4
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Teori Pasar Efisien
Menurut Hartono 2010: 517-522 di dalam pasar yang kompetitif, harga
equilibrium
suatu aktiva ditentukan oleh tawaran yang tersedia dan permintaan agregat. Pasar efisien adalah bagaimana suatu pasar bereaksi terhadap suatu informasi untuk mencapai harga
keseimbangan yang baru merupakan hal yang penting. Jika pasar bereaksi dengan cepat dan akurat untuk mencapai harga keseimbangan baru yang sepenuhnya mencerminkan informasi
yang tersedia, maka kondisi seperti ini disebut dengan pasar efisien. Dengan demikian ada hubungan antara teori pasar modal yang menjelaskan tentang
keadaan
equilibrium
dengan konsep pasar efisien yang mencoba menjelaskan bagaimana pasar memproses informasi untuk menuju ke posisi
equilibrium
yang baru. Efisiensi pasar seperti ini disebut dengan efisiensi pasar secara informasi
informationally efficient market
yaitu bagaimana pasar bereaksi terhadap informasi yang tersedia.
1.1
Corporate Social Responsibility
Tanggung jawab sosial perusahaan atau
corporate social responsibility
CSR merupakan sebuah gagasan yang menjadikan perusahaan tidak lagi dihadapkan pada
tanggung jawab yang berpijak pada
single bottom line,
yaitu nilai perusahaan
corporate value
yang direfleksikan dalam kondisi keuangannya
financial
saja. Tapi tanggung jawab perusahaan harus berpijak pada
triple bottom lines
yaitu dengan memperhatikan masalah sosial dan lingkungan Daniri, 2008.
Menurut
The World Business Council for Sustainable Development
WBCSD,
Corporate Social Responsibility
didefinisikan sebagai komitmen bisnis untuk memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi berkelanjutan, melalui kerja sama dengan para
karyawan serta perwakilan mereka, keluarga mereka, komunitas setempat maupun masyarakat umum untuk meningkatkan kualitas kehidupan dengan cara yang bermanfaat baik
bagi bisnis sendiri maupun untuk pembangunan. CSR merupakan mekanisme bagi suatu organisasi secara sukarela mengintegrasikan perhatian terhadap lingkungan dan sosial ke
dalam operasinya dan interaksinya dengan
stakeholders
, yang melebihi tanggung jawab organisasi di bidang hukum Rawi dan Muchlis, 2010.
5
Dari beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan konsep CSR pada umumnya menyatakan bahwa tanggung jawab sosial perusahaan tidak hanya terhadap pemilik atau
pemegang saham
shareholder
saja melainkan juga terhadap para
stakeholder
yang terkait dan atau terkena dampak dari keberadaan perusahaan. Hal ini sesuai dengan teori legitimasi
yang menyatakan bahwa hal yang paling penting bagi organisasi adalah batasan-batasan yang ditekankan oleh norma-norma dan nilai-nilai sosial dan reaksi terhadap batasan tersebut
mendorong pentingnya analisis perilaku organisasi dengan memperhatikan lingkungan sekitar.
1.2
Earnings Response Coefficient
Laba merupakan salah satu informasi penting yang disajikan dalam laporan keuangan perusahaan. Dengan kata lain laba yang dilaporkan memiliki kekuatan respon
power of respon
. Kuatnya reaksi pasar terhadap informasi laba akan tercermin dari tingginya koefisien respon laba. Tinggi rendahnya koefisien respon laba tergantung dari informasi yang terdapat
atau terkandung dalam laba. ERC Chong dan Jung dalam Murwaningsari, 2008 didefinisikan sebagai pengaruh
satu dolar rupiah
unexpected earning
terhadap
return
saham, dan biasanya diukur dengan slope koefisien dalam regresi
abnormal return
saham dan
unexpected earning
. Secara umum ERC merupakan ukuran yang mencerminkan sensitivitas
return
saham terhadap laba. Pengertian lain ERC merupakan bentuk pengukuran kandungan informasi dalam laba rugi
Soewardjono dalam Delvira dan Nelvirita, 2013. Bila angka laba mengandung informasi, diteorikan pasar akan bereaksi terhadap pengumuman laba. Pada saat diumumkan, pasar telah
mempunyai harapan tentang berapa besarnya laba perusahaan atas dasar informasi yang tersedia secara publik. Dasar pemikiran ERC muncul ketika investor memiliki perhitungan
ekspektasi laba jauh dari sebelum laporan keuangan dikeluarkan Ambarwati, 2008;128. Periode peramalan laba dapat mencapai satu tahun sebelum diumumkannya angka
laba perusahaan. Saat dikeluarkannya laporan keuangan, investor akan lebih memiliki banyak informasi dalam membuat analisis terhadap angka laba periodik. Hal ini dapat terjadi karena
seringnya terdapat kebocoran informasi saat dikeluarkannya laporan keuangan. Terdapat empat landasan pemikiran dan asumsi tentang pemakaian ERC menurut Scott dalam Refyal
dan Martani 2012, yaitu :
6
1. Investor memiliki kepercayaan awal terhadap ekspektasi
return
dan risiko perusahaan yaitu kepercayaan berdasarkan semua informasi yang tersedia di publik
sampai sesaat sebelum pengeluaran laporan keuangan. Pengetahuan awal ini tidak sama untuk setiap investor akan tetapi pengetahuan ini meliputi ekspektasi terhadap
laba perusahaan. 2.
Pada saat penerbitan laba tahunan, beberapa investor memiliki informasi yang lebih dengan menganalisis angka laba. Sehingga beberapa investor akan merevisi
kepercayaan awal mereka terhadap ekspektasi
return
dan risiko. 3.
Investor yang merevisi kepercayaannya terhadap probabilitas
future return
yang meningkat dibanding ekspektasi awal akan melakukan pembelian saham begitu
juga sebaliknya. 4.
Akumulasi dari jual beli ini akan membawa dampak pada akumulasi
abnormal return
di sekitar periode penerbitan laporan keuangan.
1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi