Jika perpindahan faktor produksi antar daerah tidak ada hambatan, maka pada akhirnya pembangunan ekonomi yang optimal antar daerah akan
tercapai dan semua daerah akan lebih baik Pareto Optimum atau better off Mobilitas tenaga kerja cenderung bergerak dari daerah yang tingkat
upahnya rendah ke daerah yang tingkat upahnya lebih tinggi. Dengan asumsi ada lowongan kerja. Begitu juga dengan kapital yang cenderung berpindah
dari daerah yang tingkat kapital rendah ke daerah yang kapitalnya tinggi.
4.Perbedaan Sumber Daya Alam SDA Antar Wilayah Menurut Kaum Klassik Pembangunan ekonomi di daerah yang kaya
SDA akan lebih maju dan masyarakatnya lebih makmur dibandingkan di daerah yang miskin SDA. Dalam arti SDA dilihat sebagai modal awal untuk
pembangunan yang selanjutnya harus dikembangkan selain itu diperlukan fakor-faktor lain yang sangat penting yaitu tehnologi dan SDM. Semakin
pentingnya penguasaan tehnologi dan peningkatan SDM, faktor endowment lambat laun akan tidak relevan.
5. Perbedaan Kondisi Domografi antar wilayah
Ketimpangan Ekonomi Regional di Indonesia juga disebabkan oleh perbedaan kondisi geografis antar wilayah. Terutama dalam hal jumlah dan
pertumbuhan penduduk, tingkat kepadatan penduduk, pendidikan, kesehatan, disiplin masyarakat dan etos kerja. Dilihat dari sisi permintaan, jumlah
penduduk yang besar merupakan potensi besar bagi pertumbuhan pasar, yang berarti faktor pendorong bagi pertuimbuhan kegiatan ekonomi.. Dari sisi
penawaran jumlah populasi yang besar dengan pendidikan dan kesehatan yang baik, disiplin yang tinggi, etos kerja tinggi merupakan aset penting bagi
produksi.
6. Kurang Lancarnya Perdagangan antar Wilayah
Kurang lancarnya perdagangan antar daerah intra-trade merupakan unsur menciptakan ketimpangan ekonomi regional.
Tidak lancarnya Intra-trade disebabkan : Keterbatasan transportasi dan komunikasi. Tidak lancarnya arus barang dan jasa antar daerah
mempengaruhi pembangunan dan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah melalui sisi permintaan dan sisi penawaran.
48
Sisi permintaan : kelangkaan akan barang dan jasa untuk konsumen mempengaruhi permintaan pasar terhadap kegiatan ekonomi lokal yang
sifatnya komplementer dengan barang jasa tersebut.
Sisi penawaran, sulitnya mendapat barang modal, input antara, bahan baku atau material lain yang dapat menyebabkan kegiatan ekonomi suatu wilayah
akan lumpuh dan tidak beroperasi optimal.
DISPARITAS REGIONAL
Alat yang digunakan untuk mengukur kesenjangan pembangunan pendapatan :
1. Gini Ratio 2. Kurva Lorenz
3. Kriteria Bank Dunia 4. Indeks Williamson
5. Indeks Entrophy Theil
1. Gini Ratio
Gini Ratio adalah alat yang digunakan untuk mengukur kesenjangan distribusi pendapatan. Gini Ratio berkisar antara 0 sampai dengan 1
Bila Gini Ratio = 0 artinya : distribusi pendapatan amat merata sekali, karena setiap golongan penduduk menerima bagian pendapatan yang
sama perfect equality Gini Ratio = 1 artinya : terjadi ketimpangan distribusi pendapatan yang
sempurna karena seluruh pendapatan hanya dinikmati oleh satu orang atau sekelompok orang.
Menurut kriteria H.T. Oshima - Bila gini Ratio ---------
0,3 artinya ketimpangan rendah - Bila Gini Ratio ------- 0,3 - 0,4 artinya ketimpangan sedang
- Bila Gini Ratio -------- 0,4 artinya ketimpangan Tinggi
Rumus Gini Coefficient Gini ratio ------ GC
49
GC = 1 - Ε
Xi - Xi-1 Yi + Yi –1 Atau
GC = 1 - Ε
fi Yi + Yi-1
Keterangan GC = Angka Gini Coefficient
Xi = Proporsi jumlah rumah tangga kumulatif dalam kelas – i fi = Proporsi jumlah rumah tangga dalam kelas i
Yi = Proporsi jumlah pendapatan rumah tangga kumulatif dalam Kelas – i
Kelas i = kuintil, desil
Kurva Lorenz
Adalah : kurva yang menunjukkan hubungan kuantitatif antara persentase penduduk dan persentase pendapatan yang mereka terima
selama satu tahun. Sumbu vertikal : menunjukkan pangsa share pendapatan yang diterima oleh
masing-masing persentase jumlah penduduk. kumulatif
Sumbu Horizontal : menunjukkan pangsa share penerima pendapatan dalam persentase kumulatif. kumulatif
Garis Diagonal : menunjukkan distribusi pendapatan dalam keadaan merata sempurna Perfect Equality
2. Kriteria Bank Dunia