
Hutang Lancar
Kas
Rasio K&s

+ Effek

=

x 100%

Hutang Lancar

2. Rasio Solvabilitas
Total Hutang

x 100%

Rasio Total Hutang dengan
Total Aktiva

Total Aktiva

Total Hutang
Rasio Total Hutang dengan
Modal Sendiri

= ------

x 100%

Modal Sendiri

20

3. Rasio Rentabilitas

Laba Bersih
x 100%

Margin Laba
Penj ualan Bersih

Laba Bersih

ROI (hasil dari investasi)

x 100%
Total Aktiva

Analisis Titik Pulang Pokok

Biaya Tetap
Titik Pulang Pokok
(dalam rupiah)

Biaya Variabel
1-

Hasil Penjualan

21

BATASAN ISTILAH
Dalam penelitian ini, digunakan beberapa istilah.

Agar diperoleh kesamaan

pengeltian terhadap istilah-istilah yang digunakan maka perlu adanya batasan. Adaplln
batasan-batasan yang digunakan adalah sebagai berikut :
I. Koperasi adalah bentuk usaha bersama khususnya dalam bidang ekonomi, yang
beranggotakan orang atau badan hukum yang bekelja sama secm·a sllkarela alas
dasar persamaan hak dan kewajiban untuk mencapai tlljuan bersama dan
memenuhi kebutuhan bersama.
2. Aktiva lancar adalah halta atau kekayaan koperasi yang dalam jangka waktu
singkat «I tahun) dapat dicairkan menjadi uang エuャセ。ゥN@
3.
aォエゥカセ@

tetap adalah halta atau kekayaan koperasi yang tidak habis dipakai dalam
satu peri ode kegiatan atau yang berangsur-angsur habis dalam proses prodllksi.

4. Hlltang lancar adalah kewajiban kellangan koperasi yang harns dilllnasi dalam
jangka waktll
ィャセ。ョァ@

ddri
ウ。エセャ@

,ahlll1 dengan menggllnakml
ォ・。ケセQi@

aLtll hlltang:

lancar yang dimiliki koperasi.
5. Hut3ng jangka panjang adalah kewajiban kellangan yang jangka waktll
pembayarannya antara 2-10 tahun.
6. Modal adalah keselurnhan investasi dalam koperasi untuk waktu tidak teltentll
lamanya, dan mernpakan selisih antara aktiva dan kewajiban yang ada. Modal
dibagi menjadi modal sendiri dan modal pinjaman
7. Laba adalah akurnulasi hasil usaha periodik setelah memperhitungkan pembagian
deviden dan koreksi rngi-laba periode tahun lalu atau laba adalah jumlah hasil
dikurangi denganjumlah biaya.

22

8. Likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban
finansialnya yang segera hams dipenuhi.
9. Solvabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk membayar semlla
hutangnya baikjangka pendek maupunjangka panjang.
10. Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama
peri ode teltentu.
II. Titik pulang pokok adalah volume penjualan dimana penenmaan tepat sama
besamya dengan biaya totalnya. sehingga perusahaan tidak mendapatkan
. keuntungan ataupun kerugian
12. Kas adalah alat pembayaran yang siap dan bebas digunakan untuk membiayai
kegiatan umum perusahaan.
13. Persediaan terdiri dari barang atau komoditi dengan tujuan untuk dijuaL
14. Biaya operasional adalah semua biaya yang dikeluarkan koperasi sehubungan
dengan proses operasional atau proses produksi kope,asi.
15. Titik pulang pokok adalah volume penjualan dimana penghasilan tepat sama
besarnya dengan biaya totalnya, sehingga koperasi tidak mendapatkan keuntllngan
l11aupun l11enderita kerugian.
16. Biaya admi