BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAMI SEBAGI SA

BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAMI SEBAGI SALAH SATU
LAYANAN MENYONGSONG PASAR BEBAS ASEAN
Siti Nurlaila, M.Psi
Jurusan Bimbingan dan Konseling, Universitas Muhammadiyah Metro
Email: laila_mpsi@yahoo.com; Phone: 0823 7848 0000
Abstact
The modern life today with many problems which make
most of people whose felt, that most of them often loss controll,
frustrate, and confuse. Value friction in community, from religious
life was slide to materialistic life, the community that tend to
hedonistic and consumptive, chase the satisfaction, ignore spiritual
aspect. Beside that, the community should shift to individualistic
life and weak of social controll, the experience of ritual religious
gradually loose, neglect the worship, and worship to the
technology. There some individual conflict, family, violence to the
children, household violence, and social conflict was increased so
that impact to divorce enhancement, the brawl between villagers
which caused the small problem.
The acceleration of time change make a challenge that faced
more difficult. Islamic Guidance and counseling is a giving help
proccess to person for realizing back to their existence as Alloh

creature that should always consistent with provision and guidance
of Alloh until achieve the happiness life in the world.
Keyword: guidence, Islamic Counseling

ABSTRAK
Kehidupan modern sekarang ini penuh dengan permasalahan yang
cenderung membuat kebanyakan orang yang mengalaminya sering lepas
kontrol, frustrasi dan hilang arah. Pergeseran nilai yang terjadi di masyarakat,
yaitu dari kehidupan yang religius bergeser ke arah kehidupan materialistik,
masyarakat cenderung hidup hedonistik dan konsumtif, mengejar kepuasan,
mengabaikan aspek ruhaniyahnya. Selain itu masyarakat juga mulai bergeser ke
arah hidup individualistik dan kontrol sosial lemah,
pengalaman ritual
keagamaan mulai kendor, melalaikan ibadah dan menyembah teknologi.
Beberapa konflik individu, keluarga, kekerasan terhadap anak, kekerasan rumah
tangga dan konflik sosial meningkat sehingga mengakibatkan peningkatan
perceraiaan, tawuran antar warga desa yang hanya disebabkan oleh masalah kecil.

1


Perubahan zaman yang demikian cepat itu membuat tantangan yang
dihadapi semakin sulit. Bimbingan dan konseling Islami dibutuhkan untuk
menjawab permasalah-permasalah yang ada. Bimbingan dan konseling Islami
adalah proses pemberian bantuan kepada individu agar menyadari kembali
eksistensinya sebagai makhluk Allah yang seharusnya dalam kehidupan
keagamaannya senantiasa selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga
dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia.
Kata kunci: Bimbingan, konseling islami

2

PENDAHULUAN
Tahun 2015 nanti, Indonesia memasuki era pasar bebas ASEAN (ASEAN
Free Trade Agreement). Era itu bersamaan dengan keadaan negeri ini yang surplus
demografi (tenaga kerja usia produktif melimpah). Sementara saat ini telah
banyak tenaga kerja asing yang menjadi ekspatriat ke Indonesia. Adanya pasar
bebas ASEAN ini tentu banyak membawa dampak dan permasalahan untuk
masyarakat Indonesia. Permasalahan yang cenderung

membuat


kebanyakan

orang yang mengalaminya sering lepas kontrol, frustrasi dan hilang arah. Berbagai
kesenjangan, harapan-harapan dan persaingan membuat orang tidak tahu apa,
mengapa, dan bagaimana seharusnya mendapatkan solusi dan berbagai penyebab
permasalahan yang menimpanya. Hal ini bukan saja menghambat potensi diri
tetapi membuat orang yang mengalaminya melakukan hal-hal yang tidak sesuai
dengan tuntutan masyarakat modern. Permasalahan diatas hampir

terjadi di

semua setting kehidupan baik itu keluarga, masyarakat maupun bangsa kita
tercinta.
Pergeseran nilai yang terjadi di masyarakat, yaitu (1) dari kehidupan
yang religius bergeser ke arah kehidupan materialistik. Masyarakat cenderung
hidup hedonistik dan konsumtif,

mengejar kepuasan,


mengabaikan aspek

ruhaniyahnya. (2) masyarakat yang dahulu dikenal dengan masyarakat yang cinta
kebersamaan, saling tolong menolong, sekarang bergeser ke arah hidup
individualistik dan kontrol sosial lemah (3) pengalaman ritual keagamaan mulai
lemah (4) konflik individu, keluarga (perceraian, kekerasan terhadap anak,
kekerasaan rumah tangga), dan konflik sosial (pegaulan bebas, kasus HIV AIDS).
Dengan demikian, banyak manusia sekarang ini yang sebenarnya tidak
menemukan lagi makna hidupnya.
Ada kecenderungan layanan bimbingan dan konseling selama ini lebih
mendasarkan pada “data empirik” dan “pemikiran rasional” saja. Sementara itu
informasi yang diyakini bersumber dari Sang Pencipta manusia itu diabaikan.
Akibatnya, bimbingan yang seperti itu belum memperlihatkan hasil yang optimal.
Lebih jauh lagi, pengembangan potensi manusia belum bisa dilakukan secara
optimal dan penyelesaian masalah-masalah yang dihadapi manusia juga kurang
tuntas serta cenderung supervisial.

3

Konseling yang ada saat ini di Indonesia cenderung menggunakan konsep

konseling yang di kembangkan di barat.

Konseling Islami belum banyak

dikembangkan oleh konselor yang mengaku sebagai muslim, terkadang konselor
belum atau lupa menyelipkan tema-tema konseling islami. Berdasarkan penjelasan
diatas maka penulis membuat suatu rumusan masalah yaitu Mengetahui dan
memahami konsep konseling islami, mengetahui perbedaan bimbingan dan
konseling barat dengan bimbingan konseling islami, dan mengetahui bimbingan
konseling islami sebagai layanan menyongsong pasar bebas ASEAN.

PEMBAHASAN
A. Konsep Konseling Islami
Seminar Nasional Bimbingan Konseling I tahun 1985 mendefinisikan
bimbingan konseling islami sebagai suatu proses dalam bimbingan dan konseling
yang dilakukan mendasarkan pada ajaran islam, untuk membantu individu yang
mempunyai masalah guna mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Subjek yang
dibimbing adalah individu yang mempunyai masalah yang membutuhkan bantuan
bimbingan dan konseling. Pembimbingnya adalah individu yang memiliki
kewenangan (kompetensi) untuk melakukan BK islami, yaitu: konselor, psikolog,

ahli pendidikan, ahli agama islam, dokter, dan pekerja sosial. Isi BK islami
mencakup hal-hal yang berkaitan dengan kebutuhan individu yang sedang
menghadapi masalah berupa kebutuan jasmani dan rohani untuk mencapai
kebahagiaan dunia dan akhirat.
Berdasarkan seminar dan lokakarya bimbingan konseling islami II tahun
1987 bahwa layanan BK islami bukan hanya mengupayakan mental yang sehat
dan kehidupan sejahtera lebih dari itu juga menemukan jalan hidup menuju
kehidupan yang sakinah, batin merasa senang dan tentram karena selalu dekat
dengan Alloh SWT. Selain itu juga dibedakan antara pengertian bimbingan dan
konseling, (a) Bimbingan Islami didefinisikan sebagai proses bantuan yang
diberikan secara ikhlas kepada individu atau sekelompok individu untuk
meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Alloh SWT dan untuk
menemukan serta mengembangkan potensi-potensi mereka melalui usaha mereka
sendiri baik untuk kebahagiaan pribadi maupun kemaslahatan sosial. (b)
4

Konseling islami didefinisikan sebagai proses bantuan yang berbentuk kontak
pribadi antar individu atau sekelompok individu yang mendapat kesulitan dalam
suatu masalah dengan seorang petugas profesional dalam hal pemecahan masalah,
pengenalan diri, penyesuaian diri, dan pengarahan diri untuk mencapai realisasi

diri secara optimal sesuai ajaran islam.
Pada tahun 1994 dilakukan simposium psikologi islami dan berhasil
membukukan konsep bimbingan konseling islami dengan judul “psikologi islam”,
yang diterbitkan oleh Muhammadiyah University Press tahun 1994.
M. Hamdani Bakran (2001) mengatakan bahwa konseling Islami adalah
suatu aktivitas memberi bimbingan, pelajaran dan pedoman kepada individu yang
meminta bimbingan (klien) dalam hal bagaimana seharusnya klien dapat
mengembangkan potensi akal pikirannya, kejiwaannya, keimanan dan keyakinan
serta dapat menanggulangi problematika hidup dan kehidupannya dengan baik
dan benar secara mandiri yang berparadigma kepada Alquran dan Assunnah
Rasulullah saw.
Faqih (2001) berpendapat konseling Islami adalah proses pemberian
bantuan kepada individu agar menyadari kembali eksistensinya sebagai makhluk
Alloh yang seharusnya dalam kehidupan keagamaannya senantiasa selaras dengan
ketentuan dan petunjuk Alloh, sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di
dunia. Thohari (2001) mengartikan bimbingan dan konseling Islam sebagai suatu
proses pemberian bantuan terhadap individu agar menyadari kembli eksistensinya
sebagai makhluk Alloh SWT yang seharusnya hidup selaras dengan ketentuan dan
petunjuk Alloh SWT, sehingga dapat mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
Berdasarkan rumusan diatas bahwa konseling islami adalah aktivitas yang

bersifat “membantu” karena pada hakikatnya individu sendirilah yang perlu hidup
sesuai tuntunan Alloh SWT (jalan yang lurus) agar mereka selamat. Karena posisi
konselor bersifat membantu, maka konsekuensinya klien lah yang harus aktif
belajar memahami dan sekaligus melaksanakan tuntunan islam (Al-Quran dan
Sunah Rasul). Konseling islami juga sebagai proses pemberian bantuan terarah,
kontinu, sitematis kepada setiap individu agar dapat mengembangkan potensi dan
fitrah beragama yang dimiliki secara optimal dengan cara menginternalisasikan

5

nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Quran dan Hadist nabi ke dalam dirinya.
Sehingga ia dapat hidup selaras sesuai dengan tuntutan Al-Qur’an dan Hadist.
Apabila proses internalisasi nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Quran
dan hadist telah tercapai dan fitrah beragama telah berkembang secara optimal
maka individu tersebut dapat menciptakan hubungan baik kepada Alloh SWT,
dengan manusia dan alam semesta sebagai manifestasi dari peranannya sebagai
khalifah di muka bumi yang sekaligus berfungsi untuk mengabdi kepada Alloh
SWT.
B. Perbedaan Konseling Barat dan Konseling Islami
Perbedaan bimbingan dan konseling umum dengan bimbingan konseling

Islami menurut Thohari Musnamar (1992) adalah:
1. Pada umumnya di barat proses layanan bimbingan dan konseling tidak
dihubungkan dengan Tuhan maupun ajaran agama. Maka layanan konseling
dianggap sebagai hal yang semata-mata masalah keduniawian, sedangkan
Islam menganjurkan aktifitas layanan bimbingan dan konseling itu merupakan
suatu ibadah kepada Alloh SWT suatu bantuan kepada orang lain, termasuk
layanan bimbingan dan konseling, dalam ajaran Islam di hitung sebagai suatu
sedekah.
2. Pada umumnya konsep layanan bimbingan dan konseling barat hanyalah
didasarkan atas pikiran manusia. Semua teori bimbingan dan konseling yang
ada hanyalah didasarkan atas pengalaman masa lalu sedangkan konsep
bimbingan dan konseling islami berdasarkan Al-Qur’an dan Assunah, aktivitas
akal dan pengalaman manusia.
3. Konsep layanan bimbingan dan konseling Barat tidak membahas masalah
kehidupan sesudah mati. Sedangkan konsep layanan bimbingan dan konseling
Islam meyakini adanya kehidupan sesudah mati.
4. Konsep layanan bimbingan dan konseling Barat tidak membahas dan
mengaitkan diri dengan pahala dan dosa. Sedangkan menurut bimbingan dan
konseling Islam membahas pahala dan dosa yang telah dikerjakan.


6

Pendapat lain menjelaskan, Corey (1996:90-444) menunjukkan ada
sembilan pendekatan dalam konseling, yaitu: Psikoanalitik, Adlerian, Eksistensial,
Person-Centered, Gestalt, Reality, Behavior, Cognitive-behavior dan, Family
sistems. Masing- masing pendekatan tersebut di bangun atas konsep dasar tentang
“hakikat manusia” yang di yakini kebenarannya oleh masing-masing aliran, tetapi
ternyata sejumlah konsep dasar tersebut di nilai oleh Corey (1982) dan juga oleh
para ahli di Indonesia seperti M.D. Dahlan (1988), dan Djamaludin Ancok (1994)
mengandung sejumlah kekurangan yang perlu disempurnakan.
Aliran Psikoanalitik dinilai oleh Corey (1982:12), M.D. Dahlan (1988:15,
2005: 20) terlalu pesimistik, deterministik, dan reduksionistik. Segala perilaku
manusia, bahkan perilaku religius hanya di pandang sebagai sublimasi dari
dorongan –dorongan yang tidak di sadari. Djmaludin Ancok (1994: 67) menilai
aliran ini terlalu menyederhanakan kompleksitas dorongan hidup yang ada dalam
diri manusia, teori ini tidak mampu menjelaskan tentang dorongan yang dimiliki
orang muslim untuk mendapatkan ridho Alloh SWT. Di samping itu, teori ini
dinilai terlalu menekankan pengaruh masa lalu (masa kecil) terhadap perjalanan
hidup manusia, dan terlalu pesimisme dalam setiap upaya pengembangan diri
manusia.

Aliran Behaviorisme dinilai oleh MD. Dahlan (1988: 16, 2005:21) terlalu
deterministik yang memandang manusia tidak lebih sebagai “hewan sirkus” yang
dapat dilatih sesuai kehendak pelatihnya, aliran ini dinilai terlalu berani menganalogikakan periaku dan hakikat manusia dengan dunia hewan seperti anjing,
kucing, dan kera yang hasil uji cabanya langsung bisa diterapkan dalam
memperlakukan manusia. Djamaludin Ancok (1994: 66) menilai aliran ini
memberi penekanan yang terlalu berlebih pada aspek stimulasi lingkungan dalam
mengembangkan manusia, kurang menghargai faktor bakat atau potensi alami
manusia, dan kurang menghargai adanya perbedaan individual, sementara
perbedaan individual adalah suatu kenyataan. Di samping itu, aliran ini dinilai
cenderung mereduksi manusia, manusia di pandang tidak memiliki jiwa, tak
memiliki kemauan dan kebebasan untuk menentukan tingkah lakunya sendiri.
Aliran ini juga di niali tidak mampu menjelaskan perilaku manusia yang
mengabdi kepada Tuhannya dengan tulus ikhlas dan penuh kepasrahan.

7

Aliran Humanistik dinilai oleh Djamaludin Ancok (1994: 69) terlalu
optimistik terhadap upaya pengembangan sumber daya manusia, sehingga
manusia di pandang sebagai penentu tunggal yang mampu melakukan “play-God”
(peran Tuhan). M.D Dahlan (2005: 22) menilai aliran ini terlalu mendewadewakan manusia, terlalu optimis, dan penuh harapan terhadap kemampuan
manusia, manusia di pandang memilili kemampuan berbuat sendiri di bumi ini
dan menentukn tujuannya sendiri. Jika seorang pembimbing mengikuti aliran ini
di ibaratkan sebagai membiarkan seorang anak berjalan sendiri dalam kegelapan
malam, pembimbing tidak terlalu memberi arah yang jelas kepada konseli (klien),
dan membiarkannya mencari jalan sendiri.
Berdasarkan uraian diatas, teori-teori bimbingan dan konseling yang
selama ini dikembangkan dengan lebih mendasarkan pada acuan “filsafat” dan
“sains” sehingga wajar kalau hasilnya banyak menunjukkan kecenderungan ke
spekulatif dan tentatif (belum tentu, sementara waktu, dan masih bisa berubah).
Oleh sebab itu wajar pula bila ada sementara ahli yang menilai bahwa hasil
bimbingan selama ini baru bersifat “supervisial”, “kulit luarnya saja”, atau “tidak
tuntas” (MD. Dahlan, 1998:25).
Mencermati keterbatasan aliran-aliran psikologi seperti di sajikan di atas,
maka para ahli bimbingan dan psikologi menyempurnakan dengan menjadikan
ajaran agama sebagai “acuan”. Bahkan, secara tegas MD. Dahlan (2005:16)
menyarankan agar nilai-nilai agama menjadi landasan dalam merumuskan
alternatif bimbingan dan konseling di era globalisasi.
Konseling dalam kehidupan muslim sudah ada sejak zaman Nabi Adam
dan nabi-nabi setelahnya, mereka mendapat amanah dari Alloh sebagai salah satu
dari berbagai tugas manusia adalah membina dan membentuk manusia yang ideal
sesuai dengan fitrahnya, mengarah kepada sesuatu yang bermanfaat dan melarang
dari sesuatu yang membahayakan mereka sesuai tuntutan Alloh SWT (QS AlFath: 8-9).
Menurut penulis, konsep teori-teori Bimbingan dan Konseling Barat yang
telah ada ini tidak perlu dirombak total, namun kita sebagai seorang konselor
harus memiliki sikap kritis dan selektif dan jika ada hal-hal yang dianggap kurang

8

cocok cukup kita ubah dan sesuaikan dengan pandangan-pandangan dan ideal
Islam saja.
C. Bimbingan Konseling Islami Sebagai Layanan Menyongsong Pasar Bebas
Asean
Pasar bebas ASEAN berlangsung di semua bidang kehidupan, seperti
bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan, dan lainlain. Kehadirannya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu negara termasuk
Indonesia. Misalnya masyarakat kita khususnya anak muda banyak yang lupa
akan identitas diri sebagai bangsa Indonesia, karena gaya hidupnya yang
cenderung meniru Budaya Barat. Selain itu juga mengakibatkan adanya
kesenjangan sosial yang tajam, antara yang kaya dan miskin, munculnya sikap
individualisme yang menimbulkan ketidakpedulian antar perilaku sesama warga.
Masyarakat merasa dimudahkan dengan tekhnologi maju membuat mereka
merasa tidak lagi membutuhkan orang lain dalam beraktivitasnya. Mereka lupa
sebagai makhluk sosial. Pengaruh globalisasi yang begitu kuat mengakibatkan
dimunculkan gejala-gejala yang muncul seperti cara berpakaian remaja kita yang
berdandan seperti selebritis yang cenderung ke Budaya Barat, gaya rambut yang
di cat beraneka warna. Anak muda yang tingkah lakunya tidak mengenal sopan
santun dan cenderung cuek tidak ada rasa peduli terhadap lingkungan. Banyaknya
pengaruh negatif pasar bebas itu, diperlukan langkah untuk mengatasinya
terhadap pengarh negatif tersebut.
Ketika membicarakan perilaku manusia kita juga membicarakan masalah
mental atau mindset. Sikap mental yang kuat dan konsisten serta mampu
mengeksplorasi diri adalah salah satu bentuk konkrit dari fitrah manusia. Amin
(2013) mengatakan secara psikologis eksistensi manusia, atau fitrah manusia
mempunyai dua kecenderungan, sebagai aspek manusiawi;
a) kecenderungan untuk bertahan diri dan mengembangkan diri, dan
b) kecenderungan untuk memenuhi kebutuhan atau melengkapi diri.
Kedua kecenderungan tersebut bersifat saling melengkapi yang satu tidak
mungkin ada tanpa yang lain, keseimbangan harmonis antara keduanya dalam diri
manusia.

9

Bimbingan dan konseling oleh masyarakat di negara maju telah dipandang
menjadi bagian yang penting, bahkan justru manfaatnya sangat berpengaruh bagi
kemajuan masyarakatnya. Hal tersebut memang wajar karena pelaksanaan
bimbingan dan konseling dikalangan masyarakat modern diarahkan pada
pemberian bantuan dalam pemecahan problem yang dihadapi anak didik secara
individual yang menyangkut berbagai aspek kehidupan manusia terutama akibat
pengaruh faktor-faktor dari luar terhadap kemajuan itu sendiri.
Problematika

kehidupan

masyarakat

semakin

maju

budaya

dan

teknologinya semakin kompleks permasalahan yang dihadapi. Baik problematika
yang menyangkut fisik maupun problematika yang menyangkut masalah psikis.
Problematika kehidupan tersebut sangat membutuhkan pemecahan yang dapat
dilakukan oleh tenaga pembimbing dan konselor.
Semakin maju suatu masyarakat semakin banyak tuntutan hidup yang
harus dipenuhi dan semakin kompleks hidup kejiwaan anggota masyarakat itu.
Hal ini berarti makin banyak memerlukan bimbingan dan konseling yang semakin
luas dan mendalam. Oleh karena itu, bimbingan konseling bertugas membantu
meringankan beban yang menekan psikologis akibat kondisi dan situasi seperti
pasar bebas yang akan berlangsung. Pendekatan keagamaan (religius approuch)
merupakan solusi untuk memecahkan permasalahan kehidupan masyarakat,
apalagi masyarakat modern yang memiliki peluang permasalahan yang sangat
kompleks.
Bimbingan dan konseling islam membentuk kompetensi utama ciri khas
konseling dalam prespektif agama. Pada umumnya berdasarkan tujuannya,
bimbingan konseling islam tidak memiliki perbedaan dengan bimbingan
konseling, yaitu sama-sama ingin membantu sesama manusia agar keluar dari
berbagai kesulitannya dengan kekuatannya sendiri. Perbedaan yang mendasar
terletak dalam dasar yang mewarnainnya yaitu bimbingan dan konseling islam
senantiasa mengaitkan dengan asas agama Islam. Konsep bimbingan dan
konseling bersandar kepada kemutlakaan kuasa Alloh dan kemaksimalan usaha
manusia.
Ciri khas bimbingan konseling islam inilah yang akan menjadi titik
pembeda dengan bimbingan konseling lainnya (psikologis dan pendidikan) dan

10

tidak mengenyampingkan teori dari bimbingan konseling umum yang telah
terlebih dahulu berkembang. Dikembangkannya tipe dan model bimbingan dan
konseling Islam juga akan mengokohkan Bimbingan Konseling islam ditengah
masyarakat

yang memiliki

‘religiusitas’ yang tinggi dengan segudang

problematika yang bertumpuk. Dalam bimbingan konseling islami hakikatnya
adalah membantu individu belajar mengembangkan fitrah iman dan atau kembali
kepada fitrah iman dengan cara memberdayakan (empowering) fitrah-fitrah
( jasmani, rohani, nafs, dan iman) mempelajari dan melaksanakan tuntunan Allah
dan Rasulnya agar fitrah-fitrah yang ada pada individu berkembang dan berfungsi
dengan baik dan benar. Pada akhirnya diharapkan agar individu selamat dan
memperoleh kebahagiaan yang sejati dunia akhirat. Selain itu, mengembangkan
fitrah yang dikaruniai Allah agar dapat berkembang dan berfungsi dengan baik
sehingga

menjadi

pribadi

yang

kaffah

dan

secara

bertahap

mampu

mengaktualisasikan apa yang diimaninya itu dalam kehidupan sehari-hari.

11

KESIMPULAN
1. Adanya pasar bebas Asean akan membawa banyak dampak dan perubahan
untuk masyarakat Indonesia.
2. Konsep bimbingan konseling islami adalah konseling islami adalah
aktivitas yang bersifat “membantu” karena pada hakikatnya individu
sendirilah yang perlu hidup sesuai tuntunan Alloh SWT (jalan yang lurus)
agar mereka selamat.
3. Perbedaan yang mendasar antara bimbingan konseling islam dan
bimbingan konseling lainnya terletak dalam dasar yang mewarnainnya
yaitu bimbingan dan konseling islam senantiasa mengaitkan dengan asas
agama Islam. Konsep bimbingan dan konseling islami juga bersandar
kepada kemutlakaan kuasa Alloh dan kemaksimalan usaha manusia.
4. Konseling Islami ditawarkan

sebagai salah satu layanan

untuk

menyongsong pasar bebas Asean.

12

Daftar Pustaka
Amin Samsul Munir. 2013. Bimbingan dan Konseling Islam, Jakarta; Amzah.
Fakih Ainur Rahim. 2001. Bimingan dan konseling dalam Islam, Jogjakarta;UII
Pres.
Hamdani Bakran Adz-Dzaky, Konseling dan Psikoterapi Islam, Yogyakarta: Fajar
Pustaka Baru 2001, hal. 189-190
Prayitno dan Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan dan konseling, Jakarta: Rineka
Cipta. 2004, hal 135
Sutoyo Anwar. 2013. Bimbingan dan Konseling Islami (Teori dan Praktik),
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Thoha Musnamar, Dasar-dasar konseptual Bimbingan dan Konseling Islami,
Yogyakarta: UII Press. 1992, hal 9
W.S. Winkel, 2004. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan, Jakarta: PT
Gramedia Widiasarana Indonesia.

13