Sumber Data D B.IND 1201342 Chapter3

76 Fatmahwati A, 2016 TRADISI LISAN BESESOMBAU MELAYU TAPUNG: STRUKTUR, FUNGSI, REVITALISASI, PEMANFAATAN BAGI MASYARAKAT, DAN IMPLIKASINYA PADA PEMBELAJARAN BAHASA U niversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu tersebut digunakan sebagai bahan perbandingan untuk memperdalam pemahaman terhadap tradisi lisan besesombau Melayu Tapung.

D. Sumber Data

Sumber data penelitian ini adalah 1 para penampil tradisi lisan besesombau, 2 pemimpin dan pemuka adat, 3 budayawan dan pemerhati budaya Melayu Tapung, 4 pejabat pemerintah desa, 5 partisipan penonton, dan 6 anggota masyarakat Desa Sekijang. Peneliti sendiri berperan sebagai partisipan pengamat observer participant dan turut serta sebagai penggerak program revitalisasi besesombau di Desa Sekijang. Di antara sumber data tersebut ada yang dijadikan sebagai informan utama dalam penelitian ini. Adapun kriteria orang-orang yang dijadikan informan dalam penelitian ini adalah 1 fasih berbahasa Melayu Tapung, 2 memahami tradisi lisan besesombau dan kehidupan sosial budaya MMT Sekijang, 3 mempunyai kemampuan untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan pengalamannya, 4 penduduk asli MMT Sekijang, dan 5 terlibat dalam performansi besesombau. Penampil besesombau yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah Bapak Yusran 57 tahun, Bapak Arifin 45 tahun, Bapak Kiman 60 tahun, Bapak Siharuddin 55 tahun, dan Bapak Abdul Rahim 32 tahun. Seluruh informan penampil besesombau ini pernah menjabat sebagai mamak soko dan mamak pucuok suku masing-masing. Selain mereka juga terdapat seorang penampil besesombau lainnya, Bapak Zamzami 50 tahun, yang biasanya tampil untuk besesombau pembukak kato dan besesombau penutuik kato. Bapak Zamzami tidak atau belum pernah menjabat sebagai kepala suku sehingga tidak diperkenankan untuk melakukan besesombau lainnya. Pemimpin atau pemuka masyarakat, budayawan dan pemerhati budaya Melayu Tapung, dan pejabat pemerintah desa yang berperan sebagai informan adalah Bapak Bustami 86 tahun, Bapak H. Nawas 85 tahun, Bapak Haji Jawanis 56 tahun, Bapak Udin 61 tahun, Bapak H. Ahmad Taridi 36 tahun, kepala desa, Bapak 77 Fatmahwati A, 2016 TRADISI LISAN BESESOMBAU MELAYU TAPUNG: STRUKTUR, FUNGSI, REVITALISASI, PEMANFAATAN BAGI MASYARAKAT, DAN IMPLIKASINYA PADA PEMBELAJARAN BAHASA U niversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Hasmi 45 tahun, Ibu Arzuma 57 tahun, Ibu Zeni 55 tahun, Ibu Suwarni 51 tahun, dan Ibu Murni 49 tahun. Para informan tersebut juga dijadikan responden penelitian. Partisipan lainnya yang dijadikan responden penelitian adalah para penonton dan anggota masyarakat, baik yang asli Melayu Tapung maupun yang berasal dari suku lain.

E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian