Kepentingan Kesempurnaan Penyembelihan Hewan Menurut Islam Dalam Menjamin Mutu Daging Ditinjau Dari Kesehatan Masyarakat Veteriner

Katakanlah :"Jika bapa-bapa, anak-anak, saudarasaudara, istri-istri, kaum kelurgamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawa tiri
kerugiannya dan rumah-rumah tempat
tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan
Rosul-Nya dan dari jihad di jalanNya, maka tunggulah sampai Allah
'mendatangkan keputusan-Nya."

Dan

Allah tidak memberi petunjuk kepada
orang-orang fasik.
(At Taubah

Kupersembahkan untuk :
Ibu, Ayah, Simbah dan
saudara-saudaraku ter
cinta serta sahabatku
kaum muslimin dan muslimat Indonesia.

, ("7
Lセ@


I

KEPENTINGAN KESEMPURNAAN

penyivbhaセw@

MENURUT ISLAM

DAlAM MEN JAM IN MUTU DAGlNG DITINJAU DARt
KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER

SKRIPSI

oleh
HAS I M

B.170882

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR


1 9

S 5

RINGKASAN

HASH!.

Kepentingan Kesempurnaan Penyembelihan Hewan l1e-

nurut Islam Dalam Menjamin Hu tu Daging Di tinjau dari Kes eha tan Nasyaraka t Veteriner (Di bawah bimbingan EMIR A.
SIREGAR) •
Bahan makanan asal hewan merupall:an bahan makanan
yang paling lengl\:ap mengandung zat-zat gizi esensial.
Karena itu daging sangat penting peranannya di dalam menunjang pertulllbuhan dan perkelllbangan tubuh serta kecerdasan lllanusia.
Hasyarakat Indonesia yang berkeyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan 89,9% beragama Islam (Sensus Penduduk tahun 1977-1978), di dalalll lllengkonsumsi lllakanan disalllping menilai lllUtU dan jenis makanan, mereka lebih memperhatikan halal dan haralllnya makanan menurut ajaran agalllanya.
Islam sebagai agama lllengatur sangat mendalam ten tang
tata Cara penyembelihan hewan, yang dapat menjalllin mutu daging ditinjau dari Kesehatan Hasyarakat Veteriner dan sekaligus menghilangkan keresahan InOtsyarakat akan halal dan haramnya makanan asal dagine; yang beredar di pasaran.
Henurut Kitab Al Quran surat Al Baqarah : 173, An

Nahl : 115, Al Maaidah : 3 dan Al An'aam : 145 bahwa bangkai, darah dan daging babi serta binatang yang disembelih
atas nama selain Allah adalah haram.

Allah

jUf,a

kan binatang yang disembelih dengan menyebut nama

Iliengharam-

Allah, secara khusus dalarn surat Al i:!ajj
'aarn

34 dan Al An-

118, 119 dan 121.
Membunuh binatang secara kejarn adalah dilarang di da-

lam Islam dan umrnat Islam wajib berbuat baik dalarn segala

hal termasuk dalam menyembelih hewan.

Karena itu diperlu-

kan sistem penyembelihan hewan yang dapat menjamin rnutu daging di tinjau dari Kesehatan l-'lasyarakat Veteriner dan sekagus tidal, melanggar syari' at Islam.

KEPENTINGAN KESEHPURNAAN PENYE11BELIHAN HENAN HENURUT ISLAM
DALAi'i HENJAHIN 14UTU DAGING DITINJ AU DARI
KESEHATAN I'lASYARAKAT VETERINER

Oleh
HAS I

l-'l

B.l? 0882

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

DOKTER HEWAN

pada
Fakultas Kedokteran Hewan
Institut Pertanian

Bogor

FAKULTAS KEDOKTERAN HEVIAN
INSTITUT PERTANIAN

1985

BOGOR

INSTITUT PZr:lTAKIAN BOGOR
FAKULTAS KZJJXT3RAir HEWAN

JUDUL SKRIPSI


KZPZNTING.:;;i l':ESEHPUm;AAN Pili,! ZHBELIHAN
HEWAS f,fEt\,URUT ISLAH DALAE i·;';;;::J Ai,jIN i·mTU
DAGING DITINJAU DARI KESEI-lATA;; EASYARll.:.
KAT 'iETERINER
HAS I 1-:

NOHOR POKOK

B.17 0882

Disetujui

________セQYXU@
SPァッイLセ@

Dr.
セhir@

1\.


Siセ|Zj@

..;'.R) SKH.

RIWAYA T Hi DUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 28 Naret 1961 di Desa
Arjosari Kecamatan Adimulyo KabuPaten Kebumen Jawa Tengah,
merupakan anak ke tiga dari lima bersaudara dari Bapak
Huhamad Danuri dan Ibu t'Iasirah.
Pada tahun 1973 ia 1u1us ;iari SD Negeri Arjosari Kecarna tan Adimu1yo Kabupa ten Kebur.len, l;;:emudian ,.e1anju tkan
ke Sl'iP Negeri Karanganyar Kabupaten Kebuo::en dan lulus ta,..
hun 1976.

Tahun 1977 masuk ke S];jA Negeri Gombong Kabupa-

ten Kebumen, terpilih sebagai siswa teladan Kabupatcn Kebumen tahun 1979 dan 1u1us tahun 1980.
Pada tahun 1980 diterima di Institut Pertanian Bogor
melalui Proyek Perin tis II dan tahun 1951 memi1ih tllasuk
Fakul tas Kedokteran Hewan Insti tu t Pertanian Bogor.


Ia

pernah menjadi 8.sisten mUda tidak tete,p pada mata kuliah
Biologi Umum Tingkat Persiapan Bersarna Institut Pertanian
Bogor
セ。ィオョ@

1982-1983 dan menjadi asisten muda tidak tetap

psda mata ku1iah 3iokimia
セG。ォオQ@

tas Kedo;cteran Bewan Insti-

tut Pertanian Bogor tahun 1963-1984.
teran Hewan diralhnya pada tanggal 1
predikat sangat 11lemuaskan.

セァオウエ@


Gelar S;;;rja::a Kedok1984 dengan

KATA PENGANTAR

Puji syukur penu1is panjatkan ke hadirat .:'.llah swt
at as rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat
penulis selesaikan sesuai dengan waktunya.
Skripsi ini ditulis berdasarkan pengkajian Kitab AlQuran dan Sunnah Rosu1ul1ah l1uhammad saw. serta hasil pene1itian yang sudah ada.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penu1is
sampaikan kepada Bapak Dr.

El:nir A. Siregar,

staf
sエセ[GャN@

pengajar pada laboratorium Kesehatan Masyarakat Veteriner,
Jurusan Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Hasyarakat Veteriner, yang te1ah membimbing dan mengarahkan penu1is mulai
dari persiapan hingga terse1esaikannya skripsi ini

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih
jauh dari sempurna, karena itu segala kritik ::ian saran untuk perbaikan selanjutnya sangat diharapkan.

',\'alaupun de-

mikian penulis berharap semoga skripsi ini ber::anfDat bagi
yang memer1ukan.

Amiin.

Bogor,

;':ei
Penulis

1985

DAi"TAR lSI

I.


DAFTA R GAl-JBAR • • • •

• •

PENDAHULUAN

• •



TINJAUAN PUSTAKA.

II.

Penyernbe1ihan Hewen yang Sernpurna

2.2.

l-letodo1ogi Penge1uaran Darah.

2.3.

Darah Dan Komponennya • • • •

2.4.

Hutu Daging • . . . . • . • . • .

pセhbasn@

• •

4



4

• • •

9

• • • • • • • • • • •



• •




13

16

Efek sarnping Pembiusan Sebe1um Hewan di-

sembelih..

I V.

1

• •

2.1.

2.5.
III.

x

....

. . ..

24



KESUlPULAN DAN SARAN.
DAi"'TAR PUSTAKA • • •

13






• •

• •

..

29
31

DAFTA R GAMBAR

No.

Halaman

1.

Hekanisme Terjadinya "Blood Splashing". • • ••

23

2.

Sistem Penyembelihan Hewan Yang Lazim Untuk Konsumsi Ummat Islam dan Yahudi di 3ritania
Ra.ya.. • • • • • .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. ..

31

Lamuiran
1.

Fatwa Hajelis Ulama Indonesia tentang ?enyembelihan. Hewan·Secara Hekanisasi Dengan Pemingsanan. . . .. . .. . .. .. .. . . .. .. . . ..

34

I.

PENDAHULUAN

Hakanan merupakan kebutuhan utama ummat manusia dalam
melangsungkan kehidupannya di mUka bumi.

Hakanan terdiri

atas zat-zat gizi, yaitu protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral.
hidup.

Tubuh manusia tersusun dari sel-sel

Setiap sel hidup dalam setiap aktifitasnya memer-

lukan zat-zat gizi, yaitu protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral.

Zat-zat gizi tersebut hanya dapat di-

peroleh dari makanan.
Zat-zat gizi di dalam tubuh berfungsi sebagai sumber
energi, sebagai pembangun struktur sel-sel tubuh, untuk
pertumbuhan, perkembangan, perbaikan sel-sel tubuh yang
rusak dan untuk meningkatkan efisiensi proses-proses di
dalam tubuh.
Di dalam melakukan fungsinya zat-zat gizi diperlukan

tubuh dalam keadaan seimbang.

Untuk mendapatkan keseim-

bangan zat-zat gizi disamping manusia memakan aneka jenis
makanan, yaitu bahan makanan hewani dan nabati, tubuh manusia mampu merubah bentuk zat gizi yang satu menjadi bentuk zat gizi yang lain.

Akan tetapi tidak semua komponen

zat gizi dapat dibentuk oleh tubuh dari bentuk zat gizi
yang lain.

Komponen zat gizi yang tidak dapat dibentuk

oleh tubuh, dan harus diambil dari makanan dalam bentuk
asli disebu t za t gizi esensial, seperti asan; amino esensial, asam lemak esensial, vitamin dan mineral.

2

Bahan makanan asal hewan merupakan bahan makanan yang
paling lengkap mengandung zat-zat gizi esensial.

Karena

itu daging sebagai salah satu bahan makanan asal hewan sangat penting di dalam menunjang pertumbuhan dan perkembangan tUQuh manusia.
Masyaralcat Indonesia yang berleeyalcinan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa dan sebagian besar menganut agama Islam, malea dalam setiap kebijaksanaan yang menyangkut masyarakat
sangat dipengaruhi oleh keyakinan agama tersebut.

Seba-

gai masyarakat yang beragama, masyarakat Indonesia disamping memerlukan makanan yang baik, juga memperhatikan boleh tidaknya menurut ajaran agama.
Agama Islam mempunyai aturan yang sangat mendalam mengenai makanan.

Karena itu makanan yang tidak diyakini

kebolehannya menurut ajaran agama Islam, dapat menimbulkan
keresahan-keresahan masyarakat yang sebagaian besar beragama Islam, disamping seCara ilmiah makanan tersebut mempunyai mutu yang rendah.
Tujuan penulisan ini adalah menandaskan pentingnya
lcesempurnaan penyembelihan hewan menurut Islam dalam menjamin mutu daging ditinjau deri Kesehatan Masyarakat 1eteriner dan sekaligus menjamin rasa aman masyarakat dalam
mengkonsumsi daging yang beredar di pasaran.

Penulisan

ini berdasar atas pengkajian terhadap kitab suci Al
セオイᆳ

an, Hadits-hadits Rosulullah HUhammad saw., dan hasil penelitian-penelitian ilmiah tentang penyembelihan hewan.

3
Penyembelihan hewan di Indonesia dilakukan seeara Islam, !carena sebagian besar masyarakat Indonesia menganut
agama Islam.

Jadi penyembelihan hewan yang sempurna, se-

hingga dagingnya boleh beredar secara umum di pasaran adalah harus memenuhi rukun dan syarat penyembelihan hewan seeara Islam.
Dengan penyembelihan hewan yang sempurna menurut ajaran agama Islam, diharap!can didapatkan daging yang bermutu,
yaitu daging yang memenuhi syarat-syarat kesehatan daging
dan sekaligus boleh dikonsumsi oleh ummat beragama, sehingga tidak menimbulkan keresahan-keresahan dalam masyarakat
serta dapat meneapai masyaralcat yang sejahtera.

II.

2.1.

TINJAUAN PUSTnKA

Penyembelihan Rewan yang Sempurna
Dalam penyelenggaraan penyembelihan hewan faktor agama

perlu mendapat perhatian, karena daging hewan yang halal dapat menjadi haram jika tidak disembelih menurut syari'at Islam (Sulaiman Rasjid, 1976).

Di dalam memperhatikan faktor

agama, menurut Thornton dan Gracey (1974), penyen;belihan hewan dan konsumsi daging dalam prakteknya perlu memperhatikan
kaidah sesuai kepercayaan Islam dan Yahudi.

Dalam kedua ka-

sus ini kesejahteraan hewan merupakan pertimbangan utama sedangkan memakan bangkai, darah dan daging babi adalah dilarang.

Jadi dalam kenyataannya Islam dan Yahudi mernpunyai

peraturan penyembelihan hewan yang hampir sama.
Pentingnya penyembelihan hewan dalamIslam terdapat didalam Al Quran, surat Al Haaidah ayat 3, yang artinya :
"Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi,
daging hewan yang disembelih atas nama selain Allah, yang
tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang di tanduk dan yang
diterkam binatang bUas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya dan diharamkan bagimu yang disembelih untuk berhala •
•• • ".

Dari ayat tersebut jelaslah bahwa selama penyembeli-,

han hewan darah harus keluar sempurna, harus disebut nama
Allah dan tidak boleh disengaja dicekik atau dipulml untuk
disembelih, kecuali dalam keadaan darurat.
Daging hewan yang boleh dimakan oleh ummat Islam

5
adalah daging yang berasal dari hewan y2.ng halal untuk dimakan, disembelih secara sempurna menurut syari'at Islam,
termasuk disebut nama Allah waktu menyembelihnya, terjadinya pengeluaran darah yang sebanyak-banyaknYa dan rasa
sakit yang sesedikit mungkin.

Bangkai, darah, daging babi

dan binatang yang disembelih atas nama selain Allah adalah
haram dimakan oleh ummat Islam.

Allah menandaskan berulang

kali di dalam ayat-ayat Al Quran, antara lain yang artinya
: "Sesungguhnya ;'.llah hanya mengharamkan bagimu bangkai,
darah, daging babi dan binatang yang (ketika disembelih)
disebut nama selain Allah . . . . " (AI Baqarah : 173; An Nahl
: 115).

"Katakanlah: 'Tiadalah yang aku peroleh dalam

wahyu yang diwahyukan kepadaku, sesuatu yang diharamkan
bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau memakan
itu bangkai, atau darah yang mengalir, atau daging babi,
karena sesungguhnya semUa itu kotor, atau binatang yang
disembelih atas nama selain Allah' •

... " (Al An'aam :145).

Dalam surat Al An'aam ayat 145 tersebut diatas tampak bahwa !Ulah mengharamkan bangkai, darah dan daging babi adalah karena kotor.

Dalam ayat-ayat teroebut di atas juga

jelas bahwa menyebut nama Allah waktu menyembelih hewan
adalah salah satu syarat halalnya daging hewan untuk dikonsumsi.

Dalam ayat-ayat lain Allah menandaskan secara

khusus pentingnya menyebut nama Allah waktu menyembelih
bina tang, yai tu:

"Dan bagi tiap- tiap umma t telah Kami

syari'atkan penyembelihan sUPaya mereka

6
Allah terhadap binatang ternak yang telah diberikan Allah
kepada mereka.

• •• " (AI Hajj: 34).

Demikian pula dalam

surat Al An'aam : 118 yang artinya : "Haka makanlah binatang-binatang yang halal yang disebut nama Allah ketika
menyembelihnya jika kamu beriman kepada ayat-ayat-Nya."
Dalam surat Al An'aam : 119 yang artinya : "Hengapa kamu
tidak mau memakan (binatang-binatang yang halal) yang disebut nama Allah ketika menyembelihnya, padahal sesungguhnya Allah telah menjelaskan kepadamu apa yang diharamkan
atasmu.

• •• " •

Dan dalam surat Al An'aam : 121 yang arti-

nya : "Dan janganlah kamu memakan binatang yang tidak disebut nama Allah ketika menyembelihnya.

Sesungguhnya per-

buatan yang semacam itu ada1ah suatu kefasikan.

• •• " •

Jelas bahwa menyebut nama Allah wajib dilakukan Vlaktu menyembelih hewan sebagai ekspresi iman manusia kepada Allah.
Semua cara penyembelihan hewan hendaknya berdasar dua
hal pokok yakni bahwa hewan sembelihan harus sesedikit mungkin menderi ta dan :;:Jen2.eluaran darah harus terjadi sesempurna mungkin (Ressang, 1962;

Thornton dan Gracey, 1974).

Untuk l!lembuat hewan sesedikit muni>;kin menderita dan terjedinya pengeluaran darah yang sese.mpurna mungkin, maka hewan
sebelum disembelih hendaknya disenang.:.senangkan dan disembelih dengan pisau yang tajam.

Dalam agama Islam perintah

ini terdapat dalam hadits riwayat Huslim yang artinya :
" Jari Saddad bin Aus r.a. Rosulullnh saw. telah bersabda : 'Sesungsuhnya Allah l!lel'lajibkan berbuat baik dslam se-

7
gala hal.

Apabila kamu :::embunuh hendal,lah k,,::;u lakukan

pembunuhan i tu dengan baik.

;_pabila kamu menyembelih hen-

daklah kamu lakukan penyembelihan itu dengan baik.

Hendak-

lah seseorang kamu menajamkan pisaunya dan menyenangkan binatang sembelihannya"(Fachruddin I-IS, 1981).

Alat penyembe-

lih heV/an dalam Islam boleh apa saja asalkan tajam, kecuali
gigi dan kulm.

Rosu1ullah saw. bersabda "Apa yang dapat

rnenyalurkan darah dan disebut nama ;'11ah makan1ah !, tetapi jangan dengan gigi dan kuku (Ril'faya t Euslim dari .ilafi
bin Khadij r.a.;

Fachruddin
セisL@

I

1981).

Pengeluaran darah yang sempurna hanya terjadi jika
kondisi hewan benar-benar sehat (Thornton dan Gracey, 1974).
Dalam Islam salah satu syarat hewan sebelum disembelih adalah seha t (Istichori, dalam diskusi panel, 1985).

Karena

itu maka hewan sebelum disembelih harus disenang-senangkan
sebagai mana menurut Hessang (1)62), sebelum hewan disembelih harus diistirahatkan labih dahulu selama 8-12 jam, dan
lebih baik lagi bila diistirahatlmn selama 24 jam.
riosulullah melarang membunuh binatang secara kejam
(Hadi ts riwayat l-:uslim dari Jabir bin Abdul10h r.a. ; ?achruddin HS, 1981).

Sehubungan dengan i tu Ressang (1962) me-

ngemul\:akan bahwa hewan tidal\: boleh dipukul sebelum disembelih karena akan memperlihatkan perdarahan-perdarahan di bawah Imlit dan daging, dan hanya binatang yang culmp istirahat yang memberikan daging yang enak, yaitu dapat dikerjalean un tuk pengawetan daging.

8

Untuk mendapatkan daging yang halal disamping mengetahui cara penyembelihan menurut sysri'at Islam juga harus
mengetahui binatang halal dan ,yang haram menurut syari 'at
agama Islam.

Binatang yang haram dimakan disamping yang

terdapat dalam Kitab Al Quran terdapat pula dalam hadits
Rosulullah saw.

Pada perang Khaibar telah melarang Nabi

saw. memakan daging Himar jinak CHadits riwayat Huslim dari
Jabir;

Sulaiman Rasjid, 1976).

20sulullah juga melarang

memakan tiap-tiap binatang buas yang mempunyai taring dan
tiap-tiap binatang yang mempunyai kuku tajam (Hadits riwayat Huslim dan Tirmidzi;

Sulaiman Rasjid, 1976).

Cara penyembelihan hewan adalah bahwa binatang yang
dapat disembelih di lehernya hendaklah disembelih di lehernya, dipotong trachea, oesophagus, arteri dan vena di
leher (Ahmad Ramali;

Sulaiman Rasjid, 1976).

Un tuk bina-

tang yang tidak dapat disembelih pada lehernya boleh disembelih di bagian mana saja asal hewan dapat mati karena
luka sembelihan tersebut.
Henyembelih adalah melenyapkan rUh binatang untuk
dimakan dengan sesua tu yang tajam selain tu12ng don lmku,
sedangkan rull:un menyembelih adalah adanya penyembelih yanE;
beragama Islam, adanya binatang yang disembelih dengan
syarat halal, dan adanya perkalcas penyembelihan yang memenuhi syari'at Islam (Sulaiman Rasjid, 1976).

Adapun

sunnat menyembelih hewan adalah memo tong dua urat yang
ada di kiri !canan leher, binatang yang panjang lehernya

9
disembelih dipangkal lehernya, binatang sembelihan digulingkan 1I:e sebelah kiri dan menghadap lciblat, serta membaca salawat atas Nabi Nuhammad saVi.
11etodologi Pengeluaran Darah

2.2.

Pengeluaran darah yang baik hanya terjadi jika keadaan
hewan benar-benar sehat dan segera disembelih setelah dibius.

Pengeluaran darah terhambat apabila ada kerusakan ker-

ja jantung, paru-paru dan otot-otot.

Pengeluaran darah se-

lama penyembelihan hanya separuh dari darah total dalam tubuh (Thornton dan Gracey, 1974).

Pengeluaran darah selama

penyembelihan hewan nyata sekali dipengaruhi oleh kerja
pompa jantung, sedangkan penurunan atau peningkatan frekl'Iesi denyut jan tung dipengaruhi oleh kadar oksigen dalam
darah, karena itu maka kerja jantung bersama-sama paru-paru ikut menentukan proses kesempurnaan pengeluaran darah
heVian sembelih.

Kerusakan otot dapat terjadi oleh bebera-

pa sebab seperti terban ting, terpulcul, penyaki t infeksius
atau sebab trauEa yang lain, yang menyebabkan pecahnya buluh-buluh darah :-:apiler jaringan dan
ュ・イセ。@

seninr,ga darah

memasuki struktur-struktur karkas.
Cepat dan lamanya aktifi tas jantung pada penyembeli,..
han hewan sesudah pembiusan berkorelasi dengan mutu daging
(1970, Pals;
1974).

v・セゥョ@

et

セLQYXS[@

Thornton dan Gracey,

Aktifitas jan tung yang baik sesudah pembiusan akan

10
dapat memompa darah keluar tubuh selama penyembelihan hewan, sehingga darah keluar sempurna dan diperoleh mutu daging yang tinggi, tetapi sebalilmya bila jan tung lemah sesudah pembiusan maka darah tidak sempurna terpompa keluar
sehingga kandungan darah dalam ;,arkas tinggi dan daging bermutu rendah.

Vemini et aJ..... (1983) mengemukakan bahwa jan-

tung yang terhenti akan meningkatkan retensi darah dalam
karkas, akan tetapi menurunkan bercak-bercak darah (blood
splashing) pada karkas.

Jadi penurunan atau terhentinya

kerja jantung menyebabkan peningkatan retensi darah dalam
jaringan, tetapi darah tetap berada di dalam buluh-buluh
darah, tidak masuk dalam struktur-struktur karkas.

Kerja-

jantung yang tetap baik sesudah pembiusan dapat menyebabkan "blood splashing", jika hewan tidak disembelih secepat mungkin setelah pembiusan (Thornton dan Gracey, 1974).
Penurunan tekanan denyut jantung terutama ventrikel
yang terjadi selama pengeluaran darah dapat disebabkan !carena penurunan oksigen darah pada myokardium, sehingga merubah tekanan darah (1950, Newell dan Shaffner;
ach dan Warrington;

Vemini II iill....., 1983).

1976, Le-

Penurunan te-

!canan derah menyebabkan I'etensi darah meningkat dalAm buluh-buluh darah peri fer dan penge1uaran darah kurang sempurna.

Ketika hewan dibius respirasi menurun sehingga te-

kanan oksigen menurun dan kekuatan denyut jan tung menurun
(Vemini et

ru......,

1983).

Pembiusan yang menyebabkan respi-

rasi menurun dapat menyebabkan te!canan darah menurun se-

11

hingga pengeluaran darah kurang sempurna.
Kontraksi, gravitasi dan aktifitas jantung merupakan
faktor yang mempengaruhi pengeluaran darah otot-otot hewan
(Vemini et

セLQYXSIN@

Karena itu selama penyembelihan

hewan harus dibiarkan berkontraksi hingga mati sempurna,
setelah itu baru dilakukan penggantungan dan pelepasan kulit, serta pemotongan-pemotongan.
Darah dipompakan melalui pembuluh-pembuluh darah oleh
jantung.

Pembuluh-pembuluh darah adalah sistem yang ter-

tutup, yang membawa darah dari jantung ke seluruh jaringan
tubuh dan kembali ke jantung.

Aliran darah ke tiap-tiap

jaringan diatur oleh mekanisme kimia lokal dan mekanisme
saraf umum yang melebarkan atau menyempitkan pembuluh-pembuluh darah jaringan (Ganong, 1980).

Mekanisme kimia 10-

kal merupakan mekanisme pengaturan saraf otonom yaitu

0-

leh zat-zat kimia seperti asetilkolin dan katekolamin,
yang terutama adalah norepinefrin dan epinefrin (Darmansjah, 1980).

Katekolamin menyebabkan penyempitan buluh-

buluh darah sehingga terjadi peningkatan tekanan darah.
Stres sehubungan dengan pembiusan dan pengeluaran darah
secara normal menyebabkan pelepasan
terjadi penyempitan
(1978, Warrisi;

ー・ュ「オャィセ@

Vemini et セLQYXSIN@

ャセ。エ・ォッュゥョ@

sehingga
darah jaringan
Pembiusan atau-

pun stres karena sebab lain seperti perlakuan yang kasar
terhadap hewan sembelih dapat meningkatkan tekanan darah
dan bila tidak cepat dilalmkan penyembelihan akan terjad i

12
"blood splashing".
Ganong (19::0) menyatakan bahwa arteriole mengandung
sedikit jaringan dan lebih banyak otot polos.

Otot polos

diatur oleh serabut saraf adrenergik yang fun8sinya mengkonstriksikan dan pada beberapa hal oleh sera but saraf
lwlinergik yang melebarkan pembuluh darah.

Arteriole a-

dalah tempat utama retensi aliran darah sehingga sedikit
perubahan pp,da dimneterny2. menyebabkan perui)!?h£1D yane besar pa:l2. darah peri fer to tal.

Deugan demikian penyempi-

tan maupun pelebaran pembuluh dereh perifer sangat mempengaruhi kesempurnaan peneeluaran darah selama penyembelihan hewan.
Kenaikan tekanan darah, frekwensi denyut jantung dan
peningkatan glukosa darah dapat terjadi akioat stres (Darr::ansjah, 1980).

Dengan demikian maka pada hewan sembelih

sebaiknya dijaga untuk tidak terjadi stres sebelum dis embelih.

Ganong (1900) meny", takan bahwa kenaikan tekanan

icarbondioksida, penurunan tekenan oksi c;en dan penurunan
_Lセ@

delam derah meLyebabkan relelcsasi arteriole d2n
ter prekapiler sehingga timbul vasodilatasi.
sung
、セャ・エRッイ@

ウゥエ・ュセォ@

pada kuli t dan otak.

ウーセョァM

Kerj2 lang-

k-rbondioksida paling menonjol
,
Karena i tu Dembiusan -iEngan zat-zet

seperti karbondioksida yang dapat menurunkar. PH dan tekanan oksiGen disamping seCara langsung menyeoabkan vasodilatasi pernbuluh darah jaringan sehingga pengeluaran darah
t::'dai-: sempurna, penurunan PH doginE:

enyeba o],an

!e1U

tu daging

13
rendah.

D?lam penyembelihan hewan terpotong arteri carotis dan
',ena jugularis, hal ini dapa t !::emban tu pengeluar8n darah
karean keduanya merupakan oembuluh darah yang besar, disamping bahwa menurut Ganong (1980) arteri dan arteriole yang
terluka akan berkontraksi dengan kUat, sehingga dapat membantu me:-;ahan pengeluaraE darah, tetapi karena pembuluh darah yang besar tersebu t sehingga pengaruh kon trEo!csi tidak
nyata dan darah dapat keluar dengan sempurna.
Pernafasan dan tekanan darah juga diatur oleh medula
oblongata (Darmansjah, l;kO).

Oleh karena itu kerusakan

medula oblongata pada hewan sembelih dapat mempengaruhi kesempurnaan pengeluaran darah.

2.3.

Darah dan Komponennya
Bangll:ai, darah dan daging babi adalah kotor ( Al An-

'aam

145).

Menurut Ressang (1962) susunan kimia darah

adalah air (81%), bahan leering (19%) yang terdiri atas
hemoglobin (10;6), albumin (7%), globulin, fibrinogen, kolesterin (0,2h), gula (0,07%), lemak (0,2%), asam amino,
c;.reu:: dan keratinin.

3el'2osarkan susunan kimianya ;;ar