A. Pendahuluan
Motivasi dalam belajar diperlukan setiap manusia, karena pada dasarnya belajar itu sepanjang hayat. Dalam proses perkembangan belajar manusia akan
mengalami pasang surut, kadang-kadang semangatnya kuat dan kadang- kadang semangatnya lemah. Hal ini bisa terjadi karena ada beberapa faktor
yang menyebabkannya, dan yang sudah populer penyebab tersebut berasal dari dalam dan dari luar dirinya.
Kondisi di atas terjadi pada sebagian besar siswa yang ada di sekolah- sekolah baik di sekolah dasar, SLTP, SLTA bahkan juga terjadi di Perguruan
Tinggi. Kenyataanya banyak siswa atau mahasiswa yang melakukan kegiatan yang semestinya bukan bagian dari tugas pokoknya misalnya perbuatan
asusila yang dilakukan di warnet dan diberbagai temat lainnya, berpacaran yang mengarah pada perbuatan yang melanggar norma agama maupun norma
masyarakat, menipu orangtua dengan meminta uang untuk biaya studi tetapi tidak digunakan untuk kepentingan studinya, malah digunakan untuk membeli
minuman keras, dan obat-obat terlarang, serta untuk berfoya-foya. Kenyataan di atas juga terjadi di lembaga pendidikan tinggi yang
semetinya tidak pantas ada karena pendidikan tinggi arus harus bisa menjadi contoh untuk bisa diteladani bagi generasi muda terutama siswa di sekolah.
Hal ini bisa dilihat di berbagai tayangan di media elektronik, seperti televisi maupun Internet dan media cetak lainnya, adanya tawuran antar mahasiswa di
perguruan tinggi yang sampai saat ini belum jelas penyebabnya, namun patut diduga penyebab nya adalah adanya perasaan gengsi dan harga diri antar
kelompok mahasiswa yang berbeda program studi dan fakultasnya. Dari gambaran di atas, menunjukkan bahwa para siswa maupun
mahasiswa sebagian
masih ada
yang belum
memahami tujuan
belajarstudinya, terbukti kegiatan yang dilakukan belum sepenuhnya mengarah kepada pencapaian tujuan belajarnya dan bahkan melakukan
kegiatan yang bertentangan dengan tujuan belajarnya, mereka tidak termotivasi untuk berpikir kreatif dalam mengembangkan kemampuannya
serta dalam melakukan aktivtas belajarnya belum dilakukan secara optimal,
sehingga pencapaian tujuan pendidikan yang diharapkan masih jauh dari kenyataan.
Berbagai usaha sebenarnya sudah dilakukan oleh konselor, guru dan dosen di Perguruan Tinggi untuk memberikan motivasi kepada para siswa
atau mahasiswa untuk lebih menfokuskan aktivitas belajarnya secara optimal dan bisa kreatif dalam mengembangkan kemampuannya. Namun demikian
berbagai upaya yang dilakukan itu belum bisa mencapai hasil yang diharapkan sehingga diperlukan upaya lain yang bisa dilakukan konselor yaitu melalui
bimbingan dan konseling Islami. Di dalam bimbingan dan konseling Islami selain motivasi belajar yang sudah kita ketahui yaitu motivasi yang berasal
dari dalam dan dari luar diri individu, masih ada satu faktor penting yaitu motivasi spritual dalam hal ini ajaran agama Islam. Bimbingan dan konseling
Islami di dalam memberikan bimbingan kepada siswa berdasarkan nilai-nilai dan norma-norma ajaran agama Islam, sehingga motivasi belajar siswa di
sekolah akan lebih kuat apabila juga di dasarkan pada nilai ajaran agama bahwa belajar itu ibadah dan pada akhirnya akan mendapat pahala dari Allah
SWT.
B. Pembahasan