Tinjauan Atas Prosedur Pemberian Hibah dan Bansos Pada Bagian Parsosmas Dinas Sosial Kota Bandung

(1)

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Program Studi S-1

Program Studi Akuntansi

Oleh : Lestari Sibuea

21110223

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

iv DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR TABEL... vi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek ... 1

1.2 Tujuan Kerja Praktek ... 4

1.3 Kegunaan Kerja Praktek ... 4

1.4 Metode Kerja Praktek ... 5

1.5 Lokasi dan Waktu Kerja Praktek ... 5

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat Dinas Sosial Kota Bandung ... 8

2.2 Struktur Organisasi ... 9

2.3 Deskripsi Jabatan ... 10

2.3.1 Tugas Pokok dan Fungsi ... 10

2.4 Aspek Kegiatan Dinas Sosial Kota Bandung ... 23

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek ... 26

3.1.1 Prosedur ... 26


(3)

v

3.1.4 Pengertian Bansos ... 29

3.2 Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek ... 30

3.2.1 Prosedur Pemberian Hibah dan Bansos ... 30

3.2.2 Dokumen persyaratan pencairan yang digunakan dalam Pemberian Hibah dan Bansos... 33

3.3 Pembahasan Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek... 34

3.3.1 Analisis Prosedur Pemberian Hibah dan Bansos... 34

3.3.2 Analisis Dokumen persyaratan pencairan yang digunakan dalam Pemberian Hibah dan Bansos ... 35

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan ... 36

4.2 Saran ... 36

DAFTAR PUSTAKA ... 38


(4)

38

DAFTAR PUSTAKA

Ardiyos, 2004.KamusBesarAkuntansi, Citra Harta Prima, Jakarta. Kamus Besar Bahasa Indonesia keluaran Balai Pustaka edisi kedua. Modul Peraturan Walikota. 2012. Revisi ke 1. Pemerintah Kota, Bandung. Modul Manual Mutu Dinas Sosial Kota Bandung.

Mulyadi. 2001. SistemAkuntansi, Edisi 3. SalembaEmpat, Jakarta. Sumadji, 2006.AkuntansiPemerintahan, SalembaEmpat, Jakarta.

www.elibunikom.ac.id


(5)

Nama : Lestari Sibuea

Alamat : Jl. Alu Lk XVIII Kel.Belawan Bahagia, Kec.Medan Belawan, Sumatra Utara

Telepon : 085794032091 Tanggal Lahir : 15 Agustus 1991 Tempat Lahir : Belawan

Agama : Islam

Gender : Perempuan

Status : Belum Menikah

Kewarganegaraan : Indonesia

Institute Tempat Periode

SD : SDN 060968 Belawan 1998 – 2004

SMP : SMP HANGTUAH-1 Belawan 2004 – 2007

SMA : SMA HANGTUAH Belawan 2007 – 2010

KULIAH : Universitas Komputer Indonesia Bandung 2010-Dalam Proses Dengan ini saya menyatakan bahwa semua keterangan yang saya berikan seluruhnya benar.

Hormat Saya,

Lestari Sibuea LATAR BELAKANG PENDIDIKAN FORMAL


(6)

i

KATA PENGANTAR

Assalammualaikum Wr.Wb

Dengan memanjatkan puji serta syukur kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek di Dinas Sosial Kota Bandung. Laporan kerja praktek yang berjudul “TINJAUAN ATAS PROSEDUR PEMBERIAN HIBAH DAN BANSOS PADA BAGIAN PARSOSMAS DINAS SOSIAL KOTA BANDUNG” ini penulis ajukan untuk melengkapi salah satu mata Kuliah Kerja Praktek.

Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan baik dalam pengumpulan data maupun tata cara penyusunan, pembahsan masalah serta penyajiannya mengingat keterbatasan kemampuan dan ilmun yang penulis miliki. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak yang sifatnya membangun.

Terselesaikannya Laporan Kerja Praktek ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartika., SE., Spec.Lic selaku Dekan Universitas Komputer Indonesia.


(7)

ii

mengarahkan penulis dalam menyusun Laporan Kerja Praktek.

4. Inta Budi Setyanusa, SE., M.AK selaku Dosen Wali 4AK5 yang telah memberikan dukungan dan saran kepada penulis.

5. Bapak / Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia. 6. Ibu Hj. Siti Masnun Samsiati, SH, selaku Kepala Dinas Sosial Kota

Bandung.

7. Ibu Dra. Yanti Erlinawati, M.Si, selaku Kepala Bidang Partisipasi Sosial & Masyarakat di Dinas Sosial Kota Bandung.

8. Ibu Yayah, SH, Selaku Pembiming perusahaan yang sudang membimbing penulis.

9. Bapak Sofian, Bapak Indra dan seluruh staff Dinas Sosial Kota Bandung yang telah memberikan dorongan dan masukan kepada penulis.

10.Bunda dan Papa tercinta yang telah memberikan limpahan kasih sayang kepada penulis serta telah memberikan dorongan baik secara moril maupun materil dan doanya yang tak pernah mereka hentikan untuk penulis.

11.Keluarga Besar yang selalu memberikan semangat dan doa.

12.Teman yang selalu memberikan saran, nasihat dan dukungan yang terbaik kepada penulis baik secara moril dan materil serta doanya yang tak kunjung henti.


(8)

iii

13.Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Laporan Kerja Praktek yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas doa dan semangantnya.,

Penulis berharap semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya bagi semua pihak tersebut di atas dan semoga amal baik yang telah diberikan kepda penulis mendapatkan balasan dari Allah SWT, Amin.

Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.

Bandung, Desember 2013 Penulis

Lestari Sibuea


(9)

1 1.1 Latar Belakang Kerja Prakek

Pada dasarnya pemerintah berkewajiban mensejahterakan rakyatnya secara adil dan makmur. Ukuran sejahtera biasanya dapat dilihat dari kemampuan setiap orang dalam memenuhi kebutuhannya berbeda-beda. Pada sebagian kelompok tertentu terdapat masyarakat atau lembaga-lembaga yang membutuhkan pembiayaan modal dalam mengupayakan Kelangsungan Hidup diri Sendiri dan Orang Banyak, maka dari itu Pemerintah menyelenggarakan bantuan terhadap Masyarakat dan Lembaga-Lembaga yang Membutuhkan. Guna Meningkatkan Kemakmuran rakyatnya, yaitu mewujudkan kembali masyarakat yang maju, sejahtera adil dan makmur berdasarkan atas pancasila dan UUD 1945. (Rezky Muhammad ; 2010).

Hibah dan Bantuan Sosial termasuk dalam Belanja Tidak Langsung pemerintah Daerah yang merupakan pengeluaran uang tanpa mendapatkan input yang terukur dari pelaksanaannya. Pemberian Hibah dan Bantuan sosial di pemerintah daerah misalnya Pemberian Bantuan Langsung Tunai yang sempat kesemuanya melahirkan efek masif dalam berbagai dimensi ilmu pada berbagai golongan dan pada lapisan masyarakat. Sementara kini Belanja Hibah dan Bantuan Sosial yang terbesar pada pemeritah daerah adalah belanja pada mata anggaran terkecil seperti Beasiswa pendidikan. Dan juga pada pemberian bantuan


(10)

2

pemberdayaan masyarakat dalam program nasional pemberdayaan masyarakat. (Febrian Arham ; 2012).

Saat ini pemerintah daerah (Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota) Dinas Sosial Kota Bandung dalam memberikan hibah atau bantuan sosial yang bersumber dari APBD harus berdasarkan pada peratuaran Kepala daerah atau pekada tentang tata cara Penganggaran, Pelaksanaan dan penatausahaan pertanggungjawaban dan pelaporan serta monitoring dan evaluasi Hibah dan bantuan Sosial, sebagaimana amanat pasal 42 ayat (3) Peraturan Mentri dalam Negri Nomor 32 tahun 2011 dan Peraturan walikota Bandung nomor 891 Tahun 2011 bahwa pengertian Hibah Dan Bantuan Sosial yang bersumber dari APBD sebagaimana telah diubah dengan Permendagri Nomor 39 tahun 2012 dan Peraturan Walikota Bandung Nomor 39 tahun 2012.

Berdasarkan Pasal 1 angka 14 hibah diartikan sebagai pemberian uang/barang atau jasa dari pemerintah kepada pemerintah atau pemerintah daerah lainnya, perusahaan daerah, masyarakat dan organisasi kemasyarakatan, yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya, bersifat tidak wajib dan tidak mengikat, serta tidak secara terus menerus yang bertujuan untuk menunjang penyelenggaraan urusan pemerintah daerah. Sedangkan bantuan sosial, sesuai pasal 1 angka 15 diartikan sebagai pemberian bantuan sosial berupa uang/barang dari pemerintah daerah kepada individu, keluarga, kelompok dan atau masyarakat yang sifatnya tidak secara terus menerus-menerus dan selektif yang bertujuan untuk melindungi dari kemungkinan terjadinya resiko sosial. (Yusran Lapananda ; 2012).


(11)

Menurut Ibu Yayah selaku Seksi Penyuluhan mengatakan bahwa Dengan adanya peraturan Mentri dalam Negri dan Peraturan Walikota tentang Hibah dan Bantuan sosial sebenarnya sudah disosialisasikan kemasyarakat, akan tetapi tidak semua elemen masyarakat mengetahui aturan-aturan tersebut, sehingga pada akhirnya mereka meminta bantuan itu ke Walikota tidak sesuai dengan prosedur, tidak sesuai dengan aturan dan tidak sesuai dengan persyaratan yang ada dalam Peraturan Mentri Dalam Negri dan Peraturan walikota, sehingga pada intinya informasi tentang Hibah dan Bantuan Sosial yang telah ditetapkan dalam Peraturan Mentri dalam Negri dan peraturan walikota belum seluruhnya sampai Kemasyarakat, dikarenakan dengan perubahan-perubahan yang terjadi setiap tahunnya.

Kemudian untuk Lembaga/yayasan sekurang-kurangnya harus terdaftar minimal 3 tahun di pemerintah daerah, mungkin saja Lembaga tersebut sudah terdaftar namun belum berkembang dan pelaporannya belum bisa dipertanggungjawabkan, akan tetapi masih banyak lembaga/yayasan baru yang sudah maju dan bahkan sudah bisa dipertanggung jawabkan namun belum ada kesempatan karena persyaratan tersebut.

Terlepas dari Permasalahan yang terjadi tentang Pemberian Dana Hibah dan Bantuan Sosial berdasarkan uraian di atas, maka penulis bermaksud untuk mengambil judul “TINJAUAN ATAS PROSEDUR PEMBERIAN HIBAH DAN BANSOS PADA BAGIAN PARSOSMAS DINAS SOSIAL KOTA


(12)

4

1.2 Maksud dan Tujuan Kerja Praktek 1.2.1 Maksud Kerja Praktek

Maksud dari penulisan ini yaitu untuk mengetahui prosedur pemberian hibah dan bansos di bagian PARSOSMAS Dinas Sosial Kota Bandung, sehingga dapat dikemukakan permasalahan yang sebenarnya.

1.2.2 Tujuan Kerja Praktek

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui Prosedur Pemberian Hibah dan Bansos pada Instansi Dinas Sosial Kota Bandung.

2. Untuk mengetahui Dokumen yang digunakan dalam Pemberian Hibah dan Bansos Dinas Sosial Kota bandung.

1.3 Kegunaan Kerja Praktek

Adapun kegunaan dari kerja praktek ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Penulis :

Megetahui prosedur apa saja dalam pemberian Hibah dan Bansos pada bagian PARSOSMAS Dinas Sosial Kota Bandung.

2. Bagi Instansi :

Megetahui tentang tinjauan atas prosedur pemberian Hibah dan Bansos pada bagian PARSOSMAS Dinas Sosial Kota Bandung.


(13)

1.4 Metode Kerja Praktek

Dalam pelaksanaan kerja praktek ini, penulis melaksanakan kerja praktek dengan menggunakan metode block release yakni suatu metode yang menjelaskan bahwa pelaksanaan kerja praktek tersebut dilaksanakan dalam 1 (satu) periode tertentu. Kerja praktek tersebut dilaksanakan selama 1 bulan dalam waktu 25 (dua puluh satu) hari. Pelaksanaannya disesuaikan dengan waktu kerja yang terdapat pada kantor Kantor Dinas Sosial Kota Bandung.

1.5 Lokasi dan Waktu Kerja Praktek

Penulis melaksanakan kerja praktek di Instansi Dinas Sosial Kota Bandung yang beralamat di jalan Sindang Sirna No. 40 Bandung. Penulis Melaksanakan kerja praktek selama 25 hari, terhitung dari tanggal 08 Juli 2013 sampai dengan 01 Agustus 2013. Kerja praktek dimulai dari hari Senin sampai hari Jum’at, pukul 07.30 s.d 16.00 Wib.


(14)

6

Tabel 1.1

Jadwal Pelaksanaan Kerja Praktek Tahun 2013

No

. Kegiatan Kerja Praktek

Bulan

Juni Juli Agust Sept Okt Nov Des I Persiapan Kerja Praktek

1. Permohonan Ijin Kerja Praktek

2. Realisasi Ijin Kerja Praktek 3. Penentuan Tempat Kerja

Praktek

4. Surat Penerimaan dari Instansi II Pelaksanaan Kerja Praktek

1. Aktivitas Kerja Praktek 2. Bimbingan Kerja Praktek

dengan Pembimbing Perusahaan

III Pelaporan Kerja Praktek 1. Konsultasi dengan Dosen

Kerja Praktek

2. Bimbingan dengan Dosen Kerja Praktek

3. Pembuatan Laporan Kerja Praktek

4. Final Laporan Kerja Praktek 5. Pengumpulan Laporan Kerja


(15)

Selain rencana kerja dan jadwal pelaksanaanya, adapun kegiatan kerja prakteknya adalah sebagai berikut:

Tabel 1.2

Kegiatan Kerja Praktek Tahun 2013

NO Aktifitas Hari Waktu

1 Aktivitas Kerja Praktek Senin-Jumat 07.30-16.00

2 Istirahat Senin-Jumat 12.00-13.00


(16)

8 BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Singkat Dinas Sosial Kota Bandung

Dinas Sosial Kota Bandung merupakan salah satu Dinas Daerah di ligkungan Pemerintah Kota Bandung yang memiliki fungsi dalam hal pelayanan masyarakat dalam bidang kesejahteraan sosial yang sebelumnya adalah kantor sosial Kota Bandung yang merupakan salah satu Lembaga Teknis Daerah di lingkungan Pemerintah Kota Bandung dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 06 Tahun 2001 dengan visi terciptanya suasana dan kondisi Sosial yang dinamis dalam kehidupan keluarga dan Masyarakat yang adil dan damai, berdiri Sejak tahun 2000 sampai 2008.

Namun pada awal tahun 2008 Kantor Sosial diganti menjadi Dinas Sosial Kota Bandung yang di bentuk pada bulan februari tahun 2008 sampai sekarang, perubahan dari Kantor Sosial menjadi Dinas Sosial Kota Bandung dikarenakan

suatu alasan yang timbul dalam suatu permasalahan sosial atau PMKS ( Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial ) permasalahan yang timbul saat itu

adalah permasalahan dimana suatu keadaan yang tidak mengenakan yang dirasakan seseorang, kelompok orang atau masyarakat sehingga memerlukan suatu pemecahan yang harus segera terselesaikan, sehingga pada kondisi ini Kantor yang awalnya hanya kantor sosial dirubah menjadi Dinas Sosial Kota Bandung oleh pemerintah daerah itu sendiri yang mempunyai Visi dan Misi


(17)

meningkatkan Kesejahteraan Sosial Melalui Peningkatan rehabilitas sosial untuk meningkatkan taraf kesejahteraan, kualitas, dan kelangsungan hidup masyarakat. 2.2 Struktur Organisasi

Struktur organisasi Dinas Sosial Kota Bandung berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 13 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi Dinas di Lingkungan Pemerintah Kota Bandung dapat dilihat pada bagan berikut :

A. Kepala Dinas

Dinas dipimpin oleh seorang kepala Dinas.

B. Sekretariat

Sekretariat Kepala Dinas Sosial.

a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian b. Sub Bagian Keuangan dan Program

C. Bidang Partisipasi Sosial dan Masyarakat

Bidang Partisipasi Sosial dan Masyarakat dipimpin oleh seorang Kepala Bidang. a. Seksi Penyuluhan, Pemberdayaan dan Partisipasi Sosial

b. Seksi Pengumpulan, Pengawasan Undian dan Sumbangan Sosial

D. Bidang Rehabilitasi Sosial

Bidang Rehabilitasi Sosial dipimpin oleh Kepala Bidang. a. Seksi Tuna Sosial


(18)

10

E. Bidang Pelayanan Sosial

Bidang Pelayanan Sosial dipimpin oleh Kepala Bidang. a. Seksi Pelayanan Sosial dan Bantuan Korban Bencana b. Seksi Bantuan dan Perlindungan Sosial

F. Bidang Pembinaan Rawan Sosial

Bidang Pembinaan Rawan Sosial dipimpin oleh Kepala Bidang. a. Seksi Pembinaan Rawan Sosial Anak dan Remaja

b. Seksi Pembinaan Rawan Sosial Keluarga Fakir Miskin dan Usaha Kesejahteraan Sosial

2.3 Deskripsi Jabatan

2.3.1 Tugas Pokok dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Walikota Bandung No. 475 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas Pokok Dan Fungsi Satuan Organisasi pada Dinas Daerah Kota Bandung, Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Sosial Kota Bandung yakni :

A. Kepala Dinas

1. Kepala Dinas Sosial mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan di bidang sosial berdasarkan asas otonomi dan pembantuan. 2. Kepala Dinas mempunyai tugas pokok memimpin, mengatur, merumuskan,

membina, mengendalikan, mengkoordinasikan & mempertanggungjawabkan kebijakan teknis pelaksanaan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otomi dan tugas pembantuan di bidang sosial sesuai dengan kewenangannya.


(19)

3. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut, Kepala Dinas Sosial mempunyai fungsi :

a. perumusan kebijakan teknis lingkup partisipasi sosial dan masyarakat, rehabilitasi sosial, pelayanan sosial, dan pembinaan rawan sosial;

b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang partisipasi sosial dan masyarakat, rehabilitasi sosial, pelayanan sosial, dan pembinaan rawan sosial;

c. pembinaan dan pelaksanaan di bidang partisipasi sosial dan masyarakat, rehabilitasi sosial, pelayanan sosial, dan pembinaan rawan sosial;

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya; dan

e. pembinaan, monitoring, evaluasi dan laporan penyelenggaraan kegiatan Dinas.

B. Sekretariat

1. Sekretariat mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas Sosial lingkup kesekretariatan.

2. Mempunyai tugas menyelenggarakn pengelolaan kepegawaian, keuangan, umum, perncanaan strategis Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP), penyusunan progam kerja langsung, tidak langsung dan mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan unit kerja.

3. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Sekretariat mempunyai fungsi : a. perencanaan penyusunan rencana kegiatan kesekretariatan;


(20)

12

b. pelaksanaan pelayanan administrasi kesekretariatan Dinas yang meliputi administrasi umum dan kepegawaian, program dan keuangan;

c. pelaksanaan pengkoordinasian penyelenggaraan tugas-tugas Bidang; d. pelaksanaan pengkoordinasian penyusunan perencanaan, evaluasi dan

pelaporan kegiatan Dinas;

e. pengkoordinasian penyelenggaraan tugas-tugas Bidang; dan

f. pembinaan, monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan kesekretariatan.

a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Sekretariat lingkup administrasi umum dan kepegawaian. 2. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Sub Bagian Umum dan

Kepegawaian mempunyai fungsi :

a. penyusunan bahan rencana dan program pengelolaan lingkup administrasi umum dan kepegawaian;

b. pengelolaan administrasi umum yang meliputi pengelolaan naskah dinas, penataan kearsipan Dinas, penyelenggaraan kerumahtanggaan Dinas, pengelolaan perlengkapan dan administrasi perjalanan dinas;

c. pelaksanaan administrasi kepegawaian yang meliputi kegiatan penyusunan rencana, penyusunan bahan, pemprosesan, pengusulan dan pengelolaan data mutasi, cuti, disiplin, pengembangan pegawai dan kesejahteraan pegawai; dan


(21)

b. Sub Bagian Keuangan dan Program

1. Sub Bagian Keuangan dan Program mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Sekretariat lingkup keuangan dan program;

2. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Sub Bagian Keuangan dan Program mempunyai fungsi :

a. penyusunan rencana dan program pengelolaan administrasi keuangan dan program kerja Dinas;

b. pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan meliputi kegiatan penyusunan rencana, penyusunan bahan, pemprosesan, pengusulan dan pengelolaan data anggaran, koordinasi penyusunan anggaran, koordinasi pengelola dan pengendalian keuangan dan menyusun laporan keuangan Dinas;

c. pelaksanaan pengendalian program meliputi kegiatan penyusunan rencana, penyusunan bahan, pemprosesan, pengusulan dan pengelolaan data kegiatan dinas, koordinasi penyusunan rencana dan program dinas serta koordinasi pengendalian program; dan

d. pelaporan pelaksanaan lingkup kegiatan pengelolaan administrasi keuangan dan program kerja Dinas.

C. Bidang Partisipasi Sosial dan Masyarakat

1. Bidang Partisipasi Sosial dan Masyarakat mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas Sosial lingkup partisipasi sosial dan masyarakat.


(22)

14

2. Kepala Bidang Partisipasi Sosial dan Masyarakat mempunyai tugas pokok menyelenggarakan perumusan bahan kebijakan operasional Bidang Partisipasi Sosial Masyarakat.

3. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Bidang Partisipasi Sosial dan Masyarakat mempunyai fungsi:

a. penyusunan rencana dan program lingkup penyuluhan, pemberdayaan dan partisipasi sosial, pengumpulan dan pengawasan undian dan sumbangan sosial;

b. penyusunan petunjuk teknis lingkup penyuluhan, pemberdayaan dan partisipasi sosial, pengumpulan dan pengawasan undian dan sumbangan so sial;

c. pelaksanaan lingkup penyuluhan, pemberdayaan dan partisipasi sosial, pengumpulan dan pengawasan undian dan sumbangan sosial;

d. pengkajian pemberian rekomendasi dan pemantauan penyelenggaraan lingkup penyuluhan, pemberdayaan dan partisipasi sosial, pengumpulan dan pengawasan undian dan sumbangan sosial; dan

e. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup penyuluhan, pemberdayaan dan partisipasi sosial, pengumpulan dan pengawasan undian dan sumbangan sosial.

a. Seksi Penyuluhan, Pemberdayaan dan Partisipasi Sosial

1. Seksi Penyuluhan, Pemberdayaan dan Partisipasi Sosial mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Partisipasi Sosial dan Masyarakat lingkup penyuluhan, pemberdayaan dan partisipasi sosial.


(23)

2. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Seksi Penyuluhan, Pemberdayaan dan Partisipasi Sosial mempunyai fungsi:

a. pengumpulan dan penganalisaan data lingkup penyuluhan, pemberdayaan dan partisipasi sosial;

b. penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup penyuluhan, pemberdayaan dan partisipasi sosial;

c. pelaksanaan lingkup penyuluhan, pemberdayaan dan partisipasi sosial yang meliputi penyuluhan, pembinaan dan pendayagunaan partisipan sosial, lembaga sosial, dan organisasi sosial kemasyarakatan dalam penyelenggaraan pembangunan sosial, pendayagunaan Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial PSKS), fasilitasi pemberian penghargaan di bidang sosial, serta pengembangan jaringan sistem informasi sosial; dan d. evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup penyuluhan, pemberdayaan

dan partisipasi sosial.

b. Seksi Pengumpulan, Pengawasan Undian dan Sumbangan Sosial

1. Seksi Pengumpulan, Pengawasan Undian dan Sumbangan Sosial mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Partisipasi Sosial dan Masyarakat lingkup pengumpulan dan pengawasan undian dan sumbangan sosial.

2. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Seksi Pengumpulan, Pengawasan Undian dan Sumbangan Sosial mempunyai fungsi:

a. pengumpulan dan penganalisaan data lingkup pengumpulan, pengawasan undian dan sumbangan sosial;


(24)

16

b. penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pengumpulan, pengawasan undian dan sumbangan sosial;

c. pelaksanaan lingkup pengumpulan, pengawasan undian dan sumbangan sosial yang meliputi fasilitasi, pembinaan dan pengawasan pengumpulan sumbangan sosial, serta fasilitasi, pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan undian;

d. evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup pengumpulan, pengawasan undian dan sumbangan sosial.

D. Bidang Rehabilitasi Sosial

1. Bidang Rehabilitasi Sosial mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas Sosial lingkup tuna sosial serta penyandang cacat, anak nakal dan korban narkotik.

2. Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial mempunyai tugas pokok merumuskan bahan kebijakan operasional bidang Rehabilitasi Sosial.

3. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Bidang Rehabilitasi Sosial mempunyai fungsi:

a. penyusunan rencana dan program lingkup tuna sosial serta penyandang cacat, anak nakal dan korban narkotik;

b. penyusunan petunjuk teknis lingkup rehabilitasi tuna sosial serta penyandang cacat, anak nakal dan korban narkotik;

c. pelaksanaan dan fasilitasi rehabilitasi tuna sosial serta penyandang cacat, anak nakal dan korban narkotik; dan


(25)

d. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup tuna sosial serta penyandang cacat, anak nakal dan korban narkotika.

a. Seksi Tuna Sosial

1. Seksi Tuna Sosial mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Rehabilitas Sosial lingkup tuna sosial.

2. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Seksi Tuna Sosial mempunyai fungsi:

a. pengumpulan dan penganalisaan data rehabilitasi tuna sosial; b. penyusunan bahan petunjuk teknis rehabilitasi tuna sosial;

c. pelaksanaan rehabilitasi tuna sosial yang meliputi pembinaa tuna sosial, fasilitasi, kerjasama, koordinasi dan pelaksanaan rehabilitasi tuna sosial; dan

d. evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup tuna sosial.

b. Seksi Penyandang Cacat, Anak Nakal dan Korban Narkotik

1. Seksi Penyandang Cacat, Anak Nakal dan Korban Narkotik mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Rehabilitas Sosial lingkup penyandang cacat, anak nakal dan korban narkoba

2. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Seksi Penyandang Cacat, Anak Nakal dan Korban Narkotik mempunyai fungsi:

a. pengumpulan dan penganalisaan data lingkup penyandang cacat, anak nakal dan korban narkotik;


(26)

18

b. penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup penyandang cacat, anak nakal dan korban narkotik;

c. pelaksanaan rehabilitasi penyandang cacat, anak nakal dan korban narkotik yang meliputi pembinaa rehabilitasi penyandang cacat, anak nakal dan korban narkotik, fasilitasi, kerjasama, koordinasi dan pelaksanaan rehabilitasi penyandang cacat, anak nakal dan korban narkotik; dan

d. evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup penyandang cacat, anak nakal dan korban narkotik.

E. Bidang Pelayanan Sosial

1. Bidang Pelayanan Sosial mempunnyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas Sosial lingkup pelayanan sosial.

2. Kepala Bidang Pelayanan Sosial l mempunyai tugas pokok merumuskan bahan kebijakan operasional bidang Pelayanan Sosial.

3. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Bidang Pelayanan Sosial mempunyai fungsi :

a. penyusunan rencana dan program lingkup pelayanan sosial dan bantuan korban bencana, serta bantuan dan perlindungan sosial;

b. penyusunan petunjuk teknis lingkup pelayanan sosial dan bantuan korban bencana, serta bantuan dan perlindungan sosial;

c. pelaksanaan lingkup pelayanan sosial dan bantuan korban bencana, serta bantuan dan perlindungan sosial; dan

d. pembinaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup pelayanan sosial dan bantuan korban bencana, serta bantuan dan perlindungan sosial.


(27)

a. Seksi Pelayanan Sosial dan Bantuan Korban Bencana

1. Seksi Pelayanan Sosial dan Bantuan Korban Bencana mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Pelayanan Sosial lingkup pelayanan sosial dan bantuan korban bencana.

2. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Seksi Pelayanan Sosial dan Bantuan Korban Bencana mempunyai fungsi :

a. pengumpulan dan penganalisaan data lingkup pelayanan sosial dan bantuan korban bencana;

b. penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pelayanan sosial dan bantuan korban bencana;

c. pelaksanaan lingkup pelayanan sosial dan bantuan korban bencana yang meliputi pelayanan sosial terhadap balita anak dan lansia dan advokasi terhadap korban tindak kekerasan, serta penyandang masalah kesejaterahaan sosial (PMKS), pemetaan daerah rawan bencana, fasilitasi penyelenggaraan bantuan bagi korban bencana, peningkatan kualitas sumber daya manusia penanganan bencana; dan

d. evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup pelayanan sosial dan bantuan korban bencana.

b. Seksi Bantuan dan Perlindungan Sosial

1. Seksi Bantuan dan Perlindungan Sosial mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Pelayanan Sosial lingkup bantuan dan perlindungan sosial.


(28)

20

2. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Seksi Bantuan dan Perlindungan Sosial mempunyai fungsi :

a. pengumpulan dan penganalisaan data lingkup bantuan dan perlindungan sosial;

b. penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup bantuan dan perlindungan sosial;

c. pelaksanaan lingkup bantuan dan perlindungan sosial yang meliputi pembinaan dan fasilitasi bantuan terhadap panti sosial asuhan anak, panti jompo, dan rumah perlindungan sosial anak, kerjasama dan fasilitasi perlindungan sosial bagi perempuan, anak, remaja, lansia, korban tindak kekerasan serta peningkatan kualitas sumber daya manusia panti asuhan/jompo; dan

d. evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup bantuan dan perlindungan sosial.

F. Bidang Pembinaan Rawan Sosial

1. Bidang Pembinaan Rawan Sosial mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas Sosial lingkup pembinaan rawan sosial.

2. Kepala Bidang Pembinaan Rawan Sosial mempunya tugas pokok menyelenggarakan perumusan bahan kebijakan operasional bidang Pembinaan rawan Sosial bagi anak, remaja, wanita, keluarga, masyarakat, nilai - nilai kejuangan, kepahlawanan dan keperintisan.

3. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Bidang Pembinaan Rawan Sosial mempunyai fungsi :


(29)

a. penyusunan rencana dan program lingkup pembinaan rawan sosial anak dan remaja, serta pembinaan rawan sosial keluarga fakir miskin dan usaha kesejahteraan sosial;

b. penyusunan petunjuk teknis lingkup pembinaan rawan sosial anak dan remaja, serta pembinaan rawan sosial keluarga fakir miskin dan usaha kesejahteraan sosial;

c. pelaksanaan lingkup pembinaan rawan sosial anak dan remaja, serta pembinaan rawan sosial keluarga fakir miskin dan usaha kesejahteraan sosial; dan

d. pembinaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup pembinaan rawan sosial anak dan remaja, serta pembinaan rawan sosial keluarga fakir miskin dan usaha kesejahteraan sosial.

a. Seksi Pembinaan Rawan Sosial Anak dan Remaja

1. Seksi Pembinaan Rawan Sosial Anak dan Remaja mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Pembinaan Rawan Sosial lingkup pembinaan rawan sosial anak dan remaja.

2. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Seksi Pembinaan Rawan Sosial Anak dan Remaja mempunyai fungsi :

a. pengumpulan dan penganalisaan data lingkup pembinaan rawan sosial anak dan remaja;

b. penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pembinaan rawan sosial anak dan remaja;


(30)

22

c. pelaksanaan lingkup pembinaan rawan sosial anak dan remaja yang meliputi pembinaan dan fasilitasi penanggulangan rawan sosial bagi anak terlantar, anak jalanan, gelandangan, dan remaja putus sekolah;

d. evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup pembinaan rawan sosial anak dan remaja.

b. Seksi Pembinaan Rawan Sosial Keluarga Fakir Miskin dan Usaha Kesejahteraan Sosial

1. Seksi Pembinaan Rawan Sosial Keluarga Fakir Miskin dan Usaha Kesejahteraan Sosial mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Pembinaan Rawan Sosial lingkup pembinaan rawan sosial keluarga fakir miskin dan usaha kesejahteraan sosial.

2. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Seksi Pembinaan Rawan Sosial Keluarga Fakir Miskin dan Usaha Kesejahteraan Sosial mempunyai fungsi :

a. pengumpulan dan penganalisaan data lingkup pembinaan rawan sosial keluarga fakir miskin dan usaha kesejahteraan sosial;

b. penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pembinaan rawan sosial keluarga fakir miskin dan usaha kesejahteraan sosial;

c. pelaksanaan lingkup pembinaan rawan sosial keluarga fakir miskin dan usaha kesejahteraan sosial yang meliputi pembinaan dan fasilitasi penanggulangan keluarga rawan sosial, fakir miskin, serta dan nilai-nilai kejuangan/ kepahlawanan; dan

d. evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup pembinaan rawan sosial keluarga fakir miskin dan usaha kesejahteraan sosial.


(31)

2.4 Aspek Kegiatan Dinas Sosial Kota Bandung

Guna mencapai seluruh sasaran yang ditetapkan oleh Dinas Sosial Kota Bandung melalui Rencana Strategis Tahun 2009-2013, maka Dinas Sosial Kota Bandung merapkan strategi dengan menyusun beberapa kebijakan terkait penyelenggaraan kesejahteraan sosial di Kota Bandung melalui beberapa program dan kegiatan. Adapun jenis program dan kegiatan yang diterapkan oleh Dinas Sosial Kota Bandung sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. yaitu :

1. Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT), dan Penyandang Masalah Sosial lainnya, yang terdiri dari beberapa kegiatan yaitu:

a. Fasilitasi manajemen usaha bagi keluarga miskin;

b. Pelatihan keterampilan bagi penyandang masalah sosial lainnya;

2. Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial yang terdiri dari beberapa kegiatan yaitu :

a. Pelayanan dan perlindungan sosial hukum bagi korban perdagangan perempuan dan anak;

b. Pelaksanaan KIE Konseling dan kampanye sosial bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial;

c. Peningkatan kualitas pelayanan, sarana dan prasarana rehabilitasi sosial bagi PMKS;


(32)

24

e. Penanganan masalah-masalah strategis cepat tanggap darurat dan kejadian luar biasa;

3. Program Pembinaan Anak Terlantar, yang terdiri dari beberapa kegiatan yaitu :

a. Pelatihan keterampilan dan praktek belajar kerja bagi anak terlantar; b. Pengembangan bakat dan keterampilan anak terlantar;

4. Program pembinaan para penyandang cacat dan eks-trauma yang terdiri dari beberapa kegiatan yaitu :

a. Pendidikan dan pelatihan bagi penyandang cacat dan eks-trauma; b. Pendayagunaan penyandang cacat dan eks-trauma;

c. Peningkatan keterampilan tenaga pelatih dan pendidik;

5. Program Pembinaan Panti Asuhan / Panti Jompo, yang terdiri dari beberapa kegiatan yaitu :

a. Operasi dan pemeliharaan saranan dan prasarana panti asuhan/jompo; b. Pendidikan dan pelatihan bagi penghuni panti asuhan/panti jompo;

6. Program Pembinaan Eks-Penyandang Penyakit Sosial (Eks-Narapidana, PSK, Narkoba dan Penyakit Sosial lainnya), yang terdiri dari beberapa kegiatan .yaitu :

a. Pendidikan dan pelatihan keterampilan berusaha bagi eks penyandang penyakit sosial;

b. Pemberdayaan eks penyandang penyakit sosial;

c. Pemantauan kemajuan perubahan sikap mental dan perilaku eks-penyandang penyakit sosial;


(33)

d. Pembangunan pusat bimbingan/konseling bagi eks penyandang penyakit sosial;

7. Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial, yang terdiri dari beberapa kegiatan yaitu :

a. Peningkatan peran aktif masyarakat dan dunia usaha;

b. Peningkatan jaringan kerjasama pelaku-pelaku usaha kesejahteraan sosial; c. Peningkatan kualitas SDM kesejahteraan sosial masyarakat;


(34)

26 BAB III

PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek

Bidang pelaksanaan Kerja Praktek yang dilaksanakan selama satu bulan yaitu penulis ditempatkan di Bagian PARSOSMAS (Partisipasi Sosial Masyarakat) Dinas Sosial Kota Bandung. Dalam pelaksanaan kerja praktek tersebut, penulis diberikan pengarahan dan bimbingan mengenai kegiatan-kegiatan instansi khususnya pada bagian Parsosmas. Kegiatan yang penulis kerjakan diantaranya adalah Mencatat Nomor Surat yayasan atas izin terdaftar maupun daftar ulang di buku tamu pada Seksi Penyuluhan,Pemberdayaan, dan Partisipasi Sosial serta menginput daftar Rekapitulasi Orsos dan sebagainya. Dari pelaksanaan kerja praktek tersebut penulis mendapat berbagai ilmu dan pengalaman baru yang berharga.Salah satunya adalah pengetahuan mengenai Prosedur PemberianDana Hibah dan Bansos.

Pelaksanaan kerja praktek ini dimaksudkan untuk mengetahui prosedur pemberian hibah dan bansos pada bagian parsosmas dinas sosial kota bandung.Pelaksanaan kuliah kerja praktek pada bagian parsosmas ini dibimbing oleh Ibu Yayah, serta Pegawai Dinas Sosial Kota Bandung.

3.1.1 Prosedur

Prosedur merupakan komponen dari sistem informasi baik itu sistem informasi manajemen atau informasi akuntansi yang sering dilupakan, padahal


(35)

tanpa prosedur sistem informasi sebaik apapun tidak akan berjalan sebagaimana mestinya.

Dalam melakukan suatu kegiatan, organisasi memerlukan suatu acuan untuk mengatur dan mengontrol semua aktivitas yang terjadi pada perusahaan tersebut.Oleh karena itu, setiap perusahaan baik itu swasta ataupun pemerintah hendaknya memiliki prosedur dasar pelaksanaan kerja untuk menunjang kelancaran operasional perusahaan.

3.1.1.1Definisi Prosedur

Dengan adanya prosedur yang memadai maka pengendalian dan tujuan yang akan dicapai dalam suatu organisasi dapat berjalan dengan baik. Dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (2006:466) dinyatakan bahwa :

“Prosedur merupakan (a) tahap-tahap kegiatan di dalam malaksanakan suatu kegiatan dan, (b) metode langkah dini, langkah secara nyata dalam memecahkan suatu masalah”.

Mulyadi (2001:5) menyatakan :

”Prosedur adalah suatu kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang”.


(36)

28

Selain itu, definisi prosedur menurut Ardiyos (2006:457), yaitu :

“Prosedur adalah suatu kegiatan sistem yang merupakan rangkaian tindakan yang menyangkut beberapa orang dalam satu atau beberapa bagian yang ditetapkan untuk menjamin agar suatu kegiatan usaha atau transaksi dapat terjadi berulang kali dan dilaksanakan secara seragam”.

Sedangkan menurut Sumadji (2006:527) menyatakan :

“Prosedur adalah tahapan kegiatan untuk menyelesaikan suatu aktivitas, prosedur merupakan metode yang dilakukan secara rinci dalam usaha untuk memecahkan suatu permasalahan”.

Berdasarkan beberapa uraian mengenai definisi prosedur diatas, maka dapat disimpulkan bahwa prosedur adalah bagian dari suatu sistem yang merupakan rangkaian dari beberapa tahapan suatu tindakan secara sistematis dan jelas dimana melibatkan beberapa orang yaitu antara satu dengan orang lain yang bertanggungjawab pada setiap bagiannya untuk menjamin agar suatu kegiatan usaha atau transaksi yang dilakukan berulang-ulang telah sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

3.1.2 Pengertian Pemberian

Pemberiann adalah sesuatu yg diberikan atau menyerahkan sesuatu dengan suatu proses dan cara dalam memberikan bantuan berupa uang/barang dari Pemerintah Daerah kepada individu, keluarga, kelompok dan/atau masyarakat


(37)

yang sifatnya tidak secara terus menerus dan selektif yang bertujuan untuk melindungi dari kemungkinan terjadinya resiko sosial. (Perwal ; 2012).

3.1.3 Pengertian Hibah

Hibah adalah pemberian uang/barang atau jasa dari pemerintah daerah kepadapemerintah atau pemerintah daerah lainnya, perusahaan daerah, masyarakat danorganisasi kemasyarakatan, yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya,bersifat tidak wajib dan tidak mengikat, serta tidak secara terus menerus yangbertujuan untuk menunjang penyelenggaraan urusan pemerintah daerah. (Perwal ; 2012).

3.1.4 Pengertian Bansos

Bantuan sosial adalah pemberian bantuan berupa uang/barang dari Pemerintah Daerah kepada individu, keluarga, kelompok dan/atau masyarakat yang sifatnya tidak secara terus menerus dan selektif yang bertujuan untuk melindungi dari kemungkinan terjadinya resiko sosial.Bantuan sosial dapat diberikan dalam bentuk uang atau barang kepada anggota/kelompok masyarakat dan bertujuan untuk melindungi darikemungkinan terjadinya resiko sosial.

Pemberian bantuan sosial disesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah dan dilakukan secara selektif serta setelah memprioritaskan pemenuhan belanja urusan wajib yang ditetapkan dalam Peraturan Perundang-Undangan.Pemberian bantuan sosial ditujukan untuk menunjang pencapaian


(38)

30

sasaran program dan kegiatan pemerintah daerah dengan memperhatikan asas keadilan, kepatutan, rasionalitas dan manfaat untuk masyarakat. (Perwal ; 2012).

3.2 Teknik Pelaksanaan Kerja Praktek

Pada saat melaksanakan Kerja Praktek pada bagian Parsosmas di Dinas Sosial Kota Bandung Melaksanakan kerja praktek selama 25 hari, terhitung dari tanggal 08 Juli 2013 sampai dengan 01 Agustus 2013. Kerja praktek dimulai dari hari senin sampai hari Jum’at, pukul 07.30 s.d 16.00 Wib.penulis melakukan kegiatan seperti :

1. Mencatat nomor Surat yayasan atas izin terdaftar maupun daftar ulang di buku tamu pada Seksi Penyuluhan,Pemberdayaan, dan Partisipasi Sosial. 2. Meng-input daftar Rekapitulasi Orsos dan sebagainya.

3.2.1 Prosedur Pemberian Hibah dan Bansos

1. Surat permohonan, proposal dan persyaratan administrasi Belanja Hibah dan Bantuan Sosial disampaikan dan diadministrasikan/dicatat melalui Kepala Bagian Tata Usaha Sekretariat Daerah.

2. Kepala bagian Tata Usaha Sekretariat Daerah melakukan penyeleksian terhadap permohonan dan dokumen proposal Belanja Bantuan dan selanjutnya dalam hal terdapat ketidaksesuaian antara surat permohonan dengan dokumen proposal, maka surat permohonan berikut dokumen proposalnya dikembalikan kepada pemohon Bantuan Belanja Sosial yang bersangkutan.


(39)

3. Dalam hal surat permohonan dan dokumen proposal Belanja Hibah dan Bantuan Sosial sesuai persyaratan administratif, maka Bagian Tata Usaha Sekretariat Daerah meneruskan surat permohonan dan dokumen proposal kepada Walikota

4. Proposal yang telah diterima oleh Walikota selanjutnya di disposisi kepada Kepala Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah untuk dicatat dan didistribusikan kepada SKPD sesuai bidangnya.

5. SKPD melakukan evaluasi keabsahan dan kelengkapan persyaratan permohonan Bantuan Sosial sesuai pedoman yang berlaku.

6. Kepala SKPD menyampaikan hasil evaluasi Bantuan Sosial berupa rekomendasi kepada Walikota melalui Ketua TAPD.

7. Ketua TAPD mernberikan pertimbangan atas rekomendasi sesuai dengan prioritas dan kemampuan keuangan Daerah, yang dituangkan dalam Daftar Nominatif Calon Penerima Belanja Hibah dan Bantuan Sosial.

8. Ketua TAPD menyampaikan basil pertimbangan disertai Daftar Nominatif Calon Penerima Belanja Hibah dan Bantuan Sosial kepada Walikota.

9. Walikota menetapkan persetujuan atau penolakan Daftar Nominatif Calon Penerima Belanja Hibah dan Bantuan Sosial berdasarkan hasil evaluasi SKPD dan pertimbangan TAPD.

10. Persetujuan Walikota terhadap Daftar Nominatif Calon Penerima Belanja Hibah dan Bantuan Sosial dituangkan dalam bentuk Lembar Persetujuan Walikota, kepada kepala DPKAD, yang mencangkup tentang Dokumen Persyaratan pencairan yang data tersebut menjadi dasar pencantuman alokasi


(40)

32

anggaran Belanja Hibah dan Bantuan Sosial dalam rancangan KUAdan PPAS (APBD).

11. Belanja Bantuan Sosial berupa uang dicantumkan dalam RKA-PPKD, belanja Bantuan Sosial berupa barang dicantumkan dalam RKA-SKPD yang menjadi dasar penganggaran Belanja Hibah dan Bantuan Sosialdalam RAPBD, sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

12. Kepala DPKAD melakukan penyeleksian terhadap dokumen persyaratan pencairan dinyatakan dalam hal terdapat ketidaksesuaian antara surat permohonan dengan dokumen persyaratan pencairan, maka surat permohonan berikut dokumen persyaratan pencairan dikembalikan sebagai pemberitahuan kepada pemohon Bantuan Belanja Sosial yang bersangkutan. 13. Apabila dokumen persyaratan pencairan dinyatakan lengkap maka PPK-PPKD menerbitkan Surat Perintah Membayar (SPM) untuk ditandatangani Kepala DPKAD selaku PPKD.

14. DPKAD selaku PPKD melakukan proses pencairan Hibah dan Bantuan Sosial yang diserahkan kepada penerima Hibah dan Bansos melalui no Rekening Bank penerima Hibah dan Bansos.


(41)

3.2.2 Dokumen Persyaratan Pencairan yang digunakan dalam Pemberian Hibah dan Bansos

Pada umumnya Dokumen persyaratanpencairan Dana yang digunakan pemberian Belanja Bantuan Sosial berupa uang mengajukan permohonan pencairan Belanja Bantuan Sosial adalah :

1. Surat permohonan dan rincian rencana penggunaan Belanja Hibah dan Bansos berupa uang atau barang, dari pihak pemohon yang disampaikan dan diadministrasikan/dicatat melalui Kepala Bagian Tata Usaha Sekretariat Daerah.

2. Surat pengantar kepala SKPD kepada Walikota tentang hasil evaluasi permohonan Hibah dan Bansos.

3. Surat pertimbangan dari SKPD melalui TAPD kepada Walikota atas Daftar Nominatif Calon Penerima Belanja Hibah dan Bantuan Sosial.

4. Surat pengantar Ketua TAPD tentang pertimbangan permohonan Belanja Hibah dan Bansos.

5. Surat Persetujuan dari Walikota terhadap Daftar Nominatif Calon Penerima Belanja Hibah dan Bantuan Sosial untuk diserahakan kepada Kepala DPKAD selaku PPKD.

6. Photocopy buku tabungan dari penerima Hibah dan Bansos atas pencairan yang telah dikirim oleh Kepala DPKAD selaku PPKD kepada penerima Hibah dan Bansos untuk dimasukkan kedalam Laporan pertanggung jawaban atas penggunaan Hibah dan Bansos.


(42)

34

3.3 Pembahasan Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek 3.3.1 Analisis Prosedur Pemberian Hibah dan Bansos

Prosedur pemberian dana Hibah dan Bansos merupakan dana Hibah dan Bantuan Sosial yang diberikan oleh Pemerintah kepada rakyatnya adalah didasari penilaian dan kebijaksanaan pribadi dari sosok pemimpin yang memimpin pemerintahan yang merupakan rencana pembiyaan atas Bantuan Sosial maupun hibah dari suatu anggaran yang telah ditetapkan melalui Permendagri.

Dari ketetapan diatas dapat disimpulkan bahwa bantuan Hibah dan Bansos yang bersumber dari APBD dapat berupa uang, barang atau jasa yang telah ditetapkan melalui Permendagri, sudah disosialisasikan oleh Dinas Sosial Kota Bandung, akan tetapi tidak semua elemen masyarakat mengetahui aturan-aturan tersebut, sehingga masyarakat atau lembaga meminta bantuan itu ke Walikota tidak sesuai dengan prosedur, tidak sesuai dengan aturan dan tidak sesuai dengan persyaratan yang ada dalam Permendagri dan Perwal, sehingga pada intinya informasi tentang Hibah dan Bantuan Sosial yang telah ditetapkan belum seluruhnya sampai Kemasyarakat atau lembaga, dikarenakan dengan perubahan-perubahan dari Perwal yang terjadi setiap tahunnya.


(43)

3.3.2 Analisis Dokumen Persyaratan Pencairan yang di gunakan dalam Pemberian Hibah dan Bansos

Pada umumnya Dokumen persyaratan pencairan yang digunakan dalam pemberian Belanja Hibah dan Bantuan Sosial berupa uang dilakukan oleh Kepala DPKAD selaku PPKD kepada Penerima Hibah dan Bantuan Sosial meliputi:

Surat permohonan, rincian rencana penggunaan Hibah dan Bansos berupa uang atau barang, yang dibuat pemohon untuk mengajukan Hibah dan Bansos dan Photocopy buku tabungan dari penerima Hibah dan Bansos atas pencairan yang telah dikirim oleh Kepala DPKAD selaku PPKD kepada penerima Hibah dan Bansos untuk dimasukkan kedalam Laporan pertanggung jawaban atas penggunaan Hibah dan Bansos yang akan dilaporakan kepada Kepala DPKAD Kota Bandung.

Serta surat pengantar kepala SKPD kepada Walikota tentang hasil evaluasi

permohonan Hibah dan Bansos, Surat pertimbangan dari SKPD melalui TAPD

kepada Walikota atas Daftar Nominatif Calon Penerima Belanja Hibah dan Bantuan Sosial, surat Pengantar Ketua TAPD kepada Walikota tentang pertimbangan Permohonan Hibah dan Bantuan Sosial, dan Surat Persetujuan dari Walikota terhadap Daftar Nominatif Calon Penerima Belanja Hibah dan Bantuan Sosial untuk diserahakan kepada Kepala DPKAD selaku PPKD.


(44)

36 BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Setelah penulis menguraikan tentang Prosedur Pemberian Dana Hibah dan Bansos pada Bagian PARSOSMAS Dinas Sosial Kota Bandung, maka penulis mengambil kesimpulan dan uraian tersebut adalah sebagai berikut :

1. Dalam prosedur pemberian Hibah dan Bansos, Kantor Dinas Sosial sebenarya sudah mensosialisasikan kepada lembaga dan masyarakat dengan baik dan benar sesuai dengan Perwal dan Permendagri yang berlaku, namun tidak semua elemen masyarakat ataupun lembaga mengetahui tentang Prosedur pemberian Hibah dan Bansos tersebut.

2. Dokumen yang digunakan dalam persyaratan pencairan Belanja Hibah dan Bansos sudah cukup baik, yang terdiri dari surat permohonan pencairan, rincian rencana penggunaan Hibah dan Bansos yang dibuat pemohon, serta Surat persetujuan walikota atas penerima Belanja Hibah dan Bansos, serta dokumen pendukung lainnya.

4.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada Kantor Dinas Sosial Kota Bndung penulis mencoba mengemukakan saran yang berhubungan dengan prosedur pemberian Hibah dan Bansos bahwa:


(45)

1. Berdasarkan tentang Permohonan tertulis yang akan diajukan oleh pemohon maka sebaiknya Dinas Sosial Kota Bandung dalam mengadakan sosialisasi tentang Prosedur Pemberian Hibah dan Bansos kepada Lembaga maupun masyarakat yaitu satu kali dalam sebulan ataupun sesering mungkin agar sebagian lembaga atau masyarakat yang ingin mengajukan pencairan Belanja Hibah dan Bansos tidak lagi salah dalam mengambil keputusan.


(46)

(47)

(1)

3.3 Pembahasan Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek 3.3.1 Analisis Prosedur Pemberian Hibah dan Bansos

Prosedur pemberian dana Hibah dan Bansos merupakan dana Hibah dan Bantuan Sosial yang diberikan oleh Pemerintah kepada rakyatnya adalah didasari penilaian dan kebijaksanaan pribadi dari sosok pemimpin yang memimpin pemerintahan yang merupakan rencana pembiyaan atas Bantuan Sosial maupun hibah dari suatu anggaran yang telah ditetapkan melalui Permendagri.

Dari ketetapan diatas dapat disimpulkan bahwa bantuan Hibah dan Bansos yang bersumber dari APBD dapat berupa uang, barang atau jasa yang telah ditetapkan melalui Permendagri, sudah disosialisasikan oleh Dinas Sosial Kota Bandung, akan tetapi tidak semua elemen masyarakat mengetahui aturan-aturan tersebut, sehingga masyarakat atau lembaga meminta bantuan itu ke Walikota tidak sesuai dengan prosedur, tidak sesuai dengan aturan dan tidak sesuai dengan persyaratan yang ada dalam Permendagri dan Perwal, sehingga pada intinya informasi tentang Hibah dan Bantuan Sosial yang telah ditetapkan belum seluruhnya sampai Kemasyarakat atau lembaga, dikarenakan dengan perubahan-perubahan dari Perwal yang terjadi setiap tahunnya.


(2)

35

3.3.2 Analisis Dokumen Persyaratan Pencairan yang di gunakan dalam Pemberian Hibah dan Bansos

Pada umumnya Dokumen persyaratan pencairan yang digunakan dalam pemberian Belanja Hibah dan Bantuan Sosial berupa uang dilakukan oleh Kepala DPKAD selaku PPKD kepada Penerima Hibah dan Bantuan Sosial meliputi:

Surat permohonan, rincian rencana penggunaan Hibah dan Bansos berupa uang atau barang, yang dibuat pemohon untuk mengajukan Hibah dan Bansos dan Photocopy buku tabungan dari penerima Hibah dan Bansos atas pencairan yang telah dikirim oleh Kepala DPKAD selaku PPKD kepada penerima Hibah dan Bansos untuk dimasukkan kedalam Laporan pertanggung jawaban atas penggunaan Hibah dan Bansos yang akan dilaporakan kepada Kepala DPKAD Kota Bandung.

Serta surat pengantar kepala SKPD kepada Walikota tentang hasil evaluasi

permohonan Hibah dan Bansos, Surat pertimbangan dari SKPD melalui TAPD

kepada Walikota atas Daftar Nominatif Calon Penerima Belanja Hibah dan Bantuan Sosial, surat Pengantar Ketua TAPD kepada Walikota tentang pertimbangan Permohonan Hibah dan Bantuan Sosial, dan Surat Persetujuan dari Walikota terhadap Daftar Nominatif Calon Penerima Belanja Hibah dan Bantuan Sosial untuk diserahakan kepada Kepala DPKAD selaku PPKD.


(3)

36 BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Setelah penulis menguraikan tentang Prosedur Pemberian Dana Hibah dan Bansos pada Bagian PARSOSMAS Dinas Sosial Kota Bandung, maka penulis mengambil kesimpulan dan uraian tersebut adalah sebagai berikut :

1. Dalam prosedur pemberian Hibah dan Bansos, Kantor Dinas Sosial sebenarya sudah mensosialisasikan kepada lembaga dan masyarakat dengan baik dan benar sesuai dengan Perwal dan Permendagri yang berlaku, namun tidak semua elemen masyarakat ataupun lembaga mengetahui tentang Prosedur pemberian Hibah dan Bansos tersebut.

2. Dokumen yang digunakan dalam persyaratan pencairan Belanja Hibah dan Bansos sudah cukup baik, yang terdiri dari surat permohonan pencairan, rincian rencana penggunaan Hibah dan Bansos yang dibuat pemohon, serta Surat persetujuan walikota atas penerima Belanja Hibah dan Bansos, serta dokumen pendukung lainnya.

4.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada Kantor Dinas Sosial Kota Bndung penulis mencoba mengemukakan saran yang berhubungan dengan prosedur pemberian Hibah dan Bansos bahwa:


(4)

37

1. Berdasarkan tentang Permohonan tertulis yang akan diajukan oleh pemohon maka sebaiknya Dinas Sosial Kota Bandung dalam mengadakan sosialisasi tentang Prosedur Pemberian Hibah dan Bansos kepada Lembaga maupun masyarakat yaitu satu kali dalam sebulan ataupun sesering mungkin agar sebagian lembaga atau masyarakat yang ingin mengajukan pencairan Belanja Hibah dan Bansos tidak lagi salah dalam mengambil keputusan.


(5)

(6)