Peranan Lalat Punuk (Diptera : Simuliidae) sebagai Vektor Penyakit pada Ternak

...............
sesungguhnya segala
sesuatu yang kamu seru selain Allah
sekali-kali tidak dapat rnenciptakan
ウ・ォセイ@
lalat pun, walaupun mereka
bersatu untuk rnenciptakannya.
Dan
jika lalat itu rnerarnpas sesuatu dari
rnereka,
tiadalah
rnereka
dapat
rnerebutnya kembali dari
lalat itu.
Arnat lemahlah yang rnenyernbah dan
arnat lernah pulalah yang disembah.
(Qur'an, AI-Hajj: 73)

7


PERANAN LAlAT PUNUK (D1PTERA : SIMULIIDAE)
SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT PADA TERNAK

SKRIPSI

Oleh
YAZID FATHONI

B. 19.0617

FAKUL TAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERT ANIAN BOGOR

1987

RINGKASAN

YAZID FATHONI.

Peranan Lalat Punuk (Diptera : Simuliidae)


Sebagai Vektor Penyakit Pada Ternak

bimbingan DR.
H、ゥ「。セィ@

F.X. Koesharto).
Lalat Punuk (black-flies,
adalah

lalat

1.5

4

turkey-gnat)

keeil dari ordo Diptera yang mempunyai ukuran


mm,

berpunuk,

bufallo-gnat,

berwarna

menghisap

hitam,

darah

thorax

mamalia

kelihatan


dan unggas,

seperti
menyerang

seeara bergerombol, aktif pada pagi dan sore hari,

beristi-

rahat pada saat hari panas di didaunan dekat tanah,

umumnya

mempunyai jangkauan

menyerang induk semang di luar kandang,

terbang 225 km baik dengan bantuan angin maupun tidak.
Pada


bag ian kepala terdapat sepasang antena,

dari beberapa segmen,
untaian

seperti

mata diehoptie,
pada

bag ian

berbentuk bulat keeil yang

manik-manik,
lalat jantan

mulut

lalat


membentuk

betina mempunyai tipe

bertipe

terdapat

terdiri

holoptie,

sedangkan

labrum dengan gigi keeil pada

ujungnya untuk merobek jaringan induk semang,

pada


spesies

yang tidak menggigit, gigi ini mengalami atropi.
Thorax

kelihatan

seperti

berpunuk,

tertutup oleh

rambut yang berwarna gelap, kaki relatif pendek tetapi eukup
kuat.

Sayap umumnya lebar tetapi pendek,

anterior


berkembang

baik,

sedang

bag ian

vena sayap bag ian
lainnya seperti

membran dengan vena-vena yang tidak jelas.
Abdomen pendek dan gemuk,

serta tertutup oleh rambut,

bagian yang tidak tertutup oleh rambut terlihat jernih sebab
mempunyai


kemampuan mengembang untuk menampung darah,
jelas,sehingga

kelamin sangat

kedua

jenis

alat

kelamin

dapat

dibedakan dengan jelas.
Lalat

ini


mempunyai

metamorfose

lengkap mulai dari

Larva hidup di air yang

telur, larva, pupa, sampai dewasa.

mengalir, sungai-sungai besar atau kecil, melekat pada batubatu, tumbuh-tumbuhan, atau benda-benda yang terdapat di air
khususnya di daerah pegunungan.
Sebagai
semang,

sehingga

ektoparasit,

gigitannya dapat menimbulkan rasa sakit yang hebat,

menimbulkan

pembengkakan lokal,
bahkan

lalat ini menghisap darah induk

ketidak tenangan,
peradangan,

terkadang disertai

dermatitis,

iritasi,

menghasilkan toksin dari kelenjar ludahnya.

dan

Bagian

tUbuh sapi yang sering diserang adalah mata, telinga, lobang
hidung,

serta

bagian

ventral

tubuh

seperti

umbilicus,

Akibat dari kebiasaan menghisap darah ini,

maka lalat

ambing, dan puting.

ini

bertindak

patogen,

pada

diantaranya

mamalia,

manusia,

pemindah

sebagai

adalah

filaria

beberapa

Leucocytozoon dan

Trypanosoma,

yang

sifatnya

cacing filaria Onchocerca spp

unggas,

protozoa

organisme

Mansonella
darah
serta

pada

ozzardi
unggas

beberapa

pada

seperti

dari

arbo

virus misalnya pada penyakit Venezuelan Equine Encephalitis,
Eastern

Equine

Encephalitis,

Myxomatosis pada kelinci.

Vesicular

Stomatitis,

dan

Kerugian
meliputi

yang

ditimbulkan

kematian

ternak,

penggantian sapi-sapi jantan
yang

diperpanjang,

yang

menurunnya

akibat
pada

sapi

lemah,
produksi

menurunnya produksi susu pada sapi perah.

Simuliidae
po tong
jarak

ini

berupa

kelahiran

daging,

dan

Sedangkan

pada

unggas menyebabkan penurunnya produksi telur serta daging.
Pengendalian

yang

paling efektif adalah pengendalian

secara terpadu, dan ditujukan pada stadium larva, sebab pada
stadium ini merupakan stadium yang paling rentan.

PERANAN LALAT PUNUK (DIPTERA : SIMULIIDAE)
SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT PADA TERNAK

SKRIPSI

Sebagai syarat untuk memperoleh gelar
Dokter Hewan pada Fakultas Kedokteran Hewan
Institut Pertanian Bogor

Oleh

YAZID FATHONI
B.19.0617

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1987

Judul skripsi

Peranan Lalat Punul< (Dipters : Simuliidae)
Sebagai Vektor Penyakit Pads Ternak

Penulis

Yazid Fsthoni

Pembimbing

DR. F.X. Koesharto

Menyetujui:

DR. F.X. Koesharto
Pembimbing

Tanggal

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan
Gresik,

Jawa

Timur.

tujuh bersaudara,

pada

tanggal

16

April

1963

di

Penulis merupakan anak ke tujuh dari

dengan ayah bernama Maskoen Asj'arie

dan

ibu bernama Moezajanah.
Pendidikan

Muhammadiyah I tahun 1975,
di

SMP

Dasar

Sekolah

diselesaikan

di

SD

Sekolah Menengah Tingkat Pertama

Negeri II tahun 1979,

dan Sekolah Menengah Tingkat

Atas di SMA Negeri I tahun 1982, ketiganya di kota Gresik.
Penulis diterima sebagai mahasiswa Institut

Pertanian

Bogor pada tahun 1982 melalui jalur Proyek Perintis II,
memasuki Fakul tas Kedokteran Hewan pada tahun 1983.
sebagai
1986.

Sarjana

Kedokteran

Hewan

dan
Lulus

pada tanggal 30 Oktober

KAT A PENGANTAR

Bismillaahirrakhmaanirrahim
Puji dan syukur kita
yang

telah

melimpahkan

panjatkan

kehadirat

Allah

rahmat serta karunianya,

swt

sehingga

penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Skripsi ini merupakan

salah

satu

persyaratan

untuk

memperoleh gelar Dokter Hewan pada Fakultas Kedokteran Hewan
Institut Pertanian Bogor.
Pada

kesempatan

ini penulis menyampaikan rasa terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak DR. F.X. Koesharto
yang telah

memberikan

bimbingan

serta

saran-saran

penulisan sampai penyelesaian skripsi ini.
juga

mengucapkan

sejak

Tak lupa penulis

terima kasih kepada Pimpinan Perpustakaan

Lembaga Biologi Nasional, Perpustakaan Museum Zoology Bogor,
Perpustakaan Pusat Institut

Pertanian

Bogar,

Perpustakaan

BIOTROP, Perpustakaan Entomology Kesehatan IPB, Perpustakaan
Balai

Penelitian Veteriner ,

Perikanan

Darat

Bogor,

Perpustakaan Balai Penelitian

serta

membantu, yang tidak bisa penulis
Penulis

menyadari

jauh dari sempurna.

bahwa

berbagai

pihak

yang

ikut

sebutkan satu persatu.
skripsi ini masih terlampau

Oleh karena itu kritik dan saran sangat

dinantikan demi kesempurnaan skripsi ini.

Bogar, Oktober 1987
Penulis

DAFTAR lSI

halaman
KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

vi

DAFTAR lSI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

vi i

DAFTAR GAMBAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

ix

DAFTAR LAMPIRAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

x

PENDAHULUAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . • . . . • . . . . . . . . . . . . .

1

MORFOLOGI . . . . . . . . . . . . . . . . . . • . . . . . • . . . . . . . . . . . . . . . .

4

S IKLUS HIDUP . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . • . . . . . .

11

1. Telur

11

2. Larva

13

3. Pupa . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

15

TINGKAH LAKU DI ALAM " . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

18

PERANAN LALAT PUNUK DALAM KEHIDUPAN HEWAN .........

22

.....................

22

1. Akibat gigitan langsung
2. Sebagai vektor penyakit

24

24

a. Onchocerciasis
...............

26

c. Leucocytozoonosis . .......... .............

26

d. Avian Trypanosomiasis ....... .............

27

e. Venezuelan Equine Encephalitis ...........

28

f. Eastern Equine Encephalitis ..............

29

g. Infectious Myxomatosis .. .... .............

30

h. Vesicular Stomatitis.....................

31

b. Ornithofilaria fallisensis

KERUGIAN EKONOMI

.........•...................•..•.

33

PENANGGULANGAN . . . . . . . . . . . • . . . • . . • . . . • • . . . . . . . • • . • .

35

1. Kontrol seeara fisik dan mekanis ..•.•.•. •...

35

2. Kontrol melalui praktek ta ta laksana •..•••..

36

3. Kontrol seeara alami

•.••. ..•.....••..••••.••

37

4. Kontrol dengan senyawa kimia ••••••••.•.. .••.

39

PEMBAHASAN .••.••...••.•..•••••.••••.•..•••...••...

42

DAFTAR PUS TAKA .....•..••••..•••••..•.•..•.••.•..•.

48

DAFTAR GAMBAR

Nomor

halaman
Teks

1. Pandangan lateral dan dorsal dari Simuliidae
betina dewasa . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

5

2. Pandangan depan kepala Simuliidae dewasa
jantan dan bet ina . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . • . . . . . .

5

3. Pola sayap Simuliidae dewasa betina

8

4. Pandangan lateral thorax Simuliidae

8

5. Kaki belakang Simulium

9

6. Alat kelamin Simulium.

9

7. Telur dan larva Simulium ornatum . . . . . . . . . . . . . . .

12

8. Kumpulan larva Simuliidae pada sehelai rumput..

17

9. Pupa dan kepompong Simuliidae .... ... ...........

17

DAFTAR LAMPIRAN
Nomor

halaman
Teks

1. Simuliidae sebagai vektor organisme patogen . ......

55

2. Klasifikasi Simuliidae ...•.......................

59

3. Spesies Simuliidae di Indonesia . . . . . . . . . . . . . . . . . .

60

4. Spsies Simuliidae di Wilayah Oriental (Asia)

61

PENDAHULUAN

Indonesia
yang

nisbi

sebagai

tinggi

ektoparasit.

negara

merupakan

Diantara

tropis
sorga

dengan

dari

kelembaban

berbagai

terdapat

tersebut

ektoparasit

jenis

beberapa jenis yang menghisap darah hewan untuk kelangsungan
hidupnya.

Pada waktu menghisap darah, ektoparasit ini dapat

memindahkan

agen

penyakit

dari

hewan

ke

hewan lainnya,

parasit demikian disebut sebagai vektor.
Dari
sebagai

beberapa

vektor

ektoparasit

ditemukan

sering

yang

panyakit di Indonesia antara lain: Tabanus,

Chrysops,

Haematopota,

Stomoxys,

Haematobia,

Haematopinus.

Dari

Simulium

kurang

masih

Culicoides,
Nyamuk,
kesebelas
mendapat

Hippobosca,

Simulium,

microplus,

Boophilus
vektor

atas

di

dan

ternyata

baik mengenai

perhatian,

keberadaannya di Indonesia maupun peranannya sebagai

vektor

penyakit pada ternak.
Di

Indonesia

lalat

adapun nama lain yang

bufallo-gna t,

sering

hitam

dipakai

turkey-gnat,

dan

di

adalah

dan

termasuk

Simuliidae merupakan famili

yang

black-flies,

Australia

Lalat punuk berukuran

disebut sand flies.
berwarna

ini dikenal sebagai lalat punuk,

dalam
paling

lalat

kecil,

famili

ini

umumnya

Simuliidae.

homogen

dian tara

sub-ordo Nematocera lainnya.
Nenurut

Kettle

(1981)

diseluruh

terdapat 1.270 spesies dari 19 genera yng

dunia diperkirakan
telah

ditemukan,

1

tetapi

hanya

4

genera yang mempunyai kepentingan ekonomi,

yaitu Simulium,

Austrosimulium,

Genus

dan terpenting adalah Simulium dengan 1.000

terbesar

spesies yang terdapat dalam 38
berikutnya

adalah

dan

sisanya

lainnya.

dan Cnephia.

Genus

terbesar

kira-kira

12% dari

kemudian Austrosimulium

sebanyak

sebanyak

dengan

6%

tersebar

dalam

16

genera

Dari 43 spesies yang bertindak sebagai ektoparasit

atau vektor

terdapat

Austrosimulium,
Cnephia.

37

dan

Sepuluh

I

spesies

sapi,

spesies

dan

6

dari

masing-masing

Simulium,

4

dari

dari Prosimulium dan

diantaranya

vektor penyakit pada manusia,
ternak

sub-genera.

Prosimulium

semua spesies Simuliidae,
2%,

Prosimulium,

bertindak

sebagai

2 sebagai vektor penyakit pada

sebagai

vektor

penyakit pad a bangsa

unggas.
Penyebaran Simuliidae bersifat kosmopolitan,
pada
cocok

terutama

tempat yang banyak sungai-sungai atau anak sungai yang
sebagaitempat

beberapa

spesies

terpencil
terbatas

di
hanya

berkembangbiaknya,

yang

tengah
di

mendiami
lautan.

Australia

dan

pulau-pulau
Penyebaran

dan

bahkan
yang

terdapat

diseluruh

New Zaeland,

sedangkan

Neotropical,

110

Spesies

daerah zoogeographical dengan

jumlah terbesar 300 ditemukan di daerah
daerah

sangat

Austrosimulium

Prosimulium dan Cnephia meliputi daerah Holoartic.
Simulium

ada

di Ethiopian,

Palaeartic,

60

di

80 di Oriental dan

paling sedikit sebanyak 60 di Australia (Crosskey,1973).
Dari banyak spesies

yang

telah

diketahui,

beberapa

2

spesies yang penting,
S. rugglesi,
callidum,

S.

yaitu:

damnosum,

S.

croxtoni,

S.

aureum,

S.

neBvei I

ochreanum,

S.

S.

S. mexicanum,

col umbaczense,

S. parnassum, S. euryadminiculum, S. latipes,
S.

Austrosimulium

masalah,

S.

S. occidentale, S. nigroparvum, S. slossonase, S.

metal1icum, S. amazonicum,

pecuarum.

Simulium ornatum, S. venus tum,

quebecense,

S.

pestilens,

A.

Kesemua
baik

spesies

akibat

mellatum,

dan

bancrofti,

diatas

gigitannya

johannseni,

S.

banyak

secara

Cnephia

menimbulkan

langsung

maupun

perannya sebagai vektor penyakit.
Beberapa spesies dari Simuliidae ini,
menggigit,

tetapi

sebagian

besar

darah verteberata berdarah panas,
hewan

terutama

menghisap

darah

ditemukan hewan.

mamalia
manusia

dan
hanya

ditemukan tidak

menggigit dan menghisap
yang secara luas menyukai

bangsa

unggas,

sekali-sekali

sedangkan
bila

tidak

Akibat dari sifatnya yang menghisap darah

ini,

maka lalat punuk

yang

sifatnya

mampu memindahkan beberapa organisme

patogen,

seperti

beberapa

cacing filaria,

protozoa darah, dan beberapa virus.
Disamping Simuliidae dikenal sebagai
penyakit

pada

juga menyebabkan
khususnya

manusia,
gangguan

vektor

ternak sapi dan unggas,
yang

serius

pada waktu ledakan populasi.

akibat

beberapa
lalat ini
gigitannya

Akibat gigitan dan

penyakit yang dipindahkan menyebabkan kerugian ekonomi
cukup

yang

besar seperti penurunan produksi daging dan susu pada

ternak serta produksi telur pada unggas.

3

MORFOLOGI

Famili Simuliidae bersifat
dapat

dengan

sangat

sehingga

homogen,

cepat dan mudah untuk dikenali terhadap lalat

dari famili lainnya.

Lalat dewasa berukuran

cukup

kecil,

dengan panjang tubuh 1.5 - 4 mm serta mempunyai bentuk tubuh
bulat dan berpunuk pada bagian thorax (gambar 1).
Sesuai dengan namanya, pada umumnya lalat ini berwarna
hitam,

tetapi

ada beberapa spesies mempunyai warna kontras

dengan putih, perak,
yang

atau kuning terutama pada bagian tubuh

mempunyai rambut serta bag ian kaki,

dan ada juga yang

didominasi dengan warna oranye atau kuning terang

(Service,

1980) .

Pada

bagian

kepala terdapat sepasang mata yang besar

yang menempati hampir sebagian besar daerah

kepala.

Pada

lalat jantan mempunyai tipe mata "holoptic" yaitu kedua mata
saling
ada.

bertemu

diatas antena sehingga bagian "frons"

tidak

Sedangkan pada lalat betina kedua mata dipisahkan oleh

"frons" diatas

antena,

bent uk

seperti

ini

disebut

tipe

"dichoptic" (gambar 2).
Bentuk
lebih sarna,
membentuk

antena

pad a

lalat

jantan

dan betina kurang

yaitu terdiri dari beberapa segmen bulat
untaian

rapi

yang

Famili Simuliidae pada umumnya

mirip

dengan

mempunyai

kecil

manik-manik.

segmen

berjumlah

9 - 12 dengan masing-masing segmen berbentuk uniform, tetapi

4

Gambar 1. Pandangan lateral (kiri) dan dorsal
(kanan) dari Simuliidae betina dewasa

a

b

c
d

Gambar 2. Pandangan depan kepala Simuliidae
jantan (kiri) dan betina (kanan)
a.

mata majemuk;

c. proboscis;

b.

antena

d. palpus
5

yang

paling

banyak berjumlah 11,

Austrosimulium berjumlah 10,

hanya kadang-kadang pada

tetapi jarang

yang

mempunyai

jumlah 9 atau 12 (Kettle, 1981).
Mulut
yang

cukup kecil,

timbul

kebawah

dari

sehingga

disesuaikan

"maxilla palp" mempunyai 5 segmen

bag ian
mudah

untuk

dasar

mulut

terlihat.

menghisap

serta
Mulut

darah,

yaitu

menggantung
lalat

betina

dengan

adanya

"labrum" dengan gigi yang dapat digunakan untuk merobek, dan
beberapa

lalat

bet ina

yang

tidak

menggigit,

gigi

ini

mengalami atropi (Crosskey, 1973).
Thorax berbentuk konvek pada bag ian dorsalnya sehingga
mirip dengan punuk terutama pada lalat jantan.
lalat

"scutum"
menciri

jantan

untuk

pola

bet ina

terdapat

masing-masing

seperti

ini

spesies,

warna
sedang

rambut

yang

pada

lalat

jarang ditemukan (Datta,

Adapun menurut Service (1980),
ini dapat berwarna hitam,

pola

Pada bag ian

rambut pada bag ian

1973) .
"scutum"

putih, keperakan, kuning, oranye,

atau tersusun dalam pola yang beraneka ragam.
Sayap umumnya pendek tetapi lebar dengan
yang

besar

anterior

(gambar 3),

berkembang

"anal

lobe"

bagian radial sepanjang garis tepi

sangat

baik,

sedangkan

pada

bagian

medial dan cubital posterior mempunyai struktur yang lemah.
Pola

sayap

seperti

tetapi sangat efisien.
terdapat

ini meskipun kelihatannya lemah,
Lipatan

sayap

bag ian

sub-median

diantara percabangan yang khas yakni median 2 (M,)

dan cubital 1 (Cu,),

percabangan

ini

disebut

"sub-median

6

fold",

sedangkan vena cubital 2 (Cu,) mempunyai lekukan yang

berbetuk sigmoid,

kecuali di Amerika Selatan terdapat genus

Gigantodax yang mempunyai (Cu,) langsung (Kettle, 1981).
dan membran

Pada sisi thorax terdapat membran yang menciri,
ini

disebut

sebagai "pleural membran " yang terletak tepat

didepan pangkal sayap (gambar 4).
Bentuk kaki
dibandingkan

pada

dengan

terbagi atas coxa,
Pada
segmen

umumnya

sub-ordo

pendek

tetapi

Nematocera

trochanter,

femur,

kuat

lainnya.

didapatkan

berhubungan

gerigi

terutama

Menurut Sasaki et. al.,

dengan
pada

(1985),

leaki

dan tarsus.
エゥ「。セ@

dimana pada

bagian tarsus terdapat 5 segmen tarsomer,
terakhir

bila

kuku

yang

sering

lalat bet ina (gambar 5).
kuku ini dibedakan menjadi

tiga tipe , yaitu tipe S, tipe P, dan tipe T. Adapun spesies
yang

menyerang

menyerang

bangsa

menyerang

kedua

mamalia
burung
duanya

mempunnyai

tipe

S,

sedang

mempunyai

tipe

T,

dan

tipe

kuku

yang

bergigi

P

baik mamalia maupun bangsa burung.

Crosskey (1973), membagi bentuk kuku ini menjadi dua,
tipe

yang

dan

tipe

kuku

yang

yaitu

sederhana

(gambar 5).
Segmen abdomen bagian dorsal pertama
suatu

tonjolan

yang

dikenal

sebagai

berubah

'Ibasal

mempunyai rambut pada bagian pinggirnya (gambar
bagian

abdomen

lainnya

menjadi

scale'! yang

4),

sedang

sangat jernih khususnya pada lalat

bet ina karena mempunyai kemampuan untuk menggembung

sebagai

penampung darah.

7

s,

R'

Rs

M.

anal lobe

lipatan sub-median
(sub-median fold)

Cu.
An.

An,

Gambar 3. Pola sayap Simuliidae betina dewasa

so
st
pm

Gambar 4. Pandangan letaral
(se) scutum; (st)
(ht) halter; (bs)
(e,) coxa 1; (C2)
(c,) coxa 3; (pm)
bran.

thorax Simuliidae
scutellum;
basal scale;
coxa 2;
pleural mem-

3

NBLセM

ex
tr

B

セMエ@

c

Gambar 5. Kaki Simulium
A. Kaki Simulium Keseluruhan
(ex) coxa
(tr) trochanter;
(f) femur; (tb) tibia;
(t) tarsus; (cp) calpicala;
(pd) pediculus; (cw) kuku.
B. Kuku bergigi (tipe unggas)
C. Kuku sederhana (tipe mamalia)

sperrnateca

be ti n a

j a ntan

Gambar 6. Alat kelamin Simulium

9

Bentuk alat kelamin jantan berupa hypopygium kecil dan
kompak

yang penting artinya untuk taksonomi.

alat kelamin bet ina berbentuk batang
tunggal,

disampimg

mirip

Sedang ujung
huruf

"y"

dan

itu mempunyai spermateca yang berbentuk

sub-spherical (gambar 6).

10

SIKLUS HIDUP

Pada stadium awal
berhubungan

erat

dari

dengan

siklus

hidupnya,

Simuliidae

air dan hampir selalu membutuhkan

air mengalir

dalam

sungai

jernih dan berbatu-batu mulai dari sungai yang

yang

perkembangbiakannya,

kecil sampai sungai yang besar.
dari

telur

Lama

terutama

siklus

sungai-

hidup

mulai

hingga mencapai dewasa membutuhkan waktu antara

60 hari sampai 15 minggu atau lebih, hal ini tergantung dari
spesies serta keadaan iklim (Harwood dan James, 1979).

1. Telur
Pada waktu pertama
berwarna
gelap

putih

dan

Simuliidae

pucat,

akhirnya
umumnya

kali

telur

diletakkan

mula-mula

kemudian berubah menjadi putih agak

menjadi

coklat

mempunyai

atau

hitam.

ukuran panjang 0,1

Telur
0,4 mm,

berbentuk segi tiga dengan ujung tumpul, mempunyai pelindung
yang

lembut

serta

diselaputi

oleh

bahan

yang

lengket

(gambar 7).
Umumnya

telur-telur

tersebut diletakkan secara bergerombol

dengan jumlah kira-kira 150
pada

permukaan

batu-batu,

masih hidup atau yang
lainnya

yang

terdapat

sudah
di

600

atau

lebih,

pada tumbuh-tumbuhan
mati,
air,

atau

pada

diletakkan
baik yang
benda-benda

bahkan ada beberapa jenis

lalat yang bertelur pada saat terbang ,

kemudian melepaskan

telurnya satu persatu diatas permukaan air dan tenggelam.

11

d
e

r
go
h
....+--1

n

1

m
n

0
,

.

0

p
q

A
r

B

Gambar 7. Telur dan larva Simulium
A.1. Bentuk telur Simulium
2. Kumpulan telur Simulium pada permukaan daun
B.Pandangan lateral larva Simulium ornatum
(a) mouth brush; (b) antena; (c) eye spot;
(d) mandibula; (e) maxilla; (f) hypopharynx;
(g) labial plate; (h) proleg; (i) bakal kaki;
(j) bakal alat pernafasan; (k) bakal kaki;
( 1) bakal sayap; (m) bakal kaki; (n) bakal
halter; (0) syaraf sentral; (p) alat pencernaan; (q) kelenjar saliva; (r) posterior
circlet; (s) anal gill.

12

Pada

awal

perkembangan

telur-telur

embrionalnya,

Simulidae tidak dapat bertahan kalau tidak ada air, kemudian
akan menjadi tahan pada stadium "eye spot" dan
akan

berkurang

ketahanannya

lagi pada saat akhir perkembangannya (Ruhm,

1983) .
Waktu penetasan berkisar an tara 3 - 7
tergantung

pada keadaan suhu,

hari,

hal

ini

seperti telur S.venus tum akan

menetas dalam waktu 4 hari pada suhu 24 o C, 5 hari pada 18 o C,
sedang pada suhu
(Harwood

dan

70 C

akan

James,

menetas

1979)

dalam

Disamping

spesies Simuliidae yang menghasilkan

waktu

27

hari

itu ada beberapa

telur-telur

"dormant"

bila terdapat kondisi yang merugikan (Wotton, 1981).

2.

Larva
Larva

biasanya

ranting pohon,

ditemukan

rumput-rumput

melekat

atau

pada

reruntuhan

lain yang terdapat dalam air (William, 1985).
mendapatkan

6

stadium

antara 20 - 25 hari,

larva

batu-batu,
benda-benda

Datta (1983),

dengan lama stadium berkisar

tetapi hal ini

tergantung

dari

suhu

air, spesies, dan makanan ;y-ang tersedia.
Larva

yang telah tumbuh sempurna berukuran 3 - 8 mm ,

berbentuk seperti alat
tidak

jelas,

warna

sampai sangat hitam.
agak

memanjang.

pemukul,
mulai

licin,

silindris,

dari lwning suram,

segmen

putih kotor

Bagian kepala kelihatan menonjol
Antena

dan

terdiri dari 3 segmen yang tidak

jelas batasnya, mempunyai bintik mata "eye spot",

mandibula

13

berbentuk

oval dan dijumpai gigi pada ujungnya.

sekelompok "setae",
yang

bergerigi.

pada maxilla

terdapat

Mempunyai

"labial

Struktur yang paling jelas yang terdapat

pada bag ian kepala adalah adanya sepasang benda
dengan

yang

mirip

kipas yang disebut "mouth brush" seperti tampak pada

gambar 7, yang berfungsi untuk menyaring makanan.
pro-thorax terdapat suatu
yang

plate"

dilengkapi

dengan

terdiri dari tiga
terakhir

segmen

bag ian

tonjolan

yang

disebut

sederetan

kait

kecil.

yang

tidak

jelas,

dorsal terdapat "anal gill"

"posterior circlet" pada

Di bagian

bagian

ujung

"proleg"
Abdomen

pada

segmen

serta terdapat

abdomen.

Menurut

Snyder dan Linton (1983), jumlah "mouth brush" serta panjang
"anal gill" penting artinya untuk identifikasi (gambar 7).
Larva pada umumnya tidak berenang tetapi tinggal untuk
beberapa

waktu

pada

tempatnya

dengan

bantuan "posterior

circlet", tetapi sewaktu-waktu larva dapat berpindah tempat
atau merubah
"proleg l1

dan

posisinya

dengan

cara

melompat

saliva

pada

benda

melepaskan pegangannya agar dapat
sejauh

yang

benang-benang tersebut

rnereka

ditempati

menuju

ke

panjang benang sutera yang dihasilkan,

sudah arnan,

Bila

"posterior circlet" secara bergantian.

larva ini mendapat gangguan dari mahluk lain,
melekatkan

menggunakan

ditelan

dapat

kernudian

hilir

sungai

bila keadaan
kernbali

untuk

menuju ke tempat semula.
Menurut

Sen

dan

Fletcher

(1962) ,

larva-larva

membutuhkan oksigen yang cukup untuk kelangsungan

ini

hidupnya,

14

sehingga

banyak

dijumpai

dengan permukaan air,
kedalam.

Larva

larva-larva

tetapi ada juga yang

yang

tinggal

Perbedaan

kebutuhan oksigen,
keadaan

melebihi

kedalaman

tinggal dekat
ditemukan

ini

300

mm

kecepatan aliran air,

yang

(Kettle,

selain dipengaruhi oleh

juga dipengaruhi oleh keadaan

tumbuh-tumbuhan

agak

dekat dengan permukaan air

ditemukan dalam kedalaman tidak

1981).

yang

hidup

dalam

geografi,

air,

serta

dan faktor terpenting adalah suhu air

itu sendiri.
Chance (1970),

mengatakan bahwa larva Simuliidae pada

umumnya memakan partikel-partikel yang terdapat di dalam air
yang berukuran 10 - 100 pm dan maksimal
larva

ini

bakteria,

meliputi

crustacea

350

kecil,

pm.

Makanan

protozoa,

zat-zat organik yang membusuk baik

dari

algae,
tumbuh-

tumbuhan maupun dari hewan, bahkan ada beberapa yang memakan
sesamanya.
mengalami

Algae dapat melewati saluran pencernaannya tanpa
perubahan.

penc 7rnaannya
diatom

ternyata

(Wotton,

pada

thoraxnya,

hasil

sebanyak

1976).

dikenali dengan adanya
spot"

Dari

50%

Larva
tanda
dimana

penelitian dalam saluran
yang

yang

hitam

dimakan

telah

yang

nantinya

yakni

dewasa dapat

dinamakan

"gill

akan menjadi alat

pernafasan pada saat menjadi pupa.

3. Pupa
Pada saat mencapai stadium akhir,
kepompong'

untuk

kemudian

menjadi

larva akan memintal
pupa

dengan

kepala

15

menghadap ke arah aliran
selama

Stadium

air.

pupa

berlangsung

4 - 5 hari dan dapat lebih lama bila suhu air rendah

(Datta, 1983).

Pupa bersifat tidak aktif dan sebagian besar

tubuhnya tertutup oleh kepompong (gambar 9).

Pada

bag ian

kepala terdapat sepasang mata yang besar, sedang pad a bag ian
anterior

thorax

dijumpai

alat

pernafasan

yang dinamakan

"pupal gill" berbentuk cabang dan berfilamen.
abdomen

kait-kait

ditemukan

kecil

yang

Pada

bag ian

berguna

untuk

menyangkutkan dirinya pada kepompong.
Panjang,

dan jumlah

bentuk,

"pupal

gill"

bersifat

menciri untuk masing-masing spesies sehingga sangat membantu
untuk
pada

identifikasi,
abdomen,

disamping

karena

ini

dapat

permukaan

segera
air

atau

tidak

selalu

ada

untuk

Dalam keadaan darurat, pupa-pupa

menjadi

lalat

dewasa

dan

muncul

ke

dengan dilindungi gelembung udara yang dapat

mencegah dari kebasahan
batu-batu

ini

kait

spesies-spesies tertentu.

itu juga kait yang terdapat

a tau

dengan

tumbuh-tumbuhan

cara
yang

merangltak
terdapat

pada

di

air

(Service, 1981).
Umumnya larva-larva
menjadi

dewasa,

akan

besar ke permukaan air,
kepompong

yang

telah

yang

muncul

telah

tiba

untuk

seCara serentak dalam jumlah

kemudian segera

terbang.

Adapun

kosong biasanya masih dijumpai sisa-

sisa alat pernafasan setelah lalat keluar.
telah kosong ini

saatnya

Kepompong

yang

nilai taksonomi.

16

Gambar 8.

Kumpulan larva Simuliidae pada
sehelai rumput

A

B

Gambar 9. Pupa dan kepompong Simulium
A. Pupa dalam kepompong
B. Pupa tanpa kepompong

17

TINGKAH LAKU DI ALAM

Kedua jenis kelamin lalat jantan dan betina
sari

tumbuh-tumbuhan,

menghisap darah.

tetapi

menghisap

hanya lalat bet ina saja yang

Pada umumnya lalat

Simuliidae

mempunyai

lama hidup 2 - 3 minggu (Harwood dan James, 1979).
besar

lalat

ini

menghisap darah mamalia termasuk manusia,

dan bangsa burung.
sapi

Sebagian

Hewan-hewan besar

dan keledai,

yang

disukai

yakni

sedang manusia baru dimangsa kalau tidak

ditemukan hewan sebagai mangsanya (Service, 1980).
Pada umumnya lalat ini lebih menyukai menggigit daerah
kepala terutama daerah

sekitar

daerah telinga (Sutcliffs,

mata,

1986).

lobang

hidung,

Eichler (1971),
セQ・ョオイエ@

Simulium ornatum jarang menggigit daerah bagian

atau

kepala

ternak

sapi,

tubuh sepanjang kaki depan
sendiri,

ambing,

dan

atas

tubuh

tetapi menggigit daerah ventral
sampai

puting.

umbilicus,

umbilicusnya

Umbilicus merupakan daerah

yang paling banyak digigit karena disamping kulitnya
rambutnya jarang,

dan

tipis,

disekitar umbilicus sering dijumpai pusar

sehingga memudahkan lalat mencapai kulit.
Mekanisme menggigit dari lalat betina
darah

mempunyai

arti

yang

penting

pemindahan beberapa mikrofi1aria pada tubuh
ini

menyerang

secara

bergerombo1,

ke1uar dari genangan darah yang

yang

menghisap

da1am

kecepatan

hewan.

menghisap

dihasi1kan

oleh

La1at

darah

yang

lacerasi-

18

lacerasi
menggigit,
labrum

akibat gigitan lalat tersebut.

Pada waktu

mula-mula kulit dilonggarkan dengan

menggunakan

kulit

yang

kemudian

mempunyai gigi pada bagian ujungnya,

dirobek dengan gigi yang mirip seperti

gergaji

pada

ujung

mandibula serta ditembus dengan gigi-gigi yang terdapat pada
maxilla dan hypopharynx,

dan pada akhirnya labrum digunakan

untuk

luka.

membantu

hypopharynx

membuka

masuk

ke

Mandibula,

maxilla,

dan

jaringan host dan menembusnya hingga

mencapai kedalaman 120 - 150 mikron.
Darah dihisap lewat suatu
labrum pada bag ian depannya,

kanal

memungkinkan
banyak.

pharynx
dapat

Penghisapan

sehingga

Lewat saluran yang
dan

alat

menghisap

darah

oleh

ini

pencernaan

secara

ini,
jumlah

dalam

darah

terjadi

berhu-

lambat,

untuk dapat sampai kenyang membutuhkan waktu 4 - 6
bahkan ada yang sampai

menit,

Bila

lalat

tertutup

sedangkan pada bag ian belakang

ditutup oleh sepasang mandibula.
bung an langsung dengan

yang

seperempat

atau

satu

jam.

menghisap darah bangsa unggas lama meggigit berkisar 2

- 3 menit (Crosskey, 1973; Noble dan Noble, 1982).
Proses penghisapan darah yang lambat
erat

dengan

luka.

Disamping

itu,

Simuliidae

dapat

kulit dan bahkan langsung menembus ke dalam kapiler

seperti halnya pada nyamuk dan lalat
sudah

berhubungan

penularan mikrofilaria dari kulit yang dihisap

dari kulit yang
menusuk

ini

menggigi t

lalat

ini

tse-tse,

dan

apabila

suli t untuk dicabut (Crosskey,

1973) .

19

Lalat ini menggigit induk semangnya
(exophagic)
Famili

dan

beristirahat

Simuliidae

diluar

di

kandang

kandang (exophilic).

tinggal

umumnya

luar

pohon-pohon

pada

disepanjang pinggiran sungai dan mengikuti gerombolan ternak
yang

berpindah tempat.

sore hari,
yang

Lalat ini aktif pada pagi hari dan

dan beristirahat pada siang

tumbuh

di

dekat

permukaan

hari

di

pepohonan

Eichler (1971),

tanah.

menemukan bahwa lalat akan aktif jika

terdapat

angin

yang

tidak

terdapat

angin

yang

kegiatan

sarna

terlalu

kecepatannya
sekali,

kencang,

melebihi

disamping

seperti

pada

seperti

warna biru,

m.p.h
juga

jika

cahaya

ada

yang

terlalu

pada

terang

Menurut Bradbury dan

Simuliidae dapat membedakan

berbagai

macam

Simul i um venus tum lebih tertarik pada

Prosimulium mixtum,

Simuliidae
dapat

tidak

aktifitas lalat akan berhenti

ada

warna hitam, merah, dan biru,

dan

bila

siang hari yang panas.

Bennet (1974),
Harna,

5

itu

bila ada hujan dan

dan

dan S.

vittatum

menyukai

tetapi warna kuning tidak.

mampu menempuh perjalanan yang cukup jauh,

terbang

perkembangbiakannya

hingga

mencapai

225

km

dari

tempat

baik dengan bantuan angin maupun tidak

(Gaffar, 1985).
Perkawinan terjadi disekitar tempat perkembangbiakannya,

tetapi

beberapa spesies melakukan di permukaan tanah,

sebagian besar berlangsung pada saat terbang.

Lalat jantan

dapat

50

mengenali

lalat

betina

sampai

jarak

em

dan

mengikuti lalat betina untuk mengadakan perkawinan.

20

Lalat

bet ina meletakkan telur-telurnya pada permukaan

batu-batuan,
terendam

di

tumbuh-tumbuhan,
dalam

air.

serta

benda-benda

Menurut Sen dan Fletcher (1962),

Simulium maculatum mampu menyelam hingga mencapai
1

kaki

untuk

bertelur,

sedangkan

telur-telurnya sambil merangkak
terdapat

dibawah

yang

permukaan

air.

equinum meletakkan

S.

pada

kedalaman

ranting-ranting
Ladle at. al.,

melaporkan adanya telur-telur lalat yang ditemukan

yang
(1985)

dicelah-

celah serpihan tanah.
Sebagian
mematangkan
flanautogeneus",

besar

lalat

bet ina membutuhkan darah untuk

telur-telurnya,

keadaan

sedangkan

yang

lalat

ini

mampu

disebut
mematangkan

telur-telurnya tanpa membutuhkan darah, disebut "autogeneus"
seperti pada Simulium noelleri ('votton,

1982).

21

PERANAN LALAT PUNUK DALAM KEHIDUPAN HEWAN

1. Akibat gigitan lang sung
Baik di negara tropis maupun tidak,
menyebabkan

masalah

menghisap darah,
perdarahan,

gigitan

yang

pembengkakan lokal,

sampai

cukup

serius.

Selain

gigitan lalat ini menimbul kan rasa sakit,
serta peradangan, dan juga

sering disertai dengan iritasi yang
hari

lalat punuk dapat

beberapa minggu,

hebat

selama

beberapa

sehingga menimbulkan ketidak

tenangan pada hewan ternak.
Lalat ini menyerang sapi secara bergerombol
pada daerah mata,
ambing,

puting,

terutama

lobang hidung, lobang telinga, umbilicus,
dan scrotum.

Biasanya pada saat

terjadi

serangan mendadak, kawanan ternak sapi akan begerak beramaisecara

ramai

bergerombol,

akibatnya

sapi-sapi

muda atau

anak-anak sapi akan terpisah dari induknya dan terinjak
injak sehingga mengakibatkan hal yang fatal.
ada

sekumpulan

ternak

sapi

yang

Kadang-kadang

berkubang di tanah yang

becek untuk melindungi dirinya dari gigitan lalat.
(1984)

mengelompokkan

Farkas

bentuk kelainan kulit akibat gigitan

lalat ini menjadi 6 bentuk, yaitu : oedematous, erythematous
oedematous
(bentuk

(bentuk

plegmonoid),

erysipeloid),
haemorrhagic

inflamatory-indurative
plaque,

haemorrhagic

nodules, dan haemorrhagic vesicels.
Menurut
ornatum

Eichler

(1971),

sebagian

menggigit bagian ventral tubuh,

besar

Simulium

yaitu : umbilicus,

22

ambing,

dan

Sedangkan

puting,

S.

jarang

menggigit
umumnya

erythrocephalum

daerah

menyerang sapi pada

daerah kepala, leher, lengan, dan abdomen,
menirnbulkan

vesicula

dan

papula

yang

gigitannya dapat
mirip dengan kutil

(Hart)

(Soulsby,

lalat

punuk dapat menyebabkan oedema pada kepala,

1971) .

Di India kuda-kuda

yang

lengan, serta penis (Sen dan Fletcher, 1962).
melaporkan

adanya

anak-anak

Aus trosimuli um pestilen s

dan

lobang

kesulitan

hidung

sehingga

bernafas,

domba

dan A.

disarnping

kepala.

digigit
abdomen,

Seddon (1967)

yang

diserang

bancrofti pada bagian mat a

menyebabkan

kebutaan

dan

itu kedua spesies lalat ini

juga menyerang kanguru dan wallabis.

Di Canada

dilaporkan

bahwa S. luggeri yang rnernpunyai penyebaran sangat luas telah
menyerang

sebagian

besar

ternak

mamalia,

lalat

mengerubung di daerah kepala dan dapat mengakibatkan

ini

stress

serta hiperaktif pada hewan (Fredeen, 1985).
Di

Amerika

banyak gangguan
Amerika

selatan

utara,
pada

ternak,

dapat

khususnya pada kerbau.

Prosimulium

dan

mixtum

Cnephia

rnembinasakan

menirnbulkan
dari

pecuarum

sekawanan

ternak

Sedangkan Simulium ,-i ttatum menyebar

seCara luas di Amerika Serikat dan menyebabkan iritasi
ternak,
kesakitan

pada

begitu juga dengan S. meridionale menyebabkan angka
yang

tinggi

pada

ternak

kalkun

(Schmidt

dan

Roberts, 1981).

23

2. Sebagai vektor penyakit
Akibat dari sifat lalat ini yang menghisap darah, maka
Simuliidae

mampu

untuk memindahkan beberapa organisme yang

sifatnya patogen,

beberapa spesies terlibat sebagai

beberapa

filaria

cacing

(termasuk manusia),
dipindahkan
1982),

oleh

Simulium

dan

yaitu

virus,

Eastern

Equine

Onchocerca

darah

Trypanosoma,

Penyakit

pada

serta

Venezuelan

Equine

yang

et.

unggas

beberapa

Vesicular

Encephalitis,

mamalia

manusia

(Shelley

amazonicum

protozoa

pada

pada

Nansonella ozzardi

dan beberapa

Leucocytozoon

genus

vektor

セ@

seperti
dari arbo

Encephalitis,

Stomatitis,

dan

Myxomatosis pada kelinci.

a. Onchocerciasis

Adalah suatu

penyakit

yang

disebabkan

oleh

Penyakit ini

filaria Onchocerca spp yang terrnasuk Nematoda.
dapat

rnenyerang

kambing,
pada

hewan

dan domba.

rnanusia.

Simuliidae

dan

ternak

antara

lain: sapi,

Bahkan penyakit ini

dapat

Ceratopogonidae.

Penyakit

gejaia-gejaia : rasa gatal yang hebat,

kuIit,

nodul-nodul pads subcutsn.
dikenal

kuda,

rnenyerang

Sebagai vektornya adalah lalat dari farnili

dengan

ini

cacing

sebagai

"river

ini

fissura pads

Pada manusia,

blindness"

ditandai

penyakit

karena

dapat

menyebabksn kebutaan.
Onchocerciasis pad a ternak sapi di Inggris
oleh

Onchocerca

gut turosa

yang

di tularksn

disebabkan

oleh Simul i wn

24

ornatum dengan morbiditas

disebabkan

oleh

O.

morbiditas 100%.

mencapai

armillata,

50%,

dan

sedang

bahkan

Sedangkan di Australia,

di

India

bisa mencapai

lalat dari famili

Ceratopogonidae bertindak sebagai vektor O. gibsoni (Seddon,
1967) .
Cacing

dewasa

Onchocerca

sering ditemukan pada

spp

ligamentun nuchae dan ligamentum gastro-splenic
terlihat

pada

pada

ligamentum

cervical is

vertebrae thoracalis (Beesly,
dilakukan

di

hanya

waktu pemeriksaan post-mortum atau terkadang

terlihat sebagai nodul-nodul pada subcutan,
juga

yang

rumah

po tong

sebelah

1973).
hewan

serta ditemukan
atas

hingga

Suatu survey

pernah

pad a

sapi

ditemukan sebanyak 746 dari 1591 kasus karena

Inggris

di
O.

gutturosa

pada ligamentum cervical is yang diperiksa (Nelson, 1973).
Menurut Eichler (1973),
di daerah

umbilical.

umumnya mikrofilaria terpusat

Mwai.ko

(1979),

melaporkan

adanya

mikrofilaria O. gutturosa ditemukan pada umbilicus, scrotum,
dan

ambing.

Dan bahkan ada juga yang ditemukan di stroma

cornea mata (Cello,
menimbulkan

1971) .

Di India

O.

armillata

dapat

lesi-lesi serta nodul-nodul pada lapisan intima

aorta dan aneurysma pa.da sapi dan domba
1983; Nasseri et.

(Kaul

dan

Prasad,

1986).
セ@

O. gutturosa yang telah terhisap Simulium
セャゥォイッヲ。@

ornatum dapat berkembang menjadi stadium larva yang infektif

dalam

Haktu

mikrofilaria

sekitar
yang

3

minggu

terhisap

(Ei.chler,

lalat

1971).

bervariasi.

Jumlah
Dalam

25

penelitian

terhadap

terinfeksi berat,

lalat yang menggigit seekor hewan yang

dari

80

sampel

yang

diambil

ternyata

didapatkan rata-rata seekor lalat mengandung 80 mikrofilaria
(Eichler, 1971).

b. Ornithofilaria fallisensis
Adalah

jenis

filaria

Filaria ini pertama
jenis

"White

kali

Pekin"

menginfeksi

dilaporkan

yang

Algonquin Park Ontario.

yang

anak

menyerang

dipelihara

di

Mikrofilaria dari

anak

luar

O.

itik.
itik

rumah

di

fallisensis

berkembang hingga menjadi stadium infektif di tubuh Simulium
venus tum,

S. parnassum, dan S. rugglesi serta beberapa dari

subgenus Eusimulium seperti S. euryadminiculum, S. croxtoni,
dan S.

latipes.

stadium

infektif

Perkembangan mikrofilaria
membutuhkan

waktu 7 -

untuk

mencapai

14 hari tergantung

dari suhu (Anderson, 1956 Dalam Crosskey, 1973).

c. Leucocytozoonosis
Adalah suatu penyakit yang
darah

yang

unggas.

dalam

oleh

protozoa

penyebab-penyebab

malaria

Protozoa ini telah dilaporkan menimbulkan wabah di

Thailand,
Malaysia,
dikenal

digolongkan

disebabkan

India,
Korea,

dengan

Birma,

Ceylon,

dan Indonesia.
nama

"Bangkok

Philipina,

Singapura,

Di Thailand penyakit ini
haemorrhagic

Disease".

Sedangkan di Indonesia penyakit ini telah dikenal pada
sejak

tahun

1912

di Sumatera (Ditkeswan,

1982).

ayam
Selain

26

menyerang ayam
kalkun,

parasit

burung

ini

puyuh,

juga

menyerang

itik,

angsa,

burung merpati dan

burung belibis,

burung gagak (Soulsby, 1971).
Beberapa
Simuliidae

spesis

sebagai

Leococytozoon
intermediate

dimasukkannya sporozoid yang

kemudian

Leucocytozoon

Culicoides

caul 1 eryi

pada

spp,

itik

dan

oleh

yaitu

host,
dibawa

darah menuju berbagai sel dalam tubuh.
oleh

dipindahkan

dengan

oleh

aliran

Pada ayam disebabkan

yang

dipindahkan

angsa

oleh

oleh

L.

simondi

S. euryadminiculum, dan

dipindahkan oleh Simulium venustum,

S. rugglesi, sedangkan pada kalkun disebabkan oleh L. smithi
dengan

vektor

S.

occidentale,

slossonase (Fallis et.
Penyakit

ini

セ@

dapat

S.

menimbulkan

gejala

klinik atau

Gejala klinik

yang

diamati diantaranya adalah : tinja berwarna hijau,

kematian

muntah

S.

1974).

adakalanya tanpa gejala klinik.

hilang nafsu makan,

dan

nigroparvum,

darah,

akibat adanya kollaps.

tidak menimbulkan gejala klinik

paralisa,

dapat

depresi,

dan

diikuti

Sedang pada penyakit yang
ditandai

dengan

penurunan

produksi telur, daya tetas, serta penurunan berat badan.

d. Avian Trypanosomiasis
Parasit

inl

berkembang

dan menjadi stadium infektif

dalam ornithophilic Simuliidae selain itu
aegypti.

Bennet (1961),

juga

pada

Aedes

melaporkan bahwa kemungkinan yang

menjadi vektornya di Algonquin Park Canada

adalah

Simulium

27

S. latipes, S. quebecense, S. croxtoni, S. rugl1esi

aureUlll,

dan Prosimulium decemarticulatum.

e. Venezuelan Equine Enchepalitis (VEE)
Penyakit ini biasanya disebut juga

Venezuelan

Equine

Encephalomyelitis atau Pesta Loca, yaitu suatu penyakit yang
disebabkan

oleh

virus

(arbo-virus).

pertama kali diisolasi di Venezuela.
dengan

kematian

yang

Equador, Brazilia,
Caribia.

tinggi

Peru,

Penyakit

Sejak

itu

epidemik

dilaporkan juga di Colombia,

Panama,

ini

Penyakit ini untuk

Nicaragua,

bahkan

Mexico,

dan

telah dilaporkan menyebar

sampai ke Florida dan Texas (Ditkeswan,

1982;

Andrewes et.

1978).
セ@

Selain
manusia,

menyerang

kuda,

dan

rodensia,

virus

bangsa

juga

ini

menyerang

(Service,

burung

1980) .

Kerugian yang ditimbulkannya berupa kematian pada kuda,
yang

lebih

penting

zoonosis.

lagi

Homan et.

mexicanum

dan

kemampuan

sebagai

vektor

maupun epizootik

dari

alphavirus

famili

penyakit

ini

bersifat

(1985) melaporkan bahwa Simulium
セ@

dari

metallicum

S.

dari

karena

dan

mekanik

strain

Colombia
yang

VEE.

virus RNA dengan ukuran 60

70

bersifat enzootik

Virus

Togaviridae.

mempunyai

VEE

termasuk

Virus ini tergolong

nanometer

dan

mempunyai

pembungkus yang mengandung lipida.
Gejala
anorexia,

klinis

depresi,

pada
mencret,

kuda

ditandai

encephalitis,

dengan
dan

demam,

kematian,

28

Sedangkan pada

tetapi gejala encephalitis tidak selalu ada.

manusia ditandai dengan demam, sakit kepala, dan juga gejala
pada

susunan

syaraf pusat an tara lain: tremor,

dan lethargi.
tahun

1962

Pada waktu terjadi wabah di
sampai

tahun

1964

pada

ditemukan

gejala

susunan syaraf pusat dan 300 meninggal (Andrewes,
Di Indonesia belum ada laporan tentang

1978).
セ@

Venezuela

terdapat lebih dari 30.000

manusia yang terinfeksi dengan 1199 kasus
pada

diplopia,

et.

adanya

penyakit VEE ini.

f. Eastern Equine Encephalomyelitis (EEE)
Adalah

suatu

penyakit

yang ditularkan nyamuk maupun

lalat pada kuda, dan kadang-kadang menyerang manusia.
yang

menjadi

vektor

meridionale dan S.
Crosskey,

penyakit

ini

adalah

johannseni (Anderson et.
Penyakit

1973).

ini

Lalat

Simulium.
1961 dalam

セ@

ditandai

dengan

gejala

encephalitis dan kematian.

EEE tersebar di Amerika Serikat

bagian timur tidak termasuk

Michigan

Canada,

Caribia,

Amerika selatan

1978).
セ@

Penyakit

ini

kerugian yang cukup besar pada peternakan kuda,

yaitu berupa kematian
kelumpuhan,

et.

juga

Wisconsin,

sebagian Amerika tengah,

sampai Argentina (Andrewes,
menimbulkan

dan

dan

lebih

dan

hilangnya

penting

lagi

tenaga
karena

kerja

karena

penyakit ini

bersifat zoonosis.
EEE
mempunyai

disebabkan
ikatan

oleh

antigenik

alphavirus

RNA,

virus

ini

yang sama dengan virus Western

29

Equine Encephalomyelitis dan Venezuean
dan

termasuk

dalam

dapat mengaglutinasi
(Ditkeswan,

Togaviridae,
sel

1982).

Kuda

atau lalat yang membawa
sakit

dengan

kuda

darah

waktu

Encephalitis

disamping
merah

itu virus ini

angsa

atau

unggas

tertular melalui gigitan nyamuk

virus,

sehat.

serta

kontak

antara

kuda

Manusia dapat tertular melalui

gigitan vektor atau kontak
pada

Equine

langsung

dengan

jaringan

kuda

memo tong atau melalukan pemeriksaan pasca mati.

Sedangkan pada burung penularan dapat terjadi secara

kontak

atau melalui udara.

g. Infectious Myxomatosis
Merupakan
Anggora, Belgia,

penyakit

yang

fatal

Flemish Giant,

pada

kelinci

jenis

dan kelinci liar di Eropa.

Penyebabnya adalah beberapa strain dari poxvirus.

Virus ini

dipindahkan oleh beberapa jenis nyamuk,

tungau,

dan

Simuliidae

Menurut

Mykytowycs

yang

menggigit

kelinci.

lalat

(1957), di Australia yang menjadi vektor penyakit ini adalah
Simulium melatum.

Tanda-tanda klinis
mata

keluar

dapat

mencapai

pembengkakan
akut,
gejala,

leleran

scrotum

meliputi

cunjunctivitis,

putih (milky discharge),
pembengkakan

pada

pada hewan jantan.

lesu,

daerah

dari
suhu

kepala,

Pada bentuk yang

kelinci biasanya mati dalam waktu 48 jam

sejak

awal

dan apabila hewan tidak mati akan terlihat gejala :

depresi, kulit kasar,

oedematous pada kelopak mata,

bibir,

30

Pada

telinga.

dan

bedah

bangkai

biasanya

terlihat

pembengkakan limpa dan limpa berwarna hitam.

h. Vesicular Stomatitis

Penyakit ini dikenal juga
Berlepuh

(RML),

Sore Mouth,

dengan

nama

dan Sore Nose.

Radang

Mulut

Penyakit ini

mula-mula secara alami dikenal paling banyak menyerang kuda,
tetapi kemudian terjadi terutama pada sapi dan
ditandai

babi.

RML

dengan timbulnya bercak-bercak (macula) atau lepuh

(vesicula) di mulut, dekat teracak, dan pada puting susu.
Rl'lL timbul secara

Serikat

dan

Canada, sedang wabah RML pernah berjangkit di Argentina

dan

Brazil.

Penyakit

ini

sporadis

di

Amerika

pernah juga diketemukan di Mexico,

Panama, Costa Rica, Peru, dan Equador.
Penyebab penyakit RML adalah virus RNA yang

berbentuk

batang atau peluru dengan ujung yang satu bulat sedang ujung
yang lain pipih.

Berdasarkan bentuk morfologinya, virus ini

termasuk rhabdovirus.
Schnitzlein
virus

RML

terinfeksi

telah

dan

diisolasi

dari

(1985),

malaporkan bahwa

kuda-kuda

yang

telah

dari lalat Simuliidae pada waktu terjadi ledakan

populasi di Colorado.
dipindahkan

Reichmann

Disamping

oleh lalat kandang,

itu,

penyakit

Tabanus,

ini

Chrysops,

juga
serta

beberapa jenis nyamuk (Ditkeswan, 1982).
Di negara yang pernah berjangkit penyakit ini kerugian
ekonomis umumnya tidak besar.

Kerugian ekonomi terdiri dari

31

penurunan berat

badan,

hewan

perpindahan hewan dibatasi.

lama

menjadi

gemuk,

serta

Kejadian RML di Indonesia belum

pernah dilaporkan.

32

KERUGIAN EKONOMI

Beberapa

kerugian

ekonomi

gigitan serta penyakit yang
lain

pada

sapi

ditimbulkan

dipindahkan

menyebabkan

lalat

penurunan

ini

be rat

badan

dan perkembangbiakan yang terhenti atau terganggu,

penurunan produksi telur,
badan.

Pada

berkurang.

dari

dan

merumput

hal

akibat

antara

poroduksi

yang

ini

akibat

turunnya

serta laktasi

susu,

yang

unggas

kegiatan

menyebabkan

daya tetas, serta penurunan berat

Disamping itu menyebabkan kematian

berbagai

ternak

serta hewan liar.
Contoh

klasik

yang

dalam menggambarkan

sering

keganasan

dikemukakan para penulis

serangan

lalat

ini

adalah

peristiwa yang terjadi pada abad ke 18 di tepi sungai Danube
di

Eropa

tengah,

dimana Simulium columbaczense dilaporkan

telah membunuh sebanyak 20.000 ekor hewan meliputi

kuda,

sapi, domba, kambing, babi, menjangan, kelinci, serta hewanhewan lainnya (Service,

1980;

Crosskey,

1973 dan Soulsby,

1971).
Fredeen

(1985)

melaporkan

bahwa

akibat

ledakan

populasi yang terjadi pada tahun 1978 di Saskatchewan,
sapi po tong menimbulkan kerugian sebesar $ 2,9

juta

pada
akibat

kelahiran yang diperpanjang, kematian, penggantian sapi-sapi
jantan

yang

lemah,

pelayanan veteriner,

mskanan.

Sedangkan

bertambahnya
perbaikan pagar,
pada

sapi

biaya

untuk

pekerja,

dan penambahan jatah

perah,

kerugian ditaksir

33

sebesar $

57.000

produksi

susu

akibat

turunnya

produksi

dimana

susu,

sapi-sapi yang terkena tidak kembali seperti

pada keadaan semula.
Di Australia,
delapan

minggu

kematian anak-anak domba

dapat

juga

serta

selama

sehingga menimbulkan

gangguan sesak nafas (Seddon,

banjir

berumur

mencapai 20% akibat lalat-lalat yang

menyerang pada bagian mata dan hidung,
kebutaan

yang

Quensland

di

pada

1967) .

Dan
1974,

tahun

Austrosimulium pestilens menyebabkan penurunan produksi susu

hingga 15%.
Menurut

Harwood

dan

James (1979),

tahun 1944 - 1948 lebih dari 1000
akibat gigitan lalat ini.

ternak

16.000

dan

13.000

kematian

001 umbaozense,

mati

pertahunnya

Sedangkan di kawasan Balkan pada

tahun 1923 dan 1948 berturut-turut terjadi
sebanyak

di Canada antara

ekor

ini

kematian

ternak

akibat gigitan Simulium

diduga

akibat

yang

toxin

dihasilkan kelenjar ludah lalat pada saat menggigit.
Pada

tahun

Missisippi,

1897,

Cnephia peouarum menyebabkan kematian

besar ternak sapi,
tetapi pada

besar,

peouarum

ekor.

di sepanjang sungai dataran rendah

yang

sejumlah

kemudian berkurang setelah adanya banjir
tahun

1931

menyebabkan

timbul

kematian

lagi

serangan

c.

keledai sebanyak 1000

Kemudian di Yugoslavia dan Rumania, serangan Simulium

oolumbaczense pada tahun 1930

menyebabkan

kematian

ternak

sebanyak 1.000 ekor.

34

PENANGGULANGAN

Ada

beberapa

cara yang dapat digunakan untuk mengen-

dalikan lalat punuk ini,
fisik dan mekanis,

antara lain: (1)

Kontrol

secara

(2) Kontrol melalui praktek tata laksana,

(3) Kontrol secara alami,

(4) Kontrol dengan senyawa kimia.

1.Kontrol secara fisik dan mekanis
Pemberantasan

secara

fisik

cara menangkap dan membunuhnya,

dan mekanis yaitu dengan

tetapi cara ini sangat tidak

efektif karena lalat ini sangat kecil sehingga
melakukannya.

Alternatif

ini

cukup

untuk

lain yaitu dengan cara memasang

kelambu disekeliling kandang,
tindakan

sulit

baik

misalnya pada

kandang

ayam,

untuk mencegah masuknya lalat ke

dalam kandang.
Pada manusia dapat dilakukan

dengan

menggunakan

jala kepala yang halus,

yang diikat

ujungnya,

orang-orang
(Brown,

yang

hal

ini

bepergian

di

melindungi

diri

lengan baju dan celana

dilakukan
daerah

terutama
lalat

untuk

simuliidae

1969).

Cara lain yaitu dengan

merubah

lingkungan

pradewasa

lalat ini, seperti membersihkan·rump